BAB III METODE PENELITIAN
Didalam bab ini akan menjelaskan bagaimana cara penelitian ini akan dilakukan. Pada bab ini akan mencakup pembahasan mengenai difinisi dan jenis variabel yang digunakan, populasi dan sampel data, metode dalam pengumpulan data, dan metode analisis data yang dibutuhkan didalam penelitian ini. Berikut penjelasannya. 3.1
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah karateristik yang nilai datanya bervariasi dari satu
pengukuran ke pengukuran berikut. Untuk menguji hipotesis yang diajukan, variabel yang diteliti dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi variabel dependen, variabel independen dan variabel kontrol. 3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas (Sekaran, 2003). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Volatilitas Harga Saham (Price Share Volatility) yang dilambangkan dengan P_Vol. P_Vol diukur dengan menggunakan metode yang sama dengan jurnal acuan, yaitu metode dari penelitian Baskin (1989) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
51
35
Dimana : P_Vol
= Volatilitas Harga Saham (Price Share Volatility)
Hi
= Harga Saham Biasa Tertinggi untuk tahun i
Li
= Harga Saham Biasa Terendah untuk tahun i
n
= jumlah tahun sampel data
Nilai i adalah dari 1 sampai n 3.1.2 Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang membantu menjelaskan varians dalam variabel terikat (Sekaran, 2003). Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Devidend Payout Ratio (DPR) Varibel ini dilambangkan dengan DPR. DPR merupakan bagian laba perusahaan yang dibayarkan dalam bentuk dividen. Perhitungan dalam DPR adalah perbandingan antara kas dividen dengan laba setelah pajak. Kebijakan dividen termasuk bagian inti suatu keputusan pembelanjaan perusahaan yang dikarenakan dari likuiditas perusahaan itu sendiri. Menurut Hanafi (2007:88) DPR merupakan perbandingan antara kas dividen dengan laba setelah pajak. Semakin besar dividen yang diberikan maka
36
semakin besar DPR tersebut. Data dari DPR ini diambil dari tahun 2005-2013 pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) serta ditemukan dalam website www.idx.co.id pada Bursa Efek Indonesia. Formula dari pendekatan DPR menurut Robert (2007:623) dapat dirumuskan sebagai berikut :
DPR
=
DPR
=
atau
2) Dividend Yield Variabel ini dilambangkan dengan Yield. Pada dasarnya variabel ini menggambarkan seberapa besar income return yang akan didapatkan oleh investor atas sejumlah uang yang mereka investasikan. Dalam kata lain, variabel ini merupakan ukuran rate of return atas suatu investasi saham yang diukur dari dividen tunai. Variabel ini membandingkan dividen per lembar saham dengan harga per lembar saham. Variabel ini diukur dengan cara melakukan pembagian antara dividend per share (DPS) yaitu jumlah dividen yang dibagikan ke pemegang saham (investor) per lembarnya, dengan harga saham biasa per lembarnya. Formula dari pendekatan yield menurut Robert (2000:618) dapat dirumuskan sebagai berikut: .:
37
3) Price Sales Ratio Variabel
ini
dilambangkan
dengan
PSR.
