PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG KEP.MENTAWAI Frengky Rusadi,Mufti Warman,Khadavi. Jurusan Tehnik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Jembatan adalah suatu bangunan konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan melalui suatu penghalang, seperti sungai, lembah, atau persimpangan. Untuk memperlancar akses transfortasi di kep.mentawai, pemerintah merealisasikan pembangunan konstruksi jembatan di kep.mentawai. Dimana desain awal konstruksi jembatan ini merupakan konstruksi jembatan Komposit. Pada Tugas akhir ini akan dilakukan Perencanaan ulang struktur atas jembatan dengan memodifikasi jembatan komposit menjadi struktur jembatan beton bertulang type profil T girder. Struktur Jembatan beton bertulang ini diharapkan mampu memenuhi standar keamanan jembatan . Perencanaan perhitungan ini hanya membahas pada kontruksi bangunan atas jembatan yang terdiri dari perhitugan : Tiang sandaran, trotoar, plat lantai kendaraan, dan gelagar jembatan. Perencanaan ini berdasarkan kepada kondisi beban ultimate struktur. Struktur dihitung berdasarkan Tata cara perencanaan struktur beton untuk jembatan (SNI T12-2004), Standar perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan (SNI T-02-2005),standar pembebanan untuk jembatan (SNI 2833-2008).Adapun dari hasil Perhitungan di gunakan Gelagar Beton Bertulang Profil “T” Girder dengan dimensi h : 1,2 m ,dan b : 50 cm. Tulangan lentur yang didapat 20 D32-45mm,Tulangan daerah tekan 6 D32-45mm,Pada tulangan geser digunakan sengkang D13–200mm,dan pada badan Girder dipasang tulangan susut 4 D13mm. Kata kunci : Struktur Jembatan Beton Bertulang, Profil “T” Girder, Kondisi Beban Ultimate
BRIDGE TO RE-STRUCTURE PLAN REINFORCED CONCRETE KEP.MENTAWAI Frengky Rusadi,Mufti Warman,Khadavi. Department of Civil Engineering and Planning, University of Bung Hatta, Padang Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstract Bridge construction is a building which serves to continue the path through a barrier, such as rivers, valleys, or crossing. To facilitate access transfortasi in kep.mentawai, the government realize the construction of the bridge in kep.mentawai. Where the initial design is the construction of this bridge construction Composite bridge. In the final project will be restructure planning on modifying bridges composite bridge with a structure of reinforced concrete bridge girder type T profiles. Reinforced concrete bridge structures is expected to meet the safety standards of the bridge. Planning this calculation only discuss the construction of a bridge superstructure consists of a calculated: Pole backrest, sidewalks, vehicle floor plate and girder bridges. This plan is based on the structure of the ultimate load conditions. Structure is calculated based on the planning procedure for concrete structures for bridges (SNI T-12-2004), earthquake resistant design standards for bridges (SNI T-02-2005), for bridge loading standards (ISO 2833-2008). As for the results of calculations in use Gelagar Reinforced Concrete Profile "T" Girder with dimensions h: 1.2 m, and b: 50 cm. Flexural obtained 20-45mm D32, D32 Reinforcement area hit 6-45mm, On shear reinforcement used D13-200mm cross bar, and the body mounted Girder shrinkage reinforcement4D13mm. Keywords: Reinforced Concrete Bridge Structure, Profile "T" Girder, Ultimate Load Conditions
PENDAHULUAN
METODOLOGI
Meningkatnya kebutuhan masyarakat kota
Penulis melakukan studi literatur dan
Mentawai Khususnya untuk melakukan
pengumpulan
kegiatan transportasi
dilakukan secara garis besar dibedakan
harus ditunjang
data.
