Bab II Tinjauan Teoritis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Teknologi VoIP diperkenalkan setelah internet mulai berkembang sekitar
tahun 1995. Pada mulanya kemampuan mengirimkan suara melalui internet
hanya merupakan eksperimen dari beberapa orang atau perusahaan kecil. Ini dimulai dengan perusahaan seperti Vocaltech dan kemudian pada akhirnya diikuti oleh Microsoft dengan program Netmeeting-nya. Pada saat itu jaringan komputer
internet masih sangat lambat. Pada awal tahun 2000, koneksi internet yang terbaru
dengan kecepatan lebih cepat sudah tersedia, semakin banyak orang mulai mengambil keuntungan dari teknologi dan pada tahun 2000, lalu lintas VoIP menyumbang tiga persen dari semua lalu lintas suara [17]. Kini aplikasi VoIP sudah banyak diterapkan diberbagai tempat, termasuk perusahaan menengah hingga besar. Dengan kemudahan akses komunikasi yang hanya memerlukan komponen utama berupa proxy server, dan user agent, dimana pemilihan codec serta protokol yang digunakan, tentu menjaga kualitas komunikasi yang dibangun. Dengan memaksimalkan managemen jaringan yang ada, membangun sebuah aplikasi VoIP dengan kualitas baik bukanlah hal yang tidak mungkin. 2.1
Definisi Voice over Internet Protocol (VoIP) Secara sederhana dapat diketahui bahwa VoIP merupakan suatu metoda
transmisi sinyal suara yang diubah ke dalam bentuk digital, dan dikelompokkan menjadi paket-paket data yang dikirim dengan menggunakan platform IP (Internet Protocol). Saat ini, VoIP tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi suara antar komputer yang terhubung pada jaringan IP, namun kini juga sudah dapat diintegrasikan dengan Public Switched Telephone Network (PSTN). Inti teknologi VoIP adalah bagaimana data Voice dapat disalurkan melalui jaringan berbasis protokol IP. Tidak seperti pada jaringan non-VoIP, PSTN misalnya, Voice yang berupa sinyal analog tidak mengalami perubahan terlebih
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
6
Bab II Tinjauan Teoritis
dahulu sebelum disalurkan. Sedangkan pada VoIP, Voice ini diubah menjadi data
digital, diberi nomor dan header, kemudian dikirimkan dalam bentuk paket-paket
data. Di sisi penerima, paket-paket tersebut dibongkar dan diurutkan kembali. Setelah terurut, data Voice tadi diubah kembali menjadi sinyal analog, yang kemudian kita dengar kembali sebagai sinyal suara.
2.2
Implementasi VoIP VoIP dapat di implementasikan menjadi tiga jenis konfigurasi yaitu
sebagai berikut :
a) Dari PC ke PC melewati jaringan Internet
Hubungan ini hanya membutuhkan jaringan internet, dan pc yang sudah terdaftar pada VoIP server sebagai client yang sudah memiliki identitas. Dapat dilihat pada Gambar 1, contoh hubungan PC to PC.
Gambar 1. Hubungan PC ke PC
b) Dari PC ke Phone dan sebaliknya Hubungan ini memerlukan sebuah gateway yang berfungsi untuk melakukan penyesuaian standar antar media termasuk penyesuaian kanal kontrol dan kontrol pensinyalan antar media. Gateway ini bisa berupa PC atau router. Dapat dilihat pada Gambar 2, contoh hubungan Phone to PC.
IP
Phone Network
Laptop Gateway
Gambar 2. Hubungan dari PC ke Phone
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
7
Bab II Tinjauan Teoritis
c) Dari Phone ke Phone melewati jaringan Internet
Pada hubungan ini, protokol yang sama digunakan antar interface masing-masing terminal, namun pada link digunakan
protokol
yang
berbeda,
sehingga
keberadaan
gateway
dibutuhkan. Pada Gambar 3 contoh hubungan Phone to Phone.
tetap
IP
Phone Network
Phone Network
Gateway
Gateway
Gambar 3. Hubungan antar Phone dengan Jaringan Internet
2.3
Komponen VoIP Untuk dapat mengimplentasikan VoIP diperlukan beberapa komponen
utama VoIP yang harus bekerja sama, yaitu: 2.3.1 User Agent Adalah interface disisi pengguna, untuk memulai dan menerima sesi komunikasi.. Dalam VoIP, user agent berupa komponen yang melakukan dial nomor telepon atau menerimanya. Komponen ini dapat berupa aplikasi perangkat lunak (softphone) atau dapat pula dalam bentuk perangkat keras. Contoh dari user agent ini adalah softphone (x-lite, eyebeam, idefisk, iaxlite, dll), IP Phone, Ethernet Phone, USB Phone, Analog Telephone Adaptor (ATA), dan ITG (Internet Telephony Gateway). 2.3.2 Proxy VoIP Proxy atau bisa juga disebut dengan server, gatekeeper, register adalah pengatur jalannya translasi dan transcoding komunikasi, bertindak sebagai Registration Server, Proxy Server, dan Redirect Server dalam protokol SIP. Proxy yang dimaksud disini bukanlah proxy server internet, melainkan aplikasi server yang mengatur jaringan VoIP. Contoh Softswitch yaitu Asterisk, Ser, OpenSer, Yate dan lain-lain, sedangkan contoh Hardswitch yaitu SPA9000 dan SPA3000.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
8
Bab II Tinjauan Teoritis
2.3.3 Protokol
Protokol dalam komunikasi VoIP adalah komponen berupa seperangkat
aturan atau standar yang mengatur atau mengizinkan terjadinya hubungan,
komunikasi, dan perpindahan data antar User Agent, antar Proxy, atau antar User dengan Proxy. Sehingga fungsi dari tujuan komunikasi yang ada, dapat Agent
terlaksana dengan sebagaimana mestinya. 1. Protocol Signalling
Protocol signalling dalam VoIP diperlukan agar pemakai layanan VoIP
dapat saling berkomunikasi menggunakan pesawat telepon. Beberapa signalling
yang ada saat ini adalah H.323, SIP, SCCP, MGCP, MEGACO, dan SIGTRAN. Tetapi yang paling popular adalah H.323 (ITU-T) dan SIP (IETF). Dalam proyek akhir ini, hanya protocol SIP saja yang akan dijelaskan secara terperinci. a) H.323 Merupakan
satu
standar
komunikasi
pada
VoIP
yang
direkomendasikan oleh ITU-T pada tahun 1995-1996. Standar ini terdiri dari komponen, protocol, dan prosedur yang menyediakan komunikasi multimedia melalui jaringan paket-based. Jaringan yang dapat dilalui oleh media paket ini antara lain jaringan internet, Internet paket exchanged (IPX) based, Local Area Network (LAN), dan Wide Area Network (WAN). Arsitektur dari H.323 terdiri dari empat komponen fisik, yaitu Terminal, Gateway, Gatekeeper, dan Multipoint control unit (MCU). Dan protokol yang terlibat dalam H.323 adalah RTP (Real Time protocol), RTCP (Realtime Control Protocol), RSVP (Resource Reservation Protocol).
b) Session Initiation Protocol (SIP) SIP adalah peer-to-peer signalling protokol, dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), yang mengijinkan endpoint-nya untuk memulai dan mengakhiri session komunikasi. Protokol ini didefinisikan pada RFC 2543.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
9
Bab II Tinjauan Teoritis
Arsitektur SIP
Arsitektur dari SIP terdiri dari dua komponen yaitu user agent dan
server. User agent merupakan endpoint dari sistem dan memuat dua
subsistem yaitu user agent client (UAC) yang membangkitkan request
dan user agent server (UAS) yang merespon request. Dua elemen ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Arsitektur SIP SIP server adalah kesatuan fungsi logic , dimana tidak perlu memisahkan alat secara fisik. Fisik dari empat server tersebut yaitu:
Proxy server merupakan host jaringan yang berperan sebagai perantara yang bertujuan untuk meminta request atas nama client yang lain. Proxy harus bertindak sebagai server dan client, dia harus mengarahkan SIP request pada user agent server dan mengarahkan SIP response pada user agent client. Proxy Server juga berfungsi untuk melakukan routing, memastikan requests dapat disampaikan pada yang berhak menerima dan juga membuat kebijakan seperti meyakinkan bahwa pemakai tertentu diijinkan untuk melakukan panggilan.
