46
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Madrasah Tsanawiyah Nu 01 Banyuputih Batang adalah Lembaga Pendidikan yang didirikan pada tanggal 2 Februari 2001 oleh Penggurus Rantung NU Bulu kecamatan Banyuputih kabupaten Batang yang sadar dan menaruh perhatian terhadap kaadaan serta perkembangan
pendidikan
putra-putrinya
Islam
Indonesia.
Penggagasan dilakukan oleh tokoh NU desa Bulu bekerja sama dengan perangkat desa. Rintangan peristiwa awl Madrasah sangatlah berat. Lokasi yang berada di tengah perkampungan membuat masyarakat enggan menaruh putra-putrinya pada lembaga pendidikan ini. Dengan kerja keras dewan guru dan komite sekolah serta dorongan masyarakat yang peduli dengan lembaga ini, akhirnya MTs NU 01 Banyuputih dapat eksis sampai saat ini. Pada perkembangan selanjutnya pengelolaan penyelenggaraan Lembaga dilakukan oleh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Bulu.1
1
Hasil Dokumentasi Mts. NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Yang diperoleh Pada Hari Jumat 23 Oktober 2015
47
Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama 01 Banyuputih kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah, awal berdirinya beramatkan di Desa Bulu Kecamatan Gringsing kabupaten Batang.2 2. Letak Geografis Madrasah Sekarang lokasi MTs NU 01 Banyuputih berada di Desa Bulu tepatnya di Dukuh Jetis yang berada di Perkampungan Penduduk yang berbatasan sebelah Timur dengan desa Satriyan kec. Tersono sebelah barat dengan ds. Banaran kec. Banyuputih, sebelah selatan dengan ds. Dlisen sedangkan di sebelah utara dengan ds. Timbang kec. Banyuputih. Kerena lingkungan di Dk. Jetis kurang memadai untuk memperluas madrasah dan pengembangannya pihak madrasah beserta komite sekolah membangun gedung di kampus II yang berada di ds. Bulu kec. Banyuputih kab. Batang Prvinsi jawa Tengah. MTs NU 01 Banyuputih beralamatkan lengkap di Jalan utama Jetis Desa Bulu kecamatan Banyuputih kabupaten Batang kode pos 51281, dengan jarak kurang lebih 30 kilometer dari pusat kota dan hanya 2 kilometer dari jalan raya Semarang-Jakarta. Lokasi kampus I berada di Lingkungan pemukiman warga dan kampus II berada di Ds Bulu kecamatan Banyuputih.
2
Hasil Wawancara Dengan Kepala Mts NU 01 Banyuputih Batang Yang dilakukan Pada Hari Jumat 23 Oktober 2015
48
3. Visi dan Misi Mts Nu 01 Banyuputih a. Visi Bertakwa, Berprestasi dan Berakhlakul karimah b. Misi 1. Menciptakan generasi muda yang memiliki pondasi ilmu dan takwa. 2. Menciptakan generasi muda yang unggul dalam ilmu pengetahuan. 3. Menciptakan generasi muda dengan kemampuan menjalin hubungan timbal balik dengam masyarakat dan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta.3 4. Struktur Organisasi Mts Nu 01 Banyuputih MTs NU 01 Banyuputih sebagai lembaga pendidikan formal, sudah semestinya dipimpin oleh seorang kepala Sekolah yang dibantu oleh
beberapa
wakilnya
dalam bidang masing-masing
untuk
menjalankan tugasnya secara terstruktur, demi tercapainya tujuan pendidikan. Adapun struktur organisasi MTs NU 01 Banyuputih adalah sebagai berikut :
3
Dokumentasi Visi Dan Misi Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang
49
Tabel 1 Struktur Organisasi Mts Nu 01 Banyuputih No
Nama
Jabatan
1
Drs. H. Sholikhin
Kepala madrasah
2
Drs. Muhtar
Waka kurikulum
3
Nur Rohman Spd I
Waka kesiswaan
4
Slamet S. Ag
Sarpras
5
Lukman Hakim S.Pd.I
Humas
6
Budi Arif Fahrudin Spd I
Tata usaha
7
Rina Fitriyani SPd I
Bendahara
5. Sarana dan Prasarana Mts Nu 01 Banyuputih Setiap lembaga pendidikan pastinya ada sarana dan prasarana untuk menunjang tercapainya pembelajaran. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki MTs Nu 01 Bantuputih adalah sebagai berikut: Tabel 2 Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Nu 01 Banyuputih Kondisi (Unit) No.
Uraian
Rusak
Rusak
Ringan
Berat
Baik
1.
Ruang Kelas
9
0
0
50
2.
Ruang Kep. Madrasah
1
0
0
3.
Ruang Guru
1
0
0
4.
Ruang Tata Usaha/TU
1
0
0
5.
Ruang Lab. IPA
1
0
0
6.
Ruang Lab. Komputer
1
0
0
7.
Ruang Perpustakaan
1
0
0
8.
Ruang UKS
1
0
0
9
Ruang Bk
1
0
0
Ruang Toilet Guru
2
0
0
6
0
0
10.
Ruang
Toilet
11.
WC
Siswa
6. Profil guru Para guru dan karyawan yang ada di MTs NU 01 Banyuputih berjumlah 25 orang. Sebagian besar guru-guru yang berada di MTs Nu 01 Banyuputih berlatar belakang pendidikan yang berbeda-beda dari sarjana sampai diplomat. 7. Profil peserta didik Mts Nu 01 Banyuputih Peserta didik di Mts Nu 01 Banyuputih pada tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 217 peserta didik dan semuanya beragama Islam. Dengan perincian kelas VII sebanyak 60 peserta didik, kelas VIII
51
sebanyak 80 peserta didik,dan kelas IX sebanyak 77 peserta didik. Untuk lebih jelasnya lilat tabel berikut: Tabel 3 Tahun Pelajaran 2015/2016 Jumlah Siswa No.