Kegiatan
yang
dengan peningkatan infrastruktur yang
atas:
mendukung, di antaranya adalah dengan
- Studi literatur
pembangunan jembatan sebagai
akses
Dalam studi literatur didapatkan teori-teori
atau
yang diproleh melalui buku-buku untuk
bahkan antar pulau, hal ini juga didasarkan
analisa perencanaan konstruksi jembatan
atas meningkatnya volume kendaraan baik
yang berkaitan atas dengan penulisan tugas
roda empat maupun roda dua yang ada
akhir.
dikota Takuman Mentawai. Fakta tersebut
- Pengumpulan data
menunjukkan
Data
untuk
melintasi
sungai, lembah
bahwa
kebutuhan
yang
dibutuhkan
masyarakat harus dapat dipenuhi oleh para
perencanaan berupa :
tenaga
o Data Konstruksi
ahli
jembatan
dengan
daya
adalah
kreatifitas dan inovasi tinggi. Maka dalam
o Sfeisifikasi beton dan baja
rangka memenuhi kebutuhan transportasi
ANALISA DAN PEMBAHASAN
dan untuk meningkatkan perekonomian
o Penulangan Tiang sandaran
masyarakat tepi pantai
Analisa beban tiang beton railing
pada
proyek
pariwisata pengembangan kota Takuman
-Jarak antara tiang railing L = 2,00 m
Mentawai, pemerintah akan merealisasikan
-Beban horizontal H1 = 1,00 KN/m'
pembangunan
-Gaya horizontal pada tiang railing
jembatan
Komposit
Takuman Mentawai. Jembatan ini juga diharapkan mampu mengurai kepadatan
data
H = H1 * L = 1,00 * 2,00 = 2,00 Kn
lalulintas kendaraan dikota Mentawai yang
-Lengan terhadap sisi bawah tiang railing y
semakin padat.
= 0,90 m
Pada Tugas Akhir ini, akan direncanakan konstruksi
perencanaan bangunan
atas
ulang jembatan
-momen pada tiang railing M=H*y = 2,00 * 0,90 = 1,80 KNm
jembatan beton bertulang tipe T girder.
Momen ultimite rencana
Kontruksi
Mu = 1,6 * H
diharapkan
Jembatan beton bertulang ini mampu
mencapai
nilai
= 1,6 * 2,00 = 2,88 KNm
ekonomis yang maksimal dan memenuhi
Gaya geser ultimite rencana
standar keamanan jembatan.
Vu = 1,6 * H
= 1,6 * 1,80 =
Lebar tiang railing b = 250
2,88 KNm
Momen nominal rencana
o Penulangan tiang railing
Mn = Mu / φ
-Mutu beton : K300 kuat tekan beton,
fc' = 25
tebal tiang raling h = 220 selimut beton d' = 30
Mpa
mm
= 1,4/0.8 = 1,75 kNm Faktor tahanan momen
mm
Rn
Mn *10 6 (b * d 2 )
faktor bentuk distribusi tegangan beton β1 = 0,85 Rn
1,75 *10 6 0,193 (250 *190 2 )
Rn < Rmax ...... (Ok) = 0.054 R max
R max
1 fy 0, 75 * b * fy * 1 * 0, 75 *b * 2 0,85 * fc '
Rasio tulangan yang diperlukan
1 240 0,75 * 0,054 * 240 * 1 * 0,75 *0,054 * 2 0,85 *25
0,85 *
0,85 *
= 7,496
fc ' 2 * Rn * 1 1 fy 0,85 * fc '
25 2 * 0,193 * 1 1 240 0,85 * 25
Faktor reduksi kekuatan lentur φ = 0,80 Faktor reduksi kekuatan geser φ = 0,60
= 0,0014 Rasio tulangan minimum min =
=
=0,0015
Momen rencana ultimit Mu= 1,4 kNm Rasio tulangan yang digunakan Tebal efektif slab beton d = h-d’ = 220-30 = 190 mm
min = 0.0014 Luas tulangan yang diperlukan As =
xbxd
=0.0014 x 250 x 190
= 66,5 mm2
Maka dipakai sengkang praktis
Diameter tulangan yang digunakan
8- 250
10 (mm) 45.0
2
Jarak tulangan yang diperlukan
8 - 250
20.0
2
25.0
1 2 * * d * b 4 s As
10
10
Pot I-I
I
I
Detail.Tiang Sandaran
1 2 * * 10 * 250 4 s 66,5
o Perhitungan Plat Lantai
= 295,12 mm2 Digunakan tulangan =
10 - 250
tulangan geser gaya geser ultimit rencana Vu = 3,20 kN gaya geser ultimit rencana Vu = 3200 N fc ' *b * d Vc 6 = 43361,37 30 * 250 *190 Vc 6
