BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Dalam proses pendidikan prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan test tertentu (Abullah, 2008). Berdasarkan uraian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil setelah mengikuti program pembelajaran yang dinyatakan dengan skor atau nilai. Pengukuran akan pencapaian prestasi belajar mahasiswa dalam pendidikan formal telah ditetapkan dalam jangka waktu yang besifat caturwulan dan sering disebut dengan istilah mid semester (UTS) dan ujian akhir semeter (UAS), tetapi dalam prestasi belajar diharapkan adalah peningkatan yang dilakukan dalam materi yang diajarkan. Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa perlu diadakan suatu evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejarah manakah proses belajar dan pembelajaran itu berlangsung secara efektif. Efektifitas proses belajar tersebut akan tampak pada kemampuan mahasiswa menguasai materi pelajaran.
8
9 2. Fase-Fase Dalam Proses Belajar Karena belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu di dalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui fase-fase yang antara satu dengan yang lainnya bertalian secara berurutan dan funsional. Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S-R Bond (Barlow, 1985), dalam proses belajar, mahasiswa menempuh tiga episode atau fase, yakni : a. Fase informasi (tahap penerimaan materi) b. Fase transformasi (tahap pengubahan materi) c. Fase evaluasi (tahap penilaian materi) Dalam fase informasi (information), seorang mahasiswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Di antara informasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri ada pula yang berfungsi menambah, memperhalus, dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki. Dalam fase transformasi (transformation), informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Bagi siswa pemula, fase ini akan berlangsung lebih muda apabila disertai dengan bimbingan dosen yang diharapkam kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang tepat untuk mempelajari materi pelajaran tertentu. Dalam fase evaluasi (evalution), seorang mahasiswa akan menilai sendiri sampai sejauh mana pengetahuan (informasi yang telah
10 ditransformasikan tadi) dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan masalah yang dihadapi. Pada tingkatan acquisition seorang mahasiswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pula asimilasi antara pemahaman dengan perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses acquisition dalam belajar merupakan tahapan yang paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap berikutnya. Pada tingkatan storage seorang mahasiswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika acquisition. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan fungsi short term dan long term memori. Pada tingkatan retrieval seorang mahasiswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah (Syah M, 2006 hal 109, 2010 hal 111). 3. Karakteristik Individu yang Memiliki Prestasi Belajar Tinggi Menurut Mc Clelland dalam Rahmawati (2009) individu yang berprestasi tinggi mempunyai lima karakteristik yaitu : a. Adanya rasa tanggung jawab b. Adanya kebutuhan akan umpan balik hasil c. Adanya keinovativan d. Adanya ketekunan e. Berani resiko atau kesulitan
11 Menurut Salam dan ada dalam Rahmawati (2009) mengemukakan bahwa seseorang yang mampu mengarahkan pikiran dan usahanya untuk belajar dengan sebaik-baiknya akan dapat meraih sukses atau prestasi belajar yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas karakteristik individu yang berprestasi belajar tinggi adalah memiliki tanggung jawab pribadi, kebutuhan akan umpan balik hasil, keinovativan, ketekunan, berani mengambil resiko atau kesulitan, serta mampu mengarahkan pikiran dan usahanya. 4. Fungsi Prestasi Belajar Menurut Arifin dalam Nofikasari dalam Nuryanti (2010) fungsi utama prestasi belajar sebagai berikut : a. Indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik Dari prestasi belajar dapat diketahui sejauh mana pengetahuan yang telah diberikan dan diajarkan oleh pendidik pada peserta didik dan seberapa besarkah peserta didik dapat menyerap dan menguasai pengetahuan yang telah diberikan tersebut. b. Lambang pemuasan hasrat ingin tahu Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (courisity) dan merupakan kebutuhan peserta didik dalam suatu program pendidikan. c. Bahan informasi dan inovasi pendidikan Prestasi belajar dapat digunakan sebagai pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta meningkatkan mutu pendidikan.
