4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
BAB III METODE DESAIN STRUKTUR JEMBATAN ATAS PIPA DAN MANAJEMEN PELAKSANAAN KONSTRUKSI JEMBATAN ATAS PIPA
3.1 Metode Desain Struktur Jembatan Atas Pipa Dalam perencanaan jembatan dan sebelum tahap pelaksanaan, dalam perancangan harus mempunyai data baik sekunder maupun primer yang berkaitan dengan pembangunan jembatan. Data tersebut merupakan bahan pemikiran dan pertimbangan sebelum kita rnengambil suatu keputusan akhir.
PROSES ANALISIS
OUTPUT HASIL
INPUT DATA
EVALUASI
Gambar 3.1 Skema Proses perencanaan
Data yang diperlukan dapat berupa: a. Lokasi; •
Topografi
•
Lingkungan, kota
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-52-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
b. Keperluan: melintasi sungai cimanceuri – Balaraja Barat Banten c. Bahan Struktur Rangka Baja d. Peraturan yang dipakai : •
Penyelidikan Pembebanan Jembatan rangka. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta 1987
•
Peraturan Perencanaan Teknik Sipil ( BMS ) 1992.
•
RSNI (Standar Nasional Indonesia) T-02-2005 Beban Jembatan.
•
RSNI T-03-2005 Baja Baru
Proses Perencanaan
Survey Data
Desain Awal Penentuan : • Type istruktur jembatan • Bahan spesifikasi jembatan • Pereacanaan gelagar • Hitung awal
Modifikasi
Analisis Struktur Metode LRFD
Desain Akhir • • •
• GAMBAR DESAIN
Modifikasi akhir Model struktur akhir Htungan Akhir
Gambar 3.2 Diagram alur proses perencanaan UNIVERSITAS MERCU BUANA
-53-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
3.2
TUGAS AKHIR Bab III
Perancangan awal
3.2.1 Pemilihan lokasl Penentuan lokasi dan layout jembatan rangka baja pipa dalam penulisan ini ada didaerah sungai cimanceuri untuk akses pembangunan pipa gas yang menghubungkan dari Daerah Balaraja Timur dan Balaraja Barat, panjang jembatan pipa gas ± 55.5 m, selama ini daerah tersebut belum ada pemasangan struktur jembatan atas rangka pipa yang terbuat dari baja khusus untuk pipa gas. Akibat adanya akses pembangunan pipa gas Cilegon-Balaraja pada tahun 2008, jembatan rangka baja tersebut dibangun, 3.2.2 Type struktur Dalam perencanaan ini jembatan yang akan di rencanakan adalah jembatan atas rangka baja, penguat struktur Jembatan rangka baja ini terdiri dari gelagar memanjang dan rnelintang rangka baja sebagai penguat dalam menahan pembebanan jembatan.
Gambar 3.3 Rencana struktur jembatan atas pipa rangka baja awal
3.2.3 Bahan Spesifikasi Jembatan 3.2.3.1 •
Data Fisik Jembatan
Jenis jembatan adalah jembatan rangka baja
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-54-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
•
Bentang total jembatan
= ± 55.5 m
•
Lebar jembatan
= 1.7 m
•
Jumlah jalur
= 1 jalur
3.2.3.2
Data struktur jembatan
•
Bahan struktur jenis
= Bj 37
•
Panjang Jembatan
= 55.5 m
•
Panjang Pipa ∅ 16”
= ± 55.5 m
•
Berat Pipa ∅ 16"
= 49.49 m’ x 55.5 m = 2746.69 m’
•
Diameter Pipa ∅
= 16”
3.3 Perencanaan gelagar memanjang dan melintang 3.3.1 Perencanaan kekuatan Gelagar Kekuatan gelagar memanjang maupun melintang dianalisa dengan kapasitas lentur penampang, Kekuatan lentur gelagar dapat ditentukan dengan cara perencanaan keadaan batas runtuh uttimate dengan persamaan:
(a) Profit I Gambar 3.4 Penampang Gelagar
