25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Analisis ini terbagi menjadi dua bagian yakni analisis data awal untuk mengetahui kehomogenan sampel yang dipilih, dan analisis data akhir yang dilakukan untuk menguji hipotesisi penelitian. 1) Analisis Data Awal
Analisis ini dilakukan terhadap data awal (nilai UH siswa di kedua kelas pada KD Sistem Persamaan Linier Satu Variabel yang diperoleh peneliti dari guru maternatika di kelas VII.7 dan kelas VII.8. Berikut ini merupakan perbandingan rata-rata nilai di kedua kelas tersebut.
Rata - Rata Nilai UH 76 75,8
75,76
75,6 75,4 75,2
75,Q2
75 74,8 74„,6 Kelas VII 7
Ketas VII 8
Gambar 1. Perbandingan Nilai Rata — Rata UH Kelas VII.7 dan VII.8
Berdasarkan gambar 1 di atas, dapat terlihat bahwa rata-rata hasil belajar kedua kelas tidak jauh berbeda Selain karena rata-rata hasil belajarnya tidak jauh berbecla -kedua kelas dipilih dengan mempertimbangkan bahwa kedua kelas juga diajar oleh guru yang sama.
26
Meskipun rata-rata nilai UH kedua kelas tidak berbeda jauh, namun bukan berarti dapat dikatakan bahwa VII.7 dan VII.8 homogen. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji homogenitas dua varians yaitu dengan uji-F untuk meyakinkan bahwa kedua sampel berangkat dari kondisi yang sama. Dari perhitungan uji homogenitas hasil belajar kelas VII.7 dan kelas VII.8 menggunakan uji F diperoleh hasil pada tabel 4.1 berikut
Tahel 4.1. Hasil Uii Homo enitas Data Awal Kelas n x S2 -• - 41 41
VII.7 VII.8
75,76 75,02
70,0890 81,0244
Fhitung
Ftabel
1,1560
1,69
Dan tabel diperoleh Fhnung = 1,1560 dan Ftabel = 1,69 dengan a
= 0,05
dan v1 = 40 dan v2 = 40 Karena Fb,mag < Ftabet, maka Ho diterima atau kedua sampel dikatakan mempunyai varians yang sama atau homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A. Karena kedua kelas telah homogen maka dari kedua kelas tersebut peneliti memilih kelas VII.7 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.8 sebagai kelas kontrol.
2) Analisis Data Akhir Analisis ini dilakukan terhadap data akhir rata-rata nilai UH pada KD Sistem Persamaan Linier Satu Variabe di kelas eksperimen dan kontrol. Berikut ini merupakan perbandingan rata-rata nilai di kedua kelas tersebut.
27
Rata - Rata Nilai UH - 75
74,68
74,5 74 73,5 73
72,78
-72,5 72 71,5 Kelas kontrol
Kelas eksperimen
Gambar 2. Perbandingan Rata-Rata Nilai UH Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan gambar 2 terlihat bahwa rata-rata UH di kelas eksperimen ialah 74,68 dan rata-rata UH di kelas kontrol ialah 72,78 dan. Berarti rata-rata di kelas eksperimen lebih tinggi daripada di kelas kontrol. Meskipun demikian, belum dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima atau dengan kata lain hasil belajar di kelas eksperimen lebih balk daripada hasil belajar di kelas kontrol. Untuk menguji hipotesis tersebut perlu dilakukan uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji-t. Syarat untuk melakukan uji-t data harus normal, namun sebagaimana yang telah dijelaskan pada analisis data awal, pada penelitian ini data di kedua kelas diasumsikan normal. Selain kenormalan data, uji homogenitas juga harus dilakukan agar diketahui jenis uji-t mana yang digunakan untuk menguji hipotesis. Setelah dilakukan uji homogenitas lalu dilanjutkan dengan uji perbedaaan rata-rata (uji hipotesis), peneliti kemudian menghitung seberapa besar sumbangsi model pembelajaran terhadap hasil belajar matematika siswa. Kesemua uji yang peneliti kemukan tersebut disajilcan sebagai berikut:
a) Uji Homogenitas Dari perhitungan uji homogenitas hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji F diperoleh hasil pada tabel 4.2 berikut
28
Tabel 4.2. Hasil Uii Hom enitas Data Akhir Kelas Kontrol Eksperimen
n
S2
2
41 41
72,78 74,68
138,5256 38,1220
Dan tabel diperoleh Fhitun g = 3,6337 dart Ftabel
Fhitung
Ftabel
3,6337
1,69
= 1,69 dengan a = 0,05
dan v1 = 40 dan v2 = 40. Karena Fhitun g > Ftabel, maka Ho ditolak atau kedua sampel dikatakan mempunyai varians yang berbeda atau kedua sampel tidak homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B. a. _Uji Perbedaan Rata — Rata Hasil Belajar Kelas Ekperimen dengan Kelas Kontrol Dari perhitungan uji perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t diperoleh hasil pada tabel 4.3 berikut Tabel 43. Hasil Uji Perbedaan Data Akhir Kelas Kontrol Eksperimen
2
S2
t'
41 41
72,78 74,68
138,5256 38,1220
0,9154
Dad perhitungan dan tabel diperoleh 1,684 dengan
a = 0,05 dan v = 82. Karena t' <
+ W2 t2 W1 + W2
W1t1
n
= 0,9154 dan
1,684 w1t1+w2t2
wi+W2
witl±w2t2 maka Ho diterima.
