BAB III DESKRIPSI KITAB TARGHIB WA TARHIB A. Biografi Pengarang Kitab Targhib wa tarhib merupakan karya dari seorang ahli hadis yang bernama lengkap Imam Al-Hafid Zakiyuddin Abdul-‘Adzim bin Abdul-Qowi Al-Mundziri,berkebangsaan Syam kemudian pindah ke Mesir.1 Beliau dilahirkan pada awal bulan Sya’ban tahun 581 H. Seorang imam besar ahli fiqh dan ahli hadis, yang banyak menimba ilmu dari para ulama’-ulama’ lainnya. Belajar ilmu fiqh dari Imam Abi Qasim Abdurrahman bin Muhammad, seorang juru tulis bangsa Quraisy.2 Mendapatkan hadis dari Abi Abdillah Al-Aryaahi, Abdil Mujib bin Zuhair, Muhammad bin Sa’id Al-Ma’muni, Al-Muthohar bin Abi Bakar AlBaihaqi, Rubai’ Al-Yaman Al-Hafid dan mentahrij hadis pada Ali Ibnul-Fadlil Al-Muqaddas. Melakukan perjalanan keberbagai kota untuk mencari hadis dari beberapa ulama yang lain, diantaranya di Mekkah beliau mendengarkan hadis dari Abi Abdillah bin Al-Bana’ dan ulama-ulama seangkatan Al-Bana’, kemudian pergi ke Damaskus mendapat hadis dari Umar bin Thabrazad, Muhammad bin Wahhab bin Asy-Syarif, Hadlar bin Kamil dan Abi Al-Yaman Al-Kindi juga dari daerah lainnya diantaranya Raha, Iskandariyah dan lain sebagainya.3 Imam Hafidz Al-Mundziri meninggal pada tanggal 4 Dzulhijjah 656 H,meninggalan beberapa karya diantaranya, Muhtashar Shahih Muslim, Muhtashar Sunan Abi daud dan Targhib wa Tarhib.4 Tidak banyak yang dapat diungkap dari biografi Hafidz Al-Mundziri karena sepanjang pencarian belum ditemukan. Biografi ini diambil dari
1
Imam Hafidz Zaqqiuddin bin Abdul Qowi Al –Mundziri, Targhib wa Tarhib, (Mesir : Dar ul Ulum tth), hlm. 24. 2 Ibid 3 Ibid, hlm. 24-25. 4 Ibid
31
32
pendahuluan kitab Targhib wa Tarhib yaang diterbitkan oleh Daarul ‘Ulum Mesir. B. Sekilas Tentang Kitab Targhib Wa Tarhib 1. Latar belakang penyusunan Kitab Targhib wa Tarhib Penyusunan kitab ini didasari atas permasalahan-permasalahan yang ditanyakan beberapa siswa yang menanyakan tentang cita-cita yang paling tinggi dari seorang yang Zuhud dan selalu mendekatkan diri pada Allah.
Menanggapi
permasalahan
ini
kemudian
Al-Mundziri
mengumpulkan hadis-hadis yang berisi Kitab Targhib dan Tarhib tanpa memperpanjangnya dengan menyebutkan sanad atau memperbanyak ta’wil.5 Kitab Targhib wa Tarhib adalah kitab yang secara spesifik membicarakan tentang anjuran dan janji-janji Allah terhadap umat manusia yang taat kepadanya, dan larangan serta ancaman Allah terhadap siapa saja yang tidak taat terhadap perintah Allah. Isi dari keseluruhan pembahasan dalam kitab Targhib wa Tarhib ini tidak menjelaskan secara khusus mengenai pendidikan pada umumnya, bahkan hanya beberapa hadis saja yang membicarakan tentang pendidikan, namun metode yang digunakan sesuai dengan metode pendidikan atau proses belajar mengajar, baik yang secara formal maupun nonformal. Hafidz Al-Mundziri dalam kitab ini berusaha untuk menjelaskan kepada umat Islam tentang seberapa penting beribadah yang sesuai dengan ketentuan yang ada dalam hadis nabi, sehingga ibadah itu menjadi ibadah yang tertib dan dapat merubah dan mempengaruhi prilaku kehidupan umat Islam sehari-hari. Untuk itu dalam konteks ini Hafidz Al-Mundziri menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan sebuah perbuatan dengan memberikan penghargaan bagi yang melaksanakan secara taat dan
5
Ibid, hlm. 36.