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-55-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
Sumbu X - Y merupakan sistem sumbu horizontal-vertikal yang melalui titik berat penampang. Sumbu ξ - ζ merupakan sistem sumbu utama (principai axis) yang melalui titik berat penampang. Pada profit 1 (Iihat Gambar a) dapat dilihat bahwa sumbu X dan sumbu Y merupakan sumbu simetris penampang, maka sistem sumbu horizontal vertikal berimpit dengan sistem sumbu utama (principal axis) penampang. Pada profit situ sama sisi. Faktro bentuk penampang - Arah sumbu x
1 1 Zx = (bt1 ) (h − t1 ) + tw h − t1 h − t1 2 2 Sx = Modulus of Section (cm3) (tabel baja) Kx =
Zx Sx
Faktor penampang - arah sumbu y
1 1 Zy = bt1 b + t 2 w(h − 2t1 ) 2 4 Sy = Modulus of Section (cm3) (tabel baja) Ky =
Zy Sy
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-56-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
Faktor Bentuk Penampang
Gambar 3.5 Kurva faktor bentuk penampang
Gelagar
memanjang
dan
melintang
merupakan
komponen
yang
menyusun struktur sebuah jembatan. Analisa dilakukan untuk memasukan bahwa gelagar masih mampu untuk menerima beban - beban pipa gas ∅ 16" yang bekerja pada jalur struktur jembatan rangka. Pada tahap ini ada beberapa perhitungan pembebanan dan analisa : 3.3.2 Beban mati (asumsi) •
Berat sendiri gelagar
•
Coating pipa 3 mm
•
Plat rangka baja
3.3.3 Beban hidup •
Beban merata "D"
•
Beban garis P
•
Beban suhu
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-57-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
•
Beban gempa
•
Beban angin
3.3.4 Perencanaan rangka baja eksternal Baja yang digunakan pada jembatan rangka baja harus dibuat dari material mutu tinggi dengan kuat tarik minimum 1800 N/mm2, dan diperhitungkan dengan baik pada kondisi batas layan (PBL) maupun kondisi batas ultimit, tegangan tarik dalam rangka baja tidak boleh melebihi 0,45 Fpu berdasarkan batas Iayan ( PBL).
Gambar 3.5a Tampak samping struktur atas jembatan rangka baja
Gambar 3.5b Potongan struktur jembatan atas pipa rangka baja
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-58-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
Flow chart parencanaan desain Lentur
Desain Metode LRFD Q L
Perencanaan Penampang Gelagar
Desain lentur Bentang Menengah (Lp < Lb)
Periksa Kelangsingan
Pelat badan : λw = h tw
Pelat sayap : λf = b 2t f
Tekuk lateral Lp = 1,76 ry
Lr = ry
X 1 FL
E Fy
1 + 1 + X 2 FL2
Kuat lentur ∅Mn =
Gambar 3.6a
UNIVERSITAS MERCU BUANA
0,9 *M > Mu
Diagram perancanaan desain lentur
-59-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
3.3.5 Desain geser ( Vu
•
∅v . Vn)
∅v
= faktor reduksi geser, diambil 0,9
Vn
= kuat geser nominal penampang (0,6FywAw)
Vu
0,9 EK n Aw = kuat geser perlu 2 ( h / t ) w
Geser nominal Leleh pelat badan
h ≤1,10 tw
KnE Fyw
Kn = 5 +
5 ( a / h) 2
Tekuk Inelastik pelat badan 1,10
Kn E h KnE < <1,37 Fyw t w Fyw
Vn = 0,6 Fyw Aw (1,10
Kn E 1 ) ) Fyw h / t w )
Tekuk Elastik pelat badan
h ≥1,37 tw
KnE 0,9 Ekn Aw , maka: Vu = ( ) Fyw ( h / tw ) 2
3.3.6 Desain kombinasi geser dan lentur •
Metode distribusi -
Mu dipikul pelat sayap Mu
-
∅bMf
Mf = Af df Fy
Vu dipikul pelat badan ( Vu
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-60-
∅v
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
•
TUGAS AKHIR Bab III
