BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Motorik Anak Usia Dini Motorik pada anak usia dini sanggat diperluhkan, untuk mengembangkan kecerdasan anak dibidang pengembangan bahasa, kognitif, seni dan kreativitas. motorik terjemahan dari kata “motor” Janice (2013:199) adalah suatu dasar biologis atau mekanika yang menyebabkan suatu gerak. Dengan kata lain gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh motorik. Pengembangan motorik pada usia TK di dasari pada aktivitas. Aktifitas anak usia TK 80 % mengunakan aktifitas Jasmani atau Fisik. Menurut Santrock (2013:212), usia 5-6 tahun anak dapat meloncatloncat, merangkak di bawah meja atau korsi, memanjat, dapat melakukan gerakan – gerakan yang kasar dan halus dengan tangan kaki dan jari – jarinya. pada usia ini juga mata, tangan dan kaki bekerja sama dalam koordinasi yang baik anak dapat mengadakan eksporasi keliling yaitu melalui manipulasi dengan benda – benda dan berbagai macam alat permainan. Pengembangan
motorik
merupakan
salah
satu
bidang
pengembangan yang bisa menstimilasi intelegensi seorang anak melalui bodily / kinestheticnintelligence Gadner, dalam Montolulu (2005:4.3).
10
11
Dari pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa motorik merupakan tindakan yang bisa menimbulkan gerak / motorik adalah : semua gerakan yang mungkin dapat di lakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan
perkembangan
motorik
dapat
di
sebut
sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Gerak merupakan unsur utama dalam pengembangan motorik anak. Jika anak banyak bergerak maka akan semakin banyak manpaat yang akan di peroleh anak ketika ia makin trampil menguasai garakan motoriknya baik motorik halus maupun motorik kasar yang keduanya berfungsi sebagai ransangan dalam pengembangan intelegensi dan kesehatan. Ada tiga tahap perkembangan motorik Anak Usia Dini : 1. Tahap Kognitif Pada tahap ini dengan kesadaran mentalnya anak berusaha mengembangkan strategi tertentu untuk mengingat gerakan serupa yang pernah di lakukan pada masa yang lalu. 2. Tahap Asosiatif Pada tahap ini anak melakukan prubahan strategi dari tahap sebelunya, yaitu dari apa yang harus di lakukan menjadi bagaimana melakukan. 3. Tahap Autonomous Pada tahap ini gerakan yang di tampilkan anak merupakan respons yang lebih efisien dengan sedikit kesalahan
12
2.1.2 Pengertian Motorik Kasar Anak Usia Dini Motorik
kasar
adalah
kemampuan
gerak
tubuh
yang
menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya Hurlock, (2003:113). Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu dari pada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran yang kecil. Karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain. Musbikin (2010:267) berpendapat bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak. Menurut Martinis dan Jamilah, (2010:113). bahwa aktivitas yang menggunakan otot-otot besar di antaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke tempat lain. Contoh: mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh satu ke tempat lain. Contohnya: berlari, melompat, jalan dan sebagainya, sedangkan gerakan yang manipulatif adalah aktivitas gerak manipulasi benda.
