BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Pariwisata Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses bepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan. Politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau pun untuk belajar. Berikut penulis akan mendeskripsikan beberapa defenisi pariwisata yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Schulard dalam Yoeti (1996:144), pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian secara langsung berhubungan dengan masuknya orang-orang asing melalui lalu lintas di suatu negara tertentu, kota maupun daerah. Menurut Wahab dalam Yoeti (1996:112), “pariwisata adalah keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan dari perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan orang asing tersebut tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh pengahasilan dari aktivitas yang bersifat sementara”. Menurut Wahab dalam Yoeti (1982:107), “A proposeful human activity that serve as a link between people either with in some one country or beyond the geographical limits or state. It involves the temporary displacement of people to other region, country, for the satisfaction of vired needs other than exciting a renumareted
5 Universitas Sumatera Utara
function”. “Pariwisata adalah salah satu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri (meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain) untuk mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memeperoleh pekerjaan tetap”. Menurut Fleuler dalam Yoeti (1983:120), pariwisata dalam arti modern adalah fenomena dari zaman sekarang yang pada umumnya didasarkan atas kebutuhan, kesehatan dan pergantian hawa. Sedangkan pada khusunya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, perdagangan, serta penyempurnaan dari alatalat pengangkutan. Kepariwisataan (tourism) diartikan sebagai suatu kegiatan usaha melayani serta memenuhi keinginan dan kebutuhan orang yang sedang melakukan perjalanan (traveller). Sebagaimana diketahui bahwa pengertian kepariwisataan dapat diketahui melalui apa yang dikeluarkan oleh pemerintah ataupun Tap MPR No.1 dan No.2 tahun 1960 bahwa kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain ataupun negara lain. Menghabiskan sebagian uangnya untuk mencari kesenangan, kepuasan, ketenangan, kesan yang mendalam di tempat-tempat wisata yang menarik dan unik demi mencari kepuasan tersendiri baik tiap orang. Wujudnya berupa penyediaan dan pelayanan sejumlah fasilitas promosi, perencanaan perjalanan, transportasi dan penyediaan daerah tujuan wisata yang
Universitas Sumatera Utara
menarik dan menyenangkan. Termasuk didalamnya fasilitas yang dibutuhkan untuk menginap, istirahat, makan dan minum serta rekreasi. Menurut UU No.9 Bab I Pasal 1 tahun 1990 tentang kepariwisataan menyatakan bahwa : Kepariwisataan adalah segala kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengawasan pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat. Menurut Yoety dalam bukunya Pengantar Pariwisata (1990:109) yang menyatakan bahwa dalam pengertian kepariwisataan terdapat berbagai faktor yang mau tidak mau harus ada dalam bahasan suatu definisi pariwisata. Faktor-faktor yang dimaksud adalah : •
Perjalanan itu dilaksanakan untuk sementara waktu.
•
Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
•
Perjalanan itu, walau apapun bentuknya selalu dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi.
•
Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjungi dan semata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut. Berdasar faktor-faktor tersebut diatas, maka Yoety memberikan definisi
pariwisata sebagai berikut: Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara merupakan pintu masuknya wisatawan asing ke Indonesia, ini disebabkan karena banyaknya objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Untuk meningkatkan arus wisata yang lebih tinggi maka Gubernur Sumatera Utara melaui SK No. 355/XIV/GSU tanggal 2 Agustus 1971 pengertian kepariwisataan sebagai berikut: “Kepariwisataan adalah lalu lintas manusia dan bahwasannya dengan tujuan perjalanannya untuk keperluan rekreasi, hiburan, kesehatan, pendidikan, agama, olahraga,
perdagangan,
kekeluargaan,
pertemuan-pertemuan,
dan
kunjungan
mengibah oleh warga sendiri maupun warga asing dengan maksud tidak menetap. Jadi pengertian ini telah memuat perjalanan dengan maksud dan alasan tertentu dalam banyak hal karena alasan urusan peristiwa-peristiwa penting dan kepergian dari tempat tinggal tetap hanyalah untuk sementara waktu saja dengan ketentuan bahwa perjalanan tersebut selain keperluan dinas, maka harus dikaitkan dengan perjalanan untuk bersenang-senang di tempat yang dikunjunginya”.