Metode interaksi Mu dan Vu dipikul bersama - same oleh pelat dan badan
Mu V + 0,625 u ≤1,375 φM n φVn
Flow chart perencanaan desain geser
Desain Metode LRFD Q L
Desain geser Vu ∅v Vn
Geser Nominal
Lelah pada pelat badan
Lelah pada pelat badan
KnE h ⊆ 1,10 maka; Vn = 0,6 F yw Aw tw F yw
Vn = 0,6
Fy
Aw
1,10
KnE Fy
1 h / tw
Tekuk elastik pelat badan
h ≥ 1,37 tw
Gambar 3.6b
UNIVERSITAS MERCU BUANA
1,10
KnE 0,9 EknAw maka : Vn = Fy (h / tw)2
Diagram perencanaan desai geser
-61-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
3.3.7 Batang Tekan Komponen struktur baja yang mamikui gaya tekan ( batang tekan ), harus direncanakan sedemikian rupa sehingga sefalu tarpenuhi :
Nu ⊆ φCNn Prosadur umum dasain LRFD untuk batang tekan : 1. Hitung baban layan terfaktor Pu dengan menggunakan samua baban kombinasi 2. Asumsikan nilai tagangan kritik Fcr bardasarkan angka kalangsingan &= Lk/ Imin 3. Hitung luas bruto Ag 4. memilih suatu penampang dangan memperhatikan pambatasan ratio lebar/tebal untuk mencegah terjadinya tekuk lokal 5. menghitung tagangan kritikal Fcr 6. menghitung kekuatan desain ∅cPn = ∅cFcr.Ag untuk penampang tarsebut 7. Bandingkan ∅cFcr dangan Pu bita kuat dapat ditarima. Untuk penampang tempa ( WF ), tegangan kritik Fcr dapat dihitung sebagai : -
Untuk λ Q ⊆ 1,5, maka Fcr = (0,658Qλ c )QFy
-
0,877 Untuk λ Q ⊆ 1,5, maka Fcr = 2 Fy λ c
2
dalam hal ini : λ c =
KI rτ
Fy E
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-62-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
flowchart Perencanaan Desain Komponen Tekan
Desain Metode LRFD Q L
Analisa struktur Nu ∅u Nu
Mencari “Nu”
Nu φ
Mencari “Imin”
Ix min = Iy min =
KLx 200 KL y 200
Maksimum λ = λ r Periksa λ λ r
Kapasitas tekan penampang tekuk lentur
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Fy . Ag ωx Fy = . Ag ωy
Maksimum
N nx = Ag . Fcrx =
Maksimum
N ny = Ag . Fcry
-63-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
Kapasitas tekan penampang tekuk lentur – torsi
N nlt = Ag . Fclt =
Fcry + Fcrz Ag . 2H
4FcryF F crz H 1 − (Fcry + Fcrz )2
Kapasitas tekan penampang Nn = min (Nnx;Nny;Nnlt)
Nu
φu Nu
Gambar 3.6c Diagram parencanaan desain tekan
3.4 Desain alat penyambung 3.4.1
Sambungan baut
Alat penyambung yang biasa dipakai adalah baut, paku keeling dan pengelasan. Baut terbagi atas baut berkekuatan tinggi (ASTM A325, ASTM A 409) dan baut hitam (ASTMA367). a. Kuat tarik baut Berdasarkan batas putus baut, kuat nominal Rn untuk satu baut Rn = F ub . An
Dimana: F ub = kuat tarik baut (Kg)
An = luas bidang tarik (cm2) = 0,75 . Ab
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-64-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
Ab = luas kotor potongan untuk satu baut { cm2) b. Kuat geser baut Berdasarkan batas putus baut, kuat nominal Rn untuk satu baut :
Rn = m . Ab . τ u = m . Ab (0,60 . F ub ) Dimana : M = jumlah baut rencana (buah) An = luas kotor potongan untuk satu (cm2)
F ub = kuat tarik baut (Kg) τu = kuat geser ultimate ( kg/cm2 ) c. Kuat tumpu baut kekuatan tumpu baut ditentukan sebagai berikut : Rn = 2 . 4 . F ub . dt
Dimana : F ub = kuat tarik baut (kg/ cm2)
d = diameter baut t = tebal plat
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-65-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
Flow chart Perencanaan Desain Komponen Tarik