Kelas
L
P
Jumlah
1
VII
39
21
60
2
VIII
45
35
80
3
IX
43
34
77
127
90
217
Jumlah
8. Kegiatan pengembangan keagamaan di Mts Nu 01 Banyuputih Guru mata pelajaran Aqidah Akhlak menjelaskan bahwa di MTs NU 01 Banyuputih, mengadakan kegiatan-kegiatan yang diharapkan mampu menambah pengetahuan dan meningkatkan pengamalan dalam menjalankan ajaran Islam. Selain itu juga menanamkan nilai-nilai Islam seperti pembentukan Akhlak mulia, kebersamaan, termasuk kejujuran. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
52
1. Pengembangan diri Pengemabngan diri merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengalaman praktek ibadah. Kegiatan ini dilaksanakan pada jam ke nol atau jam 07.00-07.20 setelah membaca Almaul Husna peserta didik di haruskan untuk tadrus AlQuran, hari senin, jumat dan sabtu tadarus juz Amma, hari selasa membaca surat yasin, Rabu membaca surat Al-waqiah dan kamis membaca surat Al-mulk.4 2. Program salat berjamaah Kegiatan berjamaah ini dilaksanakan pada saat waktu salat dhuhur, pelaksanaannya adalah ketika istirahat kedua, siswa diajak untuk melaksanakan salat dhuhur secara berjamaah di musola sekolahan. Seperti yang dijelaskan oleh pak nur rohman selaku guru Aqidah Akhlak. “Ya kalo salat dhuhur berjamaah dilakukan pada jam istirahat kedua mb, itu jugakan pas waktunya salat dhuhur mb, ya biasanya dimusolla sekolahan.”5 3. Pesantren kilat Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali, yaitu pada bulan Ramadan. Kegiatan ini diikuti oleh peserta didik kelas
4
Dokumentasi Jadwal Pelajaran Tahun Pelajaran 2015/2016 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016 5
53
VII,VIII dan IX. Kegiatan ini berlangsung selama dua minggu. Dalam hal ini pak nur Rohman juga memberikan pernyataan: “Pesantren kilat emang sudah ada sejak dulu mb, ya itu wajib diikuti oleh semua siswa dari kelas VII sanpai kelas IX mb, biasanya si dua minggu.”6 B. Perencanaan Pengembanagn Perilaku Jujur Pada Anak Didik kelas VIII melalui Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang. Dalam sebuah program pelaksanaan pasti ada yang namanya perencanaan perencanaan ini ada dengan adanya pelaksanaan dari program tersebut. Halnya dengan pelaksanaan pengembangan perilaku jujur ini, pengembangan perilaku jujur ini di adakan karena penanaman perilaku jujur ini sudah hampir di sepelekan oleh peserta didik, halnya di MTs NU 01 Banyuputih ini diadakannnya pelaksanaan pengembangan perilaku jujur karena masih ada siswa yang tidak jujur dan agar siswa tahu bahwasanya sifat jujur itu tidak akan memdapatkan keuntungan. “Yo nek perencanaanne si ya mb, berawal dari permasalahan disekitar aja mb, siswa sekarang ki nek kon ngeles pintere por mb, nek ngapusi yo pinter.”7 Dan ini di buktikan dengan pernyataan peserta didik Ahmad Riyanto Pada saat ulangan masih bertanya pada temannya akan tetapi ketika dia tidak mendapat jawaban dari temannya dia akan mengerjakan
6
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016 7 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016
54
sendiri. Dia juga tidak pernah membawa contekan atau buku pelajaran pada saat ulangan. “Kadang takon, tapi seng ditakoni pelit kak, ya ngerjake dewek. Ura mb.”8 Pada saat mengerjakan pekerjaan rumah atau PR Ahmad riyanto masih mengerjakan PR disekolah dengan alasan dia lupa bahwa ada PR. “Kadang nang umah, kadang ya nang sekolahan,coan nek klalen ya tak kerjake nang sekolahan.”9 Muhammad Rifki pada saat ulangan dia juga masih bertanya dengan temannya. Dia beralasan bahwa ketika ada soal yang tidak bisa dia kerjakan dia bertanya pada temannya. “Ya kadang mb, nek ora bisa ya yong takon, nek bukak buku ora tau lah mb.”10 Muhammad Rifki juga beralasan ketika dia lupa mengerjakan pekerjaan rumah di rumahnya dia mengerjakannya di sekolahan. “Tau mb, nek klalen ya tak kerjake nang sekolahan.”11 Dan pada saat ulangan Fendy Pratama juga pernah bertanya pada temannya dengan alasan dia tidak bisa mengerjakan soal ulangan tersebut. “Iya mb, nek angel ya takon.”12 8
Akhmad Riyanto, Siswa Kelas VIII B Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 9 Akhmad Riyanto, Siswa Kelas VIII B Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 10 Muhammad Rifki, Siswa Kelas VIII B Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 11 Muhammad Rifki, Siswa Kelas VIII B Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang,Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 12 Fendy Pratama, Siswa Kelas VIII C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016
55
Ketika Fendy Pratama mendapat PR dari gurunya dia juga masih mengerjakan di sekolah dengan alasan dia lupa. “Ha.a mb, nek klalen.”13 Safitri dari kelas VIII B juga menyatakan dia pernah mencontek ketika dia mengagap pelajaran itu sulit. “yo kadang-kadang nek pelajarane angel yo nyontek, nek gampang yo ora.”14 Dan ketika dia mendapat pekerjaan rumah atau PR dia juga masih pernah mengerjakan di sekolahan. “ya mb kadang-kadang nang sekolah.”15 Dan ketika dia melihat teman yang melakukan kesalahan dia juga tidak melaporkan langsung kepada gurunya. “yo ora lah mb.”16 Selfi dari kelas VIII B juga menyatakan dia terkadang pernah mencontek pada saat ulangan. “kadang kolo mb, tapi yo orak sering.”17
13
Fendy Pratama, Siswa Kelas VIII C Mts NU 01 Banyuputih Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 14 Safitri, siswa kelas VIII B MTs NU 01 Banyuputih kabupaten peribadi, rabu 25 mei 2016 15 Safitri, siswa kelas VIII B MTs NU 01 Banyuputih kabupaten peribadi, rabu 25 mei 2016 16 Safitri, siswa kelas VIII B MTs NU 01 Banyuputih kabupaten peribadi, rabu 25 mei 2016 17 Selfi, siswa kelas VIII B MTs NU 01 Banyuputih kabupaten peribadi, rabu 25 mei 2016
Kabupaten Batang, Batang, wawancara Batang, wawancara Batang, wawancara Batang, wawancara
56
Dan ketika dia melihat temannya melakukan kesalahan dia juga tidak langsung melaporkan kepada gurunya dengan alasan takut sama temannya. “ora lah mb, wedi ko nek meh ngomongke.”18 Dan ketika dia mendapatkan PR dari gurunya dia juga pernah mengerjakan PR di sekolah. “Yo kadang nang sekolahan mb, coan klalaen si.”19 Solehatun nisa dari kelas VIII A juga menyatakan bahwa dia pernah mengerjakan PR di Sekolah ketika dia lupa bahwa ada PR. “Nek klalen ya nang sekolah mb.”20 Dia juga tidak serta merta melapor gurunya ketika dia melihat temannya melakukan kesalahan. “Ya ora mb, dari pada mengko di musuhi koncone.”21 Nia febrian dari kelas VIII A dia juga menyatakan bahwa ketika dia melihat teman melakukan kesalahan atau pelanggaran dia tidak serta merta melaporkan kepada gurunya. “Yo ora mb.”22
