BAB III IMPLEMENTASI JARINGAN FRAME RELAY 3.1
Simulasi Jaringan Terintegrasi Di bawah ini diberikan satu contoh konfigurasi network sederhana
Gambar 3-1 Network Configuration Pembahasan dimulai dari suatu jaringan komunikasi data suatu perusahaan. Katakanlah suatu jaringan komunikasi data yang terdiri dari beberapa jaringan Local Area Network (LAN) sehingga membentuk suatu jaringan besar yang dapat dikategorikan dalam Wide Area Network (WAN). Pada gambar 3-1 memberikan
suatu contoh konfigurasi jaringan (network) komunikasi data yang berisikan 3 router dan 3 network kecil. Network kecil tersebut terdiri dari 3 jaringan LAN yakni, head office Jakarta,1 switch,server, head office Surabaya,1 switch,server, head office Medan,1 switch,server dan 3 jaringan WAN yakni, Router1-Router2, Router1Router3, Router3-Router2. gambar 3-1 menjelaskan bahwa simulasi jaringan di atas terdiri dari jaringan LAN di head office dan beberapa LAN di masing-masing cabang. Dijelaskan pada gambar 3-1, bahwa bahwa untuk masing-masing LAN menggunakan protocol TCP/IP, sedangkan untuk media integrasinya menggunakan protocol frame relay yang terimplementasikan pada cloud frame relay. Hal ini tidak boleh dilupakan dalam pengembangan suatu disain jaringan adalah bagaimana memperoleh suatu online system yang handal, reponse time yang kecil pada throughtput (traffic data) yang tinggi dan biaya instalasi serta operasional yang relative murah. Oleh karenanya untuk memberikan gambaran dalam memenuhi spesifikasi di atas, maka diberikan suatu kajian bagaimana aplikasi yang berbasis TCP/IP tersebut dilewatkan pada suatu jaringan system (cloud) Frame Relay yang meliputi :
Proses interkoneksi dan integrasi jaringan TCP/IP (FR CPE) ke Frame Relay (FR Switch).
Meminimalisasi routing dan efisiensi pengalamatan IP.
Analisa error transmisi, baik access line maupun trunk.
Analisa pembuangan (Discharge) dan kemacetan (Congestion) frame pada throughput TCP serta utilization pada saluran transmisi. Atas dasar itu pembahasan akan mencakup FR Switch dan FR CPE serta
pengintegrasian keduanya. Data pendukung untuk melengkapi pembahasan bab ini, akan dilengkapi Capturing Data dengan menggunakan Frame Relay Analyzer.
3.2
Frame Relay Switch FR Switch (Frame Relay Switch) merupakan gabungan dari teknik switching
dan multiplexing. Perangkat FR Switch yang akan dibahas disini adalah mini FR Switch produk ACT Network dengan series SDM-9400, selamjutnya disebut dengan FRAD (Frame Relay Access Device)9400. Packet-switch adalah suatu teknik yang memungkinkan untuk melakukan penyambungan dengan metoda dedicated system (permanent) antara dua buah station, dalam suatu format data dan tanda pengenal yang unik, dalam bentuk frame-frame atau paket-paket sehingga mudah dikirim. Tanda pengenal unik yang dimaksudkan adalah sesuai dengan format protocol yang digunakan, yang tentunya paket-paket informasi ini dikirim dengan disisipi suatu tanda unik dan address resourse serta address destination yang dapat dimengerti oleh station penerima. Efisiensi jaringan diperoleh dengan cara meminimalisasi routing switching dan kapasitas transmisi, dimulai dari sisi CPE (Customer premises Equipment), access line, exchages (node di STO) dan trunks. Metoda untuk menaikkan kecepatan dxata dari beberapa kanal rendah menjadi suatu kecepatan data yang tinggi dapat menggunakan multiplexing. Kombinasi dari beberapa aliran data yang jamak (multiple) pada beberapa port access yang berasal dari kanal data berkecepatan rendah, membentuk aliran bit gabungan yang berkecepatan tinggi akan meningkatkan kecepatan aliran data pada kanal-kanal yang dilewati. Dengan TDM (Time Division Multiplexing) mampu meng-interleave data yang datang ke beberapa kanal masukan di node dari sejumlah CPE dengan mengalokasikan slot-slot waktu dan mengirimkan data yang diterima di buffer secara serial ke sirkuit trunk.
Dalam FR Switch konfigurasi yang perlu diterapkan adalah Port Access dan Virtual Circuit. Dua hal tersebut yang mengatur hubungan komunikasi antar FR PE melalui Frame Relay.
