BAB II TINJAUAN LITERATUR
2.1. Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi Koleksi elektronik memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dari koleksi tercetak. Perbedaan karakteristik diantaranya untuk membaca koleksi elektronik diperlukan alat tertentu berupa hardwaredan softwareyang sesuai. Pengguna juga harus memiliki keahlian untuk mengoperasikan hardwaredan softwareuntuk dapat membaca koleksi elektronik (Evans, 2000). Koleksi elektronik mampu memuat informasi multimedia (teks, gambar, audio, video) dalam satu dokumen. Dengan didukung fasilitas jaringan, koleksi elektronik lebih mudah diakses, dan ditelusur dengan lebih cepat, sehingga distribusi dan penyampaian informasi dapat lebih cepat dan up to date. Koleksi elektronik dapat didefinisikan sebagai sumber-sumber bahan pustaka yang diakses dengan atau dibaca melalui komputer. Koleksi atau sumbersumber elektronik termasuk kepingan CD-ROM, pangkalan data terpasang (Online Database), hard disk resident databasedan sumber-sumber lainnya yang dibuat dengan komputer (Dickinson, 1994). Sumber elektonik adalah sumbersumber yang menyediakan informasi dalam format digital dan atau elektronik. Sumber-sumber ini selalu tersedia dalam CD-ROM atau online melalui jaringan atau internet dan pengguna dapat menggunakannya melalui komputer. Jenis informasi pada sumber elektronik (Andreau, 2001) antara lain: 1.
Informasi katalog perpustakaan. Informasi ini dapat diperoleh melalui Online Public Access Catalogue(OPAC). Informasi yang utama adalah entri bibliografi buku, jurnal dan bahan perpustakaan lainnya. Entri ini berisi bibliografi rujukan tentang kepemilikan perpustakaan dan mengenai status terkininya. 6
2.
3.
Data bibliografi dari pangkalan data bibliografi terpasang melalui internet atau CD-ROM yang berisi bibliografi referensi dan sitasi ke buku, artikel jurnal dan bahan lainnya. Dokumen full textyang dapat diperoleh melalui pangkalan data terpasang, halaman web di internet, atau melalui pangkalan data CD-ROM. Dokumen ini dapat berupa artikel koran, artikel jurnal, terbitan pemerintah, keseluruhan atau suatu bab khusus yang dalam suatu buku berformat elektronik. Dokumen full textelektronik dapat berisi gambar, tabel, diagram atau foto. Pengguna dapat membaca dokumen elektronik dari layar komputer atau mencetaknya dan membacanya dari format tercetak. Sumber informasi elektronik yang umumnya terdapat di perpustakaan
perguruan tinggi (Andreau, 2001) antara lain: 1. Online Public Access Catalogue (OPAC). OPAC merupakan katalog terkomputerisasi perpustakaan dan tersedia untuk pengguna perpustakaan melalui terminal komputer. Akses ke katalog terpasang dapat juga diberikan melalui webOPAC yang memungkinkan seseorang diluar kampus atau bahkan di luar negara memiliki akses ke katalog perpustakaan melalui internet. OPAC memungkinkan pengguna menelusur koleksi dengan subjek spesifik. Melalui OPAC, mahasiswa dapat melakukan penelusuran melalui pengarang, judul buku, subjek, kata kunci atau menggunakan kombinasi semuanya. OPAC menunjukkan keberadaan buku di perpustakaan dan memberikan informasi tentang status buku tersebut. 