BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi “Sonata Jazz Reggae” merupakan komposisi penggabungan dari dua genre musik yaitu Jazz dan Reggae ysng disusun dalam bentuk Sonata dengan menggunakan harmonisasi dan progresi akor yang tidak mengacu pada musik klasik. Komposisi ini terdiri dari tiga movement yang dimainkan dalam format combo band dengan menggunakan sembilan instrumentasi meliputi; saksofon alto, saksofon tenor, terompet, trombon, vibrafon, keyboard, gitar elektrik, bas elektrik, dan drum. Movement pertama berupa sonata form (A-B-A’) mengunakan tonalitas C mayor dengan tempo 120 bpm. Pada movement ini komposisi lebih menonjolkan gaya musik jazz swing dengan introduksi yang didominasi oleh seksi tiup. Bagian ini terdapat improvisasi pada keyboard dan gitar elektrik yang ditujukan untuk menunjukkan keahlian pemain dalam berimprovisasi. Berbeda dengan nuansa dari movement pertama yang menonjolkan gaya musik jazz, pada movement kedua penikmat musik akan disajikan musik reggae yang santai dan dapat membuat pendengar menggerakkan badan mengikuti iramanya. Bagian ini bebentuk ternary form (A-B-A’) mengunakan tonalitas relative minor dari C mayor, yaitu A minor bertempo lambat 75 bpm dengan tanda sukat 4/4. Instrument gitar dan bas memainkan tema utama dengan teknik unisono (memainkan melodi yang sama pada waktu bersamaan) dan di kembangkan pada seksi tiup dengan teknik repetisi pada tema kedua. Pada bagian ini juga terdapat improvisasi yang dimainkan trombone, saksofon alto, dan drum. Movement ketiga merupakan bagian terakhir dari komposisi sonata jazz reggae. Bagian ini merupakan penggabungan dari genre musik jazz dan reggae dengan bentuk rondo (A - B – A’ - C – A’) yang merupakan pengembangan dari
13
kedua movement sebelumnya. Pada bagian ketiga ini kembali menggunakan tempo cepat 140 bpm yang di dominasi oleh seksi tiup. B. Analisis Komposisi Agar lebih jelas tentang komposisi “Sonata Jazz Reggae” ini, maka akan dipaparkan sebagai berikut; 1. Movement Pertama Movement pertama mengusung genre musik Jazz Swing dengan bentuk Sonata Form (A-B-A’) yang menggunakan sukat 4/4, dengan tonalitas C mayor, dan bertempo 120 bpm dengan swing fill (Gambar 3.1.). Movement ini dibagi menjadi tiga bagian yang berupa intoduksi, eksposisi, pengembangan, dan rekapitulasi.
Gambar 3.1. Swing Feel
a.
Introduksi Movement pertama diawali dengan introduksi dari birama 1-9. Melodi pada intro di mainkan oleh vibrafon (Gambar 3.2.), seksi tiup memecah suara dari melodi introduksi (Gambar 3.3.) menggunakan progresi akor C mayor9- C#9 / D minor7- G7 / E minor7- A 7 / D minor9 - G7 / C mayor9- C#9 / D minor9- G7 / E minor 7- A minor9 / G7- G+7 / C yang dimainkan oleh instrumen keyboard, gitar, bas, dan drum dengan sinkopasi pada birama 1, 2, 5, dan 6 (Gambar 3.4) .
Gambar 3.2. Birama 1-8 tema introduksi vibrafon movement pertama.
14
Gambar 3.3. Seksi tiup memecah suara dari tema intoduksi.
Gambar 3.4. Pola sinkopasi drum pada intro movement pertama.
b.