Redirect Server merupakan kesatuan logika yang mengarahkan suatu client pada perangkat pengganti dari Uniform Resource Indicators (URIs) untuk menyelesaikan tugas request.
Registrar Server menerima dan memproses pesan pendaftaran yang mengijinkan lokasi dari suatu endpoint dapat diketahui keberadaannya.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
10
Bab II Tinjauan Teoritis
Registrar Server ini kerjanya berhubungan dengan Location Server.
Location Server menyediakan service untuk database abstrak yang berfungsi mentranslasikan alamat dengan data / keterangan yang ada
pada domain jaringan.
Format Messages pada SIP
Messages yang terdapat pada SIP didefinisikan dalam dua format :
1. Request, dikirim dari client ke server yang berisi tentang operasi yang diminta oleh client tersebut.
2. Response, dikirim dari server ke client yang berisi informasi mengenai status dari apa yang diminta oleh client. Terdapat enam jenis dari request messages : 1. INVITE menunjukkan bahwa user atau service sedang diundang untuk bergabung dalam session. Isi dari pesan ini akan memasukkan suatu uraian menyangkut session untuk caller yang diundang. 2. ACK mengkonfirmasikan bahwa client telah menerima suatu final response untuk suatu INVITE request dan hanya digunakan di INVITE request. 3. OPTION digunakan untuk query suatu server tentang kemampuan yang dimilikinya. 4. BYE dikirim oleh user agent client untuk menunjukkan pada server bahwa percakapan ingin segera diakhiri. 5. CANCEL digunakan untuk membatalkan suatu request yang sedang menunggu keputusan. 6. REGISTER digunakan oleh client untuk mendaftarkan informasi kontak. Response message berisi status kode, dan keterangan tentang kondisi dari status request tersebut. Nilai-nilai dari kode status yang serupa dengan penggunaan pada HTTP, dibagi dalam enam kategori:
1xx: Provisional, request telah diterima dan sedang melanjutkan proses. 2xx: Success, tindakan dengan sukses diterima, dipahami dan disetujui.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
11
Bab II Tinjauan Teoritis
3xx: Redirection, tindakan lebih lanjut diperlukan untuk memproses permintaan ini. 4xx: Client error, permintaan berisi sintak yang salah dan tidak bisa dikenali, oleh server sehingga server tidak dapat memprosesnya. 5xx: Server error, server gagal untuk memproses suatu permintaan yang sah. 6xx: Global Failure, permintaan tidak dapat dipenuhi oleh server manapun. Dapat dilihat pada Gambar 5 adalah contoh sesi komunikasi pada jaringan VoIP :
Gambar 5. Contoh Sesi Komunikasi [10] Protokol yang terlibat dalam SIP SIP menggabungkan beberapa macam protokol baik dari standar yang dikeluarkan oleh IETF sendiri maupun oleh ITU-T, yaitu : 7
Application
Audio / Video Aplication
6
Presentation
Codec G. xxx
5
Session
SIP
4
Transport
3
Network
2
Data Link
1
Physical
Q.931
H.245 T.122 TCP
SDP
RTP
RTCP UDP
SAP
IP
Network Interface Layer
Gambar 6. Protokol yang terlibat dalam SIP
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
12
Bab II Tinjauan Teoritis
IETF Session Description Protokol (SDP)
SDP merupakan protokol yang memberikan informasi aliran
media dalam satu sesi komunikasi baik berupa sesi Announcement, sesi
Invitation, dan multimedia sesi Initiation yang lain ,agar penerima yang
menerima informasi tersebut dapat berkomunikasi. Format dari SDP adalah dalam bentuk ASCII dimana parameter sebagai berikut:
v : versi protokol SDP
p : nomor Phone
o : identifikasi sesi
c : informasi koneksi
s : sesi penamaan
b : informasi bandwith
i : sesi informasi
z : penyesuaian zona waktu
u : deskripsi URI
k : encryption key
e : alamat email
a : sesi attribute
IETF Session Announcement Protokol (SAP) SAP berfungsi setiap periode waktu tertentu mengumumkan parameter dari suatu sesi konferensi. Pada Gambar 9 yang menunjukan struktur Protokol SAP. 3
4
5
6
7
8
16
24
36 bit
V A R T E C Auth len Msg ID hash Originating source (32 atau 128 bit) Optional Authentication Data Optional Timeout Optional Payload Type 0 Payload Gambar 7. Struktur Protokol SAP
Keterangan:
V: nomor versi dari protokol SAP
A: tipe Address dari IP yang digunakan, jika berisi bit 0 adalah IPv4 dan bit 1 adalah IPv6
R: Reserved, harus berisi bit 0
T: Type Message, jika berisi 0 maka berupa paket Session
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
13
Bab II Tinjauan Teoritis
Announcement, jika berisi 1 maka berupa paket Session Deletion
E: bit Encryption, jika berupa bit 0 maka paket SAP terenkripsi dan jika bit 1 maka sebaliknya
C: bit Compress, jika bit 1 maka payload tercompress dengan menggunakan algoritma Zlib compression
Auth len: Authentication Length, jika berisi bit 0 maka tidak ada header authentication.
Msg ID hash: digunakan untuk pengkombinasian dengan originating source
Originating Source: memberikan alamat IP pesan dari sumber
Optional Timeout: berfungsi memutuskan sesi saat enkripsi gagal
Optional Payload Type: menjelaskan type dari payload
IETF Real-Time Transport Protokol (RTP) RTP adalah protokol di dalam jaringan IP yang membawa paket Voice atau video yang telah dikodekan secara digital antar terminal akhir. RTP adalah protokol yang berjalan diatas protokol UDP (User Datagram Protocol). RTP menyediakan format standar paket untuk aplikasi real time. Format dari header RTP adalah seperti Gambar 8.
Gambar 8.Format Header RTP Keterangan: o Payload Type : 7 bits, menyediakan kemungkinan 128 type encoding yang berbeda. Seperti PCM, MPEG2 Video, dll. o Sequence Number : 16 bits, digunakan untuk mendeteksi paket loss. o Timestamp : 32 bytes, digunakan untuk menghapus jitter yang diakibatkan oleh jaringan.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
14
Bab II Tinjauan Teoritis
o Synchronization Source Identifier : 32 bits, ID untuk alur dari
sebuah sumber
o Miscellaneous Fields
IETF Real-Time Control Protokol (RTCP) RTCP mengatur sesi secara periodik mentransmit paket yang
berisi feedback atas kualitas dari distribusi data. Protokol yang bertugas
melaporkan pertukaran paket antara sumber dan tujuan dari informasi
multimedia. Ada tiga laporan yang didefinisikan yaitu Receiver Report
(RR), Sender Report (SR), dan Source Description (SDES).
