BAB II TINJAUN TENTANG HUMANISME
A. Sejarah Sosialisme, Kapitalisme dan Humanisme 1. Sejarah Sosialisme Pada permulaan abad 19 keadaan kaum buruh di Eropa Barat sangat menyedihkan. Kemajuan industri secara pesat telah menimbulkan keadaan sosial yang sangat merugikan kaum buruh, seperti upah yang rendah, jam kerja yang panjang, tenaga wanita dan anak-anak yang disalahgunakan sebagai
tenaga
murah,
keadaan
pabrik
yang
membahayakan
dan
mengganggu kesehatan.1 Sosialisme sebagai kekuatan besar baru lahir dalam revolusi industri yang muncul dalam gerakan protes. Sebagai filsafat politik, ia timbul dengan melepaskan diri dari sistem ekonomi kapitalisme yang mendukung kredo liberalisme. Kapitalisme abad 19 adalah ekploitasi kasar dan persaingan tanpa batas. Ketidakpuasan dan pergolakan sosial yang ditimbulkan tercermin dalam mazhab sosialisme utopis dan marxism2. Awal kemunculan sosialisme abad ke 19 dinamakan sosialisme utopis
yaitu
sosialisme
yang
didasarkan
pandangan
kemanusiaan
(humanitarianisme) dan meyakini kesempurnaan watak manusia. Penganut faham ini bercita-cita menciptakan masyarakat sosialis dengan jalan damai tanpa kekerasan atau revolusi.3 Kapitalisme berkembang pesat setelah terjadinya revolusi industri pada abad XVIII di mana dengan revolusi industri produksi barang dilakukan dengan mudah dan murah. Akibatnya terjadi akumulasi modal 1
Prof. Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hal. 77-78. 2 Henry J Schman, Filsafat Politik (Kajian Historis dari Zaman Yunani Kuno Sampai Zaman Modern), Terj. Ahmad Baedowi, Imam Baehaki,Pustaka Pelajar, Yogyakarta,2002, hal. 571. 3 Drs. Muhammad Azhar, MA., Filsafat Politik (Perbedaan Antara Barat Dengan Islam ), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hal. 56.
12
pada pihak tertentu sehingga memungkinkan pengembangan industri lebih lanjut. Perkembangan kapitalisme menciptakan polarisasi masyarakat yakni golongan majikan dan buruh, atau golongan borjuis dan proletar.4 Keadaan ini menggugah hati setiap orang seperti Robert Owen di Inggris (1771-1858), Saint Simon (1760-1825),
Fourier (1772-1837) di
Perancis untuk memperbaikinya. Mereka terdorong oleh rasa kemanusiaan, akan tetapi tanpa disertai tindakan dan konsepsi yang nyata mengenai tujuan dan strategi dalam memperbaiki sehingga teori-teori mereka dikenal dengan angan-angan belaka. Karena itu mereka disebut sosialisme utopi (Utopi: dunia khayal).5 Karl Marx banyak mengecam keadaan ekonomi dan sosial di sekelilingnya, ia berpendapat bahwa masyarakat tidak dapat diperbaiki secara tambal sulam tetapi dengan cara yang radikal melalui pendobrakan sendi-sendinya. Untuk itu ia menyusun teori sosial yang didasari hukumhukum ilmiah yang dapat dilaksanakan. Untuk membedakan ajarannya dengan Sosialisme Utopis, maka ajaranya dinamakan sosialisme ilmiah (Scientific Socialisme).6 Sosialisme Ilmiah (Socialism Scientific) merupakan pemikiran yang melawanan
segala bentuk utopia idealistik atau bentuk
perlawanan terhadap idealisme positif. Pemahaman Marx terhadap ketimpangan sosial berubah setelah ia menyaksikan revolusi Inggris dan Perancis yang menghantarkanya pada kesimpulan bahwa perubahan mesti dilakukan dengan cara kekerasan (revolusi). Sehingga ada pembagian Marx muda (Marx before was a marxist) periode dimana ia masih berumur 20 tahun sampai pergi ke Jerman (1841-1846) Marx masih dikenal sebagai seorang filosuf yang terpengaruh Hegel yang mengandalkan akal dan budi dalam membangun kesadaran manusia. Idealisme Hegel mempengaruhi Marx hingga ia sadar bahwa ide
4
Drs. Subagyo, dkk, Pendidikan Kewarga Negaraan, IKIP Press, Semarang, 2002, hal. 96. 5 Prof. Mariam Budiardjo, loc. cit., hal. 78. 6 Ibid.
13
tersebut tidak hanya membangun kesadaran tetapi untuk merubah keadaan. Marx sejak 1848 tidak hanya berfilsafat saja tetapi mengkritisi Hegel.7 Marx tua bersifat praktis mengatakan bahwa kesadaran yang merubah realitas. Arah perhatian Marx adalah penindasan, ekploitasi dan borjuis. Pemikiran Marx muncul sebagai akibat krisis sosial yang disebabkan revolusi industri Marx melihat kemelaratan dan keserakahan di masyarakat. Ia melihat nasib pekerja yang nestapa kontras dengan gaya hidup pemilik modal yang mewah.8 Dalam menyusun perkembangan masyarakat ia tertarik pada pendapat George Hegel (1770-1831) filsuf Jerman
mengenai dialektik.
Dialiektika adalah seni berdebat menurut aturan tertentu, Marx membalik dialektika Hegel dari yang bersifat subjektif menjadi objektif.9
Filsafat
Hegel dimanfaatkan Marx tidak untuk menjadi filosuf tetapi merubah masyarakat secara radikal. Katanya : semua filsafat hanya menganalisa masyarakat, tetapi masalahnya adalah merubahnya.10 Hegel adalah seorang guru besar pada universitas Berlin sebagai tokoh mazhab idealisme.
Ia berusaha menangkap kebenaran (truth), ia
berpendapat apa yang dianggap oleh manusia sebagai kebenaran itu hanya sebagian saja dari kebenaran. Kebenaran hanya dapat ditangkap manusia dengan akal pikiran dialektik (proses dari tesis, antitesis sampai sintensis, kemudian ia mulai lagi dari permualaan dan begitu seterusnya) sampai kebenaran yang sempurna tertangkap. Kebenaran yang menyeluruh dinamakan ide mutlak (Absolute Idea) bila tertangkap maka berakhir dialektis.11 Dialektik berkembang terus menerus berubah, gagasan satu sama lain mempuyai hubungan. Marx tertarik dengan gagasan Hegel yang
7 Zainuddin Malik, Agama Rakyat Agama Penguasa (Konstruksi Tentang Realitas Agama dan Demokrasi), Galang Press, 2001, Yogyakarta, hal. 51. 8 Ibid., hal. 51-52. 9 Drs, Joko Suwanto, M. Hum, Dari Aristoteles Sampai Descartes dan Sistem Metafisika Barat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998. hal. 81. 10 Prof. Mariam Budiardjo. , loc. cit., hal. 78. 11 Ibid., hal. 79.
