BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.33 Jenis penelitian ini adalah penelitian tidak murni, desain penelitian yang diunakan yaitu menggunakan model One Group pretest Posttest Design yang mana penelitian eksperimen jenis ini dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding.34 Skema model One Group Pretest Posttest Design adalah sebagai berikut. O1 X
O2
Dimana: O1 = Pretest X = Perlakuan Model Problem Based Learning O2 = Posttest
33
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hal. 12. 34 Ibid.,hal. 279. 36
37
B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.35 Peneliti mengambil Kelas VIII semester 1 tahun ajaran 2016/2017 di MTsN 1 MODEL Palangka Raya adapun jumlah kelas VIII sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa
±216 Siswa,
Rinciannya yaitu : Tabel 3.1 Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII36 No. Kelas Jumlah siswa (orang) 1 VIII-1 36 2 VIII-2 37 3 VIII-3 37 4 VIII-4 36 5 VIII-5 36 6 VIII-6 34 ∑ 216 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.
37
Peneliti dalam mengambil sampel
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
35
38
Sampel yang
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, hal. 99. 36 Hasil observasi pada mei 2016 37 Nanang Martono, Metode Penlitian Kuatitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder (edisi revisi), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010,hal.74 38 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2007, hal. 300.
38
digunakan adalah kelas VIII-6 dikarenakan sampel tersebut belum diajarkan materi gerak benda, dan diberikan ijin digunakan sebagai sampel penelitian. C. Tempat dan Waktu Penelitian Penalitian akan dilaksanakan di MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun ajaran 2016/2017. Waktu pelaksanaan yaitu pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober Tahun 2016. D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan berbagai teknik pengumpulan data untuk memperoleh berbagai data yang diperlukan, adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu : 1. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah, 39 sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan dalam metode ini peneliti mengambil data yang berupa dokumen-dokumen yang berkaitan nilai-nilai siswa kelas VIII dalam pelajaran fisika khususnya pokok bahasan gerak benda.
39
Nana Syaodih Sukmdinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2011, hal. 221
39
2. Observasi Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa observasi atau disebut juga dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan segala indra.40 Berdasarkan definisi di atas maka yang dimaksud metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data melalui pengamatan panca indra yang kemudian diadakan pencatatan-pencatatan. Peneliti menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung di lapangan, terutama data tentang: jumlah siswa, prestasi siswa dan lain sebagainya yang dapat membantu penelitian ini. 3. Tes Hasil Belajar Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.41 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Benyamin Bloom secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu: a.
Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
40
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik edisi revisi, Jakarta : renika cipta,, hal. 156 41 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003, hal. 170.
40
b.
Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
c.
Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.42
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Instrumen Penilaian Adversity Quotient siswa menggunakan angket yang merupakan instrumen untuk mengukur tinggi rendahnya adversity quotient siswa terdiri dari pertanyaan-pertanyaan keadaan siswa menggunakan penskalaan yang dikemukaan oleh Stolz, dengan menggunakan angket yang memiliki instrumen yang telah ditetapkan untuk mengetahui tingkat CO2RE (Control, Origin, Ownership, Reach, Endurace), yang nantinya jumlah keseluruhan dari instrumen angket tersebut adalah hasil untuk mengukur tinggi rendahnya AQ siswa, dimana kisi-kisi pernyataan AQ tertera pada tabel 3.2 di bawah: Tabel 3.2 Blueprint Skala Pernyataan Adversity Quotient No. Dimensi Nomor Pertanyaan ∑ Control 3,10,12,15,17, 1 10 20,23,24,30,40 Origin dan 2,4,11,21,38 2 10 Ownership 5,13,26,32,34 Reach 6,16,18,22,25, 3 10 27,28,29,36,37 Endurace 1,7,8,9,14,19, 4 10 31,33,35,39 40 Jumlah 42
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya, hal. 22-23.
41
2. Instrument Tes Hasil Belajar yang digunakan merupakan tes hasil belajar pada ranah kognitif dalam pelajaran fisika khususnya pokok bahasan gerak benda. Bentuk tes hasil belajar yang digunakan berupa tes pilihan ganda. Sebelum digunakan untuk penelitian, tes hasil belajar harus dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas, uji daya beda serta tingkat kesukaran soal. Tabel 3. 3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Kognitif No 1. 3. I 2. n 3. s 4. t 5. r6. u7. 8. m 9. e 10. n 11. 12. p 13. e14. n 15. i 16. l17. a18.
Indikator Menjelaskan pengertian gerak lurus beraturan Mengetahui contoh-contoh gerak semu dalam kegidupan sehari-hari Menentukan nilai kelajuan suatu benda Menganalisis grafik kelajuan terhdap waktu Menjelaskan pengertian gerak lurus berubah beraturan Mengetahui pengertian percepatan Menentukan nilai percepatan suatu benda Menganalisis grafik kecepatan terhdap waktu Menjelaskan pengertian gaya Menyebutkan dan menjelaskan jenisjenis gaya Menyebutkan bunyi Hukum I Newton Siswa dapat menuliskan persamaan hukum I Newton Menyebutkan hukum II Newton Menganalisis penerapan hukum II Newton Menentukan nilai gaya suatu benda menggunakan persamaan hukum II Newton Menyebutkan hukum III Newton Menuliskan persamaan hukum III Newton Menentukan nilai resultan suatu gaya pada suatu benda ∑
Klasifikasi
Nomor Soal
Jumlah Soal
C2
1
1
C2
2
1
C3
3
1
C4
4
1
C2
5
1
C2
6
1
C3
7
1
C4
8
1
C2
9
1
C2
10
1
C2
11
1
C2
12
1
C2
13
1
C4
14
1
C3
15
1
C2
16
1
C2
17
1
C3
18
1 18
42
ian afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) siswa menggunakan lembar pengamatan. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui nilai afektif (sikap) dan psikomotorik siswa. Instrumen ini diisi oleh 4 orang pengamat yang duduk di tempat yang memungkinkan untuk dapat mengamati dan mengikuti seluruh proses pembelajaran, diberikan dan diisi oleh pengamat dari awal pertemuan sampai pertemuan akhir pembelajaran. F. Teknik Keabsahan Data Adapun uji coba instrumen yang akan dilakukan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. 1.
Uji Validitas Validitas adalah tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa yang akan diukur. 43 Pada penelitian ini menggunakan pengukuran validitas item tes melalui teknik sebagai berikut: rbis= Mp Mt x p St
q
(3.1)44
Keterangan: rbis= Koefisien korelasi biserial Mp = Rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawaban benar Mt = Rerata skor total St = Standar deviasi skor total P
= Proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal
q = Proposisi peserta yang jawabannya salah atau (q=1-p) Tabel 3.4 Klasifikasi Validitas45 Validitas Kriteria 43
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, hal. 223.
44
Mulyasa Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, hal. 61. 45
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta, 2013, hal. 231.
43
0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,00
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Harga korelasi dibawah 0,30 dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.46 Harga validitas butir soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian adalah butir-butir soal yang mempunyai harga validitas di atas 0,3. Jadi butir soal yang mempunyai harga validitas kurang dari 0,3 tidak digunakan sebagai instrumen penelitian. 47 Berdasarkan analisis soal menggunakan persamaan tersebut dengan bantuan Microsoft Excel didapat bahwa dari 36 soal yang digunakan sebagai uji coba test hasil belajar kognitif didapatkan 11 soal yang valid dan 25 soal yang tidak valid, hasil perhitungan validitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2.1. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas artinya dapat dipercaya, artinya sebuah tes dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil yang tidak berubah-ubah.
48
Perhitungan mencari reliabilitas menggunakan rumus K-R21 yaitu: (
)(
(
)
)
(3.2)49
46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,. . .hal.179. Ibid,hal.64. 48 Margono, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta,2003.hal. 181. 47
49
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hal. 229.
44
Keterangan: r11
= Reliabilitas K-R21
M
= Skor rata-rata
k
= Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
Untuk mencari varians total (Vt) yaitu:
(
) 50
Untuk memutuskan instrumen tersebut reliabel atau tidak, hingga dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien yang diperoleh, maka dalam menentukan seberapa kuat hasil yang diperoleh dapat berpedoman pada kategori sebagai berikut:
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 3.5 Skor Reliabilitas51 Reliabilitas Kriteria 0,000 – 0,200 Sangat rendah 0,210– 0,400 Rendah 0,410 – 0,600 Cukup 0,610– 0,800 Kuat 0,810– 1,000 Sangat kuat
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas butir soal dengan bantuan Microsoft Excel diperoleh tingkat reliabilitas tes hasil belajar kognitif sebesar 0,62 dengan kategori kuat, hasil perhitungan reliabilitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2.1.
2. Tingkat Kesukaran
50
51
Ibid. hal. 227.
Gito Supriadi, Pengantar dan teknik Evaluasi pembelajaran,Malang:Inti Media, 2011, hal. 128
45
Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertamatama dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. 52 Taraf kesukaran adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah 53 . Taraf kesukaran tes dinyatakan dalam indeks kesukaran (difficult Index). Angka indeks kesukaran item dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: P
x
(3.3)54
Sm N
Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Banyaknya siswa yang ikut mengerjakan tes Tingkat kesukaran biasanya dibedakan menjadi tiga kategori, seperti pada tabel 3.6: Tabel 3.6 Tabel Tingkat Kesukaran55 Nilai p Kategori P < 0,3 Sukar Sedang 0,3 p 0,7 P > 0,7 Mudah
52
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,hal. 370. Zainal Arifin, Evalusi Pembelajaran,. . .hal. 266. 54 Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes, hal.12. 55 Ibid.,21. 53
46
Berdasarkan hasil analisis butir soal menggunakan rumus tersebut dengan bantuan Microsoft Excel diperoleh bahwa 6 soal kategori sukar, 28 soal kategori sedang dan 2 soal kategori mudah, hasil perhitungan tingkat kesukaran secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2.1. 3. Daya Pembeda Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya.56 D
B A BB PA PB JA JB
(3.4)
Keterangan :
D
= daya beda butir soal
BA
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab betul
JA
= banyaknya peserta kelompok atas
BB
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab betul
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah.57 Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda Nilai DP Kriteria Negatif Soal dibuang 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik sekali
56
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hal. 141. 57 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan edisi Revisi,Jakarta: Bumi Aksara,1999 .hal 213-214
47
Berdasarkan analisis butir soal dengan rumus tersebut didapat bahwa daya beda butir soal tersebut yaitu terdapat 15 soal dengan kriteria jelek, 10 soal dengan kriteria cukup, 7 soal dengan kriteria baik dan 4 soal yang dibuang. Hasil perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda butir soal yang diujicobakan adalah sebanyak 36 butir soal secara rinci dapat dilihat pada lampiran 1.1 dan soal yang dapat digunakan sebanyak 18 butir soal dapat dilihat pada lampiran 1.2 yang mana soal-soal tersebut sesuai dengan indikator yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif, perhitungan hasil ujicoba daya pembeda secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2.1.
G. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam rangka merumuskan kesimpulan. Teknik analisia data dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh data dalam penelitian, menggunakan koesioner atau angket dimana skala yang terdiri dari pertanyaan-pertayaan mengenai keadaan diri dari subjek (siswa). Bentuk skala yang digunakan dalam membuat pertanyaan pada penelitian ini adalah dengan skala yang dikemukakan oleh Stolz yaitu CO2RE (Control, Origin, Ownership, Reach, Endurace), kriteria yang digunakan untuk pemberian skor pada angket adalah sebagai berikut :
48
Tabel 3.8 Kriteria pemberian Skor Pada Angket Adversity Quotient No. Pilihan Pernyataan Poin 1 Sangat Setuju 1 2 Setuju 2 3 Kurang setuju 3 4 Tidak setuju 4 5 Sangat tidak Setuju 5
Analisis angket adversity quotient siswa menggunakan pemberian skor yang digunakan yaitu dengan menjumlahkan setiap indikator atau dimensi adverity quotient yang didapat. Tabel 3.9 Skor Adverity Quotient58 Interval skor Adverity Quotient Keterangan 166-200 Sangat Tinggi 135-165 Tinggi 95-134 Menengah 60-94 Rendah >59 Sangat Rendah
Setiap indikator atau dimensi AQ yang didapat dapat dikategorikan berdasarkan tingkatan-tingkatan atau kriteria tertentu, adapaun kriteria dimensi CO2RE yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.10 Skor Adverity Quotient setiap indikator59 Poin Keterangan 38-50 Tinggi 24-37 Menengah 10-23 Rendah
2. Analisis penilaian afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) siswa menggunakan analisis statistik deskriptif rata-rata berdasarkan nilai yang diberikan berdasarkan hasil lembar pengamatan. Kriteria yang digunakan 58
Stolz,Paul G,Adversity Quotientmengubah hambatn jadi peluang, Grasindo, Jakarta, 2000.Hal.139 59 Ibid.,hal 144-165.
49
untuk mendeskripsikan rata-rata penelitian dari hasil pengamatan yaitu tertera pada tabel 3.11 berikut : Tabel 3.11 Poin penilaian Afektif dan Psikomotorik Poin Keterangan 1 Kurang baik 2 Cukup baik 3 Baik 4 Sangat baik
Rentang tiap kategori ditetapkan menggunakan persamaan statistik yang disesuaikan dengan data.
(3.5)
N
Keterangan:
X
= Rerata nilai
X = Jumlah skor keseluruhan = Jumlah kategori yang ada60
N
Tabel 3. 12 Klasifikasi Rerata Nilai Afektif dan Psikomotorik61 Rerata nilai Kategori 1,00 – 1,49 Tidak baik 1,50 – 2,49 Kurang baik 2,50 – 3,49 Cukup baik 3,50 – 4,00 Baik
Hasil
belajar
pada
ranah
afektif
dan
psikomotorik
dikonversi
menggunakan rumus :
60
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999, hal. 264. 61 Meilina Damayanti Audiari, “Pengaruh Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Model Keterhubungan (Connected) Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Klasifikasi Benda Kelas VII SMPN 2 Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015, hal. 65” Skripsi.
50
Nilai =
jumlah
skor yang diperoleh x 100 skor maksimum
(3.6)62
3. Analisis tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui tingkat ketuntasan atau tingkat penguasaan hasil belajar siswa setelah mengggunakan pembelajaran fisika pokok bahasan gerak benda. Analisis Tes Hasil Belajar (THB) untuk ranah kognitif menggunakan rumus secara umum sebagai berikut: Nilai =
(skor yang dicapai ) x 100 (skor maksimum ideal)
(3.6)63
4. Analisis terdapat tidaknya hubungan adversity quotient dan hasil belajar menggunakan rumus persamaan korelasi Product Moment Pearson. Sebelum dilakukan uji korelasi Product Moment Pearson, maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu dengan uji normalitas dan uji linearitas. a. Uji Normalitas adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang dianalisis. Adapun hipotesis dari uji normalitas adalah: H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Untuk menguji perbedaan frekuensi menggunakan rumus uji kolmogorov-Smirnov. Rumus kolmogorov-Smirnov tersebut adalah : D maksimmSn1 Sn2
64
(3.8) 62
Gito Supriyadi, Pengantar dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, Malang: Intimedia, 2011, hal.91 63 Ibid.,hal191
51
Penelitian ini uji normalitasnya menggunakan program SPSS versi 17.0 for windows. Kriteria pada penelitian ini apabila hasil uji normalitas nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai alpha/probabilitas 5% maka data berdistribusi normal atau H0 diterima.65 b. Uji Linearitas adalah untuk menguji, model linier yang diambil sudah betul-betul sesuai dengan keadaan atau tidak. Jika hasil pengujian non linear tidak cocok, maka harus mengambil model non linear.66 Rumus Uji Linearitas adalah sebagai berikut: (3.9)
Keterangan
:
RJKTC
= Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
RJKE
= Jumlah Kuadrat Eror67
Menentukan keputusan pengujian
64
Jika Fhitung
Ftabel artinya data berpola linear
Jika Fhitung
Ftabel artinya data berpola tidak linear.
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2009, hal. 156. Teguh Wahyono, 25 Model analisis statistik dengan SPSS 17, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009, hal. 187. 66 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2014, hal. 269. 67 Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung: alfabetha, 2010, hal.186. 65
52
c. Uji untuk menganalisis hubungan adversity quotient dan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik dapat dihitung korelasinya dengan menggunakan persamaan korelasi Product Moment Pearson berikut : r
n X i .Yi X i . Yi
n X
2 i
X i n Yi Yi 2
2
2
(3.10)
Jika pada taraf signifikansi 5% harga rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan, sedangkan rhitung < rtabel maka tidak terdapat hubungan yang signifikan dalam penelitian ini. Tabel 3.13 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi 68 Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat
68
Sugiono, Metode Penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kalitatif dan R &D, Bandung.Alfabeta .hal. 257.