Gambar 9. Kinerja RTCP Laporan berisi statistik seperti nomor paket pengiriman, nomor paket yang hilang, inter-arrival jitter. Digunakan untuk memodifikasi pengiriman transmission rate dan mendiagnostik tujuan, seperti pada Gambar 9 yang menunjukan kinerja RTCP.
2. Protokol Penunjang VoIP Protokol-protokol lain yang berperan dalam proses transfer data suara pada jaringan VoIP diantaranya adalah Protokol TCP/IP (Transfer Control Protocol / Internet Protocol) dan terdapat juga UDP (User Datagram Protocol). Kedua protokol tersebut merupakan metoda dan kehandalan transfer data yang digunakan pada OSI reference model layer 4 transport layer. Berikut penjelasan masingmasing protokol tersebut.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
15
Bab II Tinjauan Teoritis
a) TCP (Transmission Control Protocol)
TCP adalah suatu protokol yang berada di lapisan transport yang berorientasi sambungan (connection-oriented) dan dapat diandalkan
(reliable). TCP dispesifikasikan dalam RFC 793.
Proses pembuatan koneksi TCP disebut juga dengan "Three-way
Handshake". Tujuan metode ini adalah agar dapat melakukan sinkronisasi
terhadap nomor urut dan nomor acknowledgement yang dikirimkan oleh
kedua pihak dan saling bertukar ukuran TCP Window. Prosesnya dapat dilihat pada Gambar 10 sebagai berikut:
SYN
SYN, ACK ACK Komputer Client
Server
Gambar 10. Proses Koneksi TCP
Host pertama (yang ingin membuat koneksi) akan mengirimkan sebuah segmen TCP dengan flag SYN diaktifkan kepada host kedua (yang hendak diajak untuk berkomunikasi).
Host kedua akan meresponnya dengan mengirimkan segmen dengan acknowledgement dan juga SYN kepada host pertama.
Host pertama selanjutnya akan mulai saling bertukar data dengan host kedua. TCP menggunakan proses jabat tangan yang sama untuk mengakhiri
koneksi yang dibuat. Hal ini menjamin dua host yang sedang terkoneksi tersebut telah menyelesaikan proses transmisi data dan semua data yang ditransmisikan telah diterima dengan baik. Itulah sebabnya, mengapa TCP disebut dengan koneksi yang reliable. TCP mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
16
Bab II Tinjauan Teoritis
Berorientasi sambungan (connection-oriented): Sebelum data dapat ditransmisikan antara dua host, dua proses yang berjalan pada lapisan
aplikasi harus melakukan negosiasi untuk membuat sesi koneksi terlebih
dahulu. Koneksi TCP ditutup dengan menggunakan proses terminasi
koneksi TCP (TCP connection termination).
Full-duplex: setiap host TCP, koneksi yang terjadi antara dua host terdiri atas dua buah jalur, yakni jalur keluar dan jalur masuk. Dengan
menggunakan teknologi lapisan yang lebih rendah yang mendukung full
duplex, maka data pun dapat secara simultan diterima dan dikirim.
Header TCP berisi nomor urut (TCP sequence number) dari data yang ditransmisikan dan sebuah acknowledgement dari data yang masuk.
Dapat diandalkan (reliable): Data yang dikirimkan ke sebuah koneksi TCP akan diurutkan dengan sebuah nomor urut paket dan akan mengharapkan paket positive-acknowledgement dari penerima. Jika tidak ada paket Acknowledgment dari penerima, maka segmen TCP (protocol data unit dalam protokol TCP) akan ditransmisikan ulang. Pada pihak penerima, segmen-segmen duplikat akan diabaikan dan segmen-segmen yang datang tidak sesuai dengan urutannya akan diletakkan di belakang untuk mengurutkan segmen-segmen TCP. Untuk menjamin integritas setiap segmen TCP, TCP mengimplementasikan penghitungan TCP Checksum.
Byte stream: TCP melihat data yang dikirimkan dan diterima melalui dua jalur masuk dan jalur keluar TCP sebagai sebuah byte stream yang berdekatan (kontigu). Nomor urut TCP dan nomor acknowlegment dalam setiap header TCP didefinisikan juga dalam bentuk byte. Meski demikian, TCP tidak mengetahui batasan pesan-pesan di dalam byte stream TCP tersebut. Untuk melakukannya, hal ini diserahkan kepada protokol lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model), yang harus menerjemahkan byte stream TCP ke dalam "bahasa" yang di pahami.
Memiliki layanan flow control: Untuk mencegah data terlalu banyak dikirimkan pada satu waktu, yang akhirnya membuat "macet" jaringan internetwork IP, TCP mengimplementasikan layanan flow control yang
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
17
Bab II Tinjauan Teoritis
dimiliki oleh pihak pengirim yang secara terus menerus memantau dan
membatasi jumlah data yang dikirimkan pada satu waktu. Untuk
mencegah pihak penerima untuk memperoleh data yang tidak dapat
disangganya (buffer), TCP juga mengimplementasikan flow control
dalam pihak penerima, yang mengindikasikan jumlah buffer yang masih tersedia dalam pihak penerima.
Melakukan segmentasi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (dalam DARPA reference model)
Mengirimkan paket secara "one-to-one": hal ini karena memang TCP
harus membuat sebuah sirkuit logis antara dua buah protokol lapisan aplikasi agar saling dapat berkomunikasi. TCP tidak menyediakan
layanan pengiriman data secara one-to-many. Ukuran dari header TCP adalah bervariasi, yang terdiri atas beberapa field yang ditunjukkan dalam Gambar 11. Ukuran TCP header paling kecil (ketika tidak ada tambahan opsi TCP) adalah 20 byte. Dapat diliha pada Gambar 11, yang memaparkan TCP header.
Gambar 11. TCP Header Keterangan:
Source Port: Mengindikasikan sumber protokol lapisan aplikasi yang mengirimkan segmen TCP yang bersangkutan. Gabungan antara field Source IP Address dalam header IP dan field Source Port dalam field header TCP disebut juga sebagai socket sumber, yang berarti sebuah alamat global dari mana segmen dikirimkan. Lihat juga Port TCP.
Destination Port: Mengindikasikan tujuan protokol lapisan aplikasi yang menerima segmen TCP yang bersangkutan. Gabungan antara field Destination IP Address dalam header IP dan field Destination Port
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
18
Bab II Tinjauan Teoritis
dalam field header TCP disebut juga sebagai socket tujuan, yang berarti
sebuah alamat global ke mana segmen akan dikirimkan.
Sequence Number: Mengindikasikan nomor urut dari oktet pertama dari
data di dalam sebuah segmen TCP yang hendak dikirimkan. Field ini
harus selalu diset, meskipun tidak ada data (payload) dalam segmen. Ketika memulai sebuah sesi koneksi TCP, segmen dengan flag SYN
(Synchronization) diset ke nilai 1, field ini akan berisi nilai Initial
Sequence Number (ISN). Hal ini berarti, oktet pertama dalam aliran
byte (byte stream) dalam koneksi adalah ISN+1.
