BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencemaran Air Pengertian pencemaran air menurut Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, yaitu, Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga ualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Air merupakan kehidupan pokok bagi manusia di bumi ini yang dipergunakan untuk berbagai kebutuhan. Menurut Wardhana (2004), sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi baik di sungai maupun di laut yang termasuk kegunaan air secara konvensional. Menurut Palar (2008 ), suatu lingkungan dikatakan tercemar oleh bahanbahan tercemar atau polutan adalah apabila telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan itu sehingga tidak sama lagi dengan bentuk aslinya, sebagai akibat masuknya dan atau dimasukkannya suatu zat atau benda asing ke dalam tatanan lingkungan itu. Menurut Darmono (2001), bahan inorganik pencemar lingkungan yang banyak pengaruhnya terhadap lingkungan hidup ialah unsur logam berat dan
9
10
senyawanya, seperti merkuri (Hg), Cadmium (Cd), timbal
(Pb), arsen (As)
merupakan logam yang beracun terhadap makhluk hidup. 2.1.1. Sumber Pencemaran Air Menurut Mukono (2010), sumber pencemaran air dibagi dalam 3 kelompok : 1.
Domestik (Rumah Tangga) Yaitu berasal dari pembuangan air kotor dari kamar mandi, kakus dan dapur,
seperti: detergen, sampah organik dan anorganik. 2.
Industri Jenis polutan yang dihasilkan oleh industri sangat tergantung pada jenis
industrinya sendiri, sehingga jenis polutan yang dapat mencemari air tergantung pada bahan baku, seperti; pembuatan lampu listrik, pabrik pulp dan kertas dimana senyawa FMA (fenil merkuri asetat) digunakan untuk pembentukan jamur. 3.
Pertanian dan Perkebunan Merkuri banyak digunakan dalam bidang pertanian sebagai fungisida yang
menjadi penyebab keracunan merkuri pada organisme hidup dan juga dapat mencemari air tanah. 2.1.2. Komponen Pencemaran Air Bahan buangan dan air limbah yang berasal dari kegiatan industri adalah penyebab utama terjadinya pencemaran air. Komponen pencemar air dikelompokkan sebagai berikut: a. Bahan buangan padat b. Bahan buangan organik
11
c. Umumnya berupa limbah yang dapat membusuk oleh mikroorganisme. d. Bahan buangan anorganik e. Bahan buangan anorganik biasanya berasal dari industri yang menggunakan logam seperti Pb, As, Cd, Hg, Cr, Ni, Ca, Mg, Co. f. Bahan Buangan Cairan Berminyak. Bahan Buangan Zat Kimia, seperti: sabun insektisida, zat warna kimia, larutan penyamak kulit, zat radioaktif Wardhana (2004 ). 2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Air Menurut Mukono (2010), beberapa faktor yang dapat mempengauhi pencemaran air yaitu : 1. Mikroorganisme Salah satu indikator bahwa air tercemar adalah adanya mikroorganisme pathogen dan non pathogen yang terdapat di lingkungan perairan yang menyebabkan penyakit pada makhluk hidup seperti : bakteri, virus, protozoa dan parasit. 2. Curah Hujan Curah buangan hujan di suatu daerah akan menentukan volume dari badan air dalam rangka mempertahankan efek pencemaran terhadap bahan buangan di dalamnya (deluting effects). Curah hujan yang tinggi sepanjang musim dapat lebih mengencerkan (mendispersikan) air yang tercemar.
12
3. Kecepatan Aliran Air (Stream Flow) Bila suatu badan air memiliki aliran yang cepat, maka keadaan itu dapat memperkecil kemungkinan timbulnya pencemaran air karena bahan polutan dalam air akan lebih cepat terdispersi. 4. Kualitas Tanah Kualitas tanah (pasir atau lempung) juga mempengaruhi pencemaran air, ini berkaitan dengan pencemaran tanah yang terjadi di dekat sumber air. Beberapa sumber pencemaran tanah dapat berupa bahan beracun seperti pestisida, herbisida, logam berat dan sejenisnya serta penimbunan sampah secara besar-besaran (misalnya open dumping).
