BAB III BISNIS ARSITEKTUR 3.1
Pengantar Investasi di properti masih menjadi pilihan utama banyak orang, karena investasi
jenis ini cara terbaik untuk mengembangkan uang. Investasi di bidang property walaupun dipengaruhi oleh faktor luar, namun perubahannya tidak terlalu cepat, misalnya harga rumah tentunya tidak bisa berubah begitu saja dalam waktu sehari tetapi butuh waktu tahunan. Banyak cara untuk berinvestasi di properti. Investor bisa memulainya dengan membeli rumah tinggal, ruko, membangun rumah sewaan, bangunan komersial lainnya atau tanah kosong. Proses pembangunan dan pengembangan lahan sudah pasti tidak dapat dilakukan sendiri oleh investor. Tuntutan hukum, fungsi, standar bangunan, ijin dan berbagai macam proses konstruksi pada investor menyebabkan investor untuk menggunakan jasa pihak ketiga yaitu biro arsitek. Oleh sebab itu peran biro arsitek menjadi penting dalam keberhasilan suatu investasi properti. Properti seringkali menjadi pilihan utama para investor untuk mengembangkan asetnya, bukan karena properti tidak memiliki resiko tetapi resiko yang dihadapi pada sektor properti relatif lebih ringan.
3.2
Arsitek Sebagai Bagian Dalam Industri Konstruksi Industri konstruksi sangat berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu, yaitu:
bidang perencanaan, regulasi, desain, manufaktur bangunan, fabrikasi bangunan, perawatan bangunan dan masih banyak bidang lainnya. Bidang-bidang ini dapat dibedakan dalam dua sektor aktivitas, yaitu civil engineering dan heavy engineering. Perbedaan dan batasan kedua bidang ini tidak jelas. Sifat suatu proyek sangatlah beraneka ragam, bentang nilai suatu proyek bisa sangat besar, proyek dengan tingkat kekompleksan kecil sampai proyek dengan tingkat kompleksitas yang sangat tinggi.
19
Karakteristik Industri Konstruksi Industri konstruksi memiliki karakteristik yang unik, seperti:
Produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan klien.
Pada proses secara tradisional, terdapat pemisahan antara proses desain dan proses pembangunan.
Produk yang dibuat biasanya merupakan produk investasi.
Aktifitas sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca.
Dalam prosesnya menggabungkan berbagai disiplin ilmu dan material (arsitektur, sipil, elektrikal, hukum, transportasi dll).
Dalam prosesnya biasanya terdiri dari beberapa biro besar dan didukung oleh banyak sekali biro kecil.
Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Industri Konstruksi 1. Pemilik Proyek (klien), tim pembangunan terdiri dari desainer dan kontraktor, mereka bekerja sesuai dengan perintah pemilik proyek, dimana pemilik proyek adalah orang terpenting dalam tim pembangunan ini. 2. Kontrakor, adalah yang membangun bangunan, pada umumnya mereka dipilih berdasarkan tender atau penunjukan klien. Jenis kontraktor sangat beraneka ragam dalam ukuran dan kompleksitas. 3. Sub kontraktor, sesuai dengan namanya, mereka mengerjakan pada pekerjaan yang bersifat bukan utama (yang utama dilaksanakan oleh kontraktor). Kontraktor utama tetap memiliki tanggung jawab terhadap sub kontraktor yang ada. Proses pemilihan sub kontraktor bervariasi, contoh: penunjukan dari arsitek atau penunjukan dari klien 4. Arsitek,
adalah
menerjemahkan
yang
mendesain
keinginan
klien
bangunan, ke
lembar
memiliki kerja,
tugas
untuk
sehingga
dalam
pelaksanaannya arsitek harus mendapat lisensi dan kontrol dari induk organisasinya (IAI). 5. Quantity Survey / Cost Manager, tugasnya adalah mempersiapkan berkas berkas yang berhubungan dengan kuantitas bahan yang diperlukan proyek.
20
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
Mereka juga bertugas untuk mengontrol biaya yang akan dikeluarkan dalam proses desain ataupun pelaksanaan. 6. Konsultan lainnya:
Struktur Engineer: konsultan yang mendesain struktur bangunan tersebut,
Konsultan Landscape: konsultan yang mendesain segala sesuatu yang berhubungan dengan tanaman,
3.3
Konsultan Spesialis: akustik, interior, IT, dll.
Klasifikasi Service Arsitektur Dan Posisi Bisnis Arsitektur Bisnis arsitektur termasuk dalam bisnis service, untuk dapat mengetahui
bagaimana posisi suatu bisnis arsitektur dalam klasifikasi bisnis service dan bagaimana bertingkah laku, maka diadakan analisis dengan pendekatan sebagai berikut : 3.3.1
Klasifikasi Service Sistem pengaplikasian ini diadopsi oleh Roger Schemenner, 1986, sistem matriks
ini diklasifikasikan berdasarkan tingkat customize produk dan tingkat intensitas pegawai pada produk tersebut. Dengan pengelompokan seperti pada tabel 3.1, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bisnis arsitektur berada pada kuadran IV, yaitu memiliki tingkat intensitas pegawai dan tingkat kustomisasi yang tinggi. Tabel 3.1 Klasifikasi Service ( sumber Roger Schemenner, 1986 )
Low Degree of labor intesity High
3.3.2
Degree of interaction and customization Low High I Service factory, II Service shop Airlines, trucking, hotels, resort and recreation
Hospitals, Auto Repair, Repair service
III Mass service
IV Professional service
Retailing, Wholesaling, Schools, commercial bank
Lawyers, accounts, architect
Nature of Service Act Sistem ini dibuat oleh Christopher H. Lovelock, 1983, dia mengklasifikasikan
dengan dua dimensi yaitu, siapa yang menerima service dan sifat alamiah servicenya. Klasifikasi ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana service dikirim ?
21
Dengan pengelompokan seperti pada tabel 3.2 maka dapat diambil kesimpulan bahwa bisnis arsitektur berada pada kuadran IV, dimana service yang mengarah pada suatu benda dimana padanya dilakukan aksi yang tidak teridentifikasian secara jelas. Tabel 3.2 Nature of Service Act (sumber Christopher H. Lovelock, 1983) Direct recipient of the services People Thing I service directed at people II service directed at goods bodies and other physical Health care, salons, restaurant possessions
Tangiable Nature of the Aksis service act
Rapair and maintenance, laundry
Intangiable aksis
3.3.3
III service directed at people minds
IV service directed at intangible assets
Education, broadcasting, theater , museum
Banking, legal service, insurance
Hubungan Dengan Konsumen Sistem ini pertama kali dibuat oleh Christopher H. Lovelock, 1983, dia
mengklasifikasikan service dengan dua dimensi yaitu, bagaimana jenis hubungan antara klien biro dan bagaimana sifat service dikirim dari biro ke klien. Dengan pengelompokan seperti pada tabel 3.3, maka dapat diambil kesimpulan bahwa biro arsitektur dapat melayani siapa saja tanpa adanya batasan dan sifat pelayanan yang diberikan adalah per proyek. Tabel 3.3 Hubungan Dengan Konsumen (sumber Christopher H. Lovelock, 1983) Type of relation ship between services organization and its customer Membership relation ship No formal relation ship Nature of the service delivery
3.3.4
continuous delivery of service discrete transaction
Insurance, electric utility, banking
Radio station, public highway
Theater series ticket, transit pass,
Toll highway, pay phone, movie theater, architecture
Customized Product Dan Pengambil Keputusan Sistem ini pertama kali dibuat oleh Christopher H. Lovelock, 1983, dia
mengklasifikasikan service dengan dua dimensi yaitu tingkat kustomisasinya dan bagaimana kontak pertama kali dengan klien.
22
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
Dengan pengelompokan seperti pada tabel 3.4, maka dapat diambil kesimpulan bahwa biro arsitektur memiliki kustomisasi yang sangat tinggi, dan peran hubungan antara klien dan biro sangat menentukan apakah proyek disetujui atau tidak. Tabel 3.4 Customized Product Dan Pengambil Keputusan (sumber Christopher H. Lovelock, 1983) Extent to which customer contact excess judgment in meeting customer needs
3.3.5
High
Extent to which service characteristics are customized High Low Surgery Education large class taxi services family restaurant
Low
telephone service hotel services
public transportation movie theater
Kesimpulan Sesuai hasil analisis diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa bisnis arsitek
memiliki karakteristik sebagai berikut:
Memiliki tingkat intensitas pegawai yang tinggi,
Tingkat kustomisasi yang tinggi.
Service yang mengarah pada sesuatu benda (bukan badan).
Dilakukan dengan aksi yang intangiable.
Peran hubungan antara klien dan biro sangat menentukan apakah proyek disetujui atau tidak.
Dapat melayani siapa saja tanpa adanya batasan.
Sifat service yang diberikan adalah per proyek.
Kondisi seperti diatas dikarenakan oleh beberapa hal, yaitu :
Jenis proyek sangat beraneka ragam.
Jenis klien sangat beranek ragam dan memiliki latar belakang yang sangat beragam pula.
Proyek memiliki posisi yang berbeda beda sehingga solusi juga berbeda pula,
Peran regulator.
Cara arsitek menyelesaikan pekerjaannya beraneka ragam.
23
3.4
Bisnis Model Biro Arsitek Dengan kondisi dan tuntutan seperti di atas, maka secara alamiah biro arsitektur
beradaptasi dapat dikelompokkan berdasarkan teknologi yang dipakai dan nilai biro yang dipakai pada operasional, seperti yang dikemukakan oleh Andrew Pressman, FAIA, 2006, dalam bukunya Professional Practice 101, Business Strategies and Case Studies in Architecture halaman 72-76.
Bisnis model berdasarkan teknologi yang dipakai dan nilai perusahaan Pemikiran ini didasarkan pada pengertian terhadap apa yang mendorong biro arsitek pada bidang operasional, manajemen, dan organisasi. Komponen yang mendorong ketiga bidang tersebut adalah: 1. Pemilihan teknologi dalam melaksanakan atau menyelesaikan pekerjaan di biro tersebut. 2. Nilai kolektif yang terdapat pada manajemen atas pada biro.