Acknowledgement Number: Mengindikasikan nomor urut dari oktet selanjutnya dalam aliran byte yang diharapkan oleh untuk diterima oleh
pengirim dari si penerima pada pengiriman selanjutnya. Acknowledgment number sangat dipentingkan bagi segmen-segmen TCP dengan flag ACK diset ke nilai 1.
Data Offset: mengindikasikan di mana data dalam segmen TCP dimulai. Field ini juga dapat berarti ukuran dari header TCP. Seperti halnya field Header Length dalam header IP, field ini merupakan angka dari word 32-bit dalam header TCP. Untuk sebuah segmen TCP terkecil (di mana tidak ada opsi TCP tambahan), field ini diatur ke nilai 0x5, yang berarti data dalam segmen TCP dimulai dari oktet ke 20 dilihat dari permulaan segmen TCP. Jika field Data Offset diset ke nilai maksimumnya (24=16) yakni 15, header TCP dengan ukuran terbesar dapat memiliki panjang hingga 60 byte.
Reserved: direservasikan untuk digunakan pada masa depan. Pengirim segmen TCP akan mengeset bit-bit ini ke dalam nilai 0.
Window: mengindikasikan jumlah byte yang tersedia yang dimiliki oleh buffer host penerima segmen yang bersangkutan. Buffer ini disebut sebagai Receive Buffer, digunakan untuk menyimpan byte stream yang datang. Dengan mengimbuhkan ukuran window ke setiap segmen, penerima segmen TCP memberitahukan kepada pengirim segmen berapa banyak data yang dapat dikirimkan dan disangga dengan sukses. Hal ini dilakukan agar si pengirim segmen tidak mengirimkan data
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
19
Bab II Tinjauan Teoritis
lebih banyak dibandingkan ukuran Receive Buffer. Jika tidak ada tempat
lagi di dalam Receive buffer, nilai dari field ini adalah 0. Dengan nilai 0,
maka si pengirim tidak akan dapat mengirimkan segmen lagi ke
penerima hingga nilai field ini berubah (bukan 0). Tujuan hal ini adalah
untuk mengatur lalu lintas data atau flow control.
(header-nya dan payload-nya). Nilai field Checksum akan diatur ke
nilai 0 selama proses kalkulasi checksum.
Urgent Pointer: Menandakan lokasi data yang dianggap "urgent" dalam segmen.
Checksum: Mampu melakukan pengecekan integritas segmen TCP
Option: Berfungsi sebagai penampung beberapa opsi tambahan TCP. Setiap opsi TCP akan memakan ruangan 32 bit, sehingga ukuran header TCP dapat diindikasikan dengan menggunakan field Data offset.
b) UDP (User Datagram Protocol) UDP adalah salah satu protokol lapisan transport TCP/IP yang mendukung komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa koneksi (connectionless) antara host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. Protokol ini didefinisikan dalam RFC 768. Berikut karakteristik UDP :
Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak berukar informasi.
Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan acknowledgement. Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan pemulihan terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi. Umumnya, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP mengimplementasikan layanan keandalan mereka masing-masing, atau mengirim pesan secara periodik atau dengan menggunakan waktu yang telah didefinisikan.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
20
Bab II Tinjauan Teoritis
UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam
jaringan yang menggunakan TCP/IP. Header UDP berisi field Source
Process Identification dan Destination Process Identification.
UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap keseluruhan pesan UDP. Gambar 12, menunjukan format frame UDP.
Source Port Destination Port Length Checksum (16 bit)
(16 bit)
(16 bit)
Gambar 12. Format UDP
(16 bit)
Keterangan:
Source Port : Digunakan untuk mengidentifikasikan sumber protokol lapisan aplikasi yang mengirimkan pesan UDP yang bersangkutan. Penggunaan field ini adalah opsional, dan jika tidak digunakan, akan diset ke angka 0. Beberapa protokol lapisan aplikasi dapat menggunakan nilai field ini dari pesan UDP yang masuk sebagai nilai field port tujuan (Destination Port, lihat baris selanjutnya) sebagai balasan untuk pesan tersebut.
Destination Port : Digunakan untuk mengidentifikasi tujuan protokol lapisan aplikasi yang menjadi tujuan pesan UDP yang bersangkutan. Dengan menggunakan kombinasi antara alamat IP dengan nilai dari field ini
untuk
membuat
sebuah
alamat
yang
signifikan
untuk
mengidentifikasikan proses yang berjalan dalam sebuah host tertentu yang dituju oleh pesan UDP yang bersangkutan.
Length : Digunakan untuk mengindikasikan panjang pesan UDP (pesan UDP ditambah dengan header UDP) dalam satuan byte. Ukuran paling kecil adalah 8 byte (ukuran header UDP, ketika tidak ada isi pesan UDP), dan ukuran paling besar adalah 65515 bytes (65535 [216] -20 [ukuran header protokol IP]). Panjang maksimum aktual dari pesan UDP akan disesuaikan dengan menggunakan nilai Maximum Transmission Unit (MTU) dari saluran di mana pesan UDP dikirimkan. Field ini bersifat redundan (terulang-ulang). Panjang pesan UDP dapat dihitung
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
21
Bab II Tinjauan Teoritis
dari field Length dalam header UDP dan field IP Header Length dalam
header IP.
Checksum : Berisi informasi pengecekan integritas dari pesan UDP yang
dikirimkan (header UDP dan pesan UDP). Penggunaan field ini adalah
opsional. Jika tidak digunakan, field ini akan bernilai 0.
c) Internet Protocol (IP) IP adalah protokol lapisan jaringan OSI atau protokol lapisan
internetwork yang digunakan oleh protokol TCP/IP untuk melakukan pengalamatan dan routing paket data antar host-host di jaringan komputer berbasis TCP/IP. Versi IP yang banyak digunakan adalah IP versi 4 (IPv4) yang didefinisikan pada RFC 791 dan dipublikasikan pada tahun 1981, tetapi akan digantikan oleh IP versi 6 pada beberapa waktu yang akan datang. Protokol IP merupakan salah satu protokol kunci di dalam kumpulan protokol TCP/IP. Sebuah paket IP akan membawa data aktual yang dikirimkan melalui jaringan dari satu titik ke titik lainnya. Metode yang digunakannya adalah connectionless yang berarti ia tidak perlu membuat dan memelihara sebuah sesi koneksi. Selain itu, protokol ini juga tidak menjamin penyampaian data, tapi hal ini diserahkan kepada protokol pada lapisan yang lebih tinggi (lapisan transport dalam OSI Reference Model), yakni protokol Transmission Control Protocol (TCP). Gambar 13, menunjukan format IP header.
Gambar 13. IP Header Keterangan :
Version : Digunakan untuk mengindikasikan versi dari header IP yang digunakan. Karena memiliki panjang 4 bit, maka terdapat 2 4=16 buah jenis nilai yang berbeda-beda, yang berkisar antara 0 hingga 15.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
22
Bab II Tinjauan Teoritis
Meskipun begitu hanya ada dua nilai yang bisa digunakan, yakni 4 dan
6, mengingat versi IP standar yang digunakan saat ini dalam jaringan dan
Internet adalah versi 4 dan 6 merupakan singkatan dari versi selanjutnya
(IPv6). Lihat situs web IANA untuk informasi mengenai field ini lebih
lanjut.
