BAB II Tinjauan Umum 2.1 Tinjauan Umum Kota Batam Kota batam adalah salah satu kotamadya yang berada di provinsi Kepulauan riau yang terletak pada 0º, 25‟29‟‟ - 1º,15‟00‟‟ Lintang Uatar dan 103º,34‟35‟‟ 104º,26‟04‟‟ Bujur Timur. Kota batam memiliki luas wilayah perairan mencapai 1.570 km². Luas wilayah daratan tersebut dihuni oleh 988.55 penduduk 2, sehingga kepadatan penduduk di kota tersebut sebanyak 38.661 jiwa/km². Populasi ini merupakan populasi ketiga terpadat di Pulau Sumatera setelah kota Medan dan Kota Padang.
Kota Batam terdiri dari 12 kecamatan, diantaranya adalah Batu Ampar, Belakang Padang, Bulang, Galang, Lubuk Baja, Sei Beduk, Batu Aji, Segulung, Bengkong, Batam Kota dan Sekupang. Kota Batam merupakan sebuah pulau yang terletak sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Batas Wilayah Kota Batam
Utara
Singapura dan Malaysia
Selatan Kabupaten Lingga Barat
Kabupaten Karimun
Timur
Pulau Bintan dan Tanjung Pinang
Sumber: Batam dalam angka 2010
Gambar 2.1 Peta Kepulauan Batam Sumber: www.indonesiatravelling.com, diumduh 5 Januari 2011 2
Data pada bulan Desember tahun 2009 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kota Batam Tidak memiliki sumber daya alam yang berlimpah, oleh karena itu kegiatan ekonomi Kota Batam mayoritas tergantung pada sektor sekunder dan tersier. Hal ini tercermin dari target pertumbuhan ekonomi pemerintah kota Batam yang didorong oleh pertumbuhan di sector industry dan pariwisata3.
Batam yang dianggap sebagai daerah tropis, dengan suhu rata-rata berkisar dari 24 hingga 35 derajat Celcius (77 ke 95 derajat Fahrenheit). Kelembaban di wilayah ini berkisar dari 73% menjadi 96%. Secara umum musim hujan dimulai dari November hingga April dan musim kering dari Mei hingga Oktober. Rata-rata curah hujan tahunan sekitar 2600 mm.
Transportasi merupakan sarana penunjang mobilitas, dimana masyarakat Batam dapat menggunakan fasilitas kendaraan umum seperti taksi, bis, ojek, pancung. Selain transportasi darat, Batam yang merupakan daerah kepulauan, transportasi laut merupakan salah satu sarana yang penting. Penggunaan jalur laut yang menghubungkan Batam dengan pulau-pulau disekitar maupun dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, membuat pembangunan dan sarana transportasi laut cukup lengkap, seperti kapal ferry (kapal penyebrangan).
2.2 Tinjauan Umum Tentang Pelabuhan
2.2.1 Pengertian Pelabuhan
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebgai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. 4
3 4
Sesuai dengan strategi dasar pembangunan Kota Batam 2006 -2011 PP RI No. 70 tahun 1996 tentang kepelabuhan, Dephub RI, hal 2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Bambang Triatmodjo, pelabuhan adalah Bandar yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan penumpang dan muatan seperti dermaga, tambatan dan segala perlengkapannya. 5
2.2.2 Klasifikasi Pelabuhan
Pelabuhan mempunyai beberapa cara pengkalsifikasian, yaitu: 1. Klasifikasi dari segi teknis
Pelabuhan alam
Pelabuhan yang terjadi dari kondisi geografis yaitu daerah yang menjorok ke dalam (berupa teluk).
Pelabuhan Buatan
Suatu daerah perairan yang dibuat oleh manusia sedemikian rupa sehingga terlindung terhadap gangguan alam yang berasal dari laut. 2. Pengklasifikasian dari segi pelayanan jasa
Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan yang berada dalam pembinaan pemerintah yang disesuaikan dengan kondisi, potensi, serta kemampuan pengembangannya.
