BAB III METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional Variabel 1. Kesadaran linguistik dalam penelitian ini merupakan skor tes komponen kesadaran
linguistik yang mencangkup fonem, morfem, semantik dan
sintaksis melalui tes komponen kesadaran linguistik dengan tes tertulis. 2. Keterampilan membaca dalam penelitian ini merupakan skor pengenalan terhadap huruf serta tanda-tanda baca (akurasi), komponen korelasi huruf beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal (fluency), dan komponen hubungan lebih lanjut dari a dan b dengan makna (reading komprehention) melalui tes tertulis, dan tes membaca. 3. Kesulitan membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa yang mengalami kesulitan membaca dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, yang secara historis menunjukan perkembangan bahasa yang lambat dan hampir selalu bermasalah dalam menulis dan mengeja, tetapi umumnya mereka ini cukup cerdas yang ditandai oleh skor IQ rata-rata/ normal atau di atas rata-rata namun berprestasi rendah.
32
B. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survai sampel dengan teknik pengambilan data cross sectional (1 kali pengambilan data), yaitu dengan tes keterampilan membaca dan tes kesadaran linguistik pada siswa yang tidak mengalami kesulitan membaca dan siswa yang mengalami kesulitan membaca. Adapun desain penelitian menunjukkan hubungan antara 4 variabel eksogen atau variabel penyebab (X) yaitu komponen kesadaran linguistik (fonem, morfem, semantik, sintaksis) yang mempengaruhi variabel endogen atau variabel akibat (Y) yaitu keterampilan membaca. Keterampilan membaca terdiri dari akurasi, fluency, dan reading comprehension. Berikut bagan desain penelitian alur keterkaitan antar variabel eksogen dengan variabel endogen.
V.Eksogen
V. Endogen
Fonem (X1)
Akurasi (Y1)
Morfem (X2)
Reading comprehension
Sintaksis (X3)
(Y3)
Semantik (X4)
Fluency (Y2)
Keterampilan Membaca
Kesadaran Lingusitik
Bagan 3.3 Alur Keterkaitan Variabel Eksogen dengan Variabel Endogen
33
Keterangan : X
Y
= Variabel Penyebab (Eksogenus) X1 = Fonem X3 = Semantik = Keterampilan membaca Y1 Y2
= Akurasi = Fluency
X3 X4
= Morfem = Sintaksis
Y3
= Reading comprehension
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 3 SD yang berusia 7-8 tahun baik pada siswa yang tidak mengalami masalah membaca maupun siswa yang mengalami masalah membaca di Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut. 2. Teknik Pengambilan Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik cluster sampling. Natsir (2005) menjelaskan bahwa cluster sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit-unit terkecil, atau cluster. Populasi dari cluster merupakan subpopulasi dari total populasi. Unsur-unsur dalam cluster sifatnya tidak homogen, yang berbeda dengan unitunit elementer dalam strata. Tiap cluster mempunyai anggota yang homogen menyerupai populasi sendiri. Sampel yang diambil terdiri dari 25 siswa yang tidak mengalami kesulitan membaca dan 25 siswa yang mengalami kesulitan membaca. Adapun pemilihan sampel dijelaskan dalam bagan 3.3 berikut ini :
34
Bagan 3.4 Prosedur Menentukan Sampel Penelitian dengan Menggunakan Teknik Cluster Sampling SD di Kecamatan Kersamanah
Desa Sukamaju
SD S1 SD S4
SD S2 SD S5
SD S1
SD S3 SD S6
SD K1
SD K2 SD K4
Desa Nanjung Jaya
Desa Giri Jaya
Desa Kersamanah
SD K3
SD G1
SD G2
SD G3
SD N1
SD N2
SD N3
SD N4
SD SK1
SD SK2
SD SK3
SD K5
SD K3
Desa Sukamerang
SD G3
35
SD N4
SD SK4
SD SK2
D. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang terdiri dari tes keterampilan membaca (akurasi,
fluency, dan reading
comprehension) dan tes kesadaran linguistik (fonem, morfem, semantik, sintaksis). 1. Instrumen Tes Keterampilan Membaca Tes keterampilan membaca digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam membaca dalam aspek
akurasi,
fluency dan
reading
comprehension. Tes keterampilan membaca berupa wacana bacaan, yang terdiri dari : 1) wacana 1, rata-rata jumlah kata 6-7 kata dalam kalimat dan jumlah seluruh kata yang dibaca 81 kata; 2) wacana 2, rata-rata jumlah kata 8 kata dalam kalimat dan seluruh kata yang dibaca 152 kata, 3) wacana 3, ratarata jumlah kata 9 kata dalam kalimat dan seluruh kata yang dibaca 177 kata. Sebelum instrumen ini dipergunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dijudgment oleh beberapa dosen ahli di Program Studi Pendidikan Khusus antara lain dari segi kesesuaian dengan bahasa dan ketepatan penentuan instrumen. Dari hasil judgment ada beberapa soal yang dihilangkan, karena tidak sesuai dengan perkembangan anak seperti pada instrumen keterampilan membaca pada indikator mengenal huruf beserta tanda-tanda baca dengan sub indikator mengenal huruf dari A-Z, soal ini tidak dipergunakan karena tidak sesuai dengan perkembangan membaca siswa. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas 3 SD, pada tahap ini siswa berada pada tahap membaca lanjut. Adapun
36
kesadaran linguistik yang dihilangkan adalah soal semantik pada sub indikator struktur kalimat, dan morfem pada sub indikator peleburan kata. Berikut kisikisi instrumen tes keterampilan membaca.