Desain Metode LRFD Q L
Analisa struktur N u ∅t N u
Kelelahan penampang (yielding)
∅Nn = 0,90 Ag Fy
Kondisi leleh
Kondisi fraktur
Nn ≤ ∅ Ag Fy
Nn ≤ ∅ Fu Ae = ∅ Fu An U
Hitung “ Imin” • I • I
min min
= L/240 : utama = L300 : sekunder
Pemeriksaan daerah sambungan Blok geser ujung ∅ . Nn = min (∅ . Nn geser murni; ∅ . Nn geser tarik)
∅.Nn blok ujung
∅ . Nn
Penampang terpilih
Gambar 3.6d Diagram perencanaan desain tarik UNIVERSITAS MERCU BUANA
-66-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
Flow Chart StrukturJembatan Atas Pipa Gas 2 Survey Lokasi
Penyesuaian dgn Budget
Perancangan - Design - Calculasi - Drawing - Spek
Pembelian
Simulasi Konstruksi
SAP
As Built Penentuan Jenis Material
Re-Simulasi
Final Design - Design Drawing - Spesifikasi Material - Calculasi
Final Design
- Material Take Off
Survey Lokasi
Batasan Penelitian
2
Gambar 3.6e Diagram perencanaan struktur atas jembatan pipa UNIVERSITAS MERCU BUANA
-67-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
3.5 Manajemen Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Atas Pipa 3.5.1 Yang dimaksud dengan baja struktur adalah bahan struktur jembatan baja seperti jembatan baja, gelagar baja komposit termasuk komponen galagar baja komposit seperti balok, pelat, baut, ring, diafragma yang digunakan sebagai suatu komponen konstruksi jembatan. 3.5.2 Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup struktur baja dan bagian baja dari struktur baja komposit, yang dilaksanakan memenuhi garis, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar atau yang ditetapkan oleh Owner. Pekerjaan ini terdiri atas pelaksanaan struktur baja baru,pelebaran dan perbaikan dari struktur. 3.5.3 Pekerjaan
ini
juga
akan
pemasangan,
galvanisasi
sebagaimana
yang
mencakup dan
disyaratkan
penyediaan,
pengecatan dalam
logam
spesifikasi
fabrikasi, struktur ini
atau
sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar. Logam struktur harus meliputi baja struktur, paku keling, pengelasan, baja khusus dan campuran, elektroda logam dan penempatan dan pengecoran baja. Pekerjaan ini harus juga terdiri atas setiap pelaksanaan logam tambahan yang tidak disyaratkan lain, semua sesuai dengan spesifikasi ini dengan gambar.
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-68-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
3.6 Persyaratan 3.6.1 Standar Rujukan Standar Nasional Indonesia ( SNI ): RSNI T-02-2005 Beban Jembatan RSNI T-03-2005 Baja Baru 3.6.2 Persyaratan Bahan 3.6.2.1 Penyimpanan bahan Pekerjaan baja, baik fabrikasi di bengkel dan di lapangan, harus ditumpuk di atas balok pengganjal atau landasan sedemikian rupa sehingga tidak bersentuhan dengan tanah dan dengan suatu cara. Apabila pekerjaan baja ditumpuk dalam beberapa lapis, maka pengganjal untuk semua lapis harus berada dalam satu garis. 3.6.2.2 Perlindungan Bahan Bahan harus dilindungi dari korosi, dan kerusakan lainnya dan harus tetap bebas dari kotoran, minyak, gemuk, dan benda-benda asing lainnya. Perlindungan korosi dapat di lakukan dengan galvanisasi dan atau pengecatan pada permukaannya. • Galvanisasi Semua komponen struktur baja termasuk komponen gelagar baja komposit termasuk balok, pelat, baut, ring, diafragama dan sejenisnya harus digalvanisasi dengan sistem pencelupan panas sesuai dengan AASHTO M. • Pengecatan
