BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN UMUM DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah.sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % berat badan total. Pada pria presentase ini sedikit lebih besar dibanding wanita. 45 60 % darah terdiri atas sel – sel darah, terutama eritrosit, leukosit dan trombosit, walaupun secara fungsional sangat esensial, hanya merupakan sebagian kecil saja dari darah. (S. B. Kresno, 1989) Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengatur suhu dan pemelihara keseimbangan cairan, asam dan basa. Eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam darah. Sel – sel ini mampu mengangkut oksigen secara efektif tanpa meninggalkan pembuluh darah serta cabang – cabangnya. Sebaliknya leukosit melaksanakan fungsinya di dalam jaringan, sedangkan keberadaannya dalam darah hanya melintas saja. Trombosit melakukan fungsinya pada dinding pembuluh darah, sedangkan trombosit yang ada dalam sirkulasi tidak mempunyai fungsi khusus. (Frances K. Widmann, 1995) Sel darah merah adalah suatu komponen didalam darah yang fungsi utamanya adalah mengangkut hemoglobin, dan seterusnya akan mengangkut oksigen dari paru – paru ke jaringan. Sebagai protein bebas didalam plasma 5
6
tidak tertutup didalam sel darah merah (maksudnya tidak secara terus menerus didalam sel darah merah). Tetapi jika hemoglobin ini sampai terlepas bebas didalam darah manusia, yakni kurang lebih 3% akan bocor melalui membran kapiler masuk kedalam ruangan jaringan atau melalui membran glomerulus pada ginjal terus masuk ke dalam sampai Bowman ketika setiap kali darah tersebut melewati kapiler – kapiler. Jadi agar hemoglobin ini tetap ada didalam aliran darah, ia harus berada didalam sel – sel darah merah. Besar dan ukuran sel – sel darah merah normal itu berbentuk pelat, cekung ganda
berdiameter kira – kira 8 mikron dan mempunyai ukuran
ketebalan sebagai berikut pada bagian yang paling tebal tebalnya 2 mikron, sedang pada bagian tengahnya tebalnya 1 mikron atau kurang. Volume rata – rata sel darah merah adalah sebesar 83 mikron kubik. (Arthur C. Guyton, 1990)
B. HEMOGLOBIN 1. Definisi Hemoglobin Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan conjugated protein. Sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoporphyrin dan globin (tetra phirin) menyebabkan warna darah merah karena adanya Fe ini. Oleh karena itu hemoglobin dinamakan juga zat warna darah. Bersama – sama dengan eritrosit Hb dengan karbondioksida menjadi karboxyhemoglobin dan warnanya merah tua. Darah arteri mengandung oksigen dan darah vena mengandung karbondioksida. (Depkes RI, 1989)
7
Hemoglobin (Hb) merupakan zat protein yang ditemukan dalam sel darah merah (SDM), yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa oksigen. Kadar hemoglobin yang tinggi abnormal terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi (kehilangan cairan). Kadar hemoglobin yang rendah berkaitan dengan berbagai masalah klinis. Jumlah SDM dan kadar hemoglobin tidak selalu meningkat atau menurun bersamaan. (Joyce LeFever Kee, 2008) Eritrosit
mengangkut
hemoglobin
sedangkan
hemoglobin
mengangkut oksigen. Banyaknya oksigen yang diterima oleh jaringan bergantung kepada kadar dan fungsi hemoglobin yang tersedia, pola aliran darah yang efektif, dan keadaan jaringan serta cairan yang menerima oksigen itu. Hanya pernyataan pertama yang merupakan bidang hematologi. Kadar hemoglobin dalam darah dinyatakan dalam gram Hb/dl darah. (Frances K. Widmann, 1995) 2. Fungsi Hemoglobin Hemoglobin dalam darah mempunyai beberapa fungsi penting yaitu : a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan – jaringan tubuh. b. Mengambil oksigen dari paru – paru kemudian dibawa keseluruh jaringan – jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. c. Membawa karbondioksida dari jaringan – jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru – paru untuk dibuang.
8
Untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb dari normal berarti kekurangan darah yang disebut dengan Anemia. Adanya kekurangan darah itu lebih tepat lagi bila selain kekurangan Hb juga disertai dengan jumlah eritrosit yang berkurang serta nilai hematokrit di bawah normal. (Depkes RI, 1989). 3.