37
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Membaca Pada Wacana 1 No. A
Indikator
Sub Indikator
Deskripsi
A.1Hubungan
A.1.1 Lateral /
A.1.1 .1 Siswa dapat memahami
lebih lanjut dari
eksplisit
pertanyaan bersifat fakta
Soal
1
Skor Total 1
2
2
3.Mengapa Pangandaran menjadi porak-poranda?
3
3
4. Apabila kamu pergi ketempat
4
4
10
10
1
81
1
81
1. Berapa jumlah korban yang tewas akibat tsunami di
a dan b dengan
kabupaten Ciamis,
makna (reading
Tasikmalaya, dan Garut?
comprehention)
A.1.1 .2 Siswa dapat memahami pertanyaan bersifat sekuen A.1.1 .3 Siswa dapat memahami pertanyaan bersifat argumentasi A.1.2
Imperesi
implicit
/ A.1.2 .1 Siswa dapat memahami pertanyaan analogi
Nilai Butir Soal
2. Bagaimana keadaan wilayah yang terkena tsunami?
korban bencana alam apa yang akan kamu lakukan untuk menolong korban bencana alam tersebut?
Skor Maksimal Tes Keterampilan Membaca
A.2
A.2.1 Akurasi
A.2.1 .1 Siswa melakukan
Pengenalan
membaca huruf
substitusi (Mengganti huruf atau
terhadap huruf
dalam kata
kata) ketika membaca kalimat
serta tanda-
A.2.2 Akurasi
A.1.2.2 Siswa melakukan insersi
membaca huruf
(Menambah kata) ketika
dalam kalimat
membaca
tanda baca
38
1. Frekuensi siswa melakukan subtitusi ketika membaca?
2. Frekuensi siswa melakukan insersi ketika membaca?
A.1.2.3 Siswa melakukan omisi
(akurasi)
(Menghilangkan kata) ketika
3. Frekuensi siswa melakukan
1
81
1
81
1
8
1
9
0
0
0
0
1
81
1
81
1
81
omisi ketika membaca?
membaca A.1.2.4 Siswa melakukan repetisi (pengulangan kata) ketika
4. Frekuensi siswa melakukan repetisi ketika membaca?
membaca A.2.3 Akurasi
A.1.3.5 Siswa mengenal tanda
memahami tanda-
baca titik
tanda baca
A.1.3.6 Siswa mengenal tanda
yang dipahami oleh siswa?
baca koma
baca seru
baca tanya A.3.1 Fluency/
huruf beserta
kelancaran membaca reversal (mengubah posisi kata)
A.3.1.1 Siswa melakukan
tanda-tanda
ketika membaca /fluensi
baca dengan
A.3.1.2 Siswa melakukan hesitasi
(fluency)
8. Frekuensi tanda baca tanya yang dipahami oleh siswa?
A.3 korelasi
formal
7. Frekuensi tanda baca seru yang dipahami oleh siswa?
A.1.3.8 Siswa mengenal tanda
linguistik yang
6. Frekuensi tanda baca koma yang dipahami oleh siswa?
A.1.3.7 Siswa mengenal tanda
unsur-unsur
5. Frekuensi tanda baca titik
(Melakukan penghentian) ketika
9. Frekuensi siswa melakukan reversal ketika membaca?
10. Frekuensi siswa melakukan hesitasi ketika membaca?
membaca A.3.1.3 Siswa melakukan word
11. Frekuensi siswa melakukan
by word R (Membaca kata demi
word by word R ketika
kata) ketika membaca
membaca?
