Bab II Tinjauan Teoritis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pendahuluan
Antena merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk memancarkan
dan/atau menerima gelombang elektromagnetik secara efisien. Salah satu jenis antena adalah antena mikrostrip. Antena mikrostrip adalah antena yang memiliki unjuk kerja optimum dengan perancangan, fabrikasi dan pemasangannya yang
mudah sehingga dapat memenuhi tuntutan teknologi komunikasi yang semakin berkembang pesat.
Antena mikrostrip tersusun atas 3 elemen, yaitu; elemen peradiasi (radiator), elemen substrat (substrate), dan elemen pentanahan (ground). Antena mikrostrip seperti yang ditunjukan pada Gambar 1 terdiri dari tebal patch yang
sangat tipis t 0 dimana 0 adalah panjang gelombang di ruang bebas. Patch tersebut ditempatkan diatas ground plane.
Tebal substrat, h 0
(biasanya 0.0030 h 0.050 ). Untuk patch persegi panjang L dari elemen biasanya 0 / 3 L 0 / 2 [1].
Gambar 1. Struktur dasar antena mikrostrip
Elemen peradiasi (radiator) biasa disebut patch, berfungsi untuk meradiasi gelombang elektromagnetik, terbuat dari lapisan logam (metal) dengan ketebalan tertentu. Jenis logam yang biasa digunakan adalah tembaga (copper). Patch bisa berbentuk segiempat, bujur sangkar, sirkular, elips, dan bentuk lain. Tiga bentuk
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
5
Bab II Tinjauan Teoritis
yang pertama banyak digunakan karena kemudahan dalam analisis dan
fabrikasinya[2].
Elemen substrat (substrate) berfungsi sebagai bahan dielektrik dari antena mikrostrip yang membatasi antara elemen peradiasi (patch) dengan elemen pentanahan (ground plane). Elemen ini memiliki jenis yang digolongkan
berdasarkan nilai konstanta dielektrik (εr) dan ketebalan (h). Kedua nilai tersebut berpengaruh pada frekuensi kerja, bandwidth, dan efisiensi antena.
Elemen pentanahan (ground plane) berfungsi sebagai pembumian pada antena mikrostrip. Elemen ground plane ini umumnya terbuat dari tembaga sistem
(copper) seperti pada elemen peradiasi (patch).
Antena mikrostrip memiliki kelebihan dibandingkan antena konvensional lainnya, yakni :
Dimensi antena yang kecil
Bentuk yang sederhana memudahkan proses perakitan
Biaya yang tidak mahal pada proses pembuatan
Kemampuannya yang compact yaitu dalam single, dual dan triple frequency
Dapat diintegrasikan pada microwave integrated circuit (MIC)
Namun antena mikrostrip memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
Bandwidth yang sempit
Gain yang rendah (terbatas)
Efisiensi yang rendah
Daya (power) yang rendah
Radiasi yang berlebih pada proses pencatuan
2.2 Tinjauan Pustaka Proyek akhir ini merupakan pengembangan dari proyek – proyek akhir sebelumnya. Pada proyek akhir sebelumnya telah direalisasikan antena susun mikrostrip patch segi empat dengan distribusi arus uniform yang menggunakan inset feed dan tanpa inset feed. Ada pun proyek akhir antena mikrostrip patch segitiga lainnya dengan bentuk single elemen (tanpa susunan). Ketiga jenis
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
6
Bab II Tinjauan Teoritis
proyek akhir yang telah direalisasikan ini menggunakan teknik pencatuan saluran
mikrostrip (microstrip line).
Berikut adalah beberapa proyek akhir yang telah direalisasikan sebelumnya dan dijadikan sebagai referensi untuk mendukung atau menunjang dalam penyelesaian proyek akhir ini.
1. Rahmanita, Farah Faizatur. 2010. Realisasi Antena Susun Mikrostrip Empat Persegi Panjang dengan Distribusi Arus Uniform. Laporan Proyek
Akhir yang merealisasikan antena susun mikrostrip dengan patch empat
persegi panjang menggunakan teknik pencatuan microstrip line tanpa inset
feed.