2.2 Pengertian Agrowisata Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, pendapatan petani dapat ditingkatkan selaras dengan pelestarian sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.
Universitas Sumatera Utara
Agrowisata menurut Haeruman (1989) dalam Afriana (2010) didefinisikan sebagai suatu kegiatan pengembangan wisata yang berkaitan dengan kegiatan perdesaan dan pertanian yang mampu meningkatkan nilai tambah kegiatan pertanian dan kesejahteraan pedesaan. Dan agrotourism sebagai berwisata ke daerah pertanian yang meliputi pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan dan perikanan, dengan tujuan untuk menikmati hasil produksinya maupun menikmati ekosistem serta lingkungan sekitar. Berdasarkan Surat Keputusan bersama Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi sekaligus Menteri Pertanian No.KM.47/PW.DOW/MPPT-89 dan No.204/KPTS/HK/050/4/1989, agrowisata sebagai bagian dari objek wisata diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengelaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian (Ferdiansyah, 2012). Menurut Tirtawinata dan Fachruddin (1996) dalam Ferdiansyah (2012), terdapat lima jenis agrowisata yaitu: 1). Kebun Raya Kebun raya merupakan tempat yang dibuat dan dipelihara sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai kebun botani untuk kepentingan ilmiah dan pelestarian. Indonesia memiliki beberapa kebun raya, salah satu contohnya yang paling dikenal adalah Kebun Raya Bogor. 2) Agrowisata Perkebunan Perkebunan sebagai sumber daya wisata mempunyai daya tarik yang khas, baik berkenaan dengan lokasi perkebunan tersebut maupun tanaman itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Tanaman perkebunan merupakan tanaman tahunan yang memiliki karakteristik dan teknik budidaya tertentu. Jarak tanam yang teratur dan hamparan tanaman yang terbentang luas memberikan pemandangan yang indah. Salah satu contoh agrowisata perkebunan yaitu perkebunan Rancabali yang terletak 55 km di selatan Bandung. 3) Agrowisata Tanaman Pangan dan Hortikultura Jenis agrowisata yang termasuk dalam agrowisata tanaman pangan dan hortikultura, yaitu: 1. Agrowisata Tanaman Pangan Pada beberapa daerah di pulau Jawa, tanaman padi banyak ditanam di daerah yang berbukit-bukit untuk menghindari terjadinya erosi. Teknik penanaman padi seperti ini selain bermanfaat untuk mencegah erosi, juga memberikan pemandangan yang sangat indah. Barisan tanaman atau petak-petak sawah yang terpelihara baik dapat dinikmati tanpa adanya kompensasi atau bayaran. Pemandangan gratis ini tentunya dapat merupakan bagian tambahan atau sisipan dalam paket wisata untuk meningkatkan apresiasi wisatawan terhadap budidaya agraris. Beberapa lokasi penanaman padi kini telah menjadi obyek wisata, di antaranya yang berlokasi di Bali. 2. Agrowisata Sayuran dan Bunga Lahan yang ditanami sayuran dan tanaman hias pada umumnya dapat memberikan pemandangan yang indah dan menyegarkan bagi para wisatawan. Daerah hortikultura yang ada di Indonesia saat ini telah banyak yang menjadi obyek wisata, misalnya Cipanas (Jawa Barat) dan Berastagi (Sumatera Utara). Kondisi alam di daerah Cipanas memang sangat potensial untuk tanaman hortikultura, terutama sayuran dan tanaman hias. Berbeda dengan sayuran sebagai tanaman pangan,
Universitas Sumatera Utara
tanaman berbunga tampaknya lebih memiliki daya tarik untuk dikembangkan sebagai obyek agrowisata. 3. Agrowisata Buah Indonesia
memiliki
berbagai
macam
jenis
buah-buahan
yang
bisa
menghasilkan buah sepanjang tahun dan ada juga jenis buah-buahan yang bersifat musiman. Kesenangan untuk memetik buah sendiri atau sekedar melihat buah-buahan secara langsung merupakan hal yang ditawarkan pada agrowisata buah. Sehingga dapat memberikan pengalaman tidak terlupakan bagi para wisatawan. Adapun contoh agrowisata buah yang