13
Contohnya: melempar, menggiring, menangkap, dan menendang. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa kegiatan motorik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik kasar sangat penting dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain, seperti: berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang. Dengan demikian yang dimaksud motorik kasar dalam penelitian ini adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi bagian tubuh
anak
seperti,
tangan
dan
aktivitas
otot
kaki,
dalam
menyeimbangkan badan dan kekuatan kaki pada saat melempar bola 2.1.3 Unsur-unsur Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini Kemampuan motorik setiap orang pada dasarnya berbeda-beda tergantung pada banyaknya gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik kasar unsur-unsurnya identik dengan unsur yang dikembangkan dalam kebugaran jasmani pada umumnya. Hal ini sesuai pendapat Papalia (2008:315) bahwa perkembangan motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan, dan
14
kontrol motorik. Janice (2013:206) menyatakan bahwa kebugaran jasmani dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (a) kebugaran statistik, (b) kebugaran dinamis, (c) kebugaran motoris. Sujiono (2009: 3) mengemukakan bahwa unsur-unsur kesegaran jasmani meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelenturan, koordinasi, ketepatan dan keseimbangan. Lebih lanjut Siti Aisyah (2010:4.3) menyatakan bahwa gerakan yang timbul dan terjadi pada motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi dan melibatkan otot-otot besar dari bagian tubuh, dan memerlukan tenaga yang cukup besar. Sujiono dkk (2009:121) menyatakan bahwa unsur-unsur keterampilan motorik terdiri atas: kekuatan, kecepatan, power, ketahanan, kelincahan, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi. Hal senada juga dijelaskan oleh Mutohir dalam Rozi dan Arum (2015:17) bahwa unsur-unsur keterampilan motorik di antaranya : kekuatan, koordinasi, kecepatan, keseimbangan, dan kelincahan. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan motorik kasar anak usia dini melalui permainan melempar dan menagkap bola aspek yang harus diamati yaitu : keseimbangan, kekuatan, kelincahan, koordinasi, fleksibel, kecepatan, ketepatan, dan kerja sama. 2.1.4 Pengertian Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Perkembangan, ada anak yang mengalami perkembangan motoriknya sangat baik seperti yang dialami para atlet, tetapi ada anak
15
yang mengalami keterbatasan. Selain itu juga dipengaruhi adanya jenis kelamin. Pengembangan motorik anak pra sekolah adalah bahwa suatu perubahan,
baik
fisik
maupun
psikis,
sesuai
dengan
masa
pertumbuhannya, keberadaan perkembangan motorik anak juga dipengaruhi hal lain di antaranya asupan gizi, status kesehatadan perlakuan motorik sesuai dengan masa perkembangan (Depdiknas, 2011:6). Kegiatan dalam pengembangan fisi motorik lebih membuat anak enjoy karena lebih banyak kegiatan bermainnya. Seperti halnya pendapat Elkind (Montolalu, 2005:15) menyatakan bahwa anak-anak membutuhkan dukungan yang kuat untuk bermain dan kegiatan yang dipilih sendiri dengan tujuan untuk bertahan dalam stres yang ada sekarang dalam lingkungan anak. Sujiono (2009:11) berpandapat bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otototot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak. Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu dari pada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang benda-benda yang ukuran besar daripada ukuran yang kecil. Karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain.
16
Aktivitas yang menggunakan otot-otot besar diantaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke tempat lain. Contoh: mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh satu ke tempat lain. Contohnya: berlari, melompat, jalan dan sebagainya. Sedangkan gerakan yang manipulatif adalah aktivitas gerak manipulasi benda. Contohnya: melempar, menggiring, menangkap, dan menendang. Pegembangan motorik anak memerlukan koordinasi antara otototot untuk keterampilan gerakannya, misalnya meloncat dalam ketinggian + 20 cm perlu kekuatan dan konsentrasi yang baik. Gerakan motorik kasar membutuhkan aktivitas otot tangan, kaki dan seluruh tubuh anak. Ada beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan gerakan motorik anak. Misalnya aktivitas berjalan di atas papan tititan, melompat tali, senam, renang dan sebagainya. Hal tersebut selain dapat membuat senang anak juga dapat melatih anak untuk percaya diri. Janice (2013:206) berpendapat bahwa anak usia 4 tahun sudah dapat melakukan aktivitas sebagai berikut: a.
Berjalan dengan menggunakan tumit kaki, berjinjit, melompat tidak beraturan, dan berlari dengan baik.
17
b.
Berlari degan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai keseimbangan dengan berdiri di atas balok 4 inci, tetapi mengalamikesulitan meniti balok selebar 5 cm tanpa melihat kakinya.
c.
Menuruni tangga dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat kaki berpijak.
d.
Melompat dengan memainkan perturan tempo yang memadai dan mampu mainan-permainan yang membutuhkan reaksi cepat.
e.
Mulai mengkoordinasikan gerakan-gerakan pada saat memanjat atau berguling pada trampolin kecil (kain layar yang direntangkan untuk menampung akrobat).
f.
Menunjukkan kesadaran untuk menilai batas tingkah laku yang berbahaya dengan lebih baik, tetapi masih membutuhkan pengawasan dijalan atau perlindungan diri pada aktivitas yang penting.
g.
Menunjukkan peningkatan daya tahan dalam periode yang lebihlama, kadang-kadang terlalu bersemangat dan kehilangan kontrol diri dalam kegiatan kelompok. Gerakan motorik anak dapat berkembang dengan baik bila mendapat kesempatan untuk melakukan dengan leluasa untuk mencoba dan dapat bantuan serta peralatan yang dibutuhkan serta bimbingan dari orang dewasa atau pendidik baik secara formal maupun informal.