2. Pitaloka, Bunga Ayu. 2011. Design dan Implementasi Antena Susun Mikrostrip Empat Persegi Panjang dengan Distribusi Arus Uniform. Laporan Tugas Akhir yang merealisasikan antena susun mikrostrip dengan patch empat persegi panjang menggunakan teknik pencatuan microstrip line dengan inset feed. 3. Damayanto, Reza. 2011. Realisasi Antena Mikrostrip Patch Segitiga Untuk Aplikasi Wimax. Laporan Proyek Akhir yang merealisasikan antena dengan patch segitiga dalam bentuk single elemen.
2.3 Teori Antena Mikrostrip Segitiga Elemen peradiasi dan feed line biasanya tergambar diatas substrat dielektrik. Seringkali antena mikrostrip juga tergantung pada patch peradiasi. Elemen peradiasi bisa berbentuk segiempat, persegi panjang, strip kecil (dipole), lingkaran, elips, segitiga, atau berbagai bentuk lainnya.[1]. Bentuk-bentuk patch tersebut terdapat pada Gambar 2. Bentuk segiempat, persegi panjang, strip dipole, dan lingkaran adalah bentuk yang biasa digunakan karena kemudahan dalam analisa dan fabrikasinya. Patch berbentuk segitiga masih jarang digunakan sebagai objek, terutama segitiga sama sisi, padahal antena ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan antena bentuk lain, yaitu mampu menghasilkan performa yang serupa dengan bentuk dasarnya dan memiliki luas patch yang lebih kecil sehingga masih banyak kemungkinan untuk mengeksplorasi antena ini.
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
7
Bab II Tinjauan Teoritis
Gambar 2. Bentuk-bentuk patch antena mikrostrip (a) Square (f) Triangular (b) Rectangular (g) Disc sector (c) Dipole (h) Circular ring (d) Circular (i) Ring sector (e) Elliptical
Sebuah rancangan patch antena segitiga sama sisi memiliki analisa perhitungan untuk panjang setiap sisi didasarkan frekuensi resonansi dan konstanta dielektrik bahan yang digunakan. Nilai frekuensi resonansi suatu peradiasi segitiga samasisi yang dikopel pada mode TM mn dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
,
(
=
Dimana :
+
+
)
⁄
(2-1)
fr = Frekuensi resonansi C
= Kecepatan cahaya (3x10 8m/s)
μo = Permeabilitas pada ruang vakum εr
=Konstanta relatif dielektrikum bahan (substrat)
μeff = Effektive permittivity bahan dielektrikum a
= Panjang sisi segitiga
Subskrip mn ini mengacu pada mode TMmn, pada aplikasi dominan mode TM10, maka dari persamaan sebelumnya diperoleh persamaan 2-2.
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
8
Bab II Tinjauan Teoritis
=
(2-2)
√
Jadi panjang sisi segitiga sama sisi adalah :
=
(2-3)
√
Pada saat perancangan panjang sisi segitiga hasil dari perhitungan harus dikurangi agar tercapai nilai effective. Pengurangan nilai panjang sisi ini dikarenakan adanya efek fringing field antara patch dengan ground plane.
Fenomena fringing effect dari suatu antena mikrostrip dimana elemen peradiasi
seolah-olah menjadi lebih lebar dibandingkan aslinya, sehingga menyebabkan ukuran panjang segitiga sama sisi dengan rumus diatas tidak sepenuhnya benar. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan persamaan 2-4 yang didapat oleh Helszein dan James.
=
− ℎ( )
(2-4)
Dimana aeff adalah sisi efektif dari antena mikrostrip segitiga setelah dikurangi untuk mengompensasi pengaruh dari efek fringing ini. Gambar 3 adalah bentuk antena mikrostrip patch segitiga elemen tunggal.
Gambar 3. Struktur antena mikrostrip patch segitiga elemen tunggal
2.4 Microstrip Transmission Line Ada beberapa macam teknik pencatuan yang dapat digunakan untuk antena mikrostrip, yaitu microstrip line, coaxial probe, aperture coupling, dan
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
9
Bab II Tinjauan Teoritis
proximity coupling [1]. Namun pada proyek akhir ini digunakan teknik pencatuan
microstrip line atau disebut juga microstrip transmission line.