12 d. Indikator dalam dan luar dari suatu instituĂs pendidikan Indikator dalam berarti bahwa prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Maksudnya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan peserta didik. Indikator luar berarti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat, maksudnya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat. e. Indikator terhadap daya serap atau kecerdasan peserta didik Dalam hal ini peserta didik yang mempunyai daya serap tinggi akan dapat mengingat dan menyerap
dengan baik pelajarannya atau
pengetahuan yang telah diberikan, sehingga bila mengikuti tes belajar ia tidak mengalami kesulitan belajar. Peserta didik yang mempunyai kelebihan dalam hal menyerap pelajaran atau pengetahuan akanberprestasi tinggi. Sulistiyono dalam Nuryanti (2010) menambahkan bahwa melalui prestasi belajar, pendidik dapat mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai kompetensi atau belum. Fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam program tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Di samping itu prestasi belajar, juga sebagai umpan balik pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan bimbingan atau diagnosa terhadap peserta didik.
13 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Slameto (2010, hal 54) dan Syah M (2010, hal 129) secara garis besarnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelopokkan atas : a.
Faktor Intenal Faktor yang menyangkut seluruh pribadi termasuk kondisi fisik maupun mental atau psikis. Faktor internal ini sering disebut faktor intrinsik yang meliputi faktor jasmaniah, kondisi fisiologi dan kondisi psikologis yang mencakup minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan lainlain. 1) Aspek Jasmaniah Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusig, ngantuk jika badannya lemah. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur dan lainnya. 2) Aspek Fisiologis Secara Umum Kondisi fisiologis pada umumnya dapat berpengaruh terhadap semangat dan keberhasilan belajar seseorang dalam mengikuti pelajaran. Orang yang ada dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang ada dalam keadaan lelah. Anakanak yang kekurangan gizi ternyata kemampuannya berada dibawah
14 anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Anak-anak yang kurang gizi mudah lelah, mudah mengantuk, dan tidak mudah menerima pelajaran. 3) Aspek Psikologis Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam. Aspek psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang mahasiswa. Meski faktor luar mendukung, tetapi aspek psikologis tidak mendukung maka faktor luar itu akan kurang signifikan. Oleh karena itu minat, kecerdasan, sikap, bakat, motivasi, dan kemampuankemampuan
kognitif
adalah
faktor
psikologis
yang
utama
mempengaruhi proses dan hasil belajar mahasiswa (Djamara, 2008). a) Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. b) Tingkat kecerdasan emosional (EQ) Kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorogan hati dan dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur susasn hati dan
15 menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, untuk memebaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan ligkungan sekitarnya. c) Tingkat Kecerdasan spiritual (SQ)\Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yng terkandung di dalanya serta menyelesaika degan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamain hati. Kecerdasan spiritual. Membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi kepentingan ummat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya. d) Intelegensi/Kecerdasan Intelegensi adalah suatu kemampuan umum dari seseorang untuk belajar dan memecahkan suatu permasalahan. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Jika intelegensi seseorang rendah bagaimanapun usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar, jika tidak ada bantuan orang tua atau pendidik niscaya usaha belajar tidak akan berhasil. Walaupun begitu seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. e) Sikap Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response
16 tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya. Sikap (attitude) seseorang yang positif, terutama mata pelajaran merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar tersebut. Sebaliknya, sikap negatif seseorang terhadap mata pelajaran, apalagi jika diiringi kebencian dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar. f) Bakat Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak pada upaya pendidikan dan pelatihan. Pada umumnya komponen intelegensi tertentu dipengaruhi oleh pendidikan dalam kelas, sekolah, dan minat subjek itu sendiri. Bakat yang dimiliki seseorang akan tetap tersembunyi bahkan lama-kelamaan akan menghilang apabila tidak mendapat kesempatan untuk berkembang. g) Motivasi Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk
melaksanakan
kegiatan
belajar.
Mahasiswa
yang
mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal dalam belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri
17 (motivasi instrinsik) dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekat bulat dan selalu optimis bahwa citacita dapat dicapai dengan belajar. Bila ada mahasiswa yang kurang memiliki motivasi instrinsik diperlukan dorongan dari luar yaitu motivasi ekstrinsik agar mahasiswa termotivasi untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal akan menyebabkan kurang bersemangatnya mahasiswa dalam melakukan proses belajar baik di sekolah maupun di rumah. b.
Faktor Eksternal Faktor yang bersumber dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor ini sering disebut dengan faktor ekstrinsik yang meliputi segala sesuatu yang berasal dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di lingkungan sosial maupun lingkungan lain. 1) Faktor Lingkungan Faktor
lingkungan
dapat
dikelompokkan
menjadi
dua
kelompok, yaitu: a) Lingkungan Alami Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruhi terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya dari pada belajar pada suhu udara yang lebih panas dan pengap.
