BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu
2.1.1
Wiradinata dan Siregar (2011) Penelitian terdahulu mengindentifikasikan “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.Penelitian ini menguji apakah terdapat pengaruh komponen modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan.Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan.Data keuangan tersebut diperoleh dari laporan keuangan tahunan sektor keuangan terdaftar di BEI yang dimulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.Varibeldependen meliputi return on equity (ROE), margin laba (PM), dan laba per lembar saham (EPS).Variabel independen meliputi nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural (STVA), nilai tambah modal fisik (VACA), koefisien nilai tambah intelektual (VAICTM), dan tingkat pertumbuhan modal intelektual (ROGIC).Selain itu, penilaian ini juga menggunakan variabel control, yaitu
ukuran
perusahaan
(SIZE)
dan
leverage
(LEVE).
Untuk
menggambarkan hubungan variabel yang ada, menggunakan persamaan regresi
yang
akan
di
olah
9
dengan
menggunakan
program
10
Eviews.Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan sebagaimana telah disajikan sebelumnya, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) hasil pengujian dengan analisis regresi diketahui secara statistik terbukti bahwa modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada tahun berjalan dan kinerja keuangan dimasa depan jika ukuran kinerja yang digunakan adalah margin laba operasi dan return on equity; 2) nilai tambah modal fisik berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada tahun berjalan dan kinerja keuangan di masa depan apabila ukuran kinerja adalah margin laba operasi, laba per lembar saham, dan return on equity; 3) secara statistik, nilai tambah modal manusia berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada tahun berjalan dan kinerja keuangan di masa depan jika ukuran kinerja adalah margin laba operasi dan return on equity. Nilai tambah modal modal manusia berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan pada tahun berjalan dan kinerja keuangan di masa depan jika ukuran kinerja keuangan adalah laba per lembar saham; 4) nilai tambah modal struktural berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada tahun berjalan dan kinerja keuangan di masa depan jika ukuran kinerja adalah margin laba operasi, laba per lembar saham, dan return on equity; dan 5) tingkat pertumbuhan modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di masa depan jika ukuran kinerja adalah laba per lembar saham. Jika menggunakan ukuran kinerja margin laba operasi dan return on equity, maka nilai tambah modal manusia berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan di masa depan.
11
Persamaan : 1.
Variabel yang digunakan yaitu modal intelektual dan kinerja keuangan.
2.
Data yang digunakan di ambil dari database BEI dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
Perbedaan : 1. Periode yang di gunakan berbeda, untuk penelitian ini dilakukan pada tahun 2005 -2009, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada tahun 2007-2011 2.1.2
Sri Iswati (2007) Penelitian ini berjudul “Memprediksi Kinerja Keuangan dengan Modal Intelektual pada Perusahaan Perbankan Terbuka di Bank Terbuka Di Bursa Efek Jakarta”.Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakahvariabel modal intelektual dapat digunakan untuk meprediksi kinerja keuangan khususnya di sektor perbankan di Indonesia.Variabeldependen dari penelitian ini adalah kinerja keuangan (KK) dan variabel independennya adalah modal intelektual (MI).Alat uji statistik yang digunakan dalam penelitian adalah simple regression analysis.Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh perusahaan perbankan terbuka (go public) di Bursa Efek Jakarta sebanyak 23 perusahaan. Seluruh bank di teliti dengan menggunakan data laporan keuangan yang berakhir pada tahun fiskal yang sama. Berdasarkan hasil analisis yang diungkapkan pada uraian sebelumnya, dapat diketahui bahwa hipotesis penelitian ditolak. Hal ini berarti modal intelektual tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank terbuka di Bursa Efek
12
Jakarta. Persamaan : 1. Variabel yang digunakan sama yaitu, modal intelektual dan kinerja keuangan 2. Menggunakan data pada laporan keuangan di Bursa Efek Jakarta 3. Alat uji yang digunakan sama yaitu, simple regression analysis Perbedaan
:
1. Indikator yang digunakan berbeda pada penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Pada penelitian terdahulu modal intelektual diukur dengan menggunakan market to book value, sedangkan penelitian sekarang modal intelektual diproksikan dengan VACA, VAHU, dan STVA 2. Periode yang diteliti berbeda pada penelitian ini dilakukan pada tahun 2001 – 2005, sedangkan pada penelitian terbaru ini dilakukan pada periode 2007 – 2011 2.1.3
Bambang Purnomosidhi (2006) Pada
penelitian
Pengungkapan
ini Modal
dilakukan Intelektual
untuk Pada
mengungkapkan Perusahaan
“Praktik
Publik
Di
BEJ”.Penelitian ini menggunakan laporan tahunan perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2001 sampai 2003. Sampel yang dipilih berdasarkan purposive sampling, yaitu laporan tahunan perusahaan-perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan penerapan tata kelola perusahaan (corporate governance) yang dilakukan oleh The
13
Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) tahun 2001, 2002, dan 2003 sebanyak 83 perusahaan. Variabel independen dalam penelitian terdahulu adalah modal intelektual.Variabeldependen adalah kinerja keuangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah content analysis, yaitu metode pengumpulan data penelitian melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu teks, kandungan (content) dari sepenggal tulisan atau dokumen, kemudian menggolongkan ke dalam berbagai kategori atau bergantung pada criteria yang telah ditetapkan (Weber 1988 dalam Milne dan Adler 1999; Nur Indrianto dan Bambang Supomo, 1999:159). Hasil pengujian penelitian yaitu beberapa jumlah praktik pengungkapan modal intelektual dalam laporan tahuanan, berdasarkan hasil content analysis terhadap laporan tahunan dapat disimpulkan bahwa rerata jumlah atribut modal intelektual yang diungkapkan dalam laporan tahunan sebanyak 14 atribut atau 56% meskipun praktik pengungkapan modal intelektual di antara perusahaan bervariasi. Berkenaan dengan pertanyaan penelitian tentang isis (content) pengungkapan modal intelektual dapat dikemukan bahwa pengungkapan modal intelektual oleh perusahaan public di BEJ paling banyak dilakukan pada atribut-atribut yang berkaitan dengan external capital (40%), dengan perhatian khusus pada nama perusahaan (company names) 89%, kerja sama bisnis (business colaboration) 88%, dan pelanggan (customer) 87%, internal capital (35%), dan human capital (25%).
