BAB II TINJAUAN UMUM PT. PRADJA PHARIN (PRAFA)
2.1
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. PRAFA didirikan pada tahun 1960 oleh Tjipto Pusposuharto, yang
berawal dari sebuah industri rumah tangga dengan karyawan berjumlah 20 orang di areal berukuran 325 m2. Pada tahun 1968, dengan semakin luasnya pasar dan semakin kuatnya kepercayaan prinsipal utama, PT. PRAFA ditunjuk sebagai importir dan penyalur tunggal di Indonesia untuk Meiji Seika, Jepang. Kemudian pada tahun 1971, PT. PRAFA menjadi perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan tujuan untuk meningkatkan fasilitas produksi yang lebih besar. Sejak saat itu, pembangunan pabrik dimulai di areal seluas 2300 m2 di jalan Bandengan Selatan 58 A, Jakarta Utara. Dengan demikian, pabrik dapat memproduksi berbagai jenis sediaan obat yang jumlahnya lebih besar. Pada tahun 1975, PT. PRAFA semakin intens dalam melibatkan diri dengan prinsipal-prinsipal multinasional dengan maksud untuk memperoleh keahlian manajerial yang lebih baik dan peningkatan teknologi. Antara tahun 1975-1978, PT.PRAFA ditunjuk sebagai wakil tunggal OXOID dan BDH dari Inggris, Cutter Laboratories dari Amerika Serikat, dan Flow Laboratories dari Australia. Pada tahun 1979, didirikan PT. Pradja Farma Hoslab sebagai kesatuan terpisah untuk menangani distribusi lokal untuk merek internasional dan produkproduk PT. PRAFA di wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan agar PT. PRAFA dapat lebih fokus pada pengembangan produksi. Selanjutnya, pada tahun 1981 PT. PRAFA ditunjuk sebagai agen tunggal di Indonesia untuk Kabivitrum-AB dari Swedia. Kemudian pada tahun 1984, berhasil memperoleh lisensi penting untuk memproduksi tablet effervescent dari UPSA Laboratories. PT. PRAFA mulai mengekspor 9 jenis sediaan obat dari berbagai kategori seperti injeksi intramuskular, antibiotika, stimulan pertumbuhan, dan tablet hisap vitamin C, pada tahun 1986.
Universitas Sumatera Utara
Sejak tahun 1988, PT. PRAFA tumbuh menjadi suatu industri farmasi dengan ± 1000 karyawan, 200 jenis sediaan obat berkualitas dan total penanaman modal mencapai lebih dari 10 miliar rupiah. Pada tahun itu pula, dibangun pabrik modern di atas areal seluas ± 12 hektar, dengan luas bangunan 32.208,52 m2 , yang terletak di daerah Citeureup, kabupaten Bogor. Pada tahun 1989, PT. PRAFA memperoleh lisensi dari DONG-A Pharmaceutical, Korea, untuk memproduksi minuman tonik Bacchus-D dan juga memperoleh lisensi dari ANDRELON Cosmetic B.V yang merupakan salah satu produsen kosmetika utama di Belanda. Pabrik baru selesai dibangun pada tahun 1990 dan PT. PRAFA resmi pindah ke lokasi tersebut sampai sekarang. Pabrik tersebut dirancang dan dibangun sesuai dengan aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Semua fasilitas dibangun dengan teknologi mutakhir baik dalam produksi sediaan solid, steril, dan lain sebagainya. PT. PRAFA melakukan akuisisi dengan Darya Varia Group dan dibeli oleh First Pacific Investment, Hongkong, pada tahun 1995. Sebagai informasi, Darya Varia Group terdiri dari tiga perusahaan yaitu PT. Darya Varia Laboratoria Tbk., PT. Kenrose Indonesia, dan PT. Dupa dengan distributor PT. Wigo Distributor Farmasi. Tahun 1998 PT. Dupa dan PT. Kenrose ditutup sebagai upaya restrukturisasi usaha bagi perseroan (Darya Varia Group). Sejak tanggal 21 Desember 2001 hingga sekarang Darya Varia Group diambil alih oleh United Laboratories, Inc. (UNILAB), Filipina. Selain Darya Varia Group yang kini hanya terdiri dari PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. (DVL) dan PT. Pradja Pharin (PRAFA), UNILAB juga memiliki perusahaan farmasi lain di Indonesia yakni PT. Medifarma Laboratories Inc. PT. PRAFA juga menerima kontrak kerja sama dalam proses produksi dari perusahaan lain atau yang dikenal dengan istilah contract manufacture atau toll manufacturing, baik itu dari prinsipal multinasional maupun lokal. Prinsipal multinasional yang dimaksud yakni PT. Actavis Indonesia, PT. Novell Pharmaceutical Laboratories, PT. Procter & Gamble (P&G) Indonesia, PT. Sandoz Indonesi, dan PT. Servier Indonesia, sedangkan prinsipal lokalnya antara lain PT. Dipa Pharmalab Intersains, PT. Guardian Pharmatama, PT. Kalbe Farma, PT. Lapi Laboratories, PT. Nufarindo Pharmaceutical Laboratories, PT. Pharos