Gambar 3-2 Hubungan antar FR switch (FRAD 9400) dan FR CPE Pada gambar 3-2 hubungan LAN 1 ke LAN 2 melalui FR CPE dan FR Switch dapat dijelaskan sebagai berikut, melalui FR-CPE-1 dengan mekanisme routing pad router untuk ditransmisikan dengan media access line ke port access 4 sebagi input kanal FR-SWITCH-1 kemudian akan dilakukan proses switching dengan virtual circuit ke port access 1 (network port) untuk di multiplexing bersama kanal masukan lain ke media transmisi (trunk). Dan pada FR-SWITCH-2 terjadi proses sebaliknya, yakni port access 1 (network port) menerima sinyal transmisi dari FR-SWITCH-1 melalui trunk, dilanjutkan proses demultiplexing ke beberapa kanal dan FRSWITCH-2 melakukan proses switching dengan virtual circuit ke port access 8 selanjutnya melalui media transmisi access line informasi tersebut dikirimkan ke LAN melalui FR-CPE-2.
3.2.1
Port Access (Port Keluar Masuk Data)
Port akses merupakan pintu keluar ke arah frame relay network, baik hubungan antara FR Switch dan FR CPE. Satu port dapat menghandle lebih dari satu logical circuit. Dalam penerapannya aturan-aturan didalamnya meliputi : protocol, port speed, interface, clocking dan tipe LMI yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Protocol
Protocol disini dimaksudkan untuk mengatur hubungan komunikasi, antar FR Switch atau antara FR Switch dengan FR CPE. Protocol NNI (Network to Network Interface) untuk hubungan antar FR Switch melalui media trunk, dimana dalam proprietary FRAD 9400 menyebutkan sebagai FR-NET (Frame Relay Network). Sedangkan protocol UNI (User Network Interface) diperuntukkan hubungan antara FR Switch dengan FR CPE melalui media access line, proprietary FRAD 9400 menyebutkan sebagai FR-USER (Frame Relay User).
Port Speed
Kecepatan pensinyalan data yang merupakan kecepatan pengiriman informasi lewat sirkuit dalam satuan bps, umumnya diperoleh dari peralatan DCE (Modem). Besarnya port speed mempengaruhi besarnya CIR maksimal yang boleh dilewatkan dalam Port Access agar terhindar dari bottle neck (penyempitan jalur access karena kepadatan traffic data).
Interface
Standarisasi Interface (antar muka) sangat diperlukan sehingga kompatibilitas dari berbagai peralatan beberapa vendor dapat saling berhubungan dan dapat
berkomunikasi. Untuk itulah ITU-T danEIA, lembaga yang bergerak untuk melakukan standarisasi tersebut mengembangkan berbagai spesifikasi standard interface serial diantara peralatan komunikasi. Adapun jenis interface RS-232 dan V.35 (baik sebagai DTE maupun DCE). Suatu interface mengatur proses komuniksi data. Pertama level fisik berupa sejumlah pin dengan kabel yang terhubung sebagai sinyal control, data dan ground. Dan yang kedua adalah level transmisi, sinkron atau tak sinkron.
Clocking Mode
Agar data dapat diterima dengan benar, maka selang waktu yang digunakan antara pengirim dan penerima harus sama satu dengan yang lain. Untuk itu, pengirim dan peneriam harus menambahkan clock. Untuk mendapatkan transmisi yang ideal, maka clock penerima harus sama dengan clock pengirim. Sebaliknya error transmisi akan timbul apabila pengambilan data pada penerima memiliki clock lebih lambat dari si pengirim. Clock dapat ditempatkan disisi terminal (DTE) maupun modem (DCE), umumnya kalau sumber clock dari luar Port Access (DCE) maka diset sebagai DTE external dan bila sumber clock dari Port Access maka diset sebagai DCE internal.
Tipe LMI
Karena frame relay tidak mengandung informasi control dan management, maka informasi stup, parameter, dan informasi management antar user (FR CPE) dan FR Switch harus mempunyai tipe LMI yang sesuai. Dengan menggunakan DLCI 0 dan 1023. Dalam FRAD 9400 terdapat tiga standard tipe LMI yaitu CCIT ANSI Annex-A menggunakan DLCI 0 untuk NNI dan ANSI Annex-D menggunakan
DLCI 0 untuk NNI serta LMI group four menggunakan DLCI 1023. menangani masalah status virtuak circuit, status link aktif atau tidak ,establish dan clearing SVC. 3.2.2
Virtual Circuit
Pada gambar 3-2 Virtual Circuit berperan penting dalam proses switching di dalam FR-Switch. Sebuah router antara station dikonfigurasi sebelum terjadi transfer data. PVC dalam Frame Relay mendefiniskan virtual circuit sebagai koneksi logical dalam switching. Karena frame-frame didefinisikan routingnya sebelum dikirim, maka hal ini akan menjadi sulit apabila ada exchange (node di STO) yang gagal, semua virtual circuit yang konfigurasi lewat node tersebut akan lenyap. Dalam Frame Relay parameter yang perlu dikonfigure dala virtual circuit adalah :
Mode Protocol PVCR, protocol proprietary FRAD 9400 untuk koneksi antar FR Switch sebagai management jaringan Frame Relay. Transparent, protocol untuk switching antar port access dalam FR Switch, seperti ditunjukkan pada gambar 3-2. RFC 1490, standarisasi protocol perangkat Frame Relay dalam berhunbungan dengan perangkat TCP/IP.