18
Selfi, siswa kelas VIII B MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 19 Selfi, siswa kelas VIII B MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 20 Solehatun nisa, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 21 Solehatun nisa, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016
57
Dalam kondisi ini siti nur rokhmah juga sama pendapat dengan nia febriana, dengan alasan dia juga pernah melanggar. Yo ora mbak, soale kadang yong ya tau nglanggar ka.”23 Dia juga ada kalanya mengerjakan PR di sekekolah. kadang nang umah kadang nang sekolahan.”24 Dari sekian kasus yang ada di MTS ini masih banyak peserta didik yang mencontek pada teman saat ulangan, mengerjakan PR di sekolah dan membiarkan temannya melakukan kesalahan atau pelanggaran.Dan dari masalah tersebut guru Aqidah Akhlak berinisiatif untuk membuat program pengembanagn perilaku jujur. “nah dari kuwi kita memprogramkan pelaksanaan perilaku jujur ben siswa kuwi sadar nek ngapusi kuwe ora ana untunge.”25 Dalam mata pelajran Aqidah Akhlak kelas VIII ini ada bab khusus tentang sifat wajib rasul Allah, sifat wajib ini diantaranya Siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya) ,tabligh (menyampaikan) dan fathonah (cerdas). Dan dalam subab ibi membahas tentang jujur dan dapat dipercaya maka guru Aqidah Akhlak berinisiatif untuk memasukkan nilainilai kejujuran dalam setiap mata pelajaran. Jujur dan amanah ini juga
22
Nia febrian, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 23 Siti Nur Rokhmah, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 24 Siti Nur Rokhmah, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 25 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016
58
saling berkaitan dan biasanya orang yang mempunyai sifat jujur juga mempunyai sifat dapat dipercaya. “Dalam mata pelajran Aqidah Akhlak kelas VIII ada bab khusus yang membahas tentang sifat wajib bagi Rasulluah, sifat wajib ini diantaranya, siddiq, anmanah tabligh dan fathonah dari sifat wajib ini saya membiasakan siswa untuk bersikap siddiq dan amanah karna duaduanya sangat berkaitan, kalo siswa itu mempunyai perilaku jujur pastinya dia juga mempunyai sifat amanah,dengan adanya pembiasaan perilaku jujur di sekolah saya juga berharap siswa bisa membisakannya dalam kehidupan sehari-hari.”26 Dengan adanya sifat jujur dan diterapkan dalam pembelajaran diharapkan peserta didik bisa membiasakan dirinya untuk bersifat jujur dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dalam RPP Aqidah Akhlak dalam materi sifat wajib bagi Allah ini jaga bertujuan untuk membiasakan sifat jujur ini dalam kehidupan seharhari. “Dalam tujuan RPP Aqidah Akhlak kelas VIII di dalam tujuannya juga tertulis dapat menunjukkan contoh sifat siddiq dan dapat mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari maka dari itu saya bekerjasama dengan guru-guru yang lain agar para sisiwa itu dapat menanamkan sifat jujurnya mb, yo biar terbisa.”27 Pembisaan perilaku jujur ini di mulai dari hal-hal kecil seperti Absensi dalam kelas, komunikasi dengan guru, latihan-latihan soal, ulangan, mengerjakan tugas rumah dan dari kantin juga dalam salat jamaah.
26
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016 27 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016
59
“Pembiasaan sifat jujur disekolah yamulai dari hal-hal kecil lah mb, dari Absen, dari jawaban pas ditanya guru, dari latian dan ulangan, dari PR, dari jajan dikantin dan dari salat jamaah juga mb.”28 Pembisaan perilaku jujur diadakan di dalam dan di luar kelas, di dalam kelas peserta didik ditanamkan nilai-nilai kejujuran dalam setiap mata pelajarannya, dan diarahkan agar selalu berperilaku jujur. “pembiasaan perilaku jujur dikelas yo itu mb, seyiap guru mata pelajaran menanamkan nilai-nilai kejujuran dan guru tersebut memberi arahan agar siswa tersebut memiliki perilaku jujur.”29 contohnya pada saat ulangan atau mengerjakan tugas peserta didik itu tidak mencontek temannya dan pada saat guru memberikan pekerjaan rumah atau pr peserta didik mengerjakan pekerjaan rumah itu di rumah bukan di sekolahan. “Contohnya ya pada saat siswa itu mengerjakan tugas atau ulangan siswa itu tidak mencontek temannya atau malah membawa contekan sendiri, itu salah satunya mb,juga pas guru memberikan PR, seharusnyakan PR itu dikerjakan dirumah, tapi masih ada saja PR yang dikerjakan disekolah.”30 Penerapan perilaku jujur di luar kelas yaitu dengan cara pengamatn langsung pada saat salat jamah dhuhur dan pada saat jam istirahat. Pada jam istirahat ini siswa biasanya membeli jajan, pada waktu membeli jajan ada siswa yang mengambil barang dan membayar tidak sesuai dengan barang yang diambilnya. Penerapan perilaku jujur di kantin ini guru Aqidah Akhlak bekerjasama dengan pengawai kantin atau penjual. Dan 28
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016 29 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016 30 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016
60
pada saat salat dhuhur berjamaah masih ada peserta didik yang tidak mengikuti salat jamaah ataupun jika mengikuti salat jamaah mereka tidak melaksakan salatnya dengan khusuk atau masih banyak yang guyonan. Oleh karena itu disini guru Aqidah Akhlak bekerjasama dengan guru piket atau guru-guru yang sedang halangan untuk memeriksa atau mengabsen peserta didik yang tidak mengikuti solat dan yang didalam solatnya itu guyonan. “kalo penerapan perilaku jujur diluar kelas ya pada saat istirahat, siswakan biasanya jajan nah,kan masih ada siswa-siswa yang mengambil barang tapi tidak sesuai dalam membayarnya. Dalam hal ini kita bekerja sama dengan kantin atau penjuaal mb. Terus pada waktu salat dhuhur berjamaah kan masih ada siswa yang tidak mengukuti salat jamaah dan ada juga yang solat tapi solatnya clelean mb, nah kita bekerjasama dengan guru yang berhalangan atau guru piket untuk mencatat siapa saja yang tidak solat dan solat tapi sek guyonan atau clelean kuwe mb.”31 Kaitannya
dengan
perencanaan
ini
guru
Aqidah
Akhlak
bekerjasama dengan guru-guru yang lain agar dalam mengajar pelajaran yang diampunya para guru itu menanamkan nilai-nilai kejujuran. Dan hasil dari pelaksanaan pengembangan perilaku jujur itu bisa maksimal dan tercapai dengan baik. “Ya dalam pelaksanaannya guru Aqidah bekerjasama dengan para guru yang lain agar dalam mengajar bisa menanamkan nilai-nilai kejujuran lah mb,ya biar guru-guru yang lain juga menanamkan sifat jujurnya agar semaksimal mungkin bisa tercapai dan perilaku jujur siswa bisa lebih baik.”32
31
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016 32 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016
61
C. Implementasi Pengembangan Perilaku Jujur Pada Anak Didik kelas VIII melalui Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di Mts NU 01 Banyuputih. Untuk mengetahui proses pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Nu 01 Banyuputih peneliti melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran Aqidah Akhlak. Hasil data yang diperoleh dari wawancara guru mata pelajaran Mts Nu 01 Banyuputih yang telah mengajar selama 15 tahun, beliau bernama Nur Rohman Spdi mengemukakan tentang proses pembelajaran Aqidah Akhlak di sekolahnya khususnya di kelas VIII: Pada proses pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas guru Aqidah Akhlak Menggunakan pembelajaran yang sesuai atau sama dengan yang proses pembelajaran pada umumnya yaitu dengan cara memberikan penjelasan tentang materi Aqidah Akhlak, setelah itu siswa diberikan contoh tentang akhlak-akhlak yang terkait dengan materi Akhlak tersebut entah itu perilaku yang ada di lingkungan sekolah maupun yang ada dilingkungan masyarakat kemudian guru memberikan petunjuk agar siswa tersebut mampu menjalankan atau mampu untuk melaksanakn tindakan yang baik-baik yaitu dengan akhlak yang baik dan salah satunya pada materi tentang sifat wajib Rasulullah yang membahas tentang siddiq atau jujur. “Proses pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas Menggunakan pembelajaran yang sesui atau sama dengan yang lainnya yaitu dengan cara memberikan penjelasan tentang materi Aqidah Akhlak tersebut setelah itu siswa diberikan contoh tentang akhlak-akhlak yang terkait
62
dengan materi Akhlak entah itu perilaku yang ada di lingkungan sekolah maupun yang ada dilingkungan masyarakat kemudian guru memberikan petunjuk agar siswa tersebut mampu menjalankan atau mampu untuk melaksanakn tindakan yang baik-baik yaitu dengan akhlak yang baik dan salah satunya pada materi tentang sifat wajib RasulAllah yang membahas tentang siddiq atau jujur.33 Dan di dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII ini ada bab khusus tentang sifat wajib rasul Allah, sifat wajib ini diantaranya Siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabkigh (menyampaikan) dan fathonah (cerdas). Dan dalam subab ibi membahas tentang jujur dan dapat dipercaya maka guru Aqidah Akhlak berinisiatif untuk memasukkan nilainilai kejujuran dalam setiap mata pelajaran. Jujur dan amanah ini juga saling berkaitan dan biasanya orang yang mempunyai sifat jujur juga mempunyai sifat dapat dipercaya. “kan didalam mata pelajran Aqidah Akhlak kelas VIII ada bab khusus yang membahas tentang sifat wajib bagi Rasulluah, sifat wajib ini diantaranya, siddiq, anmanah tabligh dan fathonah dari sifat wajib ini saya membiasakan siswa untuk bersikap siddiq dan amanah karna duaduanya sangat berkaitan, kalo siswa itu mempunyai perilaku jujur pastinya dia juga mempunyai sifat amanah,dengan adanya pembiasaan perilaku jujur di sekolah saya juga berharap siswa bisa membisakannya dalam kehidupan sehari-hari.”34 Proses pembelajaran Aqidah Akhlak tentang siddiq atau jujur ini yaitu dengan cara memberikan pengetahuan-pengetahuan atau pengertianpengertian kepada pesera didik tentang manfaat dari sikap kejujuran setelah itu siswa disuruh mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari entah itu dalam keluarga dalam sekolah maupun dalam lingkungan 33
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016 34 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016
63
masyarakat salah satunya yaitu dengan cara meraka disuruh mengerjakan PR di rumah bukan di sekolahan dan tidak mencontek pada saat ulangan.35 “Proses pembelajaran Aqidah Akhlak siddiq atau jujur perilaku jujur dengan cara memberikan pengetahuan-pengetahuan atau pengertian-pengertian kepada siswa tentang manfaat dari sikap kejujuran setelah itu siswa disuruh mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari entah itu dalam keluarga dalam sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat salah satunya yaitu dengan cara meraka disuruh mengerjakan PR di rumah bukan di sekolahan dan tidak mencontek pada saat ulangan”36 Guru akidah mengemukakan selain dari proses pembelajaran siswa dikelas, siswa juga mendapatkan kegiatan pengembangan keagamaan. Kegiatan pengembangan keagamaan itu antara lain: a. Kegiatan pengembangan diri Kegiatan pengembangan diri ini dilakukan pada jam ke-nol atau jam 07.00-07.20. Beberapa kegiatan tersebut disesuaikan dengan hari dan tingkat kelasnya. Beberapa contoh kegiatan tersebut diantaranya, sebelum jam pelajran di mulai peserta didik di wajibkan untuk membaca Almaul Husna, setelah itu peserta didik di haruskan untuk tadrus AlQuran, hari senin, jumat dan sabtu tadarus juz Amma, hari selasa membaca surat yasin, Rabu membaca surat Al-waqiah dan kamis membaca surat Al-mulk. “kegiatan pengembangan diri itu dilakukan pada saat bel bunyi masuk kelas atau jam ke-nol. Kegiatan pengembanagn diri ini udah ada 35
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016 36 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016
64
jadwalnya mb, tapi untuk membaca Asmaul Khusna sebelum jam pelajaran ini wajib mb, kalo kegitan membaca Al-quran seperti jus ama, surat yasin Al-Waqiah dan Al-Mulk itu udah ada jadwalnya sendirisendiri tiap harinya mb.”37 b. Salat dhuhur berjamaah Salat dhuhur berjamaah ini wajib diikuti oleh semua peserta didik. dhuhur berjamaah dilakukan pada saat istirahat kedua yaitu pada jam 11.35-11.55. “salat dhuhur biasa dikerjakan setiap jam istirahak kedua sekitar jam 11.35-11.55, menyesuaikan dhuhurnya juga si mb.”38 c. Kegiatan pesantern kilat Kegiatan pesantern kilat ini dilakukan pada saat bulan ramadan. Kegiatan ini diikuti oleh senua peserta didik dari kelas VII sam pai kelas IX. Kegiatan ini dilakukan selama dua minggu. “Pesantren kilat emang sudah ada sejak dulu mb, ya itu wajib diikuti oleh semua siswa dari kelas VII sanpai kelas IX mb, biasanya si dua minggu.”39 Pengembangan perilaku jujur jujur disekolah diantaranya yaitu dengan cara melakukan program sekolah yaitu salat dhuhur secara berjamaah, dan guru mementau peserta didik dalam salat berjamaahnya, karena biasanya peserta didik melakukan salat jamaah itu dengan bercanda
37
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016 38 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016 39 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016
65
atau tidak serius dan bahkan tidak mengikuti salat jamaah di Sekolah. Seperti yang dijelaskan pak nur Rahman SpdI: “Pengembangan perilaku jujur di sekolah yaitu dengan cara melakukan program sekolah yaitu solat berjamaah nantinya guru itu mengamati dari luar pada waktu solat kan ada guru yang sedang berhalangan atau jadwal guru yang mengamati para siswa salat berjamaah, guru mencatat nama-mana siswa yang tidak mengikuti salat berjamaah, siswa yang salatnya clelekan . Pada waktu masuk di kelas siswa di tanyakan kembali siapa yang salat siapa yang tidak dari pemantauan tersebut”40 Dalam pengembangan perilaku jujur ini guru Aqidah Akhlak juga bekerjasama dengan wali peserta didik agar pengembangan perilaku jujur ini bisa maksimal. Pada waktu pengambilan rapor wali dari peserta didik dan wali kelas saling berkomunikasi tentang perilaku tiap-tiap individi peserata didik agar ada evaluasi dalam setiap perkembanan perilaku peserta didik tersebut. “Dalam pelaksanaan perilaku jujur ini kami juga bekerja sama dengan wali murid dan guru kelas. Kan setiap semester pasti ada pertemuan wali murid mb, biasanya pada waktu pengambilan raport wali kelas ini mendiskusikan tentang masing-masing perilaku muridnya kepada wali murid agar selalu ada evaluasi dalam setiap perkembangan murid tersebut.”41 Secara Umum, pelaksanaan pengembangan perilaku jujur di Sekolah MTs Nu 01 Banyuputih ini sudah berjalan dengan cukup baik. Ini dibuktikan dengan kegiatan-kegiatan sekolahan yang bergerak dalam
40
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016 41 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Peribadi, Jumat 8 Januari 2016
66
bidang pengembangan Akhlak dan budi pekerti, kegiatan pembiasaan, tata tertibsekolah serta guru-guru yang bertanggung jawab. Dan ini juga terbukti dengan pernyataan peserta didik yang bernama Fina Agustin dari kelas VIII C ini menyatakan bahwa ketika pelajaran sedang berlangsung dan ada penjelasan atau pelajaran guru yang tidak ia fahami maka dia akan menanyakan kepada gurunya. “Ya haa mb, nek ana pelajaran seng ora faham ya tak takokna.”42 Dan dalam ulangan dia juga menyatakan bahwa dia tidak pernah bertanya kepada temannya atau mencontek buku karena menurutnya itu akan mengganggu konsentrasinya dalam ulangan. “ora mb, ko malah ura rampung nek takon-takon kancane,ora simb, wedi nek konangan.”43 Dan ketika dia melakukan kesalahan dan diketahui oleh gurunya dia akan berkata sejujurnya karena menurut dia dengan mengatakan yang sejujurnya kesalahan yang dia buat dia akan merasa damai dan tentram walaupun akhirnya dia akan mendapat hukuman. “yo nek wes konangan gurune ya ngaku mb, lanek ditutup-tutupi ya malah ura tenang si mb.”44
42
Fina Agustin, Siswa Kelas VIII C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 43 Fina Agustin, Siswa Kelas VIII C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 44 Fina Agustin, Siswa Kelas VIII C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016
67
Akan tetapi ketika mengetahui temannya itu berbuat kesalahan dia tidak serta merta melaporkan kepada gurunya karna alasan takut dengan temannya tersebut. “Yo ora mb, apa maneng biasane seng tukang nglanggar kekan bocah ngeweng dadine yong wedi mb.”45 Dan ketika fina membeli dikantin dia juga selalu membanyar apa yang dia ambil dari kantin tersebut. “Ora mb, nek jajan ya mesti banyar.”46 Ketika dia mendapat tugas rumah atau pekerjaan rumah (PR) dia juga selalu mengerjakannya di rumah, tidak di sekolahan. “Ngerjake PR ya nang umah mb.”47 Ketika salat jamaah dhuhur dia juga selalu mengikuti salat jamaah dhuhur di sekolah. “Haa mb melu jamaah terus.”48 Yayuk Ernawati peserta didik kelas VIII C yang peneliti wawancara selanjutnya menyatakan bahwa ketika dia berada di kelas dan ada sesuatu tentang pelajaran yang bulum dia fahami tentang apa yang diterangkan gurunya dia jarang bertanya dan bahkan dia juga jarang
45
Fina Agustin, Siswa Kelas VIII Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 46 Fina Agustin, Siswa Kelas VIII Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 47 Fina Agustin, Siswa Kelas VIII Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 48 Fina Agustin, Siswa Kelas VIII Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016
C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang,
68
mengungkapkan apa yang ada difikirannya ketika pelajaran sedang berlangsung. “Ya kadang takon, kadang ura mb, Yo ora si mb.”49 Dan pada saat ulangan berlangsung yayuk juga tidak pernah menyontek temannya dan mencontek buku. “ura mb, la yong wedi nek disalahke ko,ora si mb, yong wedi konangan gurune.”50 Ketika dia melakukan kesalahan dan gurunya mengetahui dia akan mengatakan yang sebenarnya kepada gurunya, akan tetapi kaitannya dengan pertanyaan ini yayuk tidak pernah melakukan pelanggaran. “Haa mb, tapi koyone yong ura tau nglanggra kak.”51 Dan ketika yayuk melihat teman yang melanggar peraturan sekolah dia juga tidak memberi tahu gurunya dengan alasan seorang yang melakukan pelanggaran peraturan akhirnya juga akan ketahuan. “Ora mb, ko Palingan ya konangan kak mb.”52 Ketika dia jajan di kantin dia juga selalu membayar sesuai yang dia ambil
49
Yayuk Ernawati, Siswa Kelas Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 50 Yayuk Ernawati, Siswa Kelas Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 51 Yayuk Ernawati, Siswa Kelas Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 52 Yayuk Ernawati, Siswa Kelas Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016
VIII C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, VIII C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, VIII C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, VIII C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang,
69
“Nek jajan ya bayar lah mb, ura tau jokot jajan ora bayar.”53 Yayuk juga selalu mengerjakan pekerjaan rumahnya atau PR di rumah. “Nek ngarap Pr ya nang umah mb, nek nang sekolahan jenenge ya gudu PR.”54 Dia juga selalu mengikuti salat dhuhur berjamaah di sekolahan kecuali ketika dia sedang berhalangan. “Melu solat jamaah terus mb.kejobo nek lagi ora solat.”55 Akhmad Riyanto peserta didik dari kelas VIII B menyatakan ketika dia sedang berada di kelas dan ada sesuatu yang tidak dia fahami dia lebih yaman bertanya pada temannya di bandingkan dengan gurunya. “Urasi mb, suko takon karo koncone, ya ora papa.”56 Ketika dia ketahuan melakukan pelanggaran dia akan mengatakan yang sebenarnya kapada gurunya. “Ha.a mb, la wes konangan kak.”57 Pada saat jajan di kantin dia selalu membayar sesuai dengan apa yang dia ambil di kantin. “Bayar terus mb.”58 53
