Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
1
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, RASIO LEVERAGE, DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN LABA Nazuwa Zafira
[email protected]
Lailatul Amanah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to find out and prove the influence among liquidity ratio, leverage ratio, and profitability ratio to the profit change at the automotive companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. The research type is using quantitative research because in analyzing the research variables are using statistic procedure. The research populations are automotive companies which are listed in Indonesia Stock Exchange for 5 years period since the year of 2008 until 2012; with the samples selection are using purposive sampling as many as 9 automotive companies. The data analysis technique is using multiple linier regression, determination coefficient (R2) and also the hypothesis test which are F test and t test.Based on the analysis and hypothesis test it can be concluded as follows: (1) Current ratio has no significant influence to the profit change at the automotive companies; (2) Debt to asset has significant influence to the profit change at the automotive companies; (3) Return on asset has significant influence to the profit change at automotive companies; (4) Return on equity has significant influence to the profit change at automotive companies. Keywords: financial report, financial ratio and profit.
INTISARI Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh antara rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio profitabilitas terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan penelitian kuantitatif karena dalam penganalisaan variabel penelitian dilakukan dengan prosedur statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 5 tahun yaitu tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, dengan pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 9 perusahaan otomotif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah regresi linier berganda, koefisien determinasi (R2 ) serta pengujian hipotesis yaitu uji F dan uji t. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif; (2) Debt to asset berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif pada perusahaan otomotif; (3) Return on asset berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif; (4) Return on equity berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif. Kata kunci: laporan keuangan, rasio keuangan dan laba
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
2 PENDAHULUAN Pada era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan dituntut untuk dapat mengolah fungsi-fungsi yang penting secara efektif dan efisien, sehingga perusahaan bisa lebih profesional. Di sisi lain perusahaan dituntut untuk tetap eksis dalam kondisi perekonomian globaL. Perusahaan juga dituntut harus memiliki laporan keuangan yang baik serta dasar yang kuat dalam melaksanakan operasionalnya dalam rangka memaksimalkan laba. Informasi tentang kinerja keuangan perusahaan dibutuhkan oleh pihak intern dan ekstern. Pihak intern adalah manajemen, sedangkan pihak esktern adalah calon investor, kreditor, pemerintah, dan pelaku bisnis. Pengelola perusahaan memerlukan informasi khususnya informasi mengenai apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Mereka berkepentingan dengan informasi masa lalu untuk mengevaluasi prospek kinerja perusahaan di masa datang dengan melihat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang menyajikan hasil pengumpulan dan pengolaan data keuangan yang dapat digunakan untuk membantu para pengguna dalam memprediksi perubahan laba perusahaan di masa yang akan datang, sehingga bisa diambil keputusan yang tepat. Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam mata uang rupiah ataupun dalam mata uang asing. Analisis laporan keuangan menggunakan analisis rasio yang digunakan untuk mengevaluasi keadaan finansial masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Weston (2004) menyatakan bahwa rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun di dalam perusahaan. Dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagihan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio. Kasmir (2008) menyatakan bahwa rasio solvabilitas atau leverage disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Artinya, perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio leverage yang ada. Penggunaan rasio secara keseluruhan, artinya seluruh jenis rasio yang dimiliki perusahaan, sedangkan sebagian artinya perusahaan hanya menggunakan beberapa jenis rasio yang dianggap perlu untuk diketahui. Sedangkan dalam penelitian ini digunakan rasio yaitu debt to asset ratio. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mendapat keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset dan return on equity. Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan keuangan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaikki atau menutupi keuangan tersebut. Sedangkan kekuatan ini, harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, karena kekuatan ini dijadikan modal selanjutnya di masa depan. Laba merupakan dasar perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakkan investasi pengambilan keputusan, dasar dalam memprediksi laba maupun kejadian ekonomi perusahaan di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