2.2. Pencemaran Sungai oleh Merkuri 2.2.1. Merkuri Logam merkuri (Hg), mempunyai nama kimia hydragyrum yang berarti cair. Logam merkuri dilambangkan dengan Hg. Pada periodika unsur kimia Hg menempati urutan (NA) 80 dan mempunyai bobot atom (BA 200,59). Merkuri telah dikenal manusia sejak manusia mengenal peradapan. Logam ini dihasilkan dari bijih sinabar, HgS, yang mengandung unsur merkuri antara 0,1% - 4%. HgS + O2
Hg + SO2
Merkuri yang telah dilepaskan kemudian dikondensasi, sehingga diperoleh logam cair murni. Logam cair inilah yang kemudian digunakan oleh manusia untuk bermacam-macam keperluan Palar (2008 ).
13
Merkuri atau air raksa (Hg) muncul di lingkungan secara alamiah dan berada dalam beberapa bentuk yang pada prinsipnya dapat dibagi menjadi 3 bentuk utama yaitu : 1.
Merkuri Metal (HgO) Merupakan logam berwama putih, berkilau dan pada suhu kamar berada
dalam bentuk cairan. Pada suhu kamar akan menguap dan membentuk uap merkuri yang tidak berwama dan tidak berbau. Makin tinggi suhu, makin banyak yang menguap. Banyak orang yang telah menghirup merkuri mengatakan bahwa terasa logam dimulutnya. Digunakan juga untuk bahan pembuat themometer, barometer. Merkuri metal banyak digunakan untuk produksi gas klorin dan kaustik soda dan untuk pemurnian emas. 2.
Senyawa merkuri anorganik Senyawa merkuri anorganik terjadi ketika merkuri dikombinasikan dengan
elemen lain seperti klorin (Cl ), sulfur atau oksigen. Senyawa-senyawa ini biasa disebut garam-garam merkuri. Senyawa merkuri anorganik berbentuk bubuk putih atau kristal.
Senyawa Hg anorganik digunakan sebagai fungisida. Garam-garam
merkuri anorganik termasuk amoniak merkurik klorida dan merkuri iodide digunakan untuk cream pemutih kulit. Merkuri chlorida (HgCl2) adalah sebagai antiseptik atau desinfektan. 3.
Senyawa merkuri organik Seperti senyawa merkuri organik, metil merkuri dan fenil merkuri ada dalam
bentuk garam-garamnya seperti metal merkuri klorida dan fenil merkuri asetat.
14
Metilmerkuri dihasilkan dari proses mikroorganisme (bakteria dan fungi) di lingkungan. Penggunaan metilmerkuri untuk berbagai produk sekarang sudah dilarang karena proses penguapan dari merkuri ( Lestarisa, 2010). Menurut Palar (2008) secara umum logam merkuri memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1.
Berwujud cair pada suhu kamar (25oC) dengan titik beku paling rendah -39oC
2.
Masih berwujud cair pada suhu 396 o C . Pada temperatur 396o C ini telah terjadi pemuaian secara menyeluruh.
3.
Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logam logam yang lain.
4.
Tahanan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkan merkuri sebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik.
5.
Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk alloy yang disebut juga dengan amalgram.
6.
Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik itu dalam bentuk unsur tunggal (logam) maupun dalam bentuk persenyawaan. Merkuri (Hg), merupakan
logam yang berwujud cair pada suhu ruang.
Merkuri, baik logam maupun metil merkuri (CH3Hg+), biasanya masuk tubuh manusia lewat pencernaan. Bisa dari ikan, kerang, udang, maupun perairan yang terkontaminasi. Merkuri dalam bentuk logam tidak begitu berbahaya,tetapi bila terpapar di lingkungan bisa bereaksi dengan metana yang berasal dari dekomposisi senyawa organik membentuk metil merkuri yang bersifat toksis. Dalam bentuk metal
15
merkuri, sebagian besar akan berakumulasi di otak. Karena penyerapannya besar, dalam waktu singkat bisa menyebabkan berbagai gangguan. Mulai dari rusaknya keseimbangan tubuh, tidak bisa berkonsentrasi dan tuli (Widowati, 2008). 2.2.2. Kegunaan Merkuri Pemakaian bahan merkuri telah berkembang sangat luas. Merkuri digunakan dalam bermacam-macam pekerjaan seperti : 1.