2. Compact Disk Read Only Memory(CD-ROM). Pada awal kemunculannya, banyak perpustakaan universitas yang menyediakan layanan CD-ROM. Beberapa CD-ROM sangat menarik bagi mahasiswa karena CD-ROM dapat menggabungkan informasi dengan suara, gambar, dan gerakan. Pada pengindeksan pangkalan data CD-ROM seseorang dapat dengan mudah dan cepat menemukan informasi yang mereka cari diantara banyaknya data dan informasi. Karakteristik tersebut memuat CD-ROM sangat dikenal oleh pengguna. Kebanyakan perpustakaan menggunakan CD-ROM towers(server yang memberikan kemampuan kepada sejumlah pengguna untuk menggunakan CD-ROM yang sama di waktu yang sama) atau perpustakaan membuat jaringan CD-ROM untuk menghadapi meningkatnya permintaan pengguna. Beberapa CD-ROM yang paling sering disediakan perpustakaan akademik yaitu: ABI/Inform; Econlit; ERIC (Educational Resource Information Center) CD-ROM; Humanities Index; The Philosopher Index; dan Bookfind. 3. Pangkalan data terpasang melalui internet. Pada umumnya perpustakaan universitas melanggan pangkalan data melalui internet. Pangkalan data ini 7
memungkinkan mahasiswa menelusur secara mudah dan cepat dalam temu kembali hasil bibliografi, abstrak dan artikel full text. Umumnya pangkalan data dapat diakses dari kampus melalui alamat protokol internet universitas, atau melalui log inatau password yangperpustakaan berikan. 4. Jurnal dan buku elektronik yang memberikan dokumen full textdalam bentuk format elektronik. Akhir-akhir ini banyak jurnal diterbitkan dalam format elektronik. Kecenderungan organisasi penerbit besar saat ini yaitu menyediakan jurnal mereka secara elektronik. Beberapa jurnal walaupun tetap diterbitkan dalam format tercetak juga diterbitkan dalam format elektronik. Jurnal elektronik baru, majalah dan koran terbit setiap hari di internet. Jurnal tersebut dapat diakses secara gratis dan ada pula yang dikenakan biaya. Terbitan elektronik memiliki nilai lebih karena terbitan elektronik berisi warna, kertas berkualitas tinggi, fasilitas penelusuran, presentasi multimedia dan link langsung ke sumber elektronik lainnya. Kebanyakan pangkalan data buku elektronik yang dapat ditemukan di internet berisi buku lama dan langka dan terbitan lainnya yang tidak dipengaruhi oleh hukum hak cipta. Digitalisasi buku atau naskah dapat juga digunakan untuk tujuan khusus lainnya. Pembaca dengan hambatan visual dan tuna netra, contohnya dengan membaca teks elektronik melalui suara dengan bantuan piranti lunak khusus atau melalui sentuhan dengan bantuan tampilan braile yang khusus dibuat untuk tujuan ini. Digitalisasi buku atau naskah dapat melindungi dari banyaknya penggunaan, khususnya jika buku ini unik atau langka. Teks elektronik buku atau manuskrip dapat diberikan ke pengguna melalui internet atau CD-ROM. 5. Internet. Internet menawarkan berbagai jenis fasilitas dan layanan informasi. Surat elektronik (e-mail), telnet protocol, File Transfer Protocol (FTP), Hyper Text Markup Language (HTML) dan Wold Wide Web (WWW) merupakan beberapa alat yang telah dikembangkan di internet untuk membantu pengguna untuk mencari, mengantarkan dan temu kembali informasi. Internet melalui WWW dan mesin pencari menjadi alat penelusuran yang kuat dimana seseorang dapat mencari berbagai informasi yang mereka butuhkan. Tetapi, ledakan informasi di internet dan meningkatnya jumlah halaman web juga membuat situasi menjadi kacau. Saat ini terdapat sejumlah halaman web yang tak terhitung yang tak dapat diakses melalui internet yang mencakup semua subjek dan topik. Selain itu juga terdapat beberapa mesin pencari (search engine) khusus untuk suatu topik dan juga untuk penelusuran umum. Bentuk koleksi elektronik pertama kali muncul pada tahun 70-an dalam bentuk pangkalan data terpasang komersial. Pangkalan data ini dapat diakses dengan jarak jauh melalui hubungan dial-up dan tersedia melalui penyedia (vendor) layanan penelusuran komersial seperti Dialog Corp. Keberadaan pangkalan data komersial ini merupakan perkembangan yang cukup signifikan pada waktu itu. Hal ini karena pangkalan data tersebut memungkinkan pengguna 8
