III
BAB III ANALISIS DAN PEMBUATAN METODOLOGI
Pada bab ini dilakukan pembuatan metodologi untuk pembangunan dashboard. Metodologi difokuskan pada tahap identifikasi kebutuhan, perencanaan, dan perancangan prototype. Pembahasan dimulai dari prinsip pembangunan dashboard, yang digunakan sebagai landasan dalam membuat metodologi. Prinsip pembangunan dashboard ini dirumuskan berdasarkan hasil kajian literatur seperti yang telah dibahas pada sub bab II.1. Pada bagian selanjutnya, dilakukan pembahasan mengenai hasil analisis terhadap beberapa metodologi pembangunan dashboard yang dikembangkan oleh vendor PureShare, Noetix, dan BrightPoint. Hasil analisis dipadukan dengan prinsip pembangunan dashboard dan digunakan sebagai dasar dalam membuat kerangka berpikir metodologi pembangunan dashboard. Kerangka berpikir ini selanjutnya digunakan sebagai landasan dalam membuat metodologi pembangunan dashboard. III.1 Prinsip Pembangunan Dashboard Pada sub bab II.1, telah dibahas konsep dasar mengenai dashboard yaitu definisi, jenis, dan karakteristik dashboard. Dari definisi dan karakteristik tersebut, dapat diambil beberapa prinsip mendasar yang digunakan sebagai landasan dalam membuat metodologi pembangunan dashboard. Prinsip-prinsip tersebut adalah dashboard: 1. Menyajikan informasi mengenai KPI dengan tujuan spesifik. 2. Mensinergikan informasi dari berbagai aspek dalam layar tunggal. 3. Merupakan alat yang responsif dan interaktif dengan penggunanya, terutama dengan adanya fasilitas alert yang memberikan kewaspadaan terhadap hal-hal kritis. Alert pada dashboard dibangkitkan berdasarkan threshold yang telah ditetapkan. 4. Memungkinkan tiga hal sekaligus yaitu analisis kondisi sebelumnya, monitoring kondisi saat ini, dan memprediksi trend kedepan. 5. Memiliki faktor personalisasi. Setiap bagian dalam organisasi memiliki dashboardnya sendiri. Sebuah dashboard tidak mungkin digunakan oleh seluruh bagian dalam organisasi.
27
28
6. Memungkinkan kolaborasi dan komunikasi antar bagian dalam organisasi. Komunikasi dan kolaborasi antar pengguna dashboard dilakukan melalui mekanisme alert dan pelaporan. Keenam prinsip tersebut digunakan sebagai dasar dalam membuat metodologi pembangunan dashboard. III.2 Analisis Referensi Metodologi Pembangunan Dashboard Pada sub bab II.5, telah dibahas dua pendekatan yang digunakan dalam pembangunan dashboard. Pada kasus pembangunan dashboard, pendekatan usercentric memiliki keunggulan dibandingkan dengan pendekatan data-centric, karena memberikan fokus pada upaya pemenuhan kebutuhan pengguna (8). Pendekatan user-centric dalam pembangunan dashboard, dilakukan melalui pembuatan prototype. Pembangunan prototype difokuskan pada perancangan desain antar muka yang efektif dan fungsional, sesuai dengan kebutuhan dan selera pengguna. Faktor desain merupakan bagian yang penting, karena dashboard adalah alat yang mengandalkan kemampuan visual manusia dalam memahami informasi yang disajikan. Perancangan model dan struktur data diletakkan pada posisi kedua, setelah prototype dianggap telah sesuai dengan kebutuhan pengguna (8). Dengan demikian model data dan struktur data yang dihasilkan lebih stabil, dan tidak terlalu sering mengalami perubahan. Pendekatan user-centric digunakan oleh banyak vendor dalam pembangunan dashboard. Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab II.6, metodologi yang dikembangkan oleh PureShare, Noetix, dan BrightPoint memanfaatkan prototype dalam pembangunan dashboard (16)(12)(5). Prototype digunakan sebagai “alat” untuk mengetahui kesesuaian antara keinginan pengguna dengan rancangan sistem, sebelum sistem tersebut diimplementasikan secara nyata. Garis besar aktifitas yang dilakukan pada setiap tahap pembangunan dashboard dari masingmasing metodologi tersebut, dapat dilihat pada tabel III.1.
29
Tabel III.1. Matrik Metodologi PureShare, Noetix, dan BrightPoint Metodologi
PureShare
Noetix
BrightPoint
Metodologi Baru
Tahap Pengembangan Identifikasi kebutuhan
- Identifikasi kebutuhan pengguna. - Identifikasi KRA. - Identifikasi KPI untuk setiap KRA. - Pengelompokan KPI sebagai alert, monitor, atau tren.
-
Perencanaan
- Membuat model hierarkhi dasboard. - Analisis sistem, data, dan sumber data.
- Identifikasi sumber data, threshold untuk tiap KPI.
Perancangan
- Membuat draft layout dashboard. - Pengembangan query. - Pembangunan prototype.
- Pembuatan prototype. - Review prototype. - Memperhalus desain antar muka dan aliran kontrol. - Memastikan sumber data. - Mendefinisikan query. - Menentukan jalur drill-down.
Perencanaan proyek. Menentukan lingkup proyek. Identifikasi KPI. Identifikasi kebutuhan pengguna.
- Identifikasi kebutuhan pengguna. - Mendefinisikan ukuran dan KPI.
- Identifikasi sumber data, jenis data, rentang nilai, dan ukuran. - Membuat katalog data.
- Membangun prototype dashboard. - Merancang navigasi, sistem menu, dan jalur drill-down. - Merancang query dan transformasi logik untuk mengubah data sumber menjadi informasi pada dashboard.