2.4.1 Saluran Mikrostrip
Saluran mikrostrip (Microstrip Line) terdiri dari konduktor strip (line) dan
sebuah konduktor bidang tanah yang dipisahkan oleh medium dielektrik dengan konstanta dielektrik r. Di atas strip adalah udara sehingga jika tanpa shieding sebagian medan elektromagnetik akan meradiasi, dan sebagian lagi ada yang masuk kembali ke dalam substrat dielektrik. Jadi ada dua dielektrik yang
melingkupi strip: udara dengan konstanta dielektrik satu dan substrat dengan
konstanta dielektrik r 1. Dengan demikian saluran mikrostrip, secara keseluruhan, dapat kita pandang sebagai sebuah saluran dengan dielektrik homogen yang lebih besar dari satu tapi lebih kecil dari r. Konstanta dielektrik ini disebut konstanta dielektrik efektif (effective dielektric constant) [3]. Pola medan listrik pada saluran mikrostrip terdapat pada Gambar 4.
Gambar 4. Pola medan listrik pada saluran mikrostrip
Konstanta dielektrik efektif (εr) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2-5.
1+ = 1+
/
+0.04 1 −
/
; W/d ≤ 1
(2-5) ; W/d > 1
Untuk keperluan perancangan, bila diketahui impedansi karakteristik Z0 dan konstanta dielektrik εr , lebar strip dapat dicari dengan persamaan 2-6.
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
10
Bab II Tinjauan Teoritis
=
−1−
( − 1 ) + 0.39 −
(2 − 1 ) +
.
;
<2
;
>2
(2-6)
Dimana:
w : Lebar konduktor (mm) h : Ketebalan substrat (mm)
εr : Konstanta dielektrikum relatif
dengan :
=
+
0.23 +
.
(2-7)
=
(2-8)
√
Bila pengaruh ketebalan konduktor diperhitungkan, maka lebar strip seolah-olah akan bertambah lebar, karena adanya medan limpahan (fringing field) yang tidak dapat diabaikan. Dengan demikian besaran efektif,
⁄ , yaitu pada persamaan 2-9.
+ =
⁄ diganti dengan lebar
+
. .
1+
;
≥
1+
;
<
(2-9)
2.4.2 Fringing Effect Dimensi patch pada saluran mikrostrip memiliki keterbatasan ukuran sepanjang panjang dan lebarnya, sehingga bidang tepi patch mengalami fringing. Fringing effect adalah medan elektromagnetik yang timbul tidak sepenuhnya tegak lurus terhadap patch maupun ground plane dikarenakan konduktor pada saluran mikrostrip tidak bersifat perfectly magnetic conducting[3]. Efek Fringing yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 5. Fringing effect ini menyebabkan sebagian medan elektromagnetik meradiasi ke udara dan sebagian lagi ke dalam substrat. Fringing effect juga
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
11
Bab II Tinjauan Teoritis
menyebabkan dimensi medan elektromagnetik antena mikrostrip terlihat lebih
besar dari dimensi fisiknya[3].
Besar nilai
didapat dari persamaan (2-5).
Gambar 5. Fringing effect
2.4.3 Dimensi Saluran Mikrostrip Untuk mendapatkan ukuran dimensi w dan l dari saluran transmisi mikrostrip, dapat diketahui dengan menggunakan parameter-parameter bahan yang akan digunakan yakni konstanta dielektrik (ℰr), tebal konduktor (t), tebal dielektrik (h) dan rugi-rugi tangensial (tanδ). Untuk mendapatkan ukuran saluran mikrostrip tersebut digunakan beberapa persamaan matematis. Untuk mengetahui nilai w (lebar saluran mikrostrip) dan l (panjang saluran mikrostrip) kita harus menentukan terlebih dahulu nilai impedansi karakteristik saluran (Z0) yang akan digunakan.
ε
A=
+
0.23 +
.
(2-10)
Lebar saluran mikrostrip (w) dapat dicari dengan persamaan 2-11.
=
(2-11)
Menghitung konstanta dielektrik efektif (
=
+
1 + 12
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
eff)
menggunakan persamaan 2-12.