14
Persamaan: 1.
Variabelnya yaitu modal intelektual dan kinerja keuangan
2.
Metode yang digunakan purposive sampling
Perbedaan: 1.
Penelitian terdahulu meneliti pada perusahaan publik di BEJ tahun 2001-2003 sedangkan pada penelitian sekarang perusahaan manufaktur di BEI tahun 2007-2011
2.
Kriteria perusahaan-perusahaan tidak difokuskan pada tata kelola perusahaan (corporate gorvernance)
2.2
Landasan Teori
2.2.1
Stakeholder Theory
Dalam penelitian ini terkait dengan teori berkepentingan atau dapat disebut dengan stakeholder theory.Teori ini lebih mempertimbangkan posisi para pihak yang berkepentingan yang dianggap memiliki kekuasaan (Wiradinata dan Siregar, 2011).Kelompok berkepentingan inilah yang menjadi pusat bagi manajemen untuk memilih mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Menurut Riahi-Belkaoui (2003) dalam Wiradinata dan Siregar (2011) dalam pandangan teori pihak berkepentingan, perusahaan juga memiliki pihak berkepentingan, bukan hanya sekedar pemegang saham, dan kelompok “stake” tersebut meliputi: pemegang saham, karyawan, kastomer, pemasok, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.Teori ini menunjukkan hubungan
antara
manajemen
perusahaan
dengan
stakeholder.Manajemen
15
perusahaan bertanggunng jawab untuk melaksanakan kegiatan yang memberikan keuntungan bagi stakeholder dan melaporkan kegiatan tersebut kepada stakeholder. Teori dalam penelitian Purnomosidhi (2006) mengemukakan bahwa manajemen perusahaan diharapkan melakukan aktivitas-aktivitas yang diharapkan para stakeholder dan melaporkan aktivitas-aktivitas kepada mereka.Stakeholder memiliki hak untuk diberi informasi bagaimana dampak aktivitas perusahaan bagi mereka meskipun mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut.Seluruh bagian dari stakeholder menginginkan seberapa besar modal intelektual
tersebut
dapat
berpengaruh
terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan.Karena investasi yang baik dalam modal intelektual dapat memicu perkembangan perusahaan lebih baik dengan adanya inivasi-inovasi baru.Selain itu, teori ini menganggap bahwa akuntabilitas organisasional tidak hanya terbatas pada kinerja ekonomi atau keuangan saja sehingga perusahaan perlu melakukan pengungkapan tentang modal intelektual dan informasi lainnya melebihi dari yang diharuskan (mandatory) oleh badan yang berwenang.Bidangmanjerial dari teori stakeholder berpendapat bahwa kekuatan stakeholder untuk mempengaruhi manajemen korporasi harus dipandang sebagai fungsi dari tingkat pengendalian stakeholder atas sumber daya yang dibutuhkan organisasi (Watts dan Zimmerman, 1986 dalam Ulumet al 2008).
16
2.2.2
Resources Based Theory
Resource-Based Theory (RBT) adalah suatu pemikiran yang berkembang dalam teori manajemen strategic dan keunggulan kompetitif perusahaan yang meyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul (Solikhah dan Rohman, 2010).DalamResources Based Theory membahas bagaimana perusahaan tersebutdapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya.Perusahaandapatmencapai
keunggulan
kompetitif
apabila
perusahaan dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya yangdimilikinya dengan baik.Teori ini memandang perusahaan sebagai sekumpulan aset fisik dan aset tidak berwujud serta kemampuan perusahaan memperoleh, mengelola, dan mempertahankan sumber daya yang dimiliki. Dalam hal ini seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti, karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), maupun structural capital apabila dikelola dan dimaksimalkan secara baik maka dapat menciptakan value added bagi perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
2.2.3
Modal Intelektual (Intellectual Capital)
Definisi modal intelektual capital menurut Stewart (1997:1) dalam Suhendah (2012) merupakan sumber daya berupa pengetahuan yang tersedia bagi perusahaan yang menghasilkan asset bernilai tinggi dan manfaat ekonomi di masa mendatang bagi perusahaan.Intellectual capital atau modal capital adalah suatu pengetahuan yang didukung oleh suatu proses informasi yang bertujuan untuk menjalin hubungan dengan pihak luar dari perusahaan. Dalam komponen modal intelektual mencakup semua aset tak berwujud dalam neraca yang meliputi merek
17
dagang, paten, dan merek.Modal intelektual dapat diartikan sebagai pengetahuan yang bersifat intelek, dimana semua informasi dan pengalaman yang digunakan perusahaan untuk menciptakan kesejahteraan.Dari semua definisi tersebut, modal intelektual dapat dianggap sebagai aktiva tidak berwujud yang dimiliki dan digunakan
perusahaan
untuk
menghasilkan
manfaat
dan
meningkatkan
kesejahteraan. Modal intelektual bisa juga disebut intellectual property, intellectual asset, dan knowledge asset. Tetapi dalam istilah tersebut memiliki konsep yang berbeda.Modal intelektual yang dianggap sebagai pengetahuan dengan nilai yang potensial.Ketika
pengetahuan
tersebut
telah
ditegaskan
dengan
adanya
kepemilikan, maka pengetahuan tersebut menjadi intellectual property yang memiliki nilai yang dapat diukur tergantung penggunaannya.Pengetahuan memiliki nilai tertentu dan penggunaan yang spesifik untuk tujuan tertentu menjadi aset intelektual bagi pemiliknya.Modal intelektual menunjukkan pengetahuan yang ditransformasikan menjadi sesuatu yang bernilai bagi perusahaan, sedangkan aset intelektual atau knowledge asset merupakan pertukaran bentuk bagi produk transformasi pengetahuan tersebut.Banyak peneliti dan praktisis telah mengusulkan sejumlah definisi model intelektual: 1.