User Network Port
Mendefinisikan kanal masukan (source port) ke kanal keluaran (detination port) baik dari user atau network pada FR Switch untuk proses multiplexing atau demultiplexing.
DLCI
DLCI merupakan pengalamatan virtual circuit dari user ke network atau sebaliknya pada Frame Relay. Dalam FR Switch local tidak diperbolehkan ada pengalamatan DLCI yang sama, agar konflik pengalamatan terhadap lalu lintas data yang terjadi.
CIR
Kapasitas saluran pada virtual circuit, yang digaransi provider kepada pelanggan untuk transmisi datanya dalam bit per second (bps). Setiap pelanggan memiliki CIR pada virtual circuit berbeda-beda sesuai perjanjian sewa ke provider.
BIR
Pada Frame Relay, provider mengijinkan suatu lalu lintas data melebihi CIR pada virtual circuitnya secara Burst sebatas media aksesnya. Umumnya provider mendifinisikan nilai BIR pada FR Switch sebesar penambahan 20% dari CIRnya. Inilah menjadi keuntungan mengapa dipakainya Frame Relai sebagai protocol di WAN dalam penulisan ini. 3.3
Frame Relay CPE (Perangkat Komunikasi di Pelanggan) FR CPE (Frame Relay Customer Premises Equipment) merupakan peralatan
DTE Frame Relay. Umumnya FR CPE yang berada di pelanggan adalah modem dan router. Pokok pembahasan dalam laporan ini lebih baik dititik beratkan pada router sebagai FR CPE yang berfungsi sebagai routing paket IP. Oleh karena itu, agar dapat melewatkan paket data jaringan yang dikirimkan pada router pasti melalui access port network (biasanya dalam bentuk serial interface) yang tersambung ke jaringan WAN
(direct connect ke modem), dan internet interface yang tersambung ke LAN. Produk Router yang digunakan dalam tulisan ini dengan merk CISCO. LAN router memiliki koneksi dengan WAN dengan menghubungkan kabel DTE Cisco router ke modem (biasanya dalam bentuk fisik interface konektor V.35 winchester), dan memiliki koneksi ke LAN dengan menggunakan kebel UTP konektor RJ-45 dengan konfigurasi straight cable (Ethernet Cisco biasanya memiliki jenis konektor RJ-45, walaupun masih banyak yang menggunakan dua jenis konektor dalam satu router yaitu coaxial dan RJ-45 untuk jenis tipe yang lama). Sedangkan untuk HUB router kebanyakan sekarang ini sudah menggunakan jenis konektor RJ-45 untuk interkoneksinya. Namun demikian apabila langsung dihubungkan dengan NIC computer atau port uplink hub membutuhkan crossover cable. Menghubungkan Router ke WAN dalam pembahasan ini menggunakan Port Interface Serial untuk dihubungkan dengan Modem. Kabel yang digunakan adalah kabel DTE V.35 synchronous serial DB-60 (standard interface serial) ke type Winchester 34 pin (interface Modem). 3.3.1
Pengalokasian IP
Tujuan pengalokasian IP address pada dasarnya untuk efisiensi IP dan meminimalisasi broadcast pada network. Sebuah LAN dengan 26 host misalnya akan memiliki performasi yang kurang baik, jika diberikan alokasi IP sebanyak 100 host dibandingkan dialokasikan IP sebanyak 32 host. Untuk keperluan alokasi IP, missal network yang tersedia adalah kelas B dengan network 172.16.1.x mask 255.255.255.0. Agar network yang tersedia dapat mengakomodir suatu network
configuration seperti 3-1, maka metoda subnetting sangat menentukan dalam pengalokasian IP address. Menentukan jumlah subnetwork dan jumlah host pada network merupakan langkah awal dalam proses subnetting. Dari gambar 3-1 diatas diketahui bahwa kebutuhan jumlah subnetwork dan jumlah host pada ditabelkan dibawah ini. Total Subnetwork
PC
Jumlah Interface
Host
LAN Jakarta
1
Serial Router Jakarta
200
LAN Surabaya
1
Serial Router Surabaya
200
LAN Medan
1
Serial Router Medan
200
Table 3-1 Kebutuhan host per subnetwork Dari table 3-1 diatas, dapat ditentukan alokasi IP dengan subnetting sama rata dengan mengacu pada jumlah host terbesar (200 host), seperti pada table 3-2 dibawah ini. Subnet
