BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Kewirausahaan
2.1.1
Pengertian Kewirausahaan Thomas W. Zimmerer dalam Suryana (2003:10) mengemukakan bahwa:
“Kewirausahaan adalah penerapan kreatifitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari”. Kewirausahaan adalah bentuk usaha menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan resiko yang sesuai dengan peluang yang ada dan lewat keterampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi manusia, dan sumber daya yang diperlukan untuk sebuah proyek sampai berhasil.
(Frinces,
2004:10). Menurut Suherman (2008:13) kewirausahaan pada dasarnya merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki jiwa tersebut tentu saja dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi pelaku kewirausahaan. Kewirausahaan
menurut
Drucker
dalam
Winardi
(2003:59)
adalah
“kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda." Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pandangan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif, dimana kemampuan tersebut dijadikan dasar, sumber daya, kiat serta penggerak untuk mencapai tujuan dan menghadapi tantangan kehidupan. 2.1.2
Hakekat Kewirausahaan Berdasarkan pemahaman tersebut, Suryana (2003:13) mengidentifikasi enam
hakekat penting dari kewirausahaan sebagai berikut. 1.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.
2.
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).
3.
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
4.
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).
5.
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
Universitas Sumatera Utara
6.
Kewirausahaan adalah usaha
menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. 2.1.3
Jenis-Jenis Entrepreneurship Jenis-jenis entrepreneurship menurut Clarence Danhof, yang diterjemahkan
oleh Winardi (2003:20-21) adalah: a.
Innovating Entrepreneurship Entrepreneurship demikian dicirikan oleh pengumpulan informasi secara agresif serta analisis tentang hasil-hasil yang dicapai dan kombinasikombinasi baru faktor-faktor produksi.
b.
Imitative Entreprenership Entrepreneurship demikian dicirikan oleh kesediaan untuk menetapkan inovasi-inovasi
yang
berhasil
diterapkan
oleh
kelompok
innovating
entrepreneur. c.
Fabian Entrepreneurship Entrepreneurship demikian dicirikan oleh sikap yang teramat hati-hai yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, bahwa apa bila
Universitas Sumatera Utara
mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relative mereka di dalam industri yang bersangkutan. d.
Drone Entrepreneurship Entrepreneurship demikian dicirikan oleh penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi,
sekalipun
tersebut
akan
mengakibatkan
mereka
merugi
dibandingkan dengan para produsen lainnya. 2.1.4
Elemen-elemen Entrepreneurship Menurut Zimmerer yang diterjemahkan oleh Winardi (2003:17) sejumlah
elemen dari entrepreneurship tersebut adalah: 1.
Tangung jawab Para entrepreneur memiliki tanggung jawab mendalam terhadap hasil yang dibantu mereka. Mereka sangat berkeinginan untuk mampu mengendalikan sumber-sumber daya mereka sendiri, dan memanfaatkanya untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan mereka.
2.
Keyakinan dalam kemampuan mereka untuk meraih keberhasilsan Para entrepreneur secara tipikal mempunyai keyakinan besar terhadap kemampuan mereka untuk mencapai keberhasilan. Mereka cenderung bersikap optimis, sehubungan dengan kemungkinan-kemungkinan mereka mencapai sukses dan biasanya optimisme mereka berdasarkan realita.
Universitas Sumatera Utara
3.
Keinginan untuk mencapai umpan balik Para entrepreneur menikmati tantangan-tantangan sehubungan dengan upaya mengelola sebuah bisnis dan mereka ingin mengetahui bagaimana hasil-hasil yang dicapai mereka dan secara konstan mereka mencari (informasi) umpan balik.
4.
Orientasi kedepan Para entrepreneur memiliki naluri kuat untuk mencari serta untuk menentukan peluang-peluang. Mereka melihat kedepan dan mereka kurang memperhatikan apa saja yang telah dilakukan kemarin, dibandingkan dengan apa yang dilihat besok.
5.
Energi tingkat tinggi Para entrepreneur lebil enerjik, dibandingkan dengan orang rata-rata. Energi itu merupakan faktor kritikal. Jam kerja yang lama dan upaya kerja keras merupakan peraturan bagi para entrepreneur.
6.
Lebih dipentingkan peraihan prestasi dibandingkan dengan upaya mendapatkan uang Pencapaian prestasi merupakan faktor primer yang memotivasi di lingkungan para entrepreneur. Uang hanya sekedar untuk prestasi yang diraih.