Bidang perindustrian Dalam industri khlor-alkali, merkuri digunakan untuk menangkap logam
natrium (Na). Logam natrium tersebut dapat ditangkap oleh merkuri melalui proses elektrolisa dari larutan garam natrium klorida (NaCl). Sedangkan dalam industri pulp dan kertas banyak digunakan senyawa FMA (fenil merkuri asetat) yang digunakan untuk mencegah pembentukan kapur pada pulp dan kertas basah selama proses penyimpanan. Merkuri juga digunakan dalam industri cat untuk mencegah pertumbuhan jamur sekaligus sebagai komponen pewarna. 2.
Bidang pertanian Merkuri banyak digunakan sebagai fungisida. Contohnya, senyawa metil
merkuri disiano diamida (CH3-Hg-NH-CHHNHCN), metal merkuri siano (CH3-HgCN), metil merkuri asetat (CH3-Hg-CH2- COOH), dan senyawa etil merkuri khorida (C2H5-Hg-Cl). Walaupun pemakaian merkuri dalam jumlah yang relatif sedikit tetapi digunakan pada areal pertanian yang luas. Ini berarti pencemaran lingkungan dan tingkat peracunan oleh merkuri semakin meningkat pula. Dari areal pertanian sebagian merkuri akan meresap dan sebagian akan meresap ke dalam tanah.
16
3.
Bidang pertambangan Logam merkuri digunakan untuk membentuk amalgam. Contohnya dalam
pertambangan emas, logam merkuri digunakan untuk mengikat dan memurnikan emas. Merkuri yang dicampur dengan batuan bijih emas dalam galundung mengalami proses penubukan dan penggilingan sebagian menyatu dengan lumpur hasil pengolahan bijih emas dan sebagian terpercik dan jatuh ke sungai selanjutnya terakumulasi pada sedimen sungai ( Widowati, 2008). 4.
Bidang kedokteran Logam merkuri digunakan untuk campuran penambal gigi.
5.
Peralatan fisika Merkuri digunakan dalam thermometer, barometer, pengatur tekanan gas dan
alat-alat listrik. Merkuri dan senyawa-senyawanya sangat beracun sehingga kehadirannya di lingkungan perairan dapat mengakibatkan kerugian pada manusia karena sifatnya yang mudah larut dan terikat dalam jaringan tubuh organisme air. Selain itu pencemaran merkuri mempunyai pengaruh terhadap ekosistem setempat yang disebabkan oleh sifatnya yang stabil dalam sedimen, kelarutannya yang rendah dalam air dan kemudahannya diserap dan terakumulasi dalam jaringan tubuh organisme air, baik melalui proses bioakumulasi maupun biomagnifikasi yaitu melalui rantai makanan. Menurut Palar (2008), logam merkuri yang masuk ke badan air atau sungai dan mengendap pada sedimen akan diubah oleh aktivitas bakteri pada sedimen dasar
17
perairan menjadi senyawa Hg2+ dan Hg0 dan karena dipengaruhi oleh faktor fisika maka senyawa-senyawa tersebut mudah menguap ke udara. Kemudian merkuri yang menguap ke lingkungan udara kembali masuk ke badan air oleh datangnya hujan. Selanjutnya ion Hg2+ yang mengendap dalam lumpur kembali mengalami perubahan bentuk oleh kegiatan bakteri menjadi dimetil merkuri (CH3)2Hg dan ion metal merkuri (CH3)2Hg karena faktor fisika dimetil merkuri akan menguap dan terurai menjadi metana (CH4), Etana (C2H6) dan logam HgO. Sedangkan ion metil merkuri mudah larut dalam air dan dimakan oleh biota perairan seiring dengan sistem rantai makanan. Dimana manusia yang akan mengkonsumsi baik ikan maupun burungburung air yang telah terkontaminasi oleh senyawa merkuri. Pendauran merkuri sebagai hasil kerja dari bakteri-bakteri dapat dilihat pada skema sebagai berikut : Udara