telah berkembang di Indonesia antara lain Taman Buah
Mekarsari dan Kebun Apel Batu Malang. 4) Agrowisata Perikanan Indonesia memiliki areal perairan yang sangat luas, berupa perairan darat maupun perairan laut. Sehingga pengembangan agrowisata perikanan memiliki potensi yang sangat baik di Indonesia. Saat ini bentuk agrowisata yang telah dikembangkan antara lain agrowisata yang menawarkan kegiatan budidaya dan pengolahannya kepada wisatawan, kolam pemancingan, Oceanarium (Sea World), dan Akuarium Air Tawar ( Taman Mini Indonesia Indah). 5) Agrowisata Peternakan Di Indonesia terdapat berbagai jenis hewan ternak, seperti sapi, kuda, domba, dan kambing. Selain itu, juga terdapat berbagai jenis unggas, seperti itik, ayam, dan berbagai jenis burung. Ruang lingkup usaha ternak yang dapat dijadikan obyek agrowisata yakni teknik budidaya dan pengelolaannya; hasil produksinya berupa telur, susu, daging, atau kulit; maupun keindahan dari hewan tersebut seperti bentuk
Universitas Sumatera Utara
fisik, warna tubuh, dan suaranya. Salah satu lokasi agrowisata yang memiliki obyek pemeliharaan berupa unggas yaitu Burung yang berlokasi di Mini Indonesia Indah. Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen (wisatawan domestik maupun mancanegara) secara langsung di tempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan.
2.3 Manfaat Agrowisata Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani atau masyarakat sekitar lokasi wisata. Menurut Tirtawinata dan Fachruddin (2006) dalam Ferdiansyah (2012) terdapat beberapa manfaat agrowisata, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1) Meningkatkan Konservasi Lingkungan Pengembangan dan pengelolaan agrowisata yang obyeknya benarbenar menyatu dengan lingkungan alamnya harus memperhatikan kelestraian lingkungan. Daerah agrowisata diharapkan memiliki nilai-nilai existence effect yang berguna bagi lingkungan. Beberapa kawasan agrowisata yang memiliki areal yang sangat luas yakni ratusan hingga ribuan hektar, akan mempengaruhi cuaca bahkan iklim di sekitarnya. Dengan banyaknya pepohonan, selain dapat menyerap kebisingan, juga dapat menjadikan udara segar dan nyaman. Keberadaan pepohonan juga memiliki fungsi hidrologis untuk menahan cadangan air. 2) Meningkatkan Nilai Estetika dan Keindahan Alam Lingkungan alam yang indah dan tertata apik tentu akan membuat orang terpesona. Keindahan visual dapat diperoleh dari topografi, jenis flora dan fauna, warna, dan arsitektur bangunan yang tersusun dalam suatu tata ruang yang serasi dengan alam. Oleh sebab itu setiap obyek agrowisata memiliki daya tarik tersendiri. 3) Memberikan Nilai Rekreasi Sebagai obyek pariwisata, agrowisata tentunya tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan rekreasi. Kegiatan rekreasi di tengah alam yang indah dan nyaman memiliki nilai kepuasan tersendiri bagi para wisatawan. Oleh sebab itu pengelola agrowisata perlu membuat atau menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang atau paket-paket acara yang dapat menimbulkan kegembiraan di tengah alam.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Objek dan Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata antara lain: 1) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata di kelompokkan kedalam: •
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam
•
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya
•
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus. Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka daya tarik wisata
harus dirancang dan dibangun/dikelola secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang untuk datang. Membangun suatu objek wisata harus dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu. 2) Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada: •
Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.