/
(2-12)
12
Bab II Tinjauan Teoritis
Menghitung panjang saluran (l) didapat dari perhitungan konstanta dielektrik
efektif (persamaan 2-13).
=
(2-13)
Jika digunakan saluran khusus Quarter Wave Transformer, maka panjang saluran didapat dihitung dengan persamaan 2-14.
=
(2-14)
2.5 Quarter Wave Transformer Untuk menyesuaikan impedansi ZL riil ke Z0 riil dapat dilakukan dengan meng-gunakan transformator /4, saluran dengan impedansi karakteristik Z0,1 dan panjang-nya seperempat panjang gelombang pada frekuensi rancangan. Gambar 6 memperlihatkan sebuah beban ZL yang dihubungkan ke saluran utama melalui transformator /4[3].
Gambar 6. Penyesuai Transformer /4
Impedansi masukan pada transformator, Zin = Z0, karena sesuai. Untuk saluran
/4, impedansi masukan ini adalah Z in
Z 02,1 ZL
Z0,
Z 0,1 Z 0 Z L
(2-15)
karena Z0,1 riil, maka Z L harus riil. Bila frekuensi perancangan adalah f0, maka (215) hanya berlaku untuk frekuensi tersebut. Untuk frekuensi lain, panjang transformator tidak lagi seperempat panjang gelombang, karenanya impedansi pada masukan transformator tidak lagi sama dengan Z0. Dengan demikian beban tidak lagi sesuai dengan saluran. Tapi ada batas VSWR maksimum sehingga kita
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
13
Bab II Tinjauan Teoritis
masih dapat menerima ketidaksesuaian, atau kita masih menganggapnya sesuai.
Biasanya nilai VSWR ini adalah 1,5 yang memberikan nilai koefisien pantul =
0,2. Dengan nilai koefisien pantul ini, persentasi daya yang diserap transformator 1 2 = 96% dan yang dipantulkan 4%. adalah
2.6 Teori Susunan Antena 2.6.1 Tujuan Susunan Antena Mikrostrip
Pembuatan antena susun mikrostrip memiliki tujuan tertentu, antara lain:
-
Untuk mendapatkan diagram arah dengan pola tertentu (beam forming)
-
Mendapatkan diagram arah dengan pengendalian arah tertentu (beem steering)
2.6.2 Susunan 2 Sumber Titik Isotropis Gambar 7 menunjukkan pola medan pada dua sumber titik isotropis.
Gambar 7. Susunan dua sumber titik isotropis
Keterangan:
d adalah jarak yang memisahkan 2 sumber titik isotropis
Titik observasi adalah ke arah sudut Φ dari sumbu horizontal (sumbu x).
Garis orientasi dari sumber-sumber isotropis menuju titik observasi dianggap sejajar karena d (jarak antarsumber isotropis) << daripada jarak antena menuju titik observasi.
2.6.3 Prinsip Perkalian Diagram dan Sintesa pada Susunan Antena Sejenis a. Perkalian diagram
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
14
Bab II Tinjauan Teoritis
Susunan antena biasanya akan terdiri dari antena-antena sejenis. Antena
sejenis adalah antena yang memiliki diagram arah medan dan fasa yang sama dan
orientasinya juga sama. Susunan dari sejumlah n antena-antena sejenis dapat diperhatikan sebagai susunan sejumlah n sumber isotropis dengan catuan arus dan fasa tertentu sehingga memiliki diagram arah dan diagram fasa yang terkoreksi
dari diagram susunan isotropisnya. Pada susunan antena yang sejenis dapat dipakai prinsip perkalian diagram. Untuk susunan tak isotropis dan/atau tak sejenis tidak berlaku prinsip perkalian diagram. b. Sintesa diagram
Sintesa diagram merupakan proses untuk mencari sumber atau susunan
yang memberikan diagram arah sesuai keinginan kita. Sintesa diagram tidak selalu sederhana dan mungkin menghasilkan susunan yang kurang reliable. Salah satu sintesa yang paling sederhana adalah dengan menggunakan prinsip perkalian diagram. Misal medan total hasil perkalian diagram didapat dengan persamaan 2-16.
