BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana peneliti menyajikan suatu fakta untuk menggambarkan secara keseluruhan peristiwa yang sedang diteliti (Sutana dan Sudrajat, 2001). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara variabel bebas dan terikat dalam periode tertentu, dilakukan bersama – sama atau sekaligus (Notoatmodjo, 2002, p.27).
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2010 sampai Agustus 2010 dan tempat penelitian ini dilakukan di lokalisasi Sunan Kuning, Kelurahan Kali Banteng Kulon, Kecamatan Semarang Barat kota Semarang.
C. POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut (Notoatmodjo, 2005, p.79). Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006, p.130). Menurut Azwar (2009, p31) populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian.
41
42
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita pekerja seks di lokalisasi Sunan Kuning. Semarang, dengan jumlah total populasi sebanyak 814 wanita pekerja seks. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap memenuhi seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005, p.79). Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006, p.131). Sedangkan menurut Azwar (2009, p.32) sampel adalah sebagian dari populasi. Maka untuk menentukan jumlah sampel dapat menentukan rumus sederhana yaitu ( Notoatmodjo, 2002, p.92) : n
N 1 N (d 2 )
814 1 (814.(0,12 ))
814 1 814 . 0,01 814 1 (8,14) 814 9,14 89,3
89
Dimana, n : Besar sampel N : Besar populasi d : Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (10%)
43
Jadi jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 89 wanita pekerja seks. 3. Teknik Sampling Teknik sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel yang ada dengan menggunakan teknik sampling (Alimul, 2005, p.35). Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk munentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2009, p.300). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel kuota (quota sample). Teknik sampling ini dilakukan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan. Dalam mengumpulkan data, penelitian menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan ciri – ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut (asal masih dalam populasi). Biasanya yang dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah. Yang penting diperhatikan disini adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan (Arikunto, 2006, p.141). Sampel diambil dari masing - masing RT yaitu dengan rumus : Σ warga RT xn N
Didapatkan : RT 1 = 189 →
189 x 89 814
= 21 responden
RT 2 = 157 →
157 x 89 814
= 17 responden
RT 3 = 169 →
169 x 89 814
= 18 responden
44
RT 4 = 178 →
178 x 89 814
= 20 responden
RT 5 = 81 →
81 x 89 814
= 9 responden
RT 6 = 40 →
40 x 89 814
= 4 responden
D. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL 1. Variabel Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005, p.70). Berdasarkan hubungan fungsioanalnya antara variabel – variabel satu dengan yang lainnya, variabel dibedakan menjadi dua yaitu : a. Variable Independent Variable independent (variabel bebas) adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (Alimul, 2003,
p.37).
Variabel
bebas
adalah
variabel
yang
nilainya
mempengaruhi variabel terikat (Purwanto, 2009, p.88) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan dan pengetahuan wanita pekerja seks.
45
b. Variable Dependent. Variable dependent (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Alimul, 2003, p.37). Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas (Purwanto, 2009, p.88) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku pencegahan infeksi menular. 2. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi operasional
VARIABEL 1.Variabel Independent a. Karakteris tik WPS 1) Umur
2) Pendid ikan
b.
Pengeta huan
DEFINISI OPERASIONAL
INSTRUM EN PENELITI AN
Lama hidup wanita pekerja seks saat dilakukan pengumpulan data
Kuesioner
Jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh WPS
Kuesioner
Pemahaman informasi yang diperoleh wanita pekerja seks untuk mengenal dan mengetahui hal – hal yang berkaitan dengan IMS yang meliputi pengertian IMS, gejala – gejala IMS, akibat dari IMS dan cara pencegahan
Mengguna kan kuesioner yang terdiri dari 16 pertanyaan. Diukur dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk
KATEGORI
a) Remaja (12-18 tahun) b) Dewasa muda (18-35 tahun) c) Dewasa tengah (35-60 tahun) a) Tidak sekolah b) Tamat SD/MI c) Tamat SMP/MTS d) Tamat SMA/ Kejuruan/MA e) Tamat akademi perguruan tinggi a) Pengetahuan baik : jika nilai pengetahuan responden > 75% atau jawaban benar 13 - 16 b) Pengetahuan cukup : jika nilai pengetahuan responden
SKALA PENELI TIAN
Ordinal
Ordinal
Ordinal
46
jawaban salah
2.Variable Dependent A. Perilaku pencegaha n infeksi menular seksual
Tindakan nyata wanita pekerja seks untuk mencegah infeksi menular seksual
Mengguna kan kuesioner yang terdiri dari 9 pertanyaan. Diukur dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah
60% - 75% atau jawaban benar 10 – 12 c) Pengetahuan kurang:jika nilai responden <60%/jawaban benar < 10 a) Perilaku baik : jika nilai responden 75% - 100% atau jawaban benar 7 - 9 b). Perilaku cukup : jika nilai responden 60% - 74% atau jawaban benar 4 – 6 c) Perilaku kurang : jika nilai responden < 60% atau jawaban benar <4 (Arikunto, 2006)
Ordinal
E. PROSEDUR PENELITIAN Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sesuai prosedur, sebagai berikut : a. Setelah memperoleh surat ijin penelitian dari Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, peneliti meminta ijin kepada Kesbang Linmas Semarang untuk melakukan penelitian di Lokalisasi Sunan Kuning kota Semarang Keluruhan Kali Banteng Kulon Kecamatan Semarang Barat.