Batasan Normal Kadar Hemoglobin Batasan normal kadar hemoglobin pada kriteria wanita dewasa memiliki nilai normal 12,5 – 15,5 g/dl dan pada pria dewasa memiliki nilai normal 13,5 – 17,5 g/dl. (Ganda Soebrata, 2007)
C. PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan kadar hemoglobin, antara lain : 1. Secara Manual a. Cara Tallquist Cara ini menentukan kadar Hb tidak teliti, kesalahan antara 25 – 50 %. Kita hanya mendapat kesan kadar Hb saja, kecuali bila tidak ada hemoglobinometer baru dapat dipakai. Sebagai dasar diambil ialah 100% = 15,8 gram per 100 ml darah. Tallquist mempergunakan suatu skala warna dalam suatu buku, mulai dari merah muda 10%. Ditengah–tengahnya ada lowong, ditempat mana darah yang akan dibandingkan dapat dilihat, jadi darah dibandingkan secara langsung. (Depkes RI, 1989)
9
b. Cara Sahli Prinsip pemeriksaan hemoglobin menggunakan metode sahli adalah hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standart dalam hemometer dan dibaca pada tabung sahli. Cara sahli ini bukanlah cara yang teliti. Kelemahan metodik berdasarkan kenyataan bahwa kolorimetri visual tidak teliti, bahwa hematin asam asam itu bukan merupakan larutan sejati dan bahwa alat itu tidak dapat distandartkan. Cara ini juga kurang baik karena tidak semua macam hemoglobin diubah menjadi hematin asam. (R. Gandasoebrata, 2007) c. Cara Kupersulfat Cara yang kasar ini sering dipakai untuk menentukan apakah seseorang boleh menjadi donor darah atau tidak. Untuk menentukan hal ini tidak diperlukan angka mutlak, tetapi cukup ditetapkan nilai minimum saja dimanadonasi darah tidak membahayakan yang bersangkutan. Nilai ini adalah berat jenis 1.053 pada wanita yang sesuai dengan kadar hemoglobin kurang lebih 12,5 g/dl dan berat jenis 1.005 untuk pria yang sesuai dengan kadar hemoglobin 13,5 g/dl. Cara ini dilakukan dengan menjatuhkan setetes darah kedalam larutan CuSO4 dengan berat jenis 1.053 – 1.055. Bila tetes darah naik sampai kepermukaan berarti berat jenisnya lebih rendah. Hasil pemeriksaan menjadi tidak tepat apabila CuSO4 berubah berat
10
jenisnya, baik karena kontaminasi maupun karena penguapan, atau bila ada sesuatu disamping hemoglobin yang merubah berat jenis darah. (Frances K. Widmann, 1995) d. Cara Sianmethemoglobin Prinsip
pemeriksaan
sianmethemoglobin
adalah
hemoglobin hemoglobin
menggunakan darah
diubah
metode menjadi
sianmethemoglobin (hemoglobin-sianida) dalam larutan yang berisi kaliumferrisianida. Absorbasi larutan diukur pada panjang gelombang 546 nm. Larutan drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin,
oksihemoglobin,
methemoglobin
dan
karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin. Cara ini sangat bagus untuk laboraturium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standart sianmethemoglobin yang ditanggung kadarnya bersifat stabil dan dapat dibeli. Ketelitian cara ini dapat mencapai ± 2%. (R.Gandasoebrata, 2007) 2. Secara Automatik Reagen yang diperlukan dalam pemeriksaan hemoglobin cara automatik dengan menggunakan analizer BC-2600 antara lain diluent sebagai larutan pengencer dan sebagai medium penghantar, reagen lyse yang dapat melisiskan eritrosit, rinse diformulasikan untuk membilas atau mencuci bak dan tabung pengukur serta untuk menetapkan miniskus yang
11
tepat pada tabung pengukur, pembersih E-Z (enzimatik) adalah enzim isotonik untuk membersihkan larutan dalam bak. Pengukuran HGB
(hemoglobin) ditentukan oleh metode
kolorimetrik. Pengenceran WBC/HGB tersebut dikirim ke bak WBC yang dicampur dengan jumlah tertentu yang mengubah hemoglobin menjadi hemoglobin komplek yang diukur pada panjang gelombang 525 nm. Sebuah LED dipasang di salah satu sisi bak yang memancarkan sinar monokromatik yang mempunyai panjang gelombang 525 nm, kemudian diukur dengan sensor-foto yang dipasang di sisi yang berlawanan. Sinyal tersebut kemudian diperkuat dan tegangan diukur lalu dibandingkan dengan referensi bacaan kosong (bacaan yang diambil ketika hanya ada pengencer di bak). HGB tersebut dihitung dan dinyatakan dalam g/L.