14
mengandung kemajuan
melalui konflik dan pertentangan. Inilah yang
diperlukan untuk menyusun teorinya mengenai perkembangan masyarakat melalui revolusi. Untuk melandasi teori sosial ia merumuskan materealisme dialektis
(dealectical materialism) kemudian konsep tersebut digunakan
untuk menganalisa sejarah perkembangan masyarakat yang dinamakanya materialisme historis (historical materialism). Atas dasar terahir sampai pada kesimpulan dunia kapitalis ilmiah akan mengalami revolusi (revolusi proletar) yang menghancurkan sendi-sendi masyarakat dan meratakan jalan bagi terbentuknya masyarakat komunis.12 Sejarah pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat
sebagai
proses evolusi sosial (one way evolution) yang menceritakan harta kepemilikan menuju sosialisme. Ada empat tahap kemasyarakatan yang dikonsepsikan Marx Pertama, tahap kebudayaan primitif (primitive culture) yaitu ketika kebudayaan manusia dimulai dari berburu dan bercocok tanam sebatas memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua, tahap feodalisme fase ini adalah kelanjutan dari budaya primitif pada tahap ini sumber daya alam mulai terbatas dan populasi meningkat. Ketiga, tahap kapitalisme sebagai kelanjutan dari feodalisme seorang buruh dengan pemilik tanah saling bertentangan. Keempat, tahap masyarakat sosialisme dan kapitalisme sebagai puncak konflik fase sebelumnya.13 Masyarakat yang dicita-citakan oleh ideologi komunis adalah masyarakat tanpa kelas dan sama rata. Untuk mewujudkan masyarakat yang dicita-citakan itu, hampir semua faktor produksi dikuasai oleh negara dan pemilikan kekayaan oleh individu sangat dibatasi14. Dalam pandangan komunis proses tranformasi sosial menuju masyarakat komunis dilakukan melalui revolusi dengan kekerasan. Mengapa demikian, karena ideologi kelas yang berkuasa (borjuis) menganggap bahwa sistem ekonomi yang berjalan adalah paling adil dan 12
Ibid. Didik J Rachbini, Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta, 2000, hal. 2-4. 14 Drs. Subagyo., loc. cit., hal. 96. 13
15
efisien. Mereka berusaha mempertahankan sistem yang berjalan yang berarti mempertahankan penguasaan faktor-faktor produksi di tangan mereka. Karena itulah peralihan faktor produksi dari tangan perseorangan untuk kemudian ditempatkan di bawah
penguasaan negara harus dilakukan
melalui sebuah revolusi (kekerasan)15. Segala masyarakat yang ada sekarang ini merupakan pertentangan kelas “ Manifesto Komunis” bahkan pertentangan antara kapitalis dan proletar sudah jelas. Pertentangan itu mengakibatkan konflik dengan tujuan perubahan.16 Marxisme adalah ilmu sejarah yang terdiri dari konsep-konsep yang baru yang memberi kemungkinan mempelajari sejarah secara ilmiah. Sedang dulu hanya menjadi ideologi atau filsafat sejarah. Inti sejarah oleh Marx dinyatakan dalam komunis. Sejarah manusia adalah perang kelas yang dipromotori oleh kaum buruh untuk merebut hak sebagai manusia yang bermartabat. Marx dan Engel mengarahkan sejarah secara ilmiah sebagai ekspresi gerakan kaum buruh menghapus kelas. Ilmu sejarah ini sesudah Marx disebut materialisme historis. Pengahancuran negara dan borjuis menjadi agenda yang tidak terlewatkan dalam rangka menciptakan negara komunis.17 Teorinya sejarah Marx mencoba meramalkan nasib manusia. Revolusi proletar tentang masyarakat tanpa kelas adalah konsekuensi logis yang niscaya dari kontradiksi yang terkandung dalam sistem ekonomi kapitalis. Kaum sosialis meyakini terjadinya revolusi sebagai mana Hegel yang menganggap sejarah selalu berkembang yang akan menumbangkan keserakahan kapitalisme.18
15
Ibid. , hal. 97. Louis O, Kattsoft, Pengantar Filsafat, Terj. Soejono Soemargono, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1989, hal. 429. 17 Drs. MAW. Brouwer, M.P, Heryadi, B. Ph, Sejarah Filsafat Barat Modern dan Sezaman, Ikapi, Bandung, 1986, hal. 87. 18 Henry D Aiken, Abad Ideologi, Terj. Ali Noer Zaman,Bentang, Yogyakarta, 2002, hal. 232. 16
16
Sosialisme menghendaki campur tangan pemerintah yang luas mungkin dalam bidang ekonomi dan penguasaan bersama dari alat produksi sampai bidang yang sekecil-kecilnya (kolektivisme) Komunisme merupakan salah satu bentuk sosialisme sebagai sosialisme revolusioner yang menghendaki
perubahan
secara
radikal
berbeda
dengan
sosialisme
evolusioner yang melakukan perubahan dengan cara damai.19 Beberapa karakter yang dibawa ideologi komunis adalah atheisme. Agama dianggap sebagai kebuntuan berfikir manusia. Agama dipandang membawa
kekolotan
sehingga
menghambat
kemajuan.
Komunisme
membawa dogma berlebihan menolak demokrasi, hak asasi individu yang ada adalah hak kolektif (komunal). Karena itu pemilikan perseorang dibatasi dan hampir semua dikuasai negara.20 2. Sejarah Kapitalisme Pandangan kapitalisme bila digali secara teoritis dibangun diatas filsafat ekonomi klasik yang diprakarsai Adam Smith yang dituangkan dalam Wealth of nations (1776) David Ricardo, James Mill. Seluruh filsafat klasik dibangun atas dasar liberalisme mereka percaya pada kebebasan individu (personal liberty), kepemilikan pribadi (private property), inisiatif individu serta usaha swasta ( private enterprise ).21 Dari perspektif Marxis dapat disebutkan asal mula kapitalisme berdasar hukum dialektis masyarakat berkembang melalui beberapa tahap, sehingga dia berkembang menjadi masyarakat kapitalis dimana Marx berada. Gerak dialektik dimulai pada saat komunitas primitif berkembang dari suatu masyarakat yang tidak mengenal milik pribadi dan tidak mengenal kelas, menjadi masyarakat yang mengenal milik pribadi serta pembagian kerja dan karena itu mengenal pembagian kelas.
Gerak ini
dialektis terjadi karena pertentangan dua kelas utama dalam masyarakat. 19
F Is Jwara, SH, L.M, Pengantar Ilmu Politik, Putra Abadi, Bandung, 1995. hal. 167-168. 20 Drs. Subagyo, dkk, loc. cit., hal. hal. 97. 21 DR. Mansour Fakih, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Pustaka Pelajar , Yogyakarta, 2001, hal. 45.
17
Dalam masyarakat berkelas pertama yaitu masyarakat budak terjadi pertentangan antara kelas budak
dan kelas pemilik budak. Masyarakat
budak secara dialektis berubah menjadi masyarakat feodal yang mendorong pertentangan kelas antara pemilik tanah dan penggarap yang dimenangkan oleh kaum borjuasi yang berusaha menjadi masyarakat kapitalis. Kaum kapitalis kemudian akan dihancurkan karena terjadi pertentangan kelas antara proletar dengan borjuis.22 Revolusi industri adalah puncak kapitalisme dari fase sebelumnya yaitu feodal dan kepemilikan tanah. Marxisme mengidentifikasi evolusi kapitalisme menjadi tiga yaitu kapitalisme dagang (mercant capitalism), kapitalisme industrial (industrial capitalism), Negara kapitalis (state capitalism). Walkerstein (1979) dari perspektif ekonomi menetapkan kapitalisme agraria mewarnai eropa di abad 16, 17 dan 18 sebagai pijakan penting kapitalisme.23 Secara historis perkembangan kapitalisme merupakan bagian dari gerakan individualisme. Gerakan itu juga membawa dampak lain. Dalam bidang keagamaan melahirkan reformasi, dibidang penalaran melahirkan pengetahuan alam, dibidang masyarakat melahirkan ilmu-ilmu sosial, dalam bidang ekonomi melahirkan kapitalisme. Oleh karena itu peradaban kapitalisme (legitimete) adanya. Di dalamnya terkandung pengertian bahwa kapitalisme adalah sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar tipe tertentu dalam perekonomian. Sistem ini berkembang di Inggris abad 18 kemudian meyebar luas ke eropa barat laut sampai Amerika utara.24 Dengan runtuhnya feodalisme munculah kapitalisme, Maurice Dobbs dalam studie in the development of capitalism (1963) mengatakan perkembangan kapitalisme berkaitan dengan ekpansi aktivitas ekonomi dan kekuatan sosial yang dimiliki pedagang urban. Sepanjang abad XV dan XVI 22
Prof. Prof. Mariam Budiardjo, loc. cit., hal. 82.