- Identifikasi high-level scenario dashboard. - Identifikasi KPI organisasi. - Identifikasi jenis dahboard dan kelompok. - Identifikasi kebutuhan bisnis pengguna. - Identifikasi KPI dashboard. - Analisis Meta-informasi - Perencanaan fungsionalitas dashboard. - Analisis konten dan hierarkhi informasi. - Perencanaan hierarkhi komunikasi pengguna. - Perancangan desain dan layout dashboard. - Perancangan mekanisme komunikasi. - Perancangan kontrol navigasi. - Review dan perbaikan prototype.
30
Lanjutan Tabel III.1. Matrik Metodologi PureShare, Noetix, dan BrightPoint - Review prototype. - Menentukan threshold dan alert. - Implementasi dashboard. - Security, usability, integrasi sistem. - Pengujian sistem.
- Implementasi front-end. - Implementasi query. - Menentukan jadwal konfigurasi. - Kemanan dashboard. - Validasi dashboard.
- Mengintegrasikan data sumber. - Melakukan proses ETL. - Implementasi dashboard(mengintegrasikan desain prototype dengan data). - Security, scalability dan kinerja sistem. - Pengujian sistem.
Deployment
- Penerapan ke lingkungan operasionalnya. - Sosialisasi dashboard. - Pelatihan pengguna.
- Penerapan ke lingkungan operasionalnya. - Kemanan dan integrasi dengan lingkungan sistem operasionalnya.
- Membuat dokumen solusi, termasuk rencana deployment dan maintenance. - Penerapan ke lingkungan operasionalnya. - Sosialisasi dashboard. - Pelatihan pengguna.
Pemeliharaan
- Perbaikan dan pemeliharaan terus menerus agar dashboard dapat beradaptasi dengan perubahan bisnis dan organisasi. - Pembangunan dashboard di berbagai area organisasi.
Perbaikan dan pemeliharaan terus-menerus untuk menjamin agar dashboard sesuai dengan kebutuhan bisnis organisasi.
- Review rencana maintenance dengan pengguna. - Perbaikan dan pemeliharaan sistem, - Back-up dan tuning sistem.
Implementasi Validasi
dan
- Implementasi prototype. - Integrasi dengan data sumber. - Penerapan kontrol security. - Validasi dan pengujian sistem.
- Penerapan ke lingkungan operasionalnya. - Integrasi sistem dengan lingkungan operasionalnya. - Sosialisasi dan pelatihan penggunaan dashboard. - Pemeliharaan dan perbaikan dashboard agar tetap sesuai dengan kebutuhan bisnis dan organisasi.
31
Ketiga metodologi mengandung elemen-elemen kunci yang diperlukan dalam pembangunan dashboard, mulai dari pengumpulan meta-informasi, penilaian pengguna dashboard, dan penyajian informasi. Namun, ketiga metodologi tersebut memberikan fokus perhatian dan penekanan yang berbeda dalam pengembangan dashboard, seperti yang terlihat pada tabel III.2. Metodologi yang dikembangkan oleh PureShare memberikan penekanan pada kesesuaian antara tujuan bisnis dengan kebutuhan teknologi organisasi. Perancangan sistem dilakukan dengan pendekatan top-down yang memberikan fokus pada pemenuhan kebutuhan bisnis dan pengguna. Sedangkan tahap implementasi dilakukan dengan pendekatan bottom-up (16). Noetix membuat metodologi dengan berusaha menyeimbangkan antara kebutuhan pengguna dengan kemampuan developer (12). Identifikasi kebutuhan pengguna dilakukan setelah menentukan lingkup proyek dan KPI. Kebutuhan pengguna harus disesuaikan dengan lingkup proyek dan KPI yang telah ditentukan sebelumnya. Metodologi Noetix juga memberikan fokus pada siklus hidup proyek dan manajemen proyek pengembangan dashboard. Metodologi yang dikembangkan oleh BrightPoint, memberikan fokus pada pembuatan dokumentasi, mulai dari katalog data sampai dengan pembuatan dokumen rencana deployment dan maintenance (5). Pembuatan dokumentasi bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam melakukan proses pemeliharaan dan perbaikan dashboard yang telah dimilikinya. Tabel III.2. Perbedaan Metodologi PureShare, Noetix, dan BrightPoint PureShare - Mementingkan kebutuhan pengguna. - Perencanaan dengan pendekatan top-down. - Implementasi dengan pendekatan bottom-up.
Noetix
- Menyeimbangkan kebutuhan pengguna dengan kemampuan developer. - Memperhatikan siklus hidup proyek.
BrightPoint -
Fokus pada dokumentasi agar pengguna mudah dalam melakukan maintenance.
32
Metodologi yang dikembangkan oleh PureShare, Noetix, dan BrightPoint tidak menjelaskan secara detail tahapan yang dilakukan dalam pembangunan dashboard. Metodologi juga tidak memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk menjamin agar KPI yang disajikan pada dashboard sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperlukan sebuah metodologi yang menjelaskan secara detail tahapan dalam pembangunan dashboard, beserta dengan kakas yang digunakan pada setiap tahapan. Metodologi yang dbuat pada tesis ini mengadopsi pendekatan user-centric, untuk membangun desain antar muka dashboard yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Metodologi difokuskan pada tahap identifikasi kebutuhan data/informasi, perencanaan, dan perancangan prototype dashboard. III.3 Pembuatan Kerangka Berpikir Metodologi Pembangunan Dashboard Pada bagian ini dibahas mengenai kerangka berpikir yang menjadi landasan dalam membuat metodologi pembangunan dashboard. Kerangka berpikir ini merupakan kerangka umum yang dapat digunakan untuk pembangunan dashboard
pada
berbagai level manajemen. Kerangka berpikir juga dapat digunakan untuk membuat sistem dashboard, yaitu kumpulan dashboard yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bisnis dalam lingkup tertentu. Kerangka berpikir metodologi pembangunan dashboard dibuat dengan memperhatikan hasil kajian dari sub-bab sebelumnya. Prinsip-prinsip pembangunan dashboard menunjukkan bahwa ada 3(tiga) aspek utama yang harus dipenuhi oleh sebuah dashboard, yaitu data/informasi, personalisasi, dan kolaborasi dashboard. Aspek data/informasi sangat penting mengingat bahwa dashboard hanya menyajikan informasi mengenai KPI yang relevan. Keterbatasan tempat untuk menyajikan informasi dalam layar tunggal dan banyaknya fungsi yang diinginkan dalam sebuah dashboard menyebabkan aspek pemilihan data/informasi merupakan hal yang sangat penting.