Artinya pada tingkat kepereayaan 95% disimpulkan bahwa terdapat perbedaan basil belajar matematika siswa kelas eksperimen dengan hasil belajar matematika siswa kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.
b. Uji Pengaruh kemampuan awal terhadap Variabel Bebas Uji pengaruh kemampuan awal terhadap basil belajar dapat dilakukan dengan melaksanakan tahap-tahap model regresi linear antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, melakukan uji independensi dan uji linieritas sehingga diperoleh uji kesamaan dua model regresi. Dari Uji kesejajaran Model regresi diperoleh nilai F = 5,89 sign.p = 0,002 < p = 0,05. Ini berarti H o diterima. Model regresi kelas eksperimen dan kelas kontrol sejajar.
29
Berdasarkan uji kesamaan dan uji kesejajaran, diketahui bahawa kedua model regresi tidak sama tetapi sejajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang mengikuti pembelarana pendekatan RME dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dan kedua model regresi tersebut terlihat bahawa konstanta garis regresi untuk kelas eksperimen (yaitu 7140,092) lebih besar dari konstanta garis regresi untuk kelas kontrol (yaitu 7065,903). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Ini berarti bahawa hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan RME lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang belajar dengan pembelajarn konvensional untuk materi pokok sistem persamaan linier satu peubah di kelas VII SMP Negeri 21 Pekanbani.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertolak dan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika yang ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa khususnya pada materi pokok sistem persamaan satu peubah. Disamping itu juga untuk membiasakan siswa bekerja sama dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini diterapkan pembelajaran dengan pendekatan RME dalam tatanan pembelajaran kooperatif untuk materi pokok sistem persamaan linier satu peubah. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran pendekatan RME dalam tatanan pembelajaran kooperatif dapat dijadikan suatu alternatif untuk pembelajaran matematika. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran pendekatan RME dalam tatanan pembelajaran kooperatif lebih baik daripada pembelajaran konvensional, dan guns mampu menerapkan-secara efektif di dalam pembelajaran. Keefektifan pembelajaran yang dimaksud dapat dilihat dan hasil yang terdapat dibahagian atas sub bab ini.
30
Ditinjau dan aktivitas siswa, diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah efektif. Berarti pembelajaran dengan pendekatan RME dalam tatanan pembelajaran kooperatif dapat mengaktifkan siswa dan mengurangi dominasi guru dalam pembelajaran. Dengan berkurangnya dominasi guru dalam menerangkan materi membuat siswa mempunyai banyak waktu untuk berdiskusi dalam kelompoknya masingmasing. Secara keseluruhan aktivitas siswa menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan RME dalam tatanan pembelajaran kooperatif berpusat pada siswa, sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari persentase aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan RME dalam tatanan pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa untuk terlibat aktif dan memberikan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan konsep, mengembangkan rasa percaya diri terhadap belajar individu dan kelompok. Siswa belajar aktif untuk menemukan prinsip-prinsip dan mendapatkan pengalaman melalui kerja sama dalam menelaah materi yang tercakup dalam materi pelajaran. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan pendekatan RME dalam tatanan pembelajaran kooperatif adalah baik. Keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan pendekatan RME dalam tatanan pembelajaran kooperatif karena langkah-langkah dalam pembelajaran mudah dilakukan secara terorganisir oleh guru. Hal ini didukung oleh hasil analisis deskriptif terhadap kegiatan pembelajaran yang memperoleh guru adalah kegiatan pendahuluan sebesar 3,36, kegiatan inti sebesar 3,32, dan kegiatan penutup sebesar 3,2. Selain itu, keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan pendekatan RME dalam tatanan pembelajaran kooperatif ditunjang dengan adanya diskusi antara peneliti dengan guru bidang studi tentang langkah-langkah pembelajaran -dalam RP dan cara membimbing siswa dalam mendiskusikan setiap pertanyaan yang diberikan.