Skor Maksimal Tes Keterampilan Membaca 39
503
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Membaca Pada Wacana 2 No. B
Indikator
Sub Indikator
Deskripsi
B.1 Hubungan
B.1.1 Lateral /
B.1.1.1 Siswa dapat memahami
lebih lanjut dari
eksplisit
pertanyaan bersifat fakta
a dan b dengan
B.1.1.2 Siswa dapat memahami
makna
pertanyaan bersifat sekuen
(reading
B.1.1.4 Siswa dapat memahami
comprehention)
pertanyaan bersifat argumentasi B.1.2 Imperesi /
B.1.1.5 Siswa dapat memahami
implisit
pertanyaan analogi
Soal 1. Siapa saja yang bercakap-
Nilai Butir Soal
1
Skor Total 1
2
2
3
3
4
4
10
10
1
152
1
152
1
152
1
152
cakap dengan Kancil? 2. Apa yang menyebabkan Singa sering marah-marah? 3. Mengapa Singa akhirnya tidur? 4. Apabila ada teman yang susah tidur apa saranmu supaya temanmu dapat tidur?
Skor Maksimal Tes Keterampilan Membaca
B.2
B.2.1 Akurasi
B.2.1.1 Siswa melakukan
Pengenalan
membaca huruf
substitusi (Mengganti huruf atau
terhadap huruf dalam kata serta tanda- B.2.2 Akurasi tanda (akurasi)
baca membaca huruf dalam kalimat
1. Frekuensi siswa melakukan subtitusi ketika membaca?
kata) ketika membaca
B.2.2.2 Siswa melakukan insersi (Menambah kata) ketika
2. Frekuensi siswa melakukan insersi ketika membaca?
membaca
B.2.2.3 Siswa melakukan omisi (Menghilangkan kata) ketika
3. Frekuensi siswa melakukan omisi ketika membaca?
membaca
B.2.2.4 Siswa melakukan repetisi 40
4. Frekuensi siswa melakukan
(pengulangan kata) ketika
repetisi ketika membaca?
membaca B.2.3 Akurasi
B.2.3.5 Siswa mengenal tanda
memahami tanda-
baca titik
tanda baca
B.2.3.6 Siswa mengenal tanda
baca seru
baca tanya B.3.1Fluency/
B.3.1.9 Siswa melakukan reversal
huruf beserta
kelancaran
(mengubah posisi kata) ketika
tanda-tanda
membaca
membaca
(fluency)
1
16
7. Frekuensi tanda baca seru
0
0
8. Frekuensi tanda baca tanya
1
3
1
152
1
152
1
152
yang dipahami oleh siswa?
B.3 korelasi
formal
6. Frekuensi tanda baca koma
yang dipahami oleh siswa?
B.2.3.8 Siswa mengenal tanda
linguistik yang
17
yang dipahami oleh siswa?
B.2.3.7 Siswa mengenal tanda
unsur-unsur
1
yang dipahami oleh siswa?
baca koma
baca dengan
5. Frekuensi tanda baca titik
B.3.1.10 Siswa melakukan hesitasi (Melakukan penghentian)
9. Frekuensi siswa melakukan reversal ketika membaca?
10. Frekuensi siswa melakukan hesitasi ketika membaca?
ketika membaca B.3.1.11 Siswa melakukan word
11. Frekuensi siswa melakukan
by word R (Membaca kata demi
word by word R ketika
kata) ketika membaca
membaca?
Skor Maksimal Tes Keterampilan Membaca
41
1100
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Membaca Pada Wacana 3 No. C
Indikator
Sub Indikator
Deskripsi
C.1 Hubungan
C.1.1 Lateral /
C.1.1.1 Siswa dapat memahami
lebih lanjut dari
eksplisit
pertanyaan bersifat fakta.
Soal 1. Apa nama kolam renang
Nilai Butir Soal
1
Skor total 1
2
2
3
3
4
4
10
10
1
177
1
177
1
177
tempat Didit berenang?
a dan b dengan
C.1.1.2 Siswa dapat memahami
makna (reading
pertanyaan bersifat sekuen.
comprehention)
C.1.1.3 Siswa dapat memahami
3. Mengapa pengunjung yang
pertanyaan bersifat argumentasi.
tidak bisa berenang dilarang
2. Sebutkan aturan-aturan yang berlaku di kolam renang itu?
berenang ditempat yang dalam? C.1.2 Imperensi/
C.1.2.4 Siswa dapat memahami
implicit
pertanyaan analogi.
4. Apa yang akan kamu lakukan apabila membaca peraturan tersebut?
Skor Maksimal Tes Keterampilan Membaca
C.2
C.2.1 Akurasi
C.2.1.1 Siswa melakukan
Frekuensi siswa melakukan
Pengenalan
membaca huruf
substitusi (Mengganti huruf atau
subtitusi ketika membaca?
terhadap huruf
dalam kata
kata) ketika membaca
serta tanda-
C.2.2 Akurasi
C.2.2.2 Siswa melakukan insersi
Frekuensi siswa melakukan
membaca huruf
(Menambah kata) ketika
insersi ketika membaca?
dalam kalimat
membaca
tanda baca (akurasi)
C.2.2.3 Siswa melakukan omisi
Frekuensi siswa melakukan
(Menghilangkan kata) ketika
omisi ketika membaca?