Mavridis (2004) dalam Wiradinata dan Siregar (2011) menyatakan bahwa modal intelektual adalah aset yang tidak berwujud yang mampu menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan lembaganya
2.
Bontiset al. (2000) dalam Wiradinata dan Siregar (2011) menyatakan modal
18
intelelektual alat-alat intelelektual yang meliputi pengetahuan, informasi, property intelektual, dan pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan bagi perusahaan. 3.
Ting dan Lean (2009) dalam Wiradinata dan Siregar (2011) mendefinisikan modal intelektual sebagai pengetahuan berupa pengalaman, teknologi, hubungan kastomer, dan keahlian professional yang memberikan perusahaan kemampuan untuk bersaing di pasar.
4.
Williams (2001) dalam Purnomosidhi (2006)
modal intelektual adalah
informasi dan pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai 5.
Mouritzen (1998) dalam Purnomosidhi (2006)
berpendapat bahwa modal
intelektual merupakan masalah pengetahuan organisasi yang luas dan bersifat unik bagi perusahaan sehingga memungkinkan perusahaan secara terus-menerus beradaptasi dengan kondisi yang selalu berubah 6.
Stewart
(1997)
dalam
Purnomosidhi
(2006)
mendefinisikan
modal
intelektual sebagai intellectual material, yang meliputi pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual, dan pengalaman yang dapat digunakan secara bersama untuk menciptakan kekayaan. Menurut Santosa dan Setiawan (2004) Intellectual Capital didapat dari tiga sumber, yaitu: 1. Kompetensi karyawan, yaitu segala kemampuan, keahlian, keterampilan, pengetahuan, dan performa bisnis yang dimiliki oleh karyawan (human
19
capital) 2.
Struktur “internal” organisasi, yaitu kemampuan, keahlian, ketrampilan, pengetahuan, dan performa bisnis yang telah dimiliki oleh perusahaan (Structural capital)
3. Hubungan “eskternal”/pasar, antara lain, dengan konsumen, supplier, dan pemerintah (customer capital) Dapat disimpulkan bahwa modal intelektual berhubungan dengan tiga pelaku bisnis utama, yaitu: karyawan, perusahaan (manajer), dan pelanggan. Agar modal intelektual dapat digunakan secara maksimal, perlu adanya interaksi yang baik di antara ketiga pihak tersebut.
2.2.4
Komponen-komponen Modal Intelektual
Menurut Hubert Saint-Onge (Stewart, 1997) dalam Santosa dan Setiawan (2004) dari Canadian imperial bank of commerce dan leifedvinsson dari Skandia, modal intelektual dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: 1.
Human Capital (Modal Manusia) Human capital adalah keahlian dan kompetensi yang dimiliki
karyawan dalam memproduksi barang dan jasa serta kemampuannya untuk berhubungan baik dengan pelanggan.Termasuk dalam human capital yaitu pendidikan, pengalaman, keterampilan, kreatifitas dan perilaku.Modal manusia dapat dikatakan sebagai modal pengetahuan individu dalam organisasi yang dipresentasikan oleh karyawannya.Jika perusahaan berhasil dalam mengelola pengetahuan karyawannya maka hal tersebut dapat meningkatkan human capital.
20
Human capital ini akan mendukung structural capital dan customer capital. Human capital merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan seseorang yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan professional dan economic rent. Menurut Coff (1997) dalam Santosa dan Setiawaan (2004), teori human capital dibedakan dalam 2 kategori: a.
Firm specific human capital Merupakan pengetahuan mengenai rutinitas dan prosedur yang khas dari sebuah perusahaan, yang membatasi nilai tersebut keluar dari perusahaan tersebut
b.
