BAB II PENDIDIKAN PEMAKAI PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI 2.1 Pendidikan Pemakai Secara umum istilah pendidikan pemakai dalam konteks ilmu Perpustakaan adalah memiliki pengertian yang sama dengan istilah bimbingan pemakai, pendidikan pengguna atau User Education. Atau dengan kata lain Pendidikan Pemakai adalah instruksi yang diberikan kepada pemakai agar mereka dapat menggunakan perpustakaan dengan baik. Salah satu langkah yang tepat untuk menanggulangi hal tersebut adalah menyelenggarakan suatu program pendidikan pemakai pada perpustakaan. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan materi pendidikan pemakai pada pemakai tentang suatu pengetahuan dan keterampilan tentang sistem layanan, susunan koleksi, penggunaan kartu katalog, kegunaan klasifikasi dan nomor kode, dan berbagai kelengkapan koleksi yang sudah selesai diolah dan disusun pada rak/tempat lain, serta berbagai petunjuk yang berkenaan dengan sumber informasi. Dengan pengetahuan tersebut, diharapkan pemakai perpustakaan dapat dengan efektif dan efisien memanfaatkan layanan jasa perpustakaan. Definisi pendidikan pemakai menurut Soedibyo (1987 : 121) adalah sebagai berikut : “Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau penunjang pada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efesien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu ataupun secara kelompok”. Sedangkan definisi pendidikan pemakai dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (1994 : 75), dinyatakan bahwa : “pendidikan pemakai adalah kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien”.
5
Selain pengertian di atas, Hasanah (1993), menyatakan bahwa “Pendidikan pemakai merupakan salah satu kegiatan jasa pemanduan dari perpustakaan untuk membantu pemakai perpustakaan dalam meningkatkan keterampilan pemakai menemukan informasi yang diinginkan secara cepat dan tepat”. Melalui beberapa materi pendidikan pemakai di atas maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan
pendidikan
pemakai
pada
perpustakaan
harus
dapat
menginformasikan hal-hal penting yang berkaitan dan dimiliki oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan. Dan dengan demikian dapat disimpulkan juga bahwa pendidikan pemakai adalah kegiatan yang berisi aktivitas belajar mengenai pengenalan dan tata cara memanfaatkan perpustakaan kepada pengguna maupun pengguna baru di perpustakaan.
2.2 Tujuan Dan Fungsi Pendidikan Pemakai 2.2.1 Tujuan Pendidikan Pemakai Kegiatan pendidikan pemakai bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang berbagai jasa, fasilitas dan layanan yang diberikan oleh perpustakaan, agar pengunjung mengetahui secara pasti bagaimana sebuah informasi didapat dan didayagunakan dengan cara efektif dan efisien. Salah satu langkah yang tepat untuk menanggulangi hal tersebut adalah menyelenggarakan suatu program pendidikan pemakai pada perpustakaan. Secara umum tujuan diadakannya pendidikan pemakai tercantum dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 95) adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri. 2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu. 3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan. 4. Mempromosikan layanan perpustakaan. 5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi.