Network ID
Subnet Mask
Range IP Address
Broadcast ID
LAN Jakarta
192.168.1.0
255.255.255.255.0 (/24)
192.168.1.1 – 192.168.1.254
192.168.1.25
LAN Surabaya
192.168.3.0
255.255.255.255.0 (/24)
192.168.1.3 – 192.168.3.254
192.168.1.25
LAN Medan
192.168.2.0
255.255.255.255.0 (/24)
192.168.2.1 – 192.168.2.254
192.168.1.25
Frame Relay
10.10.10.0
255.255.255.255.0 (/24)
10.10.10.1 – 10.10.10.254
10.10.10.255
Tebel 3-2 Alokasi IP address 3.3.2
Routing IP
Routing merupakan proses penting dalam penyampaian datagram di jaringan TCP/IP. Pengaturan routing dapat menentukan kinerja sebuah jaringan. Pembentukan table routing pada router-router dalam jaringan TCP/IP (gambar 3-3), ditentukan secara manual (static route) mengingat jaringan di atas relative kecil. Dalam proses meneruskan paket ke tujuan, IP router melakukan hal-hal berikut :
1. Mencari di table routing, entry yang cocok dengan IP address tujuan. Jika ditemukan, paket akan dikirim ke next hop router atau interface yang terhubung langsung (directly connected) dengannya. 2. Mencari di table routing, entry yang cocok dengan alamat network dari network tujuan. Jika ditemukan, paket dikirim ke next hop router tersebut. 3. Mencari di table routing, entry yang bertanda default. Jika ditemukan paket dikirim ke router tersebut. Table routing dihasilkan oleh program protocol routing. Implementasi routing untuk LAN Surabaya (network 192.168.3.0 /24) agar dapat berhubungan dengan LAN Jakarta (network 192.168.1,0 /24) dapat melalui status directly connected (S1 Router1). Begitu pula LAN Medan (network 192.168.2.0 /24) melaluli status directly connected (S2 Router1). Berdasarkan data-data tersebut, maka table routing di keempat router tersebut perlu dikonfigur agar semua jaringan dapat saling terhubung. Table routing pada tiaptiap router dapat ditabelkan seperti dibawah ini. LAN JAKARTA
LAN SURABAYA
LAN MEDAN
Network 10.10.10.0/24 192.168.1.0/24 192.168.2.0/24 192.168.3.0/24
Status Directly Connected Directly Connected Via 10.10.10.2 Via 10.10.10.3
10.0.0.0/24 192.168.1.0/24 192.168.2.0/24 192.168.3.0/24 10.0.0.0/24 192.168.1.0/24 192.168.2.0/24 192.168.3.0/24
Directly Connected Via 10.10.10.1 Via 10.10.10.2 Directly Connected Directly Connected Via 10.10.10.1 Directly Connected Via 10.10.10.3
Table 3-5 Tabel Routing pada router Untuk menambahkan table routing pada FR CPE (router cisco) dapat dicontohkan pada Router1 seperti dibawah ini: Encapsulation (Pembungkusan Protokol) Encapsulation merupakan proses pembungkusan TCP/IP ke dalam Frame Relay. Dalam format Frame Relay, TCP/IP dianggap sinyal informasi yang variable sebagai PDU (Packet Data Unit). Setiap PDU dalam proses Encapsulation Frame Relay akan ditambahkan Header Frame Relay yang berisikan information control meliputi ; addressing (DLCI), pengecheckan terhadap frame (FCS), pendeteksian kepadatan (FECN/BECN) dan informasi tambahan seperti DE, C/R dan EA. 3.4
Integrasi FR CPE dengan FR Switch Implementasi jaringan TCP/IP pada frame relay hakekatnya adalah
interlokoneksi fisik antara FR CPE dengan FR Switch melalui media transmisi sebenarnya baik local loop (melibatkan jaringan sekunder dan primer) maupun trunk milik perusahaan telekomunikasi serta konfigurasi virtual circuit untuk koneksi logical antar FR CPE yang melalui suatu Frame Relay Cloud (FR-Switch). Untuk itu perlu diperhatikan layak atau tidaknya suatu media transmisi tersebut digunakan sebagai saluran physical, untuk mengetahui suatu jaringan atau media transmisi layak atau tidaknya dapat menggunakan metode BERT (Bit Error Rate Test), yang akan dibahas dan analisa pada bab IV.