18 b) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya (wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang lain langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan keluarga tersebut. Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal akan terganggu bila ada orang lain yang mondar-mandir di dekatnya atau keluar masuk kamar. Representasi manusia misalnya memotret, tulisan, dan rekaman suara juga berpengaruh terhadap hasil belajar. 2) Faktor Instrumental Faktor-faktor
instrumental
adalah
yang
penggunaannya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan yang telah dirancang. Fakto-faktor ini dapat berupa : a) Perangkat keras (hard ware) misalnya, gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, dan sebagainya. b) Perangkat lunak (software) seperti kurikulum, program, dan pedoman belajar lainnya. c.
Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar, dapat dipahami keefektifan segala cara atau strategi yang digunakan mahasiswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk
19 memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Di samping faktor-faktor internal dan eksternal sebagaimana yang telah dipaparkan, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut.
B. Pembimbing Akademik 1. Pengertian Pembimbing akademik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas
utama
mentransformasikan,
mengembangkan,
dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan sebagai sumber bantuan nasehat akademik agar para mahasiswa dapat menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa. Bantuan yang diberikan oleh para dosen pembimbing akademik kepada individu-individu dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengembangkan pandangan., mengambil keputusan, dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri (Sulaiman, 2008). Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang telah berkedudukan di masyarakat (Tim Penyusun Pusat Bahasa, 2005). Jadi peran dosen PA adalah perangkat perilaku yang diharapkan dimiliki oleh dosen pembimbing dalam memberikan bantuan nasehat akademik agar para mahasiswa dapat menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mengembangkan pandangan, mengambil keputusan, dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
20 2. Tujuan Bimbingan Akademik Adapun tujuan bimbingan akademik adalah : a. Membantu perguruan tinggi dalam mencapai tujuan pendidikan b. Mendorong mahasiswa agar sejak dini memiliki perencanaan atas kehidupan karirnya di masa depan c. Membantu mahasiswa agar dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik secara individu ataupun kelompok. d. Mengetahui perkembangan Indeks Prestasi Semester/Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa yang dibimbingnya. e. Memberi arahan tentang cara belajar yang efektif agar sukses dalam setiap mata kuliah yang diikuti. f. Mengadakan pertemuan/konsultasi dengan mahasiswa minimal 4x dalam setiap semester untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa terutama masalah akademik atau masalah non akademik yang berhubungan langsung dengan masalah akademik. g. Memantau perkembangan mahasiswa khususnya yang menyangkut kemajuan studinya, dan memberi gambaran adanya keadaan bahaya dan juga mendektesi mahasiswa yang bermasalah. Upaya bimbingan akademik dari dosen wali/pembimbing akademik diarahkan sebagai upaya
membantu
kemandiriannya
dan
agar
mahasiswa
kemampuannya,
dapat sehingga
mengembangkan pada
akhirnya
mahasiswa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.. h. Melaporkan hasil studi mahasiswa bimbingannya secara berkala kepada Dekan melalui ketua Program Studi (Prayitno 2004 dan Slameto, 2003).
21 3. Peran dan Fungsi Dosen PA Dalam melaksanakan tugas bimbingan akademik pada dasarnya peran dan fungsi PA adalah : a.
Sebagai organisator, artinya dosen harus mampu mengorganisir kegiatan belajar mahasiswa sehingga mencapai keberhasilan belajar yang optimal.
b.
Sebagai fasilitator artinya dosen harus mampu memberikan kebebasan kepada mahasiswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta berusaha membantu kemandirian mahasiswa.
c.
Sebagai innovator artinya pengetahuan yang disampaikan kepada mahasiswa harus selalu up to date, dalam arti mampu menyerap nilainilai budaya serba canggih, selalu mengkaji pengalaman, selalu mengkaji ilmu pemgetahuan dan teknologi, bersikap demokratis, memberikan kemungkinan kepada mahasiswa untuk berkreasi, dan dapat menemukan konsep dn prinsip sendiri serta membantu mahasiswa dalam mencari sumber dan kegiatan belajar.
d.
Sebagai penemu artinya disamping tugas pokoknya pengajar, dosen juga harus melaksanakan penelitian baik yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar maupun yang sesuai dengan bidang keahlianya. Melalui penelitian ini dosen diharapkan mampu menghasilakn temuan-temuan baru yang konstruktif untuk selanjutnya dapat disumbangkan kepada penentu kebijakan melalui lembaga masing-masing demi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
e.