Denah jembatan Data Slab Lantai Jembatan Tebal slab lantai jembatan ts = 0.20 m Tebal Lapisan aspal + overlay ta = 0.05 m Tebal genangan air hujan th = 0.05 m Jarak antar balok
= 43361,37 N φ x Vc = 26016,8215 N Vu < φ x Vc tidak perlu tulangan geser
S = 1.30 m
Lebar lajur lalu-lintas b1 = 6.00 m Lebar trotoar
b2 = 0.50 m
Lebar total jembatan b = 7.60 m
Panjang jembatan
L = 25.00 m
= Mu / φ
Mn
Bahan Struktur
=2345000/0.80
Mutu beton
= 2931250 Nmm
K-300
Kuat tekan beton
fc’= 25 MPa
Faktor tahanan momen,
Modulus elastisitas
Ec = 4700*√fc’
Mn 2931250 Rn (b * d 2 ) (1000 *170 2 )
Penulangan Slab Lantai Jembatan Penulangan arah Lx
= 0.102 N/mm
Momen rencana lapangan :
Rasio penulangan keadaan
Mu= 2345000 Nmm ρb Kuat tekan beton,
0,85. fc 600 .β. fy 600 fy
=
fc' = 30.00 Mpa
Tegangan leleh baja, fy = 240
600 0,85.30 . 0,85 . 240 600 240
MPa =
Tebal slab beton, Selimut beton
h = 200
mm
d' = 30 mm
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,
=
0,85.30 = 0.065 240
Batas maksimum rasio penulangan
β1 = 0.85 ρ maks = 0,75 ρb Faktor reduksi kekuatan lentur, = 0,75 . 0,065 = 0.80 ( SK SNI hal15 ) = 0,049 Tebal efektif slab beton, Rasio tulangan minimum, d = h - d'
min
1,4 fy
=200-30 = 170 mm Ditinjau slab beton selebar 1 m, b = 1000 mm Momen nominal rencana,
M
fy 0,85. fc
1,4 240
= 0.0058
240 0,85.25
= 11,30 Rasio tulangan yang di perlukan
ρ perlu
=
1 m
1 11,30
2.m.Rn 1 1 fy 2.11,30.0,102 1 1 240
= 0,00042 Jadi ρ min < ρ perlu < ρ maks ......... dipakai ρ min
= 500 mm² Diameter tulangan yang digunakan, D = 12 mm Jarak tulangan yang diperlukan 1 2 * * d * b 4 s As
Luas tulangan yang diperlukan, As =ρ*b*d
= 0.0058*1000*170
1 2 * 3.14 *12 *1000 4 500
= 986.00 mm² Diameter tulangan yang digunakan, =226.19 mm D = 12 mm Digunakan tulangan, D = 12 - 220 Jarak tulangan yang diperlukan,
1 2 * 3.14 *12 *1000 4 986.00
D12 - 110 D12 - 220
1 2 * * d * b 4 s As
D12 - 110 D12 - 110
D12 - 220 D12 - 220 200
Gambar.Pelat lantai kendaraan
= 114.65 mm o Perencanaan Profil Gelagar Digunakan tulangan, D =12 – 110 Penulangan arah Ly As' =(0.25 x b .h)/100 =(0.25 x 1000 .200)/100
Analisa penampang gelagar T girder
Beban 6 buah diafragma sepanjang L = 25m :
menentukan lebar efektif flens penampang
qdf
= ndf * Wdf / L
qdf
= 6 * 656 kg / 25m ;
qdf
= 157 kg/m
Gelagar melintang/Diafragma :
balok T ( b.eff), untuk gelagar dalam
tengah pelat : B.eff < L / 4 = 25 m / 4 = 6,5 m B.eff < S = 1.3 m B.eff
< 16 hf +bw = 16 x 0.2cm
+ 0.5= 3.70 cm Dari nilai – nilai diatas diambil nilai b.eff
Perhitungan Tulangan Lentur Gelagar Berat sendiri diafragma qdf = 157 Berat sendiri aspal = 0,05*175*1000
terkecil yaitu b.eff : 1,3 m o Analisa Pembebanan Gelagar
= 52,5 Berat sendiri lantai = 0,20*1,75*2200
Perhitungan akibat beban mati (MS ) Profil T gelagar utama :
= 875 kg/m qms = 1577 kgm Gaya geser maksimum akibat beban mati : Ra= Rb= ½ * ( qMS * L ) Ra= Rb= ½ x 1577 kg/m x 25m Ra= Rb= 19712 kg.m
Luas penampang balok A
= ( S x hf ) + ( h-hf x bw ) = ( 1,2m x 0,2m ) ( 1m x 0,5m ) = 0,175 m
2
Berat sendiri balok qgr
= 0,175m2 x 2500kg/m3
qgr
= 437,5 kg/m
o Perhitungan akibat beban hidup a.