33
memberi hukuman bagi yang melanggar tata aturan baku yang telah ditetapkan oleh syari'at. Targhib dan Tarhib merupakan sebuah motivasi dalam berbuat. Tanpa motivasi seseorang tidak mempunyai landasan kekuatan untuk berbuat secara optimal, karena ia tidak mempunyai tujuan hidup. Untuk itu motivasi dalam berbuat tidak boleh dianggap remeh. Keberadaan kitab Targhib wa Tarhib ini memiliki bahasan yang hampir dengan beberapa sub tema dalam bahasan yang terdapat dalam kitab Az-Zawajir karangan Abdul Wahab As Sy'roni ataupun kitab Ihya 'Ulumuddin karangan Imam Ghazali. Isinyapun juga sangat baik untuk membangkitkan gairah dalam berprilaku yang baik dan tertib sebagaimana yang diajarkan dalam kitab Targhib wa Tarhib ini. Oleh karena sedemikian pentingnya upaya motivasi dengan menggunakan Targhib dan tarhib ini, maka penulis mencoba menyajikan bahasan ini. Selain itu kitab Kitab Targhib wa Tarhib ini merupakan kumpulan hadis yang dinukilkan dari beberapa kitab hadis seperti: kitab AlMu'attha', karangan Imam Malik, Musnad Imam Ahmad, Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Daud, Al-Marasil (karangan Abu Daud), Jami' Abi Musa al-Tirmidzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majjah, Mu'jam alKabir, mu'jam al-Wustha, Mu'jam al-Shaghir (karangan Al-Thabari), Musnad Abi Ya'la Al-Mausuli, Musnad Abi Bakar Al-Bazari, Shahih Ibnu Hibban, Shahih Abi Abdillah An-Nasaibury. Ada beberapa catatan dari Hafidz Al-Mundziri yang memberikan penekanan pada perbedaan antara pengertian Targhib dan tarhib. Targhib itu mengenai, keikhlasan, kebenaran dan niat yang baik, sedangkan tarhib mengenai; riya'. Jika Targhib itu adalah mengkuti kitab dan sunnah, maka tarhib meninggalkan sunnah, dosa besar dan mengikuti hawa nafsu. Jika Targhib itu adalah memulai suatu perbuatan mulia dan
34
utama, maka tarhib memulai perbuatan yang tercela dan hina. Itulah beberapa inti dari penekanan tentang Targhib dan tarhib.6 2. Sistematika Kitab Targhib wa Tarhib Kitab Targhib wa Tarhib terdiri dari empat jilid. Namun ada yang lebih ringkas dalam bentuk kitab matan yang diterbitkan oleh Toha Putra Semarang yang hanya terdiri dari 134 halaman. Bahkan ada yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Mahfudli Sahli dengan judul Amaliah surgawi diterbitkan oleh Pustaka Amani Jakarta. Kitab Targhib wa Tarhib memiliki beberapa pokok bahasan yang terdiri dari:
- ( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻌﻠﻢKitab tentang Ilmu ) -
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓKitab tentang Thaharah )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺼﻼﺓKitab tentang salat )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻨﻮﺍﻓﻞKitab tentang salat sunah )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﳉﻤﻌﺔKitab tentang salat jum’at )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔKitab tentang sedekah )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺼﻮﻡKitab tentang puasa )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﳉﻬﺎﺩKitab tentang jihad )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﻗﺮﺃﺓ ﺍﻟﻘﺮﺃﻥKitab tentang membaca Al-Qur’an )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﻭ ﺍﻟﺪﻋﺄKitab tentang zikir dan do’a )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺒﻴﻮﻉ ﻭ ﻏﲑﻫﺎKitab tentang jual beli dan lainnya )
6
Ibid, hlm. 38.