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-69-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
3.6.2.3 Permukaan yang akan di cat harus bersih dan bebas dari lemak, debu, produk korosi, residu garam, dan sebagainya. 3.6.2.4 Jenis,komposisinya dan tebal cat harus sesuai dengan Pedoman Teknik No.028/T/BM/1999. Apabila ditentukan lain maka sistem proteksi dapat dilakukan dengan cara pengecatan dengan bahan cat yang telah terlebih dahulu disetujui jenis dan ketebalannya lapisan pelindung awal (primer coating) yang berupa cat dasar untuk menghindari terjadinya karat sebelum pengecatan. 3.7 Persyaratan Kerja 3.7.1 Pengajuan Kesiapan Kerja 3.7.1.1 Penyedian Jasa harus menyerahkan laporan pengujian yang menunjukkan kadar bahan kimia dan pengujian fisik setiap mutu baja yang digunakan dalam pekerjaan. 3.7.1.2 (tiga) salinan gambar kerja yang disiapkan oleh atau atas nama Penyedia Jasa. 3.7.1.3 Penyedia
Jasa harus
menyerahkan
program dan metode
pelaksanaan yang diusulkan termasuk semua gambar kerja dan rancangan untuk pekerjaan sementara yang diperlukan. 3.7.1.4 Penyedia Jasa harus memberitahu secara tertulis sekurangkurangnya 24
(dua puluh empat)
jam sebelum memulai
pembongkaran struktur lama atau pemasangan struktur baja yang baru.
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-70-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
3.8 Pelaksanaan 3.8.1 Fabrikasi Untuk sambungan Las, maka setiap penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesalahan penjajaran bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali ketebalan pada bagian yang lebih tipis atau 3 mm, Akan tetapi, baik perbedaan ketebalan yang timbul dari toleransi akibat proses roling maupun kombinasi toleransi akibat proses roling dan kesalahan penjajaran yng diizinkan di atas, maka penyimpangan yang melampaui 3 mm harus diperhalus dengan suatu kelandaian 1:4.. 3.8.2 Pemotongan Pemotongan harus dilaksanakan secara akurat, hati-hati dan rapi. Setiap deformasi yang terjadi akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut tepi-tepi potongan pada elemen utama yang merupakan tepi bebas setelah selesai dikerjakan, harus dibulatkan dengan suatu radius kira-kira 0,5 mm atau ditumpulkan. Pengisi, pelat penyambung, batang pengikat dan pengaku lateral dapat dibentuk dengan pemotongan cara geser (shearing), tetapi setiap bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan harus dibuang. Setiap kerusakan yang terjadi akibat pemotongan harus diperbaiki. Sudut-sudut ini umumnya dibulatkan dengan suatu radius 1,0 mm. 3.8.3 Pengelasan Prosedur pengelasan baik di bengkel maupun di lapangan,
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-71-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
termasuk keterangan tentang persiapan pemukaan-permukaan yang akan disambung harus diserahkan secara tertulis, untuk persetujuan dari Owner sebelum memulai fabrikasi. Tidak ada prosedur pengelasan yang disetujui atau detail yang ditunjukkan dalam gambar yang harus dibuat tanpa persetujuan dari Owner. cara menandai setiap pelengkap sementara harus disetujui terlebih dahulu oleh Owner. Setiap goresan pada pelengkap sementara harus diperbaiki sampai diterima oleh Owner. Apabila perbaikan dengan
pengelasan
diperlukan.