47
b. Setelah memperoleh surat ijin dari Kesbang Linmas Semarang, untuk melakukan penelitian di Lokalisasi Sunan Kuning kota Semarang Keluruhan Kali Banteng Kulon Kecamatan Semarang Barat, peneliti meminta ijin kepada Dinas Kesehatan Kota Semarang. c. Setelah memperoleh surat ijin dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, peneliti meminta ijin kepada Kepala Puskesmas Lebdosari sebagai tempat dilakukannya penelitian. d. Penulis
mengadakan
pendekatan
kepada
calon
responden
untuk
menjelaskan maksud dan tujuan, manfaat penelitian serta membuat kesepakatan dan menyatakan bahwa calon responden bersedia menjadi responden dan menandatangani surat kesediaan menjadi responden. e. Peneliti memberikan daftar kuesioner kepada responden dan menjelaskan cara mengisi kuesioner kemudian peneliti mengambil kuesioner yang telah diisi oleh responden dan memeriksa kembali kelengkapan isi.
F. METODE PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009, p.308). Dalam penelitian ini data primer dikumpulkan dengan kuesioner yaitu melalui wawancara, daftar pertanyaan yang ditanyakan kepada responden oleh
48
peneliti sendiri tentang umur, pendidikan, pengetahuan mengenai IMS dalam pencegahan IMS pada wanita pekerja seks. Sedangkan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, data dari Puskesmas Lebdosari dan buku bacaan. Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pertanyaan No 1. .
Variabel Pengetahuan
Indikator Pengertian IMS Jenis IMS Gejala IMS Akibat IMS Cara pencegahan Perilaku berisiko terhadap penularan
2
Perilaku Pencegahan IMS
Menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual Menghindari hubungan seksual bila ada gejala IMS Bila terinfeksi IMS mencari pengobatan ke klinik kesehatan Melakukan hubungan seksual dengan pasangan setia Melakukan tes skrinning secara teratur
Favourable 2 5,6,7 8 10.12 13 15,16
Unfavourable 1,3 4 9 11 14 -
Item 3 4 2 3 2 2
1,2
-
2
-
3
1
4, 5,7
-
3
6
-
1
TOTAL
8,9 18
2 7
25
G. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Menurut Riyanto (2009, p.39-46) uji validitas dan realibilitas yaitu : 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk masing – masing pertanyaan dari variabel. Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner yaitu keharusan sebuah kuesioner untuk valid dan reliabel. Uji validitas dilakukan di Lokalisasi Gambilangu dengan jumlah 20 responden karena
49
mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan subyek yang akan diteliti dengan mengisi kuesioner yang terdiri dari 16 pertanyaan berupa pengetahuan dan 9 pertanyaan berupa perilaku pencegahan IMS. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (pengetahuan dan perilaku pencegahan IMS) dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masing – masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel (pertanyaan) dikatakan valid bila skor variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Semua pertanyaan dari no 1 – 16 yaitu valid dengan nilai r-hitung > 0,444 pada pertanyaan pengetahuan dan pada pertanyaan perilaku dari soal no 1 – 9 yaitu valid dengan r-hitung > 0,444. Teknik korelasi yang dilakukan korelasi pearson product moment
rxy
n x
ny xy 2
x n y 2 y 2
2
Keputusan Uji : a. Bila r hitung (r pearson) > r tabel : maka Ho ditolak artinya pertanyaan valid b. Bila r hitung (r pearson) < r tabel : maka Ho diterima artinya pertanyaan tidak valid Dengan penjabaran tabel di bawah ini : Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
50
Pengetahuan No 1 2 3 4 5 6 7 8
Pernyataan Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan salah satu infeksi saluran pencernaan yang disebarkan oleh lalat IMS merupakan salah satu infeksi saluran kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual IMS tidak dapat ditularkan dengan hubungan seksual melalui dubur/ anus Malaria termasuk jenis IMS HIV/AIDS termasuk jenis IMS Kencing nanah adalah jenis IMS Tanda penyakit sifilis adalah adanya luka pada kemaluan tanpa nyeri Merasakan gejala sakit disekitar alat kelamin, sakit pada waktu buang air kecil dan ada cairan yang tidak normal pada alat kelamin merupakan gejala IMS
Pearson |Correlation 0,760
Valid
0,666
Valid
0,447
Valid
0,666 0,630 0,666 0,471
Valid Valid Valid Valid
0,666
Valid
Hasil
9
Bukan gejala dari IMS yaitu gatal di daerah alat kelamin
0,566
Valid
10
IMS bisa menyebabkan kemandulan
0,663
Valid
11
IMS tidak bisa menyebabkan bayi prematur
0,545