23
Adam Kuper, Jessicca, Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial,Terj. Haris Munandar,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta , 2000, hal. 92. 24
William Ebenstein, Edwin Fogelman, Isme-Isme Dewasa Ini, Terj. Alex Jamaluddin, Erlangga, Jakarta, 1994, hal. 148.
18
kapital dagang (merchant capital) lebih teratur dari pada kapital industri (industrial capital). Aktivitas ekonomi didominasi perusahaan-perusahaan niaga. Mereka memperoleh kekuatan yang terus meningkat diberbagai kota. Dobbs meyebutkan itu sebagai peyebab suburnya oligarki tuan tanah dan aristokrasi.25 Kapitalisme abad XVII disebut sebagai Markantilisme kebijakan tersebut berlaku diseluruh eropa. Pemerintah memberikan hak monopoli terhadap perusahaan dagang sehingga perusahan tersebut bisa memetik keuntungan dari transaksi perdagangan negara-negara eropa. Praktek Markantilisme
menciptakan
kondisi
ekonomi
dimana
pengusaha
manufaktur menetapkan syarat yang menguntungkan mereka. Negara jajahan tidak boleh memproduksi barang yang sudah diproduksi di dalam negeri sehingga tidak terjadi persaingan. Meningkatkan impor bahan mentah untuk diolah kemudian dijual kepasar dengan harga yang tinggi.26 Ekonomi kapitalisme mengusai unsur material dari faktor-faktor produksi (tanah dan modal) berada dalam tangan swasta dan motivasi terpenting adalah produksi semata untuk mencapai keuntungan sebanyakbanyaknya. Istilah ini berasal dari negara Peracis beraliran sosialis, Louis Blane (1811-1822) paham kapitalis berkembang sejak abad ke-11 ketika perdagangan internasional dimulai dilakukan (awal kapitalisme) setelah revolusi industri abad 19. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang menonjol di negara-negara barat bersama dengan faham imperialisme, kemudian paham ini membentuk dunia.27
25
Stephen K Sanderson, Sosiologi Makro (Sebuah Pendekatan Terhadap
Realitas Sosial ), Terj. Farid Wajidi, S Menno, PT. Grafindo Persada, Jakarta, 1995. hal. 171. 26
Hans Dieter Klingeman, Richard I
Hofferbert, Partai Kebijakan dan
Demokrasi, Terj. Sigit Sujatmiko, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 172. 27
Hasan Shadly, Ensiklopedi Indonesia, PT Ichtiar Baru-Van Voeve, Jakarta,
Edisi khusus 3, hal. 1659.
19
Sedang menurut Marx kapitalisme adalah “mode“ produksi yang melibatkan kelas produsen yaitu kaum kapitalis yang memiliki alat produksi (modal dan tanah) kekuasan untuk membuat keputusan strategis berkenaan dengan pemakaian teknologi, penentuan tingkat out put, pemasaran, laba yang dihasilkan dan distribusi. Serta kaum buruh yang tidak punya apa-apa hanya tenaga yang tergantung kapitalisme. 28 Kapitalisme bertumpu pada mitos pertumbuhan dari masyarakat tradisional menuju modern sehingga modernisasi menjadi keharusan mutlak untuk kesejahteraan masyarakat. Di negara ketiga ditransfer menjadi developmentalisme pembangunan.
sedang
di
Indonesia
dikenal
dengan
teori
29
Bertolak dari perspektif itu, maka aspek yang penting munculnya suatu kelas yang dominan
yang memasok model dan mengaktifkan
pekerjaan dalam waktu bersamaan melalui kapitalisme. Di Inggris dan Belanda awal kelahiran kapitalisme berkisar pada abad 16 dan awal abad 17.30 Suatu sistem ekonomi berdasarkan hak milik partikelir yang menekankan
kebutuhan
dalam
berproduksi,
membelanjakan pendapatan, bermonopili.
kebebasan
untuk
31
Pada sistem kapitalisme dasarnya adalah mengejar
kepemilikan
pribadi yang menjadi selogan sistem ini. Kalau setiap orang mengurusi dirinya sendiri maka kebaikan bagi masyarakat. Adam Smith tidak khawatir karena persaingan bebas akan menertibkan orang yang berlaku serakah. (tangan gaib).32 Kapitalisme menekankan arti penting tenaga kerja yaitu produksi dapat dicapai lewat pembagian kerja 28
dan menyerang pemerintah yang
Adam Kuper, Jessicca, loc. cit., hal. 92.
29
Muh. Hanif Dhakiri, Paulo Freire, Islam Pembebasan, Djambatan, Jakarta, 2000, hal. 114. 30 Adam Kuper, Jessicca, Op. cit., hal. 93. 31 Pius A Partono, Kamus Ilmiah Populer, Arloka, Surabaya, 1994, hal. 305 32 Dr. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hal. 306.
20
usang
dan campur tangannya berikut penghambat-penghambatnya yang
menghalangi perkembangan industri. 33 Ide sentral yaitu pasar akan mengantarkan barang apa saja yang akan diproduksi. Keyakinan adanya tangan gaib yang akan menuntun manusia untuk mengarahkan langkahnya. Kaum neo-liberal percaya pertumbuhan ekonomi dicapai dengan dengan persaingan bebas. Persaingan agresif muncul dari kepercayaan bahwa “Pasar Bebas“ itu efisien serta adil. Sebagai cara untuk mengalokasikan SDA yang terbatas. harga barang menjadi indikator banyak sedikitnya barang, kalau mahal barang sedikit atau sebaliknya. Harga memberi arahan barang apa yang harus diproduksi. Itulah sebabnya faham neoliberal menetang campur tangan pemerintah “subsidi“ dalam pasar. Keuntungan pribadi akan membimbing tangan gaib (Invisible hand) pasar bebas mendapat berkah dari ribuan keputusan perseorangan. Kekayaan yang dimiliki segelinter orang akan menetes (trickle down effect) kepada masyarakat yang lain.34 Pada
pokoknya
paham
ini
memperjuangkan
leissez
faire
(persaiangan bebas) yakni paham yang memperjuangkan hak-hak atas pemilikan dan kebebasan individual. Mereka lebih percaya pada kekuatan pasar untuk meyelesaikan masalah sosial ketimbang deregulasi negara35 Sifat pokok atau alat mancapi tujuan kapitalisme : a.
Hak milik atas barang dan modal, alat produksi seperti tanah, mesin dan sumber daya alam ada ditangan perseorangan.
b.
Prisip ekonomi pasar Mereka percaya pada sistem ekonomi pasar yang didasarkan pada persaingan / kompetisi sempurna.
c.
Persaingan bebas
33
Anthony Brewer, Kajian Kritis Daskapital Marx, Terj. Joebar Ajoeb Teplok Press, Jakarta, 2000, hal. 16 34 Dr. Mansour Fakih, Bebas Dari Neoliberalisme, Insist Press, Yogyakarta, 2003, hal. 5. 35 Ibid.,1.
