BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Secara sederhana perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang di kelola oleh perguruan tinggi dalam membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi. Perpustakaan Nasional mendefinisikan perpustakaan perguruan tinggi sebagai perpustakaan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tinggi yang layanannya kepada sivitas akademika perguruan
tinggi yang bersangkutan.
Tujuannya untuk membantu perguruan tinggi dalam menjalankan Tri Dharma yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat. Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 3) menyatakan bahwa: Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur yang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya”. Selanjutnya dinyatakan bahwa, “yang dimaksud dengan perguruan tinggi adalah universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik, dan perguruan tinggi lain yang sederajat”. Menurut Reits yang dikutip Jonner Hasugian (2011 : 79) menyatakan bahwa: Perpustakaan perguruan tinggi adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun, diadministrasikan dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas, dan stafnya. Syahrial-Pamuntjak (2000 : 5) dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan menyatakan bahwa, perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan pendidikan tinggi, baik yang
12 Universitas Sumatera Utara
berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi, dan perpustakaan sekolah tinggi. Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 51) menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut: Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan Tri Dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat) maka perpustakaan perguruan tinggi bertujuan membantu melakasanakan ke tiga dharma perguruan tinggi. Berdasarkan beberapa defenisi di atas yang dijelaskan oleh para ahli tentang perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berperan untuk mendukung perguruan tinggi ataupun sebuah universitas dalam memberikan layanan informasi untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 2.1.2 Tujuan perpustakaan perguruan tinggi Berdirinya suatu perpustakaan perguruan tinggi tidak lepas dari tujuan awal didirikannya perpustakaan tersebut, yaitu untuk menunjang program Tri Dharma perguruan tinggi. Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 52) berpendapat bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi, sebagai berikut: 1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi,. lazimnya staf, pengajar dan mahasiswa. 2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referensi) pada semua tingkat akademis, artinya mulai mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar. 3. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi bebagai jenis pengguna. 4. Menyediakan ruangan belajar untuk pengguna perpustakaan. 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal. Dari uraian di atas menyatakan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memberikan layanan informasi dalam memenuhi kebutuhan 13 Universitas Sumatera Utara
informasi masyarakat pengguna dan menyediakan fasilitas untuk pengguna perpustakaan dalam mendapatkan informasi yang diinginkan. Sedangkan dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 47) tujuan perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut: 1. Mengadakan dan merawat buku, jurnal, dan bahan perpustakaan lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran dan penelitian di perguruan tinggi. 2. Mengusahakan, menyimpan, dan merawat bahan perpustakaan yang bernilai sejarah, yang memiliki kandungan informasi lokal, dan yang dihasilkan oleh sivitas akademika, untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran (learning resources). 3. Menyediakan sarana temu kembali untuk menunjang pemakaian bahan perpustakaan. 4. Menyediakan tenaga yang profesional serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatiahn cara penggunaan bahan perpustakaan. 5. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan. Dari beberapa uraian diatas menyatakan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program pendidikan yang dilaksanakan perguruan tinggi induk serta memberikan layanan informasi dan menyediakan fasilitas kepada masyarakat pengguna perpustakaan. 2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan perpustakaan perguruan tinggi harus mampu melakukan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan sebagai berikut: 1. Fungsi edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan maten pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 2. Fungsi informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.
14 Universitas Sumatera Utara
3. Fungsi riset Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlsk dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyrakat dalam berbagai bidang. 4. Fungsi rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan. 5. Fungsi publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik. 6. Fungsi deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. 7. Fungsi interprestasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber – sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan Tri Dharmanya. (Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Perdoman, 2004 : 3-4) Dari uraian di atas menyatakan bahwa fungsi-fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah edukasi, informasi, riset, rekreasi, publikasi, deposit dan interprestasi. Sedangkan menurut Jonner Hasugian (2009 : 82) menyatakan bahwa fungsi perpustakaan, sebagai berikut: 1. Penyimpanan Salah satu tugas pokok perpustakaan adalah penyimpanan bahan perpustakaan yang diterimanya. Perpustakaan selalu disebut dengan istilah document storage, sebab semua jenis perpustakaan melakukan fungsi ini. Akan tetapi, fungsi penyimpanan lebih nyata terlihat pada perpustakaan nasional dari pada perpustakaan lainnya. Perpustakaan nasional menyimpan semua terbitan terutama yang tercetak yang diterbitkan di negara sendiri. 2. Pendidikan Bahwa mayoritas masyarakat mengetahui perpustakaan merupakan tempat belajar. Pada suatu perguruan tinggi, peran perpustakaan sangat nyata sehingga muncul pernyataan bahwa perpustakaan adalah jantung perguruan tinggi. Para mahasiswa dan dosen dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan perguruan tinggi
15 Universitas Sumatera Utara
3. Penelitian Kegiatan penelitian dipastikan berkiatan sangat erat dengan perpustakaan. kegiatan penelitian mutlak memerlukan jasa perpustakaan. perpustakaan bertugas menyedian bahan perpustakaan (penyedia materi) untuk penelitian. 4. Informasi Perpustakaan adalah institusi pengelola informasi. Perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai. Perlu diketahui bahwa informasi sedikit bebeda atau lain dengan data perpustakaan. informasi merupakan pengolahan data perpustakaan yang disediakan dengan permintaan pemakai. 5. Kultural Perpustakaan bertugas menyimpan khasanah budaya bangsa khususnya yang berupa media yang merekam informasi, naskah, manuskrip dan dokukmen lain. Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidk dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. 6. Rekreasi Pengguna perpustakaan dapat menikmati rekreasi dengan cara membaca. Melalui bahan yang bacaan yang sediakan oleh perpustakaan juga terkandung aspek rekreasi terutama bacaan umum dankarya fiksi seperti novel, roman, dan sebagainya. Dari beberapa uraian di atas menyatakan bahwa fungsi perpustakaan merupakan pendidikan, informasi, rekreasi, defosit, penelitian, dan lain – lain. Dan dalam Membina Perpustakaan Sekolah (1994 : 34) menyatakan bahwa, fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai sarana kegiatan belajarmengajar, pusat penelitian sederhana, pusat baca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi. 2.2 Jaringan Perpustakaan Jaringan
perpustakaan
merupakan
bentuk
kerjasama
antara
dua
perpustakaan atau lebih yang dilakukan berbagai perpustakaan baik pemerintah maupun swasta setelah di lakukan perjanjian atau kesepakatan antara ke dua pihak dan memiliki tujuan yang sama dalam mengembangkan sarana maupun prasarana setiap anggota jaringan perpustakaan yang bersangkutan. Jaringan kerjasama ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan informasi kepada para pengguna jasa perpustakaan.