33
Aspek personalisasi dashboard berkaitan dengan masalah keamanan dan kerahasiaan informasi yang disajikan. Dashboard hanya menyampaikan informasi yang relevan, kepada pihak-pihak yang memiliki otoritas terhadap informasi tersebut. Aspek personalisasi juga menyangkut desain dashboard untuk setiap pengguna. Aspek kolaborasi digunakan untuk memenuhi prinsip bahwa dashboard merupakan alat yang responsif, yang dapat berinteraksi dengan penggunanya, dan memungkinkan komunikasi antar pengguna. Aspek kolaborasi dalam sebuah dashboard berkaitan dengan 2(dua) hal utama, yaitu mekanisme alert dan pelaporan kinerja. Ketiga aspek tersebut digunakan sebagai dasar dalam membuat kerangka berpikir metodologi pembangunan dashboard, dengan memetakan setiap aspek ke dalam tahapan pengembangan sistem perangkat lunak. Kerangka berpikir metodologi pembangunan dashboard dapat dilihat pada gambar III.1. Aspek
Data/Informasi
Personalisasi
Kolaborasi
Identifikasi kebutuhan data dan informasi.
Identifikasi jenis dashboard dan kelompok pengguna. Perencanaan fungsionalitas dashboard.
Identifikasi abstraksi skenario(high level scenario) dashboard. Perencanaan hierarkhi komunikasi pengguna.
Perancangan desain dan layout dashboard.
Perancangan mekanisme komunikasi dan navigasi.
Tahap
Identifikasi kebutuhan Perencanaan
Perancangan prototype Review Prototype Implementasi dashboard Deployment Maintenance
- Analisis metainformasi dan konten informasi. - Perbaikan sumber data. Perancangan konten informasi dashboard.
Review dan perbaikan prototype - Implementasi prototype. - Integrasi dengan data sumber. - Penerapan kontrol security. - Validasi dan pengujian sistem. - Penerapan ke lingkungan operasionalnya. - Integrasi sistem dengan lingkungan operasionalnya. - Sosialisasi dan pelatihan penggunaan dashboard. Pemeliharaan dan perbaikan dashboard agar tetap sesuai dengan kebutuhan bisnis dan organisasi
Gambar III.1. Kerangka Berpikir Metodologi Pembangunan Dashboard
34
Pembahasan
metodologi
difokuskan
pada
tahap
identifikasi
kebutuhan,
perencanaan, dan perancangan prototype. Pada tahap identifikasi kebutuhan, aspek data/informasi berkaitan dengan aktifitas identifikasi kebutuhan bisnis pengguna sampai dengan pemilihan KPI untuk setiap jenis dashboard. Aspek personalisasi
berkaitan dengan aktifitas identifikasi jenis dashboard dan
kelompok pengguna dashboard. Identifikasi kelompok pengguna dilakukan dengan tujuan untuk merencanakan otorisasi dan hak akses untuk setiap pengguna. Aspek kolaborasi berkaitan dengan aktifitas untuk identifikasi highlevel scenario pembangunan dashboard, yaitu tujuan, lingkup pengembangan, dan skenario informasi yang akan disajikan pada dashboard. Pada tahap perencanaan, aspek data dan informasi berkaitan dengan aktifitas analisis meta-informasi untuk setiap KPI yang telah teridentifikasi. Metainformasi KPI menyangkut sumber data, granularitas, ukuran, perhitungan, threshold, dan alert yang digunakan. Analisis meta-informasi dilakukan bersamaan dengan aktifitas perbaikan sistem dan sumber data KPI. Aktifitas perbaikan sumber data merupakan lingkup di luar bahasan topik tesis. Aspek personalisasi menyangkut aktifitas perencanaan fungsionalitas untuk setiap jenis dashboard, sesuai dengan kebutuhan dan peran pengguna dalam organisasi. Aspek kolaborasi menyangkut aktifitas untuk merencanakan jalur komunikasi antar pengguna. Pada tahap perancangan prototype, aspek data/informasi fokus pada penentuan konten dan keterhubungan informasi yang disajikan dalam dashboard. Aspek personalisasi menyangkut upaya perancangan desain dan layout dashboard, sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing kelompok pengguna. Sedangkan aspek kolaborasi menyangkut perancangan mekanisme komunikasi antar pengguna dan kontrol navigasi yang digunakan. Kerangka berpikir yang telah dibuat selanjutnya digunakan untuk membuat metodologi
pembangunan
dashboard.
Metodologi
menjelaskan
tahapan
pembangunan dashboard secara runtun, beserta dengan masukan yang diperlukan, proses yang dikerjakan, keluaran yang dihasilkan, dan kakas yang digunakan.