21
Para ekonom klasik percaya istilah prancis laissez-faire yakni kepercayaan akan kebebasan dalam bidang ekonomi yang memberi isyarat
perlunya membatasi
atau memberi peran sangat minimal
kepada negara dalam bidang ekonomi. Dalam sistem ini kepentingankepentingan ekonomi dibiarkan berjalan tanpa pengendalian pemerintah dan dengan regulasi yang sedikit mungkin.36 3. Sejarah Humanisme Humanisme berasal dari latin (humanis;manusia, Isme adalah paham atau
aliran). Pertama, nama dari suatu aliran
kebudayaan
dikalangan kaum terpelajar yang mencapai kejayaan pada abad ke-15 di Italia dan abad ke-16 di negara-negara lain. Bertujuan mengembangkan segi rohaniah kebudayaan
pada manusia secara mandiri menurut pola-pola dalam dan kesustraan klasik. Tokoh yang terkenal antara lain.
Petrarka, Boccacio, Pico Della, Mirandola. Kedua, humanisme modern yaitu pandangan hidup yang ingin memahami manusia dan kemanusiaan sebagai dasar dan tujuan dari segala pemikiran
ilmu pengetahuan
kebudayaan dan agama. Humanisme ini adalah penerusan dari humanisme kuno yang sudah berabad-abad umurnya.37 Mangun Harjana dalam bukunya : Isme-Isme Dari A Sampai Z mengatakan pengertian humanisme adalah pandangan yang menekankan martabat manusia dan kemampuannya. Menurut pandangan ini manusia bermartabat luhur, mampu menentukan nasib sendiri dan dengan kekuatan sendiri mampu mengembangkan diri dan memenuhi kepatuhan sendiri mampu mengembangkan
diri dan memenuhi kepenuhan eksistensinya
menjadi paripurna.38 Semula humanisme adalah gerakan
yang tujuan dan
kesibukannya adalah mempromosikan harkat dan martab manusia. Sebagai 36
Loren Bagus, Kamus Filsafat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2000, hal. 391. 37 38
Hassan Shadly, op. cit., hal. 1350. Mangun Harjana, Isme-Isme Dari A Sampai Z, Kanisius, Yogyakarta,
1997. hal. 93.
22
pemikiran etis yang menjunjung tinggi manusia. Humanisme menekankan harkat, peran, tanggugjawab menurut manusia. Menurut humanisme manusia mempuyai kedudukan yang istimewa dan berkemampuan lebih dari mahluk lainya karena mempunyai rohani.39 Pandangan humanisme membuat manusia sadar kembali tentang harkat dan martabat manusia sebagai mahluk rohani. Etika rohani mendasari manusia untuk bertangungjawab dalam kehidupan di dunia.40 Pemakaian Istilah Dalam Sejarah Filsafat 1. Doktrin protagoras mengatakan manusia sebagai ukuran. Dengan begitu kontras dengan bermacam bentuk absolutisme, khususnya yang bersifat epistemologis. 2. Dalam renaisance, istilah ini menunjukan gerak balik kepada sumbersumber Yunani, dan kritik individual serta interpretasi individual kontras dengan tradisi skolatisisme dan otorita religius. 3. Pada abad kemudian, istilah itu dipakai dalam kontras dengan teisme, dan menempatkan manusia sumber kebaikan dan kreativitas. August Comte adalah contoh yang ekstrim pengunaan seperti ini. Ia memformulasikan
suatu
kerangka
eklesialistikal
untuk
”agama
humanis.“ 4. Dalam pengunaan F.C.S Schiller diangkat sebagai
dan William James, humanisme
pandangan yang bertolak belakang
dengan
absolutisme filosofis. Ini tidak kembali kepandangan protagoras. Alasannya pandangan Schiller dan James dipandang melawan hal-hal absolut metafisis dan bukan yang epestimologis, yaitu melawan dunia tertutup idealisme absolut. Oleh karena itu, penekanannya pada alam atau dunia yang terbuka, pluralisme dan kebebasan manusia41. Pembagian sejarah humanisme oleh Said Tuhuleley dalam bukunya Masa Depan Kemanusiaan menjadi tiga periode :
39
Ibid. Ibid. 41 Loren Bagus, loc. cit., hal. 295 . 40
23
1. Zaman Antik Orang romawi 2000 tahun yang lalu menggunakan kata humanis untuk menunjukan cita-cita yang mengusahakan pengembangan tertinggi etis kultural kekuatan-kekuatan manusia dalam bentuk secara estetik sempurna, bersama dengan sikap baik hati dan kemanusiaan. Tokoh Cicero (106-43SM) cita-cita humanisme berkembang dalam stoa dengan tokoh Seneca dan Marcus Aurelius.42 2. Pra-Renaisance, Abad ke 14-16 Tahap inilah barangkali kunci kelahiran abad modern, abad ke14 Italia dunia kristiani mulai menemukan cita-kemanusiaan Yunani dan Romawi. Seni klasik mulai berkembang terutama patung-patung tubuh manusia memberi sumbangan besar seni di zaman itu. Manusia mulai ditempatkan sebagai pusat perhatian. Pendidikan dipandang sebagai pengembangan manusia, manusia dianggap tolak ukur kewajaran kehidupan; pada waktu itu tek kuno dalam filsafat mulai diteliti sastra dan diterjemah.43 Peran
Paus
di
mendamaikan agama kristiani
Roma
ikut
dalam
gerakan
diusahakan
dengan kebudayaan kuno (Socrates dan
Plato). Ciri periode ini adalah wawasan yang luas, optimis penolakan terhadap kepicikan dan keadilan usaha. Dua tahap humanisme itu merupakan tahap pertama kearah sekularisasi dunia eropa tengah dan barat tokoh puncak humanisme adalah Trasmus dan Rotterdam (1466-1536). 44 3. Tahap Humanisme Modern Humanisme untuk sebagian bangsa eropa berpengaruh terutama dalam kehidupan rohani. Mendorong gereja mentranformasikan diri dari dalam dan mencoba kedalam hidup batin disisi lain. 45
42
hal. 7.
Said Tuhuleley, dll, Masa Depan Kemanusiaan, Jendela, Jakarta, 2003,
43
Ibid., 8. Ibid. 45 Ibid. 44
24
Di abad 15 dan renaisance diabad 16 kita menyaksikan gerakan pembaharuan religius eropa. Di eropa utara devotia moderne mengusahakan pendalaman mistis, kita menyaksikan kelompok yang melakukan tapa. Kehidupan katolik di abad 16 ditandai oleh kelompok mistik dan hidup rohani, Santa Theresia
dan Avila, Santo Johanes dan Cruz dan Santo
Ignasius dari Yolala. Yaitu terahir mendirikan orde serikat. Yesus (Orde Yesui) yang akan membawa perubahan katholik disemua front sedang peristiwa penting dan dasyat adalah reformasi protestan, Martin Luther, Jean Calvin dan Ulricl Zwiaghi. Reaksi terhadap abad yang kacau balau adalah munculnya zaman pencerahan sejak pertengahan abad ke 7. Pencerahan, “ keluarnya manusia dari ketidakdewasaan yang disebabkan diri sendiri “ (kant) semakin melawan tradisi-tradisi religius dan politis atas nama akal budi. Pencerahan melahirkan tahap ketiga humanisme yang sampai sekarang merupakan salah satu dalih dari kerohanian barat.46 Abad pertengahan berahir sesudah abad pencerahan abad 15 dan 16. Kata “renaisance“ berarti kelahiran kembali yang dimaksud dengannya adalah usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik (Yunani dan Romawi) Pada saat orang mencari alternatif untuk kebudayaan tradisional (yang sama sekali diresapi suasana kristiani perhatian diarahkan kepada satu-satunya
kebudayaan yag lain yang meraka kenal, yaitu
kebudayaan Yunani dan Romawi. Kebudayaan itu sangat mereka dewadewakan dan diambil sebagai contoh untuk segala bidang kultural.47 Sudah Abad 14 renaisance mulai berkembang dalam dunia kesustraan Italia. Tokoh pertama yang mengarang Petrarca (1304-1374) dan Boccacio (1313-1375) Terutama dalam bidang sastra pra waktu itu terdapat apa yang disebut humanisme gerakan yang mencari inspirasi dari kesustraan klasik Yunani dan Roma. Seorang humanis adalah seorang sarjana yang mendalami sastra dan kebudayaan Yunani dan Romawi.48 46 47
hal. 45.
