13
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Hasil Belajar Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagi interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2003: 2).
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya (Oemar Hamalik, 2004: 28). Sedangkan Sardiman (2005: 21) berpendapat bahwa “belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa, raga, fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
Belajar diperoleh seseorang melalui pengalamannya. Dalam proses belajar seseorang berinteraksi langsung dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan yaitu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Slameto (2003: 20) mengemukakan bahwa: “belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku”.
14 Berdasarkan pendapat diatas, belajar merupakan proses untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang diperoleh dari interaksi sosial. Perubahan-perubahan tersebut bisa dalam hal pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap.
Hasil belajar merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses yang nantinya berpengaruh terhadap hasil belajar.
Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto (2003: 27-28) antara lain: 1.
2.
3.
4.
Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar a. dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional b. belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional c. belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuan dan belajar dengan efektif d. belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya Sesuai hakikat belajar a. belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya b. belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery c. belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari a. belajar bersifat keseluruhan dan materi harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya b. belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya Syarat keberhasilan belajar a. belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang b. repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa
Prinsip-prinsip belajar tersebut diatas dapat membantu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan tujuan agar siswa mampu mengatur waktu,
15 membuat jadwal dan konsentrasi dalam mengikuti pelajaran sehingga akan membuahkan hasil yang maksimal.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran selama kurun waktu tertentu yang relative menetap. Hal ini sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2002: 3), “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”. Menurut Sudjana (2004: 22), “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan (Oemar Hamalik, 2006: 155). Sedangkan Slameto (2003: 17) menyatakan “hasil belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang.
Menurut Slameto (2003: 53), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah : 1.
Faktor intern meliputi : a. Faktor Jasmaniah 1. Faktor kesehatan 2. Faktor cacat tubuh b. Faktor-faktor Psikologis 1. Intelegensi 2. Perhatian 3. Minat 4. Bakat 5. Motif 6. Kematangan 7. Kesiapan
16 2.
c. Faktor kelelahan Faktor ekstern meliputi : a. Faktor keluarga 1. Cara orang tua mendidik 2. Relasi antar keluarga 3. Suasana rumah 4. Keadaan ekonomi keluarga 5. Pengertian orang tua 6. Latar belakang kebudayaan b. Faktor sekolah 1. Metode mengajar 2. Kurikulum 3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa 5. Displin sekolah 6. Alat pengajaran 7. Waktu sekolah 8. Standar pelajaran diatas ukuran 9. Keadaan gedung 10. Metode belajar 11. Tugas rumah c. Faktor Masyarakat 1. Kegiatan siswa dalam masyarakat 2. Mass media 3. Teman bergaul 4. Bentuk kehidupan masyarakat.
Hasil belajar adalah suatu alat untuk megukur tingkat keberhasilan para siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan mengetahui hasil belajar maka siswa maupun guru dapat mengukur kemampuan yang dimiliki. Sebagai seorang guru dapat mengevaluasi cara mengajar. Sedangkan siswa dapat mengukur sejauh mana dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.
2. Keterampilan Hitung Kata keterampilan memiliki arti yang sama dengan kecekatan. Keterampilan atau kecekatan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Hasan Alwi (2003: 140) berpendapat bahwa berhitung berasal dari kata hitung yang mempunyai makna keadaan, setelah mendapat awalan ber- akan berubah
17 menjadi makna yang menunjukkan suatu kegiatan menghitung (menjumlahkan, mengurangi, membagi, mengalikan dan sebagainya). Sementara itu menurut ahli lain, Raodatul Jannah (2011: 32) dalam http://www.scribd.com/doc/82616014/BAB-IIProposal-2 Aritmatika yakni semua hal tentang penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Hal ini sependapat dengan Nurkhasanah dan Didik Turminto (2007: 243) dalam file:///G:/berhitung.htm, berhitung adalah mengerjakan hitungan (menjumlahkan, mengurangi, dan sebagainya).
Keterampilan hitung di sekolah ada didalam mata pelajaran matematika. Matematika menurut. Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dipenyelesaian masalah mengenai bilangan.