3.4.1
Teknologi Desain, Respon Dari Kemauan Klien Dan Kemampuan Biro Pembagian berdasarkan "teknologi desain" diakibatkan oleh tuntutan konsumen,
dimana tuntutan konsumen ini dapat dibedakan menjadi :
Strong idea, expertise based: biro dalam kelompok ini memiliki keahlian yang spesifik dan menghasilkan karya-karya yang bersifat inovatif dan unik Biro ini pada umumnya tergantung oleh seseorang atau beberapa personal yang memiliki keahlian yang mendalam pada hal-hal tertentu.
Strong service, experience based model: biro dalam kelompok ini mengandalkan pengalaman (experience), keandalan (reliability) khususnya pada proyek yang bersifat kompleks (contoh: desain rumah sakit paru-paru). Pada umumnya klien menginginkan banyak terlibat pada proses.
Strong delivery, efficiency based model: biro dalam kelompok ini mengandalkan efisiensi dalam proses. Jenis proyek pada umumnya bangunan yang bersifat mengulang (contoh rumah susun).
24
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
3.4.2
Nilai Kolektif Yang Terdapat Pada Manajemen Biro Dorongan kedua yang membentuk biro arsitek adalah nilai yang dianut oleh para
manajemen atas (personal yang memimpin biro tersebut). Nilai ini terlihat dalam hal bagaimana mereka memimpin dan menghimpun agar biro dapat beroperasi. Nilai ini dapat dibedakan dalam:
Strong Practice, Mereka menjalankan biro seperti menjalankan dengan nilai-nilai kehidupan mereka dan biasanya memiliki tujuan pribadi dalam menjalankan biro. Mereka mengukur keberhasilannya berdasarkan kualitatif. Pertanyaan yang kadang kala muncul adalah: "apa yang kita rasakan dengan yang kita kerjakan?".
Business Centered, Mereka mengoperasikan biro lebih dari kehidupan mereka dan mengukur keberhasilannya secara kuantitatif, pertanyaan yang sering muncul "how did we do that?"
Penggabungan dari kedua pendekatan tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.5 Tabel 3.5 Nilai Kolektif Dan Teknologi (Andrew Pressman, FAIA, 2006) Strong idea
Strong service
Strong delivery
Strong practice Business centered
3.5
Proses produksi
Proses produksi dan peran biro arsitek Strategi dalam menyelesaikan proyek sangat kompleks, dalam artian banyak melibatkan berbagai pihak demi menciptakan suatu karya yang sesuai dengan keinginan klien. Biro arsitek dilihat dari pandangan tradisional adalah sebagai pakar atau ahli dalam mendirikan bangunan (desain and build). Tetapi seiring perkembangan teknologi, bahan bangunan ataupun sistem bangunan, pernyataan ini sudah tidak tepat lagi. Bahkan pengetahuan keteknisan bukan berada di pihak kontraktor melainkan berada di pihak sub kontraktor atau produk manufaktur. Oleh sebab itu untuk menghasilkan produk yang diinginkan dibutuhkan adanya partnership. Tanpa adanya partnership mustahil untuk menghasilkan bangunan yang baik.
25
Dengan partnership mencoba untuk memformulasikan mekanisme dalam kooperasi, kolaborasi, dan komunikasi di antara tim proyek termasuk arsitek, kontraktor, klien, konsultan dan regulator. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, klien harus menentukan bagaimana proses desain dan konstruksi, sebab proses desain dan konstruksi akan mempengaruhi masalah keuangan, perekrutan tim proyek, jadwal dan biaya. Cara terbaik untuk menyelesaikan proyek adalah dengan memberikan tanggung jawab terhadap mereka yang mampu, membuat dan merancang kondisi yang baik untuk kolaborasi dan merancang pembagian tugas dan tanggung jawab secara jelas.
3.5.1
Fase Dalam Desain Dan Konstruksi Fase dalam mendesain dan konstruksi dibedakan berdasarkan perbedaan teknologi
dan pemakaian pegawai yang digunakan. Antara fase-fase ini dapat tumpang tindih, dibagi, direorganisasi, tetapi tidak satupun dapat dihilangkan. Apabila salah satu fase ini dihilangkan maka akan menghasilkan produk yang jelek. Fase dalam desain dan konstruksi: 1. Proyek definisi, pada umumnya dibagi dalam 2 fase: •
Discovery/Appraisal: mengidentifikasi dan menganalisis apa yang dibutuhkan proyek dan hal-hal apa sebagai acuan. Memisahkan apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan oleh klien.
•
Strategic Briefing/Integration: deskripsi lebih lanjut tentang proyek dan perencanaan bagaimana proyek tersebut dilaksanakan (termasuk estimasi biaya dan waktu).
2. Desain, pada umumnya dibagi dalam : •
Outlined proposal/skematic desain: rancangan kasar, denah, tampak dan potongan.
•
Detailed proposal/design development: pengembangan dari skematik desain, pendalaman pada sisi fungsional dan estetik pada proyek. Pada proses ini klien akan mendapatkan gambaran/ sosok bangunan, termasuk material, layout, dan biaya.
•
Final proposal/Construction drawing and specification : penjabaran detail dan sistem teknologi konstruksi yang akan dipilih.
26
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
•
Production information : mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk membuat dokumen tender.
•
Tender document, terdiri dari:
Contract document, dokumen kontrak berisi deskripsi tentang proyek yang akan dibuat. Kontrak ini bersifat relatif sangat tergantung dengan kondisi daerah masing-masing.
Construction drawing and spesification, gambar konstruksi memperlihatkan bagaimana bentuk bangunan dan terbuat dari apa bangunan tersebut. Gambar ini berskala (sangat terukur) dan memiliki kedetailan gambar yang cukup untuk dibangun.
Bill of Quantities, sesuai dengan namanya dokumen ini berisi jumlah, ukuran, material yang diperlukan dalam mendirikan bangunan. Kontrak ditulis berdasarkan jumlah unit dari tiap material yang dipakai.
•
Tender: arsitek mendampingi klien untuk mengontrol biaya, mendampingi dalam proses tender atau negosiasi dengan pihak kontraktor.
3. Construction, terdiri dari: •
Mobilization: arsitek hanya memberikan masukan kepada klien untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan kontrak, asuransi dan proses pembangunan.
•
Construction to practical completion: tugas arsitek hanya mengontrol apakah yang dibangun sesuai dengan dokumen kontrak. Arsitek hanya datang secara berkala ke lokasi proyek.
•
After Practical completion: Setelah proyek selesai, arsitek harus memastikan bahwa bangunan yang telah selesai sesuai dengan yang diharapkan oleh arsitek dan klien. Definisi proyek
Desain
Construksi
Gambar 3.0 Fase Dalam Desain Dan Konstruksi (Courtsey of Charles B. Thomsen) Berdasarkan keterangan diatas maka secara diagram dapat dilihat seperti pada gambar 3.0.
27
3.5.2 Waktu Dimulainya Konstruksi Kontrak untuk melakukan konstruksi dapat dilakukan pada semua level, yang menjadi permasalahan adalah kapan kita memindahkan proses desain ke kontraktor, hal ini membutuhkan koordinasi yang baik.
Dibawah ini adalah standar melakukan kontrak untuk konstruksi; •
Sistem tradisional Disebut tradisional karena, klien ingin tahu bagaimana hasil akhir desain sebelum
klien mempertimbangkan masalah biaya atau kapan dimulainya proses konstruksi. Proyek tidak akan masuk pada tahap penawaran oleh kontraktor sebelum desain benar benar selesai. Semua shop drawing diselesaikan oleh kontraktor, maka standar proses dan beberapa desain minor diselesaikan oleh kontraktor, secara diagram proses ini dapat dilihat seperti gambar 3.1. Definisi proyek
Desain
RP
Construksi
Gambar 3.1 - Sistem Tradisional (Courtsey of Charles B. Thomsen) •
Bridging Adalah penggabungan sistem tradisional dengan sistim desain build, kontrak
dokumen disediakan oleh arsitek, yang berisikan prinsipal desain dan menyisakan detaildetail yang berhubungan sistem konstruksi pada kontraktor. Desain akhir diselesaikan oleh design and build kontraktor dan posisi arsitek sebagai sub kontraktor, secara diagram proses ini dapat dilihat seperti pada gambar 3.2.
Definisi proyek
Desain
RP
Desain
Gambar 3.2 - Sistem Bridging (Courtsey of Charles B. Thomsen)
28
Construksi
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
•
Design and Build Kontrak biasanya dilakukan pada saat sebelum project definition atau bahkan
setelahnya. Semua desain diselesaikan oleh design and build contractor, secara diagram proses ini dapat dilihat seperti pada gambar 3.3. Definisi proyek
RP
Desain
Construksi
Gambar 3.3 - Sistem Design and Build (Courtsey of Charles B. Thomsen) •
Fast track Sistim ini terbentuk karena adanya tuntutan menggunakan proses overlaping
antara desain dan konstruksi. Sisanya dapat diselesaikan dengan sistem tradisional, bridge atau design and build. Tidak ada syarat khusus untuk melakukan overlaping, yang menjadi permasalahan utama adalah permasalahan kontrol biaya: konstruksi dimulai pada saat sebelum harga akhir keluar bahkan final desain belum selesai. Pada tahap overlaping konstruksi dapat dilakukan oleh satu kontraktor atau lebih dari satu kontraktor, secara diagram dapat dilihat seperti pada gambar 3.4 Definisi proyek
Desain
RP
Construksi
RP
Construksi
RP
Construksi
Gambar 3.4 - Sistem Fast Track (Courtsey of Charles B. Thomsen) 3.5.3 Biaya (Fee) , Kualitas (Quality) Dan Waktu Pengerjaan (Time Schedule) Apakah ada rumusan yang pasti untuk menghasilkan suatu desain dengan kualitas yang baik, diselesaikan dalam waktu yang disepakati dan menghabiskan biaya tertentu? Jawabanya adalah tidak, karena komponen yang mempengaruhi biaya, waktu dan kualitas, bersifat spesifik bagi tiap proyek.