CH4 + C2H6 + HgO (CH3)2Hg Ikan, udang dan lain-lain
Air
plankton CH3Hg+ Hg0
Sedimen
CH3Hg+
Lumpur
bakteri bakteri
Bakteri Hg22+
Hg2++Hg0
(CH3)2Hg
Gambar 2.1 Skema pendauran merkuri hasil kerja bakteri
18
Dari skema diatas, dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut: persenyawaan merkuri yang terdapat di dalam endapan dasar perairan, oleh adanya aktivitas kehidupan bakteri pada endapan tersebut mengakibatkan persenyawaan merkuri yang ada diubah menjadi Hg2+ dan HgO. Logam merkuri yang dihasilkan dari aktivitas bakteri ini karena dipengaruhi oleh faktor fisika dapat langsung menguap ke udara. Tetapi pada akhirnya merkuri yang telah menguap dan berada dalam tatanan udara itu akan masuk ke dalam badan perairan oleh hujan atau faktor-faktor fisika lainnya. Berikut adalah gambar perjalanan merkuri di biosfir sampai ke manusia : Fungisida
Bahan-Bahan Industri
Sungai dan Laut Fitoplankton Air minum
Biodegradasi Zooplankton
Dimakan manusia
Usus Halus
Ikan dan Kerang
Burung
Ekskresi Otak dan Syaraf
Hati
Ginjal Kotoran
Gambar.1 Skema Perjalanan Merkuri di Biosfir. Sumber : Fardiaz, 1992
19
Senyawa Hg yang berasal dari pertanian dan industri dilepas ke lingkungan akan mengalami perubahan bentuk senyawanya oleh aktivitas mikroorganisme menjadi metil merkuri (CH3Hg) dalam air dan tanah. Metil Hg mengalami proses biodegradasi dalam tubuh biota air seperti : fitoplankton, zooplankton dan ikan, selanjutnya ikan dan biota air yang sudah terkontaminasi merkuri dikonsumsi oleh manusia. Di dalam tubuh manusia metal merkuri akan melewati usus halus selanjutnya metal merkuri sebagian akan tersimpan di otak dan syaraf, hati dan ginjal melalui pembuluh darah dan sebagian metal merkuri akan diekskresikan melalui ginjal dan kotoran. Seterusnya metal merkuri kembali lagi ke sungai ataupun laut (Widowati, 2008).
2.3. Toksikokinetika Merkuri Perjalanan suatu bahan toksik dalam tubuh sampai timbulnya efek terhadap tubuh
mengalami beberapa tahapan atau proses, sebagai berikut: Absorpsi,
distribusi,metabolisme dan ekskresi (Soemirat, 2009). Sedangkan pendistribusian merkuri dalam tubuh berbeda berdasarkan jenisnya, antara lain golongan anorganik dan aril merkuri didistribusi pada banyak jaringan tubuh, terutama di distribusikan pada otak dan ginjal. Dalam tubuh sesuai dengan sifatnya yang mudah berikatan dengan senyawa lain seperti belerang akan dapat berikatan dengan sulfhidril dan dapat mempengaruhi kerja sejumlah enzim sel. Proses pengikatan merkuri dengan gugus sulfihidril dapat membentuk zat polutan
20
yaitu metallotionin (protein berat molekul rendah kaya sulfhidril ) yang dapat meningkat setelah pajanan merkuri (Sari Lubis, 2002). Menurut Dompas, (2010), metallotionin adalah polutan merkuri memiliki sifat yang dapat mudah berikatan dengan gugus sulfuhidril (-SH), pengikatan Hg oleh gugus sulfuhidril dapat menghambat aktifitas enzim. Metalotionin mampu mengikat logam-logam berat dengan sangat kuat khususnya merkuri (Hg), kadmium (Cd), perak (Ag), dan seng (Zn). Berikut tahapan perjalanan merkuri di dalam tubuh sampai dibuang sebagai hasil samping dari metabolisme tubuh : 1.