6
Sedangkan Sulistyo-Basuki (2004 : 392) menyatakan bahwa tujuan pendidikan pemakai adalah sebagai berikut : Mengembangkan keterampilan pemakai yang diperlukannya untuk menggunakan perpustakaan atau pusat dokumentasi, mengembangkan keterampilan tersebut untuk mengidentifikasi masalah informasi yang dihadapi pemakai, merumuskan kebutuhan informasinya sendiri (pemakai), mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan kelemahan masingmasing sumber informasi dan yang paling penting mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan dan menerapkan informasi. 2.2.2 Fungsi Pendidikan Pemakai Berbicara mengenai pendidikan khususnya dalam aspek pemanfaatan perpustakaan tentu saja harus diiringi dengan keberadaan fungsinya.Fungsi suatu metode pendidikan harus sudah sejak dini dipersiapkan (dipelajari) sehingga peserta didik, dalam hal ini pengguna perpustakaan dapat menyadari fungsi pendidikan yang diperolehnya
tersebut.Sutarno
(2006
:
95-96)
menjelaskan
bahwa
fungsi
dilakukannya pendidikan pemakai bagi perpustakaan maupun pengguna perpustakaan yaitu agar : 1. Pendidikan perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta mengguanakan sistem yang diberlakukan di perpustakaan tersebut. 2. Pemakai perpustakaan dapat menggunakan sarana temu informasi yang tersedia seperti kode/nomor klasifikasi, kartu katalog dan penunjuk yang lain. 3. Pemakai perpustakaan dapat dengan cepat dan tepat menemukan apa yang diperlukan, tanpa banyak membuang waktu, tidak menemui kesulitan atau hambatan. 4. Perpustakaan dapat memperluas jangkauan pemakaian koleksi oleh pengunjung dan anggota perpustakaan. 5. Perpustakaan dapat mengembangkan citra perpustakaan sebagai bagian dari lembaga pendidikan. 2.2.3 Manfaat Pendidikan Pemakai Pendidikan pemakai yang diberikan oleh perpustakaan pasti memiliki manfaat bagi pengguna perpustakaan. Ada beberapa manfaat pendidikan pemakai yang mendukung
tercapainya
fungsi
dan
tujuan
7
pendidikan
pemakai.
Menurut
Ratnaningsih (1994 : 2) pemberian pendidikan pemakai sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu : 1. Dari segi pengguna, dengan diperolehnya bekal tehnik dan strategi pemanfaatan perpustakaan maka menambah rasa percaya diri dalam penemuan koleksi informasi yang dibutuhkan, serta mampu memilih informasi yang spesifik bagi dirinya dengan cepat dan tepat. 2. Bagi perpustakaan, kegiatan pendidikan pemakai dapat meningkatkan citra perpustakaan dan pustakawannya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat pendidikan pemakai adalah untuk memudahkan pengguna dalam mencari dan menelusur informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat. 2.4 Jenis – Jenis Pendidikan Pemakai Adapun jenis-jenis pendidikan pemakai dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (1994 : 75-78), dinyatakan bahwa : 1. Orientasi Perpustakaan. Orientasi perpustakaan adalah pendidikan pemakai untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada mahasiswa baru dan pengguna baru. Pendidikan ini meliputi wisata perpustakaan dan/atau peragaan dengan pustaka pandang dengar mengenai fasilitas dan pelayanan perpustakaan.
1. 2. 3. 4. 5.
Tujuan yang hendak dicapai ialah agar peserta : Mengetahui lokasi dan atak fasilitas perpustakaan. Termotivasi untuk memanfaatkanperpustakaan secara optimal. Mengetahui peraturan dan tata tertib perpustakaan. Mengetahui sistem pencatatan dan penyimpanan pustaka. Mengenal staf perpustakaan dan tugas utama mereka.
Bahan yang diberikandalam orientasi perpustakaan adalah sebagai berikut : 1. Atak fasilitas perpustakaan. 2. Prosedur pelayanan perpustakaan. 3. Peraturan dan tata tertib perpustakaan. Wisata perpustakaan untuk kelompok besar berlangsung menurut prosedur adalah sebagai berikut : Persiapan : 1. Tentukan jalur wisata dan titik perhatian selama wisata. 2. Siapkan orientasi yang akan diberikan. 3. Perkiraan waktu yang diperlukan untuk setiap titik perhatian. 8