Gambar 3-3 Integrasi Jaringan TCP/IP pada Frame Relay Pada gambar 3-4 adalah gambaran visual konfigurasi jaringan TCP/IP pada Frame relay, dimana semua komponen jaringan kedua protocol tersebut terkoneksi secara fisik. Hubungan antar pelanggan (end-to-end) dibentuk secara logical pada Frame Relay Cloud dengan Virtual Circuit antar FR-Switch. Adapun detail integrasinya sebagai berikut : 1. Akses rate pada transmisi baik disisi access line meupun di trunk sudah sesuai dengan kebutuhan jaringan sehingga bottle neck tidak perlu terjadi dan dipastikan free error di media transmisi, hal ini penting untuk masalah performasi di layer physical suatu jaringan. Kebutuhan akan akses rate pada gambar 3-4 dapat dilihat dibawah ini. CONNECTION
Rate Access Line
Rate Akses Trunk (Kbps)
(Kbps) FR-CPE to FR
FR-Switch to FR-
Switch
CPE
HO JKT – B1 SBY
1
2
3
512
128
2048
2048
2048
512
128
2048
2048
2048
512
256
-
-
-
HO JKT – B2 MEDAN HO JKT – ISP JKT
Table 3-6 Akses rate pada Access Line dan Trunk 2. Pemilihan interface dikarenakan keterbatasan kemampuan interface RS-232 dalam rate dalam akses rate maka interface V35 sangat cocok untuk akses rate diatas 64 Kbps, baik disisi Modem dengan interface serial router maupun modem dengan port access FR-Switch. 3. Koneksi logical antar pelanggan yakni dengan mengkonfigure virtual circuit di tiap-tiap FR-CPE dan FR-Switch. Seperti halnya akses rate pada transmisi yang tidak boleh bottle neck, maka pada pembentukan virtual circuit khususnya pada FR-Switch yang mana didalamnya terdapat parameter CIR dan BIR, bottle neck juga tidak boleh terjadi, karena hal ini berpengaruh terhadap error congestion (kepadatan) frame di layer data linknya, sehingga perencanaan routing, pemetaan DLCI dan besarnya rate dapat ditabelkan dibawah ini. CONNECTION
TRUNKS Main
Backup
Routing VC FR-Switch-1
FR-Switch-2
FR-Switch-3
JKT – SBY
1
2 dan 3
ln #8 out #1
in # out #6
-
JKT – MEDAN
1
1 dan 3
ln #8 out #2
-
in # out #3
JKT –JKT
1
-
ln #8 out #3
-
-
Table 3-7 Routing Virtual Circuit CONNECTION
PVC CIR
BIR=(CIR+(CIR*20%))
VC
DLCI
(Kbps)
Kbps
JKT – B1 SBY
1
100
64
76,8
JKT – MEDAN
2
200
64
76,8
JKT - JKT
3
300
128
153,6
Table 3-8 Akses rate dan pemetaan PVC Gambar dibawah ini menunjukkan proses terbentuknya hubungan antar FRCPE (Router1 dan Router2) yang berbasis TCP/IP pada Fr-Switch (dalam Frame Relay Network).
Gambar 3-4 Inverse ARP dan operasi LMI secara dinamik
Gambar 3-5 Inverse ARP dan operasi LMI secara statik Ringkasan dari bagaiman Inverse ARP dan sinyaling LMI bekerja dengan hubungan Frame Relay adalah sebagai berikut : 1. Masing-masing Router melalui Modem terhubung dengan FR Switch. 2. Ketika suatu Frame Relay dikonfigur (disetting) pada satu Serial Interface, Router
mengirimkan
status
pesan
inquiry
ke
FR
Switch.