Beban Lajur “ D “ ( TD ) Beban garis ( P ) P = 12 ton P’ =
=α.s.k
k = 1 + ( 20 / ( 50 + 20 )) = 1,28
K = koefisien kejut S = jarak antara girder α = faktor distribusi ( 1 ) P’ =
. 1 . 1,2 . 1,28
Mms
= 46992,2 kg.m
o Gaya Rem ( TB ) Bekerja diatas jarak 1,80 m diatas lantai jembatan.
Besarnya
gaya
rem
arah
memanjang jembatan HTB = 2500 kg syarat P’ = 6,702 Ton = 6702 kg
L = 20 m ≤ 80m. ta
Beban merata ( q ) untuk panjang
q = 2.2 t/m
jembatan < 30 m ; L = 20m q’ =
=α.s
S = jarak antara girder
Panjang Girder
: 25m
α = faktor distribusi ( 1 )
Jumlah Girder
:5
Jarak antara girder
: 1,3 m
q’ =
. 1 . 1,3 .
q’ = 3,74 Ton = 3740 kg/m
Gaya rem untuk Lt < 80 m : Ttb
Beban merata ( q ) q = 2.2 t/m
= HTB / ngirder = 2500kg / 5
untuk panjang jembatan
< 30 m ; L = 20m
Ttb
q’ =
Jarak titik berat balok “y” :
=α.s
S = jarak antara girder
y
= 500 kg
= 1,8 m + ta + h /2
α = faktor distribusi ( 1 )
= 1,8m +0, 20m + 100/2
q’ =
= 2,5 m
. 1 . 1,3 .
q’ = 3,74 Ton = 3740 kg/m Momen Maksimum akibat beban mati :
Momen akibat gaya rem : M
= Ttb * y
Mms
= 1/8 * qMS * L2 )
= 500 * 2,5m
Mms
= 1/8 * 12030 * 252
= 1250 kg.m
Gaya geser dan momen maksimum pada
dengan tinggi 2.00m di atas lantai
balok akibat rem :
jembatan
Gaya geser :
H
= 2,0 m
Vtb
X
= 1,75m jarak antara roda
= M/L = 1250/20 = 62,5 kg
Momen Maksimum : Mtb
=½*M
kendaraan Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan MEW
= ½ h * TEW
QEW * x
= MEW
QEW * x
= ½ h * TEW
= ½ * 1250kgm qEW Mtb
= 625 kg.m
o Beban Angin ( EW ) Gaya angin tambahan arah horizontal pada
= ½ h * TEW / x
= ½ 2 * 176,4 / 1,75 = 100,8 kg/m
permukaan lantai jembatan dihitung
Gaya geser dan momen pada girder akibat
dengan rumus :
beban angin ( EW ) :
TEW
= 0,0012 * CW * ( VW )2 kN/m2
Gaya geser :
CW
= 1,2 * Pasal 7.6.Tabel 27 .hal 37
VEW
VW
= 35 m/det * Pasal 7.6.Tabel 28.hal 37
Beban angin tambahan meniup bidang samping kendaraan : TEW
= 0,0012 * 1,2 * ( 35 )2 kN/m2
= ½ * 100,8 kg/m * 20 VEW
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan
= 1008 kg
Momen : MEW
= 1,764 kN/m2 = 176,4 kg/m2
= ½ * QEW * L
= 1/8 * QEW * L2 =1/8 * 1008 kg/m * 202
MEW
= 5040 kg.m
o Pengaruh temperatur ( ET ) temperatur sebesar ∆T = 20 °C
Koefisien muai panjang untuk beton α = 0,00001/°C
= 360 kgm o Beban Gempa ( EQ )
* Pasal 7.3.Tabel 21 .hal 30
Shear stiffness of elastomeric bearing k
Koefisien beban horizontal : Kh = C * S
= 150000kg/m * Pasal 7.3.Tabel 21 .hal 30
= 0,23 * 1,225 Temperatur movement : δ
= α * ∆T * L
= 0,281
= 0,00001 * 20 * 20
Koefisien beban vertikal :
= 0,004m Gaya akibat temperatur movement :
Kv
FET = K * δ
= 50% * Kh = 50% * 0,281
= 150000 * 0,004 = 0,14 > 0.10
= 600 kg Tinggi Girder, h
= 1,2 m
Eksentrisitas, e
= h/2 = 1,2 / 2
Kv
Gaya gempa vertikal : TEQ = Kv * Wt
= 0,6 m
= 0,14 * 71260