Absorbsi Absorbsi metal merkuri di dalam tubuh manusia dapat terjadi melalui
makanan, minuman dan pernafasan, serta kontak kulit. Paparan merkuri melalui jalur kulit biasanya berupa senyawa HgCl2, dimana jumlah Hg yang diabsorbsi tergantung kepada jalur masuknya, lama paparan dan bentuk senyawa merkuri. Dari beberapa data hasil penelitian pada manusia menunjukkan bahwa metal merkuri segera diserap melalui saluran cerna. uap senyawa metal merkuri seperti uap metil merkuri klorida dapat diserap melalui pernafasan. Penyerapan metil merkuri dapat juga melalui kulit. Merkuri setelah di absorbsi di jaringan mengalami oksidasi membentuk merkuri divalent (Hg2+) yang dibantu enzim katalase. Inhalasi merkuri bentuk uap akan di absorbsi melalui sel darah merah, lalu ditransformasikan menjadi merkuri divalen (Hg2+). Sebagian akan menuju otak, yang kemudian diakumulasi di dalam jaringan.
21
2.
Distribusi Pada saat terpapar oleh logam merkuri dan diabsorbsi dalam jaringan, logam
merkuri akan ditransper ke dalam darah, seperti uap logam merkuri (Hg) akan terserap oleh alveoli dan diteruskan kedalam darah. Dalam darah akan mengalami proses oksidasi dengan bantuan enzim hidrogeperoksida katalase sehingga berubah menjadi ion Hg2+, selanjutnya dibawa ke seluruh tubuh bersama peredaran darah dan terakumulasi di hati dan ginjal. Sebagian merkuri dikeluarkan bersama urine. Selain menumpuk, ternyata merkuri dapat menembus membrane plasenta pada wanita hamil. Senyawa merkuri tersebut masuk bersama makanan melewati plasenta karena dibawa oleh peredaran darah ke janin. Sehingga dapat merusak otak janin dan bayi lahir kemungkinan akan cacat. 3. Metabolisme Pada proses metabolisme dalam tubuh setelah diabsobsi di dalam jaringan, merkuri organik dan anorganik akan sangat mudah berikatan dengan protein dan berbagai jenis enzim seperti enzim katalase. Sebagian dari senyawa merkuri organik seperti alkil merkuri akan diubah menjadi senyawa merkuri anorganik. Setelah lewat waktu paruh senyawa merkuri akan dikeluarkan dari dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme. Hanya sebagian kecil yang dikeluarkan jika dibandingkan dengan jumlah uap atau senyawa merkuri yang masuk ke dalam tubuh. Sebagian besar senyawa atau uap merkuri akan ditranspormasikan melalui sel darah merah selanjutnya akan terakumulasi dalam berbagai organ bagian dalam tubuh seperti hati, ginjal dan otak.