Pesan
memberitahukan kepada FR Switch mengenai status Router, dan menanyakan pada FR Switch untuk status hubungan virtual circuit ke Router lawan. 3. Ketika FR Switch menerima request (permintaan), dia merespon (membalas) dengan suatu pesan status yang berisi termasuk DLCI local dari PVC ke masing-masing Router local. 4. Untuk masing-masing DLCI yang active, masing-masing mengirimkan satu paket Inverse ARP sebagai perkenalan diri. 5. Saat Router menerima pesan Inverse ARP router akan membuat peta masukan (Map Entry) dalam pada table Frame Relay termasuk DLCI local dan alamat
layer network (IP Serial Interface) di router tujuan. Ada tiga status koneksi yang bisa muncul pada table peta Frame Relay : active, unactive, dan deleted. Pada CISCO Router untuk melihat table status Frame Relay adalah : Router Jakarta# Router1# sh fram map Serial1/2 (up): ip 10.10.10.2 dlci 102, dynamic, broadcast, CISCO, status defined, active Serial1/2 (up): ip 10.10.10.3 dlci 103, dynamic, broadcast, CISCO, status defined, active Bila Inverse ARP tidak berfungsi atau Router tujuan tidak support Inverse ARP, kita mesti mengkonfigur (membuat) pemetaan static (DLCI dan IP Address). 6. Setiap 60 detik Router mengirimkan pesan-pesan Inverse ARP pada DLCI yang active. 7. Setiap 10 detik Router melakukan pertukaran informasi LMI dengan FR Switch, hal ini sebagai kegiatan Router untuk menjaga terjalinnya selalu kominikasi atau keepalives. Dibawah ini adalah gambaran informasi yang diberikan oleh CISCO Router untuk mengetahui status interface, LMI dan keepalives. Router Jakarta #show interface FastEthernet0/0 is up, line protocol is up (connected) Hardware is Lance, address is 0090.213a.a101 (bia 0090.213a.a101) Internet address is 192.168.1.1/24 MTU 1500 bytes, BW 100000 Kbit, DLY 100 usec,
reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255 Encapsulation ARPA, loopback not set ARP type: ARPA, ARP Timeout 04:00:00, Last input 00:00:08, output 00:00:05, output hang never Last clearing of "show interface" counters never Input queue: 0/75/0 (size/max/drops); Total output drops: 0 Queueing strategy: fifo Output queue :0/40 (size/max) 5 minute input rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 5 minute output rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 8 packets input, 1024 bytes, 0 no buffer Received 0 broadcasts, 0 runts, 0 giants, 0 throttles 0 input errors, 0 CRC, 0 frame, 0 overrun, 0 ignored, 0 abort 0 input packets with dribble condition detected 7 packets output, 896 bytes, 0 underruns 0 output errors, 0 collisions, 1 interface resets 0 babbles, 0 late collision, 0 deferred 0 lost carrier, 0 no carrier 0 output buffer failures, 0 output buffers swapped out FastEthernet0/1 is administratively down, line protocol is down (disabled) Hardware is Lance, address is 0090.213a.a102 (bia 0090.213a.a102) MTU 1500 bytes, BW 100000 Kbit, DLY 100 usec, reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255
Encapsulation ARPA, loopback not set ARP type: ARPA, ARP Timeout 04:00:00, Last input 00:00:08, output 00:00:05, output hang never Last clearing of "show interface" counters never Input queue: 0/75/0 (size/max/drops); Total output drops: 0 Queueing strategy: fifo Output queue :0/40 (size/max) 5 minute input rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 5 minute output rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 0 packets input, 0 bytes, 0 no buffer Received 0 broadcasts, 0 runts, 0 giants, 0 throttles 0 input errors, 0 CRC, 0 frame, 0 overrun, 0 ignored, 0 abort 0 input packets with dribble condition detected 0 packets output, 0 bytes, 0 underruns 0 output errors, 0 collisions, 2 interface resets 0 babbles, 0 late collision, 0 deferred 0 lost carrier, 0 no carrier 0 output buffer failures, 0 output buffers swapped out Serial1/0 is administratively down, line protocol is down (disabled) Hardware is HD64570 MTU 1500 bytes, BW 128 Kbit, DLY 20000 usec, reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255 Encapsulation HDLC, loopback not set, keepalive set (10 sec) Last input never, output never, output hang never
Last clearing of "show interface" counters never Input queue: 0/75/0 (size/max/drops); Total output drops: 0 Queueing strategy: weighted fair Output queue: 0/1000/64/0 (size/max total/threshold/drops) Conversations 0/0/256 (active/max active/max total) Reserved Conversations 0/0 (allocated/max allocated) Available Bandwidth 96 kilobits/sec 5 minute input rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 5 minute output rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 0 packets input, 0 bytes, 0 no buffer Received 0 broadcasts, 0 runts, 0 giants, 0 throttles 0 input errors, 0 CRC, 0 frame, 0 overrun, 0 ignored, 0 abort 0 packets output, 0 bytes, 0 underruns 0 output errors, 0 collisions, 2 interface resets 0 output buffer failures, 0 output buffers swapped out 0 carrier transitions DCD=down DSR=down DTR=down RTS=down CTS=down Serial1/1 is administratively down, line protocol is down (disabled) Hardware is HD64570 MTU 1500 bytes, BW 128 Kbit, DLY 20000 usec, reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255 Encapsulation HDLC, loopback not set, keepalive set (10 sec) Last input never, output never, output hang never Last clearing of "show interface" counters never