48
Ibid., hal. 9. Prof. K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 1975, Ibid.
25
Sementara itu karena datangnya sarjana-sarjana Yunani di eropa, timbulah minat orang terhadap kebudayaan Yunani pada khususnya dan kebudayaan kuno di dunia, itulah dianggap kebudayaan yang sempurna. Masa ini dikenal dalam sejarah lalu kembali kezaman kuno atau renaisance. Dalam hal ini filsafat tidak ketinggalan orang tidak lagi memusatkan perhatiannya pada Tuhan dan surga, melainkan kepada dunia dan manusia sebagai puncaknya. Manusia didewa-dewakan, manusia tidak hanya pusat pandangan. Disana-sini manusia adalah tujuan. Aliran yang memusatkan perhatianya pada manusia disebut humanisme. Mungkin terjadi dalam kelompok ini bahwa manusia menjadi kelompok tertinggi yang lain tidak ada. Maka humanisme ini menjadi humanisme tanpa Tuhan tetapi tidak semuanya atheis. 49 Humanisme barat berkembang dalam dua bentuk sebagai humanisme moderat dan sebagai
humanisme anti agama. Humanisme
moderat menjunjung tinggi keutamaan manusia yang luhur seperti kebaikan hati, kebebasan hati, wawasan yang luas, keterkaitan dengan seni, universalisme (Nilai budi dijunjug tinggi). Merasa dekat dengan alam, penolakan fatalisme, toleransi positif, Tokoh peyair Jerman Goeth, Schiller serta Wilhelm Von Humbold.50 Humanisme anti agama dipahami sebagai takhayul atau keterikatan manusia pada irasionalitas sehingga manusia dapat menemukan dirinya jika ia melepaskan diri dari agama.Tokoh
humanisme atheis
Ludwig Feurbach (1804-1872) yang memakai agama sebagai keterangan manusia. Karx Marx memandang agama sebagai candu masyarakat. Disebut juga Friederic Nietzsche, Sigmund Freud (agama sebagai ilusi) dan Jean Paul Sartre.51 Rasio dipandang sebagai kekuatan yang dimiliki oleh manusia untuk mengenali realitas, untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan
1994, hal. 98.
49
Prof. Ir. Poedwijatna,Pembimbing Kearah Filsafat, Rineka Cipta, Jakarta,
50
Said Tuhuleley, loc. cit. , hal. 10.
51
Ibid.
26
teknologi, moralitas, estetika, menentukan arah hidup, perkembangan sejarah, memecahkan masalah ekonomi.52 Sesungguhnya antroposentrisme, humanisme muncul dengan datangnya
rasionalisme yang tidak lagi percaya
bahwa hukum alam
besifat mutlak. Rasionalisme inilah yang melahirkan renaisance gerakan membangun kembali
manusia dari kungkungan
suatu
mitologi dan
dogma. Cita-cita renaisance adalah mengembalikan kedaulatan manusia yang selama berabad-abad dirampas oleh dewa dan mitologi untuk mengusai nasibnya sehingga kehidupan berpusat pada manusia bukan pada Tuhan. 53 Filsafat
zaman
kuno
“Kosmosentris“
dan
filsafat
abad
pertengahan “teosentris” maka filsafat abad modern lebih “antroposentris.” Dalam zaman kuno dicari arce “asal ” unsur induk dari kosmos sebagai asal yang ditujukan
misalnya “atom-atom,“ “air”, “materi berjiwa,” atau
“angka-angka. ”Juga“ yang illahi“ asal segala sesuatu. Pada Plato yang illahi digambarkan “ide kebaikan“ Pada Aristoteles sebagai “sebab dari dirinya sendiri.” Pada Plotonus “Yang Maha Esa“ masih sangat abstrak konsepsi mereka tentang alam dan Tuhan.54 Berbeda dengan abad pertengahan, di mana Allah ditunjukan dengan arce alam semesta. Allah itu pencipta dan alam ini diciptakanya. Yang illahi sekarang tidak lagi yang abstrak: yang illahi sudah konkrit: Allah itu Tuhan
dari kitab suci, Allah yang dihadapi manusia sebagai
“engkau“ Allah tidak lagi transenden
yang menentukan nasib manusia
Allah justru penyelenggara yang menyelamatkan manusia.55
52 Zainal Abidin, Filsafat Manusia (Memahami Manusia Melalui Filsafat), Rosda, Bandung, 2000, 224 53 Dr. Kuntowijoyo, Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi, Mizan, Bandung, 1998, hal. 160. 54 Harry Hamersme, Tokoh Filsafat Barat, PT Gramedia, Jakarta, 1992, hal. 42. 55 Ibid.
27
B. Humanisme Dalam Islam Terkait Dengan Etika Ekonomi dan Politik Setidaknya ada dua rujukan pokok agama Islam yang dijadikan referensi oleh pemeluk agama Islam, jika mereka hendak memecahkan masalah-masalah kehidupan, baik yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya dan lainya. Sumber yang dimaksud yaitu al-Qur'an dan sejarah nabi.56 Islam adalah agama yang mengatur segala urusan termasuk dalam ekonomi sebagaimana dalam bidang lainya. Sehingga manusia berada di jalan yang lurus (Shirat al-Mustaqim) dalam rangka mencapai tujuannya. 57 Islam menuntut kejujuran yang sungguh-sungguh dalam transaksi dengan orang lain dan melarang mengeksploitasi sesama. Dalam ekonomi ada kata kunci al-adl wa al-ihsan (keadilan dan kebijakan) Allah memerintahkan kita berbuat adil dan bijaksana dalam rangka menghindari ketegangan sosial yang bisa ditimbulkan. Ekonomi industrial mendorong eksploitasi yang intensif dari kapitalisme. Ekploitasi dilakukan oleh perusahaan multinasional, kartel dan persero sebagai bentuk usaha. 58 Pemusatan kekayaan sebagai akibat kapitalisme mengakibatkan menurunnya derajat keadilan, kebajikan dan meningkatkan ketegangan sosial atau konflik. Sistem ekonomi seperti ini membuat pendikotomian antara negara maju dan negara internasional.
berkembang yang meyulut konflik
59
Kegiatan ekonomi dalam pandangan Islam merupakan ajaran yang memiliki dimensi ibadah. Hal ini dapat dibuktikan dengan ungkapan
56 Dr. Amin Abdullah, Studi Agama (Normativitas dan Historisitas), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 63. 57 Suhrawardi K Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hal. 1. 58 Asghar Ali Engineer, Islam dan Pembebasan,Terj. Agung Prihantono,Lkis, Yogyakartra, 1990, hal. 46-47 59 Asghar Ali Engineer, hal. 47.
