BAB II TINJAUAN TEORI 1.1 Pengertian Analisis Tren Trend Menurut Maryati (2010;129) menyatakan trend
adalah
suatu
gerakan (kecenderungan) naik atau turun dalam jangka panjang, yang diperoleh dari rata–rata perubahan dari waktu
ke waktu. Rata-rata
perubahan tersebut bisa bertambah bisa berkurang. Jika rata-rata perubahan bertambah disebut trend positif atau kecenderungan
trend mempunyai
naik. Sebaliknya, jika rata–rata perubahan berkurang
disebut trend negatif atau trend yang mempunyai kecenderungan menurun. Garis trend pada dasarnya garis regresi dan variabel bebas (x) merupakan variabel waktu. Tren garis lurus (linier) adalah suatu trend yang diramalkan naik atau turun secara garis lurus. Variabel
waktu
sebagai variabel bebas dapat menggunakan waktu tahunan, semesteran, bulanan, atau mingguan. Analisis tren garis lurus (linier) terdiri atas metode kuadrat kecil atau (least square) dan moment. Trend menunujukkan perubahan nilai suatu variabel yang relatif stabil perubahan populasi, perubahan harga, perubahan teknologi, dan peningkatan produktivitas. Menurut M.Narafin (2013:196) mengatakan ramalan
pendapatan
(penjualan)
merupakan
proses
aktivitas
memperkirakan produk yang akan dijual atau disewakan di masa yang 9
akan datang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data historis yang pernah terjadi atau mungkin terjadi. Ramalan (forecasting) adalah proses aktivitas meramalkan suatu kejadian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dengan teknik mengkaji data yang ada.
Pendapatan (revenues) artinya hasil proses
memberikan jasa pelayanan (service), manfaat yang dapat digunakan oleh orang lain. Ramalan pendapatan berarti
perolehan modal (ekuitas)
perusahaan yang diperoleh dari aktivitas bisnis yang dilakukan pada waktu tertentu. Ramalan pendapatan juga merupakan faktor
penting dalam
perencanaan perusahaan. Karena ramalan pendapatan akan menentukan kepemilikan modal, anggaran laba rugi, anggaran atas posisi keuangan. Persamaan trend adalah sebagai berikut : Y’ = a + bX Ada beberapa metode untuk perhitungan dari analisis menggunakan trend , yaitu 1) Metode Garis Trend Secara Bebas (Free Hand Method) Menggambarkan trend dengan metode bebas ini sangat mudah dan sederhana. Hanya dengan mengamati sebaran data bisa diketahui kecenderungan garis trend dari pola data tersebut. Tentu saja dengan cara ini hasilnya kurang bisa dipertanggung jawabkan.
10
Kelebihan metode ini adalah sangat mudah dan sederhana membuatnya. Kelemahan metode ini adalah dalam menarik garis trend dari sebaran data sangat subyektif. Untuk data yang sama kecenderungan garis bisa berbeda-beda jika digambarkan oleh orang yang berbeda. Sehingga metode ini kurang tepat untuk pengambilan keputusan manajemen perusahaan. Cara ini hanya untuk mengetahui kearah mana trend atau pertumbuhan suatu variabel. 2) Metode
Trend dengan Metode Setengah Rata-Rata (Semi Average
Method) Bergerak membuat trend
garis dengan cara mencari rata-rata