Universitas Sumatera Utara
2.2
Kreativitas
2.2.1
Pengertian Kreativitas Pengertian kreativitas menurut Suryana (2003:10) adalah: “Berpikir sesuatu
yang baru. Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang”. Suherman (2008:58) mendefinisikan kreativitas sebagai daya cipta yang bernilai ‘lebih’ tinggi dan positif dalam membuat atau menghasilkan suatu produk baru yang lebih pragmatis. Nilai lebih dapat diartikan sebagai lebih baru, lebih baik, lebih bagus, lebih benar, lebih modifikatif, lebih efektif dan lebih efisien. Sementara, lebih ‘pragmatis’ mengandung arti lebih berguna, lebih bermanfaat bagi masyarakat luas, dan lebih mudah diperoleh. Kreativitas menurut Alma (2008:69) adalah “Kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data variabel yang sudah ada sebelumnya.” Menurut Frinces (2004:37) kreativitas sebagai daya cipta, dalam konteks entrepreneurship mengungkapkan bahwa, memahami kreativitas (daya cipta) akan memberikan dasar yang kuat untuk membuat modul atau perangkat tentang kewirausahaan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu produk yang baru ataupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya, yang berguna, serta dapat dimengerti.
Universitas Sumatera Utara
Kreativitas dibutuhkan untuk menciptakan keunggulan kompetitif dan menjaga kelangsungan perusahaan dalam mencapai keberhasilannya. Kreativitas memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha. Hal ini dikarenakan semakin tinggi daya kreativitas yang dimiliki oleh pengusaha maka akan mendorong pengusaha tersebut untuk terus berimajinasi dan menciptakan ide-ide baru yang akan menarik konsumen dan juga membuat usahanya lenih efesien dibandingkan sebelumnya dengan begitu hasil yang akan didapat oleh wirausaha juga akan bertambah. 2.2.2
Ciri-ciri Orang Kreatif Menurut Winardi (2003: 204) ciri-ciri dan watak seseorang yang kreatif
adalah sebagai berikut: 1.
Mengobservasi situasi dan masalah masalah yang sebelumnya tidak diperhatikan orang lain
2.
Membangkitkan ide-ide dan masalah-masalah yang dicapainya dari banyak sumber
3.
Cenderung memiliki banyak alternative terhadap masalah atau subjek tertentu
4.
Seringkali menentang hal-hal yang bersifat klise dan ia tidak terhalang oleh kebiasaan-kebiasaan (yang kadang-kadang menghamabat berfikir kreatif)
5.
Mendayagunakan serta menimba dari kekuatan-kekuatan emosional di bawah sadar yang dimilikinya
6.
Memiliki fleksibitas tinggi dalam pemikirannya, tindakan-tindakannya serta perumusan saran-saran
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian agar seseorang menjadi kreatif, ia memerlukan aktivitas berpikir kreatif, karena tidak mungkin dapat menciptakan hal baru tanpa berfikir terlebih dahulu. Hamalik dalam suherman (2008:57) mengemukakan berfikir kreatif meminta urutan pendapat, pengalaman informasi dan gagasan sehingga tercipta ideide baru yang lebih baik. 2.2.3
Ciri-ciri Kreativitas Menurut Rhodes dalam Sugihartono, dkk (2007: 15) menyebutkan ada 4 ciri
kreativitas sebagai “Four P’s Creativity” atau empat P, yaitu: 1.
Person, merupakan keunikan individu dalam pikiran dan ungkapannya
2.
Process, yaitu kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas dalam berpikir
3.
Press, merupakan situasi kehidupan dan lingkungan sosial yang memberi kemudahan dan dorongan untuk menampilkan tindakan kreatif
4.
Product, diartikan sebagai kemampuan dalam menghasilkan karya yang baru dan orisinil dan bermakna bagi individu dan lingkungan
2.2.4
Proses Kreativitas Menurut Suryana (2008:44-46) untuk membangkitkan kreativitas memerlukan
langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Persiapan (preparation), memberi kondisi kepada seseorang agar memudahkan munculnya kreativitas.
2.
Penyelidikan (investigation), harus dilakukan pelajaran dan masalahnya dan identifikasi komponen utama permasalahannya.
Universitas Sumatera Utara
3.
Transformasi (transformation), identifikasi persamaan dan perbedaan yang ada dengan informasi dan data yang sudah di kumpulkan.