Industry specific human capital Merupakan pengetahuan rutinitas yang khas dalam suatu industri yang tidak dapat ditransfer ke industri lain Perbedaan antara keduanya yang utama adalah terletak pada
spesifiknyayaituhuman capital kurang memiliki spesifitas perusahaan, sehingga seorang professional dapat pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya di seluruh pasar (dalam industri yang sama) tanpa menghilangkan nilai spesifik industri perusahaan sebelumnya Kemampuan manusia merupakan sumber dari inovasi dan sumber dari pandangan. Modal manusia merupakan suatu wadah di mana keseluruhan jenjang atau tingkatan dimulai: sumber dari inovasi dan awal pengetahuan. Sudut pandang kita dalam modal intelektual harus berhubungan dengan organisasi, bukan secara individual.Perusahaan perlu memfokuskan dirinya untuk memperoleh sebanyak mungkin modal intelektual seperti mereka menggunakan laba. Bila tujuan utama
21
kita adalah inovasi, baik produk baru ataupun jasa, atau perbaikan dalam pemrosesan bisnis, maka modal intelektual dibentuk dan disebarkan saat kebanyakan waktu dan bakat orang yang bekerja dalam suatu perusahaan dicurahkan pada aktivitas yang menghasilkan inovasi (Santosa& Setiawan, 2004) Tugas dan proses modal manusia tergantung pada 3 jenis keterampilan, yaitu: 1.
Commodityskills : kemampuan yang tidak sepsifik untuk bisnis tertentu, dapat langsung diperoleh, dan lebih kurang sama nilainya bagi setiap bisnis. Misalnya, perawatan AC, administrasi
2.
Leveragedskills : pengetahuan yang meskipun tidak spesifik untuk perusahaan industri, namun relative
berharga bagi suatu perusahaan dari
pada perusahaan lain. Contohnya: programmer di suatu perusahaan computer berbeda nilainya dengan programmer di suatu bank 3.
Proprietaryskills : pengetahuan yang spesifik bagi suatu perusahaan, yang menjadi sebuah nilai jual dan berharga Tidak semua pekerja adalah aset penting perusahaan.Pekerja penting
adalah pekerja yang memiliki modal manusia.Pengertian modal manusia adalah pekerja yang mampu menciptakan kekayaan (manfaat) dan nilai tambah bagi perusahaan.Pengetahuan, kompetensi, keterampilan, dan pengalaman seseorang manajer pada umumnya termasuk kategori modal manusia, dengan syarat pengetahuannya memberi manfaat bagi perusahaan.Semakin tinggi posisi atau jabatan seseorang manajer semakin besar pula nilai modal manusianya.Dengan kata lain, keterampilan manajemen (general management) termasuk modal
22
manusia dan modal intelektual.Manajemen puncak memiliki mutu modal manusia yang termasuk tinggi. Sedangkan bagi karyawan, keahlian dan pengetahuannya di anggap sebagai modal manusia jika memenuhi dua kriteria penting, yaitu: 1.
Menjadi milik properti perusahaan dan dilindungi hak atas kekayaan intelektual (HKI), artinya, tidak ada seorangpun yang memiliki keahlian atau pengetahuan yang lebih baik (berharga)
2.
Memiliki
nilai
pasar,
artinya,
keahlian
dan
pengetahuan
mampu
menciptakan nilai dimana pelanggan bersedia membeli nilai tersebut Modal
manusia
berperan
sangat
penting
dalam
sebuah
perusahaan.Untuk itu supaya perusahaan bisa memiliki modal manusia berarti perusahaan harus bisa menciptakan rasa kepemilikan antar pekerja dan perusahaan tersebut. 2.
Structural capital (modal struktural) Structural capital adalah infrastruktur yang dimiliki suatu perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan pasar.Termasuk dalam structural capital yaitu sistem teknologi, sistem operasional perusahaan, paten, merk dagang, dan kursus pelatihan.Bontiset al. (2000) dalam Santosa dan Setiawan (2004) menyebutkan structural capital meliputi seluruh pengetahuan selain pengetahuan yang dimiliki sumber daya manusia dalam organisasi seperti sistem informasi, struktur organisasi, proses manual, strategi perusahaan, rutinitas kegiatan, dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya. Perusahaan-perusahaan
besar
tidak
menyadari
bahwa
mereka
mempunyai aset terbesar dalam kemampuannya untuk memajukan perusahaan
23
mereka, yaitu dengan modal manusia yang telah mereka milik.Walaupun mereka menyadari hal tersebut, namun masih sedikit perusahaan yang mampu memaksimalkan kegunaan dari modal manusia yang mereka miliki.Seorang pemimpin perusahaan harus mengetahui dan melaksanakan kegiatan dalam rangka memunculkan suatu kepemilikian bagi perusahaan.Itulahyang dinamakan modal sturktural. Alasan untuk mengolah modal struktural adalah adanya pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan, untuk mempersingkat waktu suatu pekerjaan, dan untuk memperbanyak manusia yang produktif. 3.