16 Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Pengertian Jaringan Perpustakaan Jaringan perpustakaan adalah sistem hubungan antara perpustakaan satu dengan perpustakaan lainnya yang di bentuk berdasarkan kesepakatan yang memungkinkan
komunikasi
dan
informasi
diantara
anggota
jaringan
perpustakaan. Jaringan perpustakaan dapat di kenal dalam dunia perpustakaan dengan istilah jaringan kerja informasi (information network). Jaringan perpustakaan
berkonotasi
pada
arah
kerjasama
antarperpustakaan
yang
membentuk jaringan. Dalam hal ini, jaringan informasi tidak dapat disamakan dengan jaringan perpustakaan, sebab jaringan informasi tekanannya lebih mengarah pada informasi dengan pengertian informasi yang tidak identik dengan perpustakaan. Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 99) menyatakan bahwa, jaringan perpustakaan adalah sistem kerjasama antar perpustakaan dengan tujuan menyediakan informasi yang relevan bagi pengguna. Sulistyo-Basuki(1991 : 65) berpendapat dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan menyatakan bahwa jaringan perpustakaan sebagai berikut: Jaringan informasi atau kadang-kadang disebut pula jaringna kerja informasi (information network) adalah suatu sistem terpadu dari badanbadan yang bergerak dalam bidang pengolahan informasi, seperti perpustakaan, pusat dokumentasi, pusat analisis informasi, dan pusat informasi dengan tujuan menyediakan pemasukan data relevan tanpa memperhatikan bentuk maupun asal data untuk keperluan masyarakat. Secara umum, jaringan informasi dapat dibagi atas jaringan informasi yang berorientasi pada satu atau beberapa bidang yang berorientasi pada suatu tugas atau misi, dan yang berorientasi pada bidang khusus. Pernyataan di atas hampir sama dengan pendapat Mastini (2005 : 99) menyatakan bahwa: Jaringan perpustakaan adalah sistem terpadu dari lembaga-lembaga seperti perpustakaan, pusat dokumentasi, pusat informasi, pusat analisa, dengan tujuan menyediakan kepada masyarakat pengguna masukan data yang relevan, tanpa memperhatikan bentuk maupun asal data.
17 Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa defenisi di atas menyatakan bahwa jaringan perpustakaan adalah suatu sistem penghubung atau kerja sama antar perpustakaan dalam menyediakan, mengolah dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat pengguna perpustakaan. 2.2.2 Tujuan Jaringan Perpustakaan Dari kegiatan yang dilaksanakan dalam jaringan perpustakaan yang disebut juga jaringan informasi, dimana dapat dilakukan kerja sama dalam berbagai kegiatan dan tukar-menukar informasi dalam bentuk buku, majalah dan terbitan lainnya. Menurut Mastini (2005 : 99) tujuan jaringan perpustakaan adalah menyediakan masukan data yang relevan kepada masyarakat pengguna, tanpa memperhatikan bentuk maupun asal data. Pawit M. Yusup (1995 : 114) berpendapat bahwa tujuan jaringan adalah pemerataan informasi. Arus informasi menjadi lebih luas dan langsung karena semua anggota masyarakat mempunyai potensi dan hak yang sama atas semua informasi yang tersedia di mana pun. Sedangkan menurut Yuni Yuyen (2013 : 5) menyatakan bahwa tujuan jaringan perpustakaan, sebagai berikut: 1. Meningkatkan kekayaan dan keanekaragaman informasi yang berasal dari peserta/anggota jaringan. 2. Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan informasi bagi masyarakat yang membutuhkan secara tepat dan akurat. 3. Menciptakan system penelusuran dan penemuan informasi yang dibutuhkan masyarakat. 4. Mengupayakan terjalinnya kerjasama antara perpustakaan dengan berbagai jenis layanan informasi lainnya. Dari
beberapa pendapat di atas menyatakan bahwa tujuan jaringan
perpustakaan adalah menyediakan dan memperoleh suatu data atau informasi untuk keperluan masyarakat pengguna, tanpa memperhatikan asal data atau informasi tersebut serta meningkatkan kualitas informasi yang tersedia dalam perpustakaan.