Valid
12
Kanker serviks merupakan salah satu akibat dari IMS
0,698
Valid
13
Saling bergantian penggunaan jarum suntik merupakan cara penularan IMS
0,653
Valid
14
Menggunakan kondom pada saat melakukan hubungan seksual denan pasangan yang berisiko merupakan salah satu cara penularan |IMS
0,504
Valid
15
Saling berganti – ganti pasangan seksual termasuk perilaku berisiko terhadap penularan IMS
0,578
Valid
16
Terus melakukan hubungan seksual walaupun mempunyai keluhan IMS adalah perilaku yang sering menyebabkan seseorang tertular IMS
0,566
Valid
Perilaku Pencegahan IMS No 1 2 3 4 5
Pertanyaan Apakah anda menawarkan pada pelanggan anda untuk memakai kondom sebelum melakukan hubungan seks Apakah anda menyediakan kondom untuk pelanggan anda sebelum melakukan hubungan seks Apabila anda positif menderita IMS apakah anda tetap melayani tamu dengan menggunakan kondom Apakah anda memeriksakan diri ke klinik kesehatan secara rutin Apabila anda merasakan gejala sakit disekitar alat kelamin, keluar cairan yang tidak normal pada alat kelamin, anda akan segera memeriksakan diri ke klinik untuk mengetahui apakah dirinya mengidap salah satu penyakit menular seksual
Pearson Correlation 0,496
Valid
0,543
Valid
0,597
Valid
0,489
Valid
0,920
Valid
Hasil
51
6
Apakah anda berkeinginan memiliki 1 orang pasangan untuk melakukan hubungan seksual
0,489
Valid
7
Apabila anda diberi obat/vitamin dari petugas kesehatan, apakah anda meminumnya sesuai dosis
0,671
Valid
8
Apabila anda belum terkena IMS, maukah anda melakukan tes skrinning
0,473
Valid
9
Apabila anda positif terkena IMS, bersediakah anda melakukan tes skrinning secara rutin
0,542
Valid
2. Uji Reliabilitas Setelah semua pertanyaan sudah valid semua, analisis selanjutnya dengan uji reliabilitas. Dilakukan terhadap seluruh pertanyaan dari variabel. Caranya adalah membandingkan r hasil dengan nilai konstanta (0,6). Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai alpha. Ketentuannya bila r alpha > konstanta (0,6) maka pertanyaan tersebut reliabel (Riyanto, 2009). Hasil uji reliabilitas pada pertanyaan pengetahuan adalah 0,913 (>0,6) berarti reliabel sedangkan pada pertanyaan perilaku adalah 0,848 (>0,6) berarti reliabel. Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach 2 k Si 1 S 2 k 1 t
Keterangan : = angka korelasi
k = jumlah item Si2 = varian skor pertanyaan item ke-i St2 = varian skor total
52
H. METODE PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA 1. Metode Pengolahan Data Pengolahan data penelitian dilakukan melalui tahap – tahap sebagai berikut (Alimul, 2003) : a. Editing Editing yaitu melakukan pengecekan kelengkapan data diantaranya kelengkapan identitas responden, lembar kuesioner dan kelengkapan pengisian sehingga apabila terjadi ketidaksesuaian atau kesalahan data dapat segera dengan mudah melakukan perbaikan. Kegiatan editing dalam penelitian ini mencakup : 1) Lengkap : semua jawaban sudah terisi semuanya 2) Jelas : apakah sudah cukup jelas terbaca 3) Relevan : apakah relevan dengan pertanyaan 4) Konsisten : apakah jawabannya konsisten dengan petunjuknya b. Scoring Mengklasifikasikan data menurut jenisnya dengan memberikan kode
Pada jawaban benar (favourable), jika jawaban benar skor 1 dan jika jawaban salah skor 0.
Pada jawaban salah (unfavourable), jika jawaban benar skor 0 dan jika jawaban salah skor 1.
c. Tabulating Tabulating merupakan kegiatan memasukkan data – data hasil penelitian kedalam tabel – tabel sesuai kriteria.
53
d. Entry Data Entry data merupakan proses memasukkan data kedalam komputer melalui program SPSS versi 12.0. Sebelum dilakukan analisis dengan komputer dilakukan pengetahuan ulang terhadap data. 2. Analisis Data Analisis data adalah digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan yaitu mempelajari hubungan antar variabel (Notoatmodjo, 2005, p.188). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Analisis univariat Analisis ini menggambarkan masing-masing variabel penelitian, diantaranya adalah umur, pendidikan dan pengetahuan wanita pekerja seks tentang IMS dan perilaku pencegahan IMS. Pada data kategorik, data yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sedangkan pada data numerik akan ditampilkan nilai terendah, tertinggi, rata – rata dan simpangan baku (Budiarto, 2002 p.71) dengan rumus:
F F X x 100% X x 100% N N Dimana: X = Hasil presentase F = Frekuensi hasil pencapaian N = Total seluruh observasi