BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transportasi 2.1.1 Pengertian transportasi Transportasi berasal dari kata latin yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dengan demikian trasportasi dapat diberi definisi sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Kamaludin (2003:13) Seiring dengan bertambahnya jumlah media transportasi dalam suatu daerah maka akan menunjang kemajuan pada sektor lainnya
sehingga
menunjukkan perkembangan kemajuan daerah tersebut. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Salim (2000) bahwa trasportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu pemindahan/pergerakan (movement) dan secara fisik mengubah tempat dari suatu tempat ke tempat lain. 2.1.2 Moda Transportasi A. Moda Transportasi DaratTerdiri dari : 1. Angkutan jalan Angkutan
Jalan adalah kendaraan
yang diperbolehkan untuk
menggunakan jalan, menurut "Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi" disebutkan:
18
a) Sepeda Motor adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua), atau 3 tiga) tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping. b) Mobil Penumpang Adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyakbanyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. c) Mobil Bus Adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi,
baik
dengan
maupun
tanpa
perlengkapan
pengangkutan bagasi. d) Mobil Barang Adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus. 2. Kereta Api Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat
19
transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara. Jenis-jenis kereta api dilihat dari segi propulsi (tenaga penggerak) terdiri dari: kereta api uap,kereta api diesel dan kereta api rel listrik (komuter), dilihat dari segi penggunaan rel terdiri dari: kereta api rel konvensional dan kereta api monorel. Sedangkan kereta api jika dilihat dari segi diatas/dibawah permukaan tanah terdiri dari kereta api permukaan (surface), kereta api layang (elevated) dan kereta api bawah tanah (subway). Kereta Api Rel Listrik (komuter) Mass rapid transit adalah layanan transportasi umum dengan jangkauan lokal yang tersedia bagi siapapun yang membayar ongkos yang telah ditentukan dan dirancang untuk memindahkan sejumlah besar penumpang dalam waktu bersamaan. Salah satu bentuk dari mass rapid transit adalah Kereta Api (KA) Komuter. Istilah KA Komuter berkaitan dengan pengoperasian kereta api hanya pada awal dan akhir hari kerja, dikhususkan untuk mengangkut konsumen yang hendak menuju ke dan atau meninggalkan pusat kota. Akan tetapi istilah tersebut juga umum dipergunakan bagi semua jenis angkutan kereta api yang tidak termasuk dalam kategori. Jenis-Jenis Kereta Api Listrik (komuter) sebagai berikut : a) KRL Ekonomi non-AC KRL Ekonomi non-AC adalah unit armada KRL yang ditujukanuntuk masyarakat kelas ekonomi menengah-bawah. Kelas ini menggunakan armada KRL lama yang tidak menggunakan fasilitas pendingin udara (AC).
20
Sejumlah rangkaian dibuat oleh Nippon Sharyo, Hitachi, dan BN-Holec. b) KRL Ekonomi AC KRL Ekonomi AC sama fungsinya dengan KRL Ekonomi non-AC, perbedaan yang signifikan hanya terletak di fasilitas yang lebih memadai (adanya AC, unit baru) dan harga karcisnya yang lebih mahal. Menggunakan unit armada yang sama dengan KRL Ekspres. c) KRL Ekspress Pakuan KRL Ekspres adalah kelas tertinggi di jaringan Commuter Jabodetabek. Menggunakan unit yang sama dengan KRL Ekonomi AC, hanya berbeda di stasiun pemberhentian yang lebih terbatas, dan harga karcisnya yang lebih mahal. 3. Transportasi lainnya Angkutan darat selain mobil, bus ataupun sepeda motor yang lazim digunakan oleh masyarakat, umumnya digunakan untuk skala kecil, rekreasi, ataupun sarana sarana di perkampungan baik di kota maupun di desa antara lain: Sepeda, becak. Bajaj, bemo, helicak dan delman.(Farida Fitriah, 2011) Transportasi memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan suatu wilayah atau daerah, terutama dalam hal aksesbilitas. Transportasi merupakan hal yang membuat suatu dearah dengan daerah lainnya saling berhubungan. Sehingga transpotasi menjadi penting dan strategis untuk dikembangkan dalam suatu wilayah. Menurut Bambang Soedjito (1977), pada hakekatnya transportasi hanya
21
merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran apa yang hendak dicapai. Para perencana berpendapat bahwa masa depan perkembangan kota dan daerah ditentukan terlebih dahulu, dan transportasi seyogyanya digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan perkembangan kota. Menurut Salim (1993: 1-2) transportasi memegang peranan dalam usaha mencapai tujuan ekonomi dan tujuan non ekonomi suatu Negara, yaitu: 1.