=
=
(0.6
− 104 )
(1.2
2 = cos(54
− 180 ) 2
− 52 ) cos (108
+ 90 )
(2-16)
Ilustrasi : Dengan syarat maksimum ke arah utara, null ke arah timur (90o) dan tenggara (135o). Dari persamaan 2-16, didapatkan suatu pola medan total hasil perkalian 2 jenis pola medan tertentu dimana setiap pola medan dibentuk oleh 2 titik sumber isotropis (E1 dan E2).
(a)
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
15
Bab II Tinjauan Teoritis
(b) Gambar 8. Pola radiasi antena isotropis (a) Diagram arah dengan arah tenggara dan timur sebesar nol, serta titik maksimum pada arah utara. (b) Pola radiasi yang terbentuk sesuai diagram arah dan fasanya.
Gambar 8 menunjukkan null arah tenggara (135o), bisa diimplementasikan dengan susunan dua antena isotropis berjarak 0.3
dengan beda fasa -104o. dan
null ke arah timur (90o), bisa diimplementasikan dengan susunan dua antena isotropis berjarak 0.6
dengan beda fasa -180o.
2.6.4 Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis Diagram arah medan maupun fasa dapat diubah-ubah dengan mengatur distribusi arus pada masing-masing elemen antena. Pada pembuatan susunan linear n elemen antena isotropis ini yang akan diamati atau dilihat adalah pengaruh perubahan distribusi arus pada masing-masing elemen terhadap perubahan diagram arah dan fasa, gain susunan, dan sebagainya. Distribusi arus yang diamati adalah distribusi arus uniform dan non uniform. Antena mikrostrip memiliki beberapa kelemahan seperti bandwith yang sempit dan gain yang kecil. Untuk mendapatkan bandwidth yang lebar serta gain yang tinggi perlu dibuat suatu antena susun (array). Dalam antena medan total (magnitude fasa) dari suatu susunan antena tergantung dari magnitude dan fasa yang dihasilkan dari masing-masing elemen antena. Fasa dari medan-medan yang datang dari masing-masing elemen berbeda karena adanya perbedaan jarak yang ditempuh antara masing-masing gelombang.
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
16
Bab II Tinjauan Teoritis
Susunan antena biasanya terdiri dari antena-antena sejenis, karena antena
sejenis memiliki diagram arah medan dan fasa yang sama serta orientasinya juga
sama. Bentuk antena susun linear dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Linear microstrip array
Pada umumnya elemen antena yang digunakan dalam antena susun ini
adalah antena yang identik karena lebih mudah dalam perancangan dan analisa
kerjanya. Pola total antena array dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya:
Konfigurasi susunan antena (linear, sirkular, rectangular, spherical, dan lainlain) Jarak antar elemen antena Besar amplitudo dan fasa yang diberikan pada setiap elemen Pola radiasi elemen (diagram arah radiasi antena)
2.6.5 Feeding Network Feeding Network yang menggunakan pencatuan mikrostrip line pada array antena dibagi menjadi dua jenis susunan, yaitu series-feed network dan corporatefeed network. Corporate-feed biasa digunakan untuk membagi daya sama besar pada setiap elemen antena[1]. Bentuk susunan kedua jenis feeding network tersebut dapat dilihat pada Gambar 10.
(a)
(b)
Gambar 10. Jenis-jenis Feeding Network (a) Series feed (b) Corporate feed
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
17
Bab II Tinjauan Teoritis
Pada pembuatan antena susun (array antenna) pada antena mikrostrip
lebih banyak digunakan jenis corporate-feed network karena lebih mudah dalam
perancanganya. Proyek akhir ini menggunakan corporate-feed network yang susunannya berawal dari perancangan single patch dengan pencatuan microstrip line dan bantuan celah udara untuk mendapatkan bandwidth yang lebar.
2.6.6 Array Factor
Array factor adalah normalisasi medan total susunan antena terhadap nilai maksimum dari medan total dari susunan tersebut. Pola radiasi dari suatu
konfigurasi antena array linear diperoleh dari hasil perkalian antara pola radiasi
satu elemen antena dengan faktor pengali yang disebut array factor dari sumber isotropis. (
)=[ (
)] × [
]
(2-17)
Persamaan 2-18 adalah persamaan matematis array factor.