3 dalam menjalankan peusahaan serta sebagai dasar dalam penilaian kinerja perusahaan (Harahap, 2005:263). Laba bermanfaat bagi perusahaan untuk kelangsungan hidup perusahaan serta untuk mengukur keberhasilan perusahaan. Laba ditahun sekarang dapat dijadikan sebagai prediksi untuk memperoleh laba di masa yang akan datang. Laporan laba rugi merupakan laporan terpenting dalam suatu perusahaan karena melaporkan kegiatan peusahaan dalam meraih keuntungan selama periode akuntansi tertentu. Informasi laba bagi pihak internal dan eksternal merupakan informasi yang sangat penting. Bagi manajemen perubahaan laba merupakan hasil pencapaian dari aktivitas operasi perusahaan dipercayakan kepada mereka dan berhubungan dengan kelangsungan hidup perusahaan untuk selalu berkembang. Bagi pemerintah laba merupakan dasar untuk perhitungan pajak penghasilan perushaan. Bagi investor laba merupakan informasi sangat penting untuk mengambil keputusan investasi. Hal ini berkaitan dengan perkiraan jumlah kas dari deviden yang akan diterima yang jumlahnya tergantung laba perusahaan yang akan datang. Berdasarkan latar belakang di atas yang terjadi pada perusahaan perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Apakah current ratio, debt to total asset ratio, return on asset dan return on equity berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif? Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menguji pengaruh dari current ratio, debt to total asset ratio, return on asset, dan return on equity terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Laporan Keuangan Prastowo dan Julianti (2008) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan obyek dari analisis terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan dari kondisi keuangannya. Pengertian sederhana laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam satu periode tertentu. Laporan keuangan merupakan ringkasan suatu proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari transaksi-transaksi yang keuangan perusahaan. Harahap (2008) menyatakan bahwa para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan yang berbeda, meliputi: (1) Investor; (2) Kreditor; (3) Pemerintah; (4) Karyawan; (5) Manajemen; (6) Shareholder’s atau pemilik. Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan berbagai kondisi dari berbagai sektor terus terjadi. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, maka inilah yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai suatu laporan keuangan. Laporan keuangan tergambar kondisi keuangan perusahaan yang dapat memudahkan manajemen dalam menilai kinerja manajemen perusahaan. Penilaian kinerja akan menjadi patokan atau ukuran apakah manajemen mampu atau berhasil dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan (Prastowo dan Julianti, 2008). Tujuan Laporan Keuangan Prastowo dan Julianti (2008) menyebutkan bahwa Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
4 Analisis Laporan Keuangan Prastowo dan Julianty (2008) menyebutkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Agar laporan keuangan menjadi berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat menegetahui posisi laporan keuangan. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat. Kasmir (2008) mengatakan bahwa kegiatan dalam analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan. Kemudian, analisis laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang dimiliki dalam satu periode. Analisis laporan dilakukan dengan membandingkan antara beberapa periode. Tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan antara lain sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode; (2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan; (3) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikkan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini; (4) Untuk digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Analisis Rasio Keuangan Rasio-rasio keuangan biasanya dinyatakan dalam satuan persentase (%) atau “kali”. Rasio dapat dihitung dari berbagai kombinasi atau pasangan angka. Dengan menggunakan pos-pos yang ada pada laporan keuangan. Munawir (2007:238) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan adalah rasio yang menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu pos atau kelompok pos lain baik yang tercantum dalam neraca maupun dalam laporan laba rugi. Harahap (2008) analisis rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam satu periode, apakah mencapai target yang telah ditetapkan. Kemudian dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif (Kasmir, 2008). Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan atau kebijakan yang harus diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap manajemen perusahaannya. Rasio keuangan memiliki kegunaan yaitu bagi calon investor atau kreditur, dapat dijadikan sebagai alat pertimbangan pengambilan keputusan apakah akan membeli saham yang ditawarkan perusahaan dan apakah wajar untuk memberi pinjaman dana kepada perusahaan yang bersangkutan atau tidak.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
5 Keunggulan Analisis Rasio Keuangan Harahap (2008) menyebutkan bahwa analisis rasio memiliki keunggulan dibandingan teknik lainnya. Keunggulan tersebut sebagai berikut: (1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan; (2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan dalam laporan keungan; (3) Mengetahui posisi keuangan ditengah perusahaan lain; (4) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model dalam pengambilan keputusan dan model prediksi. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Harahap (2008) menyebutkan bahwa keterbatasan analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut: (a) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio; (b) Dua perusahaan yang dibandingkan bisa saja secara teknik dan standar akuntansi yang digunakan tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan. Jenis-jenis Rasio Keuangan Adapun jenis-jenis rasio keuangan menurut Harahap (2008:301), dapat dikelompokkan sebagai berikut: Rasio Likuiditas Rahardjo (2005) menyebutkan bahwa rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Kewajiban atau hutang jangka pendek yang ada dalam laporan posisi keuangan dapat dipenuhi atau ditutup dari aktiva lancar. Rasio likuiditas dihitung menggunakan data laporan posisi keuangan. Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun di dalam perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. Current Ratio (Rasio Lancar) Kasmir (2008) menyebutkan bahwa rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva alancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. current ratio (CR) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Current ratio
Asset lancar Kewajiban lancar
Rasio Levarage Rahardjo (2005:121) menyebutkan bahwa rasio leverage atau solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (baik jangka pendek maupun jangka panjang), apabila perusahaan saat dilikuidasi. Rasio solvabilitas atau leverage yang mengukur kontribusi pemilik dibanding dengan dana yang berasal dari kreditor. Rasio leverage atau disebut rasio solvabiitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan unruk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (Kasmir, 2008).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
6 Debt to Asset Ratio Debt to asset ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Kasmir, 2008). Apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi hutang-hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasio rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang. debt to asset ratio (DA) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Debt to total asset ratio
Total kewajiban Total asset
Rasio Profitabilitas Kasmir (2008) menyebutkan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Namun, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yeng telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode ke depan. Return On Asset Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal return on investment atau return on asset merupakan rasio yng menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return on asset juga merupakan suatau ukuran tentang efektivitas manajemen dalam pengelolaan investasi. Hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivtas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) resiko ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. return on asset (ROA) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ROA
Laba bersih Total asset
Return On Equity Kasmir (2008) menyebutkan bahwa hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan moal sendiri. Semakin tingi rasio ini, semakin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Return On Equity (ROE) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ROE