D. SPEKTROPHOTOMETER 4010 Screen master merupakan alat analisa filter photometer yang digunakan dilaboraturium klinik. Alat ini dilengkapi mikroprosesor, yang berfungsi untuk mengukur fotometri dengan menghitung data – data yang berdasarkan parameter yang telah ditetapkan oleh operator. Kegunaan alat ini antara lain dapat menghitung: absorbansi, konsentrasi, kinetika. Ada 25 program yang dapat disimpan pada screen master. Instrumen ini mempunyai 10 bagian kotak dan silinder cell yang suhunya sudah ditentukan. Di setiap cell suhu dikontrol sebesar 37º C, dengan tidak
12
memerlukan energi tambahan. Alat ini dilengkapi 32 karakter pada keyboardnya yang berfungsi untuk mengatur tampilan dilayar. Pada monitor kita juga dapat melihat kondisi dan error dari alat. Pada program pengukuran yang telah dipilih hasil dari analisa bisa ditampilkan secara langsung. Photometer screen master ini dilengkapi dengan panjang gelombang 340 nm, 405 nm, 505 nm, 546 nm, 630 nm.
E. BC-2600 AUTO ANALIZERHEMATOLOGI Pemeriksaan hemoglobin secara automatik menggunakan alat analisis sel darah automatik. BC-2600 Auto Hematology Analyzer merupakan suatu penganalisis hematologi multi parameter untuk pemeriksaan kuantitatif maksimum 19 parameter dan 3 histogram yang meliputi WBC (White Blood Cell atau leukosit), sel tengah (monosit,basofil,eosinofil), limfosit, granulosit, persentase limfosit, persentase sel tengah, persentase granulosit, RBC (Red Blood Cell), HGB (Hemoglobin), MCV (Mean Cospuscular Volume), MCH (Mean Cospuscular Hemoglobin), MCHC ( Mean Cospuscular Hemoglobin Concentration), RDW-CV, RDW-SD, HCT (Hematocrit), PLT (Platelet), MPV (Mean Platelet Volume), PDW (Platelet Distribution Width), PCT (Plateletcrit), WBC Histogram (White Blood Cell Histogram), RBC (Red Blood Cell Histogram), PLT Histogram (Platelet Histogram). Pengukuran WBC menggunakan metode impedansi yang dihitung dan diukur berdasarkan pada pengukuran perubahan hambatan listrik yang dihasilkan oleh sebuah partikel, yang dalam hal ini adalah sel darah yang disuspensikan dalam pengencer konduktif saat melewati lubangdimensi.Setiap
13
partikel yang melewati lubang mengalami perubahan sementara dalam perlawanan antara elektroda yang diproduksi. Perubahan ini menghasilkan dorongan listrik yang terukur. Amplitude setiap pulsa sebanding dengan volume setiap partikel, setiap pulsa diperkuat dan dibandingkan dengan saluran tegangan acuan internal, yang hanya menerima dorongan dari amplitude tertentu. Jika getaran pulsa melebihi range WBC, maka dihitung sebagai WBC. Pengukuran HGB (hemoglobin) ditentukan oleh metode kolorimetrik. Pengenceran WBC / HGB tersebut dikirim ke bak WBC yang dicampur dengan jumlah tertentu yang mengubah hemoglobin menjadi hemoglobin komplek yang diukur pada 525 nm. Sebuah LED dipasang di salah satu sisi bak yang memancarkan sinar monokromatik yang mempunyai panjang gelombang 525 nm, kemudian diukur dengan sensor-foto yang dipasang di sisi yang berlawanan. Sinyal tersebut kemudian diperkuat dan tegangan diukur lalu dibandingkan dengan referensi bacaan kosong (bacaan yang diambil ketika hanya ada pengencer di bak). HGB tersebut dihitung dan dinyatakan dalam g/L. Pengukuran RBC/PLT dihitung dan diukur dengan metode impedansi , metode ini berdasarkan pada pengukuran perubahan daya tahan elektris yang di produksi sebuah partikel, dalam hal ini adalah sel darah. Tergantung konduksi diluent dalam melewati celah/lubang yang disebut dimensi, sebuah elektroda terendam dalam cairan di kedua sisi dari celah/lubang yang menghasilkan arus listrik. Setiap partikel yang melewati celah ini
