BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare mengangkut atau membawa. Jadi pengertian transportasi secara sederhana adalah mengangkut atau membawa ke sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lain. Dengan demikian, transportasi dapat diartikan sebagai usaha mengangkut atau membawa barang dan/ atau penumpang dari suatu tempat ketempat lain. (Rustian Kamaluddin 2003:13). Sejak dahulu dan sampai saat ini transportasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Dan bahkan semakin dibutuhkan dalam kehidupan modern sekarang ini. Terutama dalam proses pembangunan, transportasi memegang peranan yang penting. Transportasi merupakan unsur yang penting dan berfungsi sebagai urat nadi kehidupan dalam perkembangan ekonomi, sosial politik dan mobilitas penduduk yang tumbuh bersamaan dan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam berbagai bidang dan sektor. Transportasi berperan penting dalam membuka akses kesempatan ekonomi dan penyediaan barang dan jasa yang mendukung pembangunan ekonomi. Sumbangan sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap PDB Indonesia selalu mengalami peningkatan dari tahun 2006-2009 dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 13,5 % dan merupakan sektor yang paling tinggi peninkatannya dari antara sektor-sektor lainnya.
1
Tabel 1.1 Pendapatan Domestik Bruto sektor Pengangkutan dan Komunikasi ( Milyar rupiah) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi a.Pengangkutan b. Komunikasi
2006 231,523.5
2007 264,263.3
2008 312,190.2
2009 352,407.2
2010 423,200.0
142,770.0
149,973.5
171,246.8
181,616.4
225.200.0
88,753.5
114,289.8
140,943.4
170,790.8
197.488
Sumber: Badan Pusat Statistik
Pembangunan ekonomi membutuhkan jasa angkutan yang cukup serta memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara. Sejalan dengan tujuan-tujuan ekonomi adapula tujuan-tujuan yang bersifat nonekonomis, yaitu mempertinggi integritas bangsa, meningkatkan ketahanan dan pertahanan nasional. Jelas bahwa tujuan ekonomis dan nonekonomis tidak selalu berjalan seirama dalam arah yang sama. Misalnya, kebijakan transportasi bertujuan untuk meningkatkan pertahanan nasional bisa berbeda dengan kebijakan untuk meningkatkan efisiensi ekonomi. Kenyataan bahwa adakalanya tujuantujuan transportasi berbeda, sukar diukur, kadang sulit dikaitkan, maka untuk menyusun suatu sistem transportasi optimal memerlukan pemikiran-pemikiran mendalam. (Abdul Kadir : 2006) Dari sudut ekonomi makro, fungsi transportasi adalah untuk menunjung pembangunan dan membantu tercapainya alokasi sumber-sumber ekonomi secara optimal dan merata. Jasa transportasi harus dapat tersedia secara cukup, murah,
2
dan merata agar semua kegiatan pembangunan dapat berjalan dengan lancar, sesuai dengan harapan yaitu mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Transportasi yang baik akan menjamin tersedianya faktor-faktor produksi dan barang konsumsi akhir melalui meningkatnya kelancaran arus barang dalam perekonomian. Selain itu transportasi juga diperlukan dalam memperluas pasar, dimana dengan adanya alat-alat trasnportasi dapat mencapai wilayah-wilayah pemasaran yang jauh. Adanya hubungan yang erat antara tingkat perkembangan perekonomian suatau negara dengan kondisi transportasinya dapat dilihat dari tinggi rendahnya faktor mobilitas di negara tersebut. Dengan semakin baik sistem transportasi maka akan bertambah pula mobilitas unsur-unsur perekonomian dan akan bertambah tinggi pula produktivitas yang dapat dicapai oleh sektor-sektor ekonomi yang ada. Keperluan
akan
jasa
transportasi
mengikuti
arah
dan
tingkat
perkembangan kegiatan ekonomi yang akan memanfaatkannya, sebaliknya perkembangan ekonomi dipengaruhi oleh keadaan sistem transportasi yang melayaninya. Oleh karena itu permintaan terhadap produk industri transportasi merupakan
permintaan turunan (derived demand), karena keperluaan jasa
transportasi mengikuti perkembangan kegiatan produksi dan ekonomi yang akan memanfaatkannya. Jika kegiatan produksi dan ekonomi meningkat, maka permintaan akan jasa transportasi bertambah dan jika terjadi kelesuan ekonomi keperluaan akan jasa transportasi berkurang pula. Dengan kata lain permintaan terhadap jasa transportasi tergantung pada naik turunnya kegiatan ekonomi yang memerlukan layanan jasa transportasi tersebut. (Rustian Kamaluddin: 2003)
3
Ada 3 jenis transportasi yaitu transportasi darat, laut dan udara. Dari ketiga jenis jasa transportasi ini transportasi darat merupakan jasa transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dan memiliki alat transportasi yang banyak,seperti: motor, mobil, bus, becak, kereta api dan lain-lain. Dalam sistem transportasi darat masalah yang sering dihadapi terutama di daerah perkotaan adalah kemacetan. Sehingga dewasa ini berbagai jenis transportasi massal dikembangkan oleh setiap negara, yang dianggap dan diharapkan dapat memecahkan masalah transportasi seperti kemacetan dan mengurangi polusi. Terutama untuk daerah perkotaan yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi transportasi massal di harapkan menjadi solusi untuk pemecahan masalah tersebut. Melihat negara kita merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar untuk itu dalam penyediakan alat transportasi terutama transportasi darat yang paling tepat adalah alat transporatsi massal. Transportasi massal sangat diperlukan untuk mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak. Tetapi yang tak kalah penting adalah dengan biaya ongkos yang lebih murah, terutama melihat bahwa masyarakat kita masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan, dan jenis transportasi massal yang paling ideal untuk kondisi seperti itu adalah kereta api. Karena dapat menagangkut jumlah penumpang dan barang dalam jumlah yang banyak dan juga ongkos yang lebih murah. Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi tertua di dunia, memiliki berbagai keunggulan, hemat lahan dan energi, rendah polusi, bersifat masal, dan juga adaptif dengan perubahan teknologi. Di negara-negara maju