Rasio
penilaian
yang
membandingkan harga saham perusahaan dengan pendapatan per saham selama satu tahun (Jones, 2004:268). Seperti semua rasio, price sales ratio yang paling relevan ketika digunakan untuk membandingkan perusahaan di sektor yang sama. Jika, dihitung, maka rumus yang digunakan adalah: PSR =
4) Free Cash Flow Variabel ini dilambangkan dengan FCF. FCF merupakan pembagian dividen yang dilakukan oleh perusahaan yang dibandingkan dengan arus kas. Perhitungan dividen ini sama halnya dengan perhitungan dividen lainnya yang membedakan adalah pembagian dividen yang dilihat dari jumlah arus kas milik perusahaan tidak hanya pembagian berdasarkan jumlah laba. Jika dihitung, menggunakan rumus sebagai berikut: FCF =
38
3.1.3 Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang mengontrol hubungan variabel dependen dan variabel independen dan pasti berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam Hashemijoo et al. (2012) juga menyebutkan bahwa dalam penelitian Baskin (1989), Baskin menyebutkan bahwa ukuran perusahaan (size), volatilitas laba perusahaan (earning volatility), tingkat hutang perusahaan (leverage), dan tingkat pertumbuhan perusahaan (growth) mempengaruhi volatilitas harga saham dan kebijakan dividen. Didalam penlitian ini mengadopsi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Baskin (1989) yang juga diadopsi oleh Hashemijoo (2012) dan Hussainey et al. (2011) dengan menambah empat variabel yaitu: 1) Ukuran Perusahaan (Size) Variabel ukuran perusahaan ini dilambangkan dengan Size. Baskin (1989) menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki lebih banyak investor akan lebih memilih untuk menggunakan dividen sebagai sinyal, jadi ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel size didalam penelitian ini diukur dengan cara mengalikan jumlah saham biasa beredar dengan harga per lembarnya yang kemudian di log atau yang disebut dengan market capitalization. Metode penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Baskin (1989), Hussainey et al (2011), dan Hashemijoo et al (2013) 2) Volatilitas Laba Perusahaan (Earning Price Volatility)
39
Variabel ini dilambangkan dengan Earn.Volty. Earning Price Volatility adalah ukuran seberapa stabilnya atau konsistennya laba perusahaan dari tahun ke tahun. Earn.Volty diukur dengan menggunakan rasio perbandingan antara Earning before interest and taxes (EBIT) dengan total asset pada tahun yang bersangkutan. Hashemijoo et al. (2012) menyatakan bahwa risiko pasar yang dihadapi perusahaan dapat mempengaruhi baik volatilitas harga saham maupun kebijakan dividen. Maka variabel Earning Price Volatility ditambahkan sebagai variabel kontrol. 3) Leverage Tingkat hutang perusahaan berkaitan dengan solvabilitas. Solvabilitas merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutanghutangnya. Hashemijoo et al. (2012) menyebutkan bahwa karena risiko operasi (operating risk), tingkat hutang perusahaan dapat mempengaruhi secara negatif volatilitas harga saham. Hashemijoo et al. (2012) menyebutkan bahwa terjadinya asimetri informasi antara manajemen dan investor sangat berkaitan dengan tingkat hutang dan kebijakan dividen, sehingga tingkat hutang dijadika sebagai variabel kontrol. Variabel ini dilambangkan dengan Leverage, diukur dengan rasio debt to asset (DAR). 4) Tingkat Pertumbuhan Perusahaan (Growth) Variabel ini dilambangkan dengan Growth, diukur dengan rasio perbandingan antara total asset di awal tahun dengan akhir tahun. Growth merupakan ukuran perkembangan/kemajuan perusahaan. Hashemijoo et al. (2012)
40
menyebutkan bahwa kebijakan dividen mempunyai hubungan yang berkebalikan (hubungan negatif) dengan tingkat pertumbuhan perusahaan karena perusahaan yang masih dalam masa pertumbuhan (growth age) akan cenderung menyimpan labanya untuk diinvestasikan di masa depan. Atas pertimbangan ini growth dijadikan sebagai variabel kontrol. Growth, diukur dengan rasio perbandingan antara perubahan asset pada tahun yang bersangkutan dengan total asset di awal tahun
3.2
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel dari populasi yang ada berdasarkan kriteria yang dikehendaki oleh peneliti. Metode ini dipilih dengan tujuan agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian dan juga agar hasil penelitian ini dapat dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya karena penelitian sebelumnya menggunakan metode yang sama. Berdasarkan metode tersebut maka kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2005-2013. b. Emiten mempublikasikan laporan keuangan tahunan lengkap untuk periode 1 Januari 2005-31 Desember 2013. c. Emiten minimal satu kali melakukan pembayaran dividen tunai selama tahun 2004-2013.
41
d. Data-data yang terkait dengan variabel-variabel penlitian tersedia lengkap didalam laporan keuangan tahunan perusahaan yang diterbitkan pada tahun 2005-2013.