Header Length : Digunakan untuk mengindikasikan ukuran header IP. Karena memiliki panjang 4 bit, maka terdapat 2 4=16 buah jenis nilai
yang berbeda-beda. Field header length ini mengindikasikan bilangan
double-word 32-bit (blok 4-byte) di dalam header IP. Ukuran
terkecilnya adalah 5 (0x05), yang menunjukkan ukuran terkecil dari header IP yakni 20 byte. Dengan jumlah maksimum dari IP Options,
ukuran header IP maksimum adalah 60 byte, yang diindikasikan dengan nilai 15 (0x0F).
TOS (Type of Service) : Field ini digunakan untuk menentukan kualitas transmisi dari sebuah datagram IP. Ada dua jenis TOS yang didefinisikan, yakni pada RFC 791 dan RFC 2474. Hal ini akan dibahas pada seksi berikutnya.
Total Length : Merupakan panjang total dari datagram IP, yang mencakup header IP dan muatannya. Dengan menggunakan angka 16 bit, nilai maksimum yang dapat ditampung adalah 65535 byte. Untuk datagram IP yang memiliki ukuran maksimum, field ini memiliki nilai yang sama dengan nilai maximum transmission unit yang dimiliki oleh teknologi protokol lapisan antarmuka jaringan.
Identifier : Digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah paket IP tertentu yang dikirimkan antara node sumber dan node tujuan. Host pengirim akan mengeset nilai dari field ini, dan field ini akan bertambah nilainya untuk datagram IP selanjutnya. Field ini digunakan untuk mengenali fragmen-fragmen sebuah datagram IP.
Flag : Berisi dua buah flag yang berisi apakah sebuah datagram IP mengalami fragmentasi atau tidak. Meski berisi tiga bit, ada dua jenis nilai yang mungkin, yakni apakah hendak memecah datagram IP ke dalam beberapa fragmen atau tidak.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
23
Bab II Tinjauan Teoritis
fragmen yang bersangkutan dimulai, dihitung dari permulaan muatan IP
yang belum dipecah.
TTL : Digunakan untuk mengidentifikasikan berapa banyak saluran
jaringan di mana sebuah datagram IP dapat berjalan-jalan sebelum sebuah router mengabaikan datagram tersebut. Field ini pada awalnya
ditujukan sebagai penghitung waktu, untuk mengidentifikasikan berapa
Fragment Offset : Digunakan untuk mengidentifikasi offset di mana
lama (dalam detik) sebuah datagram IP boleh terdapat di dalam
jaringan. Adalah router IP yang memantau nilai ini, yang akan
berkurang setiap kali hinggap dalam router.
Protocol : Digunakan untuk mengidentifikasikan jenis protokol lapisan yang lebih tinggi yang dikandung oleh muatan IP. Field ini merupakan tanda eksplisit untuk protokol client. Terdapat beberapa nilai dari field ini, seperti halnya nilai 1 (0x01) untuk ICMP, 6 (0x06) untuk TCP, dan 17 (0x11) untuk UDP (selengkapnya lihat di bawah). Field ini bertindak sebagai penanda multipleks (multiplex identifier), sehingga muatan IP pun dapat diteruskan ke protokol lapisan yang lebih tinggi saat diterima oleh node yang dituju.
Header Checksum : Field ini berguna hanya untuk melakukan pengecekan integritas terhadap header IP, sementara muatan IP sendiri tidak dimasukkan ke dalamnya, sehingga muatan IP harus memiliki checksum mereka sendiri untuk melakukan pengecekan integritas terhadap muatan IP. Host pengirim akan melakukan pengecekan checksum terhadap datagram IP yang dikirimkan. Setiap router yang berada di dalam jalur transmisi antara sumber dan tujuan akan melakukan verifikasi terhadap field ini sebelum memproses paket. Jika verifikasi dianggap gagal, router pun akan mengabaikan datagram IP tersebut. Karena setiap router yang berada di dalam jalur transmisi antara sumber dan tujuan akan mengurangi nilai TTL, maka header checksum pun akan berubah setiap kali datagram tersebut hinggap di setiap router yang dilewati. Pada saat menghitung checksum terhadap semua field di dalam header IP, nilai header
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
24
Bab II Tinjauan Teoritis
checksum akan diset ke nilai 0.
Source IP Address : Mengandung alamat IP dari sumber host yang mengirimkan datagram IP tersebut, atau alamat IP dari Network Address
Translator (NAT).
Destination IP Address : Mengandung alamat IP tujuan ke mana datagram IP tersebut akan disampaikan, atau yang dapat berupa alamat dari host atau NAT.
2.3.4 Codec Merupakan kependekan dari compression decompression, yaitu cara mengkompres video, gambar dan audio kedalam ukuran yang mudah diatur,
sehingga lebih mudah untuk dipaketkan. Seperti yang telah direkomendasikan ITU-T mengenai algoritma pengkodean yaitu ; o G.723.1 (5,3/6,3 Kbps, 30 ms frame size) o G.711 (alaw dan µlaw), 64 Kbps (direkomendasikan untuk jaringan yang mempunyai bandwidth downlink atau upstream diatas 128 Kbps serta banyak digunakan untuk jaringan Local Area Network) o GSM (13 Kbps fullrate, 20 ms frame size) direkomendasikan untuk jaringan yang mempunyai bandwidth downlink maupun upstream maksimum 32 Kbps dan codec ini banyak digunakan oleh pengguna open source karena tidak memiliki hak cipta o G.728 (16 Kbps) o G.729 (8 Kbps, 10 ms frame size) namun codec ini tidak gratis karena suara yang dihasilkan sangat jernih dan delay yang rendah o H.261 atau H.263 untuk video. Dengan menggunakan codec tertentu bandwidth dapat dihemat. Tetapi risikonya, suara dapat menjadi kurang jernih atau berubah warna suaranya. Apabila mengejar kualitas suara yang baik, jernih, dan tidak berubah warna suaranya, dibutuhkan codec dengan perhitungan matematis yang minim Konsekuensinya kebutuhan bandwidth meningkat. Contoh : Codec Open Source, GSM, iLBC, G711, dll sedangkan Licensed adalah G729 dan G723. Pada Tabel 1, menunjukan rincian jenis-jenis codec.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
25
Bab II Tinjauan Teoritis
Tabel 1. Informasi Jenis Codec dan Kalkulasi Bandwidth Error! Reference source not found.]