Universitas Sumatera Utara
Indonesia, dan PT. Pyridam Pharma Tbk.. Sejak tahun 2003, PT. PRAFA mulai diaudit oleh P&G namun penilaian yang didapat saat itu adalah 44%. Kemudian setelah dilakukan perbaikan dan kemudian diaudit kembali oleh P&G tahun 2004, point audit bertambah menjadi 72%. Dengan perjuangan dan komitmen yang tinggi, akhirnya hanya dalam waktu satu tahun kemudian, PT. PRAFA berhasil menaikkan pointnya menjadi 92% saat diaudit kembali oleh P&G. Sejak saat itu, PT. PRAFA dipercaya oleh perusahaan P&G untuk menerima toll manufacturing hingga kini, yaitu memproduksi Vicks Formula 44, Vicks Vaporub, dan Vicks Inhaler. Pada tahun 2008, P&G memberikan point 100% untuk audit yang dilakukan pada PT. PRAFA. Pada tahun 2005, PT. PRAFA memperoleh sertifikat industri farmasi kelas A dari hasil mapping Badan POM dalam menilai kesiapan industri farmasi menghadapi harmonisasi pasar ASEAN. Hal ini berarti bahwa PT. PRAFA diizinkan untuk melakukan produksi di fasilitas sendiri dan menerima toll manufacturing dari industri farmasi lain. Hingga kini, PT. PRAFA senantiasa berusaha untuk meningkatkan kualitas sarana dan sumber daya manusianya, terutama dalam mematuhi standar PIC/S dan FDA Regulation. Pada tahun 2009, UNILAB Indonesia melakukan project spesialization yakni PT. Medifarma Laboratories Inc. dikhususkan dalam produksi high volume solid order dan obat-obat bebas (Over The Counter/OTC), PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. untuk produksi kapsul gelatin lunak (soft gelatin capsules), sediaan cair, dan semisolid serta PT. Pradja Pharin (PRAFA) diarahkan pada produksi low volume solid order, produk etikal (solid dan injeksi), antibiotik betalaktam dan sefalosporin (solid dan injeksi), serta produk toll manufacturing. Oleh karena banyaknya prinsipal lokal dan multinasional yang melakukan toll manufacturing, PT. Pradja Pharin (PRAFA) lalu dikhususkan sebagai Centre of Excellent Toll Manufacturing. Motivasi dan dedikasi yang tinggi merupakan falsafah perusahaan sebagaimana dinyatakan dalam logo perusahaan dengan inisial yang berbentuk segitiga dengan sisi yang sama panjang dan tajam seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Logo PT. Pradja Pharin (PRAFA). Segitiga pada gambar tersebut mengimplikasikan lambang huruf awal nama perusahaan. Sementara, bentuk segitiga itu sendiri melambangkan kemajuan dan budaya perusahaan yang modern. Pertemuan antar segitiga pada logo tersebut melambangkan kerja sama, kebersamaan, dan komitmen. Sisi sama panjang mencerminkan bahwa PRAFA terdiri dari elemen yang memiliki kepentingan bersama serta saling menunjang dan mendukung sehingga tidak ada yang dapat berdiri sendiri tanpa dukungan kekuatan elemen yang lain. Warna biru pada logo PRAFA melambangkan semangat, rasa aman, bersih, dan kepercayaan melalui produk-produk yang dihasilkannya sehingga akan memberikan kesan yang berlangsung lama di hati para konsumennya.
2.2
Struktur Organisasi PT. PRAFA dipimpin oleh seorang Plant Manager yang membawahi lima
departemen. Masing-masing departemen dipimpin oleh seorang manager yang dibantu oleh beberapa supervisor. Struktur organisasi PT. PRAFA per 1 Januari 2011 dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.3
Visi dan Misi Visi dan Misi PT. PRAFA tertuang dalam motto “We Commit to Speed,
Quality, Cost, and Safety”. Dengan motto ini, PT. PRAFA selalu berusaha menghasilkan produk bermutu tinggi dan terjangkau oleh masyarakat dengan mengutamakan keselamatan kerja. Untuk dapat menembus pangsa pasar internasional, PT. PRAFA juga berusaha untuk meningkatkan kualitas sarana dan sumber daya manusianya dengan turut mempedomani standar PIC/S dan FDA Regulation.
Universitas Sumatera Utara
2.4
Lokasi dan Sarana Produksi Kantor pusat PT. PRAFA berada di Talavera Office Park, 8th-10th Floor, Jl.
Letjen Simatupang no. 22-26, Jakarta. Sedangkan lokasi pabrik berada di Desa Karang Asem Barat, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pabrik ini menempati areal seluas 12 hektar dengan bangunan produksi seluas 17.208 m2 yang relatif terpisah dari lokasi pemukiman penduduk. Sarana yang dimiliki pabrik PT. PRAFA antara lain: a.