Yayuk Ernawati, Siswa Kelas VIII C Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 54 Yayuk Ernawati, Siswa Kelas VIII C Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 55 Yayuk Ernawati, Siswa Kelas VIII C Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 56 Akhmad Riyanto, Siswa Kelas VIII B Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 57 Akhmad Riyanto, Siswa Kelas VIII B Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016
Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang,
70
Ketika dia melihat dan mengetahui temannya melakukan pelanggaran aturan di sekolahannya dia akan menegur temannya tapi tidak mengatakan kepada gurunya. “Ora mb, tapi ya bocahe coan tak omongi.”59 Ahmad Riyanto selalu mengikuti salat jamaah dhuhur di Sekolahnya. “Melu terus mb.”60 Dan ketika dia melakukan pelanggaran di sekolah dan di ketahui oleh gurunya dia akan mengakuinya. “Iya mb,yo ura bisa ngapusi lah mb, la gurune wes ngerti kak.”61 Muhammad Rifqi dari kelas VIII B menyatakan bahwa dia tidak pernah mengungkapkan pendapatnya pada saat pelajaran berlangsung, dia beranggapan bahwa dia pernah punya pendapat dan selalu faham denagn apa yang diterangkan gurunya. “Ura mb,ya ora ana seng tak takokna si, wes faham, ya ura mb.”62 Ketika dia melakukan pelanggaran dan diketahui olah gurunya dia akan mengatakan yang sebenarnya kepada gurunya.
58
Akhmad Riyanto, Siswa Kelas VIII B Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 59 Akhmad Riyanto, Siswa Kelas VIII B Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 60 Akhmad Riyanto, Siswa Kelas VIII B Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 61 Akhmad Riyanto, Siswa Kelas VIII B Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 62 Muhammad Rifki, Siswa Kelas VIII B Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016
Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang,
71
“Ha.a mb.”63 Ketika dia membeli jajan di kantin dia juga tidak pernah mengambil barang kemudian tidak membayar, dia selalu membayar barang yang di belinya. “Ura mb, ura tau.”64 Pada saat salat jamaah duhur dia juga selalu mengikutisalat jamaah di sekolahan. “Ha.a mb, melu jamaah terus.”65 Dan ketika dia melihat temannya yang melangar peraturan sekolah dia tidak mengatakan pada gurunya. “Ura mb.”66 Fendy Pratama dari kelas VIII C mengatakan dia tidak pernah bertanya pada gurunya ketika ia tidak faham dan ketika dia mempunyai fikiran tersendiri pada saat pelajaran berlangsung. “Ura mb, ura papa, la yong faham terus kak.”67 Pada saat jajan di kantin dia selalu membanyar jajan yang dibelinya. “Bayar terus mb.”68 63
Muhammad Rifki, Siswa Kelas VIII B Mts NU 01 Banyuputih Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 64 Muhammad Rifki, Siswa Kelas VIII B Mts NU 01 Banyuputih Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 65 Muhammad Rifki, Siswa Kelas VIII B Mts NU 01 Banyuputih Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 66 Muhammad Rifki, Siswa Kelas VIII B Mts NU 01 Banyuputih Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 67 Fendy Pratama, Siswa Kelas VIII C Mts NU 01 Banyuputih Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016
Kabupaten Batang, Kabupaten Batang, Kabupaten Batang, Kabupaten Batang, Kabupaten Batang,
72
Ketika dia melakukan pelanggaran dan gurunya mengetahuinya dia akan mengatakan yang sejujurnya pada gurunya. “Ya nek konangan ya ngomong apa anane mb.”69 Dan ketika dia mengetahui temannya melakukan pelanggaran dia tidak akan serta merta melaporkan kepada gurunya. “Ura si mb,ko mundaan diomong wadulan karo koncone.”70 Ketika salat dhuhur berjamaah dia juga selalu mengikuti salat jamaah tersebut di sekolah. “Ha.a mb melu jamaah terus.”71 Nia Febrian dari kelas VIII A dia menanyakan kepada gurunya ketika dia tidak faham tentang materi yang dia jarkan oleh gurunya. “ya haa mb, ben faham si.”72 Dalam ulangan nia tidak pernah mencontek dengan alasan dia takut ketahuan oleh gurunya. “ora mb,wedi nek konangan”73
68
Fendy Pratama, Siswa Kelas VIII C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 69 Fendy Pratama, Siswa Kelas VIII C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 70 Fendy Pratama, Siswa Kelas VIII C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 71 Fendy Pratama, Siswa Kelas VIII C Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Sabtu 16 Januari 2016 72 Nia febrian, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 73 Nia febrian, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016
73
Ketika dia melakukan kesalaahan dan gurunya mengetahui dia juga akan mengatakan yang sebenarnya kepada gurunya. “Yo nek wes konangan gurune pak pye maneng ya ngaku wae raw mb.”74 Dia juga selalu mengerjakan Prnya di rumah. “nang umah lah mb.”75 Ketika salat dhuhur jamaah dia juga selalu mengikuti salat jamaah di sekolahan. “Melu jamaah terus lah mb”76 Solekhatun Nisa dari kelas VIII A menyatakan bahwa dia selalu bertanya pada gurunya ketika ada pelajaran yang dia tidak faham. “Ya mb, dari pada ngkone dadi ora mudeng.”77 Pada saat ulangan dia juga gak pernah mencontek atau tanya dengan teman dengan alasan karena dia duduk di depan. “ora mb,yong njagonge nang ngarep kak.”78 Ketika dia melakukan pelanggaran dan diketahui oleh gurunya dia akan mengakuinya. “la nek wes konangan gurune ya ngaku mb.”79 74
Nia febrian, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 75 Nia febrian, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 76 Nia febrian, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 77 Solehatun nisa, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 78 Solehatun nisa, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016
74
Ketika dia membeli dikantin dia selalu membayarnya. “Ora mb,bayar terus.”80 Dia juga selalu mengikuti salat jamaah dhuhur di sekolahan. “Iya mb, Melu jamaah terus.”81 Safitri dari kelas VIII B menyatakan ketika dia melakukan pelanggaran dan gurunya mengetahuinya dia akan mengatakan pada gurunya. “kadong konangan ya ngakulah mb.”82 Dia juga selalu mengikuti salat dhuhur berjamaah di sekolahan kecuali pada saat dia sedang berhalangan. “ha.a, Melu jamaah terus, kejobo nek lagi alangan.”83 Selfi dari kelas VIII B ketika dia melakukan pelanggaran dan diketahui oleh gurunya dia akan mengatakan yang sebenarnya kepada gurunya. “iya mb, la pye wes konangan ka.”84 Dia juga selalu membanyar saat beli dikantin.