Input queue: 0/75/0 (size/max/drops); Total output drops: 0 Queueing strategy: weighted fair Output queue: 0/1000/64/0 (size/max total/threshold/drops) Conversations 0/0/256 (active/max active/max total) Reserved Conversations 0/0 (allocated/max allocated) Available Bandwidth 96 kilobits/sec 5 minute input rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 5 minute output rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 0 packets input, 0 bytes, 0 no buffer Received 0 broadcasts, 0 runts, 0 giants, 0 throttles 0 input errors, 0 CRC, 0 frame, 0 overrun, 0 ignored, 0 abort 0 packets output, 0 bytes, 0 underruns 0 output errors, 0 collisions, 2 interface resets 0 output buffer failures, 0 output buffers swapped out 0 carrier transitions DCD=down DSR=down DTR=down RTS=down CTS=down Serial1/2 is up, line protocol is up (connected) Hardware is HD64570 Internet address is 10.10.10.1/24 MTU 1500 bytes, BW 128 Kbit, DLY 20000 usec, reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255 Encapsulation Frame Relay, loopback not set, keepalive set (10 sec) LMI enq sent 1628, LMI stat recvd 1628, LMI upd recvd 0, DTE LMI up
LMI enq recvd 0, LMI stat sent 0, LMI upd sent 0 LMI DLCI 1023 LMI type is CISCO frame relay DTE Broadcast queue 0/64, broadcasts sent/dropped 0/0, interface broadcasts 0 Last input never, output never, output hang never Last clearing of "show interface" counters never Input queue: 0/75/0 (size/max/drops); Total output drops: 0 Queueing strategy: weighted fair Output queue: 0/1000/64/0 (size/max total/threshold/drops) Conversations 0/0/256 (active/max active/max total) Reserved Conversations 0/0 (allocated/max allocated) Available Bandwidth 96 kilobits/sec 5 minute input rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 5 minute output rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 8 packets input, 925 bytes, 0 no buffer Received 1 broadcasts, 0 runts, 0 giants, 0 throttles 0 input errors, 0 CRC, 0 frame, 0 overrun, 0 ignored, 0 abort 8 packets output, 1024 bytes, 0 underruns 0 output errors, 0 collisions, 0 interface resets 0 output buffer failures, 0 output buffers swapped out 0 carrier transitions DCD=up DSR=up DTR=up RTS=up CTS=up Serial1/3 is administratively down, line protocol is down (disabled) Hardware is HD64570
MTU 1500 bytes, BW 128 Kbit, DLY 20000 usec, reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255 Encapsulation HDLC, loopback not set, keepalive set (10 sec) Last input never, output never, output hang never Last clearing of "show interface" counters never Input queue: 0/75/0 (size/max/drops); Total output drops: 0 Queueing strategy: weighted fair Output queue: 0/1000/64/0 (size/max total/threshold/drops) Conversations 0/0/256 (active/max active/max total) Reserved Conversations 0/0 (allocated/max allocated) Available Bandwidth 96 kilobits/sec 5 minute input rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 5 minute output rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 0 packets input, 0 bytes, 0 no buffer Received 0 broadcasts, 0 runts, 0 giants, 0 throttles 0 input errors, 0 CRC, 0 frame, 0 overrun, 0 ignored, 0 abort 0 packets output, 0 bytes, 0 underruns 0 output errors, 0 collisions, 2 interface resets 0 output buffer failures, 0 output buffers swapped out 0 carrier transitions DCD=down DSR=down DTR=down RTS=down CTS=down Serial1/4 is administratively down, line protocol is down (disabled) Hardware is HD64570 MTU 1500 bytes, BW 128 Kbit, DLY 20000 usec,
reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255 Encapsulation HDLC, loopback not set, keepalive set (10 sec) Last input never, output never, output hang never Last clearing of "show interface" counters never Input queue: 0/75/0 (size/max/drops); Total output drops: 0 Queueing strategy: weighted fair Output queue: 0/1000/64/0 (size/max total/threshold/drops) Conversations 0/0/256 (active/max active/max total) Reserved Conversations 0/0 (allocated/max allocated) Available Bandwidth 96 kilobits/sec 5 minute input rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 5 minute output rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 0 packets input, 0 bytes, 0 no buffer Received 0 broadcasts, 0 runts, 0 giants, 0 throttles 0 input errors, 0 CRC, 0 frame, 0 overrun, 0 ignored, 0 abort 0 packets output, 0 bytes, 0 underruns 0 output errors, 0 collisions, 2 interface resets 0 output buffer failures, 0 output buffers swapped out 0 carrier transitions DCD=down DSR=down DTR=down RTS=down CTS=down Serial1/5 is administratively down, line protocol is down (disabled) Hardware is HD64570 MTU 1500 bytes, BW 128 Kbit, DLY 20000 usec, reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255
