BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1
Pengertian Sistem Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jerry Fith Gerald mendefinisikan sistem sebagai berikut:
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Elemen dan karakterisitik suatu sistem menurut Jerry Fith Gerald terdiri atas : •
Memiliki komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem
tidak melihat kecilnya ukuran, mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem dan mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu juga mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang dikenal dengan supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Jika dalam industri dipandang sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat menyebutnya sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya. •
Batas sistem (boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. •
Lingkungan luar sistem (environment)
Merupakan suatu hal yang berada diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. •
Penghubung sistem (interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
•
Masukan sistem (input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran misalkan didalam sistem komputer, program adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. •
Keluaran sistem (output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. •
Pengolah sistem (process)
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan. •
Sasaran sistem
Jika sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada hasilnya.
Adapun sistem diklasifikasikan Jerry F. Gerald menjadi: •
Sistem abstrak: sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik (sistem teologia) Sistem fisik: merupakan sistem yang ada secara fisik (sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dll.)
•
Sistem alamiah: sistem yang terjadi melalui proses alam. (sistem matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dll.
Sistem buatan manusia: sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut human-machine system (contoh ; sistem informasi) •
Sistem tertentu (deterministic system): beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan (contoh ; sistem komputer) Sistem tak tentu (probabilistic system): sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
•
Sistem tertutup (close system): sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tersebut ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup). Sistem terbuka (open system): sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Dan membagi pelaku sistem yang terdiri dari 7 kelompok: 1.
Pemakai sistem
Pada umumnya 3 ada jenis pemakai sistem, yaitu operasional, pengawas dan eksekutif.
2.
Manajemen
Umumnya terdiri dari 3 jenis manajemen, yaitu manajemen pemakai yang bertugas
menangani
pemakaian
dimana
sistem
baru
diterapkan,
manajemen sistem yang terlibat dalam pengembangan sistem itu sendiri dan manajemen umum yang terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung pengambilan keputusan. Kelompok manajemen biasanya terlibat dengan keputusan yang berhubungan dengan orang, waktu dan uang. 3.
Pemeriksa
Ukuran dan kerumitan sistem yang dikerjakan dan bentuk alami organisasi dimana sistem tersebut diimplementasikan dapat menentukan kesimpulan perlu tidaknya pemeriksa. Pemeriksa biasanya menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran-ukuran standar yang dikembangkan pada banyak perusahaan sejenis. 4.
Penganalisa sistem
Memiliki fungsi sebagai berikut:
-
Arkeolog, yaitu orang yang menelusuri bagaimana sebenarnya sistem lama berjalan, bagaimana sistem tersebut dijalankan dan segala hal yang menyangkut sistem lama.
-
Inovator, yaitu orang yang membantu mengembangkan dan membuka wawasan pemakai bagi kemungkinan-kemungkinan lain.
-
Mediator, yaitu orang yang menjalankan fungsi komunikasi dari semua level, antara lain pemakai, manajer, programmer, pemeriksa dan pelaku sistem yang lainnya yang mungkin belum punya sikap dan cara pandang yang sama.
-
Pimpinan proyek, dimana penganalisa sistem merupakan personil yang lebih berpengalaman dari programmer atau desainer.
5.
Pendesain sistem
Pendesain sistem menerima hasil penganalisa sistem berupa kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu, yang kemudian ditransformasikan ke desain arsitektur tingkat tinggi dan dapat diformulasikan oleh programmer. 6.
Programmer
Mengerjakan kegiatan dalam bentuk program dari hasil desain yang telah diterima dari pendesain. 7.