28
وَﻟَﻘَﺪْ ﻣَﻜﱠﻨﱠﺎآُﻢْ ﻓﻰ اﻻرْضِ وَﺟَﻌَﻠْﻨَﺎ ﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﻌَﺎﻳِﺶَ ﻗَﻠِﻴًﻼ ﻣَﺎ ﺗَﺸْﻜُﺮُون (10 : )اﻷﻋﺮاف ِArtinya : Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan kami adakan di muka bumi itu (sumber)
penghidupan
Amatlah sedikitlah kami bersyukur (Q.S. al-A’raf :10). Allah juga berfirman
ْ هُﻮَ اﻟﱠﺬِي ﺟَﻌَﻞَ ﻟَﻜُﻢُ اﻻرْضَ ذَﻟُﻮﻻ ﻓَﺎﻣْﺸُﻮا ﻓِﻲ ﻣَﻨَﺎآِﺒِﻬَﺎ وَآُﻠُﻮا ﻣِﻦ ( 15:رِزْﻗِﻪِ وَ اِﻟَﻴْﻪِ اﻟﻨﱡﺸُﻮرُ )اﻟﻤﻠﻚ Artinya : Dialah yang menjadikan itu bumi mudah bagi kamu,
maka
berjalanlah (mencari rizeki penghidupan) disegala penjurunya dan makanlah
sebagian dari rizki-Nya. Hanya kepadanyalah
kamu kembali di bangkitkan (Q.S al-Mulk:15).60 Pemilikan pribadi dalam Islam tidaklah bersifat mutlak/absolut (bebas tanpa kendali atau batas) sebab di dalam ketentuan hukum dijumpai beberapa batas kendali yang tidak boleh dikesampingkan oleh seorang muslim dalam pemanfaatan dan pengolahan harta benda miliknya. Ada dua prinsip dasar yaitu pertama pada hakikatnya individu adalah wakil masyarakat. Kedua harta benda tidak boleh hanya berada ditangan pribadi tetapi disalurkan agar masyarakat sentosa.61 Tidak dapat diragukan lagi bahwa tujuan utama al-Qur’an menegakan sebuah masyarakat yang adil, berdasarkan etika sehingga dapat bertahan di muka bumi ini. Pertayaan apakah individu atau masyarakatlah yang penting hanyalah pertayaaan akademis karena kedua tidak dapat dipisahkan.
Tidak ada ada individu tanpa masyarakat sehingga amal
berbuatan manusia dalam konsep taqwa berarti dalam konteks sosial.62
60
Suhrawardi K Lubis, op.cit., hal. 1. Ibid., hal. 2. 62 Fazlur Rahman, Tema Pokok al- Qur'an, Pustaka, Terj. Anas Mahyuddin, Bandung, 1996. hal. 54. 61
29
Tujuan al-Qur’an adalah menegakan sebuah tatanan masyarakat yang etis dan egalitarian terlihat dalam celaanya terhadap disekuilibrium ekonomi dan ketidakadilan
sosial di dalam masyarakat. Islam sangat
mengecam ketimpangan ekonomi yang menjadi inti ketimpangan sosial. Semangat dasar Islam dalam menyerukan kebaikan dan mencegah kejahatan (3:104,110; 9:71) mencakup perintah-perintah serta larangan-larangan tertentu yang mencerminkan dimensi sosial dari taqwa.
َوَﻟْﺘَﻜُﻦْ ﻣِﻨْﻜُﻢْ أُﻣﱠﺔٌ ﻳَﺪْﻋُﻮنَ إِﻟَﻰ اﻟْﺨَﻴْﺮِ وَﻳَﺄْﻣُﺮُونَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُوفِ وَﻳَﻨْﻬَﻮْن (104:ﻋَﻦِ اﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ وَأُوﻟَﺌِﻚَ هُﻢُ اﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮن)َ ا ل ﻋﻤﺮان Artinya:Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali-Imran :104). Untuk melaksanakan suatu urusan bersama (pemerintah) al-Qur’an menyuruh kaum muslim untuk menegakan syura (dewan atau majelis konsultatif) di mana keinginan rakyat dapat disampaikan melalui mereka. Syura adalah institusi arab yang demokratis dari masa sebelum Islam dan kemudian didukung oleh al-Qur’an (42:38). Nabi Muhammad juga diperintah Allah (3:159) untuk memutuskan persoalan setelah berkonsultasi dengan pemuka-pemuka masyarakat. Setelah nabi tiada, tampaknya alQur'an (42:38) menghendaki kepemimpinan dan tanggungjawab kolektif.63
وَاﻟﱠﺬِﻳﻦَ اﺳْﺘَﺠَﺎﺑُﻮا ﻟِﺮَﺑﱢﻬِﻢْ وَأَﻗَﺎﻣُﻮا اﻟﺼﱠﻠﻮةَ وَأَﻣْﺮُهُﻢْ ﺷُﻮرَى ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢ وَﻣِﻤﱠﺎ ( 38 : رَزَﻗْﻨَﻬُﻢْ ﻳُﻨْﻔِﻘُﻮن ْ ) ا ﻟﺸﻮرى Artinya : Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya
dan
mendirikan
shalat,
sedang
urusan
mereka
(diputuskan) dengan musyarakat antara mereka; dan mereka
63
Ibid., hal. 63.
30
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (َQS.Asy Syuura: 38)
ْﺎ ﻏَﻠِﻴﻆَ اﻟْﻘَﻠْﺐِ ﻻﻧْﻔَﻀﱡﻮا ﻣِﻦﻓَﺒِﻤَﺎ رَﺣْﻤَﺔٍ ﻣِﻦَ اﻟﻠﱠﻪِ ﻟِﻨْﺖَ ﻟَﻬُﻢْ وَﻟَﻮْ آُﻨْﺖَ ﻓَﻈ َﺣَﻮْﻟِﻚَ ﻓَﺎﻋْﻒُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ وَاﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻬُﻢْ وَﺷَﺎوِرْهُﻢْ ﻓﻰ اﻻَﻣْﺮِ ﻓَﺈِذَا ﻋَﺰَﻣْﺖ (159 :ﻓَﺘَﻮَآﱠﻞْ ﻋَﻠَﻰ اﻟﻠﱠﻪِ إِنﱠ اﻟﻠﱠﻪَ ﻳُﺤِﺐﱡ اﻟْﻤُﺘَﻮَآﱢﻠِﻴﻦ )ا ل ﻋﻤﺮان Artinya :Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemahlembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS.Ali Imran:159) Pada saat yang sama al-Qur'an juga melarang dengan keras perselisihan-perselisihan dan persengkongkolan-persengkongkolan rahasia baik oleh kelompok-kelompok atau partai politik. Partai politik yang bermanfaat jangan sampai mengalami degenerasi menjadi kekuatankekuatan yang memecah belah masyarakat. Partai-partai harus saling berkonsultasi dan bahaya demagogi harus dihindarkan.64 Perlunya
Etika
politik
bagi
kehidupan
bernegara
menjadi
kesepakatan mutlak pemikir Islam dengan alasan Pertama. al-Qur'an pada prinsipnya adalah petunjuk etik bagi manusia; ia bukanlah sebuah kitab politik. Kedua, sudah merupakan suatu kenyataan bahwa institusi sosio politik dan organisasi manusia selalu berubah dari masa kemasa. Dengan kata lain tujuan terpenting Qur'an kaitannya dengan politik adalah agar nilai-nilai dan perintah etiknya dijunjung tinggi dan bersifat mengikat bagi kehidupan sosio politik manusia.65 Sejalan dengan Fazlur Rahman,
Prof. DR. Amin Syukur dalam
bukunya Metodelogi Studi Islam menerangkan konsepsi Islam tentang 64
Ibid., hal. 65.
65
Prof. DR. H. M. Amin Syukur, MA., dkk, Metodelogi Studi Islam, Gunung Jati, Semarang, 1998, hal. 61.