Tujuan Ekonomi a. Meningkatkan pendapatan nasional, disertai dengan distribusi yang merata antara pendidikan, bidang-bidang usaha dan daerah b. Meningkatkan jenis dan jumlah barang jadi dan jasa yang dapat dihasilkan para konsumen, industri dan pemerintah c. Mengembangkan industri nasional yang dapat menghasilkan devisa serta menyediakan pasaran dalam negeri d. Menciptakan dan memelihara tingkatan kerja bagi masyarakat
2.
Tujuan Non Ekonomi a. Untuk mempertinggi integritas bangsa b. Untuk mempertinggi ketahanan dan pertahanan nasional
2.2 Permintaan Transportasi Permintaan atas barang dan jasa umumnya sangat bergantung pada pendapatan konsumen dan pada harga dari baranng dan jasa tersebut relative terhadap harga-harga lainnya. Misalnya, pendapatan orang yang melakukan perjalanan tergantung pada pendapatan orang yang melakukan perjalanan. Moda perjalanan yang dipilih bergantung terhadap beberapan faktor, seperti tujuan
22
perjalanan, jarak tempuh perjalanan, dan penghasilan pelaku perjalanan. Stubbs et al., (1980) harga, P ∝ 𝛽
PB
B A
PA qB
qA
Jumlah perjalanan
α volume, q
Gambar 2.1 Fungsi Permintaan Linier Gambar 2.1 memperlihatkan sebuah fungsi permintaan linier untuk perjalanan dari sepasang titik asal dan tujuan, pada satu periode waktu tertentu, dan untuk satu maksud tertentu. Fungsi permintaan semacam ini sangat berguna untuk memprediksi perjalanan yang dilakukan pada kodisi-kondisi yang sangat beragam. Fungsi permintaan ini mengasumsikan tingkat dan distribusi tertentu untuk pendapatan, populasi, dan karakteristik sosio-ekonomik. Perlu dicatat bahwa fungsi ini adalah suatu kurva permintaan agregat, menampilkan volume perjalanan yang diinginkan pada harga yang berbeda-beda pada sekelompok pelaku perjalanan. Secara matematik dapat dinyatakan dengan persamaan:
q = α – βP Dimana q adalah jumlah permintaan perjalanan, p adalah harga, dan α dan β adalah parameter-parameter permintaan yang konstan. Fungsi permintaan digambarkan dengan kemiringan negatif yang memperlihatkan satu situasi yang
23
sering kita temukan di mana penurunan harga biasanya akan menghasilkan peningkatan perjalanan, meskipun hal ini tidak selalu benar. harga, P
D3 D1 D2
Po
q2
q1
Jumlah perjalanan
α3
Gambar 2.2 Pergeseran Kurva Permintaan Gambar 2.2 memperlihatkan kurva – kurva permintaan yang telah mengalami pergeseran menunjukkan perubahan kuantitas perjalanan yang terjadi akibat variabel – variabel lain di luar harga. Biasanya, pada suatu harga po kita dapat memperkirakan bahwa akan ada kuantitas – kuantitas q1, q2, dan q3 seiring berubahnya kurva permintaan dari D1 ke D2 dan D3. Jika kurva bergeser keatas (D1 ke D3), ini menunjukkan adanya kenaikan permintaan. (Khisty dan Lall, 2005) Kita harus mampu membedakan antara perubahan – perubahan jangka pendek pada kuantitas perjalanan akibat perubahan harga (diperlihatkan oleh pergerakan di sepanjang kurva permintaan pada Gambar 2.1) dengan perubahan – perubahan jangka panjang akibat aktivitas atau variable – variable perilaku, yang diperlihatkan oleh pergeseran – pergeseran fungsi permintaan pada Gambar 2.2. 2.3 Karakteristik Jasa Menurut Kotler (2002) ada 4 karakteristik pokok jasa yang membedakan dengan barang yaitu:
24
1) Tidak berwujud (intangibility). Jasa memiliki sifat intangible artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, ataupun dicium sebelum dibeli. Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum membeli jasa tersebut terlebih dahulu. 2) Tidak terpisahkan (inseparability). Umumnya jasa dijual terlebih dahulu kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan dimana penyedia jasa juga merupakan bagian dari jasa tersebut, baik penyedia maupun pelanggan akan mempengaruhi hasil dan jasa tersebut. 3) Bervariasi (variability). Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized output yang berarti bahwa terdiri dari banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. 4) Mudah lenyap (perishability). Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan jika permintaan jasa bersifat konstan sehingga bila tidak digunakan maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Umumnya permintaan jasa bervariasi dan dipengaruhi faktor musiman. Menurut Umar (2003), mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu : 1) Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai janji yang ditawarkan. 2) Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan atau staf dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
25