18
Demikian halnya dengan keterampilan motorik kasar anak di Taman Kanak-Kanak As- Salam Kota Jambi. untuk pengembangan motorik kasar dilakukan dengan permainan dengan melempar dan menagkap bola. 2.1.5 Tujuan Pengembangan Motorik Kasar pada Anak TK Pengembangan
motorik
kasar
di
TK
bertujuan
untuk
memperkenalkan dan melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengelola,
mengontrol
gerakan
tubuh
dan
koordinasi,
serta
meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, anak didik dilatih gerakan-gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya kelak (Rini Hildayani, 2011:8.3). Pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan motoriknya, sehingga guru-guru TK perlu membantu mengembangkan keterampilan motorik anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar anak, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil. Kompetensi anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga pra sekolah/TK adalah anak mampu melakukan aktivitas
19
motorik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan kesiapan untuk menulis, keseimbangan, dan melatih keberanian 2.1.6 Fungsi Pengembangan Motorik Kasar pada Anak TK Fungsi
pengembangan
motorik
kasar
pada
anak
TK
(Depdiknas,2004: 2), sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g.
Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan. Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik/motorik, rohani dan kesehatan anak. Membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak. Melatih keterampilan/ketangkasan gerak dan berpikir anak. Meningkatkan perkembangan emosional anak. Meningkatkan perkembangan sosial anak. Menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami manfaat kesehatan pribadi.
2.1.7 Metode Pengembangan Motorik Kasar Anak TK Metode merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Untuk mengembangkan motorik anak, guru dapat menerapkan metode-metode yang akan menjamin anak tidak mengalami cidera dan menyesuaikannya dengan karakteristik anak TK. Hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam pemilihan metode untuk meningkatkan motorik anak TK adalah menciptakan lingkungan yang aman dan kegiatan yang menantang, menyediakan tempat, bahan dan alat yang dipergunakan dalam keadaan baik, serta membimbing anak mengikuti kegiatan tanpa menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya. Untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai tujuan pengembangan motorik anak. Selain itu, metode yang akan dipilih
20
harus memungkinkan anak bergerak dan bermain lebih leluasa, karena gerak adalah unsur utama pengembangan motorik anak. Menurut Hurlock, (2003:216) ( ada lima bentuk cara belajar yang paling penting ialah dengan coba – ralat (trial and error), menirukan (imitation), mempersamakan (identification), pengondisian (conditioning), dan pelatihan (training),hal senada di ungkapkan oleh Bucher dan Reade dalam Montolalu (2009:4.16) bahwa dalam memenuhi kebutuhan
anak usia dini
yang berkaitan dengan
pengembangan motorik kasar perluh di peraktikan. Metode bermain adalah metode pembelajaran anak usia prasekolah di mana anak-anak diajak untuk melakukan kegiatan bersama yang berupa: kegiatan yang menggunakan alat dan atau melakukan kegiatan (permainan) baik secara sendiri maupun bersama teman-temannya, yang mendatangkan kegembiraan, rasa senang dan asyik bagi anak. Dalam penelitian ini, menggunakan metode bermain melempar dan
menagkap
bola dalam
upaya
mengembangkan
kemampuan motorik anak kelompok Usia 5-6 di Taman Kanak-Kanak As- Salam Kota Jambi 2.1.8 Karakteristik Perkembangan Motorik Anak Usia 5-6 Tahun . Dalam pemilihan metode untuk mengembangkan keterampilan motorik anak, guru perlu menyesuaikannya dengan karakteristik anak TK yang selalu bergerak, susah untuk diam, mempunyai rasa ingin tahu yang
kuat,
senang
bereksperimen
dan
menguji,
mampu
21
mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi dan senang berbicara (Sujiono,2009:14). Menurut Bredekamp dan Copple ( Sujiono, 2009:15-16) anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan aktivitas berikut ini: a. b.
c. d. e.
f.
Berjalan dengan menggunakan tumit kaki, berjinjit, melompat tak beraturan, dan berlari dengan baik. Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai keseimbangan, berdiri diatas balok 4 inci (10,16 cm), tetapi mengalami kesulitan meniti balok selebar 5 cm tanpa melihat kaki. Menuruni tangga dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat berpijak kaki. Dapat melompat dengan aturan tempo yang memadai dan mampu memainkan permainan-permainan yang membutuhkan reaksi cepa Mulai mengkoordinasi gerakan-gerakannya pada saat memanjat atau berguling pada trampolin kecil (kain layar yang direntanguntuk menampung akrobat). Menunjukkan peningkatan daya tahan dalam periode yang lebih lama, kadang-kadang terlalu bersemangat dan kehilangan control diri dalam kegiatan kelompok.