Pelabuhan Otonom
Pelabuhan yang diberi wewenang untuk mengatur dirinya sendiri sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
Pelabuhan yang tak diusahakan
Merupakan pelabuhan untuk pelayaran rakyat seperti daerah penangkapan ikan dan lain-lain. 3. Klasifikasi menurut jenis perdagangan
Pelabuhan Laut
Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri dan dalam negeri 5
Pelabuhan Pantai
Bambang Triadmodjo, Pelabuhan, beta offset,1996, hal 13 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan dalam negeri. 4. Klasifikasi jenis kapal dan muatannya
Pelabuhan Utama
Merupakan pelabuhan pengirim dan pengumpul yang melayani kapal besar.
Pelabuhan Caban (feeder)
Merupakan pelabuhan pengumpul bagi pelabuhan utama yang melayani kapal-kapal sedang dan daerah sekitarnya merupakan daerah potensial industri
Pelabuhan Ferry
Pelabuhan yang sebenarnya merupakan pelabuhan ferry tetapi ada juga aktifitas cargo tradisional. 6
2.2.3 Fasilitas Pelabuhan
Fasilitas pelabuhan terbagi atas dua, yaitu : 1. Fasilitas pokok pelabuhan yang meliputi :
Perairan tempat labuh
Kolam labuh
Alih muat antar kapal
Dermaga
Terminal penumpang
Pergudangan
Lapangan penumpukan
Terminal peti kemas
Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa
Fasilitas bunker
Instalasi air, listrik, dan telekomunikasi
Jaringan jalan dan rek kereta api
Fasilitas pemadam kebakaran
Tempat tunggu kenderaan bermotor
2. Fasilitas penunjang pelabuhan yang meliputi 6
Kawasan perkantoran untuk pengguna jasa pelabuhan
Kramadibrata, soedjono, Perencanaan Pelabuhan, ITB, Bandung. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sarana umum
Tempat penampungan limbah
Fasilitas pariwisata, pos dan telekomunikasi
Fasilitas perhotelan dan restoran
Areal pengembangan pelabuhan
Kawasan perdagangan
Kawasan industri
2.3 Tinjauan Umum Tentang Terminal Feri
2.3.1 Pengertian Terminal Feri
Terminal ferry terdiri dari dua kata yaitu terminal dan ferry. Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari system merupakan komponen penting dalam system transportasi. 7 Sedangkan feri merupakan sebuah kapal transportasi jarak dekat.
Jadi, terminal feri yaitu wadah yang dapat menampung aktifitas keluar masuk penumpang dari angkutan kapal jarak dekat atau kapal penyebrangan.
Terminal juga sebagai wadah bagi aktifitas proses perpindahan penumpang dari sub sistem angkutan ke sub sistem angkutan lain yang berbeda karakteristik. Dengan kata lain berarti dari angkutan laut ke sarana angkutan darat.
Dilihat dari sudut sistem lingkup pelabuhan, terminal penumpang feri adalah sebagai suatu komponen sub system pelabuhan yang berfungsi mewadahi kegiatan pelayanan bagi penumpang antar pulau dengan sarana kapal laut.
2.3.2 Komponen Terminal Ferry
7
Morlok,Edward K, Pengantar teknik dan perancangan transportasi, Erlangga, Jakarta 1991, Hal 269 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Komponen terminal penumpang kapal laut antara lain terdiri dari : 1. Area Dermaga Dermaga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Bentuk dermaga tergantung kegunaan pelabuhan dan kedalaman alur pelayaran, yaitu :
Memanjang : dermaga yang posisinya sejajar atau parallel dengan garis pantai terutama untuk alur pelayaran yang cukup dalam untuk kapal-kapal oleh gerak (maneuvering ship).
Wharf : dermaga yang posisinya menjorok ke tengah laut atau tegak lurus garis pantai. Hal ini dibuat bilamana kedalaman alur perairan pelabuhan kurang dalam untuk kapal-kapal masuk dan melakukan maneuvering ship.
Pier : antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan jembatan penghubung sebagai penerus dari pergerakan barang.