Eksposisi Pada movement pertama terdapat dua tema yang merupakan tema 1 dan tema 2. Pada tema 1 melodi utama dimainkan solo vibrafon mulai dari birama 9 – 24 (Gambar 3.5.) dengan ritme swing pada dram dipadu bas memainkan gaya walking bass (Gambar 3.6.), dimainkan dengan tonalitas C mayor dan pada birama 24 penulis terinspirasi dari lagu “Didadaku Ada Kamu” yang di populerkan oleh Vina Panduwinata (Gambar 3.7.). Sebelum menuju tema 2, terdapat transisi dari birama 25 ketukan kedua sampai birama 33 ketukan kedua setelah tema 1 selesai dengan
15
melodi yang dimainkan oleh seksi tiup. Saksofon tenor memegang melodi utama pada transisi sedangkan saksofon alto, terompet, dan trombon memecah suara dengan tujuan mendapatkan hasil suara yang lebar dengan iringan akor C mayor 9 – C# mayor 9 dan diakiri akor dominan 7 (V7) dari Eb mayor yaitu Bb 7 yang bertujuan untuk berpindah tonalitas dari C mayor berganti tonalitas Eb Mayor untuk menuju tema 2. Pada tema 2 ini dapat dikatakan sebagai bagian reffrain dari keseluruhan lagu. Pada bagian ini terjadi perubahan tonalitas dimana sebelumnya menggunakan tonalitas C mayor berubah menjadi Eb mayor yang dimulai akor subdominant (IV) dari Eb Mayor yaitu Ab Mayor. Pada bagian ini melodi utama dimainkan oleh instrumen saksofon tenor pada birama 33 ketukan kedua sampai birama 41 ketukan kedua. Sedangkan saksofon alto, terompet, dan trombone berperan sebagai filler mengisi kekosongan saat nada panjang pada tema 2 (Gambar 3.8.). Kemudian disambung solo terompet pada birama 41 ketukan ketiga sampai birama 49 diakhiri melodi transisi untuk beralih pada bagian development (pengembangan) yang dimainkan saksofon alto dan tenor pada birama 50 (Gambar 3.9).
Gambar 3.5. Tema 1 bagian eksposisi dimainkan vibrafon
16
Gambar 3.6. Ritme swing pada drum dan gaya walking bass pada bas elektrik
Gambar 3.7. Motif melodi “Didadaku Ada Kamu” pada birama 24
Gambar 3.8. Bagian tema 2 pada movement pertama
17
Gambar 3.9. Pola melodi transisi pada birama 50 untuk jembatan dari eksposisi ke development (pengembangan).
c.
Development (pengembangan) Bagian ini merupakan bagian pengembang yang berupa improvisasi pada instrument keyboard dan gitar. Improvisasi ini bertujuan untuk memunculkan karakter dari musik jazz serta menunjukan ketrampilan pemain dalam memainkan instrumen. Pada bagian pengembangan ini menggunakan progresi akor yang sama dari tema 1 dalam bagian eksposisi tetapi berubah tonalitas menjadi akor G mayor pada improvisasi keyboard dari birama 51 sampai birama 66 dan terdapat transisi pada birama 67 untuk berpindah tonalitas menjadi A mayor yang diisi improvisasi pada gitar dari birama 68 sampai birama 83 dan tersisip transisi dari birama 82 sampai birama 84 ketukan pertama untuk perpindahan ke bagian rekapitulasi yang di perkuat oleh seksi tiup (gambar 3.10.).
Gambar 3.10. Transisi pada development ke rekapitulasi birama 82 – 84/1.
18
d.
Rekapitulasi (pengulangan) Bagian ini merupakan bagian pengulangan dari bagian eksposisi yang berisi tema 1 dan tema 2 dimana pada eksposisi tema 2 yang dimainkan pada tonalitas Eb mayor berubah menjadi C mayor dan di akhiri dengan coda yang dimainkan pada vibrafon memainkan nada kromatis dan di repetisi oleh seksi tiup dengan selisih satu ketukan.(Gambar 3.11.)
Gambar 3.11. Pola melodi pada coda diakhiri dengan perfect cadence V ke I
2. Movemen kedua Movement kedua mengusung genre reggae dengan bentuk ternary (A-BA’) mengunakan sukat 4/4 dengan tonalitas relatif minor dari C mayor yaitu A minor dan bertempo lebih lambat dari movement pertama yaitu 75 bpm. Pada bagian ini penulis tidak menggunakan modulasi (berpindah tonalitas) seperti pada movement pertama dengan tujuan agar genre reggae lebih terasa. a.
Introduksi (birama 1- 3) Pada bagian ini merupakan bentuk pembuka dari movement kedua yang berisi nada – nada yang dimainkan secara bersama – sama dengan dinamika forte, pada seksi tiup memecah suara membentuk akor A minor dan G7 dibuka dengan fill in pada drum.(Gambar 3.12.)
19
Gambar 3.12. Intro pada movement kedua
b.