18 Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Fungsi Jaringan Perpustakaan Jaringan Perpustakaan bermakna sebuah kumpulan perpustakaan yang melayani sejumlah badan, instansi atau lembaga atau melayani berbagai institusi dan memberikan sejumlah jasa sesuai dengan rencana terpadu untuk mencapai tujuan bersama. Maka fungsi suatu jaringan perpustakaan adalah memudahkan pengguna mengakses jasa layanan dari perpustakaan. Menurut Eli Safitri (2013 : 4) menyatakan bahwa, jaringan perpustakaan adalah melakukan kerjasama sehingga pengguna dimanapun memperoleh jasa perpustakaan sama baiknya dengan pengguna di tempat lain. Sedangkan Ridwan Siregar (2005 : 12) berpendapat bahwa fungsi jaringan perpustakaan adalah untuk memberikan akses yang lebih terhadap koleksi, memperbaiki pelayanan pengguna dan teknis, meningkatkan aktivitas dalam berbagai sumber daya, mengurangi duplikasi, dan menciptakan pelayanan yang efisien. Yuni Yuyen (2013 : 6) menyatakan bahwa fungsi jaringan perpustakaan atau kerjasama perpustakaan, sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Menjalin komunikasi antar perpustakaan Tukar menukar informasi Pemberdayaan SDM Pemberdayaan Koleksi Pemberdayaan sarana dan prasarana
Dari beberapa pendapat para ahli di atas menekankan bahwa fungsi jaringan perpustakaan adalah untuk memberikan layanan kepada masyarakat pengguna perpustakaan dalam mengakses koleksi dan layanan teknis dalam perpustakaan yang lebih baik serta meningkatkan SDM dan sarana prasarana. 2.3 Bentuk Kerjasama Perpustakaan Kerjasama perpustakaan bukan hal yang baru dalam dunia perpustakaan. Perpustakaan bekerja sama dengan perpustakaan lain supaya meningkatkan
19 Universitas Sumatera Utara
kualitas dan kuantitas pelayanan yang ada di perpustakaan. Pertukaran informasi bibliografis adalah salah satu berbagai langkah awal untuk mendapatkan bahanbahan pustaka yang diperlukan pengguna perpustakaan. Kerjasama dengan perpustakaan lain, baik lokal, nasional maupun internasional perlu dikembangkan dan dipelihara. Hal Ini, salah satu perluasan pelayanan yang di lakukan dalam menawarkan berbagai alternatif untuk mendapatkan informasi yang tersedia di perpustakaan. Dalam hal ini juga diketahui bahwa ada beberapa jenis bentuk-bentuk kerjasama perpustakaan sesuai dengan kebutuhan dari pihak-pihak yang melakukan kerjasama. Menurut Purnomo (2010 : 167-169) menyatakan bahwa bentuk – bentuk kerjasama perpustakaan sebagai berikut: pemanfaatan koleksi pustaka (resource sharing); kerjasama pengadaan; kerjasama penyimpanan. Berdasarkan bentuk-bentuk kerjasama di atas, perpustakaan yang menjalin hubungan kerjasama dengan perpustakaan lain dapat melakukan semua bentukbentuk kerjasama yang disebutkan di atas, jika sudah ada kesepakatan antara kedua pihak yang berkaitan. Bentuk-bentuk kerjasama tersebut akan diuraikan selanjutnya. 2.3.1 Pemanfaatan Koleksi Pustaka (Resource Sharing) memanfaatkan koleksi yang ada dalam perpustakaan salah satu yang dapat dilakukan dalam kerjasama jaringan perpustakaan perguruan tinggi atau sebagainya. Dalam hal ini, pemanfaatan koleksi dapat dibagi 3 jenis kerjasama, sebagai berikut: 1. Silang layan Dalam kerjasama ini yang dilakukan saling meminjamkan pustaka berupa bahan asli ataupun hanya dengan penyedian fasilitas reproduksi bahan yang diperlukan baik berupa fotokopi, atatupun mikro dan sebagainya. Bentuk silang layan ini dapat dikembangkan dalam penyedian jasa oleh masing-masing perpustakaan untuk saling melakukan penelususran dan pemberian informasi yang dibutuhkan. 2. Pemakaian ruang baca dan fasilitas lain
20 Universitas Sumatera Utara
Karena kerbatasan pustaka/koleksi yang dimiliki, perpustakaan harus lebih mementingkan pengguna atau anggotanya, sedangkan perpustakaan lain biasanya hanya diizinkan untuk membaca bahan pustaka diruang baca yang tersedia, termasuk pemanfaatan perlengkapan perpustakaan. 3. Pertukaran data bibliografi Untuk dapat saling mengetahui koleksi pustaka yang dimiliki oleh masing-masing anggota jaringan, kerjasama pertukaran data blibliografi merupakan suatu bentuk kerjasama yang banyak dilakukan pada perpustakaan. Usaha yang dahulu dilakukan secara sederhana dengan saling mengirimkan daftar tambahan buku, sekarang dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dengan memanfaatkan komputer untuk melaksanakan tugas-tugas perpustakaan. Dari uraian di atas menyatakan bahwa kerjasama dalam pemanfaatan koleksi pustaka dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan, sebagai berikut: silang layan, pemakaian ruang fasilitas lain dan pertukaran data bibliografi. 2.3.2 Kerjasama Pengadaan Dalam
kerjasama pengadaan buku adalah awal bentuk kerjasama
perpustakaan satu dengan perpustakaan lain. Dalam hal ini, masing-masing perpustakaan bertanggung jawab atas kebutuhan informasi penggunanya. Perpustakaan akan memilih
buku berdasarkan permintaan anggota atau
berdasarkan pengetahuan pustakawan atas keperluan bacaan anggotanya. Kerjasama ini dapat membantu perpustakaan dalam menambah koleksi pustaka ataupun memanfaatkan dana yang tersedia semaksimal mungkin untuk menambah koleksi perpustakaan, yaitu: 1. Spesialisasi tertentu dalam pengumpulan koleksi pustaka dalam subjeksubjek tertentu. Dalam bentuk kerjasama ini, tiap-tiap perpustakaan anggota dapat mengkhususkan diri dalam mengumpulan koleksi pustaka dalam bidang tertentu, duplikasi dapat terhindari untuk koleksi pustaka yang jarang terpakai. 2. Tukar menukar Untuk dapat saling membantu pengembangan koleksi pustaka masingmasing, kerjasama dapat di lakukan dengan saling memberikan terbitan lembaga yang bersangkutan.