29
Proyek satu tidak sama perlakuannya dengan proyek lainnya, karena tiap proyek memiliki spesifikasinya masing masing. Perbedaan spesifikasi ini berasal dari bedanya lokasi pembangunan,dan mempengaruhi tuntutan spesifikasi terhadap bangunan. Selain daripada itu, klien dan arsitek memiliki nature yang sangat beragam, dilihat dengan berbedanya latar belakang (ada yang sudah mengenal properti atau yang belum mengenal properti). Keberagaman ini akan menyebabkan cara yang berbeda pula untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada. Dengan kondisi ini, mustahil untuk menemukan rumusan yang pasti antara waktu, biaya dan kualitas. Jadi secara umum, proyek yang semakin terdifinisikan secara jelas, maka estimasi fee akan semakin presisi. Kualifikasi dan harga
kualifikasi yang diberikan oleh biro Service yang diberikan oleh biro kualifikasi minimal dari klien TOR Term of reference
Gap price
Price yang diajukan oleh biro Laba project Operasional biro
biaya service ( menurut klient )
Price yang dinginkan oleh klient (expected ) Price minimal untuk memperoleh kualitas tertentu, menurut klient
kualifikasi minimal Peraturan Pemerintah
Gambar 3.5 - Hubungan Kualifikasi Dan Harga Gambar 3.5 memperlihatkan hubungan antara harga, kualifikasi dan waktu pengerjaan. Untuk mendesain dan membangun suatu bangunan terdapat peraturanperaturan standar yang harus dipenuhi. Tanpa dipenuhinya standar-standar tersebut, bangunan tidak memiliki ijin dari pemerintah untuk dibangun. Pemerintah akan mengatur standar minimal untuk keselamatan, tata kota, dll (tergantung dengan jenis bangunan). Hanya dengan dipenuhinya peraturan pemerintah saja tidaklah cukup. Biro harus dapat mengakomodasikan apa yang diinginkan oleh klien. Apa yang diinginkan oleh klien tertulis pada TOR (term of reference), TOR ini berisikan tuntutan yang diinginkan oleh klien. TOR berisikan tuntutan yang terukur maupun tidak terukur (tergantung jenis
30
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
klien dan proyeknya), semakin tidak terukur maka semakin tidak terdifinisikan secara jelas. Sampai dengan tahap ini suatu desain hanya memenuhi kualifikasi standar saja, sehingga desain tersebut tidak memiliki nilai lebih. Disinilah peran arsitek dalam proses desain, arsitek memberikan nilai lebih dalam hal service dan desain.
Biaya (Fee) Tiap pihak (klien dan arsitek) memiliki perhitungan masing-masing tentang bagaimana menghitung nilai suatu proyek, lihat gambar 3.5. Perhitungan ini bersifat sangat subyektif, yang menjadi permasalahan adalah bukan bagaimana menilai suatu proyek dengan baik dan benar, tetapi bagaimana menyamakan persepsi tentang nilai proyek tersebut. Dengan menyamakan persepsi tentang nilai proyek dan service, maka perbedaan pendapat akan semakin sempit. Penjelasan bagaimana mengurangi perbedaan pendapat ini akan dijelaskan pada topik selanjutnya. Secara umum, biaya (fee) yang di dapat oleh arsitek dapat dibedakan menjadi :
Persentase, persentase dari nilai proyek yang disepakati.
Berdasarkan waktu, biaya (fee) berdasakan dengan waktu yang digunakan untuk mengerjakan proyek tersebut.
Lump Sum, biaya (fee) ditetapkan tanpa memperhatikan nilai proyek dan waktu pengerjaan, tetapi diborongkan dan dikerjakan maksimal dalam waktu tertentu.
3.5.4
Kepuasan Klien Setelah memperoleh kesepakatan harga dan kualitas service yang diberikan, klien
tidak secara langsung akan menjadi puas. Kepuasan klien ditentukan oleh service yang diberikan dan harapan klien terhadap performa biro. Oleh sebab itu, komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam proses. Dalam buku Managing The profeesional service firm, David H Maister, 1993, free press disebutkan bahwa Kepuasan klien = service yang diberikan - ekspektasi klien. Klien menjadi tidak puas apabila service yang diberikan tidak seperti yang diharapkan, demikian pula sebaliknya.
31
Service yang diberikan
Service yang diharapkan
Dissatisfied Service yang diberikan
Service yang diharapkan
Service level
Satisfied
Gambar 3.6 - Gambar Kepuasan Klien
3.6
Balanced Scorecard Balanced Scorecard (BSC), adalah suatu alat untuk mendeskripsikan atau
menerjemahkan visi dan misi perusahaan secara komprehensif yang menjadi tolak ukuran performa. Visi dan misi merupakan inti dan identitas perusahaan dalam menghadapi kompetisi dan melalui BSC dapat dengan mudah mengkomunikasikan visi dan misi perusahaan dengan lebih baik. BSC menerjemahkan visi dan misi perusahaan menjadi tujuan dan ukuran, dengan cara membaginya dalam framework: financial, sudut pandang klien, proses produksi dan proses “pembelajaran dan pengembangan”. Sistem ini menyediakan cara untuk mengkomunikasikan strategi hasil dari visi dan misi. BSC akan mengartikulasikan strategi perusahaan dan mengkomunikasikan strategi perusahaan serta membantu menggabungkan antar individu, departemen atau lintas departemen untuk menjalankan strategi. Sehingga BSC bukan hanya sebagai sistem kontrol tetapi lebih pada sistem komunikasi dan pembelajaran.
32
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
Financial
Visi dan Strategi Perusahaan
Sudut pandang klien
Proses Produksi
Pembelajaran dan Pengembangan
Gambar 3.7 - Konsep BSC (Kaplan and David P.Norton, 1996)
Strategi Dan Pengklasifikasian Biro Lingkungan dimana biro arsitek beroperasi sangat menentukan jenis bisnis model yang akan dipilih, lingkungan ini sangat bervariasi dan tidak dapat diprediksi. Sumber daya perusahaan adalah sesuatu yang sangat terbatas dan harus dapat dioptimalkan, oleh sebab itu pemilihan strategi (yang mampu beradaptasi pada peluang) yang konsisten dan berkesinambungan antar perspektif, sangat diperlukan untuk menghadapi lingkungan bisnis. Berdasarkan teknologi yang dipakai maka biro dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis biro, yaitu strong service, strong idea, strong delivery. Ketiga kelompok ini akan mengakibatkan konsekuensi–konsekuensi dalam tiap perspektif. Dengan perbedaan konsekuensi tersebut maka strategi akan berbeda pula. Pada kenyataannya terdapat pencampuran dari ketiga jenis, percampuran ini yang menjadikan perbedaan biro yang satu dengan lainnya. Walaupun terdapat perbedaan, harus terdapat satu bagian yang menonjol daripada yang lainnya.
3.7
Sudut Pandang Finansial Secara garis besar, terdapat dua strategi utama untuk meningkatkan nilai share
holder, yaitu: strategi pengembangan dan strategi produktifitas. Kedua strategi ini berjalan berkesinambungan, dan memiliki tingkat kepentingan yang berbeda. Perbedaan tingkat kepentingan ini dipengaruhi oleh strategi visi misi dan bisnis model yang dipilih. Untuk membuat strategi yang baik mencakup rencana jangka panjang dan pendek, maka
33
strategi jangka panjang akan dibahas pada strategi pengembangan dan strategi jangka pendek akan diuraikan pada strategi produktifitas. Visi dan misi akan menentukan kebijakan strategi finansial, hal ini sangat tergantung pada kondisi eksternal, shareholder, rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang. Model bisnis strong service menitikberatkan pada pemeliharaan hubungan antara biro dengan klien, model bisnis seperti ini akan memfokuskan pada strategi pertumbuhan. Dalam buku The Strategy Focused Organization, dijelaskan bahwa “ The Revenue Growth Strategy Focuses On Developing New Sources of Revenue and Profitability. Its generally two components : build the franchise and increase customer value “ (Robert S.Kaplan, David P.Norton, 2001). Dengan meningkatkan customer value maka secara otomatis akan meningkatkan nilai relationship yang terjadi antara klien dan biro. Bisnis model strong delivery dan strong idea, kedua jenis biro ini menitikberatkan pada produk yang dihasilkan. Untuk mencapai keunggulan produk maka struktur biaya harus dibuat seoptimal mungkin.
3.7.1 Strategi Produktifitas Strategi produktifitas fokus pada pengurangan dan pengoptimalan biaya produksi, hal dapat dilakukan dengan cara memperbaiki struktur biaya dan pengoptimalan aset.
Model Bisnis Strong Delivery Harga yang rendah tidak menjamin untuk bertahan dalam lingkungan persaingan, selain harga yang kompetitif, biro arsitek harus memperhatikan kualitas dan biaya kesalahan (yang dilakukan oleh biro). Tujuan utama dari strategi produktifitas pada jenis bisnis model ini adalah menjadi sebuah biro arsitek yang sangat optimal dengan kualitas yang baik dalam beroperasi.
Model Bisnis Strong Idea Inovasi dan perkenalan hal-hal yang baru adalah merupakan keunggulan dalam persaingan, dengan memberikan ide-ide segar dalam menyelesaikan permasalahan dan
34
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
pendekatan dalam proses desian diharapkan klien akan membayar lebih. Tujuan dalam strategi ini adalah memotong biaya produksi dan berfokus pada inovasi.
Model Bisnis Strong Service Biro ini memfokuskan terhadap beberapa jenis bangunan saja (spesialisasi), maka klien yang tersedia terbatas. Hubungan jangka panjang dengan klien menjadi sangat krusial, oleh sebab itu sisi produktifitas operasional bukan menjadi prioritas, tetapi hubungan jangka panjang yang menjadi prioritas. Strategi yang diambil adalah mengoptimalkan proses produksi dan fokus pada proses customer management. Tabel 3.6 - Strategi Produktifitas Strategi produktifitas
Strong Delivery Menjadi biro arsitek paling optimal dalam operasional
Strong Idea Mengurangi operasional dan fokus pada innvoasi
Strong Service Mengurangi operasional dan fokus pada management klien
Tebel 3.6 memperlihatkan perbandingan strategi produktifitas untuk masingmasing jenis.
3.7.2
Strategi Pengembangan Strategi pengembangan menitikberatkan pada pengembangan keuntungan yang
berasal klien lama dan penambahan klien baru, dengan cara: mengembangkan produk market atau konsumen baru.