Personel pengoperasian
Bertugas dan bertanggungjawab di pusat komputer misalnya jaringan, keamanan perangkat keras, keamanan perangkat lunak, pencetakan dan
backup. Pelaku ini dapat saja tidak diperlukan apabila sistem yang berjalan tidak cukup besar dan tidak membutuhkan klasifikasi khusus untuk menjalankan sistem. Beberapa jenis teknologi informasi yang dikembangkan berdasarkan lini manajerial, yang memiliki fungsi dan manfaat bagi tiap tingkatan manajerial. Adapun tingkatan sistem informasi tersebut adalah : 1. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Sytems-TPS). Transaction Processing System merupakan hasil perkembangan dari pembentukan kantor elektronik, dimana sebagian dari pekerjaan rutin diotomatisasi termasuk untuk pemrosesan transaksi. Pada, Transaction Processing System data yang dimasukkan merupakan data-data transaksi yang terjadi. 2. Sistem Informasi Manajemen (SIM). Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah kelengkapan pengelolaan dari proses-proses yang menyediakan informasi untuk manajer guna mendukung operasioperasi dan pembuatan keputusan dalam sebuah organisasi. Pada Sistem Informasi Manajemen, masukan yang diberikan berupa data transaksi yang telah diproses, beberapa data yang asli, model-model pengolahan data. Kemudian data-data tersebut akan diproses. Proses yang terjadi berupa pembuatan laporan-laporan yang ringkas, keputusan-keputusan yang rutin dan jawaban dari query yang diberikan.
3. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan peningkatan dari sistem informasi manajemen dengan penyediaan prosedur-prosedur khusus dan pemodelan yang unik yang akan membantu manajer dalam memperoleh alternative keputusan. 4. Sistem Informasi e-Business dibentuk untuk menjawab tantangan pengintegrasian data dan informasi dari proses bisnis berbasis internet. Sistem terotomasi mempunyai sejumlah komponen yaitu:
Perangkat keras (CPU, disk, printer, tape).
Perangkat lunak (sistem operasi, sistem database, program pengontrol komunikasi, program aplikasi).
Personil
(yang
mengkonsumsi
mengoperasikan keluaran
dan
sistem,
melakukan
menyediakan aktivitas
masukan,
manual
yang
mendukung sistem).
Data (yang harus tersimpan dalam sistem selama jangka waktu tertentu).
Prosedur (instruksi dan kebijakan untuk mengoperasikan sistem).
Sistem terotomasi terbagi dalam sejumlah katagori : ♦ On-line systems. Sistem on-line adalah sistem yang menerima langsung input pada area dimana input tersebut direkam dan menghasilkan output yang dapat berupa hasil komputasi pada area dimana mereka dibutuhkan. Area sendiri dapat dipisah-pisah dalam skala, misalnya ratusan kilometer.
Biasanya digunakan bagi reservasi angkutan udara, reservasi kereta api, perbankan dll. ♦ Real-time systems. Sistem real-time adalah mekanisme pengontrolan, perekaman data, pemrosesan yang sangat cepat sehinga output yang dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relatif sama. Perbedaan dengan sistem on-line adalah satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau seperseribu detik sedangkan on-line masih dalah skala detik atau bahkan kadang beberapa menit. Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan pemakai, sedangkan real-time berinteraksi langsung dengan pemakai dan lingkungan yang dipetakan. ♦ Decision support system + strategic planning system. Sistem yang memproses transaksi organisasi secara harian dan membantu para manajer mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan organisasi. Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan, sistem akuntansi dan sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket pemasaran dll. Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi juga fungsi-fungsi matematik, data analisa statistik dan menampilkan informasi dalam bentuk grafik (tabel, chart) sebagaimana laporan konvensional. ♦ Knowledge-based system. Program komputer yang dibuat mendekati kemampuan dan pengetahuan seorang pakar. Umumnya menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak khusus seperti LISP dan PROLOG.
2.1.2
Pengertian Informasi
Informasi merupakan data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi (input - proses – output). Kualitas informasi sesuatu yang bias terhadap error, baik karena kesalahan cara pengukuran dan pengumpulan, kegagalan mengikuti prosedur prmrosesan, kehilangan atau data tidak terproses, kesalahan perekaman atau koreksi data, kesalahan file histori/master, kesalahan prosedur pemrosesan ketidak berfungsian sistem. Suatu informasi juga memiliki umur, atau lamanya informasi yang didapat, kapan atau sampai kapan sebuah informasi memiliki nilai atau arti bagi penggunanya. Ada informasi yang mengacu pada titik waktu tertentu (condition informasion) dan ada juga informasi yang menyatakan suatu perubahan pada jangka waktu tertentu (operating information). Informasi yang di dapat juga memiliki kualitas informasi yang bergantung pada 3 hal, yaitu: •
Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan masudnya.