Klasifikasi dermaga menurut jenis sandar kapal yang terbagi menjadi 3 kategori yaitu : 1. Dermaga
plengsengan
adalah
jenis
dermaga
yang
paling
sederhana,menggunakan landasan beton berbentuk parabolik. 2. Dermaga ponton adalah jenis dermaga yang menggunakan pontoon sebagai landasan bagi pintu akses muatan. Ponton tersebut bergerak mengikuti naikturunnya permukaan air laut. 3. Dermaga dengan moveable bridges adalah jenis dermaga yang paling modern. Dermaga ini menggunakan jembatan beton yang digerakkan secara elektronis-hidraulis disesuaikan dengan ketinggian dasar penutup akses muatan yang telah dibuka. Proses loading dan unloading dengan menggunakan moveable bridge dapat dilakukan dengan cepat.
Kriteria pemilihan dermaga : 3. Manuver dari feri 4. Kecepatan dan kenyamanan pelayanan
Persyaratan dermaga :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Dermaga harus dapat bergerak vertikal sebagai jawaban atas pasang surutnya air laut. 2. Dermaga harus dapat menahan beban horizontal yang diakibatkan oleh tumbukan kapal.
Sehingga untuk mengetahui dimensi dermaga, perlu diketahui : 1. Kedalaman alur pelayaran 2. Tinggi lantai dermaga terhadap laut normal 3. Perbedaan pasang surut permukaan air
2. Area Pelayanan Umum Area pelayanan umum mencakup antara lain :
Bangunan terminal
Area parkir kenderaan penumpang
3. Dimensi Dermarga
Panjang dermaga menentukan daya tampung banyaknya kapal yang bersandar dan bertambat.
Lebar dermaga tergantung pada aktifitas pelayanan dermaga terhadap jenis dan ukuran kapal. Secara teknis minimal lebar dermaga adalah 3-25 meter.
Ketebalan dermaga (pavement) tergantung daya dukung yang harus dipikul karena beban konstruksi dan beban hidup yang bergerak di atasnya.
4. Fasilitas Dermaga Terutama untuk kepentingan kelangsungan perjalan kapal antara lain : saluran air minum/air bersih, fuel/bahan baker kapal, dan lain-lain.
5. Bangunan Terminal Merupakan wadah prosessing penumpang dan barang bawaan yang akan embarkasi atau debarkasi dari kapal penumpang. Sebagaimana telah diuraikan bahwa terminal penumpang kapal laut adalah komponen dari sub sistem pelabuhan, maka aktifitas pokoknya disini adalah pelayanan kepada masyarakat pemakai jasa angkutan laut. Fasilitas wadah kegiatan tersebut meliputi :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pelayanan pra dan pasca perjalanan penumpang.
Pelayanan informasi dan penjualan tiket.
Pelayanan prossesing penumpang dan barang bawaan.
Pelayanan penunjang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan penumpang.
6. Area Parkir Kenderaan Penumpang
Untuk mewadahi kendaraan penumpang sebagai penunjang terminal feri anatara lain: taxi, mobil pribadi, ojek, angkutan umum dan lain-lain. Parker kendaraan dibedakan menjadi: 1. Dari tempat yang dipergunakan
Parkir lapangan terbuka
Parkir pada bangunan tertutup
2. Dari yang memakai/menggunakan
Parkir penumpang/ pengantar/ penjemput
Parkir pegawai / petugas terminal penumpang
Parker kendaraan umum
2.3.3 Klasifikasi Terminal Feri
1. Berdasarkan system pengelolaan penumpang Sistem
pengelolaan
penumpang
di
dalam
suatu
dermaga
dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis system ,yaitu: 1. Sistem terpusat (centralized system) Seluruh fasilitas penumpang,barang, dan pengelolaannya ditampung dalam suatu bangunan.
Gambar 2.2. Sistem Terpusat Sumber : Olah Data Pribadi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kelebihannya : a. Jarak yang ditempuh oleh pejalan kaki dapat dibuat minimum b. Fasilitas pelayanan penumpang berbagai jurusan dapat dibuat seragam c. Dapat diciptakan daerah tunggu, daerah konsesi dan daerah pengawasan terpusat sehingga tidak terlalu banyak mengambil tempat
Kekurangannya : a. Sulit apabila harus mengalami perkembangan atau perubahan b.