Model Bisnis Strong Delivery Strategi yang ditonjolkan adalah pada harga yang sangat bersaing dengan cara optimalisasi operasional dan pilihan produk yang terbatas, produk–produk yang paling banyak diminati oleh pasar.
Model Bisnis Strong Idea Dalam mengembangkan pasar, strategi ini mengandalkan keunikan dalam mendesain (proses maupun pendekatan) dan selalu berusaha untuk menjadi yang pertama dalam memperkenalkan ide-ide baru tersebut. Dengan ide-ide yang selalu baru,
35
diharapkan klien mau untuk membayar lebih. Strategi untuk bisnis model ini adalah mengembangkan pasar dengan cara memperkenalkan ide-ide baru.
Model Bisnis Strong Service Jumlah pasar yang hendak dituju oleh jenis bisnis model ini sudah terbatas (apabila dibandingkan dengan lainnya), sehingga fokus utama mereka dalam meningkatkan keuntungan adalah dengan cara meningkatkan jumlah proyek dari klien yang telah ada. Hal ini bukan berarti tidak mencari klien baru, melainkan mencari klien baru yang berasal dalam satu komunitas. Tabel 3.7 - Strategi Pengembangan Strategi pengembangan
Strong Delivery Mengembangkan pasar dengan cara harga bersaing dan menjaga kualitas.
Strong Idea Mengembangkan pasar dengan cara memperkenalkan concept baru.
Strong Service Mengembangkan keuntungan dengan cara meningkatkan jumlah proyek dari klien yang ada.
Tebel 3.7 memperlihatkan perbandingan strategi pengembangan untuk masingmasing jenis.
3.8
Sudut Pandang Klien Dengan menentukan sudut pandang klien, maka biro dapat menciptakan
perbedaan dan mengembangkan nilai–nilai yang sesuai dengan sasaran segmentasi. Biro dapat menentukan target pasar dimana biro akan berkompetisi. Nilai-nilai tersebut terdiri dari kombinasi antara atribut produk atau service, relationship dan image atau reputasi. Yang disebut dengan nilai proposisi. Nilai proposisi ini dikomunikasikan ke klien, dengan menunjukkan bahwa biro lebih baik dan berbeda daripada kompetitor, dengan tujuan mendapatkan proyek. Sudut pandang klien memiliki atribut: produk/service atribute, hubungan dengan klien dan reputasi/image. Ketiga atribut memiliki hubungan sebab akibat, dalam artian satu sisi akan mempengaruhi sisi lainnya. Pada pelaksanaannya, penekanan dilkakukan pada salah satu sisi atau kombinasi. Perbedanaan penekanan ini dilakukan untuk membentuk perbedaan yang berguna dalam persaingan.
36
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
Strategi model bisnis strong delivery, penekanan dilakukan pada segmentasi produk / service atribut. Atribut yang akan dikomunikasikan akan dapat menyelesaikan proyek lebih cepat, lebih baik kualitasnya dengan harga yang sangat kompetitif. Untuk atribut image, pada prinsipnya dilaksanakan sesuai dengan nilai lebih bisnis model ini. Sedangkan untuk atribut relationship, dilaksanakan secara umum saja. Untuk strategi model bisnis strong idea, fokus pada produk atau service atribut, tetap hal yang dikomunikasikan berbeda, yakni sebuah biro yang menghasilkan sebuah desain dengan pendekatan kreatif, fungsional, mutakhir, dan dilakukan dengan waktu yang singkat. Atribut image, juga harus dapat mengkomunikasikan sebuah biro kreatif dan inovatif. Atribut relationship, dilaksanakan secara umum saja. Untuk strategi bisnis model strong service, fokus pada pemeliharaan hubungan antara klien dan biro. Image yang ditonjolkan oleh biro adalah suatu image yang mengedepankan kustomisasi dengan spesialisasi pada hal tertentu. Tabel 3.8 - Nilai Proposisi Produk / atribute Relationship Image
service
Strong Delivery Fokus : harga, kualitas, dan waktu Standar Disesuaikan
Strong Idea Fokus : waktu dan kreatif Standar Disesuaikan
Strong Service Fokus : pada hal tertentu Close relation ship Disesuaikan
Diterima atau tidaknya suatu proyek ditentukan oleh kesamaan sudut pandang antara klien dan biro. Dari ketiga atribut tersebut, yang memiliki pengaruh terbesar adalah image perushaan, dengan image yang baik maka akan meningkatkan nilai jual biro di mata klien, apabila nilai jual tersebut diatas operasional dan target keuntungan, maka proyek disepakati.
3.8.1
Atribut Produk Atribut produk berisikan produk atau service, harga, kualitas, pilihan dan waktu
yang di tawarkan biro ke klien. Untuk masing-masing jenis bisnis model memiliki penekanan tersendiri dan keunikan tersendiri yang sesuai dengan strategi biro dalam memposisikan diri mereka dalam persaingan.
37
Model Bisnis Strong Delivery Atribut produk yang ada dalam jenis bisnis model ini adalah, biro dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang tepat, harga yang sangat kompetitif, kualitas yang terjamin dan konstan, dan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah disepakati. Biro ini ahli menyelesaikan beberapa jenis proyek saja tetapi jenis proyek yang dipilih adalah yang paling banyak diminati oleh segmen pasar. Klien yang diharapkan adalah klien-klien yang menghendaki desain yang umum dan sensitif terhadap harga. Harga dan waktu pengerjaan dioptimalkan dengan cara pembatasan service yang diberikan oleh biro dan spesifikasi bangunan yang sudah detail.
Model Bisnis Strong Idea Sesuai dengan namanya, biro ini menginformasikan keunggulan dalam kreatifitas, inovasi, dan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah disepakati. Dengan keunggulan ini, biro mengharapkan klien mau membayar lebih (harga yang ditawarkan premium). Calon klien yang menjadi sasaran biro jenis ini adalah klien yang menginginkan suatu desain dengan pendekatan yang kreatif, unik, fungsional dan bermasa kini, dan yang mau membayar lebih untuk atribut-atribut tersebut. Untuk mengurangi perbedaan persepsi harga antara klien dan arsitek dilakukan dengan cara menambah service yang bersifat ide dan kreatif. Service yang bersumber pada kreatifitas dan inovatif ini dikomunikasikan dengan maksimal, dan diharapkan persepsi klien terhadap service biro menjadi meningkat.
Model Bisnis Strong Service Atribut produk yang dituju adalah umum dan yang mencapai kebutuhan dasar, tetapi biro seperti ini memberikan penekanan bahwa biro ini sangat ahli pada bidang tertentu. Keahlian yang dimaksud sangat spesifik dan biro memposisikan diri hanya untuk mengerjakan jenis proyek tertentu. Perbedaan persepsi harga diperkecil dengan cara memfokuskan service yang berasal dari pengetahuan biro terhadap apa yang diperlukan dan diperhatikan oleh klien. Sumber pengetahuan akan klien didapatkan dari jalinan komunikasi yang sudah dipelihara jauh hari, dengan tingkat komunikasi seperti ini diharapkan klien menjadi
38
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
percaya dengan service yang diberikan oleh biro. Kepercayaan dapat diperlihatkan melalui sedikitnya jumlah TOR, dan menyerahkan kualifikasi lainnya kepada biro untuk menghasilkan kualitas yang terbaik. kualifikasi dan harga
E
A B
G
kualifikasi yang diberikan oleh biro
E
C Service yang diberikan oleh biro
E H
kualifikasi minimal dari klien
Service yang diberikan oleh biro
A B
G F
H
Service yang diberikan oleh biro
C D
A B
G
C F H
Service yang diberikan oleh biro
F
D TOR Term of reference
I
TOR Term of reference
TOR Term of reference
I
kualifikasi minimal Peraturan Pemerintah
TOR Term of reference
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah
Strong delivery
Strong Idea
Strong Service
D
Keterangan : A. Price yang diajukan oleh biro B. Operasional biro C. Price yang dinginkan oleh klient D. Price minimal untuk memperoleh kualitas tertentu, menurut klient E. Laba project F. biaya service ( menurut klient ) G. Gap price H. Jumlah Kualifikasi yang diberikan biro I. Tor yang diminta
Gambar 3.8 - Perbandingan Kualifikasi Dan Harga
Tabel 3.9 - Perbandingan Atribut Produk Harga Kualitas
Waktu pengerjaan Pilihan service
Desain ( TOR )
3.8.2
Strong Delivery Kesepakatan ( harga terendah ) Kualitas yang konsisten
Strong Idea Kesepaktan ( harge premium ) Fokus pada kreatif dan inofatif
Kesepakatan Jenis bangunan yang paling banyak diminati pasar Terdeskripsikan
Kesepakatan Klien yang mau membayar premium Tidak terdeskripsikan
Strong Service Kesepakatan Fokus pada keinginan klien yang terlihat maupun tidak Kesepakatan Sangat terbatas ( sesuai dengan market segmen ) Disesuaikan dengan klien
Atribut Relationship Yang dimaksud dengan atribut relationship mencakupi: responsitas dan waktu
dibutuhkan biro dalam mengirim proyek, dan apa yang dirasakan oleh klien pada saat klien memakai jasa biro. Atribut ini merupkan komitmen jangka panjang bagaimana biro tersebut berinteraksi dengan klien. Proses pengiriman proyek dalam bisinis biro arsitek menjadi relatif karena klien selalu terlibat dalam hampir setiap lini proses produksi.
39
Model Bisnis Strong Delivery Bisnis model ini memfokuskan pada perasaan klien bahwa biro yang dipakai memiliki harga yang kompetitif, dan kualitas yang baik. Pemeliharaan hubungan antara klien dan biro dilakukan sewajarnya saja, sesuai dengan kebutuhan minimal.