4.
Inkubasi (incubation), ini memerlukan waktu untuk melihat kembali berbagai informasi.
5.
Penerangan (illumination), langkah ini terjadi pada saat inkubasi secara spontan muncul ide baru.
6.
Pengujian (verification), untuk memvaliditas ide yang tepat atau akurat, apakah berguna atau tidak, maka dilakukan percobaan.
7.
Implementasi (implementasion), mulai mentransformasi ide menjadi kenyataan dan digunakan.
2.3
Inovasi
2.3.1
Pengertian Inovasi Inovasi adalah kemampuan mengaplikasikan solusi kreatif terhadap
permasalahan dan peluang yang ada untuk menciptakan kemakmuran. Seorang wirausaha
harus
menerjemahkan
mimpi-mimpinya
menjadi
inovasi
untuk
mengembangkan bisnisnya. Menurut Suryana (2003:10) inovasi yaitu: “Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Chandar, yang dikutip Suherman (2008:59) inovasi adalah “Pendayagunaan hasil kreativitas tertentu (yang orisinil) sehingga menjadi cara, proses, produk atau sumber nilai baru yang berbeda dari sebelumnya”. Menurut Robbins (2002:11) inovasi adalah “Suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk, proses atau jasa”. Jadi semua inovasi menyangkut perubahan, tetapi tidak semua perubahan harus mencakup gagasan baru atau mendorong kesuatu perbaikan yang menyolok. Inovasi bersifat sangat vital bagi keberhasilan serta ketahanan suatu usaha. Sesungguhnya inovasi merupakan inti kemampuan perusahaan kecil untuk dapat bersaing dengan perusahaan besar lainnya yang menjadi pesaing mereka. 2.3.2
Prinsip Inovasi Drucker memberikan prinsip-prinsip yang diberi label “hal-hal yang harus
dikerjakan” dan “hal-hal yang tidak boleh dikerjakan” yang dikutip dari Heller (2003:78). Hal-hal yang harus dikerjakan: 1.
Menganalisa peluang
2.
Melangkah keluar untuk melihat, bertanya dan mendengarkan
3.
Sederhanakan dan fokuskan
4.
Mulai cari hal yang kecil, coba melakukan suatu hal yang spesifik
5.
Bertujuan meraih kepemimpinan pasar
Universitas Sumatera Utara
Hal-hal yang tidak boleh dikerjakan, sebagai berikut: 1.
Jangan coba-coba sok pintar
2.
Jangan membuat diversifikasi, jangan menyimpang, jangan mencoba melakukan terlalu banyak hal sekaligus
3.
Jangan mencoba membuat inovasi untuk masa depan
2.3.3
Karakteristik Inovasi Everett E. Hageen dalam Suryana (2003:19) mengemukakan ciri-ciri inovasi
yang kreatif sebagai berikut: 1.
Opennes to experience, yaitu terbuka terhadap pengalaman. Ia selalu berminat dan tanggap terhadap gejala di sekitar kehidupannya dan sadar bahwa yang didalamnya terhadap individu yang berprilaku sistematik.
2.
Creative imagination, yaitu kreatif dalam berimajinasi. Wirausaha memiliki kemampuan untuk bekerja dengan penuh imajinasi.
3.
Confidence and content in one’s own evaluation, yaitu cakap dan memiliki keyakinan atas penilaian dirinya dan teguh pendirian.
4.
Satisfaction in facing and attacking problems and in resolving confusion or inconsistency, yaitu selalu memiliki kepuasan dalam menghadapi dan memecahkan persoalan.
5.
Has a duty to responsibility to achieve, yaitu memiliki tugas dan rasa tanggung jawab untuk berprestasi.
6.
Intelligence and enregetic, yaitu penuh daya imajinasi dan memiliki kecerdasan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4
Proses Inovasi Menurut De Jong & Den Hartog (2003:25) Perilaku inovatif dapat
didefinisikan sebagai semua tindakan individu yang diarahkan pada generasi, pengenalan dan penerapan baru yang bermanfaat pada setiap tingkat organisasi. De Jong & Den Hartog (2003:26-27) merinci lebih mendalam perilaku inovatif dalam melakukan proses inovasi menjadi 4 tahap sebagai berikut: 1.
Melihat Peluang Melihat
peluang
bagi
karyawan
untuk
mengidentifikasi
berbagai
peluang/kesempatan yang ada. Peluang dapat berawal dari ketidak kongruenan dan diskontinuitas yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan pola yang diharapkan misalnya timbulnya masalah pada pola kerja yang sudah berlangsung, adanya kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi, atau adanya indikasi trends yang sedang berubah. 2.
Mengeluarkan Ide Dalam fase ini, karyawan mengeluarkan konsep baru dengan tujuan untuk perbaikan. Kunci dalam mengeluarkan ide adalah mengombinasikan dan mereorganisasikan informasi dan konsep yang telah ada sebelumnya untuk memecahkan masalah dan atau meningkatkan kinerja.
Universitas Sumatera Utara
3.
Memperjuangkan Maksudnya disini untuk mengembangkan dan mengimplementasikan ide, karyawan harus memiliki perilaku yang mengacu pada hasil. Untuk mengimplementasikan inovasi sering dibutuhkan koalisi, mendapatkan kekuatan dengan menjual ide kepada rekan yang berpotensi.
4.
Aplikasi Dalam fase ini meliputi perilaku karyawan yang ditujukan untuk membangun, menguji dan memasarkan pelayanan baru. Hal ini berkaitan dengan membuat inovasi dalam bentuk proses kerja yang baru ataupun dalam proses rutin yang biasa dilakukan. Menurut Buchari Alma (2018:10), proses inovasi merupakan faktor personal
yang mendorong inovasi itu sendiri, adalah: keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung risiko, faktor pendidikan dan faktor pengalaman. Sedangkan faktor-faktor environtment mendorong inovasi adalah adanya peluang, pengalaman dan kreativitas. Tidak diragukan lagi pengalaman adalah sebagai guru yang berharga yang memicu perintisan usaha, apalagi ditunjang oleh adanya peluang dan kreativitas. 2.4
Keberhasilan Usaha
2.4.1
Pengertian Keberhasilan Usaha Menurut Suryana (2003:85), keberhasilan usaha merupakan hasil pencapaian
tujuan dari bisnis yang dijalankannya. Salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan usahanya, antara lain modal, pendapatan, volume penjualan, output
Universitas Sumatera Utara
produksi dan tenaga kerja. Menurut Dalimunthe (2002: 94), kita dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan yang dapat dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Menurut Noor (2007:397), mengungkapkan bahwa “keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya.” Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan dimana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukkan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukkan suatu keadaan yang lebih baik atau unggul dari masa sebelumnya. Keberhasilan suatu usaha tidak mungkin diraih begitu saja, tetapi keberhasilan usaha dapat dilihat dari diri wirausahawanya itu sendiri, karena keberhasilan disebabkan oleh wirausahawan memiliki otak yang cerdas, kreatif memiliki rasa ingin tahu, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkannya secara produktif atau secara tepat. 2.4.2
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Menurut Tambunan (2002:14) ada banyak faktor yang mempengaruhi
keberhasilan usaha baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah: 1.
Kekuatan modal
2.
Kualitas sumber daya manusia
3.
Penguasaan teknologi
Universitas Sumatera Utara
4.
Sistem manajemen
5.
Jaringan bisnis dengan pihak luar
6.
Tingkat entrepreneurship Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah
sebagai berikut: 1.
Kebijakan ekonomi
2.
Sistem perekonomian
3.
Sistem perburuhan dan kondisi perburuhan
4.
Tingkat pendidikan masyarakat
5.
Lingkungan global Dari faktor-faktor diatas yang dinilai dominan dalam mempengaruhi
keberhasilan usaha mikro adalah faktor internal yaitu tingkat kewirausahaan yang akan membentuk perilaku kewirausahaan dari pengusaha untuk mengelola usahanya menggunakan cara-cara yang berbeda dan lebih efisiensi guna menunjang keberhasilan usaha yang ingin dicapai. 2.4.3
Indikator Keberhasilan Usaha Keberhasilan usaha dapat diukur dari berbagai segi diantaranya laba usaha
yang berhasil dicapai oleh para pengusaha dalam kurun waktu tertentu. Keberhasilan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan. Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahan akumulasi modal, jumlah karyawan, volume penjualan, dan lain-lain. Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1.
Laba (profitability) Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara pendapatan dengan biaya.
2.
Produktivitas dan evisiensi Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan sangat menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.
3.
Daya saing Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dikatakan berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing.
4.
Kompetensi dan etika usaha Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.
5.