kelompok. Cara ini untuk berusaha menghilangkan subyektivitas seperti pada metode bebas. Langkah-langkah memperoleh trend garis lurus dengan metode semi rata-rata sebagai berikut : 1. Kelompokkan data menjadi dua kelompok yang sama apabila data ganjil, maka data yang berada di tengah di asumsikan menjadi dua atau diduplikasi dan di hitung dalam kelompok satu maupun kelompok dua atau data dihilangkan. 1. Hitung rata–rata kelompok pertama (Ẋ₁) dan rata-rata kelompok kedua (Ẋ₂). Letakkan (Ẋ₁) pada tahun pertengahan dari kelompok yang pertama dan (Ẋ₂) pada pertengahan tahun kelompok kedua. 2. Hitung selisih dari kedua rata-rata tersebut, dengan mengurangi rata-rata dari kelompok kedua dengan rata-rata dari kelompok
11
pertama (∑Ẋ₂–∑Ẋ₁). Jika hasilnya positif berarti trendnya naik, jika negatif trendnya menurun. Rumus perhitungan: y = nilai trend periode tertentu a = nilai rata–rata kelompok 1 b=
∑Ẋ₂−∑Ẋ₁ 𝑁
N = jumlah periode antara ∑Ẋ₂ ( kelompok data dua) dan ∑Ẋ₁ (kelompok data satu) 3) Metode Trend Kuadrat Terkecil (Least Square Method) Garis trend dalam metode ini diperoleh dengan cara menentukan persamaan garis yang mempunyai jumlah terkecil dari kuadrat selisih data asli dengan data pada garis trend. Metode kuadrat terkecil ini yang paling banyak digunakan dalam analisis deret berskala untuk peramalan bisnis. Rumus penghitungannya : Y = a + bx
b=
a=
𝑛∑𝑋𝑌 − ∑𝑋𝑌 𝑛 ∑𝑋 2 − (∑𝑋)²
∑𝑌 𝑛
-b
∑𝑋 𝑛
Dalam hal ini Y’= adalah nilai dari ramalan dengan trend.
12
a = nilai tetap (konstanta) atau nilai Y’ pada X sama dengan nol. b = kemiringan (slope) atau perubahan nilai Y dari waktu ke waktu. x = periode waktu ke waktu. 4) Trend Metode Moment Menggunakan perhitungan statistika dan matematika
tertentu
untuk mengetahui fungsi garis lurus sebagai pengganti garis patah-patah dibentuk oleh data historis perusahaan. Dengan demikian unsur-unsur subyektif dapat dihindarkan. Prinsip-prinsip pengerjaan trend metode moment adalah sebagai berikut : a. Barang tahan lama minimal satu tahun. b. Barang yang selalu diperlukan, misalnya sembako. c. Kegiatan usaha sudah berjalan minimal dua tahun, digunakan sebagai data penjualan tahun yang lalu. d. Jumlah data tahun lalu baik tahun ganjil maupun genap tetap diurut dari 0, 1, 2, 3,.... dan seterusnya pada kolom x. Rumusnya metode moment dapat dihitung menggunakan : Y
= a + bX
∑Y = n a + b∑X ∑XY = a∑X + b∑X²
13
Y
= peramalan menggunakan (trend)
∑Y
= jumlah periode/interval kali a ditambah jumlah nilai x kali b
∑XY = a dikali jumlah nilai x ditambah b dikali jumlah nilai x N
= jumlah data
1.2 Kegunaan Analisis Trend Secara umum, semua anggaran termasuk analisis tren peramalan (forecasting)
anggaran
pendapatan
(penjualaan),
mempunyai
tiga
kegunaan pokok yaitu : 1) pedoman kerja; 2) sebagai alat pengkoordinasi kerja; 3) sebagai alat pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan. Secara khusus, anggaran pendapatan (penjualan) berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran dalam perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pangsa pasar
yang sedang
bersaing,
anggaran pendapatan (penjualan) dalam penyusunannya menjadi prioritas utama yang harus disusun paling awal dari semua budget yang lain. Menurut M.Munandar (2011:11) Dengan melihat uraian di atas anggaran pendapatan (penjualan) memiliki manfaat yakni dalam hal perencanaan, pedoman, koordinasi, pengawasan dan evaluasi :
14
1. Perencanaan (Planing) Adanya perencanaan terpadu. Anggaran perusahaan dapat digunakam sebagai alat untuk merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara menyeluruh.