Model Bisnis Strong Idea Model bisnis ini memfokuskan pada pemikiran klien bahwa biro yang dimaksud adalah biro yang handal dalam hal inovasi dan kreatifitas. Pemeliharaan hubungan antara klien dan biro dilakukan sewajarnya saja, sesuai dengan kebutuhan minimal
Model Bisnis Strong Service Model bisnis ini mendapat proyek karena biro ini memiliki hubungan saling pengertian dan sepahaman, oleh sebab itu fokus utama diletakkan pada perasaan personal. Karena sumber proyek biro ini berasal dari hubungan yang dibangun, maka pemeliharaan hubungan yang berorientasi hubungan jangka panjang adalah penting. Tabel 3.10 - Perbandingan Atribut Relationship Respon dan waktu dalam proses Bagaimana perasaan klien pada saat memakai jasa biro Jenis hubungan yang di bangun
Strong Delivery Relatif
Strong Idea Relatif
Strong Service Relatif
Harga, kualitas yang terbaik
Kreatifitas dan inofatif adalah hal yang utama
Sangat personal
Memenuhi kebutuhan dasar
Memenuhi kebutuhan dasar
Mementingkan hubungan jangka panjang
Tebel 3.10 memperlihatkan perbandingan atribut relationship
untuk masing-
masing jenis.
3.8.3
Atribut Image dan Reputasi Reputasi perusahaan mencerminkan apa yang menjadi intangible aset, intangible
aset ini yang membuat klien tertarik. Image dan reputasi dapat membuat perusahaan dengan sendirinya memposisikan diri pada kompetisi. Image yang terlihat pada model bisnis strong delivery adalah: harga yang terendah dengan kualitas yang terbaik, untuk strong idea harus mencerminkan produk terbaik, produk yang memiliki keunggulan dalan kreatifitas dan inofasi. Dan untuk biro dengan
40
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
strong service, image yang dapat disampaikan adalah produk yang dapat dipercaya karena dikerjakan oleh biro yang ahli di bidangnya. Tabel 3.11 - Perbandingan Atribut-atribut Image Dan Reputasi Image dan reputasi
Strong Delivery Produk termurah dan terbaik
Strong Idea Produk terbaik Produk kreatif dan inofatif
Strong Service Produk yang dapat dipercaya Sangat ahli di bidangnya
Dengan image yang baik, maka posisi biro dalam menawarkan produk akan semakin baik pula, walaupun biaya operasional sangat rendah. Image memegang peranan yang sangat penting bagi biro arsitek. Tebel 3.11 memperlihatkan perbandingan atribut image dan reputasi
untuk
masing-masing jenis.
3.9
Sudut Pandang Sistem Operasi Internal Strategi yang baik tidak hanya menjelaskan arah dan tujuan suatu biro tetapi juga
harus dapat menjelaskan bagaimana mencapai arah dan tujuan tersebut. Sudut pandang klien
(proposition
value)
mendeskripsikan
strategi
produktifitas
dan
strategi
pengembangan (strategi finansial) untuk tujuan share holder. Tetapi sudut pandang klien dan strategi finansial adalah sesuatu yang menjadi tujuan, bukan cara bagaimana mencapai tujuan tersebut. Dalam buku
The Strategy Focused Organization, porter
mengklaim "The essence of strategy is in the activities -- choosing to perform activities differently than rivals" and
“activities are the basic unit of competitive“ ( Robert
S.Kaplan, David P.Norton, 2001). Sistem operasi terdiri dari proses inovasi, proses manajemen klien, proses operasional dan “proses regulator dan lingkungan”. Semua proses ini adalah penting dan harus berfungsi sebagaimana mestinya. Tetapi karena alasan strategi maka perusahaan harus dapat menentukan pengaruh yang terbesar bagi klien. Setelah dapat menentukan proses yang memiliki pengaruh terbesar, maka proses lainnya bersifat suportif.
41
Model Bisnis Strong Delivery, Menekankan pada proses operasional, pengukuran di fokuskan pada biaya operasi, kualitas yang stabil, effisiensi dalam proses waktu pembuatan dan jumlah service yang diberikan.
Model Bisnis Strong Idea, Menekankan dalam proses inovasi, inovasi untuk menghasilkan konsep baru atau mengadaptasi konsep baru dan memperkenalkan ke konsumen.
Model Bisnis Strong Service, Menekankan pada proses customer management, seperti pemeliharaan hubungan biro ke klien dan fokus pada nilai-nilai customer. Inovasi dilakukan atas dasar permasalahan dan tantangan klien, sehingga solusi yang diberikan oleh biro dapat meningkatkan nilai-nilai klien. Tabel 3.12 - Perbandingan Sudut Pandang Internal Operasi Strong Delivery
Strong Idea
Strong Service
Proses inovasi Proses customer management Proses operasional Regulator dan environment
Tebel 3.12 memperlihatkan perbandingan sudut pandang internal operasi untuk masing-masing jenis.
3.9.1. Proses Inovasi Proses inovasi yang baik merupakan pendorong proses akuisisi klien, pengembangan jumlah klien dan meningkatkan loyalitas klien. Tanpa adanya proses inovasi, keunggulan perusahaan akan terbatas pula. (Robert S.Kaplan, David P.Norton, 2004, Strategy Maps, Harvard Business School Press Boston, Massachusetts) Demikian pula dengan biro arsitek, tanpa adanya proses inovasi yang teratur dan terarah, daya saing biro ini akan menjadi lemah. Pada umumnya pada biro arsitek, proses inovasi dilakukan oleh pemilik biro atau management atas, dan dilakukan secara sporadis.
42
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
Menyebabkan ketidakcocokan inovasi dengan apa yang dibutuhkan biro dalam berkompetisi. Menurut Kaplan dan Norton, proses inovasi dapat dipilih menjadi beberapa proses, yaitu : 1. Proses identifkasi inovasi 2. Proses mengatur inovasi 3. Proses pengembangan 4. Proses memperkenalkan ke market
Model Bisnis Strong Delivery Tahap awal dalam inovasi adalah, identifikasi. Identifikasi dapat bersumber dari mana pun, tetapi untuk bisnis model ini berfokus ke dalam. Proses identifikasikan harus bersumber dari masalah internal. Setelah dapat mengidentifkasikan, maka biro harus dapat menentukan ide inovasi yang harus dilanjutkan atau yang harus di berhentikan. Untuk jenis model strong delivery maka inovasi yang berhubungan dengan proses produksi harus menjadi hal yang utama. Pengembangan innovasi dilakukan oleh pihak internal, karena hanya pihak internal yang mengetahui apa yang mereka butuhkan dan bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada tahap akhir diharapkan biro menjadi lebih effisien dan efektif dalam beroperasi.
Model Bisnis Strong Idea Bisnis model ini selalu memberikan desain kreatif dan innovatif, proses innovasi menjadi hal yang paling penting dibanding dengan internal proses lainnya. Dengan inovasi yang baik maka produk desain semakin kreatif dan inovatif. Untuk menghasilkan suatu desain yang selalu up to date, identifikasi harus dilakukan secara luas, tidak hanya berasal dari dalam tetapi juga dari luar. Bahkan identifikasi dari luar menjadi hal sangat penting, dapat berasal dari penelitian orang lain, penelitian perusahaan, supplier, klien ataupun dari universitas. Setelah dapat mengidentifikasikan, maka biro harus dapat memilih untuk mengembangkan inovasi tentang ide desain baru atau pengembangan ide desain.
43
Penggodokan inovasi dilakukan dengan bantuan pihak luar, hal ini dilakukan karena ide tidak hanya berasal dari dalam tetapi dari luar biro. Penggodokan bisa dilakukan dengan mencari partner dari pihak luar, universitas, komunitas ataupun klien. Pada tahap akhir, diharapkan biro dapat lebih menghasilkan suatu desain yang lebih baik inovatif dan sesuai dengan harapan.
Model Bisnis Strong Service Dikatakan strong service karena biro ini terbiasa mengerjakan jenis proyek tertentu. Maka jumlah klien yang mereka miliki lebih sempit (apabila dibandingkan dengan jenis lainnya). Model bisnis strong service selalu mengutamakan hubungan ke klien, identifikasi invasi bersumber dari market segment biro tersebut. Setelah dapat sumber identifikasi, maka biro memfokuskan pada inovasi yang berhubungan dengan peningkatan hubungan klien dan biro. Peran klien sangat besar untuk mengembangkan dan penggodokan inovasi, tanpa adanya pendapat dan keterlibatan klien, inovasi yang dihasilkan tidak akan menghasilkan apapun. Pada tahap akhir, diharapkan biro dapat lebih berkomunikasi dengan klien dan hubungan dengan klien juga semakin baik. Tabel 3.13 - Perbandingan Proses Inovasi Strong Delivery
Strong Idea
Strong Service
Identifikasi
Internal :
Eksternal : research, klien ataupun supplier.
Mengatur Portfolio R&D
Focus pada portfolio proses produksi.
Pengembangan dan penggodokan inovasi Perkenalan ke klien
Internal
Focus pada pengembangan ide dan konsep desain. Internal dan eksternal
Bersumber dari market segment yang sudah ditentukan. Focus pada cara pengembangan hubungan klien dan biro Internal dan klien
Aplikasi
Tebel 3.13 memperlihatkan perbandingan proses inovasi untuk masing-masing jenis.
3.9.2. Customer Management Dari waktu ke waktu kompetisi di dunia arsitek semakin ketat, hal ini diakibatkan oleh berbagai macam permasalahan seperti pada permasalahan operasional hingga berkembangnya semangat liberalisasi dan globalisasi. Kondisi ini menyebabkan
44
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
persaingan dari dalam maupun luar negri yang semakin memperkeruh suasana kerja. Strategi customer management adalah solusi untuk biro arsitek, strategi yang berorientasi pada market dan klien, dan mengkomunikasikan kualitas dan service. Sistem perekonomian baru menggarisbawahi bahwa customer management adalah hal yang sangat penting disamping inovasi dan sistem operasi. Dengan customer management yang baik akan membantu biro untuk menambah, manahan dan mengembangkan klien. Menurut Kaplan and Norton, 2004, customer management dibedakan menjadi empat proses, yaitu : 1. Penyeleksian konsumen. 2. Akuisisi konsumen. 3. Menahan konsumen. 4. Mengembangkan konsumen.