Customer capital (modal pelanggan) Customer capital atau modal pelanggan adalah hubungan organisasi
dengan orang-orang yang berbisnis dengan organisasi tersebut.Pelanggan inilah yang selalu tetap melakukan bisnis dengan perusahaan.Customer capital muncul dalam bentuk proses belajar, akses, dan kepercayaan. Ketika sebuah perusahaan atau seseorang ingin memutuskan untuk membeli dari suatu perusahaan, maka keputusan didasarkan pada kualitas hubungan mereka, harga, dan spesifikasi teknis.Semakin baik hubungannya, semakin besar peluang rencana pembelian dapat terjadi, dan hal ini berarti semakin besar peluang perusahaan belajar dengan dan pelanggan serta pemasoknya.Pengetahuan dimiliki bersama adalah bentuk tertinggi customer capital. Modal pelanggan adalah yang paling nyata dari ketiga jenis modal intelektual.Fungsinya
adalah menjembatani
modal
manusia agar
mampu
menciptakan hubugan yang postif dengan konsumen, pasar, dan lembaga-lembaga
24
tertentu. Contohnya: loyalitas konsumen, kekuatan brand, kepuasan pelanggan, hubungan konsumen, logo, hubungan dengan pemerintah, jaringan distribusi dan pemasaran, hak lisensi, hak distribusi, hubungan dengan rekanan, hubungan dengan perguruan tinggi dan lembaga riset. Perlu diwaspadai tidak semua pelanggan menguntungkan secara financial.Untuk membangun modal pelanggan lebih baik diupayakan untuk mendapatkan lebih banyak bisnis dari pelanggan-pelanggan yang menguntungkan, ketimbang mengharapkan dari pelanggan baru yang belum tentu memiliki tingkat loyalitas tinggi.Untuk menumbuhkan “pangsa pelanggan” bukan pangsa pasar, perusahaan perlu memberikan respon positif dan cepat terhadap kebutuhan pelanggan yang menguntungkan.Perusahaan perlu menpelajari bisnis setiap pelanggan dan meneruskan informasi tersebut kepada seluruh manajer, staf, karyawan perusahaan. Pelanggan bersedia dan rela membayar harga premium bagi produk dan jasa layanan yang prima dan sangat mereka butuhkan Dari ketiga kategori aset intelektual: human capital, structural capital, dan customer capital merupakan aset yang paling bernilai. Jejak ketiga kategori yang disebutkan diatas dalam laporan keuangan lebih mudah ditelusuri dibandingkan
dengan
yang
ditinggalkan
orang,
sistem,
atau
kemampuan.Walaupun banyak sistem pelaporan keuangan peerusahaan yang tidak dirancang untuk melakukan hal tersebut, sangatlah mudah mencari indikator customer capital, seperti pangsa pasar, tingkat retensi, dan hilangnya pelanggan, dan laba per lembar pelanggan. Ada 6 cara untuk berinvestasi dalam modal pelanggan (Santosa dan
25
Setiawan, 2004): 1. Berinovasi bersama pelanggan 2. Memberikan wewenang pada pelanggan 3. Memusatkan pelanggan sebagai individual 4. Berbagi kemenangan dengan pelanggan 5. Mempelajari bisnis pelanggan dan mengajarinya bisnis anda 6. Menjadi sangat dibutuhkan 2.2.5
Value Added Intellectual Capital (VAICTM)
Metode VAICTM, dikembangkan oleh Pulic (1998) dalam Ulumet al (2008), didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan.Model ini dimulaidengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA).VA adalahindikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis
dan
menunjukkankemampuan
perusahaan
dalam penciptaan
nilai.
VAdapatdihitung dengan mencari selisih antara output dan input.Tanet al. (2007) dalam Ulum (2008) menyatakan bahwa output (OUT) merepresentasikan revenuedan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN)mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue.Karena itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah memperlakukan tenagakerja sebagai entitas penciptaan nilai yang merupakan salah satu komponen yang dapat memberikan value added.Pulic (1998) dalam Wiradinata dan Siregar (2011) mengembangkan metode ini untuk mengukur modal intelektual perusahaan dengan dua aspek penting penilaian dan kreasi nilai, yaitu:
26
1.
Nilai modal intelektual berbasis pasar tidak dapat dihitung untuk perusahaan yang tidak terdaftar di pasar saham
2.
Tidak ada sistem pengawasan memadai efisiensi aktivitas bisnis sekarang yang dilakukan oleh karyawan. Apakah kemampuan karyawan mengarah ke kreasi nilai atau mungkin menghancurkan nilai. Metode yang dikembangkan oleh Pulic ini meyajikan informasi
tentang efisiensi penciptaan nilai dari aset berwujud dan aset tidak berwujud yang dimiliki perusahaan.Komponen utama dari VAIC TM dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu human capital (VAHU – value added human capital),structural capital (STVA – structural capital value added), dan physical capital (VACA – value added capital employed). 1. Value Added Human Capital(VAHU) merupakan modal yang terkait dengan pengembangan sumber daya manusia perusahaan, seperti kompetensi, komitmen dan motivasi.Human capital atau modal manusia merupakan sumber daya penting bagi perusahaan.Untuk menjaga bakat dari setiap individu, perusahaan perlu memberikan motivasi kepada setiap individu agar dapat mencapai tujuan perusahaan melalui salah satunya modal manusia tersebut.
Apabila
modal
manusia
dapat
ditingkatkan
maka
dapat
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. 2.