untuk dapat mengakses informasi dari jarak jauh dan melakukan penelusuran full text searching. (Rowley yang dikutip oleh Chowdury, 2001). Meskipun begitu, informasi yang terdapat pada pangkalan data terpasang pada masa awal belum sepenuhnya sama dengan versi tercetaknya, karena teknologi pada masa itu hanya memungkinkan untuk memuat informasi berupa teks sederhana saja(plain text dalam ASCII) maka konsekuensinya tabel, gambar, foto dan diagram yang terdapat dalam informasi dalam versi tercetaknya belum bisa dicantumkan. Selain itu pangkalan data ini bersifat eksklusif dan relatif mahal, karena memerlukan infrastruktur telekomunikasi mandiri yang terhubung langsung antara perpustakaan dan penyedia layanan disertai pengenaan biaya yang dihitung berdasarkan waktu pakai (Sathyanaranay, 2000). Munculnya
koleksi
elektronik
ini
merubah
perpustakaan
dalam
memandang koleksi, karena pada koleksi elektronik yang terpenting adalah tingkat
keterpakaian/kegunaan
koleksi
yang
dapat
diketahui
dari
tingkatpengaksesan pangkalan data tersebut. Sehingga saat ini prestasi perpustakaan bukan lagi diukur berdasarkan kekayaan koleksi dan jumlah pengunjung yang datang langsung ke perpustakaan melainkan dari jumlah orang yang menggunakan layanan perpustakaan tersebut. 2.2 Jurnal
Jurnal merupakan salah satu koleksi perpustakaan yang paling dibutuhkan oleh pengguna untuk menemukan informasi tentang penemuan ilmiah terkini (current). Dalam hal ini pengelompokan koleksi perpustakaan, pada dasarnya jurnal termasuk ke dalam kategori koleksi serial. Menurut bahasa, jurnal adalah catatan harian, surat kabar khusus . Menurut istilah, jurnal adalah terbitan berkala 9
yang berisi tulisan ilmiah yang diterbitkan pada waktu tertentu, tulisan ini biasanya berupa hasil penelitian, artikel ilmiah, maupun ringkasan karya akademik.
2.3 Kriteria Jurnal yang Berkualitas
Menyadari bahwa kondisi berkala ilmiah Indonesia belum dapat dikatakan berbobot, Ditjen Dikti melaksanakan kebijakan untuk meningkatkan mutu berkala dalam memenuhi persyaratan minimum seperti telah dituangkan dalam kriteria yang ditetapkan. Kriteria yang digunakan dalam akreditasi tertuang dalam panduan Akreditasi Berkala Ilmiah yang disusun bersama oleh LIPI, Ikatan Penyunting Indonesia, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi serta DP2M Ditjen Dikti. Tujuan akreditasi adalah untuk meningkatkan terbitan berkala ilmiah Indonesia, sehingga dapat meningkatkan komunitas ilmiah antar peneliti dan masyarakat pengguna untuk mencapai sasaran bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan pengembangan Indonesia. Nilai dan pembobotan diukur berdasarkan dimensi fisik/penampilan, manajeman dan substansi yang diperinci ke dalam berbagai aspek dengan bobotnya masing-masing yaitu: Penamaan berkala (5), Kelembagaan penerbit (5), Penyunting (21), Penampilan (9), Gaya penulisan (11) Substani isi (36), Keberkalaan (10) dan Kewajiban pascaterbit (3). Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa jurnal yang berkualitas baik adalah jurnal yang sudah terakreditasi dan dinilai baik oleh Badan Akreditasi dalam hal
10
ini Ditjen Dikti pada umumnya jurnal terbagi ke dalam dua jenis yaitu jurnal tercetak dan jurnal elektronik. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa jurnal terbagi atas empat jenis, yaitu: 1. Jurnal yang hanya terbit dalam bentuk tercetak 2. Jurnal yang hanya terbit dalam bentuk elektronik 3. Jurnal versi elektronik dari jurnal yang terbit tercetak yang ditawarkan sacara free online 4. Jurnal-jurnal yang tersedia untuk dibeli melalui penerbit.