4
kereta api merupakan jenis transportasi yang sangat dikembangkan. Fungsi kereta api digunakan secara optimal diberbagai negara, seperti China, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Belanda, dan beberapa negara lainnya. Di Indonesia kereta api merupakan sarana transportasi umum yang cukup tua, didirikan tahun 1864 oleh pemerintah Belanda, Nederlandsch Indische Spoorweg Mastshappij (NIS), yang merupakan cikal bakal dari perkembangan industri perkeretapian di Indonesia saat ini, sehingga kereta api sudah sangat akrab dengan kehidupan masyarakat. Industri perkeretaapian saat ini dikelola sepenuhnya oleh negara sebagai sebuah perusahaan layanan publik dengan nama PT. Kereta Api Indonesia yang disingkat dengan PT. KAI (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1992 Tentang Perkeretaapian Bab 3 Pasal 4). Sehingga PT. KAI memiliki tanggung jawab melayani kebutuhan transportasi seluruh lapisan masyarakat dengan produk, layanan dan biaya yang terjangkau. Bukan hanya dari segi biaya saja angkutan kereta api lebih unggul jika dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya. Keunggulan kereta api lainnya tersebut yaitu: (M.N Nasution, 2008:132) 1. Mampu mengangkat barang dan penumpang secara massal. 2. Tingkat keselamatan tinggi, hal ini dimungkinkan karena kereta api mempunyai jalur (rel) tersendiri. 3. Hemat energi karna dapat menggunakan energi sekunder. 4. Dari segi teknis, perjalanan menggunakan kereta api lebih terjamin, karna keandaraannya
diantar
oleh
roda-roda berflens
5
diatas
rel.
Juga
kontruksinya lebih kuat dan stabil dibandingkan dengan dengan kendaraan bermotor. 5. Sangat efektif untuk transportasi darat yang memiliki jarak tempuh menengah dan jauh. 6. Gangguan cuaca tidak terlalu berpengaruh terhadap pengoperasian kereta api. Dari keunggulan kereta api tersebut sudah seharusnya jenis transportasi ini mendapat perhatian yang lebih oleh pemerintah untuk lebih dikembangkan terutama dikota-kota besar seperti Medan. Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia dengan jumlah penduduk 2.121.053 jiwa (sumber: BPS), sehingga kereta api sangat cocok dikembangkan untuk pengangkutan di dalam kota maupun ke luar kota. Jumlah penumpang kereta api pada tahun 2011 adalah :
6
Tabel 1.2 Jumlah Penumpang Kereta Api Tahun 2011 Bulan Januari February Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Wilayah I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Volume 166.374 65.622 140.603 49.931 149.344 51.766 148.281 52.798 160.080 60.362 173.980 667.698 185.601 70.339 137.440 64.666 169.301 113.519 136.976 80.396 133.763 88.321 164.663 87.342
Total Volume 231.996 190.534 201.110 201.079 220.442 241.678 255.940 202.106 282.820 217.372 222.084 252.008
Sumber: PT KAI
Kereta api di Sumatera Utara pertama sekali dibuat pada tahun 1886. Salah satu rute kereta api di Sumatera Utara adalah rute Medan-Kisaran, yang melayani masyarakat dengan kereta api kelas ekonomi. Yang sangat membantu masyarakat terutama masyarakat ekonomi kelas bawah, karna tarif atau ongkosnya sangat terjangkau jika dibandingkan dengan jenis transportasi lainnya yang melayani rute Medan-Kisaran. Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk
7
menuangkan dalam karya ilmiah dengan judul “Analisis Fakto-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Moda Transportasi Kereta Api Rute MedanKisaran”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh pendapatan terhadap penggunaan moda transportasi kereta api oleh masyarakat? 2. Bagaimana pengaruh tarif/ongkos terhadap penggunaan moda transportasi kereta api oleh masyarakat? 3. Bagaimana pengaruh pertimbangan kenyamanan terhadap penggunaan moda transportasi kereta api oleh masyarakat? I.3 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana kebenarannya perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas maka hipotesis yang dibuat penulis pada penelitian ini adalah: 1. Pendapatan berpengaruh negatif terhadap penggunaan moda transportasi kereta api, ceteris paribus. 2. Tarif/ongkos berpengaruh negatif terhadap penggunaan moda transportasi kereta api, ceteris paribus. 3. Kenyamanan berpengaruh positif terhadap penggunaan moda transportasi kereta api, ceteris paribus.
8
I.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap penggunaan transportasi kereta api. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tarif/ongkos mempunyai pengaruh yang negatif penggunaan transportasi kereta api. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kenyamanan mempunyai pengaruh yang positif terhadap penggunaan transportasi kereta api. I.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya di bidang ekonomi transportasi. 2. Sebagai masukan yang bermanfaat bagi masyarakat maupun pemerintah dalam pengembangan transportasi massal. 3. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. 4. Sebagai penambah, pelengkap dan pembanding hasil-hasil penelitian yang menyangkut topik yang sama.
9