3) Assurance, yaitu meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan
pelayanan,
keterampilan
dalam
memberikan
informasi,
kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. 4) Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi kepada konsumen dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumen. 5) Tangibles, yaitu meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyaman ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan. Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelangan adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi ini. Kepuasan pelanggan selain itu dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa juga ditentukan oleh kualitas produk, harga, dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat. 2.4 Perilaku Konsumen Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen
dalam
mencari,
membeli,
menggunakan,
mengevaluasi,
dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
26
Konsumen mempunyai pendapatan (money income) yang akan digunakan untuk membeli berbagai barang dengan berbagai tingkat harga pula. Untuk itu konsumen harus bertindak secara efisien untuk mencapai maksimum kepuasan (maximize satisfaction) sehingga konsep ini juga dinyatakan sebagai upaya pencapaian consumer efficiency atau disebut juga sebagai optimasi konsumen. Rakhmat, Syahrir, Tarmizi (2011:44) Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) perilaku konsumen adalah cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.Individu meminta suatu komoditi tertentu karena adanya kepuasan atau utilitas yang didapatkan dari mengkonsumsi komoditi tersebut Konsep dasar perilaku konsumen secara tradidional menggunakan konsep kegunaan (utility concept). Konsep utilitas menjelaskan bahwa setiap barang mempunyai kegunaan sekaligus kepuasan untuk konsumen menggunakannya. Fungsi kegunaan dapat ditunjukkan oleh fungsi dibawah ini : U = f (q1, q2, q3, …, qn) Dimana : U berarti jumlah kegunaan dan q menyatakan banyaknya suatu barang yang akan dikonsumsi oleh konsumen, dengan berbagai jenis ataupun banyaknya barang. Penjelasan tentang perilaku konsumen secara sederhana mengungkapkan tentang hukum permintaan yang menyatakan bahwa apabila tingkat harga suatu barang mengalami kenaikan maka cateris paribus (faktor lain dinyatakan tetap) permintaan konsumen menurun atau berlaku sebaliknya. Rakhmat dkk (2011:45)
27
Barang (q2)/ unit A p
S q2E
E I2 I Q I1
O
q1E
B
Barang (q1)/ unit Gambar 2.3 Indifference Curve dan Budget Line Konsumen mencapai maksimum kepuasan atas konsumsi sesuatu barang sebagai kombinasi dengan tingkat pendapatan yang dimiliki dihadapkan kepada tingkat harga barang (normal goods) yang berlaku untuk dikonsumsi. Kondisi ini dinyatakan pula sebagai optimasi konsumen yang berarti bahwa seluruh pendapatan akan digunakan secara optimal untuk mengkonsumsi barang sebagai kombinasi. Maksimum kepuasan hanya tercapai pada satu titik tertentu di mana indifference curve dengan budget line saling bersinggungan sebagaimana grafik diatas. Rakhmat dkk (2011:59) Seorang konsumen dinyatakan dalam kondisi ekuilibrium apabila, dengan kendala pendapatan dan harga, konsumen itu memaksimalkan utilitas atau kepuasan total dari pengeluarannya. Dengan kata lain, seorang konsumen berada dalam kondisi ekuilibrium apabila dengan garis anggaran tertentu, orang itu mencapai kurva indiferen tertinggi yang mungkin diraihnya. Salvatore (2006:55) 28
Dari definisi yang telah dipaparkan oleh beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang secara langsung berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa secara ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan dengan mempertimbangkan harga, pelayanan dan juga lokasi. 2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Faktor - faktor yang dikemukakan oleh menurut Assael (Amirullah, 2002) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen diantaranya faktor konsumen individu, faktor pengaruh lingkungan dan faktor strategi pemasaran. 1. Faktor individu konsumen Individu konsumen adalah pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu terhadap berbagai alternatif merek yang tersedia. 2. Faktor lingkungan Lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor eksternal konsumen, yang terdiri dari budaya dan kelas sosial, pengaruh subbudaya, pengaruh lintas budaya, kelompok referensi, komunikasi dalam kelompok baik itu komunikasi dari mulut ke mulut maupun opini pemimpin, pengaruh keluarga, dan pengaruh situasi.