(
) =
(2-18)
Dimana: =
cos +
(2-19)
Pada teknik susunan beberapa elemen antena ini memiliki keunggulan untuk memperbaiki kelemahan antena mikrostrip, yaitu dapat menanggulangi gain yang rendah. Dengan menyusun elemen antena lebih dari satu, maka gain dan directivity antena akan semakin tinggi (tajam). Akan tetapi dengan bertambah tingginya gain, maka akan muncul side lobe disekitar main lobe. Pola radiasi antena susun mikrostrip susun dengan bentuk rectangular terdapat pada Gambar 11.
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
18
Bab II Tinjauan Teoritis
Gambar 11. Pola radiasi antena mikrostrip susun rectangular patch dengan
menggunakan array factor
2.6.7 Pengaruh Jumlah Elemen Pada Antena Susun
Kebanyakan antena tunggal memiliki pola radiasi yang relatif lebar dan gain rendah. Untuk mendapatkan pengarahan yang tajam dan penguatan yang tinggi, perlu dibuat antena yang memiliki ukuran elektris relatif besar. Suatu cara untuk menambah ukuran tanpa merubah dimensi awalnya adalah dengan menyusun sejumlah antena tunggal dalam suatu konfigurasi geometris dan elektris. Antena ini disebut antena susun (array). Semakin banyak jumlah antena yang disusun semakin tinggi gain-nya, karena penambahan jumlah antena yang disusun akan berpengaruh terhadap bentuk pola radiasi dan gain. Sesuai dengan persamaan gain pada antena susun uniform berikut ini : G = 10 log N N = Jumlah Elemen Sebagai contoh dapat dilihat perbandingan pertambahan gain pada antena susun 2 elemen dan 4 lemen sebagai berikut : G = 10 log 2 = 3 dB (2 elemen) G = 10 log 4 = 6 dB (4 elemen) Gain pada antena susun 2 elemen lebih rendah daripada 4 elemen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah elemen sangat mempengaruhi karakteristik gain pada suatu antena array. Pengaruh pada pola radiasi adalah medan total antena array sama dengan medan tunggal yang dikalikan faktor array (array factor). Grafik faktor array untuk pola susunan dan pola medan sesuai dengan jumlah elemennya terdapat pada Gambar 15.
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
19
Bab II Tinjauan Teoritis
2.6.8 Distribusi Arus Uniform
Distribusi arus uniform pada pencatuan antena mikrostrip array adalah
arus yang terdistribusi pada saluran pencatunya sama besar pada setiap elemen. Dengan menggunakan prinsip distribusi arus uniform ini, kita dapat menentukan lebar dan panjang pencatu pada antena mikrostrip array dengan perbandingan
impedansi yang sama disetiap saluran pencatu elemen antena. Dengan menggunakan prinsip-prinsip yang sudah dipahami sebelumnya untuk menurunkan persamaan medan total yang dihasilkan oleh susunan sejumlah n antena isotropis, pola distribusi arus uniform pada Gambar 12.
Gambar 12. Distribusi arus uniform
Referensi titik1, dengan dinormalisasikan terhadap E0.
1 e j e
Etn
Etne j e j e
j 2
j 2
e
... e j 3
j n 1
... e
j n 1
_________________________ -
Etn 1 e j 1 e jn
Didapatkan: =
=
(2-20)
Sehingga didapatkan medan total ternormalisasi untuk referensi pada titik 1 (Persamaan 2-21).
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
20
Bab II Tinjauan Teoritis
2
=
<
2
=
dan
=
+
(2-21)
Dimana d adalah jarak spasi antar antena, dan δ adalah beda fasa antar catuan arus yang berdekatan. Medan total ternormalisasi untuk referensi pada titik tengah dapat diperoleh
dengan menggunakan persamaan berikut:
=
(2-22)
terjadi jika suku penyebut sama dengan atau mendekati
Medan maksimum :
nol. Sin
φ
= 0 atau
φ
= 0, φ = 0. Jika φtidak pernah
mencapai harga nol maka medan maksimum terjadi jika φ mencapai harga minimum. terjadi jika suku pembilang sama dengan nol. Sin
Medan minimum :
atau
=0
= ±kπ (k= 0,1,2,….dst).