31
pembangunan masyarakat yang dilandasi semangat humanisme Islam yaitu perlu etika politik untuk menjamin kepentingan umat. Landasan Etik Politik Islam 1. Persamaan dan keadilan Prinsip dasar pertama bagi kehidupan manusia sebagaimana digariskan al-Qur'an bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang berasal dari asal yang satu. Diciptakan dari Adam dan Hawa yang berkembang menjadi berbangsa dan bersuku-suku yang membedakanya hanya taqwa (Q.S.49:13).66
ﻳَﺎأَﻳﱡﻬَﺎ اﻟﻨﱠﺎسُ إِﻧﱠﺎ ﺧَﻠَﻘْﻨﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ذَآَﺮٍ وَاُﻧْﺜَﻰ وَﺟَﻌَﻠْﻨﻜُﻢْ ﺷُﻌُﻮﺑًﺎ ٌوَﻗَﺒَﺎﺋِﻞَ ﻟِﺘَﻌَﺎرَﻓُﻮا إِنﱠ أَآْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﻠﱠﻪِ أَﺗْﻘَﺎآُﻢْ إِنﱠ اﻟﻠﱠﻪَ ﻋَﻠِﻴﻢٌ ﺧَﺒِﻴﺮ (13:)اﻟﺤﺠﺮات Artinya :Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.al-hujurat:13) Prinsip di atas dapat secara singkat disebut sebagai prinsip egalitarianisme Islam. Yaitu manusia mempuyai posisi dan kedudukan yang sama dalam kehidupan ini.
Dalam konteks politik maka maka manusia
dalam kehidupan bernegara dan berbangsa sama di depan hukum dan undang-undang. Maka dalam Islam tidak dikenal politik diskriminatif baik berdasarkan ras, agama maupun lihat (Q.S.16:90).
golongan. Penegasan etik semacam ini
67
ِإِنﱠ اﻟﻠﱠﻪَ ﻳَﺄْﻣُﺮُ ﺑِﺎﻟْﻌَﺪْلِ وَاﻻ ﺣْﺴَﺎنِ وَإِﻳﺘَﺎئ ذِي اﻟْﻘُﺮْﺑَﻰ وَﻳَﻨْﻬَﻰ ﻋَﻦ (90:اﻟْﻔَﺤْﺸَﺎءِ وَاﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ وَاﻟْﺒَﻐْﻲِ ﻳَﻌِﻈُﻜُﻢْ ﻟَﻌَﻠﱠﻜُﻢْ ﺗَﺬَآﱠﺮُونَ)اﻟﻨﺤﻞ 66 67
Ibid., hal. 161-163. Ibid.
32
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(QS.an-Nahl:90) Ada dua hal yang ditegaskan al-Qur'an dalam pelaksanaan keadilan yaitu kewajiban meyampaikan amanah kepada orang yang berhak dan kewajiban menerapkan hukum yang adil. Keadilan Islam harus ditegakan bagi siapa saja
baik diri sendiri, keluarga maupun orang lain. Dalam
menegakan keadilan Islam tidak pandang bulu sekalipun terhadap lawan politik.
Oleh karena itu Islam melarang nepotisme yang mementingkan
kelompoknya sendiri. (Q.S 4:135).68
ﻳَﺎأَﻳﱡﻬَﺎ اﻟﱠﺬِﻳﻦَ ءَاﻣَﻨُﻮا آُﻮﻧُﻮا ﻗَﻮﱠاﻣِﻴﻦَ ﺑِﺎﻟْﻘِﺴْﻂِ ﺷُﻬَﺪَاءَ ﻟِﻠﱠﻪِ وَﻟَﻮْ ﻋَﻠَﻰ ﺎ أَوْ ﻓَﻘِﻴﺮًا ﻓَﺎﻟﻠﱠﻪُ أَوْﻟَﻰ ﺑِﻬِﻤَﺎأَﻧْﻔُﺴِﻜُﻢْ أَوِ اﻟْﻮَاﻟِﺪَﻳْﻦِ وَاﻻَﻗْﺮَﺑِﻴﻦَ إِنْ ﻳَﻜُﻦْ ﻏَﻨِﻴ ﻓَﻼ ﺗَﺘﱠﺒِﻌُﻮا اﻟْﻬَﻮَى أَنْ ﺗَﻌْﺪِﻟُﻮا وَإِنْ ﺗَﻠْﻮُوا أَوْ ﺗُﻌْﺮِﺿُﻮا ﻓَﺈِنﱠ اﻟﻠﱠﻪَ آَﺎنَ ﺑِﻤَﺎ (135:ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮنَ ﺧَﺒِﻴﺮًا)اﻟﻨﺴﺎء Artinya:Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benarbenar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan. (ََQS.AnNisa:135) Keadilan dalam pengertian hukum Islam adalah “berjalan lurus“ di atas kebenaran dan menjauhi apa yang dilarang agama. Dalam pengertian lain memberikan kepada pemilik hak apa yang menjadi haknya dan
68
Ibid, hal. 164-165.
33
menentukan hukum sesuai dengan ketentuan Allah dan menjauhi hawa nafsu dan memberikan perlakuan yang sama kepada manusia.69 Dalam pada itu Islam mengakui perbedaan antara sesama manusia (Q.S.6:165). 70
ٍوَهُﻮَ اﻟﱠﺬِي ﺟَﻌَﻠَﻜُﻢْ ﺧَﻠﺌِﻒَ اﻻَرْضِ وَرَﻓَﻊَ ﺑَﻌْﻀَﻜُﻢْ ﻓَﻮْقَ ﺑَﻌْﺾ ُدَرَﺟَﺖٍ ﻟِﻴَﺒْﻠُﻮَآُﻢْ ﻓِﻲ ﻣَﺎ َاﺗَﺎآُﻢْ إِنﱠ رَﺑﱠﻚَ ﺳَﺮِﻳﻊُ اﻟْﻌِﻘَﺎبِ وَإِﻧﱠﻪ (165:ﻟَﻐَﻔُﻮرٌ رَﺣِﻴﻢٌ )اﻻ ﻧﻌﻢ Artinya : Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikanNya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.al-An’am:165) Menurut kaum beragama keadilan adalah prasarat dan syarat bagi kekuasaan agama. Suatu kekuasaan yang tidak adil adalah tidak agamis. Keadilan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan, mencapai hak-hak dan menghapuskan diskriminasi
dan ketidak adilan. Keadilan dan hak asasi
manusia terkait dengan kekuasaan, pemerintahan dan hubungan yang adil antara pemimpin dengan rakyat adalah unsur yang paling signifikan. Oleh karena itu pengendalian dan kekuasaan pemerintah terkait dengan keadilan dan humanisme. Keduanya saling terkait sehingga keadilan masuk dalam agama yang benar yang dapat diterima.71 2. Musyawarah Musyawarah (syura) sebagai prinsip yang ditawarkan sebagai prosedur pengorganisasian
al-Qur'an
kekuasaan agar berjalan efektif dan
wajar. Karena Syura adalah gagasan politik utama dalam al-Qur'an, maka
69
Harun Nasution, Islam Rasional (Gagasan dan Pemikiran), Mizan, Bandung, 2000, hal .71. 70 Ibid. , hal. 72. 71 Abdul Karim Soroush, (Menggugat Otoritas Dan Tradisi Agama), Terj. Abdullah Ali, Mizan Bandung, 2000, hal. 192.
34
sistem politik demokrasi nampaknya lebih dekat dengan cita-cita politik alQur'ani, sekalipun tidak identik dengan demokrasi barat.72 Musyawarah
sangat
penting
untuk
menciptakan
peraturan
masyarakat manapun. Setiap negara maju yang menginginkan adanya keamanan, ketentraman, kebahagian dan kesuksesan bagi rakyatnya. Mereka tetap memegang prinsip musyawarah sebab musyawarah adalah media yang sehat untuk menghasilkan pendapat dan memecahkan masalah yang paling baik, guna merealisasikan maslahat individu, masyarakat dan negara.73 Islam merupakan agama yang menekankan untuk menyatukan kedua kesalehan. Yaitu, pertama kesalehan spiritual dan kesalehan sosial kedua kesalehan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainya, bulat berkelindan.