Model Bisnis Strong Delivery Proses customer management dimulai dengan penyeleksian konsumen, diawali dengan penentuan target segment. Model bisnis strong delivery adalah bisnis model yang menargetkan klien yang memiliki prioritas dalam hal harga, kualitas desain dan waktu pengerjaan. Proses akuisisi dilakukan dengan mengkomunikasikan value proposition, yaitu dengan memberikan service produk dengan harga yang murah, kualitas terjamin dan waktu pengerjaan yang tepat waktu. Penahanan klien dilakukan dengan cara memberikan dengan kualitas dan harga yang konstan dari waktu ke waktu, fluktuasi harga dan kualitas akan mempengaruhi kesan buruk kepada klien. Strategi pengembangan klien adalah dengan cara memberikan produk yang lebih murah, lebih berkualitas dan lebih cepat. Hal ini dilakukan secara berkala dari waktu ke waktu.
Model Bisnis Strong Idea Untuk jenis model bisnis strong idea, biro jenis ini mamfokuskan bagi klien-klien yang menginginkan suatu desain inovatif, ide atau konsep baru. Strategi akuisisi dilakukan dengan cara menginformasikan value proposition melalui service yang
45
diberikan. Service yang mencerminkan pendekatan melalui ide dan konsep baru dalam menyelesaikan permasalahan. Proses retention klien dilakukan dengan cara selalu memberikan ide dan konsep baru secara terus menerus secara konstan. Pengembangan klien dilakukan dengan cara memberikan ide dan konsep baru yang lebih mengena kepada klien.
Model Bisnis Strong Service Klien yang mementingkan pemahaman permasalahan yang mereka hadapi, adalah yang menjadi target segmen biro jenis strong service. Biro jenis ini sangat mengerti apa yang klien butuhkan dan apa yang menjadi permasalahan klien dan juga apa yang menjadi solusi bagi klien mereka. Strategi akuisisi klien adalah dengan cara menjaga hubungan klien dan biro, dengan pemeliharaan hubungan jangka panjang, biro semakin memahami keseharian permasalahan mereka. Hubungan antara biro dengan klien adalah cara biro mengakuisisi pelanggan. Cara menahan klien agar tidak pindah adalah dengan cara memelihara relationship tersebut. Biro selalu berusaha untuk memberikan relationship yang konstan dan teratur, sehingga saling mengetahui dan kesepahaman dapat terjaga. Untuk mengembangkan klien, dilakukan dengan cara lebih banyak mengetahui apa yang klien butuhkan. Sumber informasi bukan berasal dari klien saja, bahkan bisa berasal dari lingkungan sekitar klien tersebut. Tabel 3.14 - Perbandingan Customer management
Seleksi
Akuisisi Penahanan ( retain )
Pengembangan hubungan
Strong Delivery
Strong Idea
Strong Service
Value proposition : Sensitive terhadap harga dan kualitas yang terjamin Service Produk dengan harga dan kualitas yang baik
Value proposition : Ide baru, konsep baru dan kreatif
Value proposition : Mengerti apa yang dibutuhkan oleh klien.
Service Memberikan produk dengan ide dan konsep kreatif yang konstan Memberikan produk dengan ide dan konsep yang baru terkini
Relation ship Majaga hubungan ke klien
Memberikan harga yang lebih murah dan kualitas yang lebih baik
Sumber : Lebih mengal apa yang dibutuhkan oleh klien
Tebel 3.14 memperlihatkan perbandingan customer management bagi masingmasing jenis.
46
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
3.9.3. Proses Operasi Proses operasi mempresentasikan sebuah proses produksi dalam suatu biro. Dimulai dengan proses klien memberikan proyek, proses pembuatan dan proses pengiriman desain. Proses ini dititikberatkan pada keefisienan, cenderung konsisten dan dibatasi oleh waktu. Proses operasi ini meliputi proses definisi proyek, desain dan konstruksi. Tetapi pada kenyataan bahwa tiap proyek memiliki spesifikasi masing masing dan tidak harus mengikuti seluruh proses tersebut. Ada beberapa proyek hanya sampai proses desain saja atau hanya proses konstruksi saja. Menurut Norton dan Kaplan, 2004, dalam bukunya Strategy Maps, Harvard Business School Press Boston, Massachusetts, hal 65, dinyatakan bahwa terdapat empat proses manajemen, yaitu 1. Develop and sustain suplier 2. Produce the services 3. Distribute 4. Manage Risk Proses operasi yang terdapat dalam biro arstitek yang memiliki karakteristik yang berbeda seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, oleh sebab itu penggabungan kedua sistem operasi dapat dilihat seperti ini dibawah ini. Proses pengembangan suplier yang dimaksud dalam proses di biro arsitek adalah proses pengadaan data yang dibutuhkan dalam proses desain, data yang dibutuhkan dapat berbagai macam dan dengan tingkat kepentingan yang berbeda. Data-data ini kadang kala sudah disediakan oleh klien dan kadang kala belum ada. Dan yang bertanggung jawab untuk mengadakan data-data ini juga berdasarkan kesepakatan dengan klien. Proses produksi dibedakan menjadi proses desain dan proses konstruksi. Proses distribusi produk dalam biro arsitek disesuaikan dengan kondisi dan kesepakatan antara biro dengan klien, untuk lebih detailnya sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Manajemen resiko dilakukan pada bidang-bidang yang telah disesuaikan, sebagai contoh, untuk jenis biro strong service, resiko terbesar mereka bukan berada dalam proses produksi, melainkan pada proses customer management, maka sewajarnya resiko manajemen ditekankan pada bidang customer management.
47
Model Bisnis Strong Delivery Target segmen yang menjadi sasaran adalah segmen terbesar, tetapi untuk menghasilkan produk yang murah, kualitas baik dan diselesaikan dengan waktu yang singkat, maka biro membatasi jumlah service yang dapat mereka berikan. Service yang mereka pilih adalah service yang menjadi keahlian biro ini. Oleh sebab itu dalam proses proyek definisinya, biro ini dapat menyelesaikan secara baik karena mereka hanya mengerjakan service–service sebatas pilihan mereka. Jumlah dan jenis supplier yang dibutuhkan adalah berdasarkan standar service yang diberikan. Karena jenis service yang diberikan terbatas, maka jenis proyek yang dapat dilakukan juga terbatas pula. Sistem pengerjaan yang bersifat teratur dan terukur merupakan pilihan yang tepat. Pada masa konstruksi, dilakukan sebatas dengan apa yang telah disepakati dalam batasan-batasan service yang diberikan. Manajemen resiko, karena andalan biro jenis ini dalam proses produksi, maka Manajemen resiko harus mengcover proses produksi.
Model Bisnis Strong Idea Dalam menyelesaikan proses project definition, biro jenis ini selalu berusaha untuk melakukan dengan pendekatan yang kreatif. Oleh sebab itu dibutuhkan usaha dan waktu yang lebih pula. Jumlah suplier yang mendukung proses desain disesuaikan dengan kesepakatan dan seberapa penting dibutuhkan untuk menghasilkan suatu desain yang kreatif. Jenis proyek yang diterima beraneka ragam dan tuntutan akan pendekatan kreatif , sehingga dibutuhkan suatu proses yang unik. Proses yang spesifik bagi satu proyek dan proyek lainnya. Olah sebab itu untuk menyelesaikan desain dalam jenis biro ini adalah cenderung lebih bebas. Pada masa konstruksi, proses dilakukan sesuai dengan standar dan disesuaikan dengan tuntutan desain. Karena desain yang dihasilkan adalah desain yang unik, maka ada kemungkinan dalam proses konstruksi memerlukan perlakuan yang berbeda pula. Orang-orang kreatif yang merupakan tulang punggung biro strong idea, oleh sebab itu keberadaan sumber daya ini dan proses kerja ini yang harus di tercakup dalam management resiko.
48
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
Model Bisnis Strong Service Biro ini sangat memahami apa yang dibutuhkan dan permasalahan klien. Sumber pemahaman ini hasil dari hubungan jangka panjang antara klien dan biro. Supplier yang dibutuhkan adalah hasil dari kesepakatan antara biro dan klien. Proses desain yang dipilih harus disesuaikan dengan klien. Tanpa adanya campur tangan klien maka keberhasilan proses desain akan sulit. Oleh sebab itu klien harus disertakan lebih banyak dalam proses desain dan pengambilan keputusan. Pada masa konstruksi, dilakukan secara standar nasional yang telah disesuaikan atau disetujui oleh klien. Manajemen Resiko yang dilakukan harus melingkupi proses komunikasi antara klien dan biro, karena fokus biro terletak pada hubungan jangka panjang antara klien dan biro.
Tabel 3.15 - Perbandingan Proses Operasi Proyek definition
Appraisal Strategic breifing
Suplier
Strong Idea
Strong Service
Jumlah service yang terbatas.
Pendekatan kreatif
Disesuaikan dengna standar service Constructive and rigid
Disesuaikan untuk hasil kreatif. Free flow
Sumber pemahaman berasal dari hubungan biro dan klien. Hasil dari negoisasi dengan klien Constructive based on klien
Standar berdasarkan batasan service Standar berdasarkan batasan service
Standar dan persetujun klien Standar dan persetujun klien
Standar dan persetujun klien Standar dan persetujun klien
Internal process focus
Human capital focus
Relationship focus
Konstruksi
Desain
Out lined proposal or schematic desain Detailed proposal Final proposal Production information Tender document Tender aksi Mobilization Construction to compilation After practical completion Risk management
Strong Delivery
Tebel 3.15 memperlihatkan perbandingan proses operasi bagi masing-masing jenis.
49
3.9.4. Management Regulator dan Sosial Setiap biro arsitek harus memiliki ijin dalam beroperasi di suatu daerah atau negara, oleh sebab itu keterlibatan komunitas dan regulator harus diterapkan dalam operasional sehari hari. Keselamatan kerja, undang undang ketenagakerjaan, etika kearsitekan adalah sebagian dari peraturan yang harus dipatuhi oleh biro. Setiap biro selalu berusaha untuk memiliki standar diatas peraturan minimal dari regulator atau pun komunitas, dengan tujuan untuk membentuk reputasi. Dengan reputasi yang baik ini biro akan memperoleh keuntungan seperti: memperoleh pegawai dengan kualitas diatas rata dan terpenting adalah sarana komunikasi ke regulator, masyarakat dan komunitas. Menurut Norton dan Kaplan, 2004, dalam bukunya Strategy Maps, Harvard Business School Press Boston, Massachusetts, hal 167, dinyatakan bahwa terdapat empat dimensi regulator dan sosial, yaitu : 1. Environment 2. Safety dan health 3. Employment practice 4. Community investment Dimensi environment berisi tentang, penggunaan energi, limbah air, tanah dan udara, limbah keras dll. Proses operasi sebuah biro arsitek dapat dikatakan praktis memiliki limbah yang sangat kecil, karena secara alamiah biro arsitek termasuk biro service yang menghasilkan sedikit material. Oleh sebab itu dimensi environment hanya memberikan impact yang sangat kecil. Dimensi Keselamatan kerja, proses kerja sebuah biro terletak di dalam ruangan dan jauh dari bahan dan alat yang membahayakan dirinya atau diri orang lain. Maka dimensi keselamatan kerja memberikan pengaruh yang sangat kecil.