Jumlah antena yang ditujukan pada persamaan-persamaan di atas, sangat bervariasi dari dua dan seterusnya. Banyaknya antena yang digunakan menggunakan array factor. Array factor adalah normalisasi medan total susunan antena terhadap nilai maksimum dari medan total susunan tersebut. =
Jika
=
dan
= lim →
=
=
tercapai pada = 0
2 = 2
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
21
Bab II Tinjauan Teoritis
=
sin n 1 2 Array factor : E N n sin 2
(2-23)
Faktor susunan (untuk sejumlah sumber) dapat digambarkan sebagai
fungsi φ. Jika φ merupakan fungsi
, maka nilai dari faktor susunan maka pola
medan akan dapat langsung diketahui dari grafik pada Gambar 13.
Gambar 13. Grafik faktor pola susunan dan pola medan
Gain susunan : Jika daya W masuk pada satu antena, maka |E| = Eo Jika daya W masuk pada n antena, maka E ' Et max = n |E’| = n
E0 = E0 n n
penguatan medan, GF =
E0 n n E0
penguatan daya, G = (GF)2 = n
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
E0 n
(2-24) (2-25) (2-26)
(2-27)
(2-28)
22
Bab II Tinjauan Teoritis
2.6.8.1 Distribusi Arus Uniform Susunan Broadside
Untuk menghasilkan pola pancar broadside, dapat dicapai dari contoh
berikut: = ,
=
=
, ,
⎧ ⎪
=
=
=
⎨ ⎪ ⎩
=
,
= cos
±
2
−
→
=±
| = , , ,…
1
Didapat:
= 1 → 0 = ±60 /±120 = 1 → 0 = 0 /180
= cos ±
(2-29)
Dari hasil nilai sudut phasa dan jarak d tersebut, didapat pola pancar susunan broadside seperti pada Gambar 14.
Gambar 14. Pola pancar dan fasa susunan broadside (a) Pola pancar antena uniform susunan broadside (b) Fasa antena uniform susunan broadside a. Pola radiasi satu elemen antena E-Plane : H-Plane :
( )=0→ ( )|
=
→
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
23
Bab II Tinjauan Teoritis
2.6.8.2 Distribusi Arus Uniform Susunan Endfire Biasa
Endfire memiliki sifat Emax pada sudut = 0 (m = 0). Proses desain
dilakukan dengan menentukkan beda fasa δ yang memberi = 0, pada harga E max atau φ = 0o. Jadi φ = 0 o untuk m = 0. Pola pancar susunan endfire terdapat pada Gambar 15.
0 d r cosm
d r
2
d
n = 4, d = /2 didapat Untuk
(a)
(b)
Gambar 15. Pola pancar dan fasa susunan endfire biasa (a) Pola pancar antena uniform susunan endfire biasa (b) Fasa antena uniform susunan endfire biasa 2.6.8.3 Distribusi Arus Uniform Susunan Endfire Hansen-Wodyard dengan Direktivitas Diperbesar Susunan endfire Hansen-Woodyard dengan direktivitas diperbesar, dicapai dengan syarat : =− →
=
+ (
− )−
Emax terjadi pada m = 0 dan m
=
Faktor susunan dapat dituliskan sebagai berikut : =
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
(2-30)
24
Bab II Tinjauan Teoritis
n = 4 , d= untuk
2
dan φ = −
5 2
pola pancarnya terdapat pada Gambar 16.
Gambar 16. Pola pancar susunan endfire Hansen-Woodyard
2.6.8.4 Distribusi Arus Uniform Susunan dengan Medan Maksimum Untuk Arah Sembarang Misalkan ditentukan medan maksimum untuk arah tertentu yang sembarang. Maksimum terjadi jika : φ = 0 = 0 dimana
Minimum terjadi jika :sin untuk n = 4 , d=
dan
=
cos
+
= 60o pola pancarnya terdapat pada Gambar 17.