4. Siapkan karyawan yang akan menjadi pemandu. Pelaksanaan : 1. Calon peserta mendaftarkan diri secara perseorangan atau kelompok. 2. Petugas membagi kelompok besar ke dalam beberapa kelompok yang terdiri atas10-15 orang. 3. Dua orang petugas memandu satu kelompok : seorang memberikan keterangan, yang lain menjaga ketertiban kelompok dan keamanan pustaka. 4. Pemandu membimbing kelompok sesuai dengan jalur wisata yang harus diikuti secara ketat agar 23 kelompokjangan berkumpul pada satu titik perhatian secara bersamaan. 5. Peserta diberi kesempatan untuk bertanya, baik selama wisata berlangsung maupun sesudahnya. Sarana yang dipersiapkan : 1. Peta tata ruang perpustakaan. 2. Brosur, slipat, dan sejenisnya. 3. Perlengkapan dan pustaka pandang-dengar. 2. Pengajaran Perpustakaan. Pengajaran perpustakaan mendidik pemakai agar dapat menggunakan sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan tempat lain.Setelah mengikuti kegiatan ini, pemakai diharap mampu : 1. Memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik. 2. Memanfaatkan koleksi pustaka primer, sekunder, dan tersier dengan bebas. 3. Menyusun strategi penelusuran informasi, baik secara manual maupun elektronik. 4. Memilih dan mengevaluasi informasi dengan tepat. Persiapan untuk pengajaran perpustakaan adalah sebagai berikut : 1. Petugas mendaftarkan calon peserta, baik perseorangan maupun kelompok. 2. Petugas menyiapkan formulir yang diisi oleh calon peserta dan diketahui oleh ketua jurusan dan program studi. 3. Petugas mewawancarai calon peserta. 4. Petugas menyiapkan perlengkapan penelusuran dan menyiapkan penelusuran dengan komputer. Sarana yang harus disediakan : 1. Ruang kelas atau ruang pertemuan yang dilengkapi dengan perlengkapan pandang-dengar. 2. Pustaka rujukan dari berbagai disiplin ilmu. 3. Meja informasi disetiap lantai perpustakaan. 4. Brosur, slipat, dan sejenisnya.
9
Bahan pengajaran Bahan pengajaran disusun berdasarkan kedudukan peserta sebagai berikut : A. Untuk peserta yang sedang mengikuti program diploma : 1. Fungsi dan jenis perpuskaan 2. Sistem dan jenis pelayanan perpustakaan. 3. Jenis pustaka. 4. Ragam dan fungsi alat penelusuran. 5. Fungsi dan macam katalog. 6. Sistem klasifikasi pustaka. 7. Pengenalan bibliografi, indeks, dan abstrak. 8. Tata tertib dan peraturan perpustakaan. B. Untuk peserta yang sedang mengikuti program sarjana : 1. Dasar penelitian kepustakaan. 2. Sumber informasi dan fungsi perpustakaan 3. Pelayanan dan jenis pustaka. 4. Fungsi, bentuk, jenis, dan cara menggunakan katalog. 5. Sistem klasifikasi. 6. Fungsi dan kegunaan bibliografi, indeks, dan abstrak. 7. Sistem jaringan informasi dan komputerisasi data kepustakaan. 8. Pangkalan data dan sistem penelusuran melalui komputer. 9. Macam pustaka rujukan dan kegunaan masing-masing. 10. Tata cara penulisan laporan penelitian dan karya tulis ilmiah. C. Untuk peserta yang sedang mengikuti program magister : 1. Hubungan program pendidikan pemakai dengan penelitian. 2. Berbagai jenis pustaka ilmiah dan perkembangannya. 3. Penggunaan bibliografi, indeks, dan abstrak bidang khusus. 4. Berbagai jenis pustaka rujukan dan penggunaannya. 5. Teknik membaca cepat. 6. Tata cara penulisan karya ilmiah. 7. Sistem jaringan informasi dan kerja sama perpustakaan. 8. Komputerisasi data pustaka dan jenis pangkalan data. 9. Sistem penelusuran melalui komputer. 10. Komunikasi informasi ilmiah dan penyebarluasan informasi. D. Untuk peserta yang sedang mengikuti program Doktor : 1. Pengenalan macam alat penelusuran dan pustaka rujukan bidang khusus 2. Fungsi dan kegunaan bibliografi, indeks, dan abstrak bidang khusus. 3. Penggunaan current contents. 4. Komputerisasi data pustaka. 5. Strategi penelusuran. 6. Pengenalan bermacam-macam pangkalan data. 10
7. 8. 9. 10.
Pelusuran informasi terhubung dan CD-ROM. Komunikasi ilmiah dan penyebarluasan informasi. Cara menyusun bibliografi, indeks, dan abstrak. Tata cara penulisan karya tulis penelitian dan karya tulis ilmiah.