29
3. Faktor bauran pemasaran Bauran pemasaran adalah faktor yang berhubungan dengan pemasaran mengenai produk, promosi, dan distribusi. Dalam teori ini yang dibahas adalah mengenai segmentasi pasar dan memposisikan produk, komunikasi pemasaran, pilihan toko dan perilaku dalam berbelanja, serta harga dan penjualan perseorangan. Dengan adanya beberapa faktor yang telah diuraikan diatas yang menunjukkan apa-apa saja faktor yang membuat seorang ingin membeli suatu barang atau jasa sehingga ia pun memutuskan untuk membeli barang atau jasa tersebut. Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku pascapembelian (Kotler, 2002). 2.6 Penelitian Sebelumnya Novandri (2010) menyebutkan bahwa berdasarkan analisis secara parsial, ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa semua variabel independen (kualitas produk, harga dan iklan) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian sepeda motor Yamaha di Harpindo Jaya cabang Ngaliyan. Sedangkan berdasarkan pengujian secara simultan, ternyata hasil
30
penelitian membuktikan bahwa semua variabel independen (kualitas produk, harga dan iklan) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Susilo (2011) menyebutkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih kereta api yang ditinjau dari penelitian reability yaitu ketepatan jadwal perjalanan, kemudahan untuk mendapatkan tiket, dan kemudahan untuk menjangkau lokasi. Novita dan Saino (2014) mengatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk menggunakan jasa transportasi kereta api penataran ekspres tujuan Malang-Surabaya, menunjukkan bahwa pengambilan keputusan seseorang untuk menggunakan jasa transportasi kereta api penataran ekspres tujuan Malang- Surabaya dipengaruhi oleh factor kebutuhan, faktor desain kereta, faktor kualitas layanan, dan faktor kelompok acuan. Faktor yang paling dominan atau faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan kereta penataran ekspres tujuan Malang-Surabaya adalah faktor kebutuhan. 2.7 Kerangka Konseptual Pendapatan Penumpang
Lokasi Stasiun (jarak)
Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kualanamu
Harga Tiket KA
Kualitas Pelayanan
Ketepatan Waktu
31
2.8 Hipotesis Untuk melakukan pembelian tiket kereta api, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, kualitas dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian oleh konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen untuk membeli produk tersebut. Harga menjadi salah satu unsur pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis sebagai berikut : Ho : βi = 0, artinya variabel bebas tidak menjelaskan variabel tidak bebas. H1 : βi ≠ 0, artinya variabel bebas menjelaskan variabel tidak bebas. Fhitung dibandingkan dengan Ftabel pada derajat signifikan 5%. Bila Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menjelaskan bahwa variabel
bebas
berpengaruh
sangat
kuat
terhadap
konsumen
memilih
menggunakan jasa angkutan kereta api. Bila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima dan Ho ditolak, ini berarti variabel bebas tidak berpengaruh terhadap konsumen memilih menggunakan jasa angkutan kereta api. Untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel tidak bebasnya dapat diketahui dengan melihat koefisien diterminasi berganda (R). Bila R mendekati 1, maka sumbangan variabel bebas terhadap variabel tergantung semakin besar. Bila R mendekati 0 (nol), berarti sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel tergantung semakin lemah.
32