•
Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
•
Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. 2.1.3
Pengembangan Sistem Informasi Henry C. Lucas dan Jogiyanto H.M (2001:35) mengartikan sisitem
informasi sebagai: Suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian dalam organisasi.
Menurut John F. Nash dan Martin B. Roberts (2001:35-36) bahwa sistem informasi merupakan bagian dari orang-orang, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadiankejadian internal dan eksternal yang penting dan yang menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusan yang cerdik.
Menurut Robert A. Leitch, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Definisi Whitten et al, (2001) sistem informasi adalah satu set aktivitas, metode, praktek, dan peralatan terotomasi yang dipergunakan stakeholders untuk mengembangkan sistem informasi dan perangkat lunak dan kemudian memperbaikinya secara berkesinambungan.
Stakeholders yang merupakan pihak-pihak yang berkepentingan dengan pengembangan sistem informasi dan implementasinya, yaitu: •
Pemilik sistem ( system owner), sponsor sistem dan pemimpin eksekutif biasanya bertanggung jawab atas pendanaan proyek pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan sistem informasi.
•
Pengguna sistem ( system user), pihak yang menggunakan atau terpengaruh oleh sistem informasi pada basis reguler (memvalidasi, memasukkan, merespon, menyimpan, dan bertukar data juga informasi).
•
Perancang sistem (system designer), yaitu spesialis teknis yang menterjemahkan persyaratan bisnis pengguna sistem dan menentukan batas- batas solusi secara teknis. Perancang sistem merancang database, data masukan (input), keluaran informasi (output) , tampilan layar (screen), jaringan, dan perangkat lunak komputer yang akan memenuhi persyaratan atau kebutuhan pengguna sistem.
•
Pembangun sistem ( system builder), spesialis teknis yang membangun sistem informasi dan komponen- komponen yang didasarkan pada spesifikasi disain yang dihasilkan oleh disainer sistem.
•
Analisis sistem (system analyst), spesialis yang mempelajari masalah dan kebutuhan sebuah organisasi untuk menentukan bagaimana orang, data, proses, dan tekhnologi informasi dapat mencapai kemajuan terbaik untuk bisnis. Wilkinson (1991) menyebutkan bahwa ada tiga faktor penyebab utama perlunya perubahan pada sistem informasi yang sedang digunakan, yaitu: -
Adanya perubahan internal atau lingkungan
-
Perkembangan tekhnologi dan,
-
Adanya berbagai kelemahan dalam sistem informasi yang sedang digunakan. Menurut Bodnar dan Hapwood (1995) sistem pengembangan
sistem informasi ini sendiri terdiri dari tiga fase, fase perencanaan dan analisis, fase perancangan, dan fase implementasi. Pada fase analisis, lingkup proyek dianalisis untuk memperoleh pemahaman yang menyeluruh terhadap masalah- masalah dan kebutuhankebutuhan yang mendorong dilakukannya proyek. Pada fase analisis sistem, manajer proyek bekerja sama dengan
pengguna sistem
mendefinisikan secara jelas berbagai persyaratan dan harapan bisnis untuk sistem yang baru. Pada akhir analisis, lingkup bisnis atau tujuan proyek
mungkin saja direvisi jika dirasa terlalu besar atau terlalu kecil. Setelah proyek dan tujuan proyek ditentukan, kemudian kebutuhan- kebutuhan dan harapan- harapan pengguna pada sistem baru diidentifikasikan. Fase selanjutnya adalah mendesain sistem. Pada sistem ini manajer proyek, analisis sistem, bersama desainer sistem akan mengeksplorasi berbagai solusi teknis alternatif yang mungkin untuk mengatasi berbagai kebutuhan dan masalah yang ada dan memenuhi harapan- harapan pengguna.