Kurangnya kejelasan bagi para penumpang karena semua fasilitas terletak menyatu dan seragam sehingga tidak punya ciri khas atau identitas.
2. Sistem unit (unit system)
Sistem ini adalah sistem dengan pemisahan fasilitas-fasilitas terminal menurut pengelompokkan tertentu. Misalnya menurut perusahaan atau jurusan yang menangani. Masing-masing kelompok diwadahi dalam bangunan yang berbeda.
Gambar 2.3. Sistem Unit Sumber : Olah Data Pribadi
Kelebihannya : a. Mudah untuk dikembangkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Kejelasan bagi penumpang dan mengurangi resiko salah jurusan atau salah menaiki kapal c. Kompleks bangunan memiliki hirarki d. Suasana ruang lebih variatif
Kekurangannya :
Jarak yang ditempuh penumpang dengan berjalan kaki menjadi jauh. Dapat diatasi dengan perlengkapan movie side walks
Memerlukan jumlah titik-titik pemeriksaan dan pengawasan yang lebih banyak dan berulang.
2.3.4 Klasifikasi Kapal Ferry
Kapal feri memiliki beberapa jenis dan diklasifikasikan berdasarkan cara pendaratan dan juga cara bongkar muat sebuah kapal feri. 1. Berdasarkan cara pendaratan Cara pendaratan terdiri dari dua macam : 1. Kapal feri yang langsung mendarat di pasir yang dinamakan dengan LCM atau LST (Landing Site Tank). Akses muatan kapal berada di bagian hulu dan buritan serta memiliki kapsitas angkut yang lebihbbesar. 2. Kapal feri yang mendarat di dermaga. Kapal ini memerlukan dermaga untuk sandar. Akses muatan terdapat di lambung,hulu, dan buritan tetapi akses di lambung jarang dipergunakan karena memakan tempat pada saat merapat di dermaga. Akses penumpang berada di samping,langsung menuju deck samping.
2. Berdasarkan cara bongkar muat Secara garis besar teknologi bongkar muat pada kapal feri dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Lo/Lo (Lift On/lift off), yaitu kapal dengan pemindahan muatan secara vertikal 2. Ro/Ro (Roll On/Roll Off), yaitu kapal dengan pemindahan muatan secara horisontal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Hisap (suction), yaitu jenis kapal curah yang penenganan muatannya dengan
cara
menghisap/memompa
melalui
pipa,
biasanya
dikombinasikan dengan peralatan ban berjalan (conveyor belt) 4. Khusus, yaitu jenis kapal yang menangani satu jenis muatan. Untuk kapal Feri, karena jenis muatannya yang berupa orang dan kendaraan sehingga tidak membutuhkan peralatan bongkar muat khusus, type yang cocok adalah Ro/Ro. Yang termasuk dalam kapal jenis Ro/Ro : 1. Short Distance Vessel 2. Intermediate Distance Vessel 3. Long Distance Vessel
2.3.5 Aktifitas dan Sirkulasi
Aktifitas yang terjadi di dalam terminal terutama dipengaruhi oleh: 1. Manusia Manusia dalam hal ini adalah :
Penumpang
Penumpang dibagi dalam penumpang domestik dan turis yang melakukan kegiatan embarkasi yaitu berangkat dari terminla penumpang dan debarkasi yaitu kedatangan atau menuju ke terminal penumpang.
Pengantar dan penjemput
Pengelola terminal
Meliputi :
Karyawan terminal, yaitu yang bertanggung jawab langsung tentang keadaan terminal baik operasional maupun administrasi.
Karyawan perusahaan pelayanan, yaitu yang melakukan kegiatan operasional di dalam terminal penumpang, yaitu penjualan karcis dan pembagasian.
Karyawan dari pemerintah, yaitu dalam divisi kesehatan, bea cukai, hukum (imigrasi dan emigrasi).