22
4. Ekskresi Ekskresi merkuri dari tubuh melalui urin dan feses dipengaruhi oleh bentuk senyawa merkuri, besar dosis merkuri, serta waktu paparan. Merkuri yang masuk ke dalam hati akan terbagi dua. Sebagian akan terakumulasi dalam hati, dan sebagian lainnya akan dikirim ke empedu. Di dalam kantong empedu merkuri organik dirombak menjadi merkuri anorganik kemudian akan dikirim lewat darah ke ginjal, dimana sebagian akan terakumulasi dalam ginjal dan sebagian lagi akan dibuang bersama dengan urine. Sedangkan ekskresi merkuri organik sebagian besar terjadi dengan ekskresi feses. Waktu paruh dari pada merkuri untuk bisa dibuang atau terkumulasi dalam jaringan adalah 40 hari ( Palar, 2008 ). Paparan uap merkuri dapat diserap melalui paru-paru, tetapi beberapa merkuri juga dapat diserap oleh kulit. Penyerapan unsur merkuri melalui konsumsi oral sedikit. Elemental raksa uap mengalami penyerapan hampir lengkap dari udara yang dihirup. Merkuri akan terakumulasi dalam paru-paru pada hewan percobaan setelah terjadi paparan garam merkuri anorganik dengan dosis konsumsi tertentu. Dalam separuh waktu merkuri inorganik akan terserap ke dalam pernafasan tikus. Sekitar lima jam merkuri akan melekat pada jaringan paru-paru dan teroksidasi di dalam paru-paru tikus. Beberapa unsur merkuri yang terlarut dalam darah, mungkin akan diangkut melalui darah ke otak dan teroksidasi dalam jaringan otak. Ini bisa menjelaskan efek retensi dan beracun pada sistem saraf pusat. Senyawa alkil merkuri sangat berbeda dari merkuri organik lainnya, metil merkuri merupakan bahaya yang paling serius di antara kelompok-kelompok ini dari
23
senyawa merkuri. Pentingnya pengaruh toksikologi metal merkuri ini disebabkan karena lebih signifikan di transformasi pada lingkungan dari bentuk lain merkuri menjadi metil merkuri. Memang garam monoalkil dan dialkil merkuri lebih tinggi lebih dan mudah detoksifikasinya daripada metil merkuri (Louis J. Casarett dan John Doull, 1975).
2.4. Dampak Pencemaran Merkuri 2.4.1. Dampak Pencemaran Merkuri terhadap Manusia Manusia dapat terpapar oleh merkuri yang berasal dari lingkungan pertanian atau zat kimia yang terbentuk secara alami
industri dan yang dapat
menimbulkan keracunan atau efek merugikan. Menurut Zul Alfian (2002), bentuk senyawa merkuri, darimana masuknya dan berapa lama tertumpuk di organ tubuh akan mempengaruhi efek toksisitas yang ditimbulkan oleh merkuri. Ion merkuri dapat menyebabkan toksik terhadap manusia karena dapat berikatan dengan protein, menghambat kerja enzim dan bersifat korosif. Dan juga dalam darah dapat berikatan dengan gugus sulfuhidril, fosforil, amida dan amina, dimana dalam gugus tersebut reaksi fungsi enzim akan terganggu. Pengaruh toksisitas merkuri pada manusia, seperti bentuk merkuri (HgCl2) lebih toksik dari pada merkuri HgCl karena bentuk divalent lebih mudah larut dibandingkan dengan bentuk monovalen, juga lebih cepat dan mudah diabsorbsi sehingga daya toksisitasnya lebih tinggi (Darmono, 2001).
24
Menurut Volkovic, (1977) yang dikutip oleh Zul Alfian, (2001), senyawa organik dapat larut dalam lapisan lemak dibawah kulit yang menyelimuti korda syaraf, Uap metal
merkuri dapat diserap melalui pernafasan dan menembus
membrane paru-paru, apabila masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan protein sulfuhidril yang terdapat dalam darah selanjutnya diserap ke dalam sel darah merah sehingga metal merkuri dapat ditemukan pada rambut. Uap merkuri (Hg) menimbulkan toksisitas yang sangat berbahaya bagi manusia karena elemen Hg sifatnya dapat menembus membrane sel dan mudah larut dalam lipida sehingga mudah sekali menembus barier darah otak dan akhirnya terakumulasi di otak, Dan juga elemen merkuri sangat mudah teroksidasi membentuk merkuri oksida (HgO) atau ion merkuri (Hg2+) dimana kedua bentuk merkuri tersebut dapat menimbulkan keracunan kronis pada jenis organ yang berbeda yaitu syaraf pusat (otak) dan ginjal. a.
