BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Hutang 2.1.1 Pengertian Rasio Hutang Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio hutang merupakan rasio yang mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Semakin tinggi rasio hutang, semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio hutang yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio hutang terhadap total aktiva (total debt to total asset ratio). Menurut Syafrizal Helmi (2009) dalam artikelnya yang berjudul ”Rasio-Rasio Keuangan Perusahaan”, rasio hutang terhadap total aktiva merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva yang diketahui. Menurut Manatap (2010) rasio hutang yang tinggi dapat memiliki dua asumsi, pertama adalah bahwa tingkat hutang yang tinggi memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik karena mampu menggunakan lebih banyak hutang dalam struktur modalnya. Kedua adalah bahwa rasio hutang yang tinggi menjadi indikator bahwa perusahaan memiliki risiko bisnis yang tinggi pula.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Pengertian Hutang dan Macam-Macam Hutang Hutang adalah kewajiban yang dimiliki perusahaan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang yang diperoleh dari pihak lain. Menurut Djarwanto (2004), berdasarkan jangka waktu pengembaliannya atau pelunasannya, hutang terbagi sebagai berikut: 1. Hutang Jangka Pendek Hutang jangka pendek merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu yang normal, umumnya satu tahun atau kurang semenjak neraca disusun, atau hutang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Yang termasuk hutang jangka pendek, yaitu: a. Hutang Dagang Semua pinjaman yang timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa kredit. Pinjaman tersebut akan dikembalikan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang (jangka waktu operasi perusahaan yang normal). b. Wesel bayar Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan untuk membayar sejumlah uang atas perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan datang yang ditetapkan (hutang wesel). Promes dapat diberikan kepada bank ketika perusahaan meminjam uang, kepada kreditur untuk pembelian barang dagangan secara kredit, atau kepada
Universitas Sumatera Utara
perusahaan lain untuk pembelian aktiva yang lain selain barang dagangan. c. Penghasilan yang Ditangguhkan Penghasilan yang diterima lebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya belum menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah menyerahkan uang lebih dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan
menyerahkan
barang
atau
jasanya
(perusahaan
berkewajiban untuk memenuhinya). Penghasilan baru direalisir bila jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai. Yang termasuk penghasilan yang ditangguhkan misalnya pembayaran di muka dari langganan untuk hasil produksi, sewa yang diterima di muka, uang langganan majalah yang diterima lebih dahulu. d. Hutang Deviden Bagian laba perusahaan yang diberikan sebagai dividen kepada pemegang saham tetapi belum dibayarkan pada waktu neraca disusun. e. Hutang Pajak Beban pajak perseroan yang belum dibayar pada waktu neraca disusun. f. Kewajiban yang Masih Harus Dipenuhi Kewajiban yang timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu tetapi pembayarannya belum
Universitas Sumatera Utara
dilakukan (misalnya upah, bunga, sewa, pensiun, pajak harta milik, dan lain-lain). g. Hutang Jangka Panjang yang telah Jatuh Tempo Sebagian atau seluruh hutang jangka panjang yang menjadi hutang jangka pendek karena sudah sampai waktunya untuk dilunasi. 2. Hutang Jangka Panjang Hutang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu melebihi satu tahun. Timbulnya pinjaman ini umumnya karena perusahaan memerlukan dana besar untuk membelanjai perluasan pabrik, tambahan perlengkapan, modal kerja, atau tanah, melunasi hutang jangka pendek atau hutang jangka panjang lainnya. Yang termasuk hutang jangka panjang, yaitu: a. Hutang Hipotek Hutang hipotek adalah surat tanda berutang dengan jangka waktu pembayaran melebihi satu tahun, di mana pembayarannya dijamin dengan aktiva tertentu seperti misalnya bangunan, tanah, atau perabot. b. Hutang Obligasi Hutang obligasi adalah surat tanda berutang yang dikeluarkan di bawah cap segel, yang berisi kesanggupan membayar pokok pinjaman pada tanggal jatuh temponya dan membayar bunganya
Universitas Sumatera Utara
secara teratur pada setiap interval waktu tertentu yang telah disepakati. c. Wesel Bayar Jangka Panjang Wesel bayar jangka panjang adalah wesel bayar di mana jangka waktu pembayarannya melebihi jangka waktu satu tahun atau melebihi jangka waktu operasi normal. 2.2 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dianggap sebagai salah satu penentu struktur modal. Perusahaan berskala besar umumnya memiliki tingkat utang lebih tinggi. Karena perusahaan besar memiliki keuntungan lebih dari perusahaan-perusahaan yang lebih kecil dalam mengakses pasar kredit dan dapat meminjam dalam kondisi yang lebih baik. Semakin besar perusahaan tersebut, semakin banyak informasi yang diharapkan akan tersedia tentang kredit yang dilakukan, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan sumber daya keuangan dari kreditur. Tetapi bagi perusahaan kecil, mendapatkan dana eksternal dari kreditur tidak semudah seperti perusahaan besar, sehingga tingkat hutang pada perusahaan kecil juga lebih rendah. Menurut Riyanto (2001) perusahaan yang lebih besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal. Sehingga
Universitas Sumatera Utara