Perkembangan anak usia 5-6 tahun sangatlah pesat. Pada usia ini, anak mulai mengembangkan keterampilan-keterampilan baru dan memperbaiki keterampilan yang sudah dimilikinya. Perkembangan ini juga ditunjukkan oleh keseimbangan yang baik dalam meniti balok titian/papan titian,melempar, melompati berbagai objek, meloncat dengan baik, melompati tali, melompat dan turun melewati beberapa anak tangga, memanjat, koordinasi gerakan berenang, dan bahkan mengendarai sepeda roda dua. 2.1.9 Indikator Penelitian Bambang Sujiono (2008: 7.3) kesegaran jasmani memiliki fungsi yang sangat penting dalam bagi individu untuk menyelesaikan
22
tugas hidupnya. Khususnya bagi anak usia dini kesegaran jasmani sangat penting yang digunakan untuk dapat mempersiapkan kegiatan disekolah. Adapun unsur-unsur dari kesegaran jasmani menurut Bambang Sujiono
(2008:7.3):
(a)
Kekuatan
(strengh),
(b)
Daya
tahan
(endurance), (c) Kelenturan (flexibility), (d) Keseimbangan. a) Kekuatan (strengh), merupakan kemampuan seseorang untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan dapat dikembangkan melalui latihan-latihan. b) Daya tahan (endurance), kemampuan untuk mensuplai oksigen yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan. c) Kecepatan, kecepatan dapat dilakukan dengan memberikan kegiatan latihan yang serba cepat, misalnya dengan lari jarak pendek. d) Kelincahan (agility), merupalan kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan secara cepat. e) Kelenturan (flexibility), kualitas yang memungkinkan suatu segmen bergerak semaksimal mungkin menurut kemungkinan rentang geraknya, berhubungan degan persendian. f) Koordinasi, merupakan suatu kemampuan gerak yang mencakup dua ataupun lebih kemampuan pola gerak. g) Keseimbangan, terbagi menjadi dua macam yaitu keseimbangan statistik dan keseimbang dinamik. Keseimbangan statistik merupakan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh tertentu untuk tidak bergoyang atau roboh, sedangkan keseimbangan dinamik merupakan kemampuan untuk mempertahankan tubuh agar tidak jatuh pada saat sedang melakukan gerakan.
Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa keseimbangan statistik merupakan keseimbangan pada saat tubuh diam dan keseimbangan dinamik terjadi pada saat tubuh sedang bergerak.
23
2.2 Bermain dan Permainan 2 . 2 . 1 Pengertian Bermain Para pakar sering mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain (Montolalu, 2005:1.2). Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan anak dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Janeice, 2013:1). Dalam Janice (2013:124), dinyatakan bahwa bermain ialah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan, tanpa ada tujuan atau sasaran yang hendak dicapai. Jadi apapun kegiatan yang dilakukan oleh anak, apabila dilakukan dapat menimbulkan kesenangan, dapat dikatakan bermain, baik itu atas inisiatif dari anak itu sendiri atau atas ajakan orang lain yang berda di sekitarnya.Selain itu, bermain adalah dunia kerja anak usia prasekolah dan menjadi hak setiap anak untuk bermain, tanpa dibatasi usia. 2 . 2 . 2 Fungsi Bermain Anak Usia Dini Bermain mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia yang dapat dilihat dari aspek psikis, fisik, dan sosial. Beberapa komponen aspek psikis akan berkembang melalui bermain antara lain dalam hal kecerdasan, motivasi, emosi, mental, percaya diri, minat , kemauan, kecemasan, agresivitas, perhatian, konsentrasi, dan sebagainya. Misalkan faktor kecerdasan berkembang melalui
24
bermain disebabkan bahwa melalui bermain anak akan menghadapi berbagai masalah yang timbul dalam permainan tersebut dan harus diselesaikan/diputuskan pada saat itu juga dengan cepat dan tepat, atau faktor motivasi melalui bermain anak akan menampilkan apa saja yang mereka punyai dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat karena dalam bermain itu suasananya menggembirakan dan menyenangkan sehingga bebas beraktivitas dengan penuh semangat sesuai dengan kemampuannya. Melalui bermain anak akan akan terbiasa dengan tekanan-tekanan baik dari dirinya sendiri maupun dari luar sehingga akan mampu mengelola emosi, kecemasan dan rasa percaya diri dengan baik. Melalui bermain anak akan
mampu
mengembangkan,
mempertahankan,
dan