79
Solehatun nisa, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 80 Solehatun nisa, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 81 Solehatun nisa, siswa kelas VIII A MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 82 Safitri, siswa kelas VIII B MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 83 Safitri, siswa kelas VIII B MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 84 Selfi, siswa kelas VIII B MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016
75
“Ora tau mb,baya terus.”85 Dia juga selalau mengikuti salat jamaah di sekolahan. “Melu jamaah terus mb.”86 Dari peryataan beberapa peserta didik di atas dapat disimpulkan bahwa masih saja ada peserta didik yang melakukan tindakan yang tidak baik atau tidak jujur dengan dirinya sendiri akan tetapi penerapan perilaku jujur di sekolah ini sudah cukup baik. Itu terbukti dari masih banyaknya siswa yang melakukan tindakan kejujuran dan terbukti dari perencanaan guru Akidah Akhlak. Dalam pelaksanaan pengembangan perilaku jujur ini juga sudah cukup baik, akan tetapi pengembangan perilaku jujur di sekolahan ini perlu dikembangkan lagi agar pengembangan perilaku jujur bisa semakin baik dan baik lagi untuk kedepannya. D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Implementasi Pengembangan Perilaku Jujur pada anak didik melalui mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTs NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang. Di dalam proses pengembangan perilaku jujur pada anak didik di MTs NU 01 Banyuputih ini pastinya terdapat faktor-faktor yang sangat mempengarui dalam pengembangan perilaku jujur pada peserta didik baik
85
Selfi, siswa kelas VIII B MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016 86 Selfi, siswa kelas VIII B MTs NU 01 Banyuputih kabupaten Batang, wawancara peribadi, rabu 25 mei 2016
76
itu faktor pendukung maupun faktor penghambat, faktor-faktor ini antara lain seperti yang dijelaskan oleh pak Rahman di bawah ini: “Banyak faktor yang mempengaruhi pengembangan perilaku jujur salah satunya adalah kemampuan guru dalam memenej siswa agar siswa tersebut terbisa dengan sikat kejujuran, faktor kelurga juga mempengaruhi, faktor dorongan serta pembelajaran dari kedua orang tua juga sangat penting, faktor lingkunganpun juga sangat mempengaruhi dan faktor di sekolahan pun sangat mempengaruhi, faktor dalam pergaulan juga berpengaruh dan yang paling terpenting adalah kesadaran dari diri siswa tersebut”.87 Dalam hal ini pak Rahman menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pengembangan perilaku jujur di Mts Nu 01 Banyuputih tersebut antara lain kemampuan guru untuk mengatur peserta didiknya, faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor di sekolah, faktor dari pergaulan atau teman-temannya dan terpenting adalah kesadaran dari peserta didik tersebut. 1. Faktor Pendukung. Faktor pendukung yang pertama yaitu faktor keluarga. Faktor dari keluarga atau pendidikan dalam keluarga ini sangatlah penting, jika seorang peserta didik dibesarkan dalam keluarga yang mempunyai norma-norma dan menerapkan nilai-nilai perilaku yang baik maka peserta didik itu akan mempunyai perilaku yang baik. “jika kelurganya dalam mendidik seorang murid dengan baik, menerapkan norma dan nilai kebaikan maka Inzaallah si murid tersebut akan mempunyai akhlak yang baik.”88 87
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Jumat 8 Januari 2016 88 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Jumat 8 Januari 2016
77
Faktor pendukung yang kedua yaitu dari lembaga pendidikan atau sekolahan. Jika di dalam sekolahan peserta didik itu
diberi
pembelajaran Akhlak, diberi Arahan di beri contoh dan pembiasaanpembiasaan yang baik. Maka peserta didik akan mengikuti aturanaturan yang ada di sekolahan tersebut. Dan kemampuan guru juga sangat berperan penting dalam mengatur peserta didik agar peserta didik tersebut terbisa dengan sikap kejujuran. “jika di dalam sekolahan peserta didik itu diberi pembelajaran Akhlak, diberi Arahan di beri contoh dan pembiasaan-pembiasaan yang baik. Maka peserta didik akan mengikuti aturan-aturan yang ada di sekolahan tersebut.kemampuan guru dalam memenej siswa agar siswa tersebut terbisa dengan sikat kejujuran.”89 Faktor pendukung ketiga yaitu faktor dari lingkungan masyarakat. Jika di lingkungan masyarakat menerapkan nilai-nilai dan normanorma yang baik maka masyarakat ini bisa mempengaruhi peserta didik. Karna mau tak mau mereka akan mengikuti morma-norma yang ada dimasyarakat tersebut. “selanjutnya dari lingkungan masyarakat mb, lingkungan masyarakat ini juga sangat berpengaruh karena jika murid itu dibesarkan di lingkungan masyarakat yang baik dan menerapkan nilai-nilai serta norma-norma yang baik yang ada dimasyarakan maka murid tersebut mau tak mau harus mengukuti norma tersebut.”90 Faktor keempat yaitu faktor dari pergaulan atau dengan siapa peserta didik itu berteman. Faktor dalam pergaulan ini juga sangat berperan penting karena jika peserta didik itu berteman dengan orangorang yang baik maka perilaku baiknya itu akan diikuti olehnya.
89
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Jumat 8 Januari 2016 90 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Jumat 8 Januari 2016
78
“Pergaulan atau dengan siapa murid itu berteman juga sangat mempengaruhi mb, ya nek teman-temannya baik biasanya dia baik juga mb soale perilaku ki biasane nulari dan sebaliknya mb.”91 2. Faktor Penghambat Dengan adanya faktor pendukung dalam sebuah proses juga pasti ada faktor-faktor yang menghambat dalam setiap prosesnya. Faktor penghambat di sini adalah kebalikan dari faktor pendukung diatas diantaranya. Pertama Faktor dari keluarga. Jika dalam keluarga itu tidak diterapkan norma-norma dan nilai-nilai Akhlak, maka si peserta didik itu tidak akan bisa membedakan mana akhlak yang baik dan mana akhlak yang buruk. Dalam lingkup ini juga keluarga banyak yang orang tuanya menjadi TKW atau TKI di Luar negri, dan anaknya di ikutkan ke rumah neneknya atau bahkan di rumah hanya dengan kakaknya saja atau adiknya saja atau bahkan dengan kakak dan adiknya saja, maka pendidikan keluarga disini menjadi tak seimbang dan tak terarah. Karena orang tua mereka tidak sepenuhnya mengarahkan dan kurang memperhatikan perilaku anaknya, itu jjuga akan berpengaruh kepada perilaku peserta didik. Dan ketika sebuah keluarga tidak ditanamkan nilai-nilai kejujuran atau sikap-sikap kejujuran itu secara penuh itu juga merupakan faktor penghambat dari pelaksanaan pengembangan perilaku jujur.
91
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Jumat 8 Januari 2016
79
“ya kalo faktor penghambat di keluarga si ya mb, orang disinikan masih banyak yang jadi TKW atau TKI keluar negri mb, jadinya anaknya kurang perhatian atau pendidikan dalam keluarganya. Dan biasanya siswa itu merasa bebas. Biasanya mereka tingal bersama neneknya atau bahkan di rumahnya itu dengan adik atau kakaknya saja,terkadang didalam keluargapun nilai-nilai atau sikap-sikap kejujuran itu tidak ditanamkan oleh keluarga tersebut secara penuh itu merupakan faktor penghambat dari pelaksanaan pengembangan perilaku jujur tersebut.”92 Kedua faktor dari Lingkungan masyarakat. Ketika kesadaran akan norma dan nilai yang ada di masyarakan itu sudah berkurang dan tidak saling peduli lagi dengan tetangga yang satu dengan yang lainnya itu juga berpengaruh kepada perilaku peserta didik. Ketika masyarakat dimana peserta didik itu tingal menjadi masyarakat yang bebas maka akan berpengaruh, dan menjadikan peserta didik itu menjadi bebas dan berperilaku seenaknya sendiri. “ketika kesadaran akan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat ini berkurang maka akan menjadi lingkungan yang bebas. Dan pengaruh terhadap perilaku dimana siswa itu sendiri tingal”93 Ketiga adalah faktor dalam pergaulan. Jika seorang peserta didik itu bergaul dengan anak-anak yang kurang dalam Akhlaknya maka bisa saja dia akan terpengaruh dengan temannya tersebut. “ya kalo seorang murid itu berteman dengan orang-orang yang tidak baik maka bisa saja murid tersebut erpengaruh dengan teman yang tidak baik tersebut.”94
92
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Jumat 8 Januari 2016 93 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Jumat 8 Januari 2016 94 Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Jumat 8 Januari 2016
80
Dari berbagai faktor penghambat dan faktor pendukung diatas yang merupakan faktor-faktor dari luar atau exteren dari peserta didik itu sendiri, disini yang lebih mendominasi adalah dari peribadi peserta didik itu sendiri. Ini termasuk faktor interen atau faktor dari dalam. Ketika kesadaran berakhlak baik seorang peserta didik itu tinggi maka dia tidak akan terpengaruh dengan faktor-faktor dari luar. Untuk itu peserta didik harus mempunyai perinsip untuk berakhlak baik dalam dirinya. “yang terpenting disini adalah kesadaran dari siswa itu sendiri mb,jika mereka mempunyai kesadaran yang tinggi maka tidak akan mudah terpengaruh dengan yang lain. Oleh karena itu seorang siswa harus mempunyai prinsip untuk berakhlak yang baik agar tidak mudah tergoyahkan oleh faktor-faktor yang ada disekitar siswa tersebut atau faktor dari luar.” Setiap program pelaksanaan juga tak akan luput dengan sebuah kendala. Adapan kendala-kendala yang ada di lapangan antara lain seperti yang dipaparka oleh pak Rahman di bawah ini: “Dalam pengembangan perilaku jujur memang terjadi banyak kendala salah satunya sifat mereka yang terkadang masih kekanakkanakan, lingkungan sekitar, kendala dalam keluarga kadang didalam keluargapun nilai-nilai atau sikap-sikap kejujuran itu tidak ditanamkan oleh keluarga tersebut secara penuh itu merupakan kendala-kendala pengembangan kejujuran.”95 Dalam sebuah program pelaksanaan pasti ada kendala-kendala yang harus dihadapi, akan tetapi kendala-kendala ini harus di cari jalan keluarnya agar kendala-kendala itu bisa diatasi dan agar program pengembangan perilaku jujur ini bisa tercapai dengan baik dan lebih 95
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Jumat 8 Januari 2016
81
maksimal lagi. Adapun cara mengatasi kendala-kendala tersebut pak Rohman memaparkan sebagai berikut: “Dalam mengatasi kendala-kendala tersebut semaksimal mungkin dari guru itu melakukan komunikasi dengan anggota keluarga dari siswasiswa tersebut, kadang dilaksanakan pada waktu pengambilan rapot, guru selalu menanamkan sikap-sikap kejujuran mereka, guru juga mencontohkan perilaku-perilaku jujur agar siswa tersebut semaksimal mungkin bisa meniru gurunya, guru juga melakukan pengawasan secara intens tentang perilaku-perilaku siswa, baik pada waktu di dalam kelas maupun di luar kelas yang masih dalam lingkup sekolahan”.96 Dalam mengatasi kendala-kendala tersebut semaksimal mungkin dari guru itu melakukan komunikasi dengan anggota keluarga dari siswasiswa tersebut, kadang dilaksanakan pada waktu pengambilan rapot, guru selalu
menanamkan
sikap-sikap
kejujuran
mereka,
guru
juga
mencontohkan perilaku-perilaku jujur agar siswa tersebut semaksimal mungkin bisa meniru gurunya, guru juga melakukan pengawasan secara intens tentang perilaku-perilaku siswa, baik pada waktu di dalam kelas maupun di luar kelas yang masih dalam lingkup sekolahan. Dalam pengembangan perilaku jujur pasti ada faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan, akan tetapi faktor-faktor tersebut sebagai acuan pembelajaran untuk kedepannya agar bisa lebih baik lagi, walaupun pada kenyataannya belum semua tercapai tapi setidaknya pengembangan perilaku jujur di MTs NU 01 Banyuputih ini sudah cukup baik.
96
Nur Rohman, Guru Aqidah Akhlak Kelas VIII Mts NU 01 Banyuputih Kabupaten Batang, Wawancara Pribadi, Jumat 8 Januari 2016