35
-
( ﻛـﺘﺎﺏ ﺍﻟـﻨﻜﺎﺡ ﻭﻣـﺎ ﻳـﺘﻌﻠﻖ ﺑﻪKitab tentang nikah dan sesuatu yang berhubungan dengannya )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﺒﺎﺱ ﻭﺍﻟﺰﻳﻨﺔKitab tentang pakaian dan perhiasan )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ﻭﻏﲑﻩKitab tentang makanan dan lainnya )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻘﻀﺎﺀ ﻭﻏﲑﻩKitab tentang pengadilan dan lainnya )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﳊﺪﻭﺩ ﻭﻏﲑﻫﺎKitab tentang hudud )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﱪ ﻭﺍﻟﺼﻠﺔ ﻭﻏﲑﳘﺎKitab tentang berbuat baik )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻷﺫﺏ ﻭﻏﲑﻩKitab tentang adab )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﻭﺍﻟﺰﻫﺪKitab tentang taubat dan zuhud )
-
( ﻛﺘﺎﺏ ﺍﳉﻨﺎﺋﺰ ﻭﻣﺎ ﻳﺘﻘﺪﻣﻬﺎKitab tentang jenasah dan sesuatu sebelumnya)
-
ﻛـﺘﺎﺏ ﺍﻟـﺒﻌﺚ ﻭﺃﻫـﻮﺍﻝ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻭﻳﺸﺘﻤﻞ ﻋﻠﻰ ﻓﺼﻮﻝ
(Kitab tentang hari
pembalasan dan permasalahan pada hari kiamat)
- ﻛﺘﺎﺏ ﺻﻔﺔ ﺍﳉﻨﺔ ﻭﺍﻟﻨﺎﺭ
( Kitab tentang sifat surga dan neraka )
Masing-masing kitab atau bahasan memiliki sub bahasan yang terdiri dari anjuran untuk melaksanakan sesuatu dan imbalan yang akan diperolehnya, serta ancaman yang berkaitan jika mengabaikan sesuatau serta ancaman yang akan diterima. Kalau di telah maka bahasan dalam kitab dibagi menjadi lima kelompok yaitu ilmu untuk kelompok pertama, ibadah, muamalah, akhlak dan penanaman aqidah. Setelah uraian tentang Targhib dan tarhib dalam kitab Targhib wa Tarhib, maka penting disini untuk menguraikan lebih deteil tentang beberapa materi yang terkait dengan Targhib dan tarhib dalam proses mencari ilmu atau dengan kata lain sugesti dalam proses belajar mengajar.
36
C. Metode Targhib dan Tarhib Dalam Kitab Targhib wa Tarhib Sesuai dengan nama kitab, metode yang digunakan dalam kitab ini adalah metode Targhib dan Tarhib. Ini bisa dilihat dari hadis-hadis yang dihimpun dalam kitab tersebut. Pada bab sebelumnya telah diungkap mengenai pengertian metode Targhib dan Tarhib, yang kalau diurai maka metode Targhib dan Tarhib memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Ciri-ciri metode Targhib dan Tarhib Dari pengertian metode Targhib dan Tarhib yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan mengenai ciri-ciri metode Targhib dan Tarhib yaitu: 1. Adanya sesuatu yang harus dikerjakan atau ditinggalkan. 2. Mengandung unsur perintah atau larangan. 3. Adanya janji atau sangsi. Melihat ciri-ciri tersebut maka hadis-hadis yang ada dalam kitab Targhib wa Tarhib mempunyai muatan yang sesuai dengan ciri-ciri metode Targhib dan Tarhib. Untuk itu dikemukakan beberapa hadis yang terkait dengan metode yang terdapat dalam kitab Targhib wa Tarhib. 1. Targhib( Janji/ Anjuran ) a. Anjuran Mencari Ilmu