Model Bisnis Strong Delivery Untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat mengulang dan terstruktur maka dibutuhkan pegawai dengan latar belakang relatif sejenis dan memiliki produktifitas yang tinggi. Perbandingan antara jumlah tenaga kerja level bawah jauh lebih banyak di bandingkan dengan level atas.
50
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
Komunitas yang menjadi fokus adalah komunitas berdasarkan industri yang menjadi spesialisasi biro ini. Dengan pengakuan bahwa biro ini memiliki kekuatan pada harga, kualitas dan waktu, maka diharapkan daya saing biro akan menjadi lebih baik.
Model Bisnis Strong Idea Model bisnis ini membutuhkan tenaga kerja dengan berbagai macam latar belakang dan memiliki kemampuan yang tinggi, dengan kombinasi kedua hal tersebut diharapkan akan menghasilkan suatu desain yang kreatif. Perbandingan antara jumlah tenaga kerja bawah dan atas tidak besar. Salah satu peran komunitas adalah pengakuan bahwa biro menjunjung nilai-nilai kreatifitas dan inovatif. Pengakuan ini dapat berasal komunitas pemerintah, komunitas pendidikan ataupun komunitas non pemerintahan lainnya.
Model Bisnis Strong Service Tenaga kerja yang mengerti apa yang dibutuhkan oleh klien dan tenaga kerja yang berasal dari lingkungan klien adalah mereka yang dibutuhkan oleh bisnis model strong service. Pengakuan dari komunitas customer adalah sangat penting dalam jenis biro strong service, dengan pengakuan ini diharapkan kepercayaan target customer kepada biro menjadi lebih baik. Dengan pengakuan ini menunjukkan bagaimana biro memahami permasalahan yang dihadapi customer. Tabel 3.16 - Perbandingan Proses Regulator Dan Sosial Environment Keselamatan kerja Employment
Komunitas
Strong Delivery
Strong Idea
Strong Service
Minimal efek Minimal efek Pekerja yang berorientasi pada produktifitas komunitas program didasarkan atas industri
Minimal efek Minimal efek Pegawai dengan berbagai macam latar belakang komunitas program pada komunitas pendidikan, pemerintah dan non pemerintah
Minimal efek Minimal efek Pegawai yang sangat memahami klien Komunitas program pada komunitas klien
Tebel 3.16 memperlihatkan perbandingan proses regulator dan sosial bagi masing-masing jenis.
51
3.10. Sudut Pandang Pembelajaran Dan Pengembangan Menurut Norton dan Kaplan, 2004, dalam bukunya Strategy Maps, Harvard Business School Press Boston, Massachusetts, hal 199, yang disebut dalam aset yang tidak terwujud adalah : 1. Human capital 2. Information capital 3. Organization capital Intangiable assets adalah aset yang tidak berwujud, oleh sebab untuk mengatasi masalah ini lebih sulit jika dibandingkan mengatur tangiable assets. Bagaimana biro mengatur untuk sesuatu yang sulit untuk di definisikan? Tetapi aset yang tidak terwujud ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan nilai biro. Tujuan dari ketiga komponen tersebut adalah: pertama, ketiga komponen tersebut harus tersambung dengan proses internal perusahaan. Aset–aset tersebut akan bermanfaat bagi perusahaan apabila membantu perusahaan dalam mencapai visi dan misi. Untuk mencapai tujuan perusahaan dapat dengan program–program yang mengikat antara asetaset tersebut dengan apa yang dibutuhkan oleh proses internal. Kedua, ketiga komponen diatas harus saling terintegrasi satu dengan lainnya, walaupun ada integrasi tetap harus ada prioritas karena tiap aset menghabiskan sumber daya, dan sumber daya adalah sesuatu yang terbatas. Untuk menentukan prioritas antar aset tersebut dapat ditentukan dengan cara, aset mana yang paling penting untuk menjawab program–program yang telah ditentukan. Dengan kedua konsep diatas merupakan dasar dalam mengembangkan human capital, information capital dan organization capital, secara terintegrasi dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Untuk mengukur apakah aset yang tidak terukur sudah memadai atau belum dengan cara, seberapa dalam nilai aset tersebut untuk menjawab apa yang dibutuhkan biro dalam mencapai tujuannya. Semakin menjawab maka nilai dan prioritasnya akan semakin naik pula.
3.10.1 Human Capital Yang termasuk dalam human capital adalah skill, pengetahuan (knowledge) dan nilai-nilai yang dianut oleh tenaga kerja. Skill adalah keahlian yang dimiliki oleh
52
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
pegawai, knowledge adalah pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai dan values adalah nilai yang dianut oleh pegawai tersebut .
Model Bisnis Strong Delivery Untuk jenis model ini keahlian yang diperlukan adalah kemampuan yang berorientasi pada sistem operasi, keahlian-keahlian yang berorientasi untuk memperbaiki proses operasional sangat diperlukan. Kedalaman keahlian tidak dipentingkan selama proses operasional dapat dilakukan secara baik. Untuk menghasilkan keahlian yang berorientasi operasional, maka pengetahuan yang dikembangkan di lingkungan ini adalah pengetahuan yang bertujuan untuk mempercepat operasi dengan kualitas yang terjamin. Nilai yang ditekankan adalah berorientasi pada hasil.
Model Bisnis Strong Idea Untuk menghasilkan suatu produk yang kreatif dan inovatif maka dibutuhkan orang–orang dengan berbagai macam latar belakang. Perbedaan latar belakang keahlian dan pengetahuan inilah yang menjadi kekuatan dalam menghasilkan desain kreatif dan inovatif. Karena proses yang dilakukan akan selalu beda antara proyek satu dengan yang lainnya. Untuk menggabungkan dan mensinergikan berbagai macam latar belakang ini dibutuhkan nilai kebersamaan (team player) antara satu pegawai dengan lainnya.
Model Bisnis Strong Service Bisnis model ini mementingkan hubungan antara klien dengan biro, dengan hubungan ini biro dapat mengetahui lebih banyak apa yang dibutuhkan oleh klien. Untuk mengakomodasi kebutuhkan ini dibutuhkan keahlian khusus yaitu keahlian dalam berhubungan dan managenent relationship. Untuk mendukung kebutuhan hubungan tersebut dibutuhkan juga ilmu pengetahuan tentang analisis klien, database dan interaksi klien. Nilai yang dipakai dalam menjalankan proses ini adalah customer partnership, klien sebagai pusat dari segala kegiatan dan orientasi.
53
Tabel 3.17 - Perbandingan Human Capital Strong Delivery Manajemen operasi dengan tujuan memperbaiki proses produksi
Strong Idea Latar belakang keahlian yang beranekaragam dan mendalam.
Strong Service Keahlian yang berorientasi dengan manajemen hubungan klien dan biro
Knowledge
Pengetahuan untuk memperbaiki proses produksi
Pusat klien interaksi
Values
Berorientasi pada hasil
Latar belakang pengetahuan yang beragam dan mendalam Berorientasi pada proses dan kerja sama tim
Skill
Partnership dengan klien
Tebel 3.17 memperlihatkan perbandingan Human capital bagk masing-masing jenis. 3.10.2 Information Capital Information capital terdiri dari sistem, database, library dan network, dengan melalui information capital, biro dapat mengolah informasi dan pengetahuan yang berguna bagi perusahaan.
Model Bisnis Strong Delivery Jenis model bisnis ini berfokus pada keuntungan yang diperoleh dari perbaikan pada kualitas, perbaikan proses kerja dan produktivitas kerja. Hal ini dilakukan dengan cara menetapkan standarisasi semua yang repetitive dan automasi pekerjaan guna menekan biaya produksi, kualitas yang konstan dan menekan waktu pengerjaan.
Model Bisnis Strong Idea Menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan proses desain produk dan virtualisasi produk. Semua hal tersebut berguna untuk proses desain dan komunikasi antar pegawai dan klien.
Model Bisnis Strong Service Menggunakan teknologi informasi guna mencari pola tingkah laku dan kebiasaan para klien.
54
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
Tabel 3.18 - Perbandingan Information Capital Information capital
Strong Delivery Teknologi digunakan untuk menangani proses yang mengulang dengan cara automasi untuk menjaga kualitas, menekan biaya dan waktu
Strong Idea Teknologi virtualisasi
Strong Service Pengolahan data tentang klien. Teknologi komunikasi dengan klien
Tebel 3.18 memperlihatkan perbandingan information capital bagi masingmasing jenis.
3.10.3 Organization Capital Intangible assets yang terakhir adalah organization capital, definisi organization capital menurut Norton dan Kaplan, 2004, dalam bukunya Strategy Maps, Harvard Business School Press Boston, Massachusetts, hal 275, adalah “ the ability of the organization to mobilize and sustain the process of changes to execute the strategy” . Organization capital menyediakan kemampuan untuk mengintegrasikan individu, information capital dan tangible assets. Ketiga hal ini tidak hanya terintegrasikan tetapi juga selaras dengan strategi. Sebuah biro yang memiliki organization capital yang baik akan dengan mudah untuk mengkomunikasikan visi, misi, nilai dan strategi perusahaan . Organization capital terdiri dari empat komponen, yaitu : 1. Culture, kesadaran terhadap visi, misi dan nilai yang dibutuhkan untuk menjalankan strategi. 2. Leadership, ketersediaan akan pemimpin yang mampu mendorong dan membawa bawahannya untuk menjalankan setrategi. 3. Alignment, keselarasan tujuan dan strategi individu, team dan departemen. Dengan alignment membawa employee menuju tingkat lebih tinggi, yaitu encourage employee, lebih inovatif, lebih berani mengambil resiko karena tingkah laku individu menuju ke satu titik tujuan. 4. Teamwork, kerja sama dan pembagian pengetahuan antar individu, team ataupun departemen. Leadership adalah pemimpin mampu untuk mengatur transformasi yang dibutuhkan biro dalam mencapai tujuannya, mereka mampu dalam menciptakan value,
55
mengeksekusi strategi dan mengembangkan human capital. Alignment, dilakukan dengan dua tahap, pertama, ciptakan kesadaran akan visi, misi dan strateti, kedua, berikan insentif yang cukup untuk melaksanakan hal tersebut.