35
III.4 Pembuatan Metodologi Pembangunan Dashboard Pada bagian ini akan diusulkan metodologi pembangunan dashboard, yang memberikan fokus pada tahap identifikasi kebutuhan, perencanaan, dan perancangan prototype. Pembuatan metodologi didasarkan pada kerangka berpikir yang telah dibahas sebelumnya. Dari kerangka berpikir tersebut, dapat diidentifikasi aktifitas-aktifitas yang diperlukan untuk pembangunan dashboard. Selanjutnya, aktifitas-aktifitas tersebut dihubungkan untuk melihat keterkaitan antara satu aktifitas dengan aktifitas lainnya. Keterhubungan antar aktifitas membentuk
tahapan-tahapan,
yang
menjadi
sebuah
metodologi
dalam
pembangunan dashboard. Metodologi pembangunan dashboard yang diusulkan dapat dilihat pada gambar III.2. Metodologi pembangunan dashboard memiliki 7(tujuh) tahapan utama, sesuai dengan tahapan dalam pengembangan sistem perangkat lunak, yaitu identifikasi kebutuhan, perencanaan, perancangan prototype, review prototype, implementasi, deployment, dan maintenance. Pada tesis ini hanya dibahas tiga tahapan yang pertama, yaitu identifikasi kebutuhan, perencanaan, dan perancangan prototype. III.4.1 Identifikasi Kebutuhan Identifikasi kebutuhan untuk pembangunan dashboard dilakukan dengan pendekatan top-down. Dimulai dari identifikasi high-level scenario dashboard untuk mendapatkan gambaran umum skenario informasi yang ingin disajikan melalui dashboard. Dari high-level scenario, selanjutnya diidentifikasi kebutuhan data/informasi secara detail, sampai didapatkan KPI untuk setiap jenis dashboard. Identifikasi kebutuhan data/informasi dilakukan melalui 2 cara yang dapat dilakukan secara bersamaan, yaitu dengan identifikasi KPI organisasi yang berada dalam lingkup pembangunan dashboard, dan identifikasi kebutuhan data dari tiap kelompok pengguna dashboard. Hal ini dikarenakan tidak semua KPI organisasi disajikan pada dashboard. Dashboard hanya menyajikan KPI yang mendukung kebutuhan pengguna dalam membuat keputusan atau tindakan bisnis. Proses identifikasi kebutuhan terdiri dari 5(lima) tahap yaitu identifikasi high-level scenario dashboard, identifikasi KPI organisasi, identifikasi jenis dashboard dan kelompok pengguna, serta identifikasi KPI untuk setiap jenis dashoard.
36
Identifikasi kebutuhan
Identifikasi high-level scenario dashboard
Identifikasi jenis dashboard dan kelompok pengguna
Identifikasi KPI organisasi
Identifikasi kebutuhan bisnis tiap pengguna
Identifikasi KPI tiap dashboard
Perencanaan Analisis metainformasi KPI
Perencanaan fungsionalitas dashboard Perencanaan hierarkhi komunikasi pengguna
Analisis konten dan hierarkhi informasi
Perancangan prototype
Perancangan desain dan layout
Perancangan mekanisme komunikasi
Perancangan kontrol navigasi
Review Prototype
Implementasi Dashboard Deployment Maintenance
Review dan perbaikan -
Implementasi prototype. Integrasi dengan data sumber. Penerapan kontrol security. Validasi dan pengujian sistem. Penerapan ke lingkungan operasionalnya. Integrasi sistem dengan lingkungan operasionalnya. Sosialisasi dan pelatihan penggunaan dashboard.
Pemeliharaan dan perbaikan dashboard agar tetap sesuai dengan kebutuhan bisnis dan organisasi
Gambar III.2. Metodologi Pembangunan Dashboard
37
III.4.1.1 Identifikasi High-Level Scenario Dashboard Identifikasi high-level scenario dashboard merupakan tahap awal yang dilakukan dalam proses pembangunan dashboard.
Rincian tahap identifikasi high-level
scenario dashboard dapat dilihat pada tabel III.3. Tabel III.3. Rincian Tahap Identifikasi High-Level Scenario Masukan Proses
Keluaran Pihak yang terlibat Waktu pelaksanaan Kakas
Wawancara dengan pihak pimpinan atau penanggung jawab pembangunan dashboard di organisai. Isi wawancara mengenai tujuan dan lingkup pembangunan dashboard, serta gambaran scenario informasi yang akan disajikan Deskripsi high-level scenario dashboard. - Pengembang dashboard - Pimpinan atau penanggung jawab di organisasi Pada awal tahap identifikasi kebutuhan. -
Identifikasi dilakukan melalui wawancara dengan pihak pengguna untuk mendapatkan gambaran umum mengenai dashboard yang ingin dibangun, meliputi tujuan, lingkup, dan gambaran skenario penyajian informasi. Wawancara dilakukan terhadap pimpinan atau orang yang memiliki tanggung jawab tertinggi dalam upaya pengembangan dashboard di lingkungan pengguna. Tahap ini menghasilkan deskripsi high-level scenario dashboard yang akan digunakan sebagai dasar dalam tahap identifikasi kebutuhan berikutnya. III.4.1.2 Identifikasi KPI Organisasi Identifikasi KPI organisasi melibatkan pimpinan dari pihak pengguna. Identifikasi bertujuan untuk mendapatkan KPI organisasi yang berkaitan dengan proses bisnis dalam lingkup pembangunan dashboard. Rincian tahap identifikasi KPI organisasi dapat dilihat pada tabel III.4. Identifikasi dimulai dengan mengkaji dokumen-dokumen yang ada, seperti dokumen strategis organisasi, laporan adhoc, dan laporan reguler. Dari dokumen tersebut, dilakukan identifikasi tujuan-tujuan strategis dari proses bisnis yang dijalankan. Untuk setiap tujuan diturunkan Critical Success Factor(CSF) yaitu faktor-faktor penting yang menentukan kesuksesan atau kegagalan dari suatu
38
proses atau aktifitas. Pada strategic dashboard, CSF dapat diturunkan dengan menggunakan kerangka kerja Balance Score Card(BSC). Tabel III.4 Rincian Tahap Identifikasi KPI Organisasi Masukan Proses
