BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen berkaitan dengan penyediaan informasi untuk manajer, yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat perencanaan, mengorganisasi sumber daya, mengarahkan karyawan serta mengendalikan operasi organisasi. Akuntansi manajemen menyediakan data-data penting yang memberikan kegiatan organisasi. Karena akuntansi manajemen berfokus pada manajer, maka dalam proses pembelajarannya harus didahului dengan pemahaman apa yang dikerjakan oleh manajemen, informasi apa saja yang dibutuhkan oleh manajer guna mendukung proses pengambilan keputusan serta lingkungan bisnisnya. Garrisson dan Noreen (2000) menyatakan akuntansi manajemen mempunyai orientasi pada masa depan sehingga kurang menekankan pada presesi dimana ketepatan waktu dalam mengambil keputusan selalu lebih penting dibandingkan dengan presesi manajer.
2. Sistem Akuntansi Manajemen Sistem akuntansi manajemen adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi, serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif aktifitas yang dapat dilakukan (Nazaruddin, 1998). Sedangkan Atkinson
Universitas SUmatera Utara
(1995) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna. Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi manajemen.
3. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Hansen dan Mowen (2004) mendefinisikan “Sistem akuntansi manajemen adalah
sistem
informasi
yang
menghasilkan keluaran (output)
dengan
menggunakan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen.” Chenhall dan Morris (1986) menyatakan bahwa karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi manajer terdiri dari: broadscope, timelines, dan aggregate. Berikut merupakan pendapat Gorry dan Morton (1971); Larker (1981); serta Gordon dan Narayanan (1984). a. b. c. d.
informasi yang bersifat Broadscope adalah informasi yang mengandung dimensi fokus, time horison dan kuantifikasi, informasi yang bersifat timelines adalah informasi yang tersedia ketika dibutuhkan dan sering dilaporkan secara sistematis, informasi yang bersifat Aggregate adalah informasi yang memperhatikan bentuk kebijakan formal, informasi yang bersifat Integratet menunjukkan bahwa ada koordinasi antar segmen-segmen perusahaan, informasi ini akan bermanfaat bagi manajer ketika dihadapkan pada pembuatan keputusan yang berdampak pada beberapa segmen perusahaan.
Universitas SUmatera Utara
4. Pendekatan Kontijensi (contingency approach) dan Sistem Akuntansi Manajemen Pendekatan kontingensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan. Hal itu terjadi karena sistem akuntansi manajemen tergantung juga pada faktor-faktor situasional yang ada, baik di luar maupun di dalam perusahaan. Menurut Otley (1980) para peneliti telah menerapkan pendekatan kontijensi guna menganalisis dan mendesain sistem kontrol, khususnya di bidang sistem akuntansi manajemen. Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk melihat hubungan variabel-variabel kontekstual seperti ketidakpastian lingkungan, ketidakpastian tugas, struktur dan kultur organisasional, ketidakpastian strategi dengan desain sistem akuntansi manajemen. Pendekatan kontingensi menarik minat para peneliti karena mereka ingin mengetahui apakah tingkat keandalan suatu sistem akuntansi manajemen akan selalu berpengaruh sama pada setiap kondisi atau tidak. Berdasarkan teori kontijensi maka ada dugaan bahwa terdapat faktor situasional lain yang mungkin akan saling berinteraksi dalam suatu kondisi tertentu. Diawali dari pendekatan kontijensi ini maka muncul lagi kemungkinan bahwa ketidakpastian lingkungan juga akan menyebabkan perbedaan pada kebutuhan informasi akuntansi manajemen.
Universitas SUmatera Utara
5. Pengertian Ketidakpastian Lingkungan Menurut Milliken (1987) dalam Astuti (2007) ketidakpastian lingkungan adalah rasa ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi sesuatu secara akurat dari seluruh faktor sosial dan fisik yang secara langsung mempengaruhi perilaku pembuatan keputusan orang-orang dalam organisasi. Variabel ketidakpastian lingkungan diukur dengan menggunakan indikator: kurangnya informasi, ketidakmampuan
mengetahui
hasil,
dan
ketidakmampuan
menentukan
kemungkinan. Ketidakpastian lingkungan diidentifikasi sebagai faktor penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian masa mendatang. Oleh karena itu manajer harus mampu memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang yang bisa membawa dampak terhadap perusahaan, lalu memberikan informasi yang bersifat timeliness, aggregate serta intregated yang akan bermanfaat bagi manajer ketika dihadapkan pada pembuatan keputusan yang berdampak pada beberapa segmen perusahaan.
6. Locus of Control Menurut Rotter (1966) dalam Astuti (2007) locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi padanya.