mengendalikan aspek-aspek psikis tersebut. Aspek fisik pun juga akan berkembang dengan baik melalui aktivitas bermain ini meliputi pertumbuhan dan perkembangan jasmani, kebugaran jasmani, kesehatan jasmani, kemampuan gerak dasar, unsur-unsur fisik yang ada. Faktor pertumbuhan dan perkembangan fisik anak pun akan berkembang melaui aktivitas bermain. Pertumbuhan fisik berkenaan dengan bertambahnya ukuran tubuh secara nyata yang dapat diukur secara pasti, misalnya bertambahnya tinggi badan, berat badan, dan besar atau bertambah secara kuantitatatif. Sedang perkembangan fisik adalah semakin
25
berkualitasnya kemampuan tubuh atau sekelompok otot dalam beraktivitas/gerak. Misalnya kemampuan melempar bola kecil semakin jauh dari hasil sebelum melakukan aktivitas bermain walaupun jumlah serabut otot-ototnya relatif sama. Melalui bermain juga memberi kesempatan pada anak untuk melatih kemampuan gerak dasar seperti gerak lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif. Kemampuan gerak dasar ini semakin baik dan berkualitas. Melalui aktivitas bermain maka kemampuan fisik anak akan berkembang secara optimal. Aspek sosial pun juga akan berkembang dengan baik melalui aktivitas bermain ini antara dalam hal kerja sama, komunikasi, saling percaya, menghormati, bermasyrakat, tenggang rasa, kebersamaan dan sebagainya. Melaui bermain anak mampu menciptakan suatu bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama, dalam kerjasama dipastikan ada komunikasi antar anggota regu, dan dalam kerjasama juga ada rasa saling percaya dan saling menghormati antar anggota untuk meraih tujuan bersama yang diinginkan.Hal tersebut sependapat dengan Cowel dan Hazelton dalam Fadlillah (2014:21) yang menyatakan bahwa melalui bermain akan terjadi perubahan yang positif dalam hal jasmani,sosial, mental, dan moral. Selanjutnya Hurlock (2003:323) menyatakan mengenai pengaruh bermain dalam dunia anak bahwa bermain mempunyai pengaruh dalam perkembangan anak, pengaruh tersebut antara lain
26
berhubungan dengan : dorongan berkomunikasi, sumber belajar, perkembangan wawasan diri, belajar bermasyarakat, perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan.
2.3 Permainan Melempar dan Menangkap Bola 2.3.1
Melempar a.
Pengertian Melempar Melempar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan gerak tangan dengan cara mengayunkan benda ke arah tertentu. Kegiatan melempar ini dapat menggunakan berbagai media yang ada di lingkungan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Janice (2013: 219) bahwa melempar adalah gerakan mengarahkan satu benda yang dipegang dengan cara mengayunkan tangan ke arah tertentu. Gerakan ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan tangan dan lengan serta memerlukan koordinasi beberapa unsur gerakan. Jadi gerakan melempar ini merupakan gerakan yang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi karena pola gerakan yang ada pada kegiatan melempar sangat banyak.
b. Bentuk Kemampuan Dalam Melempar Bentuk kemampuan menurut Janice (2013:206) dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai ukuran dan bentuk bola serta berbagai cara. Melempar bola yang baik berarti melempar bola dengan ketepatan jarak dan tinggi serta kecepatan yang
27
sesuai. Bentuk kemampuan dalam melempar yang dapat dikembangkan untuk anak usia dini yaitu sebagai berikut: (1) Melempar bawah dengan menggunakan dua tangan. (2) Melempar bawah dengan menggunakan satu tangan dan bola bergulir di atas tanah. (3) Melempar bawah dengan menggunakan satu tangan. (4) Melempar bola sejauh-jauhnya. (5) Melempar bola dengan ketepatan pada sasaran. (6) Melempar bola dengan menggunakan dua tangan dari depan dada. c. Tahapan Dalam Melempar Dalam kegiatan melempar terdapat tahapan-tahapan yang harus dipelajari dan diperhatikan oleh anak. Menurut Janice (2013:206) terdapat 3 tahapan yaitu: (1) Tahapan kemampuan awal Pada tahap awal ini anak diberikan penjelasan tentang games ball yang disertai dengan contoh. Anak selanjutnya diminta untuk mencoba mempraktekan langsung kegiatan games ball dengan bimbingan dan arahan dari guru. (2) Tahapan kemampuan menengah Pada kegiatan tahap menengah ini, anak sudah diberi kebebasan dalam melakukan kegiatan games ball, akan tetapi masih ada petunjuk ataupun arahan dari guru.