Keluaran Pihak yang terlibat
Waktu pelaksanaan Kakas
Deskripsi high-level scenario dashboard. - Review dokumen-dokumen strategis pada lingkup dashboard. - Identifikasi tujuan strategis. - Identifikasi Critical Success Factor(CSF). - Identifikasi KPI untuk tiap CSF. - Identifikasi penanggung jawab setiap KPI. Dokumen KPI organisasi. - Pengembang dashboard - Analis bisnis - Pimpinan atau penanggung jawab di organisasi Setelah identifikasi high-level scenario dashboard. Dokumen strategis organisasi, laporan adhoc, laporan reguler
Proses berikutnya adalah identifikasi KPI untuk setiap CSF yang ada. KPI pada dasarnya adalah indikator yang digunakan mengukur proses, sedangkan CSF adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan dari sebuah proses. Jadi bisa dikatakan bahwa KPI adalah indikator untuk mengukur CSF. Berdasarkan praktik terbaik dalam mengembangkan KPI (15), sebuah organisasi sebaiknya memiliki tidak lebih dari 10 KPI. III.4.1.3 Identifikasi Jenis Dashboard dan Kelompok Pengguna Identifikasi jenis dashboard dan kelompok pengguna dapat dilakukan bersamaan dengan identifikasi KPI organisasi. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui jenis dashboard yang diperlukan oleh organisasi, dan pihak-pihak yang akan menggunakan dashboard tersebut. Rincian tahap identifikasi kelompok dashboard dan pengguna dapat dilihat pada tabel III.5. Identifikasi kelompok dashboard dan pengguna dimulai dengan mereview dokumen struktur organisasi dan pelaporan, serta melakukan wawancara dengan pihak pimpinan. Selanjutnya, hasil identifikasi kelompok pengguna dipetakan dengan setiap jenis dashboard yang ada untuk menentuan otorisasi dari masingmasing pengguna dashboard.
39
Tabel III.5. Rincian Tahap Identifikasi Jenis Dashboard dan Kelompok Pengguna Masukan Proses
Keluaran Pihak yang terlibat Waktu pelaksanaan Kakas
Deskripsi high-level scenario dashboard. - Review dokumen struktur organisasi, dokumen pelaporan dan pertanggung jawaban. - Wawancara dengan pihak pimpinan atau penanggung jawab pembangunan dashboard. - Identifikasi kelompok dan hierarkhi dashboard. - Identifikasi kelompok dan hierarkhi pengguna. - Menentukan otorisasi pengguna dashboard. - Dokumen hierarkhi dashboard dan kelompok penggguna. - Dokumen otorisasi pengguna dashboard. - Pengembang dashboard. - Pimpinan atau penanggung jawab di organisasi. Setelah identifikasi high-level scenario dashboard. - Dokumen struktur organisasi. - Dokumen struktur pelaporan dan pertanggung jawaban.
III.4.1.4 Identifikasi Kebutuhan Bisnis Pengguna Identifikasi kebutuhan bisnis pengguna dilakukan terhadap setiap kelompok pengguna dashboard. Rincian tahap identifikasi kebutuhan pengguna dashboard dapat dilihat pada tabel III.6. Tabel III.6. Rincian Tahap Identifikasi Kebutuhan Bisnis Pengguna Masukan Proses
Keluaran Pihak yang terlibat Waktu pelaksanaan Kakas
Identifikasi dilakukan
- Dokumen hierarkhi dashboard dan kelompok pengguna. - Dokumen otorisasi pengguna dashboard. - Wawancara dengan tiap kelompok pengguna dashboard untuk mengetahui kebutuhan bisnis dari setiap kelompok. - Identifikasi Critical Business Questions (CBQ). - Identifikasi data atau informasi yang mendukung jawaban atas CBQ. - Identifikasi cara analisis untuk menjawab CBQ. Dokumen kebutuhan bisnis pengguna. - Pengembang dashboard. - Perwakilan dari tiap kelompok pengguna dashboard. Setelah identifikasi kelompok dashboard dan pengguna. Matriks CBQ, data pendukung, dan cara analisis.
melalui wawancara dengan perwakilan kelompok
pengguna. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data dan ukuran yang menjadi dasar dalam pembuatan keputusan atau tindakan bisnis. Ada 4(empat) pertanyaan utama yang diajukan dalam wawancara, yaitu:
40
1. Pertanyaan bisnis(Critical Business Question/ CBQ) apa yang perlu dijawab melalui dashboard? 2. Data atau informasi apa saja yang digunakan untuk menjawab CBQ tersebut? 3. Bagaimana cara analisis untuk menjawab CBQ tersebut? Jawaban atas keempat pertanyaan tersebut dipetakan dalam matriks CBQ, data pendukung, dan cara analisis, seperti contoh yang terdapat pada lampiran D. Hasil wawancara untuk poin 1 dan 2 digunakan untuk membuat deskripsi mengenai kebutuhan data dan informasi dari tiap kelompok pengguna dashboard. Hasil wawancara untuk poin 3 digunakan sebagai bahan dalam merencanakan fungsionalitas dashboard. III.4.1.5 Identifikasi KPI Dashboard Identifikasi KPI dashboard dilakukan dengan cara memetakan setiap KPI organisasi terhadap kebutuhan bisnis dari setiap kelompok pengguna. Rincian tahap identifikasi KPI dashboard dapat dilihat pada tabel III.7. Tabel III.7. Rincian Tahap Identifikasi KPI Dashboard Masukan Proses
Keluaran Pihak yang terlibat
Waktu pelaksanaan Kakas
- Dokumen KPI organisasi. - Dokumen kebutuhan bisnis pengguna. - Pemetaan KPI organisasi sesuai dengan kebutuhan setiap kelompok pengguna dashboard. - Identifikasi KPI yang diperlukan setiap kelompok pengguna dashboard. Dokumen KPI dashboard. - Pengembang dashboard. - Analis bisnis. - Perwakilan dari tiap kelompok pengguna dashboard. Setelah identifikasi KPI organisasi dan identifikasi kebutuhan bisnis pengguna. Matriks CBQ dan KPI.
Pemetaan KPI organisasi dengan kebutuhan bisnis pengguna dilakukan untuk mendapatkan KPI yang benar-benar dibutuhkan oleh pengguna. Hanya KPI yang mendukung kebutuhan pengguna saja yang akan disajikan pada dashboard. Contoh matriks yang memetakan antara CBQ pengguna dengan KPI yang mendukungnya dapat dilihat pada lampiran E.
41
KPI untuk setiap jenis dashboard diturunkan dari KPI organisasi yang telah diidentifikasi sebelumnya. KPI organisasi dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat kedetailan informasi untuk setiap jenis dashboard yang dibutuhkan oleh pengguna. Tingkat kedetailan informasi pada dashboard biasanya mengikuti level manajemen yang didukungnya, seperti yang diilustrasikan pada gambar III.3. summary
Strategic Dashboard
Tingkat kedetailan informasi Tactical Dashboard
Operational Dashboard
detail
Gambar III.3. Tingkat Kedetailan Setiap Jenis Dashboard Dashboard yang mendukung level manajemen operasional memiliki konten informasi yang lebih detail. Semakin ke atas, informasi akan mengerucut dengan tingkat kedetailan yang semakin berkurang. Strategic dashboard menampilkan informasi yang merupakan summary atau kesimpulan dari informasi yang dihasilkan oleh beberapa tactical dashboard. Begitu pula tactical dashboard, memperoleh informasi dari beberapa operational dashboard yang mendukungnya. Sesuai dengan tingkat kedetailan informasinya, KPI pada sebuah dashboard diturunkan dari KPI dashboard yang mendukung level manajemen di atasnya. KPI untuk tactical dashboard diturunkan dari KPI strategic dashboard yang didukungnya. Begitu pula KPI untuk operational dashboard, diturunkan dari KPI milik tactical dashboard yang didukungnya. Pada akhir tahap ini dihasilkan dokumen yang berisi daftar KPI untuk setiap jenis kelompok dashboard yang diperlukan oleh pengguna.
42
III.4.2 Perencanaan Tahap perencanaan dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis lebih jauh data yang diperoleh dari hasil identifikasi kebutuhan. KPI untuk setiap kelompok dashboard
akan
dianalisis
untuk
mengidentifikasi
meta-informasi
yang
dikandungnya. Sedangkan data hasil identifikasi kebutuhan bisnis pengguna akan dianalisis lebih lanjut untuk merencanakan fungsionalitas dashboard dan menyusun hierarkhi komunikasi antar pengguna dashboard. III.4.2.1 Analisis Meta-Informasi KPI Meta-informasi adalah informasi tentang informasi. Pada tahap ini dilakukan analisis untuk mendapatkan meta-informasi dari KPI yang akan disajikan pada setiap dashboard. KPI dianalisis untuk menemukan elemen-elemen informasi yang menyertainya, seperti sumber data, tingkat prioritas KPI, granularitas, ukuran, perhitungan, threshold, dan alert. Identifikasi elemen KPI dapat dilakukan dengan melengkapi data pada tabel meta-informasi seperti contoh yang terdapat pada lampiran F. Rincian tahap analisis meta-informasi KPI dapat dilihat pada tabel III.8. Tabel III.8. Rincian Tahap Analisis Meta-Informasi KPI Masukan Proses
Keluaran Pihak yang terlibat
Waktu pelaksanaan Kakas
Dokumen KPI dashboard - Survei dan wawancara dengan setiap kelompok pengguna dashboard untuk mengetahui meta-informasi dari setiap KPI, seperti sumber data, prioritas KPI, granularitas, ukuran dan perhitungan, varians, threshold, serta alert. - Mereview relevansi dan konsistensi meta-informasi KPI di semua kelompok dashboard. Dokumen meta-informasi KPI dashboard. - Pengembang dashboard. - Analis bisnis. - Perwakilan dari tiap kelompok pengguna dashboard. Setelah identifikasi KPI untuk setiap kelompok dashboard. Tabel meta-informasi KPI.
Proses identifikasi elemen-elemen KPI dimulai dari jenis kelompok dashboard yang mendukung level manajemen teratas dalam lingkup pembangunan dashboard. Selanjutnya dilakukan secara terurut sampai ke jenis dashboard yang mendukung
level
manajemen
paling
bawah.
Proses
identifikasi
harus
memperhatikan konsistensi dan relevansi antar KPI yang saling berhubungan.