2. Barang bawaan Meliputi :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Barang yang biasa dibawa
Barang over bagasi
Barang muatan bukan kargo, yaitu barang bawaan yang langsung dimasukkan bagasi, seperti barang pindahan, barang elektronik berukuran besar, dan barang dagangan jumlah banyak.
Sirkulasi yang utama dari terminal penumpang adalah sirkulasi penumpang dan barang bagasi yang akan berangkat maupun turun (mencakup domestik maupun luar negeri). Sirkulasi penumpang dan barang bagasi menuju dan dari dapat diuraikan sebagai berikut :
Sistem perpindahan penumpang
Pada dasarnya terdapat 3 alternatif, yaitu:
Berjakan kaki Efisien bila jarak kapal dengan terminal dekat, tetapi rentan terhadap cuaca.
Dengan kenderaan darat Efisien bila jarak kapal dengan terminal jauh.
Dengan jembatan Efisien karena dapat digunakannya area bawah dengan atas secara
bersamaan.
Sistem perpindahan bagasi 1. Cart Bagasi diangkut dengan kereta dan kemudian dipindahkan dengan tangan ke lokasi pengambilan. 2.
Conventer
Perpindahan bagasi dengan ban berjalan. Adapun jenis converter adalah :
Carousal conveyor
Bagian yang datang melalui conveyor baik dari lantai bawah maupun atas selanjutnya diterima oleh conveyor yang berputar terus.
Race track
Jika pada carousal bentuk conveyor penerima bundar, maka sistem ini dibentuk conveyor adalah horizontal.
Amoeba conveyor UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Proses perpindahan bagasi melalui conveyor yang berputar secara tetap dengan
melalui pada dinding. Ruang pengambilan dan ruang
pengumpulan bagasi terpisah.
2.3.6 Fasilitas
Fasilitas yang terdapat di terminal penumpang secara pokok dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu: 1. Fasilitas pelayanan dan penumpang kapal
Daerah kedatangan atau keberangkatan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang.
Fasilitas parkir untuk mobil, sepeda motor (roda 2), dan pejalan kaki.
Fasilitas untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, misal halte dan taxi area
Loket penjualan tiket dan cek bagasi
Loket kesehatan (karantina)
Fasilitas pengambilan bagasi
Ruang untuk pergerakan penumpang
Ruang tunggu dan istirahat
Fasilitas penunjang pelayanan, seperti telepon umum dan restoran.
Fasilitas informasi jadwal dan rute perjalanan
Fasilitas untuk pengantar dan penjemput
Fasilitas penumpang keberangkatan seperti fasilitas penghubung (mobil, ban berjalan).
2. Fasilitas pengelola terminal
Kantor untuk personil pengelola
Kantor untuk personil imigrasi dan bea cukai
Kantor untuk personil kesehatan dan karantina
Kantor untuk personil keamanan.
2.4 Prinsip – Prinsip Perencanaan Terminal Ferry UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan SNI 10-4838-1998 mengenai Persyaratan Termnal Penumpang di Pelabuhan Laut, Terminal penumpang terdiri dari terminal penumpang domestik. Gedung terminal penumpang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Tata ruang yang menjamin kelancaran arus naik turun penumpang 2. Sirkulasi udara dan cahaya yang cukup 3. Kemudahan perpindahan penumpang antarmoda 4. Dilengkapi dengan tanda-tanda petunjuk dan tanda-tanda grafis 5. Perbandingan yang digunakan untuk luas gedung terminal ialah 1,2 m2/orang 6. Secara
umum
dengan
mempertimbangkan
efisiensi
perencanaan,
pembangunan dan pengoperasiannya, ukuran luas terminal dibedakan menjadi : a. Terminal besar ukuran 2000 m2 dan 4000 m2 b. Terminal sedang ukuran 500 m2 dan 1000 m2 c. Terminal kecil ukuran 300 m2 7. Luas gedung terminal dan luas lapangan parkir diatur dengan perbandingan 1:2 8. Perbandingan pada fasilitas parkir yang terdiri dari jalan lingkungan, 9. Tempat parkir dan pertamanan diatur sebagai 1:1:0,5 10. Kegiatan angkutan penumpang dengan kendaraan darat sedapat mungkin langsung ke jalan akses yang ada.