Keracunan Akut Keracunan akut didefenisikan sebagai suatu bentuk keracunan yang terjadi
dalam waktu singkat atau sangat singkat (Palar, 2008). Keracunan akut dapat terjadi bila manusia atau biota lain menghirup atau menelan bahan beracun secara tidak sengaja dalam jumlah yang besar. Keracunan akut yang disebabkan oleh logam merkuri biasanya di tandai dengan gejala-gejala, seperti: peradangan pada tekak (pharyngitis), dyspagia, rasa sakit pada bagian perut, mual-mual dan muntah, murus disertai darah dan shock. Bila gejala tersebut tidak di atasi maka penderita dapat mengalami pembengkakan pada kelenjar ludah, radang pada ginjal dan radang hati.
25
Menurut (Palar, 2008), konsentrasi paparan merkuri sebesar 0,5 mg/m3 sampai dengan 1,2 mg/m3 akan dapat menyebabkan keracunan akut. Untuk senyawa HgCl2 dengan konsentrasi 29 mg/kg, merkuri organik seperti Hg(CN)2 dengan konsentrasi 10 mg/kg akan dapat menyebabkan kematian. b. Keracunan kronis Keracunan kronis didefenisikan dengan terhirup atau tertelannya bahan beracun dalam dosis rendah tetapi dalam jangka waktu yang panjang (Palar, 2008). Penderita biasanya tidak menyadari dalam tubuh sudah menumpuk sejumlah racun, dan bekerja sampai pada daya tahan tubuh tidak mampu mentolerir efek dari racun tersebut. Peristiwa keracunan kronis dapat menyerang orang-orang yang tidak hanya kontak langsung dengan merkuri tetapi manusia yang berada disekitar lokasi yang menggunakan merkuri sebagai alat produksinya. Keracunan kronis oleh merkuri akan menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan dan system syaraf. Gejala-gejala keracunan kronis oleh merkuri dapat berupa: radang gusi (gingivitis), gigi mudah lepas, tremor pada ujung jari tangan atau kaki akan terus menjalar sampai ke wajah, lidah, pangkal tenggorokan (larynx) dan Parkinson. Tidak seperti toksisitas Pb, diagnosis toksisita Hg tidak dapat dilakukan dengan tes biokimia. Indikator toksisitas Hg hanya dapat didiagnosis dengan analisis kadar Hg dalam darah atau urin dan rambut, (Darmono, 2001).
26
2.4.2. Dampak Pencemaran Merkuri terhadap Lingkungan a.
Lingkungan Perairan dan Biota Air Pembuangan limbah sisa pengolahan lumpur atau tailing ke lingkungan
perairan dapat mengakibatkan kerugian pada manusia karena sifatnya yang mudah larut dan terikat dalam jaringan tubuh organisme air. Selain itu pencemaran merkuri mempunyai pengaruh terhadap ekosistem setempat yang disebabkan oleh sifatnya yang stabil dalam sedimen, kelarutannya yang rendah dalam air dan kemudahannya diserap dan terakumulasi dalam jaringan tubuh organisme air, baik melalui proses bioakumulasi maupun biomagnifikasi yaitu melalui rantai makanan. Pada sedimen dasar perairan terjadi persenyawaan merkuri diakibatkan oleh adanya aktivitas kehidupan bakteri yang mengubah persenyawaan merkuri menjadi Hg2+ dan HgO. Selanjutnya Ion Hg2+ yang dihasilkan dari perombakan persenyawaan merkuri pada endapan lumpur (sedimen), dengan bantuan bakteri akan berubah menjadi dimetil merkuri (CH3)2Hg, dan ion metil merkuri (CH3Hg2+ ). Sementara itu ion metil merkuri mudah larut dalam air dan dimakan oleh biota perairan seiring dengan sistem rantai makanan ini adalah manusia yang akan mengkontaminasi baik ikan maupun burung-burung air yang telah terkontaminasi oleh senyawa merkuri (Palar, 2008). Lingkungan yang terkontaminasi oleh merkuri dapat membahayakan kehidupan manusia karena
adanya rantai makanan. Merkuri terakumulasi dalam
mikro-organisme yang hidup di air (sungai, danau, laut) melalui proses metabolisme.