43
Misalkan saja, jika menentukan granularitas sebuah KPI pada tactical dashboard, maka harus memperhatikan KPI yang terdapat pada strategic dashboard yang didukungnya. III.4.2.2 Perencanaan Fungsionalitas Dashboard Tahap perencanaan fungsionalitas dashboard dilakukan untuk menentukan fungsifungsi pada dashboard, sesuai dengan kebutuhan bisnis penggunanya. Fungsi dashboard biasanya sesuai dengan karakteristik dan peran dashboard dalam organisasi. Karakteristik dari setiap jenis dashboard dapat dilihat pada tabel II.2. Hasil perencanaan fungsionalitas dashboard digunakan dalam merencanakan konten dan hierarkhi informasi dashboard. Tingkat kedetailan informasi yang disajikan pada dashboard bergantung pada fungsi dashboard. Rincian proses yang dilakukan pada tahap ini dapat dilihat pada tabel III.9. Tabel III.9. Rincian Tahap Perencanaan Fungsionalitas Dashboard Masukan Proses
Keluaran Pihak yang terlibat Waktu pelaksanaan Kakas
-
Dokumen kebutuhan bisnis pengguna Mengkaji dokumen kebutuhan bisnis pengguna. Identifikasi cara analisis pengguna untuk pengambilan keputusan/tindakan bisnis. - Merencanakan fungsi-fungsi(baik fungsi utama maupun tambahan) untuk setiap jenis dashboard. Dokumen fungsionalitas dashboard - Pengembang dashboard. Bisa dilakukan bersama-sama dengan tahap analisis metainformasi KPI -
III.4.2.3 Analisis Konten dan Hierarkhi Informasi Tahap analisis konten dan hierarkhi informasi dilakukan untuk menentukan konten informasi dan skenario penyajian informasi pada setiap kelompok dashboard. Rincian proses yang dilakukan pada tahap ini dapat dilihat pada tabel III.10. Tahap analisis konten dan hierarkhi informasi menggunakan dokumen metainformasi dan dokumen fungsionalitas dashboard untuk mengidentifikasi informasi utama dan informasi tambahan bagi setiap kelompok dashboard. Pada
44
tahap ini juga dilakukan identifikasi jenis media penyajian informasi yang sesuai untuk setiap KPI. Pihak pengembang dashboard dapat memilih lebih dari satu jenis media penyajian informasi, untuk memberikan alternatif pada saat perancangan prototype. Tabel III.10. Rincian Tahap Analisis Konten dan Hierarkhi Informasi Masukan Proses
Keluaran Pihak yang terlibat Waktu pelaksanaan Kakas
-
Dokumen meta-informasi Dokumen fungsionalitas dashboard Mengkaji dokumen meta-informasi untuk mengidentifikasi tingkat kedetailan informasi tiap KPI - Identifikasi media penyajian informasi untuk tiap KPI. - Mengkaji dokumen fungsionalitas dashboard, untuk mengidentifikasi informasi utama dan informasi tambahan bagi dashboard. - Menentukan konten dan hierarkhi informasi dashboard. Dokumen konten dan hierarkhi informasi untuk setiap kelompok dashboard. - Pengembang dashboard. - Perwakilan dari tiap kelompok pengguna dashboard. Setelah analisis meta-informasi KPI. -
III.4.2.4 Perencanaan Hierarkhi Komunikasi Pengguna Tahap
perencanaan
hierarkhi
komunikasi
pengguna
dilakukan
untuk
merencanakan skenario komunikasi antar pengguna dashboard. Rincian tahap perencanaan otorisasi dan komunikasi pengguna dapat dilihat pada tabel III.11. Tabel III.11. Rincian Tahap Perencanaan Hierarkhi Komunikasi Pengguna Masukan Proses
Keluaran Pihak yang terlibat Waktu pelaksanaan Kakas
-
Dokumen kebutuhan bisnis pengguna Mereview dokumen kebutuhan bisnis pengguna. Identifikasi jalur komunikasi antar pengguna. Membuat hierarkhi dan skenario komunikasi antar pengguna. Dokumen hierarkhi komunikasi pengguna. - Pengembang dashboard. - Perwakilan dari tiap kelompok pengguna dashboard. Bisa dilakukan bersama-sama dengan analisis meta-informasi KPI. - Sequence diagram
Skenario komunikasi dibuat dengan memperhatikan dokumen kelompok dashboard dan pengguna. Skenario komunikasi antar pengguna dashboard dapat digambarkan dengan menggunakan sequence diagram.
45
III.4.3 Perancangan Prototype Perancangan prototype merupakan hal yang penting pada pembangunan sistem yang menggunakan pendekatan user-centric. Prototype merupakan media yang digunakan untuk melihat kesesuaian antara kebutuhan pengguna dengan sistem yang
direncanakan,
sebelum
diimplementasikan
secara
nyata.
Dengan
menggunakan prototype setiap kekeliruan pada proses perancangan, yang terjadi akibat kesalahan persepsi dapat dideteksi lebih awal. Perancangan prototype terdiri dari 3(tiga) tahap, yaitu perancangan desain dan layout dashboard, perancangan mekanisme komunikasi, dan perancangan kontrol navigasi. Masing-masing tahap tersebut akan dijelaskan pada sub bab berikut. III.4.3.1 Perancangan Desain dan Layout Dashboard Perancangan desain dan layout dashboard merupakan tahap awal dalam perancangan prototype dashboard. Ada 3(tiga) aktifitas utama yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu merancang layout dashboard,
menetukan jenis media
penyajian informasi, serta merancang desain warna dan animasi. Rincian tahap perancangan desain dan layout dashboard ini dapat dilihat pada tabel III.12. Tabel III.12. Rincian Tahap Perancangan Desain dan Layout Dashboard Masukan Proses
Keluaran Pihak yang terlibat Waktu pelaksanaan Kakas
Dokumen konten dan hierarkhi informasi. - Merancang layout dashboard, yang meliputi penentuan jumlah layar dashboard, jumlah frame pada setiap layar, susunan dan urutan konten informasi, susunan dan urutan elemen informasi dalam sebuah frame. - Menentukan dan merancang jenis media penyajian untuk setiap elemen informasi di dalam frame yang ditentukan. - Merancang desain warna dan animasi, yang meliputi penentuan kombinasi warna dashboard, resolusi yang sesuai untuk kejelasan visual gambar grafik, bentuk teks yang tepat, bentuk animasi yang relevan untuk memperkuat persepsi visual pengguna. Rancangan desain dan layout dashboard. Pengembang dashboard. Setelah analisis konten dan hierarkhi informasi. Kakas untuk perancangan desain visual.