Sebagai teladan artinya yang memberi contoh bukan hanya cara berpikir saja tetapi dalam hal bersikap, bertindak, serta berperilaku.
22 f.
Sebagai evaluator artinya harus mengerti, memahami, dan menguasai hakekat evaluasi. Evaluasi di sini dipergunakan secara tidak terbatas, meliputi beberapa aspek kehidupan, tetapi juga dapat dipergunakan untuk melihat satu aspek saja, tetapi juga prestasinya.
g.
Sebagai pemandu artinya menunjukkan jalan bagi perjalanan belajar para mahasiswanya.
h.
Sebagai pencipta artinya dosen harus mampu menciptakan situasi dan kondisi belajar yang kondusif, sehingga belajar mengajar berjalan dengan baik.
i.
Sebagai pengabdi dan pelayanan bagi masyarakat artinya dosen selain mengajar juga melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan ilmu pengetahuan serta pengalaman dan segala potensi yang dimiliki sebagai sumbang untuk kemajuan masyarakat.
j.
Sebagai
konselor
artinya
dosen
harus
mampu
membantu
mahasiswanya dalam memecahkan kesulitan baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun yang lainnya. Maka dari itu seorang dosen harus memahami prinsip-prinsip bimbingan, memahami psikologi belajar, teori belajar, juga tentang ilmu kesehatan jiwa (Slameto, 2003). 4. Kewajiban Teknis Pembimbing Akademik Adapun kewajiban teknis pembimbing akademik yaitu : a. Setiap Pembimbing Akademik dapat memberi bimbingan kepada mahasiswa sesuai dengan waktu yang telah disepakati dan tidak terbatas.
23 b. Bertemu dengan kordinator pembimbing akademik (KPA) untuk memperoleh
daftar
nama
mahasiswa
bimbingan,
mendapatkan
informasi terakhir mengenai Akbid, dan kartu hasil studi (KHS) mahasiswa bimbingan terbaru. c. Menentukan jadwal bimbingan. d. Mempelajari jadwal kuliah yang ditawarkan dalam semester yang bersangkutan. 1) Memonitor kembali hasil ujian yang baru mengidentifikasi masalahmasalah akademik dan non akademik mahasiswa bimbingan. 2) Menerima mahasiswa bimbingan untuk membicarakan hasil studi semester yang baru berakhir. 3) Mempertimbangkan cuti akademik bagi mahasiswa bila dianggap perlu. 4) Memonitor perkembangan studi mahasiswa bimbingan pada semester tersebut dengan cara menjadwalkan pertemuan dengan mahasiswa bimbingan sekurang-kurangnya 6 (enam) kali. 5) Mengadakan pertemuan khusus dengan mahasiswa bimbingan menjelang mid semester test. 6) Memonitor kembali hasil mid semester test mahasiswa bimbingan bilamana dianggap perlu PA dapat berkonsultasi dengan mahasiswa bimbingan yang mempunyai masalah dalam studinya pada semester yang bersangkutan. 7) Mengadakan pertemuan khusus dengan mahasiswa bimbingan menjelang ujian semester.
24 8) Bila PA tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi mahasiswa, maka mahasiswa dapat langsung mengkonsultasikannya ke tenaga yang lebih ahli (Silitonga, 2008). 5. Tugas Dosen Pembimbing Akademik (PA) Setiap dosen berkewajiban bertindak sebagai pengajar, namun disamping itu juga bertindak sebagai pembimbing mahasiswa. Seorang dosen pembimbing akademik bertugas membantu mahasiswa dalam membuat keputusan, melakukan penyesuaian diri dan menyelesaikan persoalan
yang
pembimbing
berkaitan
akademik
dengan
bertugas
kegiatan
akademinya.
Dosen
mahasiswa
dengan
membantu
memberikan gambaran tentang kemungkinan, peluang, dan alternatif apa saja yang dapat dipilihnya dalam usaha untuk menyelesaikan persoalan akademik atau persoalan lain yang secara tidak langsung mungkin akan berpengaruh pada program akademik mahasiswa, serta memberikan gambaran tentang konsekuensi keuntungan dan kerugian yang mungkin ditemukan jika memilih salah satu dari sekian banyak kemungkinan penyelesaian atas persoalan yang dihadapi (Slameto, 2003). Menurut Ganda (2004), tugas yang diharapkan dapat diemban oleh dosen pembimbing akademik adalah sebagai berikut : a. Narasumber tentang SKS b. Bertindak sebagai narasumber bagi mahasiswa asuhannya tentang konsultasi perguruan tinggi yang meliputi hal-hal berikut : 1) Organisasi fakultas, jurusan-jurusan dan program kekhususan serta tujuan dan personalianya, sistem administrasi pendidikan yang berlaku, kurikulum, mata kuliah setiap semester, jadwal kuliah setiap
25 semester, dan tenaga eksekutif/pengajar (dosen) serta mata kulish yang diajarkannya. 2) Bimbingan dalam hal penyusunan program belajar lengkap yaitu mata kuliah dasar umum, mata kuliah pilihan, serta memberikan bimbingan program belajar setiap semester. 3) Membantu mahasiswa asuhannya menentukan beban belajar setiap semester dalam rangka penyusunan program belajar semester. Pada saat pengisian kartu/formulir isian rencana studi mahasiswa dibimbing agar : a) Mendahulukan mata kuliah wajib b) Mata kuliah yang bersifat apersepsi bagi mata kuliah lainnya. c) Menghindari waktu perkuliahan yang jadwalnya bersamaan. d) Menyeimbangkan kegiatan pelaksanaan program belajar dalam setiap minggunya. e) Membantu pemecahan masalah dan melayani pengurangan (pembatalan beberapa mata kuliah) atau penambahan beban SKS. f)
Mengarsipkan dan menyimpan data prestasi dan perilaku akademik mahasiswa asuhannya dilakukan secara tertib, teratur, serta selalu memantau perkembangan ilmiah mahasiswa yang bersangkutan setiap semester.
g) Menampung keluhan-keluhan permasalahan pribadi mahasiswa asuhannya dan mengupayakan melakukan diagnosa atas segala gejala pribadi mahasiswa itu dan berupaya membuat seperti
26 terapi yakni membantu pemecahan masalah dan menunjukkan jalan keluardari permasalahan yang dihadapinya. h) Mengungkap
dan
menjaring
permasalahan
mahasiswa
asuhannya antara lain dengan pengamatan sehari-hari di lingkungan kampus, konsultasi, wawancara, dan permintaan pengisian daftar pengungkapan masalah (DPM). 6. Waktu dan Tempat Bimbingan 1. Pada Awal Semester Sebelum mahasiswa melaksanakan KRS online, pembimbing akademik berkewajiban melaksanakan tugas bimbingan pada waktu dan tempat yang telah dijadwalkan dengan : Memberikan bimbingan perencanaan studi dalam 1 semester. a) Memastikan jenis matakuliah yang diambil mahasiswa dalam semester yang bersangkutan berdasarkan IP yang diperoleh pada semester lalu. b) Mengingatkan mahasiswa agar selalu membuka dan memanfaatkan menu pesan pada portal untuk berkomunikasi dengan dosen wali. c) Memastikan semua mahasiswa bimbingan sudah melakukan pengisian KRS online. d) Membantu menyelesaikan masalah-masalah studi mahasiswa, antara lain mencari solusi, memotivasi dan mengarahkan bimbingan minat yang diinginkan. e) Mensosialisasikan beberapa ketentuan / aturan perkuliahan seperti ketidakhadiran dalam perkuliahan yang dianggap hadir hanya sakit
27 dengan surat dokter dan dikomunikasikan ke petugas di program studi dan dosen pengampuh matakuliah. 2. Pada Saat Sebelum Ujian Tengah Semester Aktivitas yang dilakukan mencakup : a) Mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam perkuliahan. b) Memantau tingkat kehadiran mahasiswa 7 x kehadiran mahasiswa dan melakukan saran tindakan koreksi pada mahasiswa agar dapat memenuhi jumlah kehadiran. c) Mengingatkan mahasiswa agar memantau tingkat kehadiran per matakuliah melalui administrasi dosen dan dosen pengampuh matakuliah masing-masing. d) Memberi motivasi untuk memperisapkan unjian tengah semester (UTS). 3. Pada Saat Evaluasi Sebelum Ujian Akhir Semester Aktivitas yang dilakukan antara lain adalah : a) Memberi pengaruh dan motivasi terkait persiapan ujian akhir semester. b) Melakukan evaluasi tingkat kehadiran selama 1 semester dan kendala-kendala yang dihadapi selema satu semester untuk perbaikan belajar semester berikutnya.