akan
14
mengalami perubahan pada daya tahannya diantara elektroda-elekrtoda yang di produksi. Perubahan yang dihasilkan dapat diukur getaran elektrisnya. Jumlah getaran menghasilkan sinyal jumlah partikel yang melewati celah/lubang. Setiap getaran diperkuat dan di bandingkan dengan saluran voltasi referensi yang hanya diterima oleh getaran dengan amplitude tertentu. Jika getaran yang di bandingkan melebihi range terendah RBC/PLT maka dihitung sebagai RBC/PLT. BC-2600 adalah unit tunggal yang meliputi suatu penganalisis specimen yang berisi perangkat keras untuk aspirasi dilusi dan menganalisis setiap spesimen darah secara keseluruhan serta bagian modul data yang meliputi komputer, monitor, keyboard, printer dan disk drives. Analyzer BC-2600 menggunakan mode sampler terbuka untuk menghisap sampel darah dari tabung EDTA yang kemudian dilarutkan dan dicampurkan sebelum pengukuran masing-masing parameter dilakukan.
Keuntungan pemeriksaan hemoglobin antara lain : 1. Dengan alat Spektrofotometer Biaya pemeriksaan lebih murah, reagen dan alat untuk mengukurnya dapat dikontrolterhadap suatu larutan standard yang stabil. 2. Dengan alat BC-2600 Auto Analizer Hematologi Dapat menghemat waktu, penggunaan sampel yang lebih sedikit, data segera diperoleh dan hasil pemeriksaan bisa menunjukkan 19 parameter
15
pemeriksaan sekaligus, dapat menyimpan maksimal 10.000 hasil pemeriksaan sampel. Kesalahan pemeriksaan hemoglobin antara lain : 1. Dengan alat Spektrofotometer Dalam hal pengenceran sampel yang kurang akurat dan pembuatan reagen serta kalibrasi instrumen yang kurang teliti, waktu dalam pemeriksaan lebih lama karena memerlukan inkubasi. 2. Dengan alat BC-2600 Auto Analizer Hematologi Alat bekerja tidak stabil atau alat tidak berfungsi dengan normal atau alat tidak bekerja dengan baik karena keadaan alat yang kotor, alat bekerja tidak teliti, tidak tepat dan tidak peka karena alat belum dikalibrasi, tidak mengikuti petunjuk operasional alat, tidak menghomogenkan sampel dengan benar, volume reagen tidak tepat, tetapi harga alat dan reagen yang mahal. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar hemoglobin, adalah : 1. Statis vena pada waktu pengambilan darah menyebabkan kadar hemoglobin lebih tinggi dari seharusnya. 2. Terjadinya bekuan darah. 3. Tidak mengocok darah sewaktu mengambil bahan untuk memeriksannya. 4. Menggunakan reagen yang tidak baik lagi (kadaluarsa).
16
5. Menggunakan pipet yang tidak akurat untuk itu perlu dilakukan kalibrasi pipet. 6. Perubahan tegangan listrik akan mempengaruhi bacaan serapan.
F. KERANGKA KONSEP
Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan alat Spektrofotometer 4010
Perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dengan alat Spektrofotometer 4010 dan BC2600 Auto Analizer Hematologi
Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan alat BC-2600 Auto Analizer Hematologi
G. HIPOTESA Ho : Tidak ada perbedaan hasil antara pemeriksaan kadar hemoglobin yang menggunakan spektrofotometer dan BC-2600 Auto Analyzer Hematology. Ha : Ada perbedaan hasil antara pemeriksaan kadar hemoglobinyang menggunakan spektrofotometer dan BC-2600 Auto Analyzer Hematology.