27
b. Lingkungan Udara Pencemaran merkuri di udara dapat berasal dari industri dalam bentuk uap merkuri dan metal merkuri (CH3Hg), di udara akan mengalami dekradasi dan oksidasi menjadi bentuk logam merkuri (HgO) ( Darmono, 2001). Disamping iti, penggunaan merkuri pada tambang-tambang emas tradisional, tumpahan merkuri dari peralatan laboratorium akan menyebabkan terjadinya penguapan merkuri ke udara dalam bentuk logam(HgO). Uap logam merkuri bila terhirup akan menyebabkan keracunan pada organisme yang menghirupnya. Penguapan juga dapat terjadi darisenyawa metil merkuri (CH3)2Hg) dan ion metal merkuri(CH3Hg+) yang terbentuk dari hasil aktivitas bakteri dalam lumpur di dasar perairan ( Palar, 2008). c.
Dampak Pencemaran Merkuri Pada Tanah Penggunaan senyawa organo merkuri dalam bidang pertanian seperti metal
merkuri asetat dan etil merkuri klorida sebagai anti jamur pada bibit turut memberikan pengaruh pencemaran merkuri di tatanan lingkungan. Walaupun pemakaian merkuri dalam jumlah yang sedikit tetapi bila digunakan untuk areal pertanian dalam skala yang luas berarti pemakaian merkuri akan bertambah banyak. Sebagian dari merkuri akan meresap ke dalam tanah dan sebagian akan terbawa aliran air permukaan (run off) seterusnya akan masuk ke sungai. Sisa merkuri yang ada pada air sungai akan terserap oleh tanaman melalui sistim metabolism tanaman dan kemudian terakumulasi pada jaringan tanaman tersebut (Palar, 2008).
28
Berdasarkan penelitian yang pernah di lakukan pada beras yang dipanen dari sawah yang menggunakan irigasi dari sungai yang mengandung limbah penambangan emas tradisional di Nungkul, Pongkor, Jawa Barat ditemukan kandungan Hg sebesar 0,45 ppm (Surono, dalam Widowati, 2008). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa merkuri yang digunakan sebagai anti jamur pada bibit telah mengalami perpindahan ke dalam biji padi.
2.5. Karakteristik Ikan Jurung Ikan Jurung adalah sejenis ikan sungai air deras yang hidup di sungai-sungai berair deras. Ikan Jurung nama ilmiahnya adalah Tor tombroides degan ordonya Cyriniformes (carps), termasuk dalam klas Actinopterygii. Secara umum ikan ini dikenal dengan nama Mahseer. Ikan Jurung sungai biasanya hidup bergerombol di lubuk sugai atau bagian terdalam pusaran sungai. Ukurannya dapat mencapai sampai 2 kg, sirip dan sisiknya berwarna perak, mobilisasi gerak dari jenis ikan jurung termasuk pendek (Edwin, 2009). 2.6. Kadar Batas Aman Konsentrasi merkuri (Hg) pada air sungai yang direkomendasikan oleh Peraturan Pemerintah RI No.82. Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air adalah 0,001 mg/l. Sedangkan batas maksimum kandungan merkuri yang diperbolehkan pada ikan menurut BPOM adalah 0,5 ppm.
29
Menurut World Health Organization (WHO) bahwa batasan maksimum yang direkomendasikan lebih rendah, yaitu 0,0001 ppm = 0,0001 mg/l untuk air dan 0,50 ppm = 0,50 mg/kg untuk ikan. Sedangkan kadar normal Hg dalam darah yang diperbolehkan berkisar antara 5 μg/l – 10 μg/l, dalam rambut kadar merkuri berkisar antara 1 mg/kg – 2 mg/kg, sedangkan konsentrasi Hg dalam urine rata-ratan 4 μg/l.
2.7. Kerangka Konsep Tata Cara Penggunaan Merkuri oleh Penambang
Kadar Hg di -Air sungai - Ikan
Uji kualitatif merkuri pada air sungai dan ikan (Laboratorium)
Tidak ada
Ada
Uji kuantitatif merkuri (Laboratorium)
Memenuhi syarat
Tidak memenuhi syarat