Dengan
demikian,
anggaran
merupakan
suatu
alat
manajemen yang dapat digunakan baik dalam keperluan perencanaan maupun pengendalian. 1. Pedoman (Dispacing) Sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan perusahaan. Anggaran
dapat
memberikan pedoman yang berguna baik manajemen puncak maupun manajemnen menengah. Anggaran yang disusun dengan baik akan membuat bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman yang baik tentang operasi perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas
dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu,
penyusunan anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi defisit dalam pengelolaan anggaran sehinggan kinerja menjadi lebih baik. 2. Organisasi (Coordination) Sebagai alat pengkoordinasi kerja. Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi
kerja perusahaan. Sistem
anggaran
memberikan ilustrasi
operasi perusahaan secara keseluruhan, oleh karena itu sistem anggaran memungkinkan para manager divisi untuk melihat hubungan antar bagian (divisi).
15
3. Pengawasan (Controlling) Sebagai alat pengawasan
kerja. Anggaran memerlukan serangkaian
standar prestasi atau target yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap aktivitas menentukan
dapat dinilai kinerjanya. Dalam
standar acuan diperlukan pemahaman yang realistis dan
analisis yang seksama terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat. Hal ini mengingat
standar dalam anggaran yang ditetapkan secara
sembarangan tersebut mungkin merupakan target yang mustahil untuk dicapai karena terlalu tinggi atau terlalu rendah. Standar yang ditetapkan terlalu tinggi akan menimbulkan frustasi ketidakpuasan. Sebaliknya penetapan standar yang terlalu rendah akan menjadikan biaya menjadi tidak terkendalikan, menurunkan laba dan semangat kerja. 4. Evaluasi (Evaluation) Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan. Anggaran yang disusun dengan baik menerapkan standar yang akan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah yang ditempuh agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya menggunakan
sumber-sumber
perusahaan
yang
dianggap
paling
menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi dalam operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang dapat masukan untuk menentukan keputusan manajemen di masa depan.
16
1.3 Pengertian Pendapatan Pendapatan (revenues) adalah peningkatan jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dijalankannya
yang berasal dari aktivitas bisnis yang
dengan tujuan untuk mendapatkan laba. Pendapatan
(revenues) merupakan salah satu tolak ukur bagi manajemen dalam mengelola perusahaan. Manajemen tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode akuntansi yang diakui sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Pada umumnya, pendapatan berasal dari penjualan barang
dagangan, pemberian jasa,
penyewaan properti, dan pemberian pinjaman uang.
Berdasarkan
pengertian pendapatan diatas, penulis mengutip pengertian pendapatan menurut para ahli antara lain : 1.”Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu tahun periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”. PSAK NO.23 paragraf 06 Ikatan Akuntan Indonesia (2010;23;3) 2.“Pendapatan adalah arus kas masuk aktiva dan atau penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba lainnya atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba lainnya yang membentuk operasi utama
17
atau inti perusahaan yang berkelanjutan selama satu periode”. Kieso, Donald E, Jerry J, Weygandt, Terry D, Warfiel (2011;516) 1.3.1 Klasifikasi Pendapatan Menurut Kusnadi (2010:19) menyatakan bahwa pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu : 1.3.1.1 Pendapatan operasional Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha (operasi) pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya. Pendapatan operasional untuk setiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha yang dikelola perusahaan. Salah satu jenis pendapatan operasional perusahaan adalah pendapatan yang bersumber dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan barang dan penjualan jasa yang menjadi objek maupun sasaran utama dari usaha pokok perusahaan. Pendapatan operasi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu : 1. Penjualan kotor yaitu merupakan semua hasil atau penjualan barangbarang maupun jasa sebelum dikurangi dengan berbagai potongan-
18
potongan atau pengurangan lainnya untuk dibebankan kepada langganan atau yang membutuhkannya. 2. Penjualan bersih yaitu merupakan hasil penjualan yang sudah diperhitungkan atau dikurangkan dengan berbagai potongan-potongan menjadi hak oleh pihak pembeli. Jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara, yaitu : 1
Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan tersebut.
2
Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya hubungan yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyansi.
3
Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan para investor. 1.3.1.2 Pendapatan Non Operasional Pendapatan non operasional merupakan pendapatan yang diperoleh dalam periode tertentu
akan tetapi bukan diperoleh dari kegiatan
operasional utama perusahaan dari kegiatan sampingan atau (di luar usaha pokok) yang bersifat insidentiil. Adapun jenis dari pendapatan ini dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain. Contohnya, pendapatan bunga, sewa, royalti dan lain-lain.