Pada perancangan layout dashboard, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu jumlah frame, simetri dan proporsi frame pada layar dashboard, resolusi
46
komputer dan skenario penyajian informasi. Setelah layout dashboard ditentukan, aktifitas selanjutnya adalah memilih jenis media penyajian informasi dari beberapa alternatif yang telah diidentifikasi pada tahap analisis konten dan hierarkhi informasi. Pemilihan dilakukan dengan memperhatikan faktor konsistensi dan luas area yang disediakan layar dashboard. Setelah perancangan konten informasi, aktifitas berikutnya adalah merancang desain dan animasi yang relevan untuk memperkuat makna informasi yang disajikan. Praktik terbaik untuk perancangan layout dan desain dashboard dapat dilihat pada beberapa pustaka yang ada (4)(9). III.4.3.2 Perancangan Mekanisme Komunikasi Tahap ini bertujuan untuk merancang mekanisme komunikasi antara pengguna dashboard, dalam merespon alert dan melakukan pelaporan. Rincian aktifitas dalam tahap perancangan mekanisme komunikasi ini dapat dilihat pada tabel III.13. Tabel III.13. Rincian Tahap Perancangan Mekanisme Komunikasi Masukan Proses
Keluaran Pihak yang terlibat Waktu pelaksanaan Kakas
-
Dokumen meta-informasi KPI. Dokumen hierarkhi komunikasi pengguna Merancang mekanisme komunikasi antar pengguna untuk memfasilitasi mekanisme alert dan pelaporan, yang meliputi: a. Menentukan media komunikasi yang sesuai untuk setiap jenis alert dan pelaporan. b. Merancang desain audio dan/atau visual yang sesuai untuk setiap media komunikasi. c. Menguji rancangan mekanisme komunikasi. Rancangan mekanisme komunikasi. Pengembang dashboard. Setelah analisis meta-informasi dan perencanaan hierarkhi komunikasi pengguna. Kakas untuk perancangan desain visual.
Perancangan mekanisme komunikasi dilakukan dengan memperhatikan jenis threshold dan alert untuk setiap KPI yang terdapat pada dokumen meta-informasi, serta dengan melihat hierarkhi dan skenario komunikasi antar pengguna dashboard pada dokumen hierarkhi komunikasi pengguna. Praktik terbaik dalam
47
menentukan jenis media komunikasi serta desain audio visual untuk setiap jenis alert dan pelaporan, dapat dilihat pada beberapa pustaka yang ada (3)(4)(9). III.4.3.3 Perancangan Kontrol Navigasi Tahap terakhir dalam perancangan prototype dashboard adalah merancang kontrol navigasi berdasarkan rancangan layout dashboard dan mekanisme komunikasi yang telah dibuat. Rincian aktifitas pada tahap perancangan kontrol navigasi dapat dilihat dalam tabel III.14. Tabel III.14. Rincian Tahap Perancangan Kontrol Navigasi Masukan Proses
Keluaran Pihak yang terlibat Waktu pelaksanaan Kakas
-
Rancangan desain dan layout dashboard. Rancangan mekanisme komunikasi. Mengintegrasikan desain layout dashboard dengan mekanisme komunikasinya. - Memilih bentuk kontrol navigasi yang sesuai(baik antar layar dalam satu jenis dashboard, maupun dengan dashboard yang lain). - Memilih warna dan desain yang sesuai untuk setiap jenis kontrol navigasi. - Merancang kontrol navigasi pada desain dashboard. - Menguji kontrol navigasi. Rancangan prototype dashboard. Pengembang dashboard. Setelah perancangan desain, layout, dan mekanisme komunikasi. Kakas untuk perancangan desain visual.
Aktifitas utama yang dilakukan pada tahap ini adalah mengintegrasikan desain layout dengan mekanisme komunikasinya melalui kontrol navigasi. Ada dua macam kontrol navigasi pada dashboard, yaitu navigasi antar informasi dan navigasi antar dashboard. Navigasi antar informasi disediakan melalui fasilitas drill-down yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi lebih detail dengan meng-klik pada grafik, tabel, atau bagian informasi tertentu. Sedangkan navigasi antar dashboard disediakan melalui fasilitas tabs dan pivot, yang memungkinkan pengguna untuk melihat informasi pada dashboard lain yang berada dalam domain hak aksesnya. Praktik terbaik untuk perancangan kontrol navigasi dapat dilihat pada pustaka yang ada (4)(9).
48
III.4.4 Review dan Perbaikan Prototype Rancangan prototype yang telah dibuat selanjutnya diuji secara keseluruhan untuk melihat validitasnya. Pada tahap awal, pengujian dilakukan secara internal oleh sebuah tim khusus, yang berbeda dengan tim pembangun dashboard. Selanjutnya, pengujian dilakukan dengan melibatkan pihak pengguna untuk mengetahui kesesuain antar prototype yang dibuat dengan keinginan pengguna. Umpan balik dan masukan yang didapatkan dari proses pengujian digunakan untuk memperbaiki
prototype,
sebelum
diimplementasikan
secara
nyata
dan
diintegrasikan dengan sumber datanya. Rincian aktifitas pada tahap review dan perbaikan prototype dapat dilihat pada tabel III.15. Tabel III.15. Rincian Tahap Review dan Perbaikan Prototype Masukan Proses
Keluaran Pihak yang terlibat Waktu pelaksanaan Kakas
Rancangan prototype dashboard. - Menguji hasil keseluruhan rancangan secara internal. - Menguji hasil keseluruhan rancangan dengan melibatkan pengguna - Memperbaiki prototype sesuai dengan masukan dari pengguna. Rancangan prototype akhir dashboard. - Pengembang dashboard. - Perwakilan dari tiap kelompok pengguna dashboard. Setelah perancangan kontrol navigasi. Kakas untuk perancangan desain visual.
Implementasi dashboard terdiri dari aktifitas-aktifitas untuk membangun prototype dashboard secara nyata, mengintegrasikan dengan sumber data, menerapkan kontrol keamanan, dan menguji sistem secara keseluruhan. Tahap implementasi dan tahap-tahap berikutnya seperti deployment dan maintenance merupakan bahasan di luar lingkup tesis, yang menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya.