ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan keouali
dinyatakan
lain,
berupa
apapun bahan
juga
yang
dan telah
dikeringkan. (4) 1.1 Persyaratan Simplisia (4) Persyaratan
simplisia
dipaparkan
Medika Indonesia. Semua
paparan
persyaratan
kecuali
simplisia,
di
dalam
yang
tertera
tentang
penggunaan merupakan syarat baku bagi bersangkutan. Suatu simplisia tidak
dalam
isi
dan
simplisia
yang
dapat
bermutu Materia Medika Indonesia jika
Materia
dinyatakan
tidak
syarat baku tersebut. Syarat baku yang
memenuhi
tertera
dalam
Materia Medika Indonesia berlaku untuk simplisia akan dipergunakan untuk keperluan
pengobatan,
tidak
dipergunakan
berlaku
bagi
keperluan lain yang
bahan
yang
dijual
dengan
nama abu,
yang tidak larut dalam
abu
kadar
dalam air, kadar sari yang larut dalam
tetapi untuk
yang
Syarat baku simplisia meliputi kadar asam,
yang
sama.
kadar
abu
yang
larut
etanol,
kadar
sari yang larut dalam air dan bahan organik asing. 1.2. Pembuatan Simplisia (2) Tanaman obat yang menjadi
sumber
merupakan salah satu faktor yang
simplisia dapat
nabati,
mempengaruhi
5
SKRIPSI
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
mutu simplisia. Sebagai sumber simplisia, tanaman obat
dapat
berupa
tumbuhan liar atau berupa tanaman budidaya.
Tumbuhan
umumnya kurang baik untuk dijadikan sumber
simplisia
jika dibandingkan
tanaman
dengan
budidaya,
simplisia yang dihasilkan mutunya
tidak
karena
tetap.
Hal
berbeda-beda.
Umur
ini terutama disebabkan : a. Umur
tumbuhan
tumbuhan
yang
yang
dipanen
dipanen
berpengaruh
senyawa aktif. Ini berarti bahwa
pada
mutu
kadar
simplisisa
yang dihasilkan tidak sama, karena umur pada
saat
panen tidak sama. b. Jenis kurang
(species)
tumbuhan
diperhatikan,
yang
dipanen
sehingga
sering
simplisia
yang
diperoleh tidak sama. c. Lingkungan
tempat
tumbuh
yang
berbeda,
sering
mengakibatkan perbedaan kadar senyawa aktif. Pada
umumnya
pembuatan
simplisia
melalui
tahapan
sebagai berikut :
pengumpulan
bahan
baku,
sortasi
basah, penoucian,
perajangan,
pengeringan,
sortasi
kering, pengepakan dan penyimpanan. a. Pengumpulan bahan Waktu
panen
sangat
erat
pembentukan senyawa aktif di
hubungannya dalam
bagian
dengan tanaman
yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada bagian tanaman
tersebut
mengandung
senyawa
saat aktif
dalam jumlah yang tersebar.
SKRIPSI
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
b . Sortasi basah Sortasi basah atau
bahan
dilakukan asing
untuk
lainnya
memisahkan
dari
bahan
kotoran
simplisia.
Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar tanaman
obat,
kerikil,
bahan-bahan
rumput,
asing
batang,
seperti
daun,
akar
suatu tanah,
yang
telah
rusak, serta pengotor lainnya harus dibuang. c. Pencucian Pencuc.ian dilakukan untuk
menghilangkan
tanah
pengotor lainnya yang melekat pada bahan Pencucian
dilakukan
dengan
air
dan
simplisia.
bersih.
Bahan
simplisia yang mengandung 2 at yang mudah larut dalam air,
pencucian
agar
dilakukan
dalam
waktu
yang
sesingkat mungkin. d . Perajangan Beberapa proses
jenis
bahan
perajangan.
dilakukan
untuk
simplisia Perajangan
mempermudah
perlu
mengalami
bahan
simplisia
proses
Tanaman yang baru diambil jangan
pengeringan.
langsung
dirajang
tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama satu hari. e. Pengeringan Tujuan
pengeringan
simplisia yang tidak disimpan mengurangi
dalam kadar
adalah mudah
waktu
yang
air
dan
enzimatik akan dapat
dicegah
untuk rusak, lebih
mendapatkan sehingga
dapat
lama.
Dengan
menghentikan
reaksi
penurunan
mutu
atau
perusakan simplisia. Dari hasil penelitian diketahui
SKRIPSI
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
bahwa reaksi enzimatik tidak akan
berlangsung
kadar air dalam simplisia kurang dari 10 % .
bila Dengan
demikian proses pengeringan sudah dapat menghentikan proses enzimatik dalam sel bila kadar
airnya
dapat
pengeringan
yaitu
mencapai kurang dari 10% . Pada dasarnya dikenal
dua
cara
pengeringan secara alamiah
dan
dari
dikandung
senyawa
aktif
yang
buatan.
tanaman yang dikeringkan, maka dapat dilakukan
dengan
dalam
pengeringan
bagian alamiah
cara.
Pertama
panas matahari langsung. Cara
ini
dilakukan
untuk
mengeringkan
yang
relatif
keras
bagian
dua
Tergantung
tanaman
seperti kayu, kulit kayu, biji
dan
dengan
sebagainya
dan
mengandung senyawa aktif yang relatif stabil.
Kedua
diangin-anginkan dan tidak dipanaskan
sinar
dengan
matahari langsung. Cara ini terutama digunakan untuk mengeringkan
bagian
tanaman
yang
bunga, daun, dan sebagainya dan
lunak
seperti
mengandung
senyawa
aktif mudah menguap. Pengeringan secara
buatan
menggunakan
suatu
atau mesin pengering yang suhu, kelembaban,
alat
tekanan
dan aliran udaranya dapat diatur. Dengan menggunakan cara pengeringan buatan
dapat
diperoleh
simplisia
dengan mutu yang lebih baik karena pengeringan merata
dan
waktu
pengeringan
lebih
cepat
akan tanpa
dipengaruhi keadaan cuaca.
SKRIPSI
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
f . Sortasi kering Sortasi tahap untuk
setelah akhir
pengeringan
pembuatan
memisahkan
bagian-bagian
simplisia.
benda-benda
tanaman
yang
pengotor-pengotor lain yang simplisia
kering.
sebenarnya
Proses
Tujuan
sortasi
asing
tidak masih ini
merupakan
seperti
diinginkan tertinggal
dilakukan
simplisia dibungkus dan kemudian
dan pada
sebelum
disimpan.
Seperti
halnya sortasi awal, sortasi di sini dapat dilakukan dengan cara mekanik. Pada simplisia bentuk sering
jumlah
akar
yang
melekat
pada
harus
dibuang.
Demikian
pula
partikel-partikel
pasir,
besi,
dan
terlampau besar dan adanya
rimpang, rimpang
benda-benda tanah lain yang tertinggal harus dibuang sebelum simplisia dibungkus. g. Pengepakan dan penyimpanan Pengepakan dapat dilakukan dengan berat atau
jumlah
tertentu untuk memudahkan penentuan jumlahnya. Wadah yang dipakai untuk pengepakan harus beracun dan tidak bereaksi tidak
menyebabkan
dengan
Selain
isinya
terjadinya
penyimpangan warna, bau, rasa simplisia.
bersifat
itu
dan
wadah
sehingga
reaksi sebagainya harus
tidak
serta pada
melindungi
simplisia dari cemaran mikroba, kotoran dan serangga serta
mempertahankan
senyawa
aktif
menguap atau menoegah pengaruh sinar, air dan gas-gas lainnya yang dapat
SKRIPSI
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
yang masuknya
menurunkan
mudah uap mutu
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
simplisia. Untuk simplisia yang tidak tahan terhadap sinar
diperlukan
wadah
yang
dapat
melindungi
simplisia dari cahaya. Tinjauan Tentang Guazuma Ulmifolia Lamk.(4) Tanaman ini ditanam
sebagai
tanaman
pekarangan
pohon peneduh di tepi jalan. Dan tumbuh liar di tertentu. Tanaman ini diperbanyak
dengan
juga dengan stek
Tumbuhan
tunas
berakar.
atau daerah
biji,
dapat
ini
belum
dibudidayakan secara teratur. 1. Klasifikasi Guazuma Ulmifolia Lamk. (5) Spermatcphyta
Divisi Anak divisi
Angiospermae
Kelas
Dicotyledoneae
Anak kelas Bangsa
Dialypetalae Malvales Sterculiaceae
Suku
Guazuma
Marga
Guazuma ulmifolia Lamk.
Jenis 2. Kama Daerah (4) Sumatra
jati blanda
Jawa
jati londa, jatos landi
Pertelaan (4) Guazuma ulmifolia
Lamk.
merupakan
tumbuhan
pohon, tinggi 10 m sampai 20 m, peroabangan
berupa ramping.
Bentuk daun bundar telur sampai lanset, panjang helai daun 4 cm sampai 22,5 cm, lebar 2 cm pangkal menyerong
SKRIPSI
berbentuk
oantung,
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
sampai bagian
10
cm, ujung
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
tajam, permukaan daun bagian permukaan
bagian
tangkai daun
5
bawah mm
atas
berambut
jarang,
rapat;
panjang
berambut
sampai
25
mm,
mempunyai
daun
penumpu berbentuk lanset atau berbentuk paku, panjang 3 mm sampai 6 mm. Perbungaan berupa mayang, panjang 2 cm sampai 4 cm, berbunga banyak,
bentuk
bunga
agak
ramping dan berbau wangi; panjang gagang bunga
lebih
kurang 5 mm; kelopak bunga lebih kurang 3 mm; mahkota bunga berwarna kuning, panjang tajuk terbagi dalam dua
3
bagian,
mm
sampai
berwarna
4
mm;
ungu
tua
kadang-kadang kuning tua, panjang 3 mm sampai
4
mm,
bagian bawah berbentuk garis, panjang 2 mm sampai 2,5 mm; tabung benang sari berbentuk mangkuk; bakal
buah
berambut, panjang buah 2 cm sampai 3,5 cm. Buah
yang
telah masak berwarna hitam. 2.4. Kandungan Kimia - Kulit tanaman : minyak lemak,
lendir,
damar,
zat
rasanya pahit (6) - Pada daunnya : Tanin,
lendir,
damar
(4,6,7)
2.5. Kegunaan Bagian daun dipakai (4), batuk rejan (8).
sebagai Pada
adstringen bagian
sebagai obat sakit beri-beri, pada
kurang
digunakan
gajah,
Bahkan menurut NY. Kloppenburg seduhan dari daun
ini
sebagai
adstringen,
bengkak (6)
digunakan
makan,
kulit
diare
diare.
dapat
kaki,
sakit
(7),
obat
pelangsing
tubuh.
(8,9,10)
SKRIPSI
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
[: B O' n A B A V A 6. Persyaratan Baku Simplisia (4) Kadar abu : tidak lebih dari 10,4 % Kadar abu yang tidak larut dalam asamrtak lebih 2,3 X Kadar sari yang larut dalam air:tak kurang dari 7,2 % Kadar sari yang larut dalam etanol : tak kurang 3,7 V* Kadar air : tidak lebih dari 10,0 % . Tinjauan Tentang Tanin (20,21) Tanin merupakan segolongan besar senyawa kompleks terdistribusi tersimpan
luas
pada
dalam
bagian
tumbuhan.
yang
Umumnya
tertentu
dalam
tanin
tumbuhan,
misalnya daun, buah muda, kulit batang, batang dan yang paling banyak pada sel-sel mati atau mengering. Menurut teori kegunaan tanin bagi metabolisme tumbuhan adalah : 1. Sebagai
sumber
energi
dalam
proses
buah, dimana energi diperoleh dengan
penuaan mengoksi-
dasi tanin. 2. Sebagai sumber asam-asam dalam buah. 3. Karena daya anti septiknya, berfungsi
menoegah
maka
senyawa
kerusakan-kerusakan
ini yang
disebabkan serangga atau oamur. Tanin laurt dalam air, alkali encer, alkohol, gliserol, dan aseton, tetapi sedikit larut dalam pelarut yang lain. Larutannya mengendapkan
logam-logam
alkaloida, glikosida, dan gelatin.
Senyawa
dikristalkan, larutannya dalam air
bereaksi
berasa
"sepet".
memberikan
SKRIPSI
organik
endapan
Dengan yang
garam-garam berwarna
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
hijau
berat,
ini basa
besi
sulit dan (III)
kecoklatan
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
atau bir\i hijau, sedangkan dan amonia
memberikan
mengendapkan
protein
dengan
kalium
ferisianida
tua.
Tanin-tanin
warna
merah
dari
larutannya
berkombinasi dengan protein
sehingga
tahan terhadap
pemecah
digunakan
enzim-enzim
pada
jaringan
hidup
dan
mampu
mengakibatkannya protein.
"daya"
Apabila
ini
dikenal
sebagai daya astringen dan merupakan
dasar
menggunaan
terapetis dari tanin. Senyawa
dalam
pengobatan
digunakan
sebagai
penoernaan alkaoid,
astringen,
maupun tanin
tanin
kulit.
sangat
baik
Karena
untuk
dapat
bermanfaat
saluran
mengendapkan
dalam
menangkal
keracunan alkaloid. Berdasarkan struktur
dan
sifat
kimianya
tanin-tanin
dibedakan atas tanin terhidrolisa dan tanin kondensasi. a. Tanin Terhidrolisa Golongan
ini
merupakan
konyugat-konyugat
monosakarida, umumnya D-glukosa, dimana hidroksilnya semua dengan
asam
atau
sebagian
oleh
asam,
membebaskan
gugus-gugus
membentuk
galat,elagat,trigalat
heksahidroksidifenat. Tanin ini alkali
atau
asam-asam
Senyawa tanin golongan ini
dan
mudah
dan
berbentuk
ester asam
terhidrolisa
enzim-enzim
aromatik
dari
spesifik, karbohidrat.
amorf
kuning
coklat, larut dalam air membentuk dispersi koloidal. Salah
satu
oontoh
tanin
golongan
ini
adalah
Korilagin.
SKRIPSI
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
b. Tanin Kondensasi Golongan ini lebih tahan terhadap hidrolisa daripada golongan
tanin
terhidrolisa.
biosintesanya dijumpai senyawa 3,4-diol
sebagai
kondensasi ada
bentuk
hubungan
Senyawa
ini
oleh
menjadi
komponen
Karena
katakin antara,
dengan
dan
flavan
maka
tanin
pigmen
asam
atau
enzim
merah
yang
tidak
dalam
flavonoid.
akan
terurai
larut
yang
dikenal sebagai plobapen, sehingga golongan ini juga disebut plobatanin. Selain itu karena pada destilasi kering
menghasilkan
katekol,
senyawa
tanin
ini dikenal sebagai katekol tanin.
4. Tinjauan Tentang Metode Permanganometri (11,12) Kalium permanganat adalah
suatu
bisa digunakan untuk penetapan bersifat
reduktor
baik
zat
oksidator kadar
kuat
yang
zat
yang
maupun
zat
suatu
organik
anorganik. Untuk penetapan kadar suatu zat reaksi redok dengan kalium permanganat bisa dilakukan dalam asam netral dan basa,
tentu
saja
dengan
suasana
equivalensi
yang tidak sama, karena hasil akhir reaksi tidak sama. Dalam suasana asam kalium permanganat adalah
oksidator
yang sangat kuat, dan reaksi reduksi yang terjadi dalam suasana asam adalah seperti di bawah ini : MnO^
SKRIPSI
+ 8 H+ + 5 e ===== Mn++ + 4 HjO (E° = 1,51)
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
Asam yang * paling
baik
digunakan
dalam
titrasi
adalah asam sulfat, karena.tidak terjadi reaksi kalium permanganat selama asam
sulfat
ini
dengan
yang
digunakan
permanganat
mengalami
encer. Dalam suasana basa kuat
kalium
reduksi dalam dua jenis reaksi seperti di bawah ini : (i)
reaksi yang relatif cepat : MnO" + e
<-----► MnO^
(E°=0,56)
(ii) reaksi yang relatif lambat : MnO^ + 2 H20 + 2 e Supaya
reaksi
.«■--- ► MnOz + 4 OH- (E°=0,60)
berlangsung
pada
reaksi
(i)
ditambahkan barium ion untuk membentuk barium
perlu manganat
yang tidak larut. Dalam suasana netral atau basa lemah kalium permanganat mengalami reduksi seperti dibawah ini : MnO^ + 2H20 + 3 e
—
Kalium permanganat adalah
► Mn02 + 4 0H~ (E°=0,59) bahan
sangat sulit untuk didapatkan
baku
yang
primer,
murni
karena
bebas
dari
Mn02 . Mn©2 merupakan katalis terjadinya autodekomposisi larutan kalium permanganat selama penyimpanan.
Reduksi
dekomposisi tersebut adalah seperti dibawah ini : 4 MnO~ + 2 H20
=======
Larutan kalium permanganat adanya
ion
Mn++,
yang
4 MnOg + 3 02 + 4 0H‘ juga
tidak
menyebabkan
stabil reaksi
dengan seperti
dibawah ini : 2 MnO^ + 3 Mn++ + 2 HgO Reaksi
SKRIPSI
ini
berlangsung
====== 5 Mn02 + 4 H+
lambat
dalam
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
suasana
asam,
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
tetapi dalam suasana netral berlangsung cepat. Reaksi oksidasi kalium permanganat terhadap zat organik yang mempunyai ikatan rangkap tersebut,
rangkap 2 at
untuk
adalah organik
ikatan rangkap pada atom C tersier
memutus yang
dengan
ikatan
mempunyai
C
terminal
maka terbentuk senyawa keton dan
MO
0 a s a m g&l&t 5. Tinjauan Tentang Kromatografi Lapisan Tipis (13,14,15) Kromatografi lapisan tipis merupakan salah satu
teknik
yang telah digunakan secara luas untuk identifikasi dan pemisahan senyawa
kimia.
Kromatografi
lapisan
merupakan suatu metode kromatografi dimana bergerak dengan gaya kapiler
melintasi
fase diam yang melekat pada suatu
tipis
fase
gerak
lapisan
tipis
secara
serba
pelat
sama. Jika campuran senyawa kimia ditotolkan pada diam
dan
kemudian
pengembang yang tersebut
sesuai
akan
kecepatan yang pada
larutan
SKRIPSI
campuran
larutan
senyawa
kimia
melintasi
fase
diam
berbeda
tergantung
pada
kelarutannya
pengembang pada
kromatografi
pemisahan,
maka
dengan
bergerak
tersebut melekat utama
dikembangkan
fase
tetapi
identifikasi
dan
kuantifikasi
dapat
dan
fase lapisan dapat
kecenderungan diam.
juga
kuantifikasi. dilakukan
kegunaan
adalah
digunakan Untuk
dengan
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
senyawa
Walaupun
tipis
dengan
untuk untuk
keperluan
dua
cara:
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
1. Pengukuran langsung dari noda pada lapisan tipis a. Membandingkan
luas
noda
bahan
yang
diperiksa
dan
pembanding
dengan luas noda pembanding. Luas noda bahan
yang
diperiksa
dapat dihitung dengan menyalin noda milimeter. Kemudian dihitung yang
ada
dalam
noda.
pada
jumlah
Kotak
kertas
kotak
milimeter
utuh yang
kira-kira
setengah
dijumlah.
Sedangkan
kotak-kotak
yang
besar
setengah,
lebih
dari
digabungkan dengan kotak-kotak yang
lebih
dari setengah dan dihitung
satu
sebagai
kecil kotak.
Kotak yang sangat kecil dijumlahkan dan dikalikan dengan 1/10. Semakin kecil
kotak
yang
dipakai,
hasil perhitungan semakin baik. b. Membandingkan berat
guntingan
noda
bahan
yang
diperiksa dengan noda pembanding. Noda bahan yang diperiksa dengan noda disalin
pada
difotokopi.
suatu Ini
kertas kemudian
yang
pembanding
homogen
digunting
atau dengan
menggunakan gunting yang tajam dan potongan
yang
tepat. Guntingan ini kemudian ditimbang. c. Dengan cara densitometri 2. Pengukuran secara tak langsung Setelah
noda-noda
komponen
bahan
dan
dideteksi dan diketahui lokasinya pada lapisan tipis yang
bernoda
dikerok
pembanding kromatogram,
dan
ditampung
kemudian diekstraksi. Hasil ekstraksi kemudian dapat
SKRIPSI
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dianalisa secara kuantitatip
yang
dapat
dilakukan
dengan
diantaranya
secara
berbagai
cara
spektrofotometri dan volumetri. Tinjauan Tentang TLC Scanner 1, Teori Kubelka Munk (16) Pada teori Kubelka-Munk, semua sifat matrik oleh dua parameter, K dan adalah koefisien
S,
absorpsi
secara
dan
berturut-turut
koefisien
Teori Kubelka-Munk melukiskan cahaya
diwakili
hamburan.
transmitan
dan
reflektan sebagai fungsi dari kedua koefisien diatas. Asumsi bahwa
koefisien
absorbsi
tidak
dipengaruhi
oleh koefisien hamburan lapisan silika dan sebaliknya diperlukan untuk menerapkan teori densitometri. Jika
seberkas
Kubelka-Munk
cahaya
pada
monokromatis
melintas dengan arah tegak lurus bidang lapisan
yang
tebalnya x, maka intensitas cahaya yang searah dengan harga x
positip
diberi
berlawanan arah diberi
simbol simbol
i, j.
sedangkan Secara
yang
matematis
teori Kubelka-Munk dapat dirumuskan sebagai berikut : ■- £
=
- SJ
^
= (K + S) - Si
dimana : i = intensitas cahaya yang searah dengan harga x positip 0
=
intensitas
cahaya
yang
berlaw&nan
arah
dengan harga x positif
SKRIPSI
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
EKO ANDRI PRASTOWO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
S = koefisien hamburan K = koefisien absorpsi x = tebal lapisan 5.2. Anallsa Kualitatif TLC Scanner (13) Setelah
bahan
ditotolkan, ditentukan
yang
diperiksa
dikembangkan
dan
dan
pembanding
terjadi
pemisahan,
(diidentifikasi)
noda-noda
hasil
pemisahan, yaitu dengan menentukan harga Rf atau
hRf
dari tiap-tiap noda. Rf
_ -iarak vantf ditempuh komponen.bahan____
jarak yang ditempuh pelarut pengembang hRf = Rf x 100 Ini
dibandingkan
pembanding pada
dengan lapisan
harga tipis
kurang meyakinkan, perlu hasil dianalisa dengan
Rf yang noda
pereaksi-pereaksi
atau
hRf
sama. yang
noda
Apabila terpisah,
khusus,
setelah
diekstraksi dari lapisan tipisnya. Dapat
pula
gelombang
dengan maksimum
cara noda
membandingkan bahan
dengan
gelombang maksimum noda pembanding. Bahan dengan pembanding akan mempunyai
harga
panjang panjang yang
Rf
atu
sama hRf
atau panjang gelombang maksimum yang sama.
SKRIPSI
STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ...
EKO ANDRI PRASTOWO