2.4 Jurnal Elektronik
Jurnal elektronik mempunyai berbagai sebutan seperti e-serial, eperiodical, digital serial ataue-journal. Sebutan ini menunjukkan bahwa jurnal elektronik dapat didefinisikan dalam berbagai pengertian. Angglo American Cataloguing Rule (AACR) mendefinisikan bahwa jurnal elektronik adalah sebuah publikasi dalam media yang diterbitkan berturut-turut yang berhubungan secara numerik atau secara kronologis, dapat diakses melalui web, memiliki fitur seperi jurnal, majalah atau terbitan berseri dan memiliki ISSN {International Standard Serial Number). Definisi lain disampaikan oleh Online Dictionary for Library and Information Science (ODLIS), sebagai versi digital dari suatu jurnal tercetak atau publikasi elektronik berupa jurnal tanpa versi tercetaknya yang tersedia melalui website atau akses internet. Woordward dan McKnight Hitcokc mendefinisikan bahwa jurnal elektronik merupakan publikasi dalam format elektronik dan mempunyai ISSN 11
(International Standard Serial Number), isinya biasanya berupa artikel ilmiah, karya ilmiah atau proceeding dari suatu seminar yang berformat HTML dan PDFatau format lain yang mendukung. Bentuk penerbitan jurnal elektronik diidentifikasi menjadi tiga: 1) jurnal elektronik yaitu jurnal yang terpasang melalui komputer, 2) Jurnal pada CD-ROM adalah jurnal individu berbentuk teks penuh yang dikoleksi dari berbagai subjek jurnal tercetak yang ada dan versi elektroniknya ditempatkan pada CD-ROM, sedangkan 3) Jurnal pada network adalah jurnal dalam bentuk jaringan kerja yang didasarkan pada perangkat lunak aplikasi komputer client server termasuk didalamnya FTP dan World Wide Web (WWW) pada situs web internet. Jurnal elektronik memiliki beberapa ragam variasi dalam memberikan informasi kepada penggunanya yaitu: 1. Database E-journal yang awalnya tidak dirancang sebagai jurnal fulltext tetapi sebagai sumber informasi sekunder. Dengan berlalunya waktu mulai memberikan jurnal fulltext. Database lebih memberikan kemampuan yang memadai dan memberikan fasilitas-fasilitas yang memudahkan pengguna. 2. Virtual journal yang berisi artikel yang diterbitkan di berbagai jurnal dan menerbitkannya sebagai sebuah jurnal elektronik. 3. Secondary journal yang berisi index dan abstrak jurnal secara elektronik Jurnal elektronik merupakan salah satu koleksi perpustakaan yang saat ini dikembangkan sebagai fasilitas yang diharapkan mampu mendorong seluruh komponen di perguruan tinggi.
12
2.5Pengguna Perpustakaan Pengguna perpustakaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perpustakaan tersebut berhasil atau tidak, karena perpustakaan dikatakan berhasil apabila pemanfaatan fasilitas dan jumlah kunjungan pengguna cukup tinggi. Yusuf (1996, 156), ”Pengguna atau pemakai jasa perpustakaan adalah semua pengunjung perpustakaan yang bertujuan menggunakan fasilitas perpustakaan untuk mencari informasi dalam rangka memperoleh bahan pustaka atau pengetahuan”. Pengguna baik apakah anggota ataupun tidak, yang berkunjung ke perpustakaan dengan tujuan menggunakan segala sumber daya dan/atau fasilitas perpustakaan. Menurut Reitz ( 2004, 527 ) mengatakan bahwa “User is any person who the resources and sevices of library.” dimana dapat diartikan bahwa pengguna perpustakaan adalah setiap orang yang menggunakan fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan. Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991, 201) “Pengguna dapat dibedakan sebagai pengguna aktif dan yang tidak aktif. Dalam istilah yang luas dapat dikaitkan sebagai orang yang berhubungan dengan perpustakaan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang dibutuhkan”.Menurut Sutarno (2006, 35) “Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan yang sederajat yang berfungsi mencapai tri dharma perguruan tinggi, sedangkan penggunanya
adalah
seluruh
civitas
akademika”.
Dari
pendapat
yang
dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa setiap orang yang berkunjung dan menggunakan jasa, fasilitas serta layanan perpustakaan adalah pengguna perpustakaan. Dikaitkan dengan perpustakaan perguruan tinggi, maka pengguna perpustakaan yaitu seluruh civitas akademika. 13
2.6 Kebutuhan Informasi Di era informasi sekarang ini, perubahan dapat terjadi dalam waktu sangat cepat. Informasi menjadi sesuatu yang sangat penting. Tanpa informasi, berupa data, info atau pengetahuan dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan masingmasing, maka pengguna informasi akan kesulitan untuk menentukan keputusan yang tepat.Tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan informasi. Kebutuhan informasi seseorang sangat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
2.6.1 Pengertian Kebutuhan Informasi Kebutuhan informasi setiap orang pasti berbeda-beda baik dari tingkat kebutuhannya sampai dengan jenis informasi yang dibutuhkannya. Berikut ini beberapa pengertian tentang kebutuhan informasi menurut beberapa ahli. Hartono (2000, 692) menyatakan bahwa :“Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian (events) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”. Sedangkan menurut Chowdhury yang dikutip oleh Ishak (1999, 92) bahwa: “kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi permasalahan tentang subjek tertentu”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh penerima berupa data yang menggambarkan kejadian-kejadian nyata dan yang samar yang digunakan untuk pengambilan keputusan. 14
Menurut Taylor yang dikutip oleh Putubuku (2008, 2), ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti: 1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang seringkali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu. 2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya yang ia butuhkan. 3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain. 4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu. Belkin yang dikutip oleh Ishak (2006, 91) menyatakan bahwa “Kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan tersebut”. Sedangkan menurut Krikelas yang dikutip oleh Ishak (2006, 91) menyatakan bahwa “kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong seseorang untuk mencari informasi”. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam mencari kebutuhan akan informasi dan berusaha untuk mencari kekurangan dalam memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut. Selanjutnya Chowdhury yang dikutip oleh Ishak (1999, 92) menyatakan sifat-sifat kebutuhan informasi antara lain sebagai berikut : 15
a. b. c. d. e. f. g.
Mempunyai konsep yang relativ. Berubah pada periode tertentu. Berbeda antara satu orang dengan orang lain. Dipengaruhi oleh lingkungan. Sulit diukur secara kuantitas. Sulit diekspresikan. Seringkali berubah setelah seseorang menerima informasi lain.
Prawati yang dikutip oleh Ishak (2003, 92) bahwa untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan: a. Current approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna akan informasi mutakhir. b. Everyday approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang diperlukan sehari-hari. c. Exhaustive approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi secara menyeluruh. d. Catching-up approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang cepat dan singkat. Menurut Diao yang dikutip oleh Mustangimah (1998, 5), bahwa : Kebutuhan informasi ada 3 macam, yaitu kebutuhan informasi objektif, Kebutuhan informasi subjektif, dan kebutuhan informasi yang terpenuhi. Kebutuhan informasi objektif yaitu kebutuhan informasi yang seharusnya ada apabila seseorang ingin mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan informasi subjektif yaitu kebutuhan informasi yang didasari oleh seseorang sebagai persyaratan untuk mencapai tujuan. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan informasi mempunyai beberapa jenis/macam dan sifat yang berbeda-beda. Dari jenis/macam itu antara lain kebutuhan informasi subjektif, objektif, dan yang terpenuhi. Dari sifat kebutuhan informasi yaitu bahwa kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang relatif, dapat berubah-ubah sesuai dengan faktor lingkungan yang berbeda-beda.
2.6.2 Jenis Kebutuhan Informasi
16
Jenis kebutuhan informasi bagi pengguna informasi sangat beraneka ragam. Berikut ini beberapa pengertian tentang jenis kebutuhan informasi menurut beberapa para ahli. Menurut Yusuf (1995, 10) bahwa jenis-jenis informasi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu : 1. Informasi lisan; informasi ini disamping jumlahnya sangat banyak, sulit diukur dan dibuktikan dan juga kurang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan manusia pada umumnya. 2. Informasi terekam; informasi ini paling bermanfaat dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik secara perorangan maupun dalam bermasyarakat, berorganisasi, dan bergaul sesama anggota masyarakat pada umumnya, terutama bergaul yang bertujuan mengembangkan diri kearah yang lebih baik. Berhubungan dengan tugas dan pekerjaan, Jarverlin yang dikutip oleh Ishak (2003, 4) memberi klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu : 1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat, dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama 2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah, terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks. 3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencana akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi mengenai desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlianseseorang dan pengetahuan yang dimiliki. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa ada beberapa jenis kebutuhan informasi antara lain yaitu informasi lisan, informasi terekam, informasi yang 17
berkaitan dengan masalah (problem information), informasi yang berkaitan dengan wilayah (domain information), dan informasi sebagai pemecahan masalah (problem-solving information).
2.6.3Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Pengguna perpustakaan yang ingin membutuhkan informasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut menurut para ahli adalah sebagai berikut : Pannen yang dikutip oleh Ishak (1990, 93) menyatakan bahwa “faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan, dan lingkungan pekerjaan”. Sedangkan menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006, 93) menyatakan bahwa:
ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi
pemakai, yaitu : a. Tugas mahasiswa b. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega, dan atasan. c. Waktu. d. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi) e. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk informasi. Dari uraian di atas
dapat diketahui bahwa faktor-faktor
yang
mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, personalitas yaitu aspek psikologis pencari informasi, waktu, menelusur informasi secara internal, sumber daya teknologi, disiplin ilmu, kebiasaan, dan faktor lingkungan pekerjaan.