Model Bisnis Strong Delivery Culture yang harus dikembangkan untuk model bisnis strong delivery harus mendukung target customer value, yaitu berorientasi pada operasi. Culture yang mengutamakan pada hal pengoptimalan proses produksi, memberikan kualitas yang konstan dan optimal dalam menggunakan waktu. Berorientasikan pada hasil akhir. Leadership yang dibutuhkan adalah, pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mentransformasikan perusahaan menjadi lebih fokus dalam proses untuk mencapai tujuannya. Team work dan pembagian pengetahuan antara individu dilakukan dengan fokus kedalam, pembagian best practice antar satu bagian ke bagian lainnya kerap kali dilakukan. Penyebaran pangetahuan ini dilingkup oleh knowledge management system.
Model Bisnis Strong Idea Model bisnis strong idea, membutuhkan culture yang berorientasikan pada pengembangan ide dan konsep. Suasana perubahan dan ketidaknyamanan untuk selalu mencari yang baru dan lebih baik dibutuhkan dalam bisnis model strong idea. Leadership yang
dibutuhkan
adalah,
pemimpin
yang
memiliki
kemampuan
untuk
mentransformasikan perusahaan menjadi lebih fokus dalam proses untuk mencapai tujuannya. Untuk memperoleh pengetahuan tidak hanya berasal dari dalam biro, tetapi lebih banyak dari luar biro, terutama untuk mencari hal-hal yang baru. Oleh sebab itu teamwork dilakukan secara kedalam ataupun keluar.
Model Bisnis Strong Service Culture untuk model bisnis strong service, adalah culture yang berorientasi pada klien. Mengembangkan culture untuk membantu dan berperan serta dalam customer centric behaviour. Leadership yang dibutuhkan adalah, pemimpin yang memiliki
56
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
kemampuan untuk mentransformasikan perusahaan menjadi lebih fokus dalam proses untuk mencapai tujuannya. Mengikut sertakan klien dalam teamwork adalah sesuatu yang penting, dengan mengikutsertakan klien maka komunikasi dan hubungan klien - biro akan semakin baik. Tabel 3.20 Perbandingan Organizaiton Capital Culture Leadership Alignment Teamwork
Strong Delivery Strong Idea Strong Service Perbaikan proses Menghasilkan ide dan Fokus ke klien produksi dan kualitas konsep baru Mampu untuk memanage transformasi yang dibutuhkan biro dalam mencapai tujuannya Mampu menciptakan kesadaran Memperhatikan kesejahteraan dan kenyamanan Membagi Pengatahuan berasal Menggabungkan pengetahuan antara dari luar pengetahuan klien pegawai pada pegawi
Tebel 3.20 memperlihatkan perbandingan Organization Capital bagi masingmasing jenis.
3.11
Grand Map Strategy Dengan berdasarkan analisis diatas maka rangkuman dapat dilihat pada lampiran
dua dan bentuk strategi map dari masing-masing strategi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
57
3.11.1 Strategy Map Strong Delivery
Long term share holder value Productivity startegy
Financial Perspective
y
Revenue growth strategy y y
penambahan dari klien baru bertambahnya proyek dari klien lama Mengembangkan pasar dengan cara harga bersaing dan menjaga kualitas.
Menjadi biro arsitek paling optimal dalam operasional
Architecture Firm " Strong delivery " Type
Customer Perspective
Product / service atribute y y y y y
Relation ship
Harga terendah Kualitas yang konsisten tercepat untuk bangunan tertentu Jenis bangunan yang paling banyak diminati pasar Design : terdiskripsikan
y y
Image
memenuhi kebutuhan dasar perasaan klien : harga termurah dan kualitas baik
y
Produk termurah dan terbaik
faster, better, cheper and good quality
Internal Perspective
Operations managemetn y
Proses produksi yang effisiensi untuk kuallitas operations efficiency : cost and quality. effisiensi waktu capacity managmenet
y
y y
Customer management y y y y
Nilai klien : sensitife terhadap harga Akuisisi dengan cara memberikan service Penahanan : produk dengan harga dan kualitas yang baik Pengembangan : Memberikan harga yang lebih murah dan kualitas yang lebih baik
Innovation y
y
Regulatory and social
innovasi berfokus pada perbaikan proses produksi identifikasi internal
y
komunitas program didasarkan atas industri
a capable, motivated, and technologically enabled work force Human capital
Learning and growth perpective
y
y y y
Manajemen operasi dengan tujuan memperbaiki proses produksi Pengetahuan untuk memperbaiki proses produksi Berorientai pada hasil ISO, TQM or Six sigma process improvement capabilities.
Information capital y
Teknologi digunakan untuk menangani proses yang mengulang dengan cara automasi untuk menjaga kualitas, menekan biaya dan waktu
Organization capital y y
y y y
Gambar 3.9 - Strong Delivery Map Strategy
58
Perbaikan proses produksi dan kualitas Mampu untuk memanage transformasi yang dibutuhkan biro dalam mencapai tujuannya Mampu menciptakan kesadaran Memperhatikan kesejahteraan dan kenyamanan Membagi pengetahuan antara pegawai
BAB III BISNIS ARSITEKTUR
3.11.2 Strong Idea Map Strategy Long term share holder value Productivity startegy y
Financial Perspective
Revenue growth strategy y y
Penambahan dari klien baru Bertambahnya proyek dari klien lama Mengembangkan pasar dengan cara memperkenalkan concept baru.
Mengurangi operasional dan fokus pada innvoasi
Architecture Firm " Strong idea " Type Product / service atribute
Customer Perspective
y y y y y
Relation ship
Harga premium tercepat untuk ide Fokus pada kreatif, inofatif dan unik tidak ada penekanan pada jenis bangunan Design tidak terdiskripsikan
y y
Image
memenuhi kebutuhan dasar perasaan klien : inofasi hal yang utama
y y
Produk terbaik Produk kreatif dan inofatif
creative design that expand existing performance boundaries Operations managemetn
Internal Perspective
Customer management y
y
berfokus untuk menghasilkan design konsep baru proses yang fleksible,
y
y y
Nilai klien : menginginkan ide dan konsep baru Akuisisi dengan cara memberikan service Penahanan dan pengembangan : Memberikan produk dengan ide dan konsep kreatif yang konstan
Innovation y
y
Regulatory and social
fokus pada ide dan konsep baru identifiikas i eksternal
y
komunitas program pada komunitas pendidikan, pemerintah dan non pemerintah
a capable, motivated, and technologically enabled work force Human capital
Learning and growth perpective
y
y y
Latar belakang keahlian yang beraneka ragam dan mendalam. Latar belakang pengetahuan yang beragam dan mendalam Berorientasi pada proses dan kerja sama tim
Information capital
Organization capital y
y
Teknologi virtualisasi
y
y y y
Menghasilkan ide dan konsep baru Mampu untuk memanage transformasi yang dibutuhkan biro dalam mencapai tujuannya Mampu menciptakan kesadaran Memperhatikan kesejahteraan dan kenyamanan Pengatahuan berasal dari luar
Gambar 4.0 - Strong Idea Map Strategy
59
3.11.3 Strong Service Map Strategy Long term share holder value Productivity startegy
Financial Perspective
y
Revenue growth strategy y y
Penambahan dari klien baru Bertambahnya proyek dari klien lama Mengembangkan keuntungan dengan cara meningkatkan jumlah proyek dari klien yang ada.
Mengurangi operasional dan fokus pada management klien
Architecture Firm " Strong service " Type
Customer Perspective
Product / service atribute y y y y
Harga kesepakatan Fokus pada keinginan klien yang terlihat maupun tidak Sangat terbatas ( sesuai dengan market segmen ) Design disesuaikan dengan klien
Relation ship y y
Image
hubungna secara personal perasaan klien : personal
y
Produk yang dapat dipercaya Sangat ahli di bidangnya
y
best total solution to our customer
Internal Perspective
Operations managemetn y
Customer management y
memiliki spesialisasi pada bidang tertentu proses didasarka dengan keinginan klien
y
y
y y
Nilai klien : mengerti apa yang dibutuhkan Akuisisi dengan cara memberikan hubungan klien biro Penahanan: menjaga hubungan Pengembangan : Lebih mengenal apa yang dibutuhkan oleh klien
Innovation y
y
Regulatory and social
fokus pada kebutuhan dan permasalaha n klien di masa kini dan mendapatng indentifikasi : dari klien
y
Komunitas program pada komunitas klien
a capable, motivated, and technologically enabled work force
Learning and growth perpective
Human capital y
y y
Keahlian yang berorientasi dengan management hubungan klien dan biro Pusat customer interaction Partnership dengan klien
Information capital
y y
Pengolahan data tentang klien. Teknologi komunikasi dengan klien
Organization capital y y
y y y
Fokus ke klien Mampu untuk memanage transformasi yang dibutuhkan biro dalam mencapai tujuannya Mampu menciptakan kesadaran Memperhatikan kesejahteraan dan kenyamanan Menggabungkan pengetahuan klien pada pegawi
Gambar 4.1 - Strong Service Map Strategy
3.12
Kesimpulan Di dalam dunia praktek yang memiliki kompleksitas yang sedemikian rupa dan
tuntutan persaingan diantara kompetitor maka kondisi seperti diatas tidak mungkin terjadi. Kondisi seperti diatas hanya terjadi pada kondisi yang sempurna. Pada dunia praktek yang terjadi adalah percampuran dari ketiga perspektif tersebut, dan perbandingan percampuran disesuaikan dengan kondisi masing-masing biro
60