Laba bersih Total ekuitas
Perubahan Laba Perubahan laba merupakan kenaikkan laba atau penurunan laba per tahun. Perubahan laba yang tinggi mengindikasikan laba yang diperoleh perusahaan tinggi, sehingga tingkat pembagian dividen tinggi pula. Dengan demikian perubahan laba tersebut akan mempengaruhi para investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Harahap (2005) menyatakan bahwa laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
7 karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar perhitungan pajak, pedoman dalam kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, dan sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Hanafi dan Halim (2005) menyebutkan bahwa perubahan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : (a) Besarnya perusahaan yaitu semakin besar suatu perusahaan, maka semakin tinggi untuk pencapaian laba yang diharapkan; (b) Umur perusahaan yaitu perusahaan yang baru saja berdiri masih kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah; (c) Tingkat hutang yaitu bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan perubahan laba; (d) Tingkat penjualan yaitu tingkat penjualan yang tinggi di masa lalu, maka akan mempengaruhi tingkat penjualan di masa yang akan datang. Sehingga laba yang diperoleh lebih tinggi; (e) Perubahan laba masa lalu yaitu semakin besar perubahan laba di masa lalu, maka semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa yang akan datang Perhitungan perubahan laba adalah sebagai berikut : (Y − Y ) ∆Y = Y Keterangan : ∆Y = Perubahan relatif laba pada periode tertentu; Y = Laba pada perusahaan tertentu periode tertentu; Y = Laba pada perusahaan tertentu periode sebelumnya. Rerangka Pemikiran Rasio Likuiditas Rasio Leverage Rasio Profitabilitas
Current Ratio
Debt to Total Asset
Perubahan Laba
Return On Asset Return On Equity
Gambar 1 Rerangka Pemikiran Didalam penelitian ini menggunakan satu variabel terikat (dependen) yaitu perubahan laba, dengan 4 variabel bebas (independen) yaitu Current Ratio, Debt to Total Asset, Return On Asset , dan Return On Equity. Perumusan Hipotesis H1 = Current ratio berpengaruh terhadap perubahan laba H2 = Debt to total asset berpengaruh terhadap perubahan laba. H3 = Return on asset berpengaruh terhadap perubahan laba H4 = Return on equity berpengaruh terhadap perubahan laba
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
8 METODA PENELITIAN Jenis Penelitian Dan Gambaran Dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis, data yang digunakan harus terukur, dan akan menghasilkan kesimpulan yang dapat digunakan sebagai bukti hipotesis. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode antara tahun 2008 sampai 2012. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpose sampling di mana sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu penelitian yang dilaksanakan. kriteria-kriteria yang digunakan di dalam penulisan penelitian ini dijadikan sampel sebagai berikut; (1) Perusahaan tersebut masih beroperasi selama tahun penelitian yaitu tahun 2008 sampai dengan tahun 2012; (2) Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama 5 tahun berturut-turut yaitu tahun 2008 sampai dengan tahun 2012; (3) Perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian; (4) Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tabel 1 Nama Perusahaan Otomotif yang Dijadikan Sampel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Perusahaan PT. Astra International, Tbk PT. Astra Otoparts, Tbk PT. Goodyear Indonesia, Tbk PT. Indospring, Tbk PT. Nipress, Tbk PT. Indomobil Sukses International, Tbk PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk PT. Slamet Sempurna, Tbk
Kode Perusahaan ASII AUTO GDYR INDS NIPS IMAS MASA LPIN SMSM
Sumber : Bursa Efek Indonesia Pojok STIESIA Surabaya
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan usaha untuk memperoleh data yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data merupakan proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian. Data dihitung menggunakan perhitungan program SPSS untuk menganalisa data penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui perantara yang dicatat dan diperoleh dari pihak lain (Indriantoro dan Supomo, 2002). Data sekunder dalam peneltian ini dari laporan keuangan tahunan untuk tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek Indonesia merupakan lembaga yang menyediakan data pasar modal dan penelitian. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
9 Current ratio adalah rasio yang menunjukkan Kemampuan perusahaan dalam memenuhi lkewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancar. Teknik pengukuran variabel Current ratio menggunakan satuan prosentase, dan dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyanto, 2012:336):
Current ratio