E. Untuk staf pengajar dan peneliti : 1. Sumber perolehan informasi. 2. Fungsi dan jenis perpustakaan. 3. Jenis pustaka dan pelayanan perpustakaan 4. Jenis dan fungsi katalog. 5. Sistem klasifikasi. 6. Fungsi dan kegunaan bibliografi, indeks, dan abstrak. 7. Bebagai jenis pustaka rujukan. 8. Komputerisasi data pustaka. 9. Teknik membaca cepat. Petugas perpustakaan Petugas perpustakaan yang terlibat dalam pengajaran perpustakaan adalah : 1. Pustakawan perujukan yang profesional. 2. Staf khusus yang terlatih sebagai ahli dalam subjek tertentu (tenaga ahli subjek) atau dosen bidang ilmu tertentu untuk membantu pengguna dari berbagai disiplin ilmu. 2.5 Materi Pendidikan Pemakai Pada dasarnya materi yang diterapkan dalam pendidikan pemakai pada perpustakaan relatif sama antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya. Secara umum Darmono (2001 : 23) menjelaskan beberapa materi bimbingan pemanfaatan perpustakaan antara lain adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Pengenalan terhadap denah perpustakaan. Peraturan perpustakaan. Alat penelusuran informasi. Pengenalan terhadap penempatan koleksi. Pengenalan terhadap ruang baca.
Sementara itu, kemungkinan terdapatnya perbedaan materi pendidikan pemakaiantara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya sangat mungkin terjadi. Karena tingkat kualifikasi (level) antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya juga banyak yang memiliki perbedaan atau dengan kata lain
11
belum seragam. Namun materi yang menyangkut keadaan umum perpustakaan biasanya disertakan pada setiap pendidikan pemakai di seluruh perpustakaan.
2.6 Metode Pendidikan Pemakai Metode pendidikan pemakai adalah cara penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis. Agar program pendidikan pemakai perpustakaan dapat memperoleh hasil yang maksimal, Program pendidikan pemakai yang diterapkan perpustakan pada dasarnya memiliki berbagai metode. Metode adalah “Suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah” (Subagyo, 1997 : 50). Jadi dengan demikian dapat dirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai adalah cara penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis. Kosterman (1978 : 269) menyatakanbahwa suatu metode pengajaran harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Dapat mengkomunikasikan tujuan- tujuan yang telah dibuat. 2. Dapat membuat peserta didik tertarik untuk memperhatikan dan memotivasi mereka untuk memperhatikan penuh terhadap apa yang sedang dikerjakan. 3. Dapat mendorong peserta didik untuk ambil bagian dengan menolongnya mempersiapkan pelajaran-pelajaran. 4. Dapat ditindaklanjuti. 5. Dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektivitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas. Sementara itu Hills yang dikutip oleh Fjallbrant (1978 : 33) menyebutkan ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media pengajaran untuk pendidikan pemakai perpustakaan ini, antara lain: 1. Motivation Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya ketika pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pelajaran tertentu. 2. Activity Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan suatu rangkaian pekerjaan.
12
3. Undrestanding Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dankenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. 4. Feedback Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna. Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai, untuk keperluan penelitian kali ini peneliti membatasi hanya pada topik orientasi perpustakaan. Teknik-teknik tersebut antara lain: Ceramah atau Kuliah Umum di Kelas, Wisata Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual, Permainan dan Tugas Mandiri, Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet. 1.Ceramah atau Kuliah Umum di Kelas Penjelasan mengenai pengenalan dan pelayanan perpustakaan dapat diberikan di kelas dengan cara memberikan ceramah atau kuliah secara umum atau melalui demonstrasi. Idealnya jumlah peserta perkelas kurang lebih antara 15-30 orang. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam metode ini para peserta diberikan beberapa tugas terstruktur dan latihan yang memungkinkan mereka mampu menggunakan perpustakaan secara mandiri. Pelaksanaan metode ini selayaknya dapat dilakukan dengan metode wisata perpustakaan, agar peserta lebih memahami dan akrab dengan dunia perpustakaan yang sebenarnya. 2. Wisata Perpustakaan Beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam memandu wisata perpustakaan, antara lain : 1. Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan. 2. Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap kebingungan yang dialami pemakai. 3. Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu yang didiskusikan, misal: penggunaan katalog.
13
4. Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada. 5. Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit. 6. Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama mengikuti wisata perpustakaan tersebut. 3. Penggunaan Audio Visual Teknik ini biasanya dilakukan untuk wisata mandiri perindividual (perorangan), diantaranya adalah penggunaan kaset, televisi, slide, dll.Pemakai
perpustakaan
dapat
menjelajahi
perpustakaan
dengan
mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset.Mereka dapat mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai dengan kemampuannya dalam memahami instruksi yang terdapat dalam kaset. Orientasi perpustakaan dapat juga dilakukan melalui penggunaan televisi, para peserta dapat menyaksikan dan memperoleh penjelasan mengenai berbagai hal, seperti: fasillitas perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan fungsinya masing-masing. Slide dapat digunakan dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan pelayanan perpustakaan dengan memberikan keterangan-keterangan yang diberikan oleh pemandu atau rekaman suara. 4. Permainan dan Tugas Mandiri Metode ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam mengajarkan bagaimana cara menemukan informasi yang dibutuhkan. Biasanya lebih sesuai diterapkan untuk pemakai perpustakaan usia anak Sekolah Dasar dan Menengah. Permainan sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan anak sehingga mereka lebih dapat menikmati penggunaan perpustakaan. Biasanya metode ini dilakukan di tingkat lebih tinggi untuk menghilangkan kejenuhan yang mungkin ada ketika proses pembelajaran dengan metode lain berlangsung. 5. Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri mengenalperpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku
14
panduan atau pamflet, dan biasanya diterapkan ketika peserta melaksanakan wisata perpustakaan. Berdasarkan berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan bahwa berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan pemakai di perpustakaan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna perpustakaan itu sendiri.
2.7 Waktu dan Lokasi Program Pendidikan Pemakai 2.7.1 Waktu Program Pendidikan Pemakai Program pendidikan pemakai yang diadakan oleh perpustakaan juga perlu memperhatikan waktu yang tepat untuk pelaksanaanya.Hal ini dirasa penting karena pengguna perpustakaan (anggota perpustakaan) juga memiliki ketersediaan waktu yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, pelaksanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dapat dilaksanakan dengan waktu yang tidak terlalu lama namun sarat dengan informasi penting mengenai pemanfaatan perpustakaan. Darmono (2001 : 168-169) menyatakan bahwa : Bimbingan perpustakaan biasanya dilakukan oleh pustakawan atau petugas perpustakaan. Waktu yang diberikan sangat bervariasi, tergantung dari jenis perpustakaannya. Untuk perpustakaan besar dengan koleksi dan jenis layanan yang sangat banyak maka waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama bila dibandingkan dengan perpustakaan yang relatif kecil. 2.7.2 Lokasi Program Pendidikan Pemakai Lokasi untuk pelakasanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dipilih yang baik dan strategis. Hal ini dilakukan demi kenyamanan anggota dan pengguna perpustakaan. Namun pada umumnya lokasi pelaksanaan program pendidikan pemakai berada pada salah satu ruang perpustakaan yang telah dipilih pihak perpustakaan. Oleh sebab itu hal ini sangat berkaitan erat dengan lokasi perpustakaan. Soedibyo (1987 : 108-109) memberikan batasan pengaturan lokasi perpustakaan sebagai berikut : 1. Perpustakaan itu terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak dijadikan lalu lintas manusia.
15
2. Perpustakaan itu terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan perpustakaan serta instansi penaungannya. 3. Perpustakaan itu mudah dicapai oleh pemakai, sehingga mereka tidak membuang-buang waktu secara sia-sia. 4. Perpustakaan itu mempunyai hubungan yang fungsional dengan gedunggedung lainnya dalam keseluruhan kompleks itu. Sementara itu Sulistyo-Basuki (1993 : 307) yang menyebutkan bahwa perpustakaan universitas hendaknya terletak di tengah-tengah universitas sehingga terjangkau oleh semua pihak. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa lokasi perpustakaan, dimana juga biasanya dipakai untuk pelaksanaan program pendidikan pemakai, harus mempertimbangkan jarak bagi semua pihak, yaitu anggota perpustakaan.