28
(3) Tahapan kemampuan telah matang Pada kegiatan tahap matang ini, anak diminta melakukan kegiatan sendiri tanpa ada-ada ada dan petunjuk dari guru. d. Perkembangan Gerak Lempar Menurut Janice (2013:206) ada beberapa pola gerak lempar, yaitu: lempar dari samping, dari bawah lengan dan dari atas kepala dan juga lempar dengan menggunakan dua tangan dan satu tangan. Jadi, gerak lempar ini memiliki tingkat kompleksitas ko yang tinggi. Contoh gerak lempar pada anak usia dini adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Anak melakukan gerak lempar bola 2.3.2 Menangkap a) Pengertian Menangkap Menurut Janice (2013:206) menangkap bola adalah kemampuan seorang anak menggunakan penglihatan untuk mengikuti arah dan jalannya bola (tracking)) dan kemudian
29
mengontrolnya dengan cepat dan efisien dengan menggunakan bagian dari tubuhnya, biasanya tangan atau kakinya (trapping). Sedangkan menangkap menurut Sumantri (2005: 89) adalah berupa gerakan tangan untuk menghentikan suatu benda yang menggulir di lantai dan benda yang ada di dekatnya. Pada anak kecil yang bermain-main bola akan berusaha menangkap bola yang menggulir didekatnya. Dari
pengertian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
menangkap bola adalah suatu gerakan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengontrol benda yang melambung, bergulir atau yang ada didekatnya dengan cara menghentikan benda tersebut menggunakan tangan. b) Bentuk Kemampuan Dalam Menangkap Bola Menurut
Janice
(2013:206)
ada
beberapa
bentuk
kemampuan dalam menangkap bola pada anak usia dini yaitu: (1) Menangkap bola dengan menggunakan satu tangan, (2) Menangkap bola dengan berbagai ukuran dan bentuk bola, dan (3) Menangkap bola dengan menggunakan dua tangan. c) Teknik Dasar Menangkap Bola Dalam kegiatan menangkap bola ada teknik yang dilakukan agar kegiatan menangkap dapat optimal menurut Janice (2013:221) teknik dasar dalam menangkap yaitu: Posisi Badan (1) Lebar kaki selebar bahu.
30
(2) Bahu menghadap ke arah pergerakan bola. (3) Kepala dan mata menghadap bola (4) Bagian atas pinggang condong sedikit ke arah bola. (5) Telapak tangan memegang seluruh permukaan bola. (6) Siku dibengkokan sedikit mengikuti arah datangnya bola.
Gambar 2. Posisi badan anak saat melakukan kegiatan menangkap bola
Posisi Tangan 1.
Bila menerima bola setinggi dada, posisi telapak tangan membentuk segitiga dengan ibu jari dan jari telunjuk segitiga dengan hampir bersentuhan antara kanan dan kiri.
2.
Bila menerima bola setinggi lutut, posisi jari-jari jari tangan menghadap ke depan pan dengan kedua jari kelingking saling bersentuhan.
31
Gambar 3. Posisi tangan anak saat melakukan kegiatan menangkap bola
2.4 Keterkaitan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Bermain Lempar Tangkap Bola di Taman Kanak-Kanak Kanak As- Salam Kota Jambi. Jambi Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Untuk mendukung perkembangan motorik anak bisa dilakukan dengan memberikan latihan lempar tangkap bola. bol Bermain lempar tangkap bola adalah memegang bola lalu melemparkan bola menuju ke arah temannya. Agar anak dapat memegang bola diperlukan jari – jemari yang berkembang secara optimal. Melemparkan bola diperlukan otot lengan yang berkembang secara optimal. optimal Permainan ini merupakan salah satu permainan anak untuk usia 5-6 5 tahun yang dapat meningkatkan motorik kasar karena dalam permainan ini melibatkan otot - otot besar dan otot - otot kecil. Dengan bermain lempar
32
tangkap bola dapat melatih kelenturan, koordinasi otot dan jari tangan, meningkatkan perkembangan emosional dan sosial anak. Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa melalui bermain lempar tangkap bola dapat mempengaruhi motorik kasar anak.