Matematika adalah suatu sistem yang rumit tetapi tersusun sangat baik yang mempunyai banyak cabang. Pada suatu tingkat rendah ada ilmu hitung, aljabar dan ilmu ukur. Tetapi ini telah diperluas pada tingkat yang lebih tinggi dan banyak cabang baru yang bertambah. Ilmu ukur segitiga, topologi, mekanika, dinamika, statistika, peluang, analisis, logika dan masih banyak lagi. Masih banyak ketentuan yang mungkin dari matematika tetapi tidak diantaranya dapat menerangkan dengan tepat seperti suatu pokok yang kompleks. Matematika adalah ilmu tentang sesuatu yang memiliki pola keteraturan dan urutan yang logis. Matematika adalah kumpulan aturan yang harus dimengerti, perhitunganperhitungan aritmatika, persamaan aljabar yang misterius, dan bukti-bukti geometris (John A. Van de Walle, 2008: 12-13).
18 Matematika adalah suatu pengetahuan yang sangat penting dalam menunjang ilmu pengetahuan lain, misalnya di bidang teknik, ekonomi, ilmu sosial serta matematika dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sendiri (Yahya, 2000: 3). Beberapa definisi atau pengertian matematika menurut R. Soedjadi (2000: 11): a. b. c. d. e. f.
Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. Matematika adalah pengetahuan tentangg penalaran logic dan berhubungan dengan bilangan. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logic. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
“Pada umumnya para siswa yang pandai dalam matematika tidak hanya pandai dalam bidang matematika saja tetapi juga dalam bidang-bidang yang lain. Sebuah kalkulator tidak bisa berfikir untuk kamu, kamu sendiri harus memahami apa yang kamu lakukan. Jika kamu tidak memahami matematika, kalkulator hanya sedikit membantu” (Handley, 2004: 11). Tanpa memahami matematika murni, tidak mungkin dapat mempelajari dan memahami matematika ekonomi dan bisnis (Bintang, 2002: 3).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, keterampilan hitung adalah kecakapan siswa dalam mempelajari operasi penjumlahan, operasi pengurangan, operasi perkalian, dan operasi pembagian yang merupakan bagian dari matematika. Hasil belajar ini dibatasi oleh aspek kognitif yang direpresentasikan dengan nilai tes yang dilihat dari nilai matematika. Metematika merupakan satu syarat untuk mempelajari bidang studi lain, termasuk akuntansi. Penguasaan siswa terhadap keterampilan hitung yang didapat dari penyelesaian matematika, lebih
19 memudahkan dalam mempelajari akuntansi yang juga menggunakan perhitungan angka.
3. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Guru Mengajar Kata persepsi berasal dari bahasa inggris “perception” yang berarti penglihatan atau tanggapan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi adalah suatu tanggapan (penerimaan langsung dari suatu serapan). Slameto (2003: 102) mengemukakan bahwa “Persepsi adalah proses menyangkut masuknya pesan atau informasi yang masuk ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihatan, peraba, perasa,dan penciuman”.
Menurut Walgito (2004: 87), persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya.
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah (Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 32).
Menjadi guru menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat dan kawan-kawan (Dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 32-33) tidak sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan seperti: 1. Takwa kepada Alloh swt.
20 2. Berilmu 3. Sehat jasmani 4. Berkelakuan baik.
Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan Negara. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian seorang guru harus melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Dengan keterampilan dasar dalam mengajar, guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas lulusan sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunaryo (2009: 10-11). “Keterampilan-keterampilan dasar mengajar guru menentukan keberhasilan proses belajar mengajar Jika guru dapat menguasai berbagai keterampilan mengajar maka ia dapat menjelaskan materi pelajaran dengan menarik sehingga siswa dapat lebih mudah dan cepat mengerti materi yang telah dijelaskan oleh guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik”.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 99), keterampilan dasar mengajar guru adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki dalam menjalankan tugas mengajarnya. Keterampilan guru mengajar dibagi menjadi delapan (8) yang dapat dilihat pada table di bawah ini:
21 Tabel 6. Keterampilan Guru Mengajar No Jenis Keterampilan 1. Keterampilan Dalam Memberi Penguatan (Reinforcement)
Pengertian Keterampilam yang mempunyai pengaruh yang berupa sikap yang positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran dan membina tingkah laku yang produktif.
Kategori Keterampilan a. Penguatan Verbal b. Penguatan Non Verbal
2.
Keterampilan Bertanya
a. Keterampilan bertanya dasar b. Keterampilan bertanya lanjutan
3.
Keterampilan Mengadakan Variasi
Keterampilam guru dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa selama proses belajar pembelajaran, karena kualitas pertanyaan guru menentukan kualitas jawaban siswa. Keterampilan yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
4.
Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan dalam mengorganisasikan mata pelajaran dalam tata urutan yang berencana secara sistematis , sehingga mudah dipahami oleh siswa
5.
Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran
Keterampilan yang dilakukan untuk menciptakan sikap mental dan penuh perhatian pada diri siswa sedangkan menutup pelajaran adalah ketrampilan untuk untuk mengakhiri inti pelajaran.
a. Variasi dalam gaya mengajar b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pembelajaran c. Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan siswa. a. Merencanakan penjelasan b. Penyajian suatu penjelasan
a. Membuka pelajaran b. Menutup pelajaran
22 Lanjutan Tabel 6. Keterampilan Guru Mengajar No Jenis Keterampilan Pengertian 6. Keterampilan Keterampilan dalam Membina Diskusi membimbing kegiatan diskusi Kelompok Kecil untuk membahas berbagai informasi, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
7.
Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan guru untuk memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran.
Kategori Keterampilan a. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topic diskusi b. Memperjelas masalah dan urunan pendapat c. Menganalisis pandagan siswa d. Meningkatkan urunan siswa e. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi f. Menutup diskusi. a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan kondisi belajar yang optimal b. Ketrampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Berbagai jenis keterampilan mengajar tersebut dapat dipelajari oleh guru dalam melakukan pembelajaran. Guru yang professional adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajarnya dengan baik. Dalam mengajar diperlukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk kelancaran proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
Persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengajar dapat diartikan sebagai tanggapan atau pendapat seorang siswa tentang keterampilan dasar guru dalam mengajar yang diterapkan di kelas selama kegiatan belajar berlangsung. Pada saat
23 ini mungkin siswa belum mengetahui secara teoritis tentang yang berkaitan dengan keterampilan guru dalam mengajar, namun pada prakteknya siswa tersebut sudah mampu memberikan penilaian terhadap keterampilan guru dalam mengajar. Tanggapan positif atau negatif yang terjadi merupakan perasaan yang dihasilkan dari pengamatan sehari-hari selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas.
Tanggapan siswa yang baik terhadap gurunya yang profesional dalam menguasai keterampilan mengajar, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap siswa.untuk semangat belajar sehingga meningkatkan hasil belajarnya. Hal ini senada dengan pendapat Sardiman (2005: 218) yang menyatakan “Tanggapan siswa terhadap hasil interaksi belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berkembang dalam tiga kemungkinan menerima, acuh tak acuh dan menolak. Kedua terakhir sama buruknya terhadap hasil proses dan hasil belajar, meskipun sebabnya mungkin berasal dari guru sendiri. Guru yang cakap dan bijaksana akan mampu membawa sebagian besar siswanya untuk menerima interaksi dengan senang dan penuh perhatian sehingga proses hasil belajar yang diperoleh optimal”.
4. Pengertian Cara Belajar Dalam belajar siswa mengalami kesulitan walaupun ia telah mengerahkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk belajar, tetapi tidak memberikan hasil yang diharapkan. Jelas hal ini telah terjadi keseimbangan antara usaha yang dikerahkan untuk belajar dengan hasil yang didapat, hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui cara belajar yang tepat. Cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab keberhasilan studi murid yang berasal dari dalam diri (internal). Ada cara efisien, dan ada pula cara belajar yang tidak efisien. Cara belajar yang efisien menurut The Liang Gie adalah rangkaian
24 aktivitas belajar yang memberikan perbandingan terbaik antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang didapatkan.
Menurut Thursan Hakim (2005: 7) cara belajar yang efisien adalah cara belajar yang memungkinkan siswa menguasai ilmu dengan lebih mudah dan lebih cepat sesuai kapasitas tenaga dan pikiran yang dikeluarkan. Sedangkan menurut Suhaenah Suparno (2001: 112) cara belajar yang efisien adalah sesuatu yang unik bagi dirinya dan mungkin sangat berbeda dengan cara belajar orang lain. Berdasarkan pendapat diatas, bahwa cara belajar yang efisien adalah suatu cara atau metode yang harus dilakukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Jadi, siswa dalam belajar haruslah mengetahui cara belajar yang efisien agar siswa tidak mengalami kesulitan dan hambatan-hambatan dalam proses belajar.