3.3
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
bersumber dari dokumentasi perusahaan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada dan tidak perlu dicari sendiri oleh peneliti (Sekaran, 2003). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dari perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2013 dan membagi selalu dividen dari tahun 2005 sampai tahun 2013. Data mengenai perusahaan yang membagi dividen penulis peroleh dari website resmi BEI bernama www.ksei.co.id. Sedangkan data lainnya seperti harga saham tertinggi-terendah dan laporan keuangan dapat diperoleh di Pojok BEI Fakultas Ekonomi dan Bisnis atau di www.idx.co.id .
3.4
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan suatu proses untuk mendapatkan data
penelitian yang valid dan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Data tersebut akan diolah menjadi informasi yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
42
a.
Dokumentasi Yaitu metode pengumpulan data yang berasal dari pencatatan sumber atau publikasi lain (Sugiyono, 2004). Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
b.
Studi Pustaka Metode studi pustaka dilakukan dengen menggunakan berbagai literature yang berhubungan dengean penelitian ini.
3.5
Metode Pengolahan Data Data diolah dengan menggunakan software Eviews 9, data diolah dengan
metode data panel. Data panel menggabungkan jenis data cross section dan data time series. Dengan menggunakan data panel, jumlah observasi yang dapat digunakan untuk kepentingan estimasi paramater populasi akan semakin besar. Semakin banyaknya jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian, tingkat keakuratan hasil penelitian akan semakin meningkat. Dengan menerapkan proses estimasi data panel, maka secara bersamaan akan dapat diestimasi karakterisrik individu yang mencerminkan dinamika antar waktu dari masing-masing variabel bebas tersebut. Beberapa keuntungan menggunakan data panel antara lain (Baltagi, 2005) : 1.
Dapat dilakukan kontrol terhadap heterogenitas individu, karena data panel terdiri dari data individual dalam periode waktu tertentu.
43
2.
Dapat memberikan data yang lebih banyak informasi, lebih banyak variasi, kolinearitas antar variabel lebih rendah, derajad kebebasan lebih banyak, dan lebih efisien.
3.
Data panel lebih mampu mempelajari the dynamics of change.
4.
Data panel lebih baik dalam mendeteksi dan mengukur akibat-akibat yang secara sederhana tidak apat diobservasi dengan data cross section atau data time series.
3.6
Pemilihan Metode Pengolahan Data Mengingat data panel merupakan gabungan dari data cross section dan data
time series, maka model dirumuskan sebagai berikut: Yit= α + Xit ßj + ɛit Dimana: i
=
1,2,…,N
t
=
1,2,…,T
N
=
jumlah unit cross section
T
=
jumlah periode time series
NxT
=
jumlah data panel
Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat tiga teknik pendekatan yang dapat digunakan, yaitu pendekatan kuadrat terkecil (Pooled Least Square), pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model), dan pendekatan efek acak (Random Effect Model). Untuk menentukan model data panel yang dipilih, diperlukan pengujian beberapa tahap, yaitu:
44
1.
Chow Test, untuk memilih antara Pooled Least Square (PLS) dan Fixed Effect Model (FEM).
2.
Hausman Test, untuk memilih antara Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM). Keunggulan dari pendekatan efek tetap adalah FEM dapat membedakan
efek individual dan efek waktu, dan FEM tidak perlu mengasumsikan bahwa komponen error tidak memiliki korelasi dengan variabel bebas yang mungkin sulit dipenuhi. Sedangkan keunggulan pendekatan efek acak adalah bahwa REM mempunyai parameter lebih sedikit sehingga derajat kebebasannya lebih besar dibandingkan dengan FEM (Nachrowi & Usman, 2006). Pemilihan FEM atau REM juga dapat dilakukan dengan pertimbangan tujuan analisis, atau ada pula kemungkinan data yang digunakan sebagai dasar pembuatan model hanya dapat diolah oleh salah satu metode sajaakibat persoalan teknis matematis yang melandasi perhitungan. Berikut ini jalan tengah pemilihan pendekatan menurut ahli ekonometri (Nachrowi & Usman, 2006). 1.
Apabila jumlah individu lebih besar dari jumlah koefisien termasuk intercept, maka disarankan untuk menggunakan REM.
2.
Apabila jumlah waktu (T) lebih besar dibandingkan dengan jumlah individu (N) maka disarankan untuk menggunakan FEM.