2.7.3 Jumlah Peserta Bimbingan Peserta bimbingan pada program pendidikan pemakai tidak selalu ditentukan. Tergantung seberapa banyak pengguna baru yang pada saat itu akan diajarkan bagaimana memahami dan melaksanakan program pendidikan pemakai tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
2.8 Pengguna Perpustakaan Pada dasarnya perpustakaan tidak akan ada artinya apabila tidak ada pengunjung yang memanfaatkan atau menggunakan bahan pustaka/koleksinya yaitu user/pemustaka. Pemustaka adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Jumlah personal yang datang ke perpustakaan merupakan tolok ukur keberhasilan suatu perpustakaan. Lupiyoadi (2001 : 135) menyatakan bahwa “pelanggan/pengguna adalah seorang yang secara kontinu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya mendapatkan suatu pelayanan jasa”.
16
Sementara itu Sulistyo-Basuki (1991 : 8) menguraikan bahwa “pengguna dapat dibedakan sebagai pengguna yang aktif dan yang tidak aktif”. Dalam istilah yang lebih luas pengguna dapat dikatakan sebagai orang yang berhubungan dengan perpustakaan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang dibutuhkan. Selanjutnya Sulistyo-Basuki (2004 : 399-400) juga mengkategorikan pemakai informasi ilmiah menjadi tiga kelompok, yaitu : 1. Ilmuwan (peneliti), yang bergerak dalam penelitian dasar dan eksperimental dalam ilmu-ilmu dasar. 2. Insinyur (engineers, rekayasawan, spesialis praktis), bergerak dalam bidang disain eksperimental, proyeksi dan aktivitas operasional dalam berbagai bidang teknologi dan industri. 3. Manajer dalam ruang lingkup sains, teknologi dan ekonomi nasional. Dengan demikian, berdasarkan penjelasan definisi di atas dapat dirumuskan bahwa pengguna perpustakaan adalah seseorang yang datang ke perpustakaan karena membutuhkan informasi dengan cara menggunakan jasa perpustakaan. Adanya pengguna perpustakaan datang ke perpustakaan karena didorong oleh kebutuhan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan ataupun memecahkan masalah yang sedang dihadapi. 2.8.1 Mahasiswa Baru Mahasiswa baru masih banyak yang merasa asing dengan perpustakaan, dan belum mengetahui secara baik fungsi dan manfaat perpustakaan dalam program pendidikan yang diikutinya. Oleh sebab itu perlu sekali adanya program pendidikan pemakai bagi mereka agar mahasiswa baru tersebut mengetahui fungsi dan manfaat perpustakaan. 2.8.2 Mahasiswa Lama Bagi mahasiswa lama, kebutuhan akan informasi bertambah besar jumlahnya dan tingkat pengetahuan yang dibutuhkan pun lebih tinggi. Memanfaatkan sumbersumber informasi di perpustakaan untuk menunjang pendidikannya mengenai cara-
17
cara penggunaan alat bantu penelusuran informasi, seperti kartu catalog, koleksi referens, dan lain-lain. Mengingat kemampuan dalam menelusuri informasi di perpustakaan merupakan aspek penting dalam menunjang kegiatan belajar mahasiswa dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan seumur hidup, karena mahasiswa akan selalu belajar dan belajar. 2.8.3 Staf Pengajar Staf pengajar yang dimaksud disini adalah tenaga pendidik (dosen), dosen muda, baik itu staf pengajar yang lama ataupun staf pengajar yang baru. Yang ingin mencari sumber-sumber informasi yang dibutuhkan.
2.8.4 Bimbingan insidentil Bimbingan insidentil yang dimaksud disini adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseling) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseling serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup. Dan berbeda dengan kegiatan mengajar.
18