2.5 Karakteristik Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Bermain Lempar Tangkap Bola di Taman Kanak-Kanak As- Salam Kota Jambi. Kemampuan koordinasi motorik kasar meliputi kegiatan seluruh tubuh atau sebagian tubuh. Kemampuan koordinasi motorik kasar mencakup ketahanan, kecepatan,kelenturan ,ketangkasan, keseimbangan dan kekuatan. Kemampuan
koordinasi motorik kasar dapat dibagi kedalam tiga
kelompok yaitu : 1.
Kemampuan lokomotor meliputi gerak tubuh yang berpindah tempat yaitu: berjalan, berlari, melompat, meluncur, berguling, menderap, menjatuhkan diri, dan bersepeda. Kemampuan
lokomotor membantu
mengembangkan kesadaran anak akan tubuhnya dalam ruang. Kesadaran ini disebut kesadaran persepsi motorik yang meliputi kesadaran akan tubuh sendiri, waktu, hubungan ruang ( spasial), konsep arah, visual dan pendengaran. Kesadaran ini akan terlihat dari usaha anak meniru gerakan-gerakan anak lain atau gurunya. 2.
Kemampuan non lokomotor,yaitu menggerakkan anggata tubuh dengan posisi tubuh diam di tempat seperti : berayun, mengangkat, bergoyang,
33
merentang, memeluk, melengkung, memutar, membungkuk, mendorong. Kemampuan ini sering di kaitkan dengan keseimbangan atau kestabilan tubuh, yaitu gerakan yg membutuhkan keseimbangan pada taraf tertentu. 3.
Kemampuan manipulatif, meliputi penggunaan serta pengontrolan gerakan otot-otot kecil yang terbatas, terutama yang berada di tangan dan kaki. Kemampuan gerakan manipulatif, antara lain meregang , memeras, menarik, menggegam, memotong, meronce, membentuk, menggunting dan menulis. Keterampilan memproyeksi, menangkap dan menerima. Kemampuan
ini
dapat dilihat pada waktu anak menangkap bola,
menggiring bola, melempar bola , menendang bola, melambungkan bola, memukul dan menarik. Sesuai dengan tujuan pendidikan di taman kanak-kanak yang mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak, maka yang dilakukan di taman kanak-kanak adalah mengembangkan jasmani anak dan bukan mengajarkan olahraga. Pengembangan jasmani pada anak TK
menitik
beratkan pada latihan gerak yang sifatnya informal dan bebas sehingga anak dapat menguasai gerakan-gerakan dasar yang sifatnya informal dan bebas sehingga anak dapat menguasai gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan diri
selanjutnya. Mereka dilatih agar
mampu menggunakan otot-ototnya dengan baik agar mereka lebih tangkas di dalam gerakan-gerakannya. Janice (2013:206) seorang ahli mengemukakan bahwa gerakan yang diajarkan pada anak prasekolah selalu berkaitan dengan hal-hal berikut :
34
a.
Waktu Yang dimaksud dengan waktu berkaitan dengan cepat / lambat. Misalnya, gerakan yang dilakukaan oleh seluruh atau sebagian tubuh dengan kecepatan yang berbeda. Mulai dari yang cepat sampai yang lambat atau dari yang lambat sampai yang cepat. Gerakan dapat dipercepat atau diperlambat dan gerakan dapat berirama.
b.
Beban. Gerakan dapat diberikan dalam bentuk gerakan yang berat, ringan, atau sedang.
c.
Ruang. Gerakan juga berkaitan dengan ruang, yaitu sejauh mana gerakan tubuh itu menggunakan ruang dalam pelaksanaanya. Tubuh atau sebagian tubuh dapat digerakkan ke berbagai arah. Misalnya maju kedepan, mundur kebelakang, melangkah kesamping dan seterusnya. Bisa juga bergerak melalui jalur tertentu, seperti lurus langsung atau memutar. Anak juga bergerak dalam level yang berbeda, misalnya dari ketinggian tertentu.
d.