Berdasarkan LOS (Level Of Service) , yaitu: 1. Ruang tunggu Tabel 2.2 : Level Of Service LOS A B C D E F
Avarage Pedestrian Area Ft²/p M²/p ≥ 13 ≥ 12 10 -13 0.9 – 1.2 7 - 10 0.7 – 0.9 3 -7 0.3 – 0.7 2-3 0.2 – 0.3 <2 <0.2
Avarage Inter-Person Spacing Ft²/p M²/p ≥ 4.0 ≥1.2 3.5 – 4.0 1.1 – 1.2 3.0 – 3.5 0.9 – 1.1 2.0 – 3.0 0.6 – 0.9 <2.0 <0.6 variable variable
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sumber : Transit Capacity and Quality of Service Manual – 2nd Edition, Part 7, chapter 3, halaman 7-14 LEVEL OF SERVICE A Berdiri dan menunggu di ruangan memungkinkan tidak terjadi persentuhan dengan penumpang lain LEVEL OF SERVICE B Bberdiri dan jalur sirkulasi memungkinkan untuk menghindari penumpang lainnya LEVEL OF SERVICE C Berdiri dan jalur sirkulasi memungkinkan untuk bersentuhan dengan penumpang lainnya tetapi masih pada ruang yang nyaman LEVEL OF SERVICE D Berdiri tanpa bersentuhan sangat tidak mungkin terjadi apabila hal ini trjadi dalam waktu sibuk LEVEL OF SERVICE E Tidak dapat dihindari lagi bersentuhan dengan penumpang lain, dan tigkat kenyamanan sudah tidak ada lagi LEVEL OF SERVICE F
2.5 Studi Banding Proyek Saling Sejenis berdesakan dan juga sangat tidak nyaman, sehingga menimbulkan kepanikan dan saling mendorong
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.5.1 Terminal Internasional Batam Center
Lokasi
: Pulau Batam, Indonesia
Terminal ferry Batam Center merupakan terminal internasional yang melayani
penyebrangan dari Pulau Batam ke Singapore dan Malaysia.
Terminal ini memiliki luas bangunan 8.250 m² dan arus penumpang per tahun nya berjumlah 12 juta orang .
Gambar 2.4. Terminal Ferry Batam Center Sumber: Dokumen pribadi, 1 Februari 2011
Gambar 2.5 Site Plan Terminal Ferry Batam Center Sumber : www.BP-Batam .go.id , diunduh 17 Desember 2010
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Bangunan Terminal Ferry ini memiliki tiga lantai, yaitu: 1. Lantai 1 terdiri dari hall, retail, money changer, loket taksi, loket travel dan area public lainnya. Selain area public, di lantai 1 juga terdapat check in bagasi , tempat pengambilan bagasi dan area kedatangan. Ruang tunggu keberangkatan juga berada di lantai satu tetapi berada di sisi lain dari area public.
Gambar 2.6 Denah Lt.1 Terminal Ferry Batam Center Sumber : www.BP-Batam .go.id , diunduh 17 Desember 2010