Asset lancar Kewajiban lancar
Debt to total asset ratio adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya seberapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan. Pada rasio ini menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau beberapa dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Dalam rasio ini semakin tinggi rasio ini maka semakin aman posisi perusahaan dan semakin besar perusahaan untuk mencari pinjaman. Teknik pengukuran variabel Debt to total asset ratio menggunakan satuan prosentase, dan dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyanto, 2012:336)
Debt to total asset ratio
Total kewajiban Total aktiva
Return on Asset (ROA) adalah rasio yang mengukur seberapa besar aktivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Teknik pengukuran variabel ROA menggunakan satuan prosentase, dan dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyanto, 2012:336):
ROA
Laba bersih Total Asset
Return on Equity (ROE) adalah rasio yang mengukur seberapa besar modal yang dipergunakan oleh perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Teknik pengukuran variabel ROE menggunakan satuan prosentase, dan dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyanto, 2012:336):
ROE
Laba bersih Total ekuitas
Variabel dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan laba. Perubahan laba pada masa yang akan datang digunakan sebagai variabel. Nilai relatif dari perubahan laba digunakan untuk menentukan kekuatan hubungan dengan rasio keuangan. Perhitungan untuk perubahan laba secara relatif adalah sebagai berikut : (Y − Y ) ∆Y = Y Keterangan : ∆Y = Perubahan relatif laba pada periode tertentu; Y = Laba pada perusahaan tertentu periode tertentu; Y = Laba pada perusahaan tertentu periode sebelumnya. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2011:105). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut jika nilai Variance
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
10 Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1 (Ghozali, 2011:106). b. Uji Heterokedastisitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Dasar dalam pengambilan keputusan: (1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas; (2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). c. Uji Autokorelasi Uji ini digunakan untuk melihat apakah dalam satu model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (periode sebelumnya). Menurut Santoso (2001:219), secara umum untuk menentukan autokorelasi bisa diambil patokan sebagai berikut: (1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif; (2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi; (3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. d. Uji Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini dapat dilakukan dalam pendekatan grafik Uji normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, baik variabel dependen maupun variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2009:214). Dasar pengambilan keputusan uji normalitas adalah sebagai berikut: (1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas; (2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas. 2 Analisis Regresi Berganda Regresi berganda digunakan untuk mengetahui arah dan besar pengaruh dari variabelvariabel bebas yang jumlahnya lebih dari satu terhadap variabel tidak bebasnya (Suharyadi dan Purwanto, 2007). Analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2011). Model analisis regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PL= a + b1CR+ b2DA + b3ROA+ b4ROE + e 3 Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011:97). Interprestasi: (a) Jika R2 mendekati 1 (semakin besar nilai R2), menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan semakin kuat.; (b) Jika R2 mendekati 0 (semakin kecil nilai R2), menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan semakin lemah.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
11 4 Pengujian Hipotesis a. Uji F Ghozali (2011:84), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian: 1) Jika nilai signifikan Uji F > 0,05, maka tidak berhasil ditolak yang berarti secara simultan rasio keuangan tidak berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia; 2) Jika nilai signifikan Uji F < 0,05, maka berhasil ditolak yang berarti rasio keuangan berpengaruh secara simultan terhadap perubahan laba pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia b. Uji t Uji t digunakan untuk menguji kemaknaan koefisien regresi parsial masing-masing variabel independen. Uji t ini digunakan untuk menguji pengaruh dari rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant α = 5% yaitu sebagai berikut : 1) Jika nilai signifikan Uji t > 0,05, maka tidak berhasil ditolak, yang berarti rasio keuangan tidak berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia; 2) Jika nilai signifikan Uji t < 0,05, maka berhasil ditolak, yang berarti rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data current ratio (CR), debt to total asset ratio (DA), return on asset ROA) dan return on equity (ROE) dan perubahan laba selama tahun 2008-2012 dengan hasil perhitungan sebagaimana yang tersaji pada tabel berikut ini. Tabel 2 Hasil Perhitungan Current Ratio (dalam %) Emiten PT. Astra International, Tbk PT. Astra Otoparts, Tbk PT. Goodyear Indonesia Tbk PT. Indospring Tbk PT. Nipress Tbk PT. Indomobil Sukses International Tbk PT. Multistrada Arah Sarana PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk PT. Selamet Sempurna Tbk Rata-rata
2008 1.32 2.13 1.93 1.07 1.04 0.91 3.45 1.30 1.82 1.66
2009 1.37 2.17 0.77 1.27 0.98 0.01 0.86 2.27 1.83 1.28
Tahun 2010 1.26 1.76 0.86 1.29 1.02 1.06 0.67 2.52 2.42 1.43
Sumber: Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya (diolah)
2011 1.34 1.33 0.85 2.40 1.08 1.36 0.48 2.89 2.40 1.57
2012 1.40 1.16 0.89 2.33 1.10 1.23 1.39 2.90 1.94 1.59
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
12 Tabel 3 Hasil Perhitungan Debt to Total Asset (dalam %) Emiten PT. Astra International, Tbk PT. Astra Otoparts, Tbk PT. Goodyear Indonesia Tbk PT. Indospring Tbk PT. Nipress Tbk PT. Indomobil Sukses International Tbk PT. Multistrada Arah Sarana PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk PT. Selamet Sempurna Tbk Rata-rata
2008 0.590 0.334 0.710 0.882 0.621 0.949 0.460 0.547 0.413 0.612
2009 0.551 0.309 0.654 0.733 0.596 0.914 0.424 0.327 0.533 0.560
Tahun 2010 0.563 0.309 0.638 0.705 0.561 0.801 0.464 0.292 0.574 0.545
2011 0.509 0.322 0.639 0.445 0.628 0.607 0.609 0.249 0.410 0.491
2012 0.507 0.382 0.574 0.317 0.591 0.675 0.404 0.217 0.431 0.455
2011 0.167 0.180 0.074 0.141 0.055 0.092 0.022 0.101 0.233 0.118
2012 0.153 0.142 0.113 0.109 0.056 0.061 0.002 0.114 0.239 0.110
Sumber: Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya (diolah)
Tabel 4 Hasil Perhitungan Return on Asset (dalam %) Emiten PT. Astra International, Tbk PT. Astra Otoparts, Tbk PT. Goodyear Indonesia Tbk PT. Indospring Tbk PT. Nipress Tbk PT. Indomobil Sukses International Tbk PT. Multistrada Arah Sarana PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk PT. Selamet Sempurna Tbk Rata-rata
2008 0.190 0.194 0.072 0.051 0.013 0.030 0.003 0.044 0.154 0.083
Tahun 2010 0.186 0.250 0.108 0.136 0.052 0.081 0.075 0.123 0.168 0.131
2009 0.184 0.204 0.143 0.129 0.022 0.045 0.091 0.096 0.174 0.121
Sumber: Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya (diolah)
Tabel 5 Hasil Perhitungan Return on Equity (dalam %) Emiten PT. Astra International, Tbk PT. Astra Otoparts, Tbk PT. Goodyear Indonesia Tbk PT. Indospring Tbk PT. Nipress Tbk PT. Indomobil Sukses International Tbk PT. Multistrada Arah Sarana PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk PT. Selamet Sempurna Tbk Rata-rata
2008 0.278 0.213 0.022 0.293 0.013 0.080 0.002 0.057 0.167 0.125
2009 0.411 0.239 0.293 0.355 0.029 0.269 0.120 0.110 0.267 0.233
Tahun 2010 0.427 0.296 0.160 0.313 0.085 0.284 0.108 0.132 0.290 0.233
Sumber: Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya (diolah)
2011 0.281 0.234 0.046 0.190 0.107 0.191 0.033 0.096 0.309 0.165
2012 0.250 0.196 0.127 0.118 0.100 0.158 0.002 0.123 0.327 0.156
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
13 Tabel 6 Hasil Perhitungan Perubahan Laba (dalam %) Emiten PT. Astra International, Tbk PT. Astra Otoparts, Tbk PT. Goodyear Indonesia Tbk PT. Indospring Tbk PT. Nipress Tbk PT. Indomobil Sukses International Tbk PT. Multistrada Arah Sarana PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk PT. Selamet Sempurna Tbk Rata-rata
2008 0.410 0.244 -0.892 2.219 -0.695 15.666 -0.898 -0.736 0.139 1.717
2009 0.785 0.357 0.762 0.846 1.376 4.102 -1.000 1.144 0.452 0.980
Tahun 2010 0.282 0.485 -0.363 0.210 2.436 2.815 0.007 0.383 0.132 0.710
2011 0.015 -0.031 -0.709 0.693 0.408 1.164 38.162 -0.198 0.606 4.457
2012 0.052 -0.026 2.095 0.113 0.209 -0.074 -0.898 0.466 0.112 0.228
Sumber: Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya (diolah)