maka
perbaikan
ini
harus
dilaksanakan atas persetujuan Owner. Permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak. Semua percikan pengelasan yang mengenai permukaan harus dibersihkan. Agar dapat memperoleh
ketebalan elemen baja yang penuh
pada sambungan dengan pengelasan maka harus digunakan pelat penyambung "run-on" dan "run-off “ pada bagian ujung elemen. 3.8.4 Pengecatan Pelaksanaan pengecatan sesuai dengan Pedoman Teknik di dalam teknik pengecatan. 3.8.5 Pengangkutan Setiap elemen harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk identifikasi dan pemasok bahan struktur baja harus memberikan suatu diagram pemasangan atau manual
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-72-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
pemasangan dengan tanda-tanda pemasangan yang ditunjukkan di dalamnya. Elemen struktur harus diangkat dengan cara sedemikian rupa sehingga elemen struktur pada waktu diangkut dan dibongkar di tempat tujuannya tidak mengalami tegangan, deformasi yang berlebihan, atau kerusakan lainnya. Baut dengan panjang dan diamater yang sama, serta mur yang terlepas dari baut atau ring harus dikemas terpisah. Pen (pin), bagian-bagian yang kecil, dan paket- baut, ring dan mur harus dikirim dalam kotak, krat atau tong, dan berat kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Daftar dan uraian dari bahanbahan yang terdapat didalam setiap kemasan harus tertulis dan disebutkan pada bagian luar kemasan dan diusahakan tidak mudah bilang atau tersobek pada waktu pengiriman.
3.9 Pemasangan Jembatan Baja 3.9.1 Pemasangan Konstruksi Jembatan Yang dimaksud dengan pemasangan jembatan baja adalah pekerjaan pemasangan struktur jembatan baja seperti jembatan rangka baja, gelagar baja komposit, jembatan rangka baja semi permanen atau darurat dalam proses pelaksanaan pekerjaan pemasangan ini akan mencakup sebagaimana yang diperlukan, penanganan, landasan, identifikasi dan penyimpanan semua bahan
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-73-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
komponen
baja,
pemasangan
landasan,
perakitan,
dan
penempatan posisi akhir struktur jembatan baja, pencocokan komponen dan sistem lainnya yang diperlukan untuk pemasangan struktur jembatan baja sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi ini. 3.9.2 Tahap Pekerjaan Setelah penerbitan detail pelaksanaan (shop drawing) untuk tiap jembatan baja yang termasuk dalam cakupan kontrak, penyedia jasa harus menjadualkan program pekerjaannya sedini mungkin dalam periode pelaksanaan. Urutan dan waktu yang sangat terinci dari
operasi
pemasangan
untuk
setiap
jembatan
harus
digabungkan dalam jadual pelaksanaan. 3.9.3 Pengaturan Lalu Lintas Pengaturan lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan pada bagian ini dengan ketentuan tambahan berikut ini : Apabila
pemasangan
struktur
jembatan
baja
memerlukan
pembongkaran atau penutupan seluruh jembatan lama, maka program penutupan harus dikoordinasikan dengan Owner agar pengalihan lalu lintas (detour) atau perlengkapan alternatif lainnya dapat disediakan untuk memperkecil gangguan terhadap lalu lintas. 3.9.4 Peralatan dan Perancah Penyedia Jasa harus menyediakan setiap peralatan dan perancah yang diperlukan unluk pemasangan struktur baja. Perlengkapan
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-74-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
pemasangan ini termasuk pengaku sementara, semua perkakas, mesin, dan peralatan termasuk pasak pengungkit (drift) dan baut penyetel. Perancah dan pengaku sementara harus dirancang, dibuat dan dipelihara sebagaimana mestinya agar dalam tahap pemasangan semua perancah dan pengakut-pengakut berfungsi dan dapat menahan semua gaya dan beban struktur baja selama pemasangan.. 3.9.5 Komponen Struktur Baja Semua bahan atau komponen baja untuk pemasangan struktur jembatan baja yang telah dibeli dapat disimpan dalam satu depo penyimpanan berbagai peralatan Pemilik atau lebih. Bahan untuk setiap struktur jembatan yang diberikan dapat baru atau pernah dipasang sebelumnya pada lokasi lain. Ketentuan bahan cara prosedur pemasangan untuk setiap struktur jembatan yang diberikan dapat berbeda-beda menurut sumber sistem patent bahan yang telah dibeli sebelumnya oleh Pemilik.