2. Lantai 2 terdiri dari loket pembelian tiket, pintu masuk keberangkatan, bagian imigrasi penumpang.
Gambar 2.7 Denah Lt.2 Terminal Ferry Batam Center Sumber : www.BP-Batam .go.id , diunduh 17 Desember 2010
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Lantai 3 terdiri dari ruang pengelola terminal ferry dan juga ruang BP Pelabuhan Batam
Gambar 2.8. Denah Lt.3 Terminal Ferry Batam Center Sumber : www.BP-Batam .go.id , diunduh 17 Desember 2010
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Arus sirkulasi penumpang pada terminal ferry Batam Center, yaitu: 1. Keberangkatan
Masuk
Ruang tunggu
Pemeriksaan tiket
Loket Tiket
Pintu keberangkatan
Cek imigrasi
Cek X-ray
Naik ke kapal
Gambar 2.9. Alur Sirkulasi Penumpang Sumber: Dokumen pribadi, 1 Februari 2011
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Kedatangan
Turun dari kapal
Cek imigrasi
Keluar
Cek X-ray
Hall kedatangan
Gambar 2.10. Alur Sirkulasi Penumpang Sumber: Dokumen pribadi, 1 Februari 2011
Hal-hal yang dapat dijadikan studi banding, yaitu: 1. Pemisahan sirkulasi kedatangan dan keberangkatan penumpang 2. Arus sirkulasi kedatangan penumpang dan keberangkatan penumpang 3. Terdapat hall di lantai satu dan void di atas hall hingga lantai 3. Hal ini berguna sebagai sirkulasi udara dan efek visual 4. Bentuk bangunan yang yang memiliki 3 sisi yang menghadap ke berbagai arah (view) 5. Area parkir yang lua
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.5.2 Terminal Ferry Internasional Sekupang
Lokasi
: Pulau Batam, Indonesia
Terminal ferry Sekupang merupakan terminal ferry yang baru direnovasi pemerintah. Terminal ini juga dijadikan sebagai salah satu terminal pariwisata yang ada di Kota Batam. Terminal ini melayani penyebrangan internasional ke HabourFront di Singapore. Terminal ini terdiri dari 2 lantai.
Gambar 2.11. Terminal Internasional Sekupang Sumber: Dokumen Pribadi, 2 Februari 2011
Gambar 2.12 Tampak Depan Area Kedatangan dan Keberangkatan Sumber: Dokumen Pribadi, 2 Februari 2011
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.13 Area Ruang Tunggu Keberangkatan
Gambar 2.14. Smoking Area
Sumber: Dokumen Pribadi, 2 Februari 2011
Sumber: Dokumen Pribadi, 2 Februari 2011
Gambar 2.15 Struktur Bangunan Sumber: Dokumen Pribadi, 2 Februari 2011 Hal-hal yang dapat dijadikan studi banding, yaitu: 1. Pemakaian struktur baja pada komponen kolom penyangga, penyangga kaca, dan atap 2. Pemisahan sirkulasi penumpang (kedatangan dan keberangkatan) pada lantai satu dengan pintu masuk yang berbeda 3. Menciptakan ruang ruang yang kontiniu 4. Menggunakan struktur ruang bentang lebar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.5.3 Ferry Terminal, Stocholm
Lokasi : Stocholm, Swedia Arsitek : C.F Moller Ferry Terminal yang berlokasi di Stocholm ini menghubungkan ke finlandia dan kawasan Baltik. Bentukan massa bangunan terinspirasi oleh arsitektur tradisional maritime. Pada bagian atapnya dimanfaatkan sebagai area terbuka untuk area umum dan juga memakai solar cell untuk mensuplai energy listrik.
Gambar 2.16. Bangunan Terminal Sumber :www.archdaily.com , diunduh 20 Maret 2011 Untuk konsep sirulasi, C.F Moller, menerapkan system sirkulasi linier horizonla ataupun vertical. Untuk sirkulasi vertical digunakan untuk pengelola sedangkan horizontal digunakan oleh penumpang. Pembagian zona ruang juga terlihat jelas, pada lantai atas terdapat kantor pengelola, bagian bawah merupakan area penumpang dan juga bagian lantai dasar merupakan area servis, parker dan area perjalanan penumpang menuju kapal feri tersebut. Untuk sketsa sirkulasi dapat dilihat dibawah ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.17. Arus sirkulasi Sumber :www.archdaily.com , diunduh 20 Maret 2011
Gambar 2.18. sketsa Pembagian Zona dan Sirkulasi Sumber :www.archdaily.com , diunduh 20 Maret 2011
Hal-hal yang dapat dijadikan studi banding adalah :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Terdapat ruang terbuka pada lantai paling atas yang digunakan sebagai area umum. 2. Pembagian zona yang jelas antara masing – masing pengguna sehingga tidak terjadi sirkulasi silang, salah satu caranya yaitu menggunakan sirkulasi vertical. 3. Bentukan massa yang terinspirasi dari fungsi bangunan, yaitu bentukan kapal maritime tradisional.