semakin besar ukuran perusahaan kecenderungan untuk menggunakan hutang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan modal dari pada perusahaan kecil. 2.3 Peluang Pertumbuhan Peluang pertumbuhan adalah peluang pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan. Peluang pertumbuhan merupakan ukuran sampai sejauh mana laba per lembar saham suatu perusahaan dapat ditingkatkan oleh leverage. Perusahaanperusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih banyak membutuhkan dana di masa depan dan juga lebih banyak mempertahankan laba. Perusahaanperusahaan yang mengalami pertumbuhan tinggi berharap akan menikmati pertumbuhan tersebut bagi para pemegang saham. Sebaliknya, apabila perusahaan memperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang rendah, mereka akan berupaya membagi risiko pertumbuhan rendah dengan para kreditur melalui penggunaan hutang. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan yang rendah akan lebih banyak menggunakan hutang jangka panjang. 2.4 Likuiditas Likuiditas adalah sesuatu yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus dipenuhi sesegera mungkin. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan semakin mudah untuk mendapatkan sumber pinjaman sebagai bagian aktivitas pendanaannya sehingga dapat mempengaruhi struktur modal.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Winda (2011), rendahnya nilai rasio ini dapat mengindikasikan bahwa suatu perusahaan mengalami kesulitan kas sehingga waktu dapat menimbulkan kegagalan pembayaran kepada krediturnya. Menurut Sriwimerta (2010) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang Terhadap Likuiditas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, bahwa ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan likuiditas perusahaan, yaitu: 1. Besarnya investasi pada aktiva tetap dibandingkan dengan seluruh dana jangka panjang. Pemakaian dana untuk pembelian aktiva tetap adalah salah satu sebab utama dari keadaan tidak likuid. Apabila semakin banyak dana perusahaan yang dipergunakan untuk aktiva tetap, maka sifatnya untuk membiayai kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit. Oleh sebab itu, likuiditas menurun. Kemerosotan tersebut hanya dapat dicegah dengan menambah dana jangka panjang untuk menutup kebutuhan aktiva tetap yang meningkat. 2. Volume kegiatan perusahaan. Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan dana untuk membiayai aktiva lancar. Sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi dengan meningkatkan hutang-hutang, tetapi jika hal lain tetap, investasi dana jangka panjang untuk membiayai tambahan kebutuhan modal kerja sangat diperlukan agar rasio dapat dipertahankan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengendalian aktiva lancar. Apabila pengendalian yang kurang baik terhadap besarnya investasi yang melebihi daripada yang seharusnya, maka sekali lagi rasio akan turun dengan tajam, kecuali apabila disediakan lebih banyak dana jangka panjang. 2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No.
NamaPeneliti
1.
Azlan Hafitz (2012)
2.
Winda V. Silitonga (2011)
Variabel Penelitian Pengaruh Firm Variabel Size, Growth independen: Opportunity, Firm Size, Liquidity, dan Growth Opportunity, Profitability Terhadap Struktur Liquidity, dan Modal pada Profitability. Perusahaan Otomotif yang Variabel Terdaftar di BEI dependen: Struktur Modal Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Basis Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas
Firm Size dan Growth Opportunity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan Liquidity dan Profitability secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Seluruh variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Ukuran Perusahaan, Basis Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas secara parsial
Variabel independen: Ukuran Perusahaan, Basis Perusahaan, Profitabilitas,
Universitas Sumatera Utara
Terhadap Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia
Leverage, dan Likuiditas.
berpengaruh negatif terhadap pengungkapan Variabel tanggung jawab dependen: sosial dalam Tingkat laporan tahunan. Pengungkapan Sedangkan Tanggung seluruh variabel Jawab Sosial independen tersebut secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. 3. Manatap Pengaruh Struktur Variabel Struktur Aktiva Situmorang Aktiva, independen: secara parsial (2010) Profitabilitas, dan Struktur berpengaruh Ukuran Aktiva, signifikan Perusahaan Profitabilitas, terhadap struktur Terhadap Struktur dan Ukuran modal. Modal pada Perusahaan. Sedangkan Perusahaan profitabilitas dan Manufaktur yang Variabel ukuran Terdaftar di Bursa dependen: perusahaan secara Efek Indonesia Struktur Modal parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Seluruh variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sumber: Hasil Olahan Penulis
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, penulis dapat membuat kerangka konseptual sebagai berikut: Ukuran Perusahaan (X1) Peluang Pertumbuhan (X2)
Rasio Hutang (Y1)
Likuiditas (X3)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Ukuran perusahaan merupakan indikator yang ditunjukkan seberapa besar suatu perusahaan memiliki kekayaan atau aset yang dimanfaatkan untuk menjalankan usaha, tetapi juga bisa ditunjukkan oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan, penjualan, maupun indikator-indikator lainnya. Peluang pertumbuhan merupakan tolak ukur peluang pertumbuhan perusahaan di masa depan. Peluang pertumbuhan mengukur sejauh mana laba per lembar saham suatu perusahaan dapat ditingkatkan oleh leverage. Perusahaanperusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih banyak membutuhkan dana di masa depan dan lebih banyak mempertahankan laba. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian, rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja
Universitas Sumatera Utara
keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dihadapi dan kebenarannya harus dibuktikan melalui hasil penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: H1 = Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap rasio hutang. H2 = Peluang pertumbuhan mempunyai pengaruh negatif terhadap rasio hutang. H3 = Likuiditas mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap rasio hutang. H4 = Ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap rasio hutang.
Universitas Sumatera Utara