Gambar 17. Pola pancar susunan dengan medan maksimum untuk arah sembarang
2.6.9 Distribusi Arus Non Uniform Seperti juga dengan pengaturan fasa untuk tiap catuan susunan, maka perubahan pola pancar dapat juga dicapai dengan mengatur distribusi arus tiap
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
25
Bab II Tinjauan Teoritis
catuan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pola pancar yang diinginkan. Pada
sub bagian ini kita mempelajari beberapa macam distribusi arus tidak seragam dan
pengaruhnya pada pola pancar yang dihasilkan.
Distribusi arus non uniform terdiri dari Distribusi Arus Binomial dan
Distribusi Arus Dolph-Chebyshev (Optimum). Gambar 18 menunjukkan
perbandingan pola pancar dari ketiga distribusi arus.
Gambar 18. Pola pancar distribusi arus uniform dan non uniform (a) Pola pancar edge (b) Pola pancar distribusi arus Uniform (c) Pola pancar distribusi arus Opimum (Dolph-Chebyshev) (d) Pola pancar distribusi arus Binomial 2.6.9.1 Distribusi Arus Binomial Distribusi arus binomial sering disebut sebagai distribusi John Stone. Susunan dengan distribusi ini berarti urutan amplitudo arus harus sebanding dengan koefisien-koefisien pada deret suku banyak Perbandingan arus
di setiap
elemen array
binomial
mengikuti
perbandingan segitiga pascal seperti pada Tabel 2-1. Jumlah dari N elemen binomial array merupakan binomial koefisien, sebagai berikut : wm
N 1! m!( N 1 m)!
, m 0,1,..., N - 1
(2-31)
Sebagai contoh, untuk N=4 dan N=5, sebagai berikut : W = [1,3,3,1] W = [1,4,6,4,1]
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
26
Bab II Tinjauan Teoritis
Jumlah binomial merupakan perluasan dari polynomial (1+z)N-1.
Teknik binomial array memiliki karakteristik pola radiasi dengan main lobe
yang dihasilkan lebih besar dengan idealnya tidak terdapat side lobe. Secara teoritis, hal ini menunjukkan bahwa coverage dari teknik binomial lebih luas dan direktivitas akan tetapi gain yang dihasilkan akan lebih rendah.
Jika yang digunakan 4 elemen array, sehingga perbandingan amplitudo arus yang digunakan adalah 1 : 3 : 3 :1. Perbandingan tersebut sesuai dengan deret segitiga pascal pada 4 elemen antena yang kemudian digunakan untuk mencari atau menghitung nilai impedansi input dari setiap antena. Tabel 1 Deret angka Segitiga Pascal
Relative Amplitudes
n
(Pascal’s Triangle)
3
1
4
1
5 6
1 1
2 3
4 5
1 3
6 10
1 4
10
1 5
1
2.6.9.2 Distribusi Arus Dolph-Chebyshev Distribusi arus Dolph-Chebyshev digunakan untuk mendapatkan kriteria optimum dari pola pancar antena susunan. Kriteria umumnya terdiri dari :
Jika lebar berkas main lobe ditentukan, maka perbandingan mayor terhadap minor lobe akan (menuju) maksimum.
Jika perbandingan antara mayor terhadap minor lobe ditentukan, maka lebar berkas main lobe akan (menuju) minimum.
Dalam distribusi arus Dolph-Chebyshev, diasumsikan syarat sebagai berikut:
Antena isotropis dengan distribusi amplitudo arus simetris
Beda fasa antar catuan elemen isotropis berdekatan = 0 (δ=0)
Jarak spasi antar elemen isotropis seragam (sama semua) Pada distribusi arus Dolph-Chebyshev apabila digunakan jumlah elemen antena ganjil, maka terdapat kesulitan dalam perhitungan perbandingan setiap
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
27
Bab II Tinjauan Teoritis
pencatuannya. Oleh karena itu, lebih baik digunakan jumlah elemen genap
untuk memudahkan dalam perhitungan.
Rani Refa Ninety, 091331022 Laporan Proyek Akhir Tahun 2012
28