3.
Apabila jumlah individu (N) lebih besar dibandingkan dengan jumlah waktu (T) maka disarankan untuk menggunakan REM
45
3.7
Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian
ini adalah regresi berganda (multiple regression analysis). Untuk menjamin keakuratan data, maka sebelum dilakukan analisis regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, dilakukan terlebih dahulu analisis statistik deskriptif. Selain itu, dilakukan pengujian kelayakan model regresi untuk menilai model regresi. Berikut ini penjelasan terperinci mengenai metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini : 3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi masing-masing variabel yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2011). Standar deviasi, varian, maksimum, dan minimum menunjukkan hasil analisis terhadap dispersi variabel. Sedangkan skewness dan kurtosis menunjukkan bagaimana variabel terdistribusi. Varian dan standar deviasi menunjukkan penyimpangan variabel terhadap nilai rata-rata (Ghozali, 2011). Analisa statistik deskriptif yang digunakan terdiri atas: a.
Mean (nilai rata-rata) Digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata dari data yang diamati. Meskipun mean sering digunakan untuk mengetahui nilai kecenderungan dari suatu pengamatan, tetapi mean memiliki kelemahan yaitu rentan terhadap gangguan dari data outliers.
46
b.
Maximum (nilai tertinggi) Digunakan untuk mengetahui nilai tertinggi dari data yang diamati.
c.
Minimum (nilai terendah) Digunakan untuk mengetahui nilai terendah dari data yang diamati.
d.
Standar Deviasi Digunakan untuk mengetahui variabilitas dari penyimpangan terhadap nilai rata-rata.
3.7.2 Analisis Regresi Berganda Teknik analisis data yang digunakan didalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah teknik statistik melalui koefisien parameter untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian terhadap hipotesis baik secara parsial maupun simultan, dilakukan setelah model regresi yang digunakan bebas dari pelanggaran asumsi klasik. Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu share price volatility. Sedangkan variabel independen yang digunakan yaitu dividend payout ratio, dividend yield, dividend per sales dan dividend per cash flow. Variabel terikat berjumlah satu variabel dan berupa variabel metrik, sedangkan variabel independen keduanya adalah variabel metrik. Untuk satu variabel terikat-metrik dengan lebih dari satu variabel bebas-metrik, metode analisis regresi berganda dapat digunakan (Ghozali, 2011).
Persamaan regresi adalah volatilitas harga
47
saham diregresi dengan masing-masing variabel independen (dividend payout ratio, dividend yield, free cash flow dan price sales ratio), ditambah dengan variabel-variabel kontrol, yaitu : ukuran perusahaan, volatilitas laba perusahaan, tingkat hutang perusahaan, dan tingkat pertumbuhan perusahaan. Ada empat model regresi yaitu sebagai berikut:
(1) (2) (3) (4)
Dimana : P-Vol
= Volatilitas harga saham
DPR
= Dividend payout ratio
Yield
= Dividend yield
PSR
= Price Sales Ratio
FCF
= Free Cash Flow
Size
= Ukuran perusahaan
Earn.Volty
= Volatilitas Laba
48
Leverage
= Tingkat hutang perusahaan
Growth
= Tingkat pertumbuhna perusahaan
3.7.3 Pengujian Hipotesis a.
Analisis Koefisien Determinasi (
)
Uji koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum, koefisien determinasi untuk data cross section relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan. Sedangkan untuk data time series biasanya memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka
pasti meningkat tidak peduli apakah variabel
tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan Adjusted
pada saat
mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Kenyataannya, nilai Adjusted dapat bernilai negatif walaupun yang dikehendaki bernilai positif. Jika dalam uji
49
empiris terdapat nilai Adjusted
negatif, maka nilai Adjusted
dianggap
bernilai nol (Ghozali, 2011). b.
Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi memiliki pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka variabel independen secara bersamasama mempengaruhi variabel dependen. c.
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t dimaksudkan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Selain untuk uji pengaruh, uji ini juga dapat digunakan untuk mengetahui tanda koefisien regresi masing-masing variabel bebas sehingga dapat ditentukan arah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.