Encapsulation HDLC, loopback not set, keepalive set (10 sec) Last input never, output never, output hang never Last clearing of "show interface" counters never Input queue: 0/75/0 (size/max/drops); Total output drops: 0 Queueing strategy: weighted fair Output queue: 0/1000/64/0 (size/max total/threshold/drops) Conversations 0/0/256 (active/max active/max total) Reserved Conversations 0/0 (allocated/max allocated) Available Bandwidth 96 kilobits/sec 5 minute input rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 5 minute output rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 0 packets input, 0 bytes, 0 no buffer Received 0 broadcasts, 0 runts, 0 giants, 0 throttles 0 input errors, 0 CRC, 0 frame, 0 overrun, 0 ignored, 0 abort 0 packets output, 0 bytes, 0 underruns 0 output errors, 0 collisions, 2 interface resets 0 output buffer failures, 0 output buffers swapped out 0 carrier transitions DCD=down DSR=down DTR=down RTS=down CTS=down Serial1/6 is administratively down, line protocol is down (disabled) Hardware is HD64570 MTU 1500 bytes, BW 128 Kbit, DLY 20000 usec, reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255 Encapsulation HDLC, loopback not set, keepalive set (10 sec)
Last input never, output never, output hang never Last clearing of "show interface" counters never Input queue: 0/75/0 (size/max/drops); Total output drops: 0 Queueing strategy: weighted fair Output queue: 0/1000/64/0 (size/max total/threshold/drops) Conversations 0/0/256 (active/max active/max total) Reserved Conversations 0/0 (allocated/max allocated) Available Bandwidth 96 kilobits/sec 5 minute input rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 5 minute output rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 0 packets input, 0 bytes, 0 no buffer Received 0 broadcasts, 0 runts, 0 giants, 0 throttles 0 input errors, 0 CRC, 0 frame, 0 overrun, 0 ignored, 0 abort 0 packets output, 0 bytes, 0 underruns 0 output errors, 0 collisions, 2 interface resets 0 output buffer failures, 0 output buffers swapped out 0 carrier transitions DCD=down DSR=down DTR=down RTS=down CTS=down Serial1/7 is administratively down, line protocol is down (disabled) Hardware is HD64570 MTU 1500 bytes, BW 128 Kbit, DLY 20000 usec, reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255 Encapsulation HDLC, loopback not set, keepalive set (10 sec) Last input never, output never, output hang never
Last clearing of "show interface" counters never Input queue: 0/75/0 (size/max/drops); Total output drops: 0 Queueing strategy: weighted fair Output queue: 0/1000/64/0 (size/max total/threshold/drops) Conversations 0/0/256 (active/max active/max total) Reserved Conversations 0/0 (allocated/max allocated) Available Bandwidth 96 kilobits/sec 5 minute input rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 5 minute output rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 0 packets input, 0 bytes, 0 no buffer Received 0 broadcasts, 0 runts, 0 giants, 0 throttles 0 input errors, 0 CRC, 0 frame, 0 overrun, 0 ignored, 0 abort 0 packets output, 0 bytes, 0 underruns 0 output errors, 0 collisions, 2 interface resets 0 output buffer failures, 0 output buffers swapped out 0 carrier transitions DCD=down DSR=down DTR=down RTS=down CTS=down Vlan1 is administratively down, line protocol is down Hardware is CPU Interface, address is 00d0.bcc1.6457 (bia 00d0.bcc1.6457) MTU 1500 bytes, BW 100000 Kbit, DLY 1000000 usec, reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255 Encapsulation ARPA, loopback not set ARP type: ARPA, ARP Timeout 04:00:00
Last input 21:40:21, output never, output hang never Last clearing of "show interface" counters never Input queue: 0/75/0/0 (size/max/drops/flushes); Total output drops: 0 Queueing strategy: fifo Output queue: 0/40 (size/max) 5 minute input rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 5 minute output rate 0 bits/sec, 0 packets/sec 1682 packets input, 530955 bytes, 0 no buffer Received 0 broadcasts (0 IP multicast) 0 runts, 0 giants, 0 throttles 0 input errors, 0 CRC, 0 frame, 0 overrun, 0 ignored 563859 packets output, 0 bytes, 0 underruns 0 output errors, 23 interface resets 0 output buffer failures, 0 output buffers swapped out Router akan merubah status dari masing-masing DLCI, bergantung pada repons dari FR Switch. Ketika router menerima informasi LMI, router akan mengupdate status virtual circuitnya.