Bangunan utama. Terdiri dari tiga gedung utama, yaitu: i. Gedung pertama, digunakan sebagai lokasi kantor, produksi non betalaktam, ruang produksi dan kemas P&G, departemen Product Development Department (PDD), dan lokasi central packaging. ii. Gedung kedua, digunakan sebagai lokasi kantor departemen Quality Assurance (QA)/Quality Control (QC), departemen logistik, kantor PPC, gudang bahan baku dan bahan kemas P&G serta gudang bahan baku PRAFA. iii. Gedung ketiga, digunakan untuk lokasi produksi betalaktam dan sefalosporin serta gudang bahan kemas PRAFA.
b.
Bangunan penunjang, meliputi gedung Technical Service, instalasi listrik, Air Handling Unit (AHU), steam unit, compress air unit, waste water treatment, water system unit, masjid, kantin, area parkir, pos satpam, dan unit laundry.
c.
Bangunan lain, seperti gudang obat jadi, gudang api untuk penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar, pengolahan limbah, dan insinerator.
2.5
Jenis Produksi Sehubungan dengan adanya project spesialization pada UNILAB Indonesia
pada tahun 2009, PT. PRAFA saat ini hanya memproduksi sediaan tablet dan kapsul dalam skala kecil, infus 100 ml, larutan injeksi, suspensi injeksi, injeksi kering serta sirup kering untuk obat etikal, antibiotik betalaktam dan sefalosporin. Sebagai Centre of Excellent Toll Manufacturing, PT. PRAFA banyak menerima kontrak produksi dari perusahaan farmasi (prinsipal) lain. Dengan demikian, produk yang dihasilkan oleh PT. PRAFA dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yakni produk keluaran PT. PRAFA sendiri atau yang
Universitas Sumatera Utara
disebut sebagai original product dan produk keluaran prinsipal lain yang diproduksi oleh PT. PRAFA lewat kerja sama toll manufacturing. Daftar contoh original product dari PT. PRAFA dapat dilihat pada Tabel 1 dan daftar contoh produk toll manufacturing yang diproduksi di PT. PRAFA dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Daftar Contoh Original Product dari PT. PRAFA Jenis Sediaan Non Steril Non Betalaktam
Bentuk Sediaan
Suspensi injeksi
Contoh Produk Vicee, Mediamer SCT, Moloco SCT, Spasmal, H2Bloc, Paratusin, Vidastat SCT, Isoprinosine, Agulan, Mectan, Odace Fortagyl Injeksi Cortison acetat
Larutan injeksi
Injeksi Paramidon, Paradryl
Tetes Telinga
Otopraf tetes telinga
Tablet
Penicillin V, Griseofulvin
Kapsul
Urticef
Injeksi kering
Cefurox
Tablet Infus
Sediaan Steril Non Betalaktam Sediaan Non Steril Betalaktam & Sefalosporin Sediaan Steril Betalaktam & Sefalosporin
Tabel 2. Daftar Contoh Produk Toll Manufacturing yang Diproduksi di PT. PRAFA No.
Nama Prinsipal Toller
Contoh Produk Toll Manufacturing
1
PT. Actavis Indonesia
2
PT. Armoxindo Farma
3
PT. Darya Varia Laboratoria Tbk.
Dumozol infus Clormedina injeksi kering, tetes mata Kloramixin Stop Cold SCT, Alanox kaplet, Delsoralen, Trifluoperazine, Degirol, Kendaron, Theravask, Cedocard, Norizec, Pentacard, Vidastat, Bannoxilin
5
PT. Dipa Pharmalab Intersains PT. Guardian Pharmatama
6
PT. Kalbe Farma
Clavamox injeksi, Bacpesyn.
7
PT. Lapi Laboratories
Lapimox, Lapicef, Cravox, Neuciti amp
4
Ditranex FCT dan injeksi Qcef kapsul dan sirup kering, Cephaflox
Universitas Sumatera Utara
8 9 10 11 12 13 14 15 16
PT. Medifarma Laboratories Inc.
Enervon C tablet effervescent, Gastran tablet, Obimin SCT, Fundamin E, Unagen, Decolgen, Disudrin, Glumet, Sumagesic.
PT. Novell Pharmaceutical Cefixime kapsul Laboratories PT. Nufarindo Pharmaceutical Nufamox kaplet dan injeksi Laboratories Vicks Formula 44 child, adult , DT, Vicks PT. Procter & Gamble F44 DT sachet, Vicks Vaporub, dan Vicks Indonesia Inhaler Ranin injeksi, Narfoz, Polysilane tablet, PT. Pharos Indonesia Zemyc infus PT. Pyridam Farma Tbk. Pyricef kapsul dan sirup kering Surpas FCT, Ospamox FCT, Biotriax inj., PT. Sandoz Indonesia Baxima inj. Ardium, Diamicron, Arcalion SCT, PT. Servier Indonesia Stablon, Natrilix SR, Prexum, Trizedon MR UNILAB Filipina Forgram vial dan Zegen vial
Universitas Sumatera Utara