Momen Akibat pengarug temperatur : M
= FET * e = 600kg * 0,6m
= 10039 kg Beban gempa vertikal : QEQ
= 360 kgm
M ET
=M/L
= TEQ / L = 10039 / 20
Gaya geser : VET
= 0,14
= 501,95 kg/m Gaya geser dan momen pada girder akibat
= 360 / 20
gempa vertikal ( EQ ) :
=18 kg
VEQ
=M
= ½ * QEQ * L = ½ * 501,95 * 20 = 5019,5 kg
MEQ
= 1/8 * QEQ * L2
Modolus Elastisitas baja, Es
= 1/8 * 501,95 * 202
= 20000 Mpa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0,85
= 25097 kgm
ρb = β1 * 0,85 * fc’ / fy * 600/ (600 + fy )
o Kombinasi pembebanan ultimate
ρb = 0,85 * 0,85 * [ 29,05 / 390 ]*
Kombinasi momen ultimate
[
600/ (600 + 390 )] KOMBINASI MOMEN ULTIMATE
KOMB -1 KOMB -2 KOMB -3
Faktor M Mu Mu Mu NO Jenis Beban Beban Kgm Kgm Kgm Kgm 1 B Sendiri ( MS ) 1,30 46992 61089,6 61089,6 61089,6 2 B Lajur "D" ( TD ) 2,00 126631 253262 253262 253262 3 Gaya Rem ( TB ) 2,00 625 1250 1250 4 Beban Angin ( EW ) 1,20 984 1180,8 5 temperatur ( ET ) 1,20 450 432 6 Beban Gempa ( EQ ) 1,00 39214 39214 316782,4 316033,6
353565,6
ρb
= 0,032616
Rmax = 0,75 * ρb * fy * 1 – [ ½ * 0,75 * ρb * fy / ( 0,85 * fc’ )] Rmax = 0,75 * 0,032616 * 390 * 1 – [ ½ * 0,75 * 0,032616 * 240 / 0,85 * 29,05 )] Rmax = 7,6989
Kombinasi geser ultimate KOMBINASI GAYA GESER ULTIMATE
Faktor NO Jenis Beban Beban 1 B Sendiri ( MS ) 1,30 2 B Lajur "D" ( TD ) 2,00 3 Gaya Rem ( TB ) 2,00 4 Beban Angin ( EW ) 1,20 5 temperatur ( ET ) 1,20 6 Beban Gempa ( EQ ) 1,00
Faktor reduksi lentur,
Φ = 0,8
KOMB -1 KOMB -2 KOMB -3
V Vu Kg Kg 33800 43940 18348 36695 63 125 100,8 121 18 5019,5 80880,96
Vu Kg 43940 36695 125
= 353565 Kg.m
Mu
= 3535,65 kNm
Tinggi efektif T- Girder d = h – d’ d = 1200 – 150 = 1050 mm
22 5019,5 80781,6
Momen rencana ultimit girder, Mu
Vu Kg 43940 36695
85654,5
Momen nominal rencana : Mn = Mu / Φ Mn = 307792/ 0,8
Mutu Beton,K–350
Mn = 4419,56 kNm
kuat tekan beton,fc’ = 29,05 Mpa
Faktor tahanan momen :
Mutu baja tul,U – 24 kuat leleh fy
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 )
= 390 Mpa
Tebal slab Beton
tf = 200 mm
Rn = 384740* 106 / ( 500 * 6502 )
Lebar badan girder b = 500 mm Tinggi girder,
h = 1200 mm
Rn = 1,821
Selimut beton
d’ = 150 mm
Rn < Rmax ( OK )
(
Rasio tulangan yang diperlukan :
n
= 15986,25 / 254,34
ρ = 0,85 * fc’/ fy * [ 1 – √* [1- 2* Rn / (
n
= 19,88 mm2
0,85 * fc’ )]
Jadi,tulangan lentur yang digunakan adalah
ρ = 0,85 * 29,05 ’/ 390*[1 –√*[1(2*3,172/( 0,85*29,05 )]
Untuk menjamin agar girder bersifat
ρ = 0,0087
daktail, maka tulangan tekan diambil 30% tulangan tarik, sehingga :
ρmaks = 0,75 * ρb = 0,75 * 0,032616 = 0,024 ρmin = 1,4 / fy
As’
= 30% * As
As’
= 30% * 15986,25
As’
= 3562,65 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan
= 1,4 * 240
= 0,0036 Jadi ρ perlu > ρmin ......dipakai ρ perlu
n’
= As’/ AD32
n’
= 3562,65 / 804,25
n’