2.4 Parameter Quality of Service (QoS) VoIP Quality of Service (QoS) merupakan mekanisme jaringan yang memungkinkan aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Secara umum ada beberapa parameter penting yang mempengaruhi Quality of Service layanan suara pada VoIP. Dimana parameter ini dijadikan gambaran ukuran kinerja dari suatu jaringan VoIP. Berberapa parameter tersebut adalah :
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
26
Bab II Tinjauan Teoritis
2.4.1 Bandwidth Merupakan kapasitas maksimum yang dapat digunakan untuk melakukan transmisi data antar jaringan IP atau internet. Berikut adalah
rumus dari bandwidth:
Bandwidth =
(3.1)
2.4.2 Throughput Throughput adalah kecepatan (rate) atau laju rata-rata pesan yang
sukses dikirimkan melalui suatu kanal komunikasi pada interval waktu tertentu. Throughput biasanya dihitung dalam satuan bit per sekon (bps) atau paket per sekon (pps). Makin tinggi angka throughput, maka semakin
baik kinerja suatu jaringan. Besar header dalam paket data yang dikirim, sangat mempengaruhi nilai throughput. Walaupun throughput memiliki satuan dan rumus yang sama dengan bandwidth, tetapi throughput lebih tepatnya menggambarkan bandwidth yang sebenarnya (aktual) pada suatu waktu tertentu dan pada kondisi dan jaringan tertentu yang digunakan untuk men-download suatu file dengan ukuran tertentu. Berikut adalah formula pembanding throughput dengan bandwidth: Waktu download terbaik=
(3.2)
Waktu download terburuk=
(3.3)
2.4.3 Paket loss Adalah jumlah paket yang hilang. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data yang baru tidak dapat masuk. Berdasarkan rekomendasi ITU-T G 1050 dapat dilihat pada table 2 nilai paket loss minimum untuk multimedia performance (VoIP) adalah ≤ 1%.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
27
Bab II Tinjauan Teoritis
Tabel 2. Multimedia Performance over internet protocol ITU-T G.1050 [14]
2.4.4 Jitter
Disebut juga variasi kedatangan paket, hal ini diakibatkan oleh perubahan karakteristik suatu sinyal. Variasi tersebut bisa berupa panjang antrian, waktu pengolahan data, dan waktu penghimpunan ulang paketpaket diakhir perjalanan. Besarnya nilai jitter sangat dipengaruhi juga oleh variasi beban trafik dan besarnya kongesti, tubrukan antar paket yang ada dalam jaringan IP. Semakin besar beban trafik didalam jaringan maka akan semakin besar pula peluang terjadinya kongesti, sehingga nilai jitter akan semakin besar. Berdasarkan rekomendasi ITU-T G 1050 dan ITU-T Y 1541 nilai jitter untuk rekomendasi VoIP adalah ≤50 ms. Dapat dilihat pada Tabel 3, rekomendasi untuk nilai jitter. Tabel 3. Network Performance Objective for IP Based ITU-T Y 1541 [14] Network Performance Parametr IP Paket Transfer Delay (IPTD)
Nature of Network performance objective
Upper Bound on the mean IPTD Upper bound on the 1-10-3 IP Paket Delay Variation quantile of IPTD minus – Jitter (IPDV) the minimummIPTD IP Paket loss Ratio Upper Bound on the paket (IPLR) loss probability IP Paket Eror Ratio Upper Bound (IPER)
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
QoS Classes Class 0 Class 1 100 ms
400 ms
50 ms
50 ms
1x10-3
1x10-3
1x10-4
28
Bab II Tinjauan Teoritis
2.4.5 Delay
arah (one way delay) dan waktu tunda dua arah. Waktu tunda satu arah
merupakan waktu yang diperlukan untuk mengirimkan suatu paket dari sumber hingga sampai di tempat tujuan. Sedang waktu tunda dua arah merupakan waktu yang dihitung pada saat paket dikirimkan ke tujuan hingga sumber mendapatkan balasan dari
tempat tujuan bahwa paket yang dikirimkan sudah diterima. Delay dapat
Waktu tunda dibedakan menjadi 2 macam, yaitu waktu tunda satu
dihitung dengan: Delay =
(3.4)
* RTT = Round Trip Time (waktu yang diperlukan hingga data kembali ke penerima). Berdasarkan rekomendasi ITU-T G 1050 dan G.114 menyatakan bahwa delay yang masih bisa ditoleransi untuk komunikasi VoIP adalah 0100, maksimum ≤ 150 ms. Pada Tabel 4 rekomendasi ITU-T G.114 mengenai delay yang masih dapat digunakan untuk komunikasi. Tabel 4. Recommendation Maximum Delay ITU-T G.114 [14]
Sumber atau Jenis delay dalam komunikasi Voice cukup beraneka ragam. Sehingga sumber delay pun ada yang bersifat fix delay dan variatif delay. Pada Tabel 5 menunjukan sumber delay yang dapat dipaparkan.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
29
Bab II Tinjauan Teoritis
Tabel 5. Informasi Jenis Delay [1]
Jenis Delay Processing delay
Paketization delay Serialization delay
Propagation delay
Queueing delay Component delay
Keterangan Delay ini terjadi pada saat proses coding, compression, decompression, dan decoding. Delay ini tergantung standar codec yang digunakan Delay yang disebabkan oleh peng-akumulasian bit Voice sample ke frame. Seperti pada codec G.711 untuk payload 60 bytes memakan waktu 20 ms Delay ini terjadi karena adanya waktu yang dibutuhkan untuk pentransmisian paket IP dari sisi pengirim. Delay ini terjadi karena perambatan atau perjalanan. Paket IP di media transmisi ke alamat tujuan. Seperti delay propagasi di dalam kabel akan memakan waktu 4 s.d 6µs per kilometernya. Delay ini disebakan karena waktu tunggu paket selama antrian sampai paket tersebut dilayani. Delay ini disebabkan oleh banyaknya komponen yang digunakan dalam sistem transmisi
2.5 Virtual Local Area Network (VLAN) VLAN (Virtual LAN) adalah suatu fungsi logic dari sebuah switch. Fungsi logic ini mampu membagi jaringan LAN ke dalam beberapa jaringan virtual. Jaringan virtual ini tersambung ke dalam perangkat fisik yang sama. Implementasi VLAN dalam jaringan memudahkan seorang administrator dalam membagi secara logic group workstation secara fungsional dan tidak dibatasi oleh lokasi [7]. Pada VLAN, perangkat setiap VLAN hanya bisa berkomunikasi dengan perangkat pada kelompok VLAN itu sendiri. Ada beberapa cara VLAN menyederhanakan manajemen nerwork :
Penambahan, perpindahan dan perubahan network dilakukan dengan mengkonfigurasi sebuah port ke VLAN yang sesuai.
Sekelompok user yang memerlukan keamanan yang tinggi, dapat ditempatkan pada sebuah VLAN sehingga tidak ada user diluar VLAN tersebut yang dapat berkomunikasi dengan mereka.
Pengelompokkan logical user berdasarkan fungsi. VLAN dapat dianggap independen dari lokasi fisikal atau geografisnya [16].
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
30
Bab II Tinjauan Teoritis
Ada beberapa keuntungan di dalam penggunaan VLAN. Seperti yang telah
diketahui di dunia jaringan komputer, bagaimana kita memperoleh kelebihan
tanpa harus mengambil resiko yang besar. Karena resiko kesalahan dalam management jaringan, kerap kali menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Khususnya bagi suatu perusahaan yang memerlukan fungsi management jaringan
yang berlipat. Berikut ialah keuntungan menggunakan VLAN yaitu :
Security : keamanan data dalam sebuah divisi dapat di buat sendiri, karena
dari setiap segmennya bisa dipisah secara logika. selain itu lalu lintas datanya juga di batasi oleh segmennya.
Cost reduction : penghematan dari penggunaan bandwith yang ada, dan upgrade perluasan jaringan yang bisa menjadikan biaya mahal
Higher performance : pembagian jaringan pada layer 2 ke dalam beberapa kelompok brodcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas paket data yang tidak di butuhkan dalam jaringan tersebut.
Broadcast storm mitigation : pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN akan mengurangi banyaknya device yang ikut serta dalam pembuatan broadcast storm karena adanya pembatasan broadcast domain.