Bagian A Bagian ini secara keseluruhan dibagi menjadi 2 yaitu tema 1 dan tema 2 yang di ulang pada setiap temanya. Pada tema 1 dimainkan pada gitar dan bas yang dimainkan secara unisono pada birama 3 pada ketukan 4 up beat – 7/2 (Gambar3.13.) pada birama 7 memakai sukat 9/8 dengan tujuan menampilkan efek delay pada keyboard dan drum secara manual dengan dinamika decrescendo diakhiri Forte (Gambar 3.14.). Pada pengulangan tema 1 tema utama dimainkan oleh instrument saksofon alto pada suara satu, saksofon tenor pada suara dua, terompet dan trombone memainkan filler dengan cara merepetisi dari motif tema dan di akhiri dengan unisono.(Gambar 3.15.) pola ritme drum dan bas mengunakan pola ritme reggae (Gambar 3.16). Pada tema 2 merupakan pengembangan dari motif tema 1 yang di mainkan pada saksofon alto dan direpetisi pada saksofon tenor, terompet, dan trombone yang dimulai akor subdominant dari C mayor yaitu F mayor (Gambar 3.17.). Pada pengulangan tema 2 ada perubahan pada akir dari tema 2 dan terjadi pengembangan pada permainan gitar. Setelah tema 2 selesai terdapat transisi pada birama 19 sampai birama 20
20
untuk menjembatani perpindahan dari bagian A ke bagian B.(Gambar 3.18)
Gambar 3.13. Tema 1 pada bagian A pada movement kedua dimainkan gitar dan bas secara unison
Gambar 3.14. Pola ritme efek delay tema 1 bagian A pada movement kedua.
Gambar 3.15. Pengulangan tema 1 dimainkan seksi tiup.
21
Gambar 3.16. Ritme gaya reggae pada drum dan bas.
Gambar 3.17. Pola tema 2 merupakan pengembangan motif dari tema 1 pada movement kedua.
Gambar 3.18. Transisi untuk menjembatani perpindahan dari bagian A
22
ke bagian B.
c.
Bagian B Bagian ini merupakan interlude yang berisikan improvisasi pada instrument trombone, saksofon alto, dan drum. Pada improvisasi untuk instrument trombone menggunakan progresi akor dari tema 1 bagian A, improvisasi untuk saksofon alto mengunakan progresi akor dari tema 2 bagian A, dan drum merupakan pengembangan dari intro dan tema 1 pada bagian A diakiri dengan transisi yang dimainkan pada seksi tiup dengan sekwensi selisih satu birama.(Gambar 3.19.)
Gambar 3.19. Transisi yang menjembatani bagian B menuju bagian A’
d.
Bagian A’ Pada bagian ini merupakan bagian terakhir dari movement kedua dan merupakan pengulangan dari bagian A tetapi mengalami perubahan pada beat drum dan seksi pengiring diakhiri dengan coda yang diambil dari bagian solo drum dengan seksi tiup memainkan filler untuk menaikkan dinamika suasana pada movement kedua.
23
3.
Movement ketiga Bagian ini adalah bagian terakir dari komposisi “Sonata Jazz Reggae” yang merupakan penggabungan dari genre musik Jazz dan Reggae dengan bentuk rondo (A - B – A’ - C – A’) mengunakan sukat 4/4 dengan tonalitas C mayor. Bagian A masih meonjolkan genre jazz dengan maksud agar pendengar masih dapat menikmati nuansa jazz setelah mendengarkan movement kedua. Mulai pada bagian B merupakan penggabungan antara genre jazz dan reggae. a.
Introduksi Bagian ini merupakan pengembangan dari tema 1 pada movement pertama dengan menggunakan melodi yang berbeda tetapi terdapat progresi akor yang hampir sama pada tema 1 pada movement pertama yang dimulai dari birama 1 pada ketukan 3 up beat sampai birama 10. Birama 11 merupakan melodi transisi yang dimainkan vibrafon untuk jembatan menuju Bagian A.
b.
Bagian A Bagian ini merupakan pengembangan dari tema 1 pada movement pertama dengan mengunakan tonalitas C mayor.
Dalam
sonata, bagian rondo dikatakan sebagai bagian rekapitulasi dari movement pertama maka pada bagian ini ada beberapa motif melodi dan ritme yang diadopsi dari tema 1 pada movement pertama di birama 12, 14, 19, dan 25 (gambar 3.20). Tema utama pada bagian A ini dimainkan oleh instrument vibrafon. Pada birama 27 merupakan melodi transisi yang dimainkan oleh saksofon alto dan tenor dengan mengadopsi melodi transisi pada movement pertama untuk menuju Bagian B.