Kemudian setelah itu, solusi alternatif terbaik dipilih
berdasarkan kesepakatan dan selanjutnya dibuatlah cetak biru ( blue print) dan spesifikasi teknis sistem yang diperlukan untuk mengimplementasikan database, aplikasi, user interface, dan jaringan untuk sistem tersebut. Fase terakhir adalah implementasi sistem. Pada tahap ini sistem baru dikonstruksi dan ditempatkan dalam operasi. Selama implementasi sistem, perangkat lunak dan perangkat keras sistem baru diinstal dan diuji. Semua perangkat lunak, aplikasi, dan database yang dibeli akan diinstal dan dikonfigurasi. Semua perangkat lunak dan database akan dikonstruksi menggunakan cetak biru dan spesifikasi teknis yang dikembangkan selama desain sistem. 2.1.4
Pengguna Pengembang Sistem Informasi • Pemakai Akhir (end-user) Orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan sistem dalam organisasi, dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Staf
2. Manajer tingkat rendah 3. Manajer tingkat menengah 4. Manajer tingkat atas, dan 5. Pekerja berpengetahuan Orang- orang yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan operasi dan pengembangan sistem informasi umumnya adalah orangorang yang berada dalam bagian atau departemen Pengolahan Data Elektronik (PDE). Tugas personil yang berperan dalam pengembangan dan operasi sistem informasi tersebut adalah: 1. Operator, bertugas mengoperasikan komputer dan peralatan pendukung. 2. Analis Sistem (system analyst), bertugas sebagai perantara antara
pemakai
informasi
dan
sistem
informasi.
Bertanggung jawab menerjemahkan kebutuhan pemakai menjadi rancangan basis data dan aplikasi. 3. Pemrogram Aplikasi (application programmer), bertugas membuat suatu aplikasi atau program komputer yang dibuat berdasarkan spesifikasi yang dibuat oleh analis sistem. 4. Analis Pemrograman (programmer), bertugas sebagai pemrogram dan penganalisis sistem.
5. Pemrogram sistem (system programmer), mempunyai tugas khusus yaitu membuat program yang berhubungan dengan operasi internal komputer dan periferal. 6. Administrator
Basis
Data
(database
administrator),
bertanggung jawab terhadap struktur data dalam basis data yg digunakan dalam organisasi. 7. Teknisi Komunikasi Data, bertanggung jawab terhadap masalah komunikasi data dan jaringan komputer. 8. Teknisi Perawatan Sistem, bertanggung jawab terhadap kelangsungan
operasi
perangkat
keras
disebut
juga
hardware engineer. 9. Webmaster, bertangung jawab terhadap halaman web yang dimiliki organisasi. 10. Auditor
PDE
(EDP
Auditor),
bertanggung
jawab
memastikan bahwa sistem informasi yang berbasis kompute rmemenuhi asas- asas akuntansi dan pengauditan sehingga keamanan data dalam sistem terjamin. 2.1.5
Kualitas Sistem Menurut American National Standards Institude (ANSI), kualitas
adalah:
“the totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs” (ANSI, 1978 dalam Guimaraes et al.,2003), atau “keseluruhan dari keistimewaan dan karakter suatu produk atau pelayanan, hal itu menunjang pada kemampuannya untuk memberikan kepuasan bagi para pemakai yang membutuhkan”. Dari sudut teknik, kualitas suatu produk atau jasa umumnya diukur berdasarkan ketepatannya, dengan maksud atau tujuan digunakannya produk atau jasa tersebut, maka suatu aplikasi harus sesuai dengan apa yang dikehendaki pengguna (Dilworth, 1998 dalam Guimaraes et al.,2003). Perusahaan- perusahaan yang telah mencapai tingkat kualitas yang tinggi menyatakan bahwa ukuran utama kualitas adalah pencapaian kepuasan pelanggan akan kebutuhan- kebutuhan dan harapan- harapan secara maksimal. Kepuasan pengguna terhadap sistem adalah bagaimana cara pemakai memandang sistem informasi secara nyata tetapi tidak pada kualitas sistem secara teknik, atau dengan kata lain pemakai lebih memandang dari sudut ketersediaan layanan informasi, daripada menilai langsung kemampuan fungsi dari suatu sistem.