19
2. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang dagangan atau hasil produksi, pelayananan jasa kepada konsumen. Contohnya, penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva tak berwujud. Pendapatan bunga, sewa, royalti, keuntungan (laba), penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan dividen merupakan pendapatan diluar usaha bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan. Dan pendapatan yang diperoleh dari peningkatan ekuitas dari transaksi-transaksi yang bukan kegiatan utama dari entitas dan dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lainnya serta keadaan-keadaan yang mempengaruhi entitas selain yang dihasilkan dari investasi pemilik disebut keuntungan. 1.4 Pengertian Perusahaan Jasa Perusahaan
Jasa
adalah
perusahaan
yang
kegiatannya
menyediakan jasa pelayanan terlebih di bidang pendidikan, pengiriman barang (logistik) dan komunikasi, hiburan karena untuk mengimbangi kemajuan pengaruh dari teknologi menjual jasa dalam bidang pelayanan yang memberikan kemudahan, kenyamanan bagi masyarakat yang membutuhkannya. Berdasarkan pengertian pendapat di atas oleh para ahli mengemukan pengertian perusahaan jasa sebagai berikut : 1.
”Perusahaan jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun, produksinya
20
dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan jasa merupakan sesuatu hal yang intangible tidak berwujud atau dapat pula dikatakan adalah bersifat abstrak” Kotler, (2012;83) 2. “Perusahaan jasa dalam pemasarannya berbeda dengan usaha yang mempunyai produk nyata. Dalam pemasaran jasa, semua barang berbentuk immeterrial atau intangible karena produksinya tidak kasat mata dan tidak bisa diraba. Produksi jasa berlangsung secara reaksional dimana dilakukan pada saat pelanggan berhadapan langsung dengan pihak perusahaan, di samping itu interaksi pelanggan dan perusahaan sangat penting untuk mewujudkan jasa yang akan di capai” Rangkuti, (2010;2021). 1.5 Karakteristik Perusahaan Jasa Menurut Kotler (2012:263) karakteristik perusahaan jasa dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Tidak berwujud (Intangible) : Suatu perusahaan jasa mempunyai sifat tidak berwujud, dalam kegiatan pelayanan jasa terhadap konsumen sehingga tidak dapat
dirasakan
manfaatnya secara kasat mata, jasa juga tidak dapat diidentifikasi secara fisik sehingga tidak dapat disimpan dan harus segera dikonsumsi saat diperoleh. Oleh karena itu penyedia jasa mempunyai tugas untuk
21
mengelola bukti untuk mewujudkan jasa atau barang yang tidak berwujud tersebut; 2. Tidak dapat dipisahan (Inseparability) : Pada umumnya (dihasilkan)
perusahaan jasa dalam kegiatan yang
hanya
dirasakan pada waktu bersamaan
diproduksi keterlibatan
konsumen tidak dapat dipisahkan dari jasa yang diberikan dalam hal tertentu konsumen
juga terlibat dalam bagian kegiatan jasa tersebut,
misal jasa salon, menonton bioskop; 3. Bervariasi (Variability) Perusahaan jasa memiliki jenis dan kualitas layanan berbeda-beda untuk setiap konsumen sehingga sulit distandarisasikan kegiatan layanannya, jasa senantiasa mengalami perubahan tergantung siapa penyedia jasa, penerima jasa dan kondisi di mana jasa tersebut diberikan contohnya jasa Pengiriman barang,Rumah sakit; 4. Tidak tahan lama (Perishability) Daya tahan suatu jasa tergantung situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor misal pendidikan, profesi, perubahan zaman, teknologi,
dan
sebagainya. Serta massa manfaat pengguna jasa akan habis atau lenyap dengan cepat. Oleh sebab itu perusahaan jasa yang tetap eksis di bidang jasa perlu menciptakan suatu sistem pelayanan yang dapat menarik konsumen agar tetap bertahan bersaing dan tetap menguasai pangsa pasar sehingga konsumsi jasa akan dilakukan konsumen secara berulang-ulang
22