Terbangunnya citra baik Citra baik perusahaan terbagi dua yaitu trust internal dan trust eksternal. Trust internal adalah amanah dari segenap orang yang ada dalam perusahaan sedangkan trust eksternal adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas bahkan juga pesaing.
Universitas Sumatera Utara
2.5
Kerangka Konseptual Rahasia para wirausaha untuk menciptakan nilai di pasar adalah berupa
penerapan kreativitas serta inovasi dalam upaya memecahkan masalah-masalah dan mengeksploitasi peluang-peluang yang dihadapi kita setiap hari. Dengan sendirinya kreativitas dan inovasi merupakan suatu hal yang esensial bagi setiap pelaku dalam kewirausahaan. Di mana setiap proses perkembangan usaha mulai dari tahap awal sampai pada tahap penurunan dibutuhkan pemikiran kreatif dan inovatif terhadap produk yang dihasilkan agar suatu usaha dapat terus menghasilkan keuntungan sehingga dapat bersaing dengan mengikuti selera pasar (konsumen) untuk perkembangan suatu usaha terutama di bidang usaha kecil dan menengah yang mempunyai modal kecil sehingga butuh ide-ide kreatif dan inovatif untuk dapat efisien dan efektif dalam setiap tahapan guna menekan penggunaan modal yang bermuara kepada penekanan biaya produksi sehingga produk dapat dilepas di pasar dengan harga terjangkau oleh konsumen. Kreativitas dan inovasi merupakan pasangan yang saling mengisi dalam pengembangan wirausaha di mana kreativitas sebagai penemu maupun pencipta ide baru. Memandang masalah dan peluang haruslah dituangkan dalam bentuk aksi ataupun realisasi ide menjadi sesuatu bentuk barang atau jasa yang mempunyai nilai. Kemampuan merealisasikan kreativitas ini sering disebut dengan inovasi.
Universitas Sumatera Utara
Keterkaitan antara kreativitas dan inovasi sangat penting terhadap keberhasilan dalam suatu perusahaan. Hal tersebut berlaku untuk bisnis dalam semua industri. Akan tetapi kreativitas dan inovasi menjadi semacam “penentu” bagi bisnis kewirausahaan berskala kecil. Pada kenyataannya, kreativitas dan inovasi sering menjadi jantung bagi kemampuan perusahaan kecil untuk dapat bersaing dengan pesaing mereka yang lebih besar. Kreativitas memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha. Hal ini dikarenakan semakin tinggi daya kreativitas yang dimiliki oleh pengusaha maka akan mendorong pengusaha tersebut untuk terus berimajinasi dan menciptakan ideide baru untuk menunjang keberhasilan usahanya. Inovasi juga merupakan kunci keberhasilan suatu usaha. Perubahan pasar yang sangat cepat dan persaingan yang komplek menuntut inovasi yang terus menerus. Inovasi yang terus menerus merupakan suatu kekuatan bagi wirausaha dalam meraih keberhasilan usahanya. Menurut Noor (2007:397), mengungkapkan bahwa “keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya.” Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan dimana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukkan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukkan suatu keadaan yang lebih baik atau unggul dari masa sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Keberhasilan inovasi produk atau proses memberikan sesuatu yang unik atau khas pada suatu produk, yang mungkin sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh perusahaan, tentu dapat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha. Seperti diketahui keadaan dunia bisnis bersifat dinamis, yang diwarnai dengan adanya perubahan dari waktu ke waktu dan adanya keterkaitan antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu, kemampuan atau kompetensi wirausaha tentang kreativitas dan inovasi terhadap perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan usahanya. (Suryana, 2003:23) Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Kreativitas (X1)
Keberhasilan Usaha (Y)
Inovasi (X2) Gambar 2.1: Kerangka Konseptual Sumber: Noor (2007) dan Suryana (2003), data diolah
Universitas Sumatera Utara
2.6. Penelitian Terdahulu Lestari (2011) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan Kreativitas Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jiwa kewirausahaan dan kreativitas secara bersama-sama memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap keberhasilan usaha sentra industri rajutan di Binong Jati Bandung. Diantara variabel independen, kreativitas memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap keberhasilan usaha sentra industry rajutan di Binong Jati bandung dibanding jiwa kewirausahaan. 2.7
Hipotesis Hipotesis menurut Sugiyono (2005 : 70) adalah “jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: “Faktor kreativitas dan inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada usaha pakaian Tauko Medan.”
Universitas Sumatera Utara