23
BAB II URAIAN TEORTIS
A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2007) pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI),yang berjudul pengaruh faktorfaktor internal perusahaan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan yang go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dengan menggunakan sampel penelitian pada 17 perusahaan perbankan pada kurun waktu 2002 sampai dengan 2005, ditemukan bahwa secara parsial (uji-t) faktor internal yang merupakan variabel independent dalam penelitian yaitu: Return on Equity (ROE) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar. Sedangkan, variabel independent lainnya ( Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio, Interest Margin on Loans, Non Performing Loans, dan Firm Size) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent (eksposur nilai tukar). Tetapi, hasil uji secara simultan (uji-F) menunjukkan bahwa Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio, Interest Margin on Loans, Non Performing Loans, Return on Equity, dan Firm size secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap eksposur nilai tukar. Penelitian yang dilakukan Anggraeni (dalam Pertiwi, 2007) dengan judul “The Foreign Exchange Exposure pada Bank-Bank yang Go Public di BEI” menunjukkan adanya foreign exchange exposure yang dominan signifikan negatif (-), artinya bahwa melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing
Universitas Sumatera Utara
24
memberikan pengaruh negatif terhadap return saham. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans, dan Firm Size secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap foreign exchange exposure. Secara parsial Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, dan Non Performing Loans memiliki pengaruh yang signifikan terhadap foreign exchange exposure.
B. Faktor-Faktor Internal Perusahaan Besarnya eksposur fluktuasi nilai tukar yang terjadi pada perusahaan perbankan juga akan dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan. Faktor-faktor internal perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Total Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). 1. Return on Total Assets (ROA) Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Rasio antara laba bersih terhadap total aktiva mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak (Brigham & Houston, 2004 : 109). Rasio ini menunjukkan berapa besar dari total aktiva yang dapat menghasilkan laba sebelum pajak. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Atau dengan kata lain, semakin besar rasio ini berarti kinerja pihak bank semakin baik. Menurut Harahap (1998), rasio ini dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
25
Return on Total Assets (ROA) =
Laba Bersih X 100 % Total Aktiva
2. Loan to Deposit Ratio (LDR) Semakin besar penyaluran dana dalam bentuk kredit relatif dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya resiko yang ditanggung oleh bank bersangkutan. Rasio ini merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Menurut Pertiwi (2007), rasio ini dapat dihitung dengan formulasi sebagai berikut: Loan to Deposit Ratio (LDR) = Jumlah Kredit yang Diberikan X100% Dana yang Diterima
Dana yang diterima oleh bank diperoleh dari: a. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). b. Giro, deposito, dan tabungan masyarakat. c. Pinjaman yang bukan dari bank berjangka waktu lebih dari 3 bulan dan tidak termasuk pinjaman subordinasi. d. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan. e. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank. f. Modal inti dan modal pinjaman.
Universitas Sumatera Utara
26
C. Nilai Tukar Menurut Yuliati dan Prasetio (1998 : 59), bahwa nilai tukar atau kurs dapat diartikan sebagai perbandingan nilai antar mata uang. Nilai tukar atau kurs menunjukkan suatu harga mata uang, jika dipertukarkan dengan mata uang lain. Kurs mata uang berfluktuasi setiap saat. Apabila harga suatu mata uang menjadi semakin mahal terhadap mata uang lain, mata uang itu dikatakan berapresiasi. Sebaliknya, jika harga suatu mata uang turun terhadap mata uang lain, mata uang itu disebut terdepresiasi. Faisal (2001 : 20) menyatakan bahwa “Kurs (exchange rate) adalah harga suatu mata yang diekspresikan terhadap mata uang lainnya. Kurs dapat diekspresikan sebagai jumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing (direct quote) atau sebaliknya sejumlah mata uang asing yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang lokal (disebut indirect quote)”. Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing akan menurunkan biaya impor bahan baku untuk produksi, dan akan menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Tetapi, melemahnya nilai rupiah memungkinkan beban utang badan usaha semakin besar jika dinilai dengan rupiah, dan akhirnya akan berujung pada menurunnya profitabilitas badan usaha. Jika hal itu terjadi, kinerja badan usaha juga akan menurun. Menurunnya kinerja badan usaha akan direspon oleh investor di pasar modal yang akhirnya akan mempengaruhi harga pasar saham.