Uji Asumsi Klasik Uji normalitas Dalam pengujian ini menggunakan pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of regresion standard, dengan pengujian ini disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus mengikuti garis diagonal antara 0 dan pertemuan sumbu X dan Y. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna antar variabel dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini maka digunakan korelasi matriks. Dari perhitungan estimasi korelasi matrik dengan program SPSS menunjukkan bahwa nilai tolerance dari seluruh variabel dependen lebih besar dari 0,10. Dan nilai VIF semua variabel bebas lebih kecil dari 10, sehingga tidak terjadi gejala korelasi antar variabel bebas. Uji Heterokedastisitas Uji asumsi regresi berganda heteroskedisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya gejala tersebut adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot antara residual dan hasil scatterplot dengan program SPSS tidak terjadi trend karena data titik-titik tersebar hampir secara merata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model diatas tidak terjadi gejala heterokedastisitas Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah antara anggota pengamatan dalam variabelvariabel bebas yang sama memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Jika ada, maka model kurang akurat dalam memprediksi. Hasil perhitungan autokorelasi diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,687. Dengan demikian model regresi yang akan digunakan tidak terdapat masalah autokorelasi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
14 Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel bebas
Koefisien Regresi 7,742 0,515 14,424 26,801 -15,425
Konstanta CR (X1) Debt to asset (X2) ROA (X3) ROE (X4) R = 0,589 R square = 0,347 Adjusted R square = 0,282 N = 45
thitung
Probabilitas (Sig)
0,860 3,918 2,281 -2,314
0,395 0,000 0,028 0,026 F hitung = 5,314 Sig Fhitung = 0,002 Alpha (α) = 0,05
Hipotesis
Ha ditolak Ha diterima Ha diterima Ha diterima
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada Tabel 7, maka prediksi perubahan laba dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 7,742 + 0,515X1 + 14,424X2 + 26,801X3 – 15,425X4 Analisis Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,347 atau 34,7% artinya variabilitas variabel perubahan laba perusahaan otomotif yang dapat dijelaskan oleh variabilitas current ratio, debt to asset ratio, return on asset (ROA), dan return on equity (ROE) sebesar 34,7%, sedangkan sisanya sebesar 65,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. Pengujian Hipotesis Uji F (Simultan) Berdasarkan pada Tabel 7 tersebut di atas dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 5,314 dengan sig 0,002 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,002 maka Ha tidak berhasil ditolak. Sehingga kesimpulannya rasio keuangan (current ratio, debt to asset, return on asset dan return on equity) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menduga bahwa rasio keuangan (current ratio, debt to asset, return on asset dan return on equity) berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba. Uji statistik t Tabel 8 Hasil Perhitungan Uji t Variabel Current ratio Debt to asset Return on asset Return on equity Sumber: Hasil Output SPSS
t hitung 0,860 3,918 2,281 -2,314
Sig 0,395 0,000 0,028 0,026
(α) 0,05 0,05 0,05 0,05
Keterangan Tidak berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
15 Dari hasil uji t sebagaimana yang tersaji pada Tabel 8 dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Pengujian hipotesis current ratio terhadap perubahan laba Untuk current ratio berdasarkan pada Tabel 11 diketahui nilai thitung sebesar 0,860 dengan sig 0,395 > (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi lebih dari 0,05 atau sebesar 0,395 maka Ha berhasil ditolak berarti bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rasio current ratio merupakan rasio likuiditas. Rasio ini menyangkut kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Dari hasil pengukuran rasio likuiditas terhadap perusahaan sampel mengindikasikan rasio tersebut rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik, hal ini mungkin saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Hutang pada perusahaan belum tentu memberikan keuntungan kepada perusahaan tetapi juga dapat memberikan kerugian, jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Ketidak jelasan manfaat utang inilah yang menyebabkan tidak signifikan antara perubahan rasio likuiditas terhadap perubahan laba. Jadi hipotesis ditolak b. Pengujian hipotesis debt to asset terhadap perubahan laba Untuk debt to asset berdasarkan pada Tabel 11 diketahui nilai thitung sebesar 3,918 dengan sig 0,000 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,000 maka Ha tidak berhasil ditolak berarti bahwa debt to asset berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Debt to asset merupakan salah satu rasio leverage. Debt to asset menunjukkan perbandingan antara total hutang dengan total asset (Riyanto, 2011). Semakin tinggi debt to asset menunjukkan semakin tinggi penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan resiko yang cukup besar bagi perusahaan ketika perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo, sehingga akan mengganggu kontinuitas operasi perusahaan. Dalam kaitan ini, bila