Alur. Gerakan adalah sesuatu yang berkesinammbungan yang mengalir dari suatu gerak tertentu ke gerak lainnya. Gerakan juga merupakan suatu kesatuan yang mempunyai alur yang indah yang m,eliputi gerakan seluruh tubuh, gerakan beberapa bagian tubuh atau yang berkaitan dengan orang ataupun obyek lainnya.
35
Aspek kualitatif dari gerakan yang ditampilkan oleh anak, menurun Laban
tergantung
pada
usaha,
yaitu
bagaimana
seseorang
mengkombinansikan penggunaan berbagi unsur / faktor tersebut ( waktu, beban, ruang dan alur ). Oleh karena itu, ide atau tema gerakan sangatlah esensial, artinya didalam mengajarkan gerakan pada anak, seorang memunculkan ( mempunyai ide atau gagasan) berupa gerakan apa saja yang akan dimunculkan dan bagaimana caranya
misalkan tarian, senam atau
melalui berbagai permainan yang disesuaikan dengan karaktedristik anak didik. Gerakan-gerakan dasar atau keterampilan motorik kasar tersebut harus dilatihkan pada anak TK sampai mereka benar-benar menguasai. Untuk mencapai tujuan tersebut guru tidak dapat menyuruh anak melakukan sendiri tanpa diberi contoh lebih dahulu. Artinya anak tidak bisa hanya diberi komando/ instruksi saja sedang guru tidak berbuat apa-apa. Ketika gerakan dasar perlu digabungkan ketika anak anak-anak mulai aktif bermain. Anakanak diberi kesempatan mengembangkan gerakan-gerakan motoriknya agar anak-anak mampu mengenal dirinya sendiri, timbul kepercayaan dirinya dan merasa diterima dilingkungannya.
2.6 Penelitian Yang Relevan a.
Nelma 2013 Mengembangkan Kemampuan
Motorik Kasar Anak
Melalui Bermain Papan Titian Pada Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Baiturrahmah Skripsi Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
36
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar anak mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I ada 7 anak yang belum muncul (BB) 2 anak yang belum berkembang (BB) 3 anak yang berkembang sesuai harapan (BSH), siklus II sudah ada peningkatan dan masih membutuhkan bimbingan (BSH) ada 6 anak berkembang sangat baik (BSB), 4 anak berkembang sesuai harapan (BSH). Dan 2 anak belum berkembang (BB)
dan siklus III anak didik
sudah bisa melaksanakan tanpa bantuan dari guru10 anak berkembang sangat baik (BSB) dan 2 anak berkembang sangat baik (BSH) . Dari hasil siklus satu sampai tiga peneliti menemukan keberhasilan sehingga kemampuan motorik kasar anak meningkat Hasil dari penelitian ini adalah bermain papan titian dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok A PAUD Baiturrahmah,serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran di PAUD. b. Suryani 2013 Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Melalui Kegiatan Senam Bebek Satu Pada Usia 5 – 6 Tahun di Taman Kanak-Kanak Raudhatul Jannah Desa Talang Duku Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013 . skripsi Program Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) AD Jambi. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas terhadap anak taman kanak-kanak Taman Kanak-Kanak Raudhatul Jannah Desa Talang Duku Kabupaten Muaro Jambi.
37
Hasil yang diperoleh pada siklus I 16,25%, Siklus II 68.125% dan siklus ke III 81.25%, adanya peningkatan kecerdasan kinestetik anak. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa senam bebek dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak Taman Kanak-Kanak Raudhatul Jannah Desa Talang Duku Kabupaten Muaro Jambi Dari hasil penelitian terealisasi bahwa dengan bermain melempar dan menangkap bola dapat meningkatkan motorik kasar anak. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah mengkaji tentang motorik kasar. Metode yang digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan penelitian tindakan kelas. Perbedaannya dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada lokasi dan bidang kajiannya. Lokasi dalam penelitian ini adalah di PAUD Baiturrahmah dan di Taman Kanak-Kanak Raudhatul Jannah Desa Talang Duku Kabupaten Muaro Jambi, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berada di Taman Kanak-Kanak As- Salam Kota Jambi. Perbedaan yang lain adalah dilihat dari bidang kajiannya, jika penelitian yang sudah ada melihat kemampuan motorik kasar dengan bermain papan titian dan kecerdasan kinestetik melalui kegiatan senam bebek
sedangkan
peneliti
akan
meneliti
tentang
meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak melalui bermain lempar tangkap bola di Taman Kanak-Kanak As- Salam Kota Jambi. .