Universitas Sumatera Utara
27
Menurut Madura (1997 : 156), sistem nilai tukar dapat diklasifikasikan menurut seberapa jauh nilai tukar dikendalikan oleh pemerintah. Sistem nilai tukar biasanya masuk ke dalam salah satu kategori berikut: 1. Sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate system), nilai tukar dibuat konstan atau hanya dibiarkan berfluktuasi dalam batas-batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar mulai bergerak terlalu tajam, pemerintah dapat melakukan intervensi untuk mempertahankannya dalam batas-batas yang dimaksud. 2. Sistem nilai tukar mengambang bebas (freely floating exchange rate system), nilai tukar valuta akan ditentukan oleh kekuatan pasar tanpa intervensi dari pemerintah. Dalam sistem ini, perusahaan-perusahaan multinasional perlu mencurahkan sumber daya yang substansial untuk mengukur dan mengelola resiko valuta asing. 3. Sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed float exchange rate system), sistem ini menyerupai sistem mengambang bebas karena nilai tukar dibiarkan berfluktuasi setiap hari dan tidak ada batasan resmi. Tetapi, menyerupai sistem nilai tukar tetap dalam hal pemerintah dapat dan kadang-kadang melakukan intervensi untuk mencegah valuta mereka berfluktuasi terlalu tajam ke satu arah. 4. Sistem nilai tukar terpatok (pegged exchange rate system), dimana valuta mereka dipatokkan atau dikaitkan ke satu valuta lain, atau ke satu unit perhitungan. Walaupun nilai valuta lokal tetap dalam hubungannya dengan
Universitas Sumatera Utara
28
valuta asing (atau unit perdagangan) yang menjadi patokan, valuta tersebut bergerak mengikuti valuta relatif terhadap valuta-valuta lain. D. Eksposur Exposure adalah tingkat dimana perusahaan dipengaruhi oleh kurs (Faisal, 2001 :107). Seberapa jauh suatu perusahaan dipengaruhi oleh perubahan kurs valas secara umum disebut eksposur (Kuncoro, 2000 : 242). Sementara, menurut Levi (2001 : 313) eksposur merupakan gambaran dari tingkat atau derajat perubahan nilai suatu objek dalam mata uang asal karena perubahan kurs. Eksposur berhubungan dengan nilai mata uang domestik riil, yang terdapat pada aset dan kewajiban, atau pada pendapatan operasi perusahaan sehingga nilai aset dan kewajiban ditentukan pada suatu saat tertentu, dan nilai pendapatan operasi dihitung selama periode waktu tertentu. Perubahan kurs yang lebih besar atau lebih kecil dari yang diharapkan yang akan menimbulkan keuntungan atau kerugian atas aset, kewajiban, atau pendapatan operasi. Menurut Faisal (2001 : 107) bahwa exposure memiliki tiga bentuk, yaitu: 1.
Translation (Accounting) Exposure merupakan exposure laporan laba rugi dan neraca MNC terhadap perubahan-perubahan nilai tukar nominal. Dihasilkan dari fakta bahwa MNC harus mengkonsolidasikan rekeningnya ke dalam mata uang lokal melalui cash flow-nya yang didenominasi dalam berbagai valas (mentranslasi laporan keuangan yang didenominasi mata uang asing ke dalam mata uang lokal, dimana aset dan liabilities tersebut merefleksikan keputusan-keputusan masa
Universitas Sumatera Utara
29
lalu yang dibuat oleh perusahaan). Translation (accounting) exposure timbul
dari
kebutuhan
untuk
maksud-maksud
pelaporan
dan
konsolidasi, untuk mengkonversi laporan keuangan operasi asing/luar negeri dari mata uang lokal (perusahaan subsidiary) ke mata uang perusahaan induk (parent company). Jika kurs telah berubah sejak periode pelaporan sebelumnya, translasi (restatement) dari assets dan liabilities, revenues, gains, dan loses yang didenominasi dalam valas akan menghasilkan gains/loses dalam valas (foreign exchange gains/loses). 2.
Transaction Exposure adalah exposure valas perusahaan dalam transaksi-transaksinya dengan negara lain dimana transaksi tersebut terjadi pada saat ini, namun pembayarannya dilakukan pada masa datang. Pada saat jatuh tempo/penyelesaian transaksi-transaksi tersebut menaikkan keuntungan-keuntungan/kerugian-kerugian mata uang. Dengan kata lain, selama periode komitmen-komitmen pembayaran atau penerimaan tersebut belum jatuh tempo, kurs nominal dapat berubah dengan membuat nilai transaksi ada dalam resiko. Eksposur transaksi terjadi ketika perusahaan terlibat dalam transaksi yang didenominasi mata uang asing/valas yang akan terjadi di masa yang akan datang.
3.