ﻣﻦ ﻳﺮﺩ ﺍﷲ ﺑﻪ:ﻋﻦ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ .(ﺧﲑﺍ ﻳﻔﻘﻬﻪ ﰱ ﺍﻟﺪﻳﻦ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
Rasulullah Saw bersabda," Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka dia akan memberikan kepahaman agama kepadanya" (HR. Bukhari)
ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ: ﻭﺭﻭﻯ ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﻭﻭﺍﺿﻊ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻋﻨﺪ ﻏﲑ, ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﺮﻳﻀﺔ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﺴﻠﻢ:ﻭﺳﻠﻢ .(ﺍﻫﻠﻪ ﻛﻤﻘﻠﺪ ﺍﳋﻨﺎﺯﻳﺮ ﺍﳉﻮﻫﺮ ﻭﺍﻟﻠﺆﻟﺆﻭﺍﻟﺬﻫﺐ ) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ
37
Rasulullah Saw bersabda, "mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain ahlinya bagaikan menggantungkan permata mutiara dan emas pada babi hutan” . (HR. Ibnu Majjah) Keterangan: mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam, pria maupun wanita. Kewajibannya tidak terbatas pada masa remaja, tetapi sampai tuapun kewajiban untuk mencari ilmu tidak pernah berhenti. Dalam kitab ta'lim mutaalim disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut terlebih dahulu adalah ilmu haal ( )ﺣـﺎﻝyaitu ilmu yang seketika itu pasti digunakan dan diamalkan bagi setiap orang yang sudah baligh ()ﺑﺎﻟـﻎ. Seperti ilmu tauhid dan ilmu fiqh. Di dalam ilmu tauhid yang harus dipelajari dahulu mengenai ke esaan Allah serta sifat-sifatnya yang wajib ( )ﻭﺍﺟـﺐdan muhal ()ﳏـﺎﻝ, kepercayaan kepada malaikat, kitab-kitab Allah, para Rasul, hari kiamat dan takdir baik buruk. Kemudian dalam ilmu fiqh yang harus dipelajari berkisar pada ubudiyah ( )ﻋـﺒﻮﺩﻳﻪdan muamalah (
)ﻣﻌﺎﻣﻠﺔ. Apabila dua bidang ilmu itu telah di kuasai, baru mempelajari ilmu-ilmu lain, misalnya ilmu kedokteran, dan ilmuilmu yang bermanfaat bagi manusia. Kadang-kadang orang tua lupa dalam mendidik anak sekalipun sehingga lebih mengutamakan ilmu-ilmu umum dari pada ilmu agama. Maka anak menjadi orang yang buta agama dan menyepelekan kewajiban-kewajiban agamanya. Dalam hal ini orang tua perlu sekali memberikan bekal ilmu keagamaan sebelum
38
anaknya mempelajari ilmu-ilmu umum yang beraneka ragam macamnya.7 b. Anjuran Bersuci Firman Allah dalam Surat At-Taubah 108
(١٠٨ ﻓﻴﻪ ﺭﺟﺎﻝ ﳛﺒﻮﻥ ﺃﻥ ﻳﺘﻄﻬﺮﻭﺍ ﻭﺍﷲ ﳛﺐ ﺍﳌﻄﻬﺮﻳﻦ )ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ “ ...di dalamnya ada orang-orang yang membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang – orang yang bersih lagi suci.” (QS. AtTaubah 108).
ﻭﻋـﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﷲ ﺍﻟﺼﻨﺎ ﲝﻰ ﺭﺿﻰ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﺍﺫﺍ ﺗﻮﺿﺄ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺍﳌﺴﻠﻢ ﻓﺘﻤﻀﻤﺾ ﺧﺮﺟﺖ: ﻋﻠـﻴﻪ ﻭﺳـﻠﻢ ﻗﺎ ﻝ ﻓﺎﺫﺍ ﻏﺴﻞ, ﻓﺎﺫﺍ ﺍﺳﺘﻨﺜﺮﺧﺮﺟﺖ ﺍﳋﻄﺎﻳﺎ ﻣﻦ ﺃﻧﻔﻴﻪ,ﺍﳋﻄﺎﻳـﺎ ﻣﻦ ﻓﻴﻪ
,ﻭﺟﻬﻪ ﺧﺮﺟﺖ ﺍﳋﻄﺎﻳﺎ ﻣﻦ ﻭﺟﻬﻪ ﺣﱴ ﲣﺮﺝ ﻣﻦ ﲢﺘﻪ ﺃﺷﻔﺎﺭ ﻋﻴﻨﻴﻪ
ﻓـﺎﺫﺍ ﻏـﺴﻞ ﻳﺪﻳﻪ ﺧﺮﺟﺖ ﺍﳋﻄﺎﻳﺎ ﻣﻦ ﻳﺪﻳﻪ ﺣﱴ ﲣﺮﺝ ﻣﻦ ﲢﺖ ﻓﺎﺫﺍ ﻣﺴﺢ ﺑﺮﺃﺳﻪ ﺧىﺠﺖ ﺍﳋﻄﺎﻳﺎ ﻣﻦ ﺭﺃﺳﻪ ﺣﱴ ﲣﺮﺝ ﻣﻦ,ﺃﻇﻔﺎﺭﻩ ﻭﺍﺫﺍ ﻏﺴﻞ ﺭﺟﻠﻴﻪ ﺧﺮﺟﺖ ﺍﳋﻄﺎﻳﺎ ﻣﻦ ﺭﺟﻠﻴﻪ ﺣﱴ ﲣﺮﺝ ﻣﻦ,ﺃﺫﻧﻴﻪ ﺭﻭﺍﻩ
) ﲢﺖ ﺃﻇﻔﺎﺭ ﺭﺟﻠﻴﻪ ﰒ ﻛﺎﻥ ﻣﺸﻴﻪ ﺍﱃ ﺍﳌﺴﺠﺪ ﻭﺻﻼﺗﻪ ﻧﺎﻓﻠﺔﻟﻪ
ﺻﺤﺎ. ﻭﺻﻨﺎﲝﻰ, ﻭﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻭﺍﳊﺎﻛﻢ ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﻃﻬﻤﺎ ﻭﻻ ﻋﻠﺔ ﻟﻪ,ﻣﺎﻟﻚ ﻭﺍﻟﻨﺴﺄﻯ
.(ﰉ ﻣﺸﻬﻮﺭ “ Rasulullah SAW bersabda: “ Apabila seorang muslim berwudhu kemudian dia berkumur, maka keluarlah dosa-dosa dari mulutnya. Apabila ia masukkan air ke dalam hidung kemudian dikeluarkan lagi, maka keluarlah dosa-dosa dari hidungnya. Apabila ia basuh mukanya maka keluarlah dosa-dosa dari mukanya hingga dosadosa itu pula keluar dari bawah bibir kedua matanya. Apabila ia basuh kedua tangannya, maka keluarlah dosa-dosa dari dari kedua tangannya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya. Apabila ia usap kepalanya, maka keluarlah dosa-dosa dari kepalanya hingga 7
Hafidz Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, terj. Mahfudli Sahli, Amaliah Surgawi, (Jakarta : Pustaka Amani 1995), hlm 1-2.
39
keluar dosa-dosa itu dari bawah kedua basuh kedua kakinya, maka keluarlah kakinya hingga keluar pula dosa-dosa itu kakinya. Kemudian perjalanannya ke merupakan ibadah sunnat baginya.”