perusahaan sedang berada dalam iklim yang menguntungkan, maka keuntungan para pemilik akan meningkat tetapi sebaliknya dalam iklim usaha yang kurang menggembirakan menyebabkan kewajiban pembayaran bunga makin tinggi berarti memperbesar kerugian perusahaan. Selain itu Pemanfaatan utang perusahaan juga sangat penting. Jika utang perusahaan dapat dimanfaatkan dengan baik maka perusahaan akan mampu menciptakan laba yang besar. Tetapi disatu sisi banyak juga perusahaan yang memiliki utang, karena tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, maka laba perusahaan mengalami penurunan. c. Pengujian hipotesis return on asset terhadap perubahan laba Untuk return on asset berdasarkan pada Tabel 11 diketahui nilai thitung sebesar 2,281 dengan sig 0,028 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,028 maka Ha tidak berhasil ditolak berarti return on asset berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. meningkatkan laba yang selanjutnya akan mempengaruhi peningkatan pertumbuhan laba. Return on asset merupakan salah satu rasio profitabilitas (Riyanto, 2011). Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva perusahaan didalam kegiatan operasional dalam menciptakan laba. Return on asset yang semakin tinggi menunjukkan operasional perusahaan semakin efisien, karena tujuan utama perusahaan adalah untuk mendapatkan laba. Semakin besar (tinggi) resiko ini,
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
16 semakin baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan karena semakin besar return on asset akan meningkatkan laba yang selanjutnya akan mempengaruhi peningkatan pertumbuhan laba. d. Pengujian hipotesis return on equity terhadap perubahan laba Untuk return on equity berdasarkan pada Tabel 11 diketahui nilai thitung sebesar -2,314 dengan sig 0,026 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,026 maka Ha tidak berhasil ditolak berarti bahwa return on equity berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Return on equity merupakan salah satu rasio profitabilitas (Riyanto, 2011). Return on equity yang semakin besar menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dari penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Dengan laba bersih yang besar, bertambah luas kesempatan bagi perusahaan untuk memperbesar modal usahanya tanpa melalui hutang-hutang baru, sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi meningkat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif; 2) Debt to asset berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif pada perusahaan otomotif; 3) Return on asset dan Return on equity berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah: 1) Penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi seperti tingkat inflasi, suku bunga, subsidi pemerintah dan lainnya sebagainya, sehingga hal ini mungkin mempengaruhi hasil penelitian; 2) Dalam penelitian ini sampel yang digunakan merupakan laporan keuangan perusahaan otomotif saja, sehingga kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasi industri yang lain; 3) Jumlah rasio keuangan yang diambil sebagai model masih sedikit, karena mengacu pada penelitian yang terdahulu, sehingga hal ini mungkin mempengaruhi hasil penelitian Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1) Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, sebaiknya penelitian berikutnya memperluas sampel penelitian sehingga dapat menggambarkan kelompok sampel lebih baik; 2) Untuk penelitian berikutnya dapat menambahkan variabel lain yang berperan dalam mempengaruhi perubahan laba seperti penerbitan sekuritas, kelompok industry. DAFTAR PUSTAKA Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Badan Universitas Diponegoro. Semarang. Hanafi, M. dan A. Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan, Edisi kedua.YKPN.Yogyakarta. Harahap, S.S. 2005. Analisis Kritis Laporan Keuangan. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
17 _______. 2008. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Indriantoro, N. dan B. Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Erlangga. Yogyakarta. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Prastowo, D. dan R. Julianti. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta. Rahardjo. 2005. Laporan Keuangan Perusahaan. Gadja Mada University Press.Yogyakarta. Riyanto. B. 2012. Dasar-DasarPembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta. Santoso, S. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Elex Media Komputindo. Jakarta. _____. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Suharyadi dan Purwanto. 2007. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Salemba Empat. Jakarta. Weston, J. F. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi ketujuh. Erlangga.