24
Gambar 3.20. Melodi tema 1 movement ketiga c.
Bagian B Bagian ini dapat dikatakan sebagai reffrain pada movement ketiga yang merupakan pengabungan dari genre musik Jazz dan Reggae. Genre tersebut dapat dirasakan pada permainan instrumen drum yang merupakan penggabungan gaya swing dan reggae yang diperkuat oleh permainan bass dan gitar dengan gaya musik reggae. Sedangkan pada keyboard menggunakan gaya permainan musik jazz dengan improvisasi kecil (Gambar 3.21.). Tema 1 pada bagian ini dimainkan saksofon tenor dan tema 2 dimainkan terompet seperti tema 2 pada movement pertama tetapi mengunakan tema baru dengan progresi akor yang berbeda dari tema 2 pada movement pertama. Pada tema 1 Bagian B di mainkan saksofon tenor, vibrafon dan seksi tiup yang berperan sebagai filler dan merepetisi motif dari bagian tema 1. Pada birama 29 vibrafon merepetisi motif melodi birama 28 (Gambar 3.22.). Pada birama 33 ketukan 4 up beat saksofon alto memainkan suara dua dari tema 1 dan disusul vibrafon pada birama 35 ketukan 3 up beat memainkan melodi unison bersama dengan saksofon tenor dengan tujuan memperkuat melodi utama sedangkan terompet dan trombone berperan sebagai filler. Pada birama 41 saksofon alto, terompet, dan trombone merepetisi motif melodi birama 40 dengan memecah suara (Gambar 3.23.).
25
Memasuki tema 2 pada birama 43 ketukan ketiga melodi utama dimainkan terompet dan diperkuat oleh vibrafon dengan cara bermain secara unison . pada bagian ini saksofon alto, saksofon tenor, dan trombone berperan sebagai filler.
Gambar 3.21. Seksi iringan pada bagian B movement ketiga.
Gambar 3.22. Vibrafon merepetisi motif melodi dari saksofon tenor birama 28 pada birama 29.
26
Gambar 3.23. Seksi tiup pada bagian B movement ketiga.
d.
Bagian A’ Bagian ini merupakan pengulangan dari bagian A tetapi mengalami sedikit perubahan. Bagian A1 diawali dengan sinkopasi pada tema dan seksi tiup berperan sebagai filler (Gambar 3.24.). Ritme drum pada bagian ini memakai ritme drum pada Bagian B. Pada bagian ini terdapat transisi dengan progresi akor C mayor 9 – B dim – E7 untuk menjembatani perpindahan dari bagian A1 ke bagian C.
Gambar 3.24. Sinkopasi pada bagian A’ birama 53.
27
e.
Bagian C Bagian ini merupakan episode dan tema yang biasanya disebut sebagai interlude dan bridge dikarenakan pada bagian ini diawali dengan improvisasi pada saksofon alto dengan tonalitas A minor yang kental dengan nuansa reggae tetapi tidak meninggalkan nuansa jazz. Episode dimulai dari birama 68 ketukan ke tiga sampai 84 yang berisikan improvisasi pada saksofon dengan progresi akor A minor 9 – G 13 – F mayor 9 (#11). Melodi utama tema pada bagian ini dimainkan terompet dan trombon secara unison. Saksofon alto dan tenor memainkan suara dua dari melodi utama pada frase tanya. Pada frase jawab saksofon alto memainkan suara tiga dari melodi utama yang ditujukan untuk membuat efek suara yang lebar. Pada akhir frase jawab seksi tiup bermain unison di birama 96 ketukan ketiga sampai 98 ketukan ketiga dan di pecah kembali pada birama 98 ketukan ke empat menuju transisi pada birama 99 sampai birama 100 untuk jembatan menuju Bagian A2.
f.
Bagian A’ Bagian ini adalah bagian akhir dari movement ketiga yang merupakan pengulangan dari bagian A pada movement ketiga. Pada bagian ini diawali dengan sinkopasi dengan ritme drum dan gitar memakai ritme dari nagian B. Pada bagian ini seksi tiup berperan sebagai filler. Pada birama 111 saksofon tenor bermain unison dengan vibrafon untuk memperkuat melodi utama sedangkan sksofon alto memainkan suara dua dari melodi utama, terompet dan trombon berperan sebagai filler. Bagian ini diakhiri dengan coda yang menggunakan pentatonik blues C minor secara unison.
28