21 Universitas Sumatera Utara
Dari uraian di atas menyatakan bahwa kerjasama pengadaan ada dua kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu: spesialisasi tertentu dalam pengumpulan koleksi pustaka dalam subjek-subjek tertentu dan tukar menukar koleksi yang ada di perpustakaan. Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (2013 : 3) menyatakan bahwa kerjasama pengadaan dapat di lakukan, sebagai berikut: 1. Kerjasama spesialisasi subjek kerjasama ini masing-masing perpustakaan mengkhususkan diri pada subjek tertentu dengan tidak memandang asal buku. Keuntungan spesialisasi subjek ialah penentuan lokasi subjek yang dimiliki masing-masing perpustakan lebih mudah, dan bila perpustakaan mentaati ketentuan spesialisasi subjek maka dalam subjek kawasan kerjasama, masing-masing perpustakaan telah menunjukkan dirinya sebagai lokasi subjek tertentu. Namun demikian ada keberatan terhadap sistem ini ialah alokasi bidang subjek yang kurang jelas dan bersifat arbitrer serta banyak perpustakaan kurang menggunakan akses ke subjek yang ada di perpustakaan lain karena subjek tersebut kurang menarik bagi perpustakaan lain. Misalnya bagi perpustakaan bidang sastra, tentunya kurang menggunakan subjek biologi, walaupun akses ke bidang biologi tersedia berkat kerjasama. 2. Kerjasama pengadaan fiksi Terutama untuk fiksi yang sudah tidak dicetak lagi. Kerjasama ini dilakukan di kalangan perpustakaan Inggris sedangkan untuk Indonesia belum ada. 3. Kerjasama pengadaan buku asing. Kerjasama ini dilakukan pada banyak negara terutama pada negara yang memiliki lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang mengkhususkan diri kajian wilayah tertentu. Salah satu bentuk ialah Public Law 480 dari AS yang memungkinkan Library of Congress menggunakan dana yang diperoleh dari ekspor pertanian untuk membeli buku terbitan lokal. Dalam kaitannya dengan Indonesia, Library of Congress membuka kantor perwakilan di Jakarta dengan tugas membeli terbitan Indonesia, kemudian hasil tersebut disimpan di Library of Congress dan 7 perpustakaan perguruan tinggi yang memiliki jurusan kajian Asia Tenggara. 4. Kerjasama pengadaan materi audio-visual. Pustakawan semakin sadar bahwa perpustakaan perlu menyediakan materi nonbuku untuk pemakainya. Kini mulai banyak bentuk informasi pada kaset, video, CD ROM (Compact Disc Read Only Memory) yang dapat dipinjam dari perpustakaan, isinya dapat berupa puisi, drama, musik, bahasa, efek suara dll. Contoh kerjasama ini adalah Greater London Audio-Subject Specialisation Scheme (GLASS) mencakup 32 perpustakaan umum di London yang berupaya mengadakan dan menyimpan materi nonbuku. 22 Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa uraian di atas menyatakan bahwa kerjasama pengadaan dapat di lakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut; Kerjasama spesialisasi subjek, tukar menukar koleksi, kerjasama pengadaan fiksi dan buku asing serta kerjasama pengadaan materi audio-visual. 2.3.3 Kerjasama Penyimpanan Perpustakaan sesuai dengan fungsinya mengumpulkan, menyimpan, mengolah dan menyebarkan informasi kepada masyarakat pengguna juga dapat dikatakan sebagai pusat deposit. Agar perpustakaan berfungsi dengan baik, ada kalanya perpustakaan melakukan kerjasama dengan perpustakaan lain untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam kerjsama penyimpanan. Kerjasama penyimpanan adalah salah satu kerjasama yang dilakukan dalam jaringan perpustakaan untuk menyimpan koleksi anggota perpustakaan lainnya. Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 56) berpendapat bahwa kerjasama penyimpanan sebagai berikut: Melibatkan beberapa perpustakaan, perpustakaan yang ditunjuk akan menyimpan buku titipan anggota perpustakaan. Koleksi yang disimpan di perpustakaan ditunjuk ialah buku hadiah dan buku deposit. Penyimpanan bersama ini dilakukan berdasarkan sukarela ataupun sewa artinya perpustakaan yang menitipkan koleksinya kepada perpustakaan ditunjuk membayar sewa ruangan. 2.3.4 Bentuk-bentuk Kerjasama Penunjang Selain bentuk kerjasama di atas, kerjasama perpustakaan juga dapat dilakukan dengan kerjasama dalam publikasi seperti penerbitan bahan pustaka dan kegiatan dalam pembinaan pada staf perpustakaan. Menurut Purnomo (2010 : 169 –171) dalam buku Dokumentasi menyatakan bahwa bentuk kerjasama penunjang (alat – alat penunjang), yang untuk pembuatannya dapat juga dilakukan melalui kerjasama, sebagai berikut: 1. Penerbitan direktori perpustakaan Penerbitan direktori yang memuat alamat-alamat dari para anggota kerjasama, akan memudahkan masing-masing perpustakaan untuk 23 Universitas Sumatera Utara
2.
3.
4.
5.
6.
berkomunikasi. Direktori dapat diterbitkan secara lokal, daerah, nasional serta mencakup jenis perpustakaan yang sama, atau ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan yang sama. Penerbitan dan pertukaran daftar perolehan pustaka baru Masing-masing jaringan/kerjasama dapat menerbitkan daftar perolehan pustaka baru, serta menyebarkan daftar tersesebut secara rutin ke masing-masing anggota lain, baik langsung maupun melalui suatu lembaga sebagai pusat kerjasama. Penyusunan katalog induk Dengan memanfaatkan teknologi, pengiriman daftar perolehan pustaka baru dapat ditingkatkan dengan mengirim data dalam disket, untuk diolah lebih lanjut membentuk suatu pangkalan data bersama. Dari pangkalan data induk tersebut, dapat menghasilkan katalog induk gabungan dalam format, media dan lain-lain. Penyusunan dan pengadaan daftar pustaka ditukarkan/disumbangkan Setiap perpustakaan dapat mengetahui dan memperoleh bahan pustaka yang sesuai, tiap perpustakaan anggota perlu menyusun dan menyebarkan daftar yang dapat diberikan. Pembinaan berbagai standar untuk keseragaman dan kelancaran kegiatan komunikasi antarperpustakaan Dalam suatu usaha kerjasama, menyederhanakan prosedur, diperlukan keseragaman antara lain dalam format formulir, biaya penentuan klasifikasi, peraturan katalogarisasi, format data dan lain-lain. Pembinaan tenaga pustakawan Kerjasama antara dua belah pihak tak dapat berjalan lancar, jika tak didukung dengan sistem pengelolaan perpustakaan yangbaik dari setiap perpustakaan. Sedangkan pengelolaan perpustakaan sangat tergantung pada sumber daya manusianya. Program-program kerjasama dalam pembinaan sumber daya manusia dapat dilaksanakan, baik dalam bentuk pendidikan seperti penataran, seminar, lokakarya, magang, pendidikan formal maupun dalam bentuk peminjaman tenaga perpustakaan yang kompeten pada perpustakaan yang lemah.
Dari uraian di atas menyatakan bahwa bentuk – bentuk kerjasama penunjang (alar-alat penunjang) merupakan suatu bentuk kerjasama dalam hal publikasi, katalog induk, pembinaan kegiatan dan lain-lain dalam perpustakaan ataupun yang di lakukan antara anggota jaringan perpustakaan. 2.3.5 Kerjasama Berbasis Teknologi Informasi Dalam kerjasama jaringan perpustakaan teknologi bukan hal baru dalam dunia perpustakaan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka jaringan kerjasama antar perpustakaan mengalami kemajuan. Jaringan kerjasama 24 Universitas Sumatera Utara
bukan dilakukan secara manual, tetapi menggunakan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer dan internet. Dalam hal ini, kerjasama perpustakaan secara manual tidak dihilangkan, tetapi dimudahkan dalam melakukan kegiatan kerjasama antara anggota satu dengan anggota lainnya. Sehingga jarak tidak penghalang bagi setiap anggota dalam melakukan kerjasama dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi. Menurut Abdul Rahman Saleh (2010 : 4) menyatakan bahwa kerjasama berbasis teknologi informasi (online) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Katalog Online Katalog online adalah sistem katalog perpustakaan yang menggunakan komputer. Pangkalan datanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan baik menggunakan perangkat lunak buatan sendiri, maupun menggunakan perangkat lunak komersial. Sesuai dengan namanya katalog online ini berfungsi seperti layaknya sebuah katalog yaitu sebagai sarana penelusuran koleksi milik suatu perpustakaan. Katalog ini memberikan informasi bibliografis serta lokasi suatu buku di perpustakaan. Katalog online merupakan suatu terobosan yang luar biasa di bidang kepustakawanan karena dapat memberikan titik cari (access point)dari segala aspek pendekatan pada data katalog.
OPAC Web dan OPAC LAN
25 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 katalog online (OPAC) yang terhubung dari database perpustakaan ke internet. Pada katalog konvensional kita tidak akan dapat mencari suatu entri katalog dari penerbit, tahun terbit, atau bahkan dari kata yang ada pada judul (selain kata pada urutan pertama). Semua pendekatan dapat dilakukan pada katalog online, bahkan kita bisa mencari melalui dua kata yang ada pada judul dengan jarak kata tertentu (adjecent) 2. Layanan Informasi Mutakhir dan Layanan informasi terseleksi Perpustakaan dapat memberikan layanan informasi secara aktif berupa layanan informasi mutakhir (current awereness services/ CAS) maupun layanan informasi terseleksi (selective dissemination of information/ SDI). Pelayanan informasi mutakhir adalah pelayanan perpustakaan dimana perpustakaan menyediakan informasi terbaru sering tanpa batas-batas subyek tertentu selain hanya terseleksi merupakan pelayanan perpustakaan dimana perpustakaan menyediakan informasi yang sesuai dengan minat dan bidang ilmu pengguna yang menjadi pelanggannya. Didalam melakukan layanan CAS dan SDI ini diperlukan waktu yang sangat banyak dan kesabaran yang tinggi terutama SDI karena petugas harus melakukan pemilihan pustaka sesuai dengan profil minat pengguna setiap ada informasi datang. Dengan bantuan komputer maka layanan CAS dan SDI dapat dipermudah dan dipersingkat. Petugas hanya melakukan input ke pangkalan data setiap ada informasi baru datang. Tugas untuk pemilihan informasi yang sesuai dengan profil minat pengguna (yang sudah diinput sebelumnya) diserahkan kepada komputer. Dalam hitungan detik atau maksimal menit, maka komputer sudah menghasilkan output yang siap dikirim ke pelanggan kedua layanan tersebut. 3. Penelusuran informasi lengkap dan Multimedia Dengan teknologi komputer yang semakin maju seperti sekarang ini sangat dimungkinkan bagi perpustakaan untuk menyediakan layanan informasi lengkap (fulltext), bahkan dalam bentuk multimedia. Dengan teknik hypertext kita bisa menampilkan layanan fulltext yang bisa dihubungkan dengan bebas ke baik teks lain maupun gambar dan animasi. Saat ini dengan mudah kita jumpai ensiklopedi yang dikemas dalam CD-ROM. 4. Penelusuran Bibliografi dan abstraks Dalam katalog online pengguna akan mendapat layanan berupa data bibliografi buku maupun artikel jurnal ilmiah. Dan juga ringkasan (abstraks) dari dokumen aslinya. layanan ini, pengguna dapat memilih dokumen dan menghemat waktu dalam informasi yang dibutuhkan. Dengan bantuan komputer akan menjadi lebih efektif dan dapat dilakukan secara cepat dan fleksibilitas yang tinggi karena pangkalan data berbasis komputer ini memberikan kemungkinan pendekatan dari berbagai aspek sebagai titik temu (multiple approach). Penggunaan operator boolean dapat memberikan kombinasi penelusuran yang sangat
26 Universitas Sumatera Utara
luas, sehingga pengguna dapat mengatur hasil penelusuran sesuai dengan yang diinginkan. 5. Peminjaman Antar Perpustakaan & Pengiriman Dokumen (Document Delivery) Peminjaman antar perpustakaan adalah jarang dilakukan di Indonesia, karena ketidakpastian dari kantor pos dan kurangnya koleksi bukubuku. Di negara-negara maju servis semacam ini banyak digunakan. Dimana dana untuk perpustakaan dikurangi, perpustakaan seringkali memutuskan untuk tidak membeli sebuah buku, jika mengetahui ada perpustakaan lain yang memiliki buku tersebut. Dengan menelusuri katalog perpustakaan lain di Internet, para pustakawan dapat memastikan bahwa buku yang dicari ada di perpustakaan tersebut. Dan pustakawan dapat memesannya langsung dari Webpage perpustakaan yang dituju. Di Indonesia peminjaman antar perpustakaan terkadang menyangkut layanan pertukaran fotokopi artikel jurnal yang sering disebut dengan silang layan. 6. Rujukan (Reference) Pelayanan rujukan adalah jawaban dari pertanyaan yang diberikan dari pengguna perpustakaan. Pertanyaan yang berhubungan dengan skripsi atau laporan. Sebagian pertanyaan lainnya memerlukan jawaban berupa satu kalimat tetapi belum tentu lebih mudah untuk menjawabnya. Cara lain untuk menemukan jawaban dari pertanyaan referensi adalah mencarinya di World Wide Web. Hal ini menjadi pekerjaan yang rumit bagi pustakawan karena informasi yang tersedia banyak dan kualitas dari indexing tidak seimbang. Tetapi, jika pustakawan mengetahui sumber-sumber yang sering digunakan di perpustakaan, maka pustakawan akan mendapat informasi yang relevan. Beberapa universitas atau perguruan tinggi besar telah memasang halaman web yang saling berhubungan dengan halaman-halaman lainnya. Dengan bentuk ini sangat berguna untuk membantu pencari data lainnya. 7. Artikel Jurnal Artikel jurnal merupakan informasi primer yang penting terutama bagi peneliti dan dosen. Ketersediaan artikel jurnal di perpustakaan khusus atau perguruan tinggi sangat diharapkan. Jika sebuah perpustakaan tidak berlangganan jurnal tertentu, mereka dapat memperoleh dari Internet. Salah satu index ke artikel jurnal yang terkenal disebut Uncover. Setiap orang dapat menelusuri index itu tanpa bayaran tetapi harus membayar untuk fotokopi dari jurnal tersebut. Artikel-artikel itu dapat dipesan langsung melalui online dan dapat dikirim kepada yang membutuhkan melalui fax, e-mail atau surat biasa. Dari uraian di atas menyatakan bahwa kerjasama berbasis teknologi informasi berpengaruh juga dalam jaringan perpustakaan atau kerjasama perpustakaan dalam kegiatan yang dilakukan melalui komputer dan internet seperti; katalog online, layanan informasi dan penelusuran informasi serta 27 Universitas Sumatera Utara
peminjaman dokumen dan lain-lain. Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (2013 : 9) menyatakan bahwa kerjasama berbasis teknologi informasi adalah: 1. Pinjam antarperpustakaan
2.
3.
4.
5.
Bagi banyak orang pinjam antar perpustakaan sama dengan pinjam antar perpustakaan padahal pengertian kerjasama perpustakaan lebih luas daripada pinjam antar perpustakaan. Kemampuan perpustakaan dalam memberikan jasa pada anggota perpustakaan terbatas dan karena itu diperluas dengan cara meminjam dari perpustakaan lain mendorong formalisasi pinjam antar perpustakaan dalam kategori berikut: • Lokal, regional atau nasional dengan katalog induk yang mencakup koleksi semua perpustakaan peserta. Pada kategori ini perpustakaan peminjam mengajukan permintaan ke perpustakaan koordinator yang bertugas juga menyusun katalog induk untuk menentukan lokasi sebuah buku. • Sebuah pusat penyimpanan buku, khusus didirikan guna melayani permintaan buku pada perpustakaan lain. Contoh yang terkenal ialah The British Library Document Supply Centre yang menyediakan buku untuk perpustakaan serta jasa fotokopi artikel untuk perpustakaan lain termasuk perpustakaan dari luar negeri. • Pinjam langsung antar perpustakaan dalam arti perpustakaan saling meminjamkan bukunya langsung ke perpustakaan tanpa perlu melalui koordinator regional atau nasional. Digitalisasi koleksi. Di lingkungan Kementerian Kesehatan terdapat berbagai publikasi yang tidak selalu diketahui umum, sebahagian besar di antaranya merupakan literatur kelabu. Karena tidak tersedia di pasaran, maka literatur kelabu sebaiknya dialih bentuk menjadi digital dengan beberapa ketentuan (tidak melanggar hak cipta, tidak melanggar kerahasiaan dokumen). Digitalisasi merupakan prasyarat sebuah perpustakaan digital. Pemencaran informasi terpilih. Penambahan koleksi perpustakaan dapat disebarkan melalui fasilitas TI; informasi dapat disebarkan ke pemakai sesuai dengan profil masingmasing. Dalam praktik, penyebaran informasi ini lebih bersifat umum daripada bersifat profil inidividu karena perpustakaan kekurangan tenaga yang menguasai subjek sementara pemakai pun tidak selalu memanfaatkan jasa pemencaran informasi terpilih. Jasa ini dalam bahasa Inggris disebut Selective Dissemination of Information. Komunikasi informal Keberadaan internet memungkinkan pustakawan saling berkomunikasi secara informal berbagi pengalaman. Berbagi pengalaman dalam bidang kepustkawanan sebenarnya merupakan bagian dari Manajemen Pengetahuan sehingga pengetahuan yang ada disebarluaskan di kalangan pustakawan. Kerjasama jasa referens 28 Universitas Sumatera Utara
Kerjasama referens(i) merupakan kerjasama penyediaan jasa dan sumber informasi, di sini mencakup beberapa perpustakaan. Jawaban dan sumber dapat diantarkan dengan bantuan Internet. Dari beberapa uraian di atas menyatakan bahwa kerjasama berbasis teknologi informasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: katalog online, layanan
informasi,
penelusuran
informasi,
rujukan
(reference),
pinjam
antarperpustakaan dan pengiriman dokumen, digitalisasi koleksi, komunikasi informasi dan lain-lain sebagainya. 2.4
Kendala Kerjasama Kendala adalah suatu hambatan yang yang di peroleh oleh setiap anggota
jaringan perpustakaan dalam hubungan kerjasama antar perpustakaan. Kendala – kendala yang menghambat proses kerjasama tersebut dapat berupa biaya, sikap perpustakaan, geografi dan politik. Menurut Purmono (2010 : 172) menyatakan bahwa ada beberapa kendala dalam melaksanakan kerjasama antar perpustakaan yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sarana dan Prasarana Koleksi Ketenagaan (SDM) Biaya Kurang pemahaman tentang manfaat kerjasama Kurang adanya informasi antara perpustakaan Perbedaan peraturan tentang fotocopi yang berkaitan dengan hak cipta
Dari pendapat diatas hampir sama dengan pendapat Yuni Yuyen (2013 : 29) menyatakan bahwa kendala dalam hubungan kerjasama antar perpustakaan, sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sarana dan prasarana Koleksi Ketenagakerjaan Kurang dipahaminya manfaat kerjasama Dana Kurang adanya informasi antar perpustakaan
Dan Sulistyo-Basuki (2013 : 11) berpendapat bahwa kendala dalam hubungan kerjasama antar perpustakaan, adalah:
29 Universitas Sumatera Utara
1. Adanya kesenjangan diantara perpustakaan peserta menyangkut koleksi, sumber daya manusia, anggaran, dan aplikasi teknologi informasi. 2. Pemakai yang menganggap literatur yang dihadapinya sudah cukup. 3. Sikap birokratis pustakawan dan juga atasan yang membawahi perpustakaan menyangkut kerjasama perpustakaan. Di lingkungan perpustakaan perguruan tinggi negeri dan swasta dalam bidang sejenis sering ada rasa tidak mau bekerja sama karena dianggap menyaingi lembaga dengan hasil informasi sulit disebarluaskan. 4. Kurangnya perhatian pimpinan terhadap eksistensi dan operasi perpustakaan. Kesenjangan koleksi, sumber daya, dana. Sikap birokratis terutama bagi perpustakaan yang ada di unit lain. Dari beberapa uraian di atas, dikemukakan oleh para ahli menjelaskan bahwa kendala yang di peroleh kerjasama jaringan perpustakaan sangat mempengaruhi hubungan kerjasama setiap anggota jaringan perpustakaan.
2.5
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Kerjasama Perpustakaan Dalam
perpustakaan
perguruan
tinggi
ataupun
sebagainya
telah
memanfaatkan teknologi informasi dalam aktivitas sehari – hari. Hampir semua perpustakaan sekarang telah menggunakan teknologi informasi dalam pengolahan data atau informasi dan pelayanan yang ada dalam perpustakaan. Manfaat teknologi informasi dalam perpustakaan adalah suatu alat penyampaian, penyimpanan, pengolahan berita ataupun ungkapan oleh manusia atau oleh ekstrak dari fakta, repesentasi fakta dan lain-lain. Menurut SulistyoBasuki (1991 : 87) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi. Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 21) menyatakan bahwa teknologi informasi dalam perpustakaan digunakan untuk mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan. Sedangkan Sri Ati Suwanto (2006 : 1) menyatakan bahwa teknologi informasi, sebagai berikut: Teknologi informasi adalah penerapan pengetahuan secara sistematis pada tugas–tugas praktis dalam suatu industri. Aplikasi teknologi informasi 30 Universitas Sumatera Utara
yang tercakup dalam ruang lingkup suatu sistem informasi, baik itu perpustakaan maupun pusat-pusat dokumentasi dan informasi. Dari beberapa defenisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli menyatakan bahwa teknologi informasi dalam perpustakaan adalah sebagai penyimpanan,
pengolahan,
mengembangkan
informasi
atau
penerapan
pengetahuan secara sistematis dalam suatu perpustakaan serta memberikan layanan kepada pengguna. Dari salah satu pendapat di atas menyatakan teknologi informasi mencakup ruang sistem informasi dalam perpustakaan secara umum ada 4 bidang, yaitu: 1. Library housekeeping ( Perawatan /pengelolaan perpustakaan). 2. Information retrieval(Temu kembali informasi/Penelusuran Informasi). 3. General purpose software (Perangkat lunak untuk berbagai macam keperluan). 4. Library networking (Jaringan kerjasama perpustakaan). (Sri Ati Suwanto, 2006 : 4) Seperti pernyataan diatas teknologi informasi dalam perpustakaan sebagai penyimpan, menghasilkan, mengolah informasi dan menerapkan pengetahuan secara sistematis. Selain itu, manfaat teknologi informasi juga dapat berpengaruh dalam jaringan perpustakaan atau kerjasama antarperpustakaan, seperti melakukan aktivitastukar – menukar informasi,mengirim data antar perpustakaan dan lain lain. Sulistyo-Basuki (2013 : 9) berpendapat bahwa kerjasama perpustakaan dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi sebagai berikut: Teknologi informasi pada kegiatan perpustakaan meliputi katalogisasi, akuisisi, authority control, pengawasan serial, sirkulasi, inventarisasi, pinjam antar perpustakaan dan penghantaran dokumen serta jasa informasi yang berupa jasa penelusuran, jasa referal maupun jasa referens. Sedangkan menurut Yuni Yuyen (2013 : 48) menyatakan bahwa jaringan kerjasama menggunakan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer dan internet. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah katalog online, penelusuran biblografi atau abstak dan lain-lain. Pernyataan diatas hampir sama dengan pendapat Abdul Rahman Saleh (2010 : 4) berpendapat bahwa:
31 Universitas Sumatera Utara
Jaringan kerjasama tidak lagi dilakukan secara manual, namun juga sudah menggunakan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer dan internet. Beberapa kerjasama yang dapat dilakukan dengan basis online ini antara lain adalah katalog online, layanan dan penelusuran informasi, peminjaman antar perpustakaan, pengiriman dokumen dan lainlain. Dari beberapa pendapat di atas menyatakan bahwamanfaat teknologi informasi dalam hubungan kerjasama antar perpustakaan berpengaruh dalam aktivitas, seperti memberikan layanan penelusuran informasi, bibliografi, abstrak, katalog online, peminjaman antar perpustakaan, pengiriman dokumen serta alat komunikasi antara anggota jaringan perpustakaan dan lain-lain.
32 Universitas Sumatera Utara