Nabi Muhammad mengajarkan kedua kesalehan tersebut
walaupun beliau dijamin ma’sum (terjamin dari kesalahan) tetapi tetap sembahyang dan tahajjud tengah malam. Disisi lain nabi Muhammad masih memikirkan nasib kaum miskin, yatim, janda dan berusaha membangun masyarakat madinah yang menjamin kehidupan sosial yang
terbuka.
Ketaatan ritual (shalat, puasa, haji, dan sebagainya) berbanding lurus dengan etos sosial yang tinggi.74 Dalam membangun kehidupan sosial Islam mengajarkan untuk sedia bekerjasama dengan pemeluk agama lain. Karena itulah Islam mengajarkan menghargai dan memberikan kebebasan kepada pemeluk agama lain untuk mengekpresikan keagamaanya.75 Rasulullah membangun masyarakat Madinah bekerjasama bahu membahu, hal ini tercermin dari piagam Madinah Prof. Dr. Nouruzzaman Ashiddiqy dalam risalahnya meyebutkan pendukung piagam
Madinah
adalah masyarakat majemuk, baik ditinjau dari budaya, keturunan dan agama yang dianutnya. Tali persatuan adalah politik dalam rangka mencapai
72
Ibid., hal. 166. Ibid. 74 Misbah Shoim Haris, Doktrin Wong Cilik (Pergulatan Islam Dalam Realitas Sosial), Azura, 2003, Jakarta, hal. 7. 75 Ibid. 73
35
tujuan bersama (ps.17,23 dan 42). Negara mengakui dan melindungi menjalankan ibadah agama orang nonmuslim. (ps.25-33). Semua orang mempuyai kedudukan yang sama dalam masyarakat wajib saling membantu dan tidak boleh ada diperlakuan secara buruk (ps.16) bahkan orang yang lemah harus dibantu (ps.11).76 Islam sebagai agama hadir di dunia bukan hanya memfokuskan diri pada relasi yang bersifat ukhrowi, tetapi mengingatkan mengenai kondisi kehidupan hari ini (duniawi). Cerita-cerita diakhirat selalu menjadi pemicu bagi kehidupan dunia. Pemaparan neraka yang mengerikan adalah bagi mereka yang berbuat kerusakan di muka bumi, ilustrasi surga adalah bagi orang yang berbuat kedamaian dan kebaikan di bumi. Maka datangnya Islam sangat kental dengan misi sosial di samping misi sosiologis. 77 Etika adalah pandangan mengenai yang benar dan salah padanan dari kata itu adalah budi pekerti, moralitas dan akhlak. Pelaku etika adalah satuan makro seperti : negara, pemerintahan sistem ekonomi, masyarakat, satuan meso seperti LSM, Ormas, Perusahaan, perkantoran, satuan mikro seperti : politisi, seniman, petani, murid. Dalam etika bernegara seperti demokrasi, ham, rule of law, clean government dalam sistem ekonomi ada sosialisme, kapitalisme, liberalisme, ekonomi kerakyatan.78 Etika politik negara modern adalah demokrasi, egalitarianisme, ham, rule of law dan clean government. Sedangkan feodalisme dan otoritarianisme, kediktatoran dan dan absolutisme dalam negara modern dipandang tidak mempuyai etika politik.79 Berbicara nilai etis
tidak semata-mata kesopanan tetapi harus
dilihat secara komprehensif yang
menjadi pangkal pandangan hidup
tentang baik, buruk, benar dan salah. Oleh karena itu dalam masalah etis
76
Ibid. , hal. 8. Ibid. , hal. 36. 78 Kontowijoyo, Esai-Esai Budaya dan Politik (Selamat Tinggal Mitos Selamat Datang Realitas), Mizan, Bandung, 2002. hal. 8. 79 Ibid. 77
36
dalam
arti
luas
akan
mencakup
keseluruhan
pandang
(weltanschauung), world outlook, pandangan hidup (way of life). Ernest Geller berpendapat bahwa diantara
dunia
80
agama monoteis
(Yahudi, Kristen, Islam) Islamlah yang paling dekat dengan modernitas disebabkan oleh ajaranya tentang universalisme, skripturalisme yang menyatakan bahwa kitab suci dapat dipahami siapa saja bukan monopoli kelas tertentu, egalitarianisme, spiritualisme, tradisi tulis menulis yang menimbulkan partisipasi masyarakat (participatory democracy) ahirnya mengajarkan sistem rasional dalam kehidupan bermasyarakat.81 Jika kita perhatikan Islam tidak bertentangan dengan humanisme. Tugas besar Islam sejatinya adalah melakukan tranformasi sosial dan budaya dengan nilai-nilai Islam. Kita mengenal trilogi “iman, ilmu dan amal”
artinya
iman
berujung
pada
amal/aksi
atau
tauhid
harus
diaktualisasikan dalam bentuk pembebasan manusia. Puncak keimanan Islam memang Tuhan tetapi aktualisasinya adalah manusia. Menurut Cak Nur pandangan manusia yang teosentris dapat dilihat dalam kegiatan keseharian yang antroposentris. 82 Islam dapat dijadikan dinamisator dalam kehidupan bermasyarakat sebagaimana dipaparkan Cak Nur “bahwa Islam mempuyai pondasi yang kokoh untuk membangun peradaban yang berketuhana, berkemanusiaan, berkedaulatan, demokratis, serta berdaya guna”. Secara implisit dapat ditegaskan bahwa Islam memberikan sumbangan etis bagi peradaban. Titik tolak kemanusiaan Islam terletak pada ajaran tauhid sehingga membebaskan manusia dari belenggu selain Tuhan. Manusia harus tunduk dan patuh dan Tuhan eksploitasi, diskriminasi dan sikap pelecehan terhadap humanisme bertentangan dengan Islam. Islam
humanis menjadi pelopor bagi
terbentuknya tata masyarakat adil, egaliter, demokratis dan sikap
80
Nur Kholish Madjid, Islam Doktrin Dan Peradaban (Sebuah Telaah Kritis Tentang Masalah Keimanan, Kemasyarakatan dan Kemodernan), Temprint, Jakarta, 1995, hal. 467. 81 Ibid., hal. 82 www.geocities.com/asetyawansi/agamaideologi/htm.
37
kemanusiaan lain dalam rangka menjamin hak sebagai manusia dan hamba Allah.83 Dalam pandangan Kuntowijoyo Islam adalah agama yang humanis yaitu agama yang sangat mementingkan manusia sebagai tujuan sentral. Humanisme adalah nilai dasar Islam. Ia memberikan istilah dengan “Humanisme Teosentris“ dengan pengertian “Islam adalah sebuah agama yang memusatkan diri pada keimanan pada Tuhan, tetapi mengarahkan demi peradaban manusia”. Islam sangat menjunjung tinggi rasionalisme84 Jadi jelas bahwa humanisme dalam Islam bersifat transenden dalam arti kata selalu diilhami oleh nilai-nilai Illahiah sehingga keperpihakan muslim terhadap nilai kemanusiaan tidak semata bersifat horisontal tetapi juga vertikal. Kesadaran humanisme muslim seperti nilai keadilan, egalitarianisme, persaudaraan, musyawarah, demokrasi merupakan hasil ketundukan pada kepada perintah Allah yaitu al-Qur’an dan hadits sebagai petunjuk (guidence)85
83
Ibid. . www.sinarharapan.co.id/berita/0310/15/op01.html. 85 Amin Rais. Tauhid Sosial, Mizan, 1998, Bandung, hal.154.
84
38