18
Wilson yang dikutip oleh Ishak (1981, 93) menyatakan bahwa faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi adalah seperti digambarkan dibawah ini :
KEBUTUHAN INFORMASI
Gambar 2.1: Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi. Dari gambar di atas dapat dilihat, bahwa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah : 1. Kebutuhan individu, faktor yang mempengaruhi pada kebutuhan individu ini antara lain yaitu kebutuhan psikologis, kebutuhan afektif dan kebutuhan kognitif. 2. Peran sosial, faktor yang mempengaruhi peran sosial yaitu peran kerja dan peran tingkat kinerja individu. 3. Lingkungan, terdiri dari faktor lingkungan kerja, sosial budaya, politik, ekonomi, dan lingkungan fisik. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa dalam memenuhi kebutuhan informasi perpustakaan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu kebutuhan individu seperti kebutuhan psikologis, kebutuhan afektif dan kebutuhan kognitif, peran sosial seperti peran kerja dan peran tingkat kinerja
19
individu, dan faktor lingkungan seperti lingkungan kerja, sosial budaya, politik, ekonomi, dan lingkungan fisik.
2.6.4 Sumber Informasi Perpustakaan merupakan tempat sumber informasi bagi seluruh pengguna perpustakaan. Begitu juga dengan perpustakaan umum, maka segala sumber informasi dalam koleksi yang dimilikinya pun bersifat umum. Menurut Yusuf (1995, 14) bahwa : Memfokuskan sumber informasi yaitu hanya kepada segala macam informasi yang secara khusus bisa diawasi, dikendalikan, diolah dan dikelola untuk kepentingan umat manusia, yakni informasi terekam yang bisa diperoleh diperpustakaan-perpustakaan dan segala jenisnya, baik informasi yang bersifat ilmiah (bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan) maupun informasi yang bersifat nonilmiah seperti informasi tentang keluarga, berita kematian, dan iklan komersial. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa sumber informasi merupakan segala macam informasi yang bisa diawasi, dikendalikan, diolah, dan dikelola oleh perpustakaan untuk seluruh pengguna yang ingin memenuhi kebutuhan informasi.
2.6.5Pengguna Informasi Setiap orang yang membutuhkan informasi disebut pengguna informasi. Menurut para ahli pengguna informasi adalah sebagai berikut : Menurut Yusuf (1996, 156) “pengguna atau pemakai jasa perpustakaan adalah semua pengunjung perpustakaan yang bertujuan menggunakan fasilitas perpustakaan untuk mencari informasi dalam rangka memperoleh bahan pustaka atau pengetahuan”. 20
Sedangkan menurut Djatin (1996, 8) Karakteristik jenis pengguna informasi adalah : a. Mahasiswa Pada umumnya sering menggunakan buku dari pada majalah yang memberikan penjelasan mengenai topik-topik tertentu. b. Mahasiswa Pascasarjana Yang mencari informasi untuk penelitian yang sesuai dengan bidangbidang mereka. c. Para dokter Tenaga medis yang bekerja dirumah sakit yang memiliki kesibukan dengan kegiatan atau aktivitas klinisnya. d. Dosen dan peneliti Para dosen yang memerlukan informasi untuk keperluan belajar atau mengajar sedangkan peneliti memerlukan informasi untuk mengetahui sejauhmana telaah orang untuk digunakan dalam menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya. e. Pengamat Mencari informasi mengenai topik-topik yang banyak diminati orang. f. Bidang-bidang khusus Orang yang mencari informasi mengenai penelitian dimasa lalu dengan motivasi atau sasaran belajar seumur hidup. g. Masyarakat umum Untuk menambah pengetahuan dan mencari informasi serta hiburan. h. Industri dan pemasarannya Untuk mengetahui perkembangan teknologi industri. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pengguna informasi adalah pihak yang menerima atau menggunakan informasi seperti mahasiswa, mahasiswa pascasarjana, dosen dan peneliti, pengamat, bidang-bidang khusus, masyarakat umum, industri dan pemasarannya untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
21