Improved IT staff efficiency : VLAN memudahkan manajemen jaringan karena pengguna yang membutuhkan sumber daya yang di butuhkan berbagi dengan segmen yang sama.
Simpler project or application management : VLAN menggabungkan para pengguna jaringan dan peralatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan menangani permasalahan pada kondisi geografis [9].
Gambar 14. Segmentasi VLAN
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
31
Bab II Tinjauan Teoritis
2.5.1 VLAN Port Membership VLAN biasanya dibuat oleh seorang administrator sebagai menejemen
jaringan. Dan dalam tahap konfigurasinya terdapat inisialisai port yang disebut juga sebagai VLAN member port. Pada Gambar 15 terdapat tiga jenis konfigurasi VLAN port yaitu; Static VLAN, Dynamic VLAN, dan Voice VLAN.
Gambar 15. VLAN Port Membership Mode [9] a) Static VLAN Port yang diatur oleh administrator secara manual, dimana range port sekian hingga sekian dari switch dibagi ke setiap VLAN yang ingin dibuat. b) Dynamic VLAN Jika administrator ingin melakukan sebuah pekerjaan di muka dan menempatkan semua alamat hardware (Mac Address) dari host ke sebuah database, switch dapat dikonfigurasi untuk membuat VLAN secara dinamis ketika sebuah host dihubungkan ke switch, tentu saja ini didukung dengan server khusus yang disebut VMPS (VLAN Membership Policy Server). c) Voice VLAN Port yang dikonfigurasi dalam mode access Voice, sehingga dapat mendukung komunikasi ip Phone dalam jaringan. Port default VLAN Voice adalah port 150.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
32
Bab II Tinjauan Teoritis
2.5.2 Terminologi dalam VLAN
Terdapat jenis-jenis Link terminologi pada VLAN yaitu : 1) VLAN Data : VLAN yang di konfigurasi hanya untuk membawa data-data
yang digunakan oleh user. yang di pisahkan oleh lalu lintas data suara ataupun
manajemen switch. pada uraian tersebut sering kali disebut VLAN user.
2) VLAN Default : semua port switch pada awalnya menjadi anggota VLAN default. VLAN default untuk switch Cisco adalah VLAN 1. VLAN 1 tersebut tidak dapat diberi nama dan tidak dapat di hapus, karena sudah menjadi
setelan asal.
3) Native VLAN : native VLAN dikeluarkan untuk port trunking 802. 1Q. port
tersebut mendukung lalu lintas jaringan yang datang dari banyak VLAN (tagged traffic) sama baiknya dengan yang datang dari sebuah VLAN (untagged traffic). port trunking 802. 1Q menempatkan untagged traffic pada native VLAN. 4) VLAN manajemen : VLAN yang di konfigurasi untuk manajemen switch. VLAN 1 akan bekerja sebagai manajemen VLAN, tetapi jika kita tidak mendefinisikan
VLAN
khusus
sebagai
manajemen
VLAN.
dalam
mengkonfigurasi kita dapat memberikan IP Address dan subnet mask pada VLAN manajemen, sehingga switch dapat dikelola melalui HTTP, Telnet, SSH, atau SNMP. 5) VLAN Voice : VLAN yang dapat mendukung Voice over IP (VoIP) atau VLAN yang di khususkan untuk komunikasi data suara.
2.5.3 VLAN Access Voice Sangat mudah untuk menghargai mengapa VLAN yang terpisah secara logical (segmentasi) diperlukan untuk mendukung Voice over IP (VoIP). Hal ini dapat dibuktikan karena segmentasi paket yang dikirimkan menjadi membatasi banyaknya broadcast domain, tergantung id VLAN yang menjadi identitas jaringan. Dan tentu saja hal tersebut mampu meminimalisir collision jaringan, tepatnya meminimalisir delay dalam komunikasi Voice. Dapat dilihat pada
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
33
Bab II Tinjauan Teoritis
Gambar 16 segmentasi member VLAN, membuat VLAN Voice dan VLAN data
secara logic terpisah, walaupun ada dalam satu port yang sama dalam switch.
Gambar 16. Contoh Topologi Voice VLAN [2] Untuk melakukan lalu lintas Voice dibutuhkan:
Beban bandwidth yang besar, untuk memastikan kualitas suara.
Prioritas transmisi pada lalu lintas jaringan
Kemampuan untuk meneruskan paket pada daerah padat
Adanya delay ±150 milidetik (ms) di seluruh jaringan
Untuk memenuhi persyaratan ini, seluruh jaringan harus dirancang untuk mendukung VoIP. Pada Gambar 17 contoh konfigurasi command IOS CISCO pada switch VLAN untuk VoIP.
Gambar 17. Konfigurasi VLAN untuk VoIP [2]
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
34
Bab II Tinjauan Teoritis
2.5 Spesifikasi Perangkat
Dalam merealisasikan proyek akhir yang dibuat. Terdapat beberapa
perangkat yang digunakan sebagai pendukung sistem jaringan VoIP local yang akan dibuat. Berikut spesifikasi perangkat tersebut.
IP PBX SPA 9000 2.5.1 SPA 9000 merupakan IP PBX yang di disain untuk small and home office,
yang menggunakan standar protokol TCP/IP yang juga dapat terkoneksi pada Internet Telephony Service Provider (ITSP) dengan di support protokol VoIP
Session Initiation Protocol (SIP).
Dapat dilihat pada Gambar 18 bentuk real IP PBX SPA9000. Internal IP
PBX Linksys SPA9000 sebetulnya sebuah router / proxy server, dengan port sambungan ke WAN dan ke LAN. Sambungan RJ-45 ke WAN di beri label Internet, sementara sambungan RJ-45 ke LAN di beri label Ethernet. Default IP address untuk ke LAN adalah 192.168.0.1. Sementara dua port telepon RJ-11 merupakan bagian dari port PBX yang di sediakan untuk dua buah telepon konvensional atau mesin FAX konvensional.
Gambar 18. IP PBX SPA 9000 Walaupun secara fisik sederhana, secara virtual IP PBX Linksys SPA9000 sebetulnya sebuah PBX yang memiliki kemampuan untuk tersambung sampai empat line ke PSTN atau ke infrastruktur VoIP yang besar. Secara internal, Linksys SPA9000 mampu untuk menghandel sampai 16 extensions. Jadi total jika kita lihat equivalen dengan sebuah PABX kecil, kabel yang harusnya terpasang ada 20 kabel yaitu, 16 untuk extension telepon, 2 line telepon analog, 2 untuk sambungan port WAN SPA 9000 ke switch dan router. Sementara di SPA9000
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
35
Bab II Tinjauan Teoritis
hanya tersedia empat port saja. Jadi semua sambungan akan dilakukan melalui
infrastruktur Internet.
-
Arsitektur IP PBX SPA 9000
Dapat dilihat pada Gambar 19, arsitektur IP PBX SPA 9000 yang hanya menyediakan empat port SPA 9000 yang dapat dikonfigurasi ke ITSP yang sama atau berbeda-beda.
Gambar 19. Arsitektur IP PBX SPA 9000 [Error! Reference source not found.]
-
SIP Proxy and Registrar server: Menerima pendaftaran dari stasiun client dan proxy SIP. Media proxy server: Menjadi Proxy paket RTP antara client dan stasiun proxy SIP. Configuration server: Memberikan file konfigurasi kepada client dan otomatis mengkonfigurasi client yang belum ditetapkan. Application server: Mendukung fitur-fitur canggih seperti call park/pickup, direktori, dan kelompok paging, dan pengaturan tampilan. Administration web server: Memperbolehkan monitor dan konfigurasi SPA 9000 melalui media web browser.