Lefcourt (1982)
menyatakan bahwa locus of control internal ditunjukkan dengan pandangan bahwa peristiwa baik atau buruk yang terjadi diakibatkan oleh tindakan seseorang.
Universitas SUmatera Utara
Oleh karena itu terjadinya suatu peristiwa berada dalam control seseorang. Sementara locus of control eksternal ditunjukkan dengan pandangan bahwa peristiwa baik atau buruk yang terjadi tidak berhubungan dengan perilaku seseorang pada situasi tertentu, oleh karena itu disebut dengan di luar control seseorang. Setiap orang memiliki locus of control tertentu yang berada diantara kedua ekstrem tersebut.
7. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan Locus of Control Untuk memprediksi perilaku manajer agar lebih akurat, maka dibutuhkan dua faktor yang harus dipertimbangkan secara bersama-sama,yaitu faktor personalitas dan faktor situasional. Karena apabila hanya mempertimbangkan faktor personalitas saja dinilai tidak cukup dalam memprediksi perilaku manajer. Dengan kemampuan manajer memprediksi masa depan, maka manajer tersebut dapat memberikan informasi-informasi yang berguna bagi perusahaan dalam bidang perencanaan maupun pengendalian. Terlebih dalam proses pengambilan keputusan, dimana seorang manajer harus mampu memberikan informasi yang akurat. Selain kemampuan seorang manajer dalam memprediksi masa depan, cara pandang seorang manajer dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan juga dibutuhkan, apakah dia mampu atau tidak dalam mengendalikan perubahanperubahan yang mungkin terjadi di masa akan datang.
Universitas SUmatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang membahas topik yang sama dengan penelitian
ini.
Astuti
(2007)
melakukan
penelitian
tentang
pengaruh
ketidakpastian lingkungan terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen dengan menempatkan locus of control sebagai variabel moderating. Penelitian ini dilakukan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan memilih populasi yaitu manajer fungsional dari 8 perusahaan manufaktur di daerah tersebut. Dari 54 kuesioner yang layak dianalisis, diperoleh kesimpulan diketahui bahwa variabel locus of control dapat melakukan moderasi dengan variable ketidakpasatian lingkungan dalam mempengaruhi karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen hal ini menandakan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen yang bersifat broadscope, timelines dan aggregate menjadi sangat penting bila menghadapi suasana ketidakpasatian lingkungan meningkat atau dapat diartikan manajer yang memiliki locus of control internal, dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang meningkat, akan merasa bahwa informasi yang berkarakteristik broadscope, timelines dan agregate lebih bermanfaat dibanding manajer yang memiliki locus of control eksternal. Prasetyo (2002) melakukan penelitian dengan topik yang sama. Yang menjadi populasi dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah 45 responden yang diambil
dengan
menggunakan
metode
posted
mailing.
Penelitian
ini
menyimpulkan interaksi ketidakpastian lingkungan dengan locus of control berpengaruh tidak signifikan terhadap karakteristik sistem informasi broadscope
Universitas SUmatera Utara
dan aggregate, namun berpengaruh signifikan terhadap karakteristik informasi timelines. Selain itu, penelitian ini tidak menunjukkan pengaruh ketidakpastian lingkungan yang signifikan terhadap karakteristik sistem informasi broadscope dan aggregate.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Penelitian Kemampuan manajer dalam menggunakan broadscope, timelines, dan aggregate juga akan dipengaruhi oleh locus of control, manajer yang memiliki locus of control internal berpandangan bahwa peristiwa-peristiwa yang akan terjadi diakibatkan keputusan-keputusan yang dibuatnya. Manajer dengan tipe seperti ini akan mensikapi ketidakpastian lingkungan yang dihadapi dengan memanfaatkan informasi yang bersifat broadscope, timelines, dan aggregate untuk membuat perencanaan dan melakukan pengendalian terhadap perusahaan. Hasil penelitian terdahulu, menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu, dalam model penelitian ini digunakan variabel lain yaitu variabel moderasi. Menurut Sugiyono (2006) variabel moderasi adalah variabel yang secara teoritis memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel yang dijadikan variabel moderasi adalah locus of control. Diharapkan locus of control dapat memoderasi hubungan antara ketidakpastian lingkungan dengan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen.
Universitas SUmatera Utara
Kerangka konseptual yang digunakan adalah sebagai berikut:
KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Y)
KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN (X)
LOCUS OF CONTROL (Z)
Gambar 2.1 Kerangka penelitian ketidakpastian lingkungan terhadap karakteristik system informasi akuntansi manajemen dengan locus of control sebagai variabel moderasi
2. Hipotesis Penelitian Peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : a. ketidakpastian
lingkungan
berpengaruh
terhadap
karakteristik
sistem
informasi akuntansi manajemen, b. locus of control memoderasi hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen.
Universitas SUmatera Utara