3.10
Pengendalian Mutu
3.10.1 Pengendalian Mutu Mutu bahan yang dipasok. kecakapan kerja dan hasii akhir harus dipantau dan dekendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam standar rujukan. 3.10.2 Penanganan dan Penyimpanan
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-75-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
Seluruh bahan harus disimpan sesuai dengan ketentuan dari spesifikasi 3.10.3 Penggantian Komponen yang Hilang atau Rusak Berat Apabila diperintahkan oleh Owner, komponen yang hilang atau rusak berat, dan belum diterima dari pemilik, maka komponen yang diperlukan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus disediakan oleh Penyedia Jasa. Dalam hal ini, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa semua komponen baru yang dipasok terdiri atas bahan yang setara atau lebih baik dari spesifikasi pabrik aslinya, dan semua komponen fabrikasi dibuat, diselesaikan dan ditandai dengan teliti sesuai dengan dimensi dan toleransi seperti ditunjukkan dalam gambar kerja dari pabrik aslinya. Penggantian komponen harus diiaksanakan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan diterima oleh Owner. Sebagai tambahan, Owner dapat meminta sertiflkat bahan atau bukti pendukung lainnya atas sifat-sifat bahan yang
dipasok bila dianggap perlu. Untuk
menghindarkan kerugian akibat hal-hal tersebut di atas selama masa pengangkutan dari gudang (Stockfile) Pemilik ke lokasi pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus mengasuransikan bahan jembatan baja yang disediakan oleh pemilik secara all risk. 3.10.4 Perbaikan Komponen yang Agak Rusak Apabila diperintahkan oleh Owner, maka komponen yang dicatat menurut dalam keadaan agak rusak saat diterima dari Pemilik
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-76-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa. Perbaikan yang diperintahkan oleh" Owner harus dibatasi pada pelurusan pelat-pelat yang bengkok dan komponen minor lainnya, perbaikan retak yang bukan karena kelelahan di bengkel dengan pengelasan dan pengembalian kondisi lapisan permukaan yang rusak. Pekerjaan perbaikan tersebut harus diiaksanakan pada bengkel yang disetujui sesuai dengan petunjuk dari Owner dengan ketentuan berikut ini: 3.10.5 Pelurusan Bahan yang Bengkok Pelurusan pelat dan komponen minor dari bentuk-bentuk lainnya harus diiaksanakan menurut cara yang tidak akan menyebabkan keretakan atau kerusakan lainnya. Logam tidak boleh dipanaskan kecuali kalau diizinkan oleh Owner. Apabila dilakukan pemanasan maka warna temperatur yang dihasilkan tidak boleh lebih tinggi dari warna "merah cherry tua". Apabila pemanasan telah disetujui untuk pelurusan komponen yang melengkung atau bengkok, logam harus didinginkan selambat mungkin setelah pekerjaan pelurusan selesai. Setelah pendinginan selesai permukaan logam harus diperiksa dengan teliti apakah terjadi keretakan akibat pelurusan tersebut. Bahan yang retak tidak boleh digunakan dan seluruh bahan harus diganti sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. 3.10.6 Perbaikan Hasil Pengelasan yang Retak Hasil pengelasan yang retak atau rusak pada komponen yang di
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-77-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN
4110411 – 046
TUGAS AKHIR Bab III
las di bengkel harus dikupas, disiapkan dan dilas ulang dengan teliti
menurut
standar
pengelasan
yang
ditentukan
pabrik
pembuatnya sesuai dengan mutu atau mutu-mutu bahan yang akan dilas. Prosedur pengelasan yang akan dipakai untuk pekerjaan perbaikan harus dirancang sedemikian hingga dapat memperkecil setiap distorsi pada elemen komponen yang sedang diperbaiki, agar toleransi fabrikasi yang ditentukan pabrik pembuatnya dapat dipertahankan. 3.10.7 Perbaikan Lapisan Permukaan yang Rusak Sebagian besar komponen baja yang disediakan oleh Pemilik mempunyai penyelesaian akhir pada permukaan dengan galvanis celup panas. Apabila permukaan bahan yang dipasok terdapat lapisan yang dalam keadaan rusak, maka pengembalian kondisi pada tempat-tempat yang rusak harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan penyiapan permukaan dan pengecatan dari spesifikasi ini, untuk perbaikan permukaan yang digalvanisasi dengan proses celup panas.
UNIVERSITAS MERCU BUANA
-78-
BAB METODE DAN MPK JEMBATAN