= 4,49 = 5 bh
o Kontrol kapasitas momen ultimit
Luas tulangan yang diperlukan : As
20 D32 .
T girder = ρ perlu * b * d = 0,0087* 500 * 650 = 2827,5 mm2 Diameter tulangan yang digunakan :
D32
= ¼ * π * D2 Gambar. Kapasitas momen ultimate D32 D32
= ¼ * 3,14 * 182 = 803,84 mm
A = As * fy / ( 0.85 * fc’ * b)
2
= 2827,5* 390 / (0.85 * 29,05 *65
Jumlah tulangan yang digunakan n : n
= As / D32
= 1102,725 / 16050
= 68,705 mm
= 543,104 kNm > Mu 307,79 kNm AMAN ( OK )
Jarak garis netral : c
Perhitungan tulangan geser
= a / β1
T girder :
= 68,705 / 0,85 = 80,829 mm
Momen rencana ultimit girder, Vu = 85654,5 Kg Vu = 856,54 kN
Ɛy
= fy/ Ɛs = 2,1 . Digunakan sengkang berpenampang = 0,0018
2 D 13
Kontrol
Luas tulangan geser sengkang :
Regangan pada baja tulangan tarik : Ɛs
= 0,003 * ( d – c) / c = 0,003 * (650 – 80,829 /80,829 = 0,021 > 0,0018 ( OK )
Regangan pada baja tulangan tekan : Ɛs
= 0,003 * (
– c) / c
= 0,003 * (150 – 80,829 / 80,829 = 0,025 > 0,0018 ( OK )
Av
= π / 4 * D2 * n
Av
= 3,14 / 4 * 132 * 2
Av
= 265,33 mm2
Jarak tulangan geser yang diperlukan : S = ( Av * fy * d) /Vs S = ( 265,33 * 390 * 1050) / 434,155 S
= 250 mm > spasi sengkang
maksimum 200mm
Momen nominal :
Jadi,digunakan sengkang,
Mn = As * fy * ( d – a/2 ) * 10-6
D 13 – 200mm.
= 2827,5* 390 * ( 650 68,705/2 )
Pada badan girder dipasang tulangan susut
* 10-6
minimal dengan rasio tulangan; ρsh =
= 678,88 kNm Kapasitas momen ultimit : Φ * Mn = 0,8 * 678,88
0,001 Luas tulangan susut : Ash
= ρsh * b * d
Ash
= 0.001 * 500 * 1050
Vc
= 1/3 √ 29,05 * 300 * 450
Ash
= 525 mm2
Vc
= 242541 N 242,541 kN
ϕ *Vc = 184,155 kN
Diameter tulangan yang digunakan; D13mm.
ϕ *Vc < Vu = 4,14
Jumlah tulangan susut yang diperlukan n
= Ash / ¼ π D2
n
= 525 / 132,665
n
= 3,95
n
= 4 bh
tulangan geser. Dimensi
balok
diafragma
memenuhi
persyaratan kuat geser ( OK ) Untuk kestabilan struktur, dari peraturan kontruksi mensyaratkan dipasang tulangan minimum ( spasi maksimum ).