telinganya. Apabila ia dosa-dosa dari kedua dari bawah kuku kedua masjid dan salatnya
Hadits ini digunakan oleh pendidik pada saat materi tentang tata cara wudlu. Setelah guru menerangkan serta memperagakannya baru menyampaikan hadits ini. Sehingga siswa memahami maksud atau makna serta keuntungan dari kaifiat wudlu.Setelah siswa memahaminya,
maka
diharapkan
siswa
termotivasi
untuk
melaksanakan tata cara wudlu secara sempurna, karena besarnya manfaat atau makna yang terkandung dari setiap gerakan wudlu. 2. Tarhib ( Ancaman )
ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻢ ﻋﻠﻤﺎ ﳑﺎ ﻳﺒﺘﻐﻰ: ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ:ﻋﻦ ﺍﰉ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ ﺑﻪ ﻭﺟﻪ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻻ ﻳﺘﻌﻠﻤﻪ ﺍﻻ ﻟﻴﺼﻴﺐ ﺑﻪ ﻋﺮﺿﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﱂ ﳚﺪ ﻋﺮﻑ (ﺍﳉﻨﺔ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻳﻌﲎ ﺭﳛﻬﺎ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩﻭ “ Rasulullah Saw bersabda, "siapa saja yang menuntut ilmu untuk mencari ridlo Allah. Dan siapa saja yang tidak belajar kecuali agar mendapat harta dunia, maka tidak akan mencium bau surga" ( HR. Abu Daud) Ilmu yang dapat mengantar seseorang mendapat ridla Allah adalah ilmu yang bertalian dengan agama Islam seperti mengenai ilmu tauhid, fiqh, hadis dan lain-lain. Jika seseorang mempelajari ilmu tersebut bukan karena mencari ridla Allah, tetapi bermaksud agar mendapat keuntungan dunia, mendapat harta benda yang banyak dan lain-lain, maka pada hari kiamat kelak ia tak akan merasakan wewangian dan keelokan surga. Itulah sebabnya para pengajar agama tidak diperbolehkan memungut bayaran kecuali dalam mengajar AlQur'an.
40
ﻣﻦ ﺳﺌﻞ ﻋﻦ ﻋﻠﻢ ﻓﻜﺘﻤﻪ:ﻋـﻦ ﺍﰉ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ (ﺍﳉﻢ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺑﻠﺠﺎﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻮﺩﺍﻭﺩ "Rasulullah Saw bersabda: "barang siapa ditanya mengenai sesuatu ilmu lalu ia menyembunyikannya ( tidak mau menerangkannya), maka ia bakal di kekang pada hari kiamat dengan tali dari neraka" ( HR. Abu Daud ) Keterangan:
Kewajiban
setiap
orang
yang
berilmu
ialah
menyampaikan ilmunya itu kepada setiap orang yang membutuhkan agar mereka tidak tersesat. Jika ditanya dan ia mampu menerangkan, maka wajib menerangkan dengan jelas. Orang yang menyembunyikan ilmu terutama ilmu-ilmu agama, mengakibatkan banyak orang tersesat, melanggar larangan-larangan Allah dan meninggalkan perintahperintahnya, maka orang demikian diancam oleh Allah pada hari kiyamat kelak dengan siksaan yang pedih.