Teknik belajar yang digunakan dalam mempelajari mata pelajaran akuntansi berbeda dengan mata pelajaran lain, misalnya sejarah menggunakan metode menghafal. Metode menghapal tidak sesuai dengan bila digunakan dalam mempelajari akuntansi karena terdapat transaksi-transaksi berupa peristiwa financial, maka di butuhkan keterampilan menghitung. Menurut Dalyono (2005: 58) “teknik-teknik belajar perlu diperhatikan bagaimana caranya membaca, mencatat, menggarisbawahi, membuat ringkasan/kesimpulan, dan apa yang harus dicatat”. Selain dari teknik-teknik tersebut, perlu juga diperhatikan waktu belajar, tempat, fasilitas, penggunaan media pengajaran, dan penyesuaian bahan pelajaran.
25 Di samping mengetahui teknik-teknik belajar yang digunakan, menurut Dalyono (2005: 58) “belajar di sekolah memiliki teknik atau cara-cara tertentu, antara lain: harus sarapan pagi terlebih dahulu, hadir disekolah 15 menit sebelum masuk, dan duduk di tempat yang sesuai dengan kondisi tubuh. Belajar di rumah perlu memperhatikan kondisi dan lingkungan”.
Hakim (2000: 53-55) membedakan antara cara belajar dalam ilmu pasti dan ilmu social. Menurutnya cara belajar dalam ilmu social adalah: 1. Ringkaslah pelajaran yang diberikan guru atau dosen sejak awal semester atau catur wulan 2. Usahakanlah untuk membaca hasil ringkasan tersebut secukupnya saja, tidak perlu terlalu lama yang penting siswa membacanya secara kontinu sejak awal semester atau catur wulan 3. Usahakan juga untuk membaca hasil ringkasan tersebut dengan cara membacanya dengan suara yang cukup keras untuk didengar sendiri 4. Rekamlah pelajaran yang telah diringkas itu, lalu putarlah kembali hasil rekaman berulang-ulang sambil mendengarnya dengan seksama 5. Belajarlah dengan membuat soal-soal kemudian dijawab sendiri. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai cara belajar tersebut, bahwa cara belajar dapat dilakukan dengan cara: 1. Pembuatan jadwal dan pelaksanaanya 2. Membaca dan membuat catatan 3. Mengulangi bahan pelajaran 4. Konsentrasi 5. Mengerjakan tugas.
Cara belajar yang terencana, sistematis, dan tersusun rapi merupakan program yang cukup penting karena belajar merupakan suatu proses untuk mempertajam daya serap siswa terhadap materi yang telah dipelajari serta memudahkan siswa
26 untuk menerima materi selanjutnya. Siswa hendaknya menerapkan cara belajar yang baik dan teratur dalam kegiatan belajar, karena kesulitan belajar dialami oleh siswa akan dapat diatasi dengan menempuh langkah-langkah belajar efisien yang akhirnya akan menghasilkan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
5. Hasil Belajar Akuntansi (Y) Akuntansi menurut Harahap (2001: 4), “akuntansi adalah menyangkut angkaangka yang akan disajikan dasar dalam proses pengambilan keputusan, angka itu menyangkut uang atau nilai moneter yang menggambarkan catatan dari transaksi perusahaan”. Soemarso (2004: 14), bahwa akuntansi adalah proses mengindentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Akuntansi yang diajarkan pada siswa SMA merupakan pengetahuan yang relatif baru bagi siswanya. Mengenai sesuatu yang baru kepada pemula bukan suatu pekerjaan yang mudah, termasuk mengenal akuntansi kepada siswa. Akuntansi bukan hanya sekedar keterampilan teknis yang dapat diajarkan begitu saja seperti keterampilan pada suatu kursus. Akuntansi merupakan suatu pengetahuan yang luas dan kompleks, dari pemahaman yang selayaknya akan menjadikan perilaku tertentu bagi mereka yang belajar akuntansi. Kesalahan dalam pendekatan pembelajaran akuntansi tidak hanya menyebabkan adanya persepsi dan pemahaman yang berlainan tentang akuntasi. Yang diinginkan adalah bahwa anak didik akan mempunyai pengetahuan yang layak dan mempunyai persepsi yang benar tentang akuntansi.
27 Berdasarkan pendapat diatas, bahwa akuntansi adalah suatu proses kegiatan yang bersifat financial yang saling berhubungan yang terjadi didalam perusahaan. Oleh karena itu dalam penyajian materi akuntansi tidak hanya melalui penjelasan tetapi perlu diperbanyak latihan sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
Sebelumnya telah dipaparkan bahwa hasil belajar adalah suatu alat untuk megukur tingkat keberhasilan para siswa dalam proses belajar mengajar. Maka, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar akuntansi adalah tingkat keberhasilan yang dicapai siswa terhadap mata pelajaran akuntansi yang diterima ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai dan keterampilan menghitung.
6. Hubungan Antara Keterampilan Hitung, Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Guru Mengajar Dan Cara Belajar Dengan Hasil Belajar Akuntansi Faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar akuntansi dalam penelitian ini yaitu keterampilan hitung, persepsi siswa tentang keterampilan guru mengajar dan cara belajar.
Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar adalah: 1. Faktor internal, meliputi cara belajar, kebiasaan belajar, aktivitas belajar, motivasi belajar, sikap, minat, kondisi psikis, dan keadaan kultur. 2. Faktor eksternal, meliputi: a. Faktor keluarga seperti interaksi dengan orang tua, keadaan ekonomi, dan sarana belajar di rumah. b. Faktor sekolah seperti disiplin belajar, fasilitas belajar, metode mengajar, interaksi guru dan murid, dan aktivitas guru. c. Faktor masyarakat seperti tempat tinggal, pergaulan, interaksi kepada masyarakat sekitar.
28 d. Faktor lingkungan sekitar seperti keadaan sekitar tempat tinggal, keadaan lalu lintas dan iklim tempat tersebut.
Keterampilan hitung di sekolah ada didalam mata pelajaran matematika. Matematika adalah suatu pengetahuan yang sangat penting dalam menunjang ilmu pengetahuan lain, misalnya di bidang teknik, ekonomi, ilmu sosial serta matematika dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sendiri (Yahya, 2000: 3). Selanjutnya Slameto (2003: 102) menyatakan persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Setiap siswa memiliki persepsi yang berbada-bada terhadap gurunya. Tanggapan yang baik terhadap guru yang kompeten dalam menguasai keterampilan guru mengajar, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap peserta didik dalam memotivasi dirinya untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Hal ini senada dengan pendapat Sardiman (2005: 218) bahwa, “Tanggapan siswa terhadap hasil interaksi belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berkembang dalam tiga kemungkinan menerima, acuh tak acuh dan menolak. Kedua terakhir sama buruknya terhadap hasil proses dan hasil belajar, meskipun sebabnya mungkin berasal dari guru sendiri. Guru yang cakap dan bijaksana akan mampu membawa sebagian besar siswanya untuk menerima interaksi dengan senang dan penuh perhatian sehingga proses hasil belajar yang diperoleh optimal”.
Ada cara belajar yang efisien dan ada pula cara belajar yang tidak efisien. Seorang siswa yang mempunyai cara belajar yang efisien, memungkinkan siswa tersebut lebih unggul mencapai hasil belajar yang lebih tinggi dibanding siswa yang tidak mempunyai cara belajar efisien. Menurut Thursan Hakim (2005: 7) cara belajar yang efisien adalah cara belajar yang memungkinkan siswa menguasai ilmu dengan lebih mudah dan lebih cepat sesuai kapasitas tenaga dan pikiran yang dikeluarkan. Sedangkan menurut Suhaenah Suparno (2001: 112) cara belajar yang efisien adalah sesuatu yang unik bagi dirinya dan mungkin sangat berbeda dengan cara belajar orang lain.
29 B. Penelitian yang Relevan Tabel 7. Penelitian Yang Relevan Tahun 2009
Nama Indah Permata Sari
Judul Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru, pemanfaatan media pembelajaran, dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar ekonomi/akuntansi siswa kelas IX semester ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun 2008/2009.
Hasil Ada pengaruh yang signifikan antara keterampilan mengajar guru, pemanfaatan media pembelajaran terhadap prestasi belajar dan lingkungan keluarga ekonomi/akuntansi siswa kelas IX semester ganjil SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun 2008/2009 yang dibuktikan dengan hasil perhitungan uji perhitungan uji F dan diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 45,958 > 2,745
2006
M. Harti Ariandini
Pengaruh prestasi matematika dan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA semester ganjil SMA Pangudi Luhur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2005/2006.
Ada pengaruh yang positif dan signifikan prestasi matematika dan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA semester ganjil SMA Pangudi Luhur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2005/2006. Hal ini ditunjukan dengan F hitung> F tabel yaitu 0,93 > 0,207 dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,86.
C. Kerangka Pikir Kegiatan belajar mengajar merupakan interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan dua pihak tersebut memberikan umpan balik, baik bagi guru maupun siswa. Umpan balik yang diberikan oleh
30 anak didik selama pelajaran berlangsung ternyata sangat beragam, baik kualitas maupun kuantitasnya, tergantung rangsangan yang diberikan oleh guru. Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar adalah: 1. Faktor internal, meliputi cara belajar, kebiasaan belajar, aktivitas belajar, motivasi belajar, sikap, minat, kondisi psikis, dan keadaan kultur. 2. Faktor eksternal, meliputi: a. Faktor keluarga seperti interaksi dengan orang tua, keadaan ekonomi, dan sarana belajar di rumah. b. Faktor sekolah seperti disiplin belajar, fasilitas belajar, metode mengajar, interaksi guru dan murid, dan aktivitas guru. c. Faktor masyarakat seperti tempat tinggal, pergaulan, interaksi kepada masyarakat sekitar. d. Faktor lingkungan sekitar seperti keadaan sekitar tempat tinggal, keadaan lalu lintas dan iklim tempat tersebut. Akuntansi menurut Harahap (2001: 4), “akuntansi adalah menyangkut angkaangka yang akan disajikan dasar dalam proses pengambilan keputusan, angka itu menyangkut uang atau nilai moneter yang menggambarkan catatan dari transaksi perusahaan”. Karena akuntansi berhubungan dengan keterampilan hitung maka untuk mendapatkan hasil belajar akuntansi yang baik siswa perlu menguasai keterampilan hitung yang baik. Keterampilan hitung yang dipelajari siswa di sekolah merupakan bagian dari pelajaran matematika.
Matematika merupakan satu syarat untuk mempelajari bidang studi lain, termasuk akuntansi. Penguasaan siswa terhadap keterampilan hitung dapat dilihat dari hasil belajar matematika, akan lebih memudahkan siswa dalam mempelajari akuntansi. Hal ini disebabkan karena akuntansi menggunakan perhitungan angka yang didapat dari pelajaran matematika.
31 Cara belajar dan persepsi siswa mengenai keterampilan guru dalam mengajar merupakan faktor lain yang diduga menentukan keberhasilan siswa yang berasal dari dalam diri siswa (internal). Ada cara belajar yang efisien dan ada pula cara belajar yang tidak efisien. Seorang siswa yang mempunyai cara belajar yang efisien, memungkinkan siswa tersebut lebih unggul mencapai hasil belajar yang lebih tinggi dibanding siswa yang tidak mempunyai cara belajar efisien.
Sebagai seorang guru sebaiknya dapat melaksanakan perannya dengan baik. Guru dituntut untuk dapat membuat suasana belajar yang nyaman, agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara efektif. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki keterampilan dalam mengajar.
Persepsi siswa tentang keterampilan guru mengajar yang baik akan berdampak baik pula terhadap hasil belajar. Hal itu disebabkan karena persepsi positif yang dihasilkan oleh siswa akan memberikan hal yang positif juga terhadap pembelajaran. Siswa yang berpersepsi positif akan berpikir positif terhadap apa yang diberikan oleh guru sehingga siswa mudah menerima dan mengerti tentang pelajaran yang diberikan. Dengan persepsi positif siswa tentang keterampilan dasar guru dalam mengajar yang baik akan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Sebagai seorang guru yang professional harus dapat menciptakan persepsi yang positif terhadap siswa sehingga siswa dapat tertarik dengan pelajaran dan akan berdampak terhadap hasil belajar siswa yang meningkat.
Keterampilan hitung, persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengajar dan cara belajar diduga mempengaruhi hasil belajar akuntansi. Hasil belajar
32 merupakan suatu alat untuk megukur tingkat keberhasilan para siswa dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan uraian hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada paradigma berikut: Gambar 1. Paradigma teoritis pengaruh peubah bebas X1, X2, dan X3 terhadap Y. Keterampilan Hitung (X1) r1 Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Guru (X2)
r2
R
Hasil Belajar Akuntansi (Y)
r3 Cara Belajar (X3)
Paradigma penelitian (Sugiyono, 2010: 68)
D. Hipotesis 1. Ada hubungan keterampilan hitung dengan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS Semester Ganjil di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 apabila persepsi siswa tentang keterampilan guru mengajar dan cara belajar dikendalikan. 2. Ada hubungan persepsi siswa tentang keterampilan guru mengajar dengan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS Semester Ganjil di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 apabila keterampilan hitung dan cara belajar dikendalikan.
33 3. Ada hubungan cara belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS Semester Ganjil di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 apabila keterampilan hitung dan persepsi siswa tentang keterampilan guru mengajar dikendalikan. 4. Ada hubungan keterampilan hitung, persepsi siswa tentang keterampilan guru mengajar dan cara belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS Semester Ganjil di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.