2.5.4 Port Authority Ferry Terminal, New York
Lokasi
: New York
Terminal feri permanen terapung in terletak di Battery Park City, New York. Memiliki lima slip terminal, dengan atap kain memuncak dan bergelombang, yang mengapung menggunakan sebuah tongkang yang berlabuh di dekat New York Mercantile Exchange dan World Financial Center, dekat Cove Utara. Memiliki fasilitas kamar mandi dan ruang tunggu yang lebih besar dari terminal sebelumnya, yang melayani sekitar 7.800 penumpang sehari. Terminal dirancang dengan
kaca sebanyak
mungkin untuk mendapatkan pandangan dari pelataran Taman Kota
Gambar 2.19. Bangunan Floating Terminal Sumber: www.archdaily.com Diunduh 5 Februari 2011 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.20. Struktur Penompang Atap Sumber: www.archdaily.com Diunduh 5 Februari 2011 Hal-hal yang dapat dijadikan studi banding, yaitu: 1. Konsep Floating Terminal yang menggunakan phonton 2. Penggunaan atap bentang lebar dan penutup atap dengan struktur tenda 3. Penggunaan dinding transparan yang berupa kaca sehingga mendapat view dari berbagai arah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.6 Kesimpulan Tabel 2.3 : Kesimpulan Studi Banding Proyek Sejenis
No.
Nama Terminal
Komponen Bentuk massa
Massa memiliki Batam Center bentuk segi tiga, yang bermaksud adar setiap sisi medapatkan view ke segala arah
1.
Terminal
2.
Terminal
Massa
Sekupang
berbentuk
Internasional, persegi Batam
panjang sejajar dengan garis pantai
Sirkulasi
Zona
Struktur
Pemisahan sirkulasi penumpang secara vertical. Untuk keberangkatan penumpang terletak pada lantai 2 sedangkan kedatangan penumpang terletak pada lantai 1.
Pada lantai 1 merupakan zona umum dan kedatangan penumpang. Pada lantai 2 merupakan zona keberangkatan penumpang. Pada lantai 3 khusus untuk kantor pengelola Pada lantai 1 merupakan zona umum , kedatangan penumpang dan zona pengelola dengan pintu masuk yang berbeda. Pada lantai 2 merupakan zona keberangkatan penumpang.
Menggunakan struktur grid dengan penutup fasad berupa alumunium panel
Pemisahan sirkulasi penumpang secara vertical. Untuk keberangkatan penumpang terletak
pada
lantai
2
sedangkan kedatangan penumpang terletak
pada
Menggunakan struktur baja
pipa dengan
bentang 5 m. fasad
ditutup
dengan alumunium panel
lantai 1.
3.
Terminal feri Massa Stochol
Sirkulasi
Zona
lantai Menggunakan
berbentuk
linier secara dasar
struktur
persegi
vertical
pada
lantai
area dasar
dan
dan digunakan
panjang dan juga
untuk
terinspirasi
servis.
horizontal
grid
bentang lebar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dari
Zona Lantai 1 untuk
lantai
arsitektur
untuk
maritime
kedatangan
Juga
terdapat
tradisional
penumpang.
open
space
area diatasnya.
Zona lantai 2 berupa
green
untuk
roof di lantai
kebrangkatan
paling atas.
penumpang. Zona lantai 3 dan 4 untuk fasilitas pengelola 4.
Port
Bentuk
Sirkulasi
Pembagian
Mengunakan
Authority
menyerupai
linier secara zona
Ferry
layar kapal. horizontal
terpisah
baja dan atap
Terminal,
Bentuk
menurut
tenda. Konsep
New York
umum
fungsinya.
bangunan
yang struktur
pipa
massa
terapung
berbentuk
menggunakan
persegi dan
poonton.
terletak
di
atas
air
(terapung) Sumber : Olah Data Pribadi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA