BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perguruan tinggi merupakan suatu lembaga pendidikan dimana didalamnya terdapat perpustakaan. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu jenis perpustakaan yang ada di lingkungan kampus atau universitas. Dengan adanya perpustakaan perguruan tinggi dapat dijadikan sebagai salah satu penunjang sarana pendidikan. Menurut Sulistyo-Basuki (2011:2.17) perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia di kenal dengan sebutan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Menurut
Martoatmojo
(2011:2)
perpustakaan
perguruan
tinggi
adalah
Perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan dan memberikan pelayanan kepada seluruh sivitas akademika perguruan tinggi, yang terdiri atas mahasiswa, dosen, peneliti, guru besar, pimpinan serta staf administrasi dan akademik untuk menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
6
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi untuk melayani seluruh sivitas akademika dan fungsinya untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
1.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Adanya perpustakaan perguruan tinggi tidak terlepas dari tujuan. Masyarakat yang dilayani perpustakaan perguruan tinggi bersifat homogen karena masyarakat perguruan tinggi memiliki tujuan yang sama (Yulia, 2010:21). Tujuan tersebut dapat membantu mengenai apa saja yang harus disediakan dalam perpustakaan. Secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi menurut Sulistyo-Basuki (1991:52) adalah : a. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi. b. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program pascasarjana dan pengajar. c. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan. d. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. e. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal. Berdasarkan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan umum dari perpustakaan perguruan tinggi adalah dapat menyediakan bahan pustaka untuk
7
keperluan informasi, memberikan jasa peminjaman serta menyediakan fasilitas sebagai sarana penunjang dalam menjalankan fungsi perpustakaan.
1.2 Layanan Perpustakaan 2.2.1 Pengertian Layanan Perpustakaan Adanya perpustakaan berarti tidak terlepas dari suatu layanan. Dalam layanan berarti akan ada jasa yang diberikan. Layanan perpustakaan yaitu suatu kegiatan yang diberikan petugas perpustakaan kepada pengguna dengan tujuan memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan. Menurut Sutarno (2005:113) mengemukakan layanan yang efektif adalah yang dapat memenuhi keinginan pemakai dalam hal : 1. Penyediaan informasi yang sesuai dengan keinginan pemakai. 2. Waktu yang tepat, leluasa, memadai dan tidak terlalu mengikat, termasuk kesempatan sore dan malam untuk kelompok masyarakat. 3. Kebebasan, tata cara dan akses informasi, tidak kaku dengan pengawasan longgar, tidak terlalu ketat, tertib, kondusif dan simpatik. 4. Suasana yang menyenangkan, aman, tenang, tenteram, jauh dari kegaduhan dan kebisingan. 5. Sikap dan prilaku petugas yang penuh perhatian, ramah, santun, bersifat membimbing, memandu, menguasai masalah. 6. Tata tertib yang sederhana, mudah dipahami, diikuti dan dilaksanakan. 7. Adanya fasilitas dan kemudahan yang lain seperti panduan, petunjuk, informasi singkat atau yang lain. 8. Menimbulkan kesan yang baik, menyenangkan dan memuaskan sehingga orang lain kembali lagi. 9. Berorientasi kepada pelanggan atau konsumen dan bersifat mandiri.
8
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai perpustakaan adalah layanan yang efektif. Layanan tersebut dapat dikatakan efektif apabila penyediaan informasi yang sesuai. waktu yang leluasa, kebebasan, suasana yang menyenangkan, sikap dan prilaku petugas perpustakaan yang penuh perhatian, tata tertib yang sesuai, adanya fasilitas dan kemudahan lain, menimbulkan kesan yang baik dan berorientasi kepada pelanggan.
2.2.2 Jenis-Jenis Layanan Perpustakaan Dalam suatu layanan tentunya ada jenis-jenis layanan perpustakaan. Jenisjenis layanan perpustakaan menurut Darmono (2007:171) sebagai berikut : 1. Layanan peminjaman bahan pustaka (layanan sirkulasi). Layanan
ini
ditujukan
kepada
pengguna
perpustakaan
berupa
peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan dengan aturan peminjaman sesuai dengan kondisi perpustakaan. 2. Layanan Referensi Layanan referensi merupakan layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, buku tahunan. 3. Layanan Ruang Baca Layanan ruang baca merupakan layanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan.
9
Sedangkan menurut Handoyo (2012:1) jenis-jenis layanan perpustakaan sebagai berikut : 1. Layanan sirkulasi Layanan sirtkulasi merupakan ujung tombak jasa perpustakaan karena bagian sirkulasi berhubungan dengan masalah administrasi peminjaman bahan pustaka. Tujuan layanan sirkulasi ini adalah memperlancar dan mempermudah proses peminjaman bahan pustaka untuk dibawa pulang oleh pemustaka. 2. Layanan Referensi atau Rujukan Layanan referensi atau rujukan adalah bagian dari layanan di perpustakaan yang secara langsung berhubungan dengan pemustaka dalam memberikan informasi. 3. Silang Layan Perpustakaan Adalah
kerjasama
layanan
antar
beberapa
perpustakaan
yang
memberikan jasa layanan kepada pemustaka. Peminjaman koleksi antar perpustakaan dimungkinkan terjadi apabila antara perpustakaan tersebut terjalin kerja sama sesuai kesepakatan bersama. Biasanya hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perpustakaan karena bahan pustaka yang tidak dimilikinya. 4. Layanan terpusat perpustakaan sekolah Perpustakaan dikelola oleh beberapa sekolah yang berada dalam satu lingkungan yang tidak terlalu berjauhan lokasinya. Dengan demikian perpustakaan tersebut diharapkan dapat melayani semua sekolah yang berlokasi di sekitar perpustakaan, sehingga hanya ada satu perpustakaan untuk melayani beberapa sekolah. 5. Layanan Pendidikan Pemakai Konsep layanan pendidikan pemakai adalah layanan yang menyiapkan pemustaka untuk memiliki berbagai keterampilan dalam memanfaatkan perpustakaan dan berbagai bidang seperti teknologi informasi dan
10
keterampilan menulis yang akan sangat membantu dalam mendukung kelancaran proses belajar pemustaka. 6. Bimbingan Bimbingan pembaca, merupakan bimbingan perorangan atau kelompok kepada pemustaka dalam rangka pencarian buku di perpustakaan. Tujuan bimbingan pembaca ialah menemukan buku yang cocok bagi pembaca untuk kepentingan pendidikan, pengembangan diri, hiburan, dan lain sebaginya. 7. Layanan Literatur Sekunder 1. Layanan Abstrak. Abstrak dapat membantu pemustaka untuk mengetahui inti karangan sehingga dengan cepat pemustaka dapat mengetahui artikel sesuai dengan keperluannya. Abstrak dapat berupa artikel majalah, jurnal ilmiah, laporan penelitian, makalah. 2. Layanan Indeks. Indeks terbagi dalam dua bagian yaitu topik dan lokasi, topik merupakan subyek yang berisi berbagai artikel. Sedangkan lokasi merupakan petunjuk tempat artikel. Contoh: Subjek topik : Layanan informasi, sedangkan Lokasi : nama koran atau majalah, tanggal, bulan, tahun, keterangan halaman. 3. Layanan Bibliografi. Melalui bibliografi dapat diketahui koleksi apa saja yang terdapat di perpustakaan. Layanan ini untuk memudahkan pemustaka dalam mencari bahan pustaka atau menunjukan keberadaan buku yang dicarinya. 4. Layanan Informasi Terseleksi. Layanan informasi terseleksi adalah sarana menginformasikan kepada pemustaka tentang butir-butir dalam literatur mutakhir, disampaikan secara langsung dan jelas sesuai pusat perhatiannya. Tujuan layanan informasi terseleksi ialah agar pemustaka mendapatkan informasi literatur terbaru, khusus, yang ada hubunganya dengan bidang yang diminati dan pekerjaan pemustaka. 5. Layanan Informasi Kilat. Layanan informasi kilat merupakan layanan yang diberikan kepada pemakai jasa perpustakaan dalam bentuk
11
kumpulan fotokopi daftar isi majalah dalam subjek tertentu yang langgan perpustakaan. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis layanan yang ada di perpustakaan itu berbeda-beda. Jenis layanan perpustakaan biasanya dapat dipengaruhi dari jenis perpustakaan yang ada sesuai dengan kebutuhan pengguna atau masyarakat yang dilayaninya.
2.2.3 Sistem Layanan Perpustakaan Adapun sistem layanan perpustakaan menurut Darmono (2007:167) adalah sebagai berikut : 1. Sistem layanan tertutup Layanan tertutup adalah apabila pengguna ingin mencari atau meminjam koleksi bahan pustaka yang diinginkan atau dicari maka petugas perpustakaanlah yang akan mencarikan atau mengambilkan buku tersebut di rak penyimpanan. Kelebihan dari sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut: 1. Jajaran koleksi akan lebih terjaga kerapiannya karena hanya petugas perpustakaanlah yang boleh masuk ke jajaran koleksi. 2. Kemungkinan terjadinya kehilangan atau perobekan bahan pustaka dapat ditekan karena pemakai tidak dapat langsung ke jajaran koleksi. 3. Ruangan untuk koleksi tidak terlalu luas. 4. Untuk koleksi yang rentan terhadap kerusakan maka sistem ini sangat sesuai.
12
Kelemahan dari sistem layanan tertutup, adalah sebagai berikut: 1. Dalam menemukan bahan pustaka pemakai hanya dapat mengetahui ciriciri kepengarangan dan ciri-ciri fisik bahan pustaka. 2. Judul buku tidak selalu menggambarkan makna pembahasan buku, sehingga bisa saja judul yang telah dipilih tetapi bukan bahan pustaka tersebut yang dimaksud oleh pemakai perpustakaan. 3. Pemakai perpustakaan tidak mungkin melakukan browsing di jajaran rak sehingga pemakai tidak mungkin menemukan alternatif lain dari bahan pustaka yang diperlukan. 4. Bila permintaan cukup banyak sedangkan petugas perpustakaan terbatas, hal ini akan membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak. 2. Sistem layanan terbuka Layanan terbuka adalah sebaliknya dari layanan tertutup, apabila pengguna ingin mencari atau meminjam koleksi bahan pustaka yang diinginkan maka pengguna dapat mengambil sendiri dari rak penyimpanan. Kelebihan dari sistem layanan terbuka, antara lain : 1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi. 2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan. 3. Pemakai akan terasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka. 4. Tenaga perpustakan yang bertugas untuk mengambilkan bahan pustaka tidak diperlukan.
13
Kelemahan dari sistem layanan terbuka, antara lain sebagai berikut: 1. Pengaturan buku di rak penyimpanan menjadi kacau. 2. Kemungkinan buku yang hilang relatif banyak dibanding sistem layanan tertutup. 3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi. 4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan dalam mengambil bahan pustaka tidak mengalami peningkatan kehilangan. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menerapkan sistem layanan terbuka atau sistem layanan tertutup yaitu : 1. Pertimbangan tingkat keselamatan koleksi perpustakaan. 2. Pertimbangan jenis koleksi dan sifat rentan dari koleksi. Untuk koleksi pandang dengar dan bentuk mikro pada umumnya layanan yang diberikan bersifat tertutup. 3. Perbandingan antara jumlah staf, jumlah pemakai, dan jumlah koleksi. 4. Luas gedung perpustakaan. 5. Rasio antara jam layanan dan jumlah staf perpustakaan. Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam suatu perpustakaan sistem layanan yang diterapkan tidak semua sama. Sistem apa yang akan digunakan itu tergantung dari kebijakan masing-masing perpustakaan. Perpustakaan akan memiliki berbagai cara agar koleksi yang ada di perpustakaan tetap terjaga dan terawat, sehingga koleksi yang ada dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
14
2.3 Sirkulasi Perpustakaan 2.3.1 Pengertian Sirkulasi Perpustakaan Salah satu kegiatan dalam perpustakaan adalah peminjaman buku atau pun terbitan lainnya. Kegiatan peminjaman ini dilakukan di meja sirkulasi. Bagian sirkulasi merupakan bagian dimana petugas perpustakaan berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan. Menurut Rahayuningsih yang dikutip oleh Widya (2013:2) “Layanan sirkulasi merupakan layanan pemustaka yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan koleksi”. Darmono (2007:174) “Layanan sirkulasi atau layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka adalah suatu kegiatan di perpustakaan yang melayani peminjaman dan pengembalian buku”. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, layanan sirkulasi adalah salah satu kegiatan yang dilakukan di perpustakaan berkaitan dengan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi. Layanan yang optimal adalah salah satu hal penting di dalam dunia perpustakaan. Layanan yang diberikan petugas perpustakaan tentunya layanan yang dapat membuat pengguna perpustakaan merasa puas saat datang ke perpustakaan.
2.3.2 Tujuan Layanan Sirkulasi Perpustakaan Menurut Sjahrial-Pamuntjak yang dikutip oleh Sari (2010) tujuan pelayanan sirkulasi antara lain: 1. Supaya mereka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin.
15
2. Mudah mengetahui
siapa
yang
meminjam
koleksi dan
kapan
mengembalikannya. 3. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi. 4. Apabila terjadi pelanggaran segera diketahui. 2.3.3 Fungsi Sirkulasi Perpustakaan Dalam kegiatan sirkulasi perpustakaan, tentunya akan ada layanan yang diberikan oleh petugas perpustakaan. Selain itu petugas perpustakaan juga berkewajiban menjalankan tugas sirkulasi tersebut. Menurut Sulistyo Basuki (1991:257) bagian sirkulasi melakukan tugas sebagai berikut : 1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan Petugas sirkulasi harus mengawasi pintu masuk dan pintu keluar perpustakaan. Mereka harus waspada, namun pendekatan terhadap pemakai harus bersifat ramah, bersahabat namun tegas dan lugas. 2. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan, dan pengunduran diri sebagai anggota perpustakaan. Bila seseorang ingin mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan, maka dia harus mengisi formulir keanggotaan. Setelah selesai mengisi, formulir dikembalikan pada petugas sirkulasi disertai kelengkapan lainnya. Kelengkapan keanggotaan tergantung pada kebijakan masingmasing perpustakaan, ada yang mensyaratkan uang, iuran, foto diri dan fotokopi tanda pengenal. 3. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman. Bila anggota ingin meminjam buku baru, anggota berhubungan dengan bagian sirkulasi. Bila dia mengembalikan buku, petugas harus memeriksa apa ada kelambatan atau tidak. Bila terjadi kelambatan, petugas harus memeriksa berapa lama kelambatan serta berapa dendanya. Petugas juga mengurus perpanjangan buku. 16
4. Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan Bila buku terlambat dikembalikan, petugas menghitung denda kemudian anggota diminta membayar denda. Petugas harus membuatkan tanda terima. Ada pula perpustakaan yang tidak langsung mendenda, tetapi anggotanya diminta membayar dendanya dengan cara memasukkan uang denda ke kotak denda. 5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya. Pengiriman surat peringatan tergantung pada kebijakan perpustakaan. 6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku yang hilang atau rusak. Kadang-kadang buku hilang atau rusak bila buku hilang maka anggota harus mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perpustakaan. 7. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman. Bagian sirkulasi bertanggung jawab atas berkas anggota, peminjaman buku, buku terlambat dikembalikan, buku tendon, uang denda untuk keterlambatan buku, uang ganti rugi untuk buku yang hilang dan rusak, dan kartu anggota yang hilang. 8. Membuat statistika peminjaman Bagian sirkulasi harus membuat statistika anggota yang memperbarui keanggotaannya, anggota baru, anggota yang mengundurkan diri, jumlah buku yang dipinjam, peminjaman buku berdasarkan subjek, jumlah buku yang masuk daftar tendon, dan jumlah pengunjung. Jenis statistika ini tergantung pada kebijakan masing-masing perpustakaan. 9. Peminjaman antar perpustakaan Perpustakaan dapat mengajukan permintaan peminjaman buku pada perpustakaan lain bilamana perpustakaan terakhir ini memiliki buku itu dan dapat pula menerima permintaan pinjam dari perpustakaan lain. 10. Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel, dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan.
17
Biasanya bagian sirkulasi menyediakan meja titipan bagi barang yang tak boleh dibawa ke perpustakaan. 11. Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman. Kadang-kadang bagian sirkulasi mendapat tugas tambahan seperti mengembalikan buku di rak, jasa peminjaman antar perpustakaan, jasa referensi, dan sebagainya. Sering kali penggabungan berbagai fungsi terpaksa dilakukan karena keterbatasan tenaga ataupun karena kecilnya perpustakaan. Berdasarkan tujuan dan fungsi sirkulasi diatas, dapat disimpulkan bahwa sirkulasi berperan penting dalam perpustakaan. Dimana pada bagian sirkulasi inilah dapat diketahui segala proses kegiatan perpustakaan terutama dalam pemanfaatan koleksi. Selain itu pada bagian sirkulasi dapat langsung mengetahui siapa pengguna atau pengunjung yang datang ke perpustakaan.
2.3.4 Sistem Peminjaman Perpustakaan Tidak
semua
pengguna
perpustakaan
senang
membaca
buku
di
perpustakaan, sehingga pengguna ada yang meminjam saja dan membacanya dirumah. Sistem peminjaman dilakukan di bagian sirkulasi. Sistem peminjaman mengalami banyak perubahan, mulai dari sistem manual sampai sistem dengan bantuan teknologi komputer. Adapun sistem peminjaman menurut Sulistyo-Basuki (1991:259) akan dibahas di bawah ini, yaitu : 1. Sistem Buku Besar Pada setiap halaman buku besar terdapat kolom nama peminjam, alamat, tanggal pinjam, nomor buku, nomor panggil, pengarang, judul, edisi, tanda
tangan
peminjam,
tanggal
18
harus
kembali,
dan
tanggal
pengembalian sebenarnya. Setiap kali seseorang peminjam meminjam buku maka biodata buku yang dipinjam beserta tanggal pinjam dan tanggal
harus
kembali
dicatat
dalam
buku
besar
kemudian
ditandatangani. Bila peminjam buku mengembalikan buku maka petugas sirkulasi cukup mengetahui nama peminjam kemudian memeriksa buku besar. 2. Sistem Sulih (Dummy) Menggunakan sistem sulih yang terbuat dari karton sebagai substitusi buku ketika buku dipinjam. Sulih dari karton tersebut ditulis pada secarik kertas yang ditempelkan pada halaman sulih. Lembar tersebut berisi nama peminjam, nomor panggil, dan tanggal peminjaman. 3. Bentuk NCR (No Carbon Required) Pada sistem ini peminjam perlu mengisi formulir peminjaman lengkap dengan nama, alamat, nama pengarang, judul, nomor klasifikasi, dan nomor induk pada formulir peminjaman. Sistem ini banyak digunakan di perpustakaan perguruan tinggi dalam rangka mendorong mahasiswa berpartisipasi dalam peminjaman. 4. Sistem ”Book Issue Card” (BIC) Sistem ini banyak digunakan di perpustakaan sekolah. Ada dua variasi sistem BIC, masing-masing menggunakan kartu berukuran 7,5x12,5. Pada sistem pertama, pada bagian atas kartu tertulis kata “pengarang” dan “judul”. Pada bagian bawah “pengarang’ dan ‘judul’ ditulis dikolom “tanggal” dan “peminjam”. Bila buku dipinjam maka kartu dicabut, kemudian pada kolom “tanggal” ditulis tanggal harus kembali sedangkan pada kolom “peminjam” ditulis nama peminjam. Label tanggal juga di stempel tanggal harus kembali. Kartu BIC kemudian dijajar menurut tanggal kembali, baru menurut pengarang. Bila buku kembali, kartu dimasukkan ke kantong buku. Metode kedua menggunakan kartu juga. Dibagian atas tercetak keterangan “nama” dan ‘bentuk”. Kolom itu akan
19
diisi oleh petugas dengan nama dan kelas murid peminjam. Di bagian bawah tertera kolom ‘tanggal” dan “buku” yang diisi pada waktu peminjaman. Yang diisikan ialah tanggal harus kembali dan judul buku yang dipinjam. Tujuan variasi kedua ialah mengetahui buku apa saja yang dipinjam seorang siswa. 5. Sistem Browne Setiap anggota perpustakaan memperoleh tiket pembaca, jumlahnya sama dengan jumlah buku yang boleh dipinjam oleh anggota perpustakaan. Tiket anggota berisi nomor anggota, nama, serta alamat diketik pada masing-masing tiket. Tiket pembaca berbentuk kantong. Untuk mendampingi tiket buku diperlukan kartu buku, berisi nomor panggil, nomor induk, pengarang, judul, edisi dan tahun terbit. Keuntungan sistem browne adalah : 1. Sederhana. 2. Ekonomis. 3. Dapat mengetahui lokasi buku yang dipinjam setiap saat. 4. Memudahkan penandonan, bila dijajarkan secara benar. Jumlah buku yang dipinjamkan pada setiap anggota dapat dikontrol. 5. Tidak ada penundaan ketika buku dikembalikan ke sirkulasi kemudian ke rak. 6. Kartu anggota ditangan pembaca membuktikan bahwa buku sudah di kembalikan. Kerugian sistem Browne adalah : 1. Memakan waktu karena penjajaran secara manual. 2. Terjadi galat (error) waktu penjajaran dan pengembalian. 3. Perlu tenaga untuk menangani meja sirkulasi ditambah dengan laci kartu. 4. Ada kemungkinan kekeliruan laci kartu. 5. Peminjaman memakan waktu yang lama oleh karena itu mungkin saja terjadi antrean yang panjang.
20
6. Sistem Islington (variasi Browne) Perlengkapan yang diperlukan adalah mesin pencetak huruf timbul (embossing machine), kartu plastik (masing-masing anggota menerima 1 kartu), paper clip, label tanggal pada masing-masing buku, kantong buku, dan kartu buku. Setiap anggota memperoleh satu kartu plastik, dibagian atas tertulis nama dan alamatnya dalam huruf timbul. Proses peminjamannya sama dengan sistem Browne, hanya saja peminjam harus menempelkan kartu anggota pada kartu buku dengan alat cetak khusus. Alat ini menekan kartu plastik pada kartu buku sehingga di kartu buku tertera nama peminjam. Keuntungan sistem Islington adalah : 1. Mudah dilaksanakan. 2. Dapat melokasi setiap buku yang dipinjam. 3. Dapat mengetahui dengan segera buku yang sudah jatuh waktu. 4. Tersedia fasilitas tandon. 5. Menghindari antrean panjang pada waktu pengembalian buku. Kerugian sistem Islington adalah : 1. Sama dengan kelemahan sistem Browne anatara butir 1-4. 2. Relatif mahal. 3. Memerlukan partisipasi pembaca waktu mencetak slip alamat. 4. Ada kemungkinan pembaca lupa membawa kartu anggota bahkan mungkin hilang. 5. Tidak ada kontrol terhadap jumlah buku yang dipinjam seorang anggota. 7. Sistem Newark Kartu peminjam berisi nama, alamat, nomor pendaftaran, tanggal berakhirnya kartu anggota, dan kolom tanggal harus kembali. Kartu anggota tersebut harus dibawa apabila meminjam atau mengembalikan buku.
21
8. Token Charging Untuk keperluan ini digunakan kartu anggota, satu kartu untuk seorang anggota dengan masa laku 1 tahun, “token” artinya semacam kartu berisi tanda pengenal perpustakaan terbuat dari karton berukura 4x6 cm ataupun lebih. Ketika meminjam, pembaca menyerahkan satu “token” untuk setiap buku yang dipinjam dan label tanggal distempel tanggal kembali. Ketika mengembalikan buku, pembaca menerima kembali “tokennya’. Pada akhir tahun anggota harus menyerahkan “token” sesuai dengan jatahnya. Bilamana dia menghilangkan ‘token” maka dia akan di denda. Keuntungan Token Charging adalah : 1. Sederhana. 2. Peminjaman dan pengembalian berlangsung cepat sehingga tidak ada antrian. 3. Tidak memerlukan banyak tenaga. Kerugian Token Charging adalah : 1. Tidak ada catatan buku apa saja yang dipinjam. 2. Tidak ada berkas buku apa saja yang dipinjam seorang anggota, karenanya surat peringatan keterlambatan tidak dapat dibuat. 3. Sistem ini mengarah pada sikap tidak jujur. 9. Sistem Kartu Tebuk (punched card) Perlengkapan yang diperlukan adalah komputer atau pemilah mekanis lainnya, mesin tebuk automatik, kartu keanggotaan yang terbuat dari plastik (1 kartu per anggota), kartu tebuk (punched card), dua kartu untuk setiap buku yang dipinjamkan, serta kantong buku pada masing-masing buku.
22
Keuntungan Sistem Kartu Tebuk adalah : 1. Menyediakan berkas peminjaman, sama dengan sistem Browne. 2. Proses pengembalian berlangsung cepat, karenanya tidak ada antrean panjang. 3. Memudahkan pembuatan daftar tendon. 4. Tersedia
fasilitas
pengiriman
peringatan
buku
yang
terlambat
pengembaliannya. Kerugian Sistem Kartu Tebuk (punched card) adalah : 1. Peralatan dari bahan tulis harganya mahal. 2. Proses peminjaman buku relatif lama. 3. Peluang galat (error) besar terutama dalam pengoperasian mesin tebuk serta memerlukan operator terlatih. 4. Pengiriman peringatan buku yang terlambat dikembalikan makan waktu karena petugas harus memeriksa nomor anggota, kemudian dicocokan dengan nama anggota serta alamatnya lalu dipadankan dengan nomor anggota yang tertera di kartu tebuk. 10. Photocharging atau Peminjaman Berbasis Sistem Foto Alat yang diperlukan adalah mesin “photocharging”, komputer, alat baca mikro film, kartu anggota (satu kartu per anggota) dan kartu transaksi. Biasanya satu set terdiri dari beberapa warna, kantong buku serta label pada masing-masing buku. Label ini berisi keterangan mengenai nomor induk, pengarang dan judul, namun tidak berisi kolom untuk tanggal. Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam suatu perpustakaan sistem peminjaman yang digunakan berbeda-beda sesuai dengan kebijakan masing-masing perpustakaan. Sistem peminjaman yang ada tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.
23