Jadi tulangan susut digunakan,
Jadi,digunakan sengkang,
4 D13mm
2 D 10 – 200mm.
Perhitungan
kN tidak perlu
tulangan
geser
balok
diafragma : Momen rencana ultimit girder, = 414,4 Kg
Vu Vu
= 4,14 kN Mutu Beton,K–350 kuat tekan beton,fc’ = 29,05 Mpa Mutu baja tul,U – 24 kuat leleh fy
= 240 Mpa
Faktor reduksi kekuatan geser Φ
= 0,75 mm
Lebar badan diafragma, b
= 300 mm
Tinggi efektif diafragma, d
Detail.Penlulangan Diafragma
= 450 mm
Kuat geser nominal beton : KESIMPULAN Vc
= 1/3 √ fc’ * b * d
Pada anlisa diatas dapat disimpulkan
Digunakan tulangan, 20 D 32 – 45 mm
1. Pada tiang sandaran 0,15 x 0,15 x 1 m
Untuk penulangan tekan :
bekerja beban Mu: 2880000.N.mm sehingga
untuk
30% x tulangan tarik/ lentur :
penulanganya
digunakan tulangan polos fy 240Mpa : Tulangan utama: 4 Ø 10 mm. Tulangan geser : Ø 8 – 250 mm 2. Pelat lantai jembatan dengan tebal 20cm bekerja momen :
Digunakan tulangan, 6 D 32 – 45 mm Untuk penulangan geser Vu
= 85654,5 Kg :
Digunakan sengkang, D 13 – 200mm.
Pada daerah lapangan ( MLx ) : Mu.lx = 2345000 Nmm
Pada badan girder dipasang tulangan susut
Digunakan tulangan,
ρsh = 0,001 :
D 12 – 110 mm
Digunakan tul susut, 4 D13mm
Pada daerah Tumpuan ( Mtx ) :
4. Pada diafragma bekerja beban beban
Mu.tx = 1308000 Nmm
ultimate Mu = 117,40Kg.m
Digunakan tulangan, D 12 - 220 mm Untuk tulangan bagi 20% x tulangan pokok : Digunakan tulangan , D12 – 250 mm
Vu = 414,4 Kg Jenis tulangan yang digunakan tipe ulir fy 390 Mpa Tulangan lentur diafragma bekerja
3. Untuk balok T girder jembatan beton betulang memiliki dimensi lebar 0,5m, tinggi 1,2m dan lebar sayap 1,7m gaya
Mu = 117,40Kg.m : Digunakan tulangan lentur
: 2 D 19
Mu = 475747 Kg.m
Digunakan tulangan tekan
: 2 D 19
Vu
Tulangan geser bekerja Vu = 414,4 Kg:
yang bekerja :
= 85654,5 Kg
Jenis tulangan yang digunakan tipe ulir/diform fy 390 Mpa Untuk penulangan lentur Mu = 475747 Kg.m :
Digunakan sengkang : 2 D 10 – 200mm. 5. Kapasitas momen ultimit Φ * Mn > Mu : Mu = 4757,47 kN.m
Mn = 5952,41 Kg.m
DAFTAR PUSTAKA
Φ * Mn
Pembebanan Jembatan, SK-SNI T-022005.
= 0,8 * 5952,41
Pembebanan Struktur Beton Jembatan, SK-
= 4761,92 kNm > Mu 4757,47
SNI T-12-2004
kNm ( OK ) 6. Kontrol lendutan yang terjadi ; δterjadi
Bridge design Manual ( BMS 1992 )
< δmax : Lendutan maksimum izin ; δmax = L/240 ;
SNI-02-2003
20/240 = 0,083m Lendutan yang terjadi dari resume lendutan komb 1 = 0,0000921m jadi, 0,0000921m < 0,083m...lendutan ok. SARAN Dalam merencanakan / menganalisa suatu struktur jembatan yang aman, maka sangat diperlukan bagi perencana terlebih dahulu mempelajari
peraturan-peraturan
dan
referensi terbaru agar memperoleh hasil perancangan yang menjamin keamanan dan kenyamanan dengan beberapa pilihan pendekatan perancangan hasil penelitian terdahulu,
dikarenakan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia, SK-
cepatnya
perkembangan ilmu dan teknologi dalam dunia konstruksi khususnya jembatan.