Economic Exposure adalah exposure valas cash flows perusahaan terhadap perubahan-perubahan nilai tukar riil. Dengan kata lain,
Universitas Sumatera Utara
30
economic exposure adalah mengukur perubahan-perubahan nilai tukar yang mempengaruhi nilai perusahaan yang diukur dalam PV cash flows masa datang yang diharapkan/berfokus pada dampak perubahanperubahan nilai tukar terhadap nilai perusahaan yang diukur dari present
value
dari
seluruh
cash
flows
masa
datang
yang
diharapkan/expected future cash flows. Eksposur yang didasarkan pada nilai-nilai pasar mengasumsikan bahwa tujuan finansial perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Penelitian ini hanya berfokus pada eksposur ekonomi (eksposur fluktuasi nilai tukar). Hal ini dikarenakan eksposur ekonomi lebih penting sebab eksposur ekonomi berkaitan dengan kelangsungan bisnis perusahaan dalam jangka panjang (Pertiwi, 2007 : 25). Eksposur fluktuasi nilai tukar adalah kepekaan perubahan dalam nilai riil aset, kewajiban, atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestik terhadap perubahan kurs yang tidak terantisipasi (Levi, 2001 : 313). Eksposur dan resiko valuta asing berkaitan dengan efek ekonomi yang sebenarnya dari kurs, dengan demikian eksposur fluktuasi nilai tukar juga dapat disebut sebagai eksposur ekonomi (Levi, 2001 : 337). Eksposur ekonomi berfokus pada dampak dari fluktuasi-fluktuasi mata uang pada nilai perusahaan. Eksposur ekonomi tidak hanya mempengaruhi perusahaan multinasional saja. Perusahaan domestik murni juga dapat dipengaruhi oleh eksposur ini. Kondisi ini bisa terjadi jika perusahaan-perusahaan asing ikut beroperasi dalam
Universitas Sumatera Utara
31
pasar domestik. Tidak hanya itu, perusahaan perbankan
yang melakukan
transaksi internasional juga akan dipengaruhi oleh eksposur ekonomi. Secara umum, terdapat metode analisis regresi yang diterapkan untuk mengukur eksposur ekonomi suatu perusahaan, yaitu (Kuncoro, dalam Pertiwi 2000 : 273-274) : 1. Data historis aliran kas dan kurs, yang dinyatakan dalam persamaan regresi: PCF = a0 + a1 PER + e Dimana PCF adalah persentase perubahan aliran kas yang telah disesuaikan dengan inflasi yang diukur dalam mata uang lokal selama periode t; PER adalah persentase perubahan kurs selama periode t. Koefisien regres a1, menunjukkan derajat sensitivitas PCF terhadap PER. 2. Bila suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai mata uang dan lebih memfokuskan pada sensitivitas total terhadap pergerakan mata uang dari pada dampak satu mata uang, maka ia harus mengkonsolidasi mata uangnya ke dalam suatu indeks gabungan. Persamaan regresinya menjadi: PCF = b0 + b1 PERI + e Dimana PERI merupakan persentase perubahan mata uang komposit atau gabungan selama periode t dan besarnya bobot untuk tiap mata uang didasarkan pada proporsi total aliran kas terhadap mata uang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
32
3. Beberapa perusahaan lebih suka menggunakan harga saham sebagai proksi dari nilai perusahaan dan penaksiran pemegang saham mengenai aliran kas di masa mendatang. Kemudian memperkirakan bagaimana harga sahamnya berubah sebagai akibat pergerakan mata uang (dalam model di atas mengganti PCF dengan persentase perubahan harga saham). Analisis regresi digunakan untuk menentukan bagaimana perubahan harga saham perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs. Model regresi yang dipilih adalah: r = a0 + a1 IHSG + a2 E + e Dimana e merupakan persentase perubahan harga saham perusahaan; IHSG merupakan persentase perubahan harga saham gabungan; E adalah persentase perubahan dari nilai setiap valas; dan koefisien a2 menunjukkan eksposur ekonomi.
E. Partisipasi Perbankan dalam Pasar Valuta Asing Menurut Faisal (2001 : 17), pasar valuta asing atau devisa merupakan mekanisme dimana suatu negara dapat memperdagangkan satu mata uang dengan mata uang lainnya. Pasar devisa memfasilitasi konversi mata uang domestik ke mata uang asing dan sebaliknya. Pasar valuta asing bukan merupakan suatu bangunan atau lokasi khusus tempat para pedagang melakukan jual beli sekuritas (Madura, 2000 : 58).
Universitas Sumatera Utara
33
Sebagai salah satu peserta utama valuta asing terbesar dan paling aktif, perbankan (terutama bank komersial besar) bertujuan untuk meng-cover posisinya dalam memenuhi kebutuhan transaksi komersial, seperti: ekspor-impor, pengiriman uang dan lain-lain yang dilakukan oleh nasabahnya ataupun untuk kebutuhan bank tersebut (Faisal, 2001 : 18). Dalam pasar valuta asing, perbankan juga melakukan suatu kegiatan perdagangan yang dinamakan perdagangan antar bank yang disebut dengan pasar antar bank (interbank market). Pasar antar bank terjadi jika sebuah bank mengalami kekurangan valuta asing tertentu dan bank tersebut dapat membeli valuta tersebut dari bank-bank lain.
Universitas Sumatera Utara