42
membaca C.2.2.4 Siswa melakukan repetisi (pengulangan kata) ketika
4. Frekuensi siswa melakukan
1
177
1
22
1
5
1
3
1
2
1
177
1
177
1
177
repetisi ketika membaca?
membaca C.2.3 Akurasi
C.2.3.5 Siswa mengenal tanda
memahami tanda-
baca titik
tanda baca
C.2.3.6 Siswa mengenal tanda
yang dipahami oleh siswa?
baca koma
baca seru
baca tanya C.3.1 Fluency/
huruf beserta
kelancaran membaca reversal (mengubah posisi kata)
C.3.1.9 Siswa melakukan
tanda-tanda
ketika membaca
baca dengan
C.3.2.10 Siswa melakukan
(fluency)
8. Frekuensi tanda baca tanya yang dipahami oleh siswa?
C.3 korelasi
formal
7. Frekuensi tanda baca seru yang dipahami oleh siswa?
C.2.3.8 Siswa mengenal tanda
linguistik yang
6. Frekuensi tanda baca koma yang dipahami oleh siswa?
C.2.3.7 Siswa mengenal tanda
unsur-unsur
5. Frekuensi tanda baca titik
hesitasi (Melakukan penghentian)
9. Frekuensi siswa melakukan reversal ketika membaca?
10. Frekuensi siswa melakukan hesitasi ketika membaca?
ketika membaca C.3.3.11 Siswa melakukan word
11. Frekuensi siswa melakukan
by word R (Membaca kata demi
word by word R ketika
kata) ketika membaca
membaca?
Skor Maksimal Tes Keterampilan Membaca
43
1271
2. Instrumen Tes Kesadaran Linguistik Tes kesadaran linguistik yang terdiri dari tes fonem, morfem, semantik, dan sintaksis. Berikut ini kisi-kisi instrumen tes kesadaran linguistik. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Komponen Kesadaran Linguistik Komponen A. Fonem
Indikator A.1 Identifikasi bunyi fonem
Deskripsi
Soal
A.1.1 Siswa A.1.1.1 Tes dapat bunyi mengidentifi awalan kasi bunyi fonem /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /d/, /b/ yang terdapat pada nama-nama gambar dengan bunyi yang hampir sama
Sub Soal
Soal
A.1.1.1.1 Tes 1. Gambar manakah yang diawali bunyi awalan dengan huruf /a/ seperti pada yang terdengar gambar “api” ? bunyi /a/
a)
Api b)
44
Ikan b)
Nilai Butir Soal
Skor Total
Air
1
1
Itik
1
1
c)
Air Ibu Ubi A.1.1.1.2 Tes 2. Gambar manakah yang diawali bunyi awalan dengan huruf /i/ seperti pada yang terdengar gambar ikan. bunyi /i/
a)
Jawaban
c)
oli Itik Ayam A.1.1.1.3 Tes 3. Gambar manakah yang diawali bunyi awalan dengan huruf /u/ seperti pada gambar yang terdengar “ular”? bunyi /u/
Ulat
1
1
Ekor
1
1
Odon Odong
1
1
Ular a)
b)
c)
Alu Oli Ulat A.1.1.1.4 Tes 4. Gambar manakah yang diawali bunyi awalan dengan huruf /e/ seperti pada yang terdengar gambar “Ebi”? bunyi /e/
Elang a)
b)
c)
Akar Ekor Ular A.1.1.1.5 Tes 5. Gambar manakah yang diawali bunyi awalan dengan huruf /o/ seperti pada yang terdengar gambar “odol”? bunyi /o/
Odol 45
a)
A.1.1.2 Tes bunyi pertengaha n
b)
c)
Dodol Odong Dompet A.1.1.2.6 Tes 6. Gambar manakah yang terdengar bunyi yang huruf /a/ seperti pada gambar terdengar bunyi “Baki”? /a/
a)
Baki b)
Baju
c)
Buku Botol Baju A.1.1.2.7 Tes 7. Gambar manakah yang terdengar bunyi yang huruf /i/ seperti pada gambar terdengar bunyi “Pipa”? /i/
Pita
Pipa a)
b)
c)
Paku Palu Pita A.1.1.2.8 Tes 8. Gambar manakah yang terdengar bunyi yang huruf /u/ seperti pada bunyi terdengar bunyi “Muda”? /u/ 46
Muka
1
1
Muda a)
b)
c)
Meja Moka Muka A.1.1.2.9 Tes 9. Gambar manakah yang terdengar bunyi yang huruf /e/ seperti pada gambar terdengar bunyi “Meja”? /e/
Meja b)
a)
c)
Darah Marah Merah A.1.1.2.10 Tes 10. Gambar manakah yang terdengar bunyi yang huruf /o/ seperti pada gambar terdengar bunyi gambar “roda”? /o/
Roda a)
b)
Roti 47
c)
Dadu
Merah
Tali
Roti
A.1.1.3 Tes bunyi akhiran
A.1.1.3.11 Tes 11. Gambar manakah yang diakhiri bunyi akhiran dengan huruf /a/ seperti pada yang terdengar gambar “soda”? bunyi /a/
Soda
1
1
Ubi
1
1
Satu
1
1
Soda a)
b)
c)
Roda Roti Topi A.1.1.3.12 Tes 12. Gambar manakah yang diakhiri bunyi akhiran dengan huruf /i/ seperti pada yang terdengar gambar “oli”? bunyi /i/
a)
Oli b)
c)
Alis Alu Ubi A.1.1.3.13 Tes 13. Gambar manakah yang diakhiri bunyi akhiran dengan huruf /u/ seperti pada yang terdengar gambar “sapu”? bunyi /u/
Sapu a) 48
b)
c)
Soto Satu Sate A.1.1.3.14 Tes 14. Gambar manakah yang diakhiri bunyi akhiran dengan huruf /e/ seperti pada yang terdengar gambar “lele”? bunyi /e/
Toke
1
1
Teko
1
1
Bantal
1
1
Lele a)
b)
c)
Loli Toke Tali A.1.1.3.15 Tes 15. Gambar manakah yang diakhiri bunyi akhiran dengan huruf /o/ seperti pada yang terdengar gambar “toko”? bunyi /o/
Toko a)
A.1.1.4 Tes bunyi konsonan
b)
c)
Kota Toke Teko A.1.1.4.16 Tes 16. Gambar manakah yang terdengar bunyi yang bunyi huruf /b/ seperti pada terdengar bunyi gambar “ban”? /b/ 49
Ban b)
a)
c)
Bantal Dadu Dasi A.1.1.4.17 Tes 17. Gambar manakah yang terdengar bunyi yang bunyi huruf /d/ seperti pada terdengar bunyi gambar “Dadu”? /d/
Dasi
1
1
Meja
1
1
Dadu a)
A.2 Identifikasi 2 bunyi fonem (KV)
A.2.1 Siswa dapat mengidentifi kasi bunyi konsonanvocal (K-V) yang terdapat pada namanama gambar dengan bunyi yang hampir sama
A.2.1.1 Tes bunyi yang diakhirnya terdengar bunyi konsonan vocal
b)
c)
Bus Babi Dasi A.2.1.1.18 Tes 18. Gambar manakah yang diakhiri bunyi akhiran dengan bunyi “ja” seperti pada konsonan vocal kata “Kemeja”? (a, i, u, e, o)
a)
b)
Maze 50
c)
Meja
Madu
19. Gambar manakah yang diakhiri dengan bunyi “Si” seperti pada kata “Dasi”?
Nasi
1
1
Buku
1
1
Sore
1
1
Dasi a)
b)
Nasi
Baki
c)
Dadu
20. Gambar manakah yang diakhiri dengan bunyi “ku” seperti pada bunyi “Duku”?
Duku a)
b)
c)
Dasi Buku Dagu 21. Gambar manakah yang diakhiri dengan bunyi “re” seperti pada bunyi “Kare”?
Kare 51
a)
b)
c)
Soto Sore Satu 22. Gambar manakah yang diakhiri dengan bunyi “ko” seperti pada bunyi “Teko”?
Toko
1
1
3 fonem
1
1
24. Berapa huruf yang terdengar dari kata pot?
3 fonem
1
1
A.3.1.1.2 Tes 25. Berapa huruf yang terdengar dari identifikasi kata meja? empat fonem
4 fonem
1
1
a)
A.3 Identifikasi jumlah bunyi fonem
A.3.1 Siswa dapat mengidentifi kasi jumlah bunyi fonem dalam kata pada sebuah gambar
A.3.1.1 Jumlah huruf dalam kata
b)
c)
Toko Toke Topi A.3.1.1.1 Tes 23. Berapa huruf yang terdengar dari identifikasi tiga kata api? fonem
52
26. Berapa huruf yang terdengar dari kata topi?
A.3.1.2 Jumlah suku kata dalam kata
B. Morfem
B.1 Peleburan bunyi pada kata
B.1.1 Siswa dapat menentukan bunyi dalam kata sebagai akibat dari peleburan bunyi dari kata melalui bantuan gambar
B.1.1.1 Peleburan bunyi pada kata
4 fonem
1
1
A.3.1.2.1 Tes 27. Berapa suku kata yang terdengar identifikasi dua dari kata “me-ja”? suku kata
2 suku kata
1
1
A.3.1.2.2 Tes 28. Berapa suku kata yang terdengar identifikasi tiga dari kata “le-ma-ri”? suku kata
3 suku kata
1
1
Tes 29. Apabila “tal” dihilangkan dari kata “bantal” maka gambar yang peleburan bunyi pada kata tepat adalah?
Ban
1
1
Sapu
1
1
B.1.1.1.1
a)
b)
Ban
c)
Tas
Tali
30. Apabila “tangan” dihilangkan dari kata “saputangan” maka gambar yang tepat adalah? 53
a)
b)
c)
Kemoceng Tangan Sapu 31. Apabila “kaca” dan “mata” digabungkan maka gambar yang tepat adalah?
C. Semantik
C.1 Kalimat logis
a)
b)
Jendela
Kacamata
54
1
1
Bola
1
1
Kue
1
1
c)
Kain pel
Tes 32. Adik bermain …. di lapangan. C.1.1 Siswa C.1.1.1 Tes C.1.1.1.1 alimat logis kalimat logis a) b) c) dapat menentukan kata yang tepat dalam sebuah Bola Koran Game kalimat 33. Saya makan …. a) b)
Mata
c)
Kopi Piring 34. Adik digigit … a) b)
Bebek Anjing 35. ….. dikejar kucing a) b)
C.2 Makna C.2.1 Siswa C.2.1.1 Tes makna kata dapat menentukan kata makna sebuah kata melalui bantuan gambar
Kue
55
1
1
Tikus
1
1
1
1
Ayam c)
Tikus Anjing Harimau 36. Gambar manakah yang C.2.1.1.1 Tes menunjukan pemadam makna kata kebakaran. a) b)
c)
Anjing c)
37. a)
Gambar manakah yang menunjukkan rumah sakit. b)
1
1
Gambar manakah yang menunjukkan meja makan. b)
1
1
Gambar manakah menunjukkan kursi roda. b)
1
1
c)
38. a)
c)
39. a)
56
yang
c)
40.
Gambar manakah menunjukkan sikat gigi a) b)
yang
1
1
1
1
c)
D. Sintaksis
D.1 Struktur kalimat
D.1.1 Siswa D.1.1.1 Tes D.1.1.1.1 Tes 41. pemahama pemahaman dapat cerita n cerita memahami isi sebuah cerita yang Seli memiliki keranjang Ana memiliki diperdengar box kan dengan bantuan urutan gambar Seli memasukkan bola kedalam keranjang
Seli kemudian pergi
57
Box
Ana mengambil bola kemudian memindahkan kedalam box
Seli kemudian datang, dia ingin bermain bola. Dimanakah bola berada?
42. Ceritakanlah kembali gambar diawah ini.
nelayan pergi untuk mencari ikan di laut
nelayan pulang membawa ikan
58
1
1
1
nelayan menangkap ikan di laut
ikan hasil tangkapan di jual ke pasar
43. Ceritakanlah kembali gambar diawah ini. Pulang sekolah Ali kehujanan
1
Badan Ali panas
Besoknya Ali pergi ke Puskesmas bersama ibu
59
Sekarang Ali membawa payung ke Sekolah
E. Uji Coba Instrumen Tujuan uji coba instrumen adalah untuk mengetahui kelayakan instrumen sehingga bisa digunakan untuk penelitian. Instrumen yang diujicobakan terdiri dari instrumen tes keterampilan membaca dan tes komponen kesadaran linguistik. Instrumen yang telah dijustifikasi dan divalidasi oleh dosen pembimbing dan beberapa dosen ahli kemudian diujicobakan di SD Kersamanah 2 (uji coba di luar lokasi sebenarnya) kepada 5 orang siswa yang menduduki ranking 1-5. Setelah melakukan uji coba instrumen ternyata ada beberapa soal yang harus direvisi, karena gambar yang digunakan ada yang gambar animasi sehingga anak menjadi bingung. Maka dari itu seluruh gambar yang dipergunakan gambar asli bukan animasi. Instrumen yang sudah direvisi kemudian diujicobakan kembali di SD Kersamanah 3 (uji coba di luar lokasi sebenarnya) kepada 5 orang siswa yang mendudui ranking 1-5. Setelah melakukan uji coba instrumen yang kedua kalinya tidak ada soal yang direvisi, karena soal-soal tersebut dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian dilaksanaan dalam dua tahap yaitu : 1. Tes keterampilan membaca bertujuan untuk menentukan siswa yang tidak mengalami kesulitan membaca maupun siswa yang mengalami kesulitan membaca dengan menggunakan tes tertulis wacana 1, 2 dan 3 dan membaca
60
wacana 1, 2 dan 3, dengan syarat siswa tidak mengalami hambatan pada ketajaman penglihatan dan pendengarannya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko kesalahan, karena pada saat pelaksanaan penelitian menggunakan bantuan komputer. Sebagai kontrol siswa yang diteliti berusia sekitar 8-9 tahun dan IQ rata-rata atau diatas rata-rata. Untuk memastikan sempel memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata yakni dengan cara mewawancarai setiap anak dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan fakta, sekuen, argumentasi dan analogi. 2. Tes komponen kesadaran lingustik (fonem, morfem, semantik, sintaksis) dengan bantuan computer baik pada siswa yang tidak mengalami kesulitan membaca maupun pada siswa yang mengalami kesulitan membaca. Adapun soal dari no. 1-31 dan 41-43 dibacakan oleh peneliti, dan soal 32-40 siswa membaca soal sendiri. Data dihitung dengan metode Path Analysis menggunakan SPSS software Amos 16.
G. Teknik Pengolahan Data Jenis penelitian ini adalah penelitian survai sampel dengan teknik pengambilan data cross sectional (1 kali pengambilan data), data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data dengan skala interval. Dalam pelaksanaanya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan computer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) software Amos 16.
61
Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; 1) menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan; 2) menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian thurstone, kemudian menentukan skornya; 3) melakukan uji path analysis. Tes keterampilan membaca ada dua kelompok tipe soal yakni reading comprehension berupa skor positif, yang dimana jika siswa dapat menjawab soal maka siswa akan mendapatkan nilai. Sedangkan untuk akurasi dan fluency berupa skor negatif, yang dimana jika siswa melakukan kesalahan dalam membaca maka nilai akurasi dan fluency akan dikurangi. Oleh karena itu, untuk soal reading comprehension ditransformasi data dari data ordinal menjadi data interval menggunakan metode scalling thurstone bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat analisis parametrik agar berskala interval. Scalling thurstone adalah suatu skala yang bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan suatu kriteria tertentu. Skala yang disusun menurut metode t disusun sedemikian rupa sehingga interval urutan dalam skala mendekati interval yang sama besarnya. Karena itulah skala seperti ini sering disebut squal interval skale (skala interval sama). Thurstone (1928) mengajukan metode pengukuran sikap ini berbeda dengan pengukuran Bogardus dimana poin-poin pengukuran tidak terlalu diperlukan. Thurstone mencoba untuk mengembangkan
62
sebuah metode yang mana dapat menunjukan secara cepat jumlah perbedaan antara prilaku satu responden dengan responden lainnya. Metode thurstone membuat sebuah perkiraan penting yaitu pendapat seorang yang pandai tidak akan mempengaruhi nilai-nilai pertanyaan dari pengukuran tersebut. Pendapat ini dapat dibelajarkan bila penilai tidak memiliki pandangan yang sangat berbeda akan topik yang bersangkutan, namun bagaimanapun juga jika yang terjadi adalah sebaliknya maka pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terpengaruh. Jadi metode Thurstone ini berorientasi pada respon dari responden yang ditanyakan. Menurut pandangannya sikap merupakan suatu bentuk atau reaksi perasaan. Maka konsep Thrustone ini berlandaskan kepada perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unvorable) terhadap objek yang diukur. Prinsip-prinsip dasar dalam Scalling thurstone diantaranya ialah: •
Bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan suatu kriteria tertentu.
•
Skala ini disusun sedemikian rupa sehingga interval antar-urutan dalam skala mendekati interval yang sama besarnya equal-appearing interval atau equal-interval scale.
•
Jenjang skala kemudian ditentukan atas dasar pendapat para ahli tersebut. Untuk tes kesadaran linguistik soal yang diberikan berupa pilihan ganda,
setiap satu item soal yang benar diberi skor satu. Sedangkan untuk tes kesadaran
63
lingustik yang berupa esay, setiap item soal diberi skor 2 untuk no.41 dan skor 4 ntuk no.42 dan no.43. Penelitian menunjukkan hubungan antara 4 variabel eksogen atau variabel penyebab (X) yaitu komponen kesadaran linguistik (fonem, morfem, sintak dan sematik) yang mempengaruhi variabel endogen atau variabel akibat (Y) yaitu akurasi dan fluency, akurasi dan fluency mempengaruhi reading komprehention. Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Path Analysis atau analisis jalur. Analisis jalur merupakan teknik statistik untuk menguji hubungan kausal antara dua atau lebih variabel, berdasarkan persamaan linier. Tujuan dari analisis jalur adalah untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung dari beberapa variabel sebagai variabel penyebab (eksogen), terhadap beberapa variabel lainnya sebagai variabel akibat (endogen). Teknik ini dikembangkan sejak tahun 1939 oleh Sewall Wright (Goldstein & Dillon : 1997). Menurut Robert D. Retherford (Goldstein & Dillon : 1997) analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Menurut Paul Webley (1997) analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan
64
signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangakat variabel. Adapun menurut David Garson (2003) dari North Carolina State University mendefinisikan analisis jalur sebagai model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan
matriks korelasi dengan dua atau lebih model
hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik. (David Garson : 2003). Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya analisis jalur merupakan kepanjangan dari analisis regresi berganda. Manfaat lain dari path analysis adalah untuk (1) Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahn yang diteliti; (2) Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif; (3) faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) dimana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y); (4) Pengujian model,
65
menggunakan theory trimming, baik untuk uji realibilitas (uji keajegan) konsep yang sudah ada ataupun pengembangan konsep baru. Prinsip-prinsip dasar dalam analisis jalur diantaranya ialah: •
Adanya linearitas (Linearity). Hubungan antar variabel bersifat linear.
•
Adanya aditivitas (Additivity). Tidak ada efek-efek interaksi.
•
Data berskala interval. Semua variabel yang diobservasi mempunyai data berskala interval (scaled values). Jika data belum dalam bentuk skala interval, sebaiknya data diubah dengan menggunakan metode suksesive interval (MSI) terlebih dahulu.
•
Semua variabel residual (yang tidak diukur) tidak berkorelasi dengan salah satu variabel-variabel dalam model.
•
Istilah gangguan (disturbance terms) atau variabel residual
tidak boleh
berkorelasi dengan semua variabel endogenous dalam model. Jika dilanggar, maka akan berakibat hasil regresi menjadi tidak tepat untuk mengestimasikan parameter-parameter jalur. •
Pola hubungan antar variabel adalah rekursif (hubungan yang melibatkan arah timbal-balik).
•
Sebaiknya hanya terdapat multikoliniearitas yang rendah. Multikolinieritas maksudnya dua atau lebih variabel bebas (penyebab) mempunyai hubungan yang sangat tinggi. Jika terjadi
hubungan yang tinggi maka
kita akan
mendapatkan standar error yang besar dari koefesien beta (b) yang digunakan
66
untuk menghilangkan varians biasa dalam melakukan analisis korelasi secara parsial. •
Adanya recursivitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh terjadi pemutaran kembali (looping).
•
Spesifikasi model
benar diperlukan untuk menginterpretasi koefesien-
koefesien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika variabel penyebab yang signifikan dikeluarkan dari model. Semua koefesien jalur akan merefleksikan kovarians bersama dengan semua variabel yang tidak diukur dan tidak akan dapat diinterpretasi secara tepat dalm kaitannya dengan akibat langsung dan tidak langsung. •
Terdapat masukan korelasi yang sesuai. Artinya jika kita menggunakan matriks korelasi sebagai masukan, maka korelasi Pearson digunakan untuk dua variabel berskala interval; korelasi polychoric untuk dua variabel berksala ordinal; tetrachoric untuk dua variabel dikotomi (berskala nominal); polyserial untuk satu variabel interval dan lainnya ordinal; dan biserial untuk satu variabel berskala interval dan lainnya nominal. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan uji statistik dengan
menggunakan Path Analysis adalah sebagai berikut. 1. Memberi skor kemudian menilai setiap jawaban siswa pada tes keterampilan membaca dan tes komponen kesadaran linguitik berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang telah dibuat.
67
2. Menentukan pola persamaan jalurnya 3. Data dihitung dengan metode Path Analysis menggunakan SPSS 4. Menyusun persamaan struktural sebagai berikut : Y1
= PY1X1X1 + PY1X2X2 + PY1X3X3 + PY1X4X4
Y2
= PY2X1X1 + PY2X2X2 + PY2X3X3 + PY2X4X4
Y3
= PY3X1X1 + PY3X2X2 + PY3X3X3 + PY3X4X4 + PY3Y2Y2
5. Penghitungan Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE) 6. Penghitungan Pengaruh Tidak Langsung (Indicect Effect atau IE) 7. Penghitungan Pengaruh Total
68
H. Alur Penelitian
Sampel Penelitian (Cluster)
Tes keterampilan membaca
Siswa yang tdk mengalami kesulitan membaca
V. Endogen
Hipotesis
Asumsi
Persyaratan : siswa tidak mengalami hambatan ketajaman penglihatan dan pendengaran
Profil
V
K o
IQ
Profil
Fonem
e
n
k
t
Morfem Analisis dengan
s
r
o
o
Usia
Tes komponen kesadaran linguistik
g
l
Path analysis
Sintaksis
e n
Semantik Siswa yang mengalami kesulitan membaca
Implikasi
Profil
Kesimpulan
Bagan 3.5 Alur Penelitian
69
Tes komponen kesadaran linguistik
Hasil
Profil