Macam-macam Cara Konfigurasi IP PBX SPA 9000
The Interactive Voice Response (IVR), ditujukan untuk tujuan administrasi, memungkinkan menggunakan telepon analog untuk melakukan konfigurasi dasar dan operasi troubleshoot. Untuk mengakses IVR, hubungkan telepon analog ke port FXS dan tekan **** untuk mengakses menu IVR.
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
36
Bab II Tinjauan Teoritis
Administrasi Web Server, menyediakan serangkaian halaman web yang memungkinkan melakukan konfigurasi rinci untuk banyak fitur
dan opsi yang disediakan oleh SPA9000. Hal ini juga memungkinkan
Anda memantau status dari stasiun klien terpasang.
Set Up Wizard, ditujukan untuk mengkonfigurasi SPA 9000 menggunakan software khusus, agar konfigurasi dilakukan teratur,
secara step by step, sehingga mengarah pada konfigurasi secara umum
dalam hal untuk komunikasi Voice, Voicemail, dan feature paling
penting dari SPA9000.
-
Port SPA 9000
Gambar 20. Tampak depan dan belakang Hardware SPA 9000 [Error! Reference source not found.] Berikut ini adalah port yang disediakan oleh SPA9000:
Dua analog port telepon (FXS) (1 Telepon dan Telepon 2), yang dirancang untuk digunakan oleh device berikut: - Analog telepon / Mesin Fax - Musik / audio player untuk digunakan sebagai Audio Streaming
Dua port Ethernet LAN - WAN, yang dirancang untuk fungsi berikut: - Ethernet: akses administratif untuk pemecahan masalah. - Internet: panggilan lalu lintas SIP dan signaling ke client.
2.5.2 IP Phone SPA 303 Merupakan telepon yang di desain khusus untuk small office atau bisnis dengan layanan IP telephony. Dengan standar MAC Address yang sesuai standar IEEE 802.3, Data Networking berupa IPv4, Address Resolution Protocol (ARP), Dynamic host configuration Protocol (DHCP), TCP-UDP, Real Time Protocol
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
37
Bab II Tinjauan Teoritis
(RTP), Real time control protocol (RTCP), VLAN tagging 802.1p/q: Layer 2
Quality Of Service. Pada Gambar 21,merupakan perangkat IP Phone.
Gambar 21. IP Phone SPA 303
Dan didukung dengan Voice geteway berupa protokol SIP, Algoritma Codec Voice seperti G.711, G.726, G.729, dan lain lain. Didukung dengan layanan Jitter buffer adaptive, dan Voice Activity Detection (VAD) with silence suppression. Dan untuk konfigurasi sistem serta layanan, dapat dikonfigurasi melalui media web server. IP Phone ini membutuhkan konsumsi input power daya +5VDC dengan 1A maximum (100-240V). Di support physical interface berupa Ethernet port 10/100BASE-T RJ 45, speaker and microphone out, indicator LED, juga port headset 2.5 mm.
2.5.3 Switch Catalyst 2960 Switch Cisco Catalyst 2960 merupakan perangkat yang memungkinkan untuk membuat layanan jaringan untuk level perusahaan, bisnis menengah, dan jaringan kantor anak cabang. Pada Gambar 22, dapat dilihat pada perangkat ini terdiri 24 ethernet port dan 2 port gigabit Ethernet. Juga dilengkapi dengan keamanan jaringan melalui metode otentifikasi, teknologi enkripsi data, admission conrol, dan table MAC Address.
Gambar 22. Cisco switch Catalyst 2960
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
38
Bab II Tinjauan Teoritis
Dalam hal ini, switch tentu saja digunakan untuk memperbanyak port yang
digunakan sebagai client VoIP, baik IP Phone ataupun Softphone. Pada dasarnya
switch ini bertugas untuk meneruskan layanan Voice pada jaringan yang telah dibuat baik secara LAN ataupun dengan konfigurasi VLAN.
2.5.3 Router Cisco 2811
Router Cisco 2811 merupakan perangkat yang dapat di integrasikan untuk cakupan bisnis kecil hingga menengah. Kinerja layanan yang disediakan dengan wire speed yang mampu mendukung layanan suara dengan tingkat keamanan
yang baik, serta layanan untuk beberapa WAN dengan tingkat T1/E1/xDSL. Pada
Gambar 23, perangkat ini memiliki dua integrated fast Ethernet (10/100), peningkatan kapasitas modul jaringan dengan slot memori yang bisa di upgrade, dan juga mendukung keamanan yang tinggi, dimana terdapat onboard enkripsi, mendukung 1500 terowongan VPN, adanya antivirus dukungan melalui penerimaan jaringan control (NAC), serta adanya Intrusion Prevention Stateful Cisco IOS Firewall dan banyak lagi fitur keamanan peting.
Gambar 23. Cisco Router 2811 Dalam proyek ini, router ini digunakan sebagai DHCP server, yang memberikan client alamat ip secara otomatis. Dimana, karena dalam perancangan hanya di implementasikan pada jaringan local, maka router ini sama sekali tidak bersentuhan dengan IP public. 2.6
Firewall Firewall dengan VoIP mempunyai relasi yang tidak selalu seirama, pada
layanan real-time, VoIP berupaya menekan supaya tidak ada delay, tapi keadaan firewall harus memproses dulu VoIP paket yang dibebankan, hal ini akan menyebabkan terjadinya traffic flow. H.323 dan SIP mempercayakan kepada TCP untuk signaling dan call setup serta UDP untuk media paket. Dengan protokol
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
39
Bab II Tinjauan Teoritis
H.323 dan SIP, firewall mengerti kapan port akan di open atau di close untuk
traffic VoIP, port akan secara default open selama call.
Bagaimanapun juga VoIP akan menggunakan Real Time Protocol (RTP) untuk menyampaikan media paket, kelebihan disini RTP dapat menggunakan berbagai port sembarang mulai dari 1024 sampai 65.534. Masalah akan muncul
apabila terjadi penambahan volume panggilan (call volume). Lacour (Netscreen) berpendapat bahwa Voice trafik dapat mempengaruhi kinerja proses load di firewall, disini Voice trafik dapat mengetahui Voice packet dengan melakukan dari SIP (SIP messaging). Jika jumlah call bertambah banyak, firewall akan pesan
bekerja keras (delaying paket) dan kualitas Voice akan mengalami degradasi
sekitar 50-100 milisecond. Ukuran paket yang dikirimkan juga mempengaruhi performance firewall, biasanya Voice traffic berukuran antara 50 bytes – 200 bytes. Firewall dapat mensupport hingga 100 Mbps, akan tetapi CPU akan mengalami max outway sebelum 50 byte paket, jika kita merasa firewall tidak cukup bagus dalam melaksanakan tugasnya, maka salah satu solusinya adalah dengan tunnel Voice traffic menggunakan IP Sec VPN Tunnel, tetapi solusi ini memerlukan power di VPN gateway untuk menjamin bahwa enkripsi dan deskripsi tidak memberi kontribusi dalam hal call latency [10].
Elza Chaerunnisa 091331009 Laporan Proyek Akhir 2012
40