ﻛﻨﺎ ﳕﺸﻰ ﻣﻊ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ: ﻋـﻦ ﺍﰉ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻰ ﺍﷲ ﺍﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻋﻠـﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻤﺮﺭﻧﺎ ﻋﻠﻰ ﻗﱪﻳﻦ ﻓﻘﺎﻡ ﻓﻘﻤﻨﺎ ﻣﻌﻪ ﻓﺠﻌﻞ ﻟﻮﻧﻪ ﻳﺘﻐﲑ ﺣﱴ ﺍﻣﺎ ﺗﺴﻤﻌﻮﻥ ﻣﺎ ﺃﲰﻊ: ﺭﻋﺪ ﻛﻢ ﻗﻤﻴﺼﻪ ﻓﻘﻠﻨﺎ ﻣﺎ ﻟﻚ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﻓﻘﺎﻝ ﻫﺬﺍﻥ ﺭﺟﻼﻥ ﻳﻌﺬﺑﺎﻥ ﰱ ﻗﺒﻮﺭﳘﺎ: ؟ ﻓﻘﻠـﻨﺎ ﻭﻣـﺎﺫﺍﻙ ﻳﺎ ﻧﱮ ﺍﷲ ؟ ﻗﺎﻝ
ﻋـﺬﺍﺑﺎ ﺷﺪﻳﺪﺍ ﰱ ﺫﻧﺐ ﻫﲔ ﻓﻴﻢ ﺫﻟﻚ ؟ ﻗﺎﻝ ﻛﺎﻥ ﺃﺣﺪﳘﺎ ﻻ ﻳﺴﺘﱰﻩ ﻣﻦ
ﺍﻟـﺒﻮﻝ ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻻ ﺧﺮﻳﺆﺫﻯ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﻠﺴﺎﻧﻪ ﻭﳝﺸﻰ ﺑﻴﻨﻬﻢ ﺑﺎ ﻟﻨﻤﻴﻤﺔ ﻓﺪﻋﺎ
ﻗﻠﻨﺎ ﻭﻫﻞ ﻳﻨﻔﻌﻬﻢ,ﲜﺮﻳﺪﺗﲔ ﻣﻦ ﺟﺮﺍﺋﺪ ﺍﻟﻨﺤﻞ ﻓﺠﻌﻞ ﰱ ﻛﻞ ﻗﱪ ﻭﺍﺣﺪﺓ )ﺭﻭﺍﻩ ﺇﻳﻦ ﺣﺒﺎﻥ ﰱ
ﳜﻔﻒ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻣﺎ ﺩﺍﻣﺘﺎ ﺭﻃﺒﺘﲔ, ﻧﻌـﻢ: ﺫﻟـﻚ ؟ ﻗـﺎﻝ (ﺻﺤﻴﺤﻪ
“Abu Hurairah r.a berkata, kami berjalan bersama Rasulullah SAW lalu kami lewat di atas dua kuburan. Maka beliau berhenti dan kami berhenti bersamanya. Tiba-tiba beliau gemetar sampai bergetar lengan
41
bajunya. Kami lalu bertanya, Ada apa, ya rasullullah? Beliau bersabda, Tidaklah kalian mendengar apa yang aku dengar? Lalu kami berkata, Apakah yang engkau dengar wahai nabi? Beliau bersabda : Ada dua orang lelaki yang sedang disiksa dalam kuburnya dengan siksa yang pedih karena dosa yang ia anggap ringan”. Kemudian kami bertanya, dosa apa itu ?. “ Beliau menjawab, “karena salah seorang dari keduanya tidak istinjak ketika selesai kencing. Sedang yang lain menyakiti manusia dengan lisannya, dias berkeliling menyebarkan fitnah, Maka beliau berdoa sambil memegang dua pelepah kurma yang diletakkan pada setiap kuburan tersebut. Kami bertanya, “apakah peelpah kurma itu dapat memberi manfaat atas mereka? beliau menjawab, “betul diringankan dari keduanya selama keduanya masih basah”. (HR. Ibnu Hibban) Salah satu materi dalam pendidikan adalah masalah kebersihan. Perlunya menanamkan cinta kebersihan bagi siswa, maka harus ditanam pada diri siswa mengenai pentingnya kebersihan. Tidak hanya sekedar masalah keindahan lahiriyah saja, namun kebersihan juga dapat memberikan dampak pada kehidupan mendatang di alam kubur maupun di akhirat. Dalam metode pengajaran yang biasa kita temui ada salah satu metode yang hampir identik dengan metode Targhib dan Tarhib yaitu metode Reward dan Punishment. Namun kalau ditelaah lebih jauh sebenarnya ada perbedaan yang mendasar antara kedua metode tersebut. Perbedaan itu dapat dilihat pada langsung dan tidaknya akibat yang ditimbulkan, juga dalam hal bentuk penghargaan maupun hukuman yang di terima oleh siswa. Metode Reward dan Punishment penghargaan biasanya berupa materi yamg dapat dirasakan langsung oleh siswa, demikian juga dengan sanksi atau hukuman yang diterima siswa. Lain halnya dengan metode Targhib dan Tarhib. Metode ini ganjaran maupun sangsi lebih bersifat abstrak yang tidak bisa langsung dirasakan oleh siswa. Ganjaran maupun sanksi adalah sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan kelak, yaitu berupa surga dan neraka.