Structural Capital Value Added (STVA) merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya sistem operasional
27
perusahaan, jaringan distribusi, proses manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen, dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki oleh perusahaan.Structural capital mencerminkan kemampuan perusahaan yang berasal dari sistem, proses, struktur, budaya, strategi, kebijakan, dan kemampuan perusahaan melakukan inovasi. 3. Value Added of Capital Employed (VACA) merupakan indikator dalam VAICTM untuk mengukur nilai tambah yang diciptakan oleh pemanfaatan dari modal fisik.Modal fisik adalah modal yang dimiliki perusahaan berupa dana keuangan dan aset fisik yang digunakan untuk membantu penciptaan nilai tambah
perusahaan.Physical capital adalah
financial capital
(modal
keuangan), yakni seluruh modal berwujud seperti cash, marketable securities, account receivable, inventories, land, buildings, machinery, equipment, furniture, fixtures, dan vehicles yang dimiliki oleh perusahaan (Huwitz, et al, 2002) dalam Yusuf dan Sawitri (2009). Agar dapat mencapai keunggulan yang kompetitif, perusahaan membutuhkan sebuah kemampuan dalam pengelolaan aset berwujud maupun aset tidak berwujud.VACA merupakan bentuk dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya yang berupa capital asset.Dengan pengelolaan dan pemanfaatan capital asset yang baik, maka perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan secara baik. 2.2.6
Ukuran Perusahaan
Semakin besar ukuran perusahaan, semakin tinggi juga tuntutan terhadap penyampaian informasi dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.Dengan mengungkapkan berbagai informasi yang lebih variatif, perusahaan sedang
28
mencoba mengisyaratkan bahwa perusahaan telah mempraktikkan prinsip-prinsip manajemen
yang
baik
(Good
Corporate
Governance).Meningkatnya
pengungkapan informasi akan mengurangi asimetri informasi yang beredar. Purnomosidhi (2005) dalam Istanti (2009) menyatakan ukuran perusahaan digunakan sebagai variabel independen dengan asumsi bahwa perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak dan biasanya memiliki unit usaha dan memiliki potensi penciptaan nilai jangka panjang.Perusahaan besar lebih sering diawasi oleh kelompok stakeholder yang berkepentingan dengan bagaimana manajemen mengelola modal intelektual yang dimiliki, seperti pekerja, pelanggan dan organisasi pekerja. Pengungkapan IC (Intellectual Capital) yang semakin tinggi akan memberikan informasi yang dapat dipercaya, dan dapat meminimalisasi kesalahan prediksi dalam harga saham perusahaan. 2.2.7
Leverage
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang. Hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor, buka dari pemegang saham ataupun investor. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Istanti (2009) bahwa terdapat suatu potensi untuk menstranfer kekayaan dari debtholder kepada pemegang saham dan manajer pada perusahaan yang mempunyai tingkat ketergantungan hutang sangat tinggi, sehingga menimbulkan cost agency yang tinggi. Perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi dalam
29
struktur modalnya akan menanggung biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan yang memiliki proporsi hutang yang lebih kecil. 2.2.8
Kinerja Keuangan (Financial Performance)
Kinerja (performance) menjadi satu hal penting bagi manajemen karena kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja merupakan fungsi dari kemampuan organisasi untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya dalam berbagai cara untuk mengembangkan keunggulan kompetitif.Kinerja dapat dibedakan kedalam kinerja keuangan dan non keuangan (Hansen and Mowen, 2005) dalam Iswati (2007). Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham.Dalam melakukan investasi, seseorang investor tentu ingin menanamkan modalnya pada saham perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik.Kinerja keuangan yang baik menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan kekayaan bagi pemegang sahamnya.Kinerja keuangan lebih dititikberatkan pada variabelvariabel yang terkait langsung dengan laporan keuangan.Kinerja perusahaan diuji dalam tiga dimensi. Pertama, dimensi produktivitas perusahaan, atau pengolahan input menjadi output secara efisien. Kedua, dimensi profitabilitas, atau tingkat dimana pendapatan perusahaan melebihi biaya yang dikeluarkan.Dimensi ketiga adalah premi pasar, atau tingkat dimana nilai pasar perusahaan melebihi nilai
30
bukunya (Walker, 2001) dalam Iswati (2007). 2.2.9
Rasio Profitabilitas/Rentabilitas
Rasio profitabilitas atau disebut juga rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang.Rasio yang menggambarkan kemapuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Beberapa jenis rasio rentabilitas adalah: a. margin laba (profit margin) b.
perputaran aktiva (ROA)
c. perputaran ekuitas (ROE) d. return on total asset e. basic earning power f. laba perlembar saham (earning per share/EPS) g. contribution margin Dalam penelitian ini kinerja keuangan dapat dihitung dengan return on equity (ROE), earning per share (EPS), dan margin laba (profit margin). 2.2.10 Return On Equity (ROE) Return on equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilkan atau income yang tersedia bagi pemilik perusahaan, baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara umum semakin tinggi tingkat pengembalian atas pengahasilan yang diperoleh maka semakin baik pula kedudukan pemilik perusahaan.Tingkat pengembalian modal itu sendiri menghasilkan keuntungan netto bagi para
31
penanam modal. Menurut AgusSartono (2001) dalam Kusumo (2012), ROE merupakan pengembalian hasil atau ekuitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu parameter dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu periode waktrutertentu.Menurut Robert Ang (1997) dalam Kusumo (2012), bahwa menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih.Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh maka semakin meningkatkan ROE.Ukuran profitabilitas ini dapat memberikan daya tarik kepada investor yang ingin membeli saham. � �
=
laba bersih setelah ekuitasbunga pajak
� 100%
Satuan persen (%) dengan ukuran variabel yang digunakan adalah earning after tax dan total equity.Laba yang dipakai disini adalah laba bersih setelah pajak dikurangi dividen untuk para pemegang saham (bila ada).Hal ini ini dimaksudkan untuk menggambarkan besarnya laba yang benar-benar tersedia bagi para pemegang saham.ROE secara eksplisit memperhitungkan kemampuan perusahaan
menghasilkan
suatu
laba
bagi
pemegang
saham,
diperhitungkan bunga (biaya hutang) dan deviden saham (biaya saham).