2.1.6
Partisipasi Pemakai Pentingnya partisipasi pemakai dalam proses pengembangan
sistem telah banyak ditulis dalam literatur ( Kappelman dan McLean dalam Mckeen, Guimaraes, dan Wetherbe, 1994) karena diperkirakan
dapat meningkatkan kualitas sistem, dengan menyediakan penafsiran kebutuhan- kebutuhan informasi pemakai secara akurat dan lengkap. Selain itu juga mendorong pemakai untuk ikut merasa memiliki sistem tersebut, mengurangi resistensi atau penolakan terhadap perubahan, serta membuat pemakai memiliki komitmen terhadap sistem. Partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan, dan aktivitas yang
dilakukan
oleh
pengguna
yang
berkaitan
dengan
proses
pengembanggan sistem informasi. Dengan menggunakan teknik meta analisis, Hwang dan Thorn (1999) mereview literatur sistem informasi dan menyimpulkan bahwa partisipasi pemakai berkolerasi positif dengan kesuksesan sistem yang diukur dengan ukuran kualitas sistem, penggunaan (use), dan kepuasan pengguna.
2.1.7
Pelatihan Pemakai Pentingnya pelatihan pemakai untuk keberhasilan sistem telah
diakui secara luas ( Nelson dan Cheney 1987; Santhanam, Guimaraes, dan George,2000). Pelatihan merupakan hal yang penting untuk memberikan latar belakang yang umum untuk mendekatkan pemakai dengan penggunaan teknologi komputer secara umum, proses dari pengembangan sistem, dan untuk membantu pemakai lebih efektif dengan pengembangan sistem yang lebih spesifik.
2.1.8
Keahlian Pemakai Keahlian
(expertise)
sering
dikaitkan
dengan
pengetahuan
(knowledge ) dan keterampilan (skill). Karena orang baru akan dikatakan ahli bila didukung dengan pengetahuan dan keterampilan. Keahlian pemakai adalah tingkat pengalaman dan keterampilan yang diperoleh pemakai dalam hal penggunaan komputer dan pengembangannya. Tidak semua pemakai sama kemampuannya berpartisipasi dalam proses pegembangan sistem. Tingkat keahlian intuisi dalam pengembangan sistem sangatlah penting. Keahlian pemakai bertambah seiring dengan upaya atau usaha pengembangan dan seiring latihan dalam mempersiapkan kemampuan para pemakai dalam melaksanakan tugas yang mereka peroleh.
2.1.9
Konflik Pemakai Hartwick dan Barki (1994) menyatakan terdapat berbagai definisi
konflik. Definisi- definisi ini terbagi atas tiga bentuk, yaitu: konflik antara pihak- pihak yang saling berinteraksi, divergensi atau perbedaan kepentingan, opini, atau tujuan diantara masing- masing pihak, dan ketidakcocokan antara pihak- pihak tersebut yang disebabkan adanya perbedaan. Konflik antara pengguna dan pengembangan sistem diperkirakan akan menyebabkan dampak negatif selama proses pengembangan sistem. Konflik dapat merusak komunikasi selama proses pengembangan sistem,
memperlemah partisipasi pemakai, dan mnyebabkan perilaku yang merugikan. Guimaraes, et al (2003) tidak menemukan adanya hubungan langsung yang signifikan antara konflik pemakai dengan kualitas sistem. Namun selanjutnya, dikemukakan bahwa konflik pemakai kemungkinan memiliki pengaruh tidak langsung terhadap kualitas sistem. 2.2 Kerangka Konseptual Kerangka Konseptual merupakan sintesis atau eksrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004:13). Penelitian ini berpengaruh langsung antara variabel partisipasi pemakai, pelatihan pemakai, keahlian pemakai, komunikasi pemakai-pengembang, pengaruh pemakai, konflik pemakai (variabel independen) terhadap kualitas sistem (variabel dependen).
Partisipasi Pemakai (
)
Pelatihan Pemakai (
) Kualitas Sistem (Y)
Keahlian Pemakai (
)
Konflik Pemakai (X4)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum merupakan jawaban yang empiris (Sugiyono 2006:51). Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H1
:Partisipasi pemakai dalam proses pengembangan kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem.
H2
:Pelatihan pemakai dalam proses pengembangan kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem.
H3
:Keahlian pemakai dalam proses pengembangan kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem.
H4
:Konflik pemakai proses pengembangan kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terbalik terhadap kualitas sistem.