•
Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
•
Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
•
Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
•
Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
•
Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek karya manusia pada masa lampau. Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada
potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan, yaitu: 1) Kelayakan Finansial Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek wisata tersebut. Perkiraan untung-rugi sudah harus diperkirakan dari awal. Berapa tenggang waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan. 2) Kelayakan Sosial Ekonomi Regional Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga akan memiliki dampak sosial ekonomi secara regional; dapat menciptakan lapangan kerja/berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa, dapat meningkatkan penerimaan pada sektor yang lain seperti pajak, perindustrian, perdagangan, pertanian dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan dengan hal ini pertimbangan tidak semata-mata komersial saja tetapi juga memperhatikan dampaknya secara lebih luas. Sebagai contoh, pembangunan kembali candi Borobudur tidak semata-mata mempertimbangkan soal pengembalian modal pembangunan candi melalui uang retribusi masuk candi, melainkan juga memperhatikan dampak yang ditimbulkannya, seperti jasa transportasi, jasa akomodasi, jasa restoran, industri kerajinan, pajak dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Industri Pariwisata Sektor industri pariwisata sebagai salah satu sektor yang diandalkan bagi penerimaan daerah maka pemerintah daerah dituntut untuk dapat menggali dan mengelola potensi pariwisata yang dimiliki sebagai usaha untuk mendapatkan sumber dana melalui terobosan-terobosan baru dalam upaya membiayai pengeluaran daerah. Terobosan dimaksud salah satunya adalah dengan peningkatan kualitas dan obyekobyek kepariwisataan yang baru di daerah. Hal ini akan mendorong meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara, sehingga akan meningkatkan penerimaan daerah terutama retribusi obyek wisata dan juga akan mempengaruhi kegiatan perekonomian masyarakat sekitarnya, sehingga nantinya dapat membiayai penyelenggaraan pembangunan daerah. Pengertian kata industri di sini bukanlah suatu tempat untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Namun pengertian kata industri di sini lebih cenderung memberikan pengertian industri pariwisata yang artinya kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang dan jasa ( Goods and Service ) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan travel pada umumnya. Menurut Hunzieker
dalam Yoeti (1994: 38), Industri Pariwisata adalah
“Tourism enterprises are all business entities wich, by combining various means of production, provide goods and services of a specially tourist nature”. Maksudnya industri pariwisata adalah semua kegiatan usaha yang terdiri dari bermacam-macam kegiatan produksi barang dan jasa yang diperlukan para wisatawan. Menurut Schmoll dalam Yoeti (1985:143), Industri pariwisata lebih cenderung berorientasi dengan menganalisa cara-cara melakukan pemasaran dan
Universitas Sumatera Utara
promosi hasil produk industri pariwisata. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa-jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi atau tempat kedudukan, letak secara geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode permasalahannya. Industri Pariwisata adalah rangkuman dari berbagai bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk dan service yang secara langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanan (Darmaji; 1996:154).
2.6 Hubungan Pariwisata dengan Pertanian Pembangunan pariwisata di Indonesia maupun di manca negara menunjukkan kecenderungan terus meningkat dalam sepuluh tahun terakhir. Konsumsi jasa dalam bentuk komoditas wisata bagi sebagian masyarakat negara maju dan masyarakat Indonesia telah menjadi salah satu kebutuhan sebagai akibat meningkatnya pendapatan, aspirasi dan kesejahteraannya. Berkaitan dengan sektor pariwisata tersebut, World Tourism Organisation (WTO) mengungkapkan bahwa pada tahuntahun belakangan ini dunia pariwisata cenderung mengalami pergeseran pada orientasi wisata. Wisatawan berkeinginan untuk dapat terlibat dalam bentuk aktivitas diluar lapangan, kepedulian akan persoalan ekologi dan konservasi alam. Pernyataan tersebut membawa peluang bagi dunia pariwisata di Indonesia karena motivasi
Universitas Sumatera Utara
kunjungan wisata di Indonesia baik asing maupun domestik sebagian adalah karena sumber daya alam khususnya pada agrowisata. Dalam istilah sederhana, agritourism didefinisakan sebagai perpaduan antara pariwisata dan pertanian dimana pengunjung dapat mengunjungi kebun, peternakan atau kilang anggur untuk membeli produk, menikmati pertunjukan, mengambil bagian aktivitas, makan suatu makanan atau melewatkan malam bersama di suatu areal perkebunan atau taman. Di Indonesia, Agrowisata didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan
budaya
lokal
dalam
memanfaatkan
lahan,
diharapkan
bisa
meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (Deptan, 2005). Potensi objek wisata dapat dibedakan menjadi objek wisata alami dan buatan manusia. Objek wisata alami dapat berupa kondisi iklim, pemandangan alam, dan sumber air kesehatan. Objek wisata buatan manusia dapat berupa fasilitas peninggalan sejarah dan budidaya, dan taman-taman untuk rekreasi atau olah raga.
Universitas Sumatera Utara