setelah
32
2.2.11 Earning Per Share (EPS) Rasio per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuantungan bagi pemegang saham.Rasio rendah berarti manajemen belum berhasil utnuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Earning per share suatu perusahaan adalah besarnya laba bersih perusahaan
yang
siap
dibagikan
bagi
semua
pemegang
saham
perusahaan.Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan.Perbandingan antara jumalah earning (laba bersih yang dibagikan bagi pemegang saham) dengan jumlah lembar saham perusahaan akan diperoleh komponen earning per share (EPS).Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS peerusahaan bersangkutan dalam laporan keuangan, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Earning per share paling sering digunakan dalam publiksi mengenai kinerja perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat umum karena EPS merupakan pendapatan yang diperoleh perusahaan dan jumlah besar saham yang beredar.Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Rumus menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
33
� � =
� � � � � � � � � ℎ� � � � � � ℎ� � �
�
� � � � � � � � � � �� �� �� ℎ � �� �� �ℎ� � EPS = laba bersih setelah bunga dan pajak / jumlah saham beredar 2.2.12 Operational Profit Margin (OPM) Angka yang dihasilkan menunjukkan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.Semakin besar margin laba yang dihasilkan maka semakin baik karena cermin kemampuan sebuah perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Margin laba yang besar menunjukkan kinerja perusahaan juga akan tinggi. Jika dikaitkan dengan modal intelektual, seberapa besar kemampuan pengetahuan karyawan dalam memberikan inovasi untuk perusahaan agar dapat mencapai laba yang di inginkan. Rumus yang digunakan dalam menghitung margin laba atau operational profit margin adalah:
� � � =
� � � � � �
� � � � � � � � � � � � � � � ℎ � � ����� � �
2.2.13 Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan Beberapa penelitian menunjukkan bukti yang signifikan bahwa modal intelektual berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.Pada era modern dewasa ini semua perusahaan bahkan sebuah intitusi berlomba untuk memiliki keunggulan yang kompetitif.Dimana untuk mencapai keuanggulan tersebut dibutuhkan baik modal fisik maupun modal intelektual.penelitianHittet al. (2000) dalam Iswati (2007) membuktikan peran modal intangible lebih dominan dibandingkan dengan peran modal tangible. Beberapa penelitian lain mengindikasikan bahwa intellectual
34
capital telah diakui sebagai sumber daya penting yang memberikan manfaat bagi terciptanya
efisiensi,
efektivitas,
produktivitas,
dan
inovatif
perusahaan
dibandingkan physical capital dan financial capital (Najibullah, 2005) Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal intelektual mampu menciptakan nilai tambah bagi perusahaan (Pulic, 1999) dalam Iswati (2007).Hasil ini mendukung pendapat bahwa modal intelektual merupakan sumber daya yang sangat penting bagi perusahaan.Masih konsisten dengan penelitian sebelumnya, ternyata modal intelektual berpotensi sebagai pencipta kekakyaan dalam organisasi bisnis (Walker, 2001; Usoffet al., 2002; dan Karp, 2003) dalam Iswati (2007).Kemampuan modal intelektual sebagi sumber daya yang strategis dapat dicermati melalui perannya sebagai pemicu dalam melambungkan kinerja bisnis.Pada kondisi ini modal intelektual menjadi kunci utama dalam menggapai keunggulan bersaing. Hasil penelitian yang dilakukan Pena (2002) dalam Iswati (2007), mampu membuktikan hipotesisnya, bahwa: kinerja perusahaan yang baru berdiri akan tergantung pada tingkat kefektifan manajemen modal intelektual yang di capai oleh entrepreneur selama periode persiapan, maupun pada bisnis yang telah matang. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa semau indikator modal intelektual berkorelasi secara postif dengan kinerja bisnis pada perusahaan yang baru berdiri.
35
2.2.14 Pengaruh Modal Manusia (VAHU), Modal Structural (STVA), Dan Modal Fisik (VACA) Terhadap Return On Equity (ROE) Modal manusia atau capital human (VAHU) merupakan modal penting yang harus dimiliki perusahaan.Modal manusia terkait dengan pengembangan sumber daya manusia perusahaan, motivasi, dan komitmen.Jika modal manusia dapat dikembangkan dengan baik seperti diadakannya pelatihan karyawan maka kinerja yang dihasilkan juga semakin baik.Hal ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan laba.Laba yang tinggi dapat menarik minat investor untuk menginvestasikan sahamnya di perusahaan tersebut. Modal structural atau capital structural (STVA) merupakan modal yang dimiliki perusahaan seperti prosedur perusahaan, struktur perusahaan, kursus pelatihan, database, trademark dan aktivitas perusahaan.Perusahaan yang memiliki modal structural yang jelas maka perusahaan tersebut selalu tumbuh dan berkembang.Komponen modal intelektual ini menambah nilai perusahaan karena faktor-faktor yang dimiliki tersebut dapat mendukung usaha karyawan dalam meningkatkan laba perusahaan.Jika laba perusahaan tergambar secara baik dilaporan keuangan, investor dapat mempercayakan investasinya pada perusaham tersebut dan saham perusahaan juga semakin bertambah.Saham tersebut berpengaruh terhadap return on equity perusahaan. Modal fisik adalah modal yang dimiliki perusahaan berupa dana keuangan dan aset fisik yang digunakan untuk membantu penciptaan nilai tambah perusahaan. Jika modal fisik ini mampu dikelola secara baik oleh perusahaan
36
maka investor tertarik dan akan menginvestasikan sahamnya dengan perusahaan yang dapat memaksimalkan aset fisik yang dimiliki. Dengan begitu kemampuan perusahaan untuk mengembalikan investasi para pemegang saham juga semakin baik.
2.2.15 Pengaruh Modal Manusia (VAHU), Modal Structural (STVA), Dan Modal Fisik (VACA)terhadap Earning Per Share (EPS) Modal manusia atau human capital (VAHU) memiliki peran yang penting dalam menciptakan nilai yang dapat menunjang peningkatan efisiensi perusahaan. Dengan adanya modal manusia dalam sebuah perusahaan akan bertambah juga inovasi-inovasi kreatif yang dihasilkan. Semakin besar perusahaan memiliki modal manusia maka produk yang dihasilkan juga semakin variatif.Hal ini menyebabkan penjualan yang tinggi yang dapat menarik calon investor agar menanamkan investasinya diperusahaan tersebut. Modal structural atau structural capital (STVA) dapat berpengaruh positif terhadap earning per share sebuah perusahan karena dengan adanya modal structural perusahaan dapat mendukung usaha karyawan dalam mengoptimalkan kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya dalam proses manufacturing, sistem operasional perusahaan. Jika kinerja bisnis mencapai laba maksimal, maka manajemen juga berhasil dalam membagikan laba pada pemegang saham atau investor. Modal fisik atau capital physical (VACA) ini berhubungan dengan pemanfaatan dan keuangan yang yang dimiliki perusahaan.Modal fisik dalam
37
modal intelektual ini dapat berpengaruh postif terhadap earning per share perusahaan.Karena jika perusahaan mampu memaksimalkan aset fisik yang dimiliki maka laba perusahaan juga meningkat dengan disertai upaya penekanan pengeluaran perusahaan.Hal ini yang disenangi oleh investor, sebab investor percaya bahwa perusahaan yang memiliki laba tinggi mampu membagikan laba bersih tersebut kepada semua pemegang saham. 2.2.16 Pengaruh Modal Manusia (VAHU), Modal Structural (STVA), Dan Modal Fisik (VACA) Terhadap Operational Profit Margin (OPM) Modal manusia atau human capital (VAHU) merupakan aset penting dalam perusahaan yang dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.Modal manusia dapat berpengaruh positif terhadap margin laba karena inovasi baru yang dimiliki modal manusia dalam perusahaan dapat meningkatkan penjualan. Penjualan yang tinggi akan menghasilkan laba yang tinggi juga. Jika laba yang ditunjukkan tinggi maka kinerja perusahaan juga tinggi yang dapat dilihat dari margin laba yang perusahaan tersebut. Modal struktural atau capital structural (STVA) adalah seluruh pengetahuan yang dimiliki perusahaan selain pengetahuan organisasi seperti strategi perusahaan dan rutinitas perusahaan.Seseorang dapat memiliki intelektual yang tinggi yang dapat mencapai kinerja secara optimal dan perusahaan yang memiliki strategi matang dalam pencapaian tujuan yaitu dalam meningkatkan laba penjualan maka ditunjukkan pada nilai margin laba yang besar dalam laporan keuangannya.Adanya modal struktural memiliki pengaruh positif terhadap margin laba dalam perusahaan.
38
Modal fisik atau physical capital (VACA) merupakan modal perusahaan yang berupa aset fisik dan dana keuangan perusahaan.Modal fisik ini mempunyai pengaruh yang positif terhadap margin laba yang dihasilkan perusahaan. Jika aset fisik dimanfaatkan secara optimal akan berdampak pada laba yang dihasilkan.Penjualan
yang meningkat
maka laba juga
mengalami
peningkatan.Laba dari penjualan tersebut dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mencapai laba yang maksimal yang ditunjukkan dari margin laba perusahaan.
39
2.3
Kerangka Pemikiran
Modal Intelektual 1. Modal manusia (VAHU) 2. Modal structural (STVA) 3. Modal fisik (VACA)
Ukuran perusahaan
H1
KINERJA KEUANGAN 1. Return on Equity (ROE)
Variabel moderat
leverage
Modal Intelektual H2 1. Modal manusia (VAHU) 2. Modal structural (STVA) 3. Modal fisik (VACA)
Ukuran perusahaan leverage
KINERJA KEUANGAN 2. Earning per share (EPS)
Variabel moderat
40
Modal Intelektual KINERJA KEUANGAN
H3
1. Modal manusia (VAHU) 2. Modal structural (STVA) 3. Modal fisik (VACA)
3. Operational Profit Margin (OPM)
Ukuran Perusahaan
Variabel moderat
Leverage
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Modal
intelektual
yang
diproksikan
dengan
human
capital,
humanstructural dan physical capitaldapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan.Komponenmodal intelektual tersebut berhubungan positif terhadap kinerja keuangan sehingga banyak perusahaan yang melakukan investasi yang berhubungan dengan modal intelektual. Adanya variabel kontrol, yaitu ukuran perusahaan (SIZE) dan leverage digunakan untuk melihat adanya pengaruh variabel independen yaitu human capital, structural capital, dan physical capitalterhadap kinerja keuangan yang diukur menggunakan return on equity, earning per share, dan operational profit margin.
41
2.4
Hipotesis Penelitian H1
: modal manusia, modal struktural, modal fisik berpengaruh terhadap Return On equity
H2
: modal manusia, modal struktural, modal fisik berpengaruh terhadap Earning Per Share
H3
: modal manusia, modal struktural, modal fisik berpengaruh terhadap Operational Profit Margin Pada hipotesis penelitian ingin menunjukkan bagaimana pengaruh
modal intelektual yang diproksikan dengan modal manusia, modal struktural, modal fisik terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan return on equity, earning per share, dan operational profit margin.