BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Reliability. Reliabilitas dalam konteks akuntansi apabila laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dapat diverifikasi, netral, dan jujur dalam penyajian. Diverifikasi adalah dimungkinkan individu berkualitas bekerja secara independen satu sama lain mengembangkan ukuran yang secara mendasar sama atau menyimpulkan suatu pengujian dari bukti, data atau catatan yang sama. Sedangkan informasi yang netral
adalah suatu informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum
pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan. Yang dimaksud kejujuran penyajian, Kiesso dan Weygandt (1995:53) menambahkan adanya hubungan atau kecocokan antara angka dan deskripsi akuntansi dan sumber-sumbernya, dengan perkataan lain angka-angka tersebut mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Kiesso dan Weygandt (2002:45) memberi tambahan pengertian bahwa informasi akuntansi dapat diandalkan jika cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan merupakan suatu penyajian yang jujur. Keandalan diperlukan oleh pribadi-pribadi yang tidak mempunyai cukup waktu atau keahlian untuk memeriksa isi sebenarnya dari informasi tersebut. Supaya dapat diandalkan
8
informasi akuntansi harus memiliki tiga karakteristik utama yaitu: dapat diperiksa, kejujuran penyajian dan netralitas. Ahmed Riahi-Belkaoui (2006:239) menyatakan reliabilitas sebagai kualitas yang memungkinkan pengguna data bergantung padanya dengan penuh keyakinan sebagai penyajian apa yang seharusnya disajikan. Jadi reliabilitas dari informasi tergantung pada tingkat kejujuran dalam penyajian suatu kejadian. SAK Kerangka Dasar Penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf 8 yang dimaksud dengan informasi yang memiliki kualitas handal adalah jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa informasi akuntansi dapat dikatakan reliabel atau handal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Reliabilitas informasi juga dipengaruhi oleh penyajian yang jujur, netral (bebas dari bias), kebijaksanaan (konservatisme) dan kelengkapan. FASB dalam Statement of Financial Accounting Concept no.2 mengenai karakteristik kualitatif informasi akuntansi, yang menyediakan kriteria untuk memilih antara: (1) metode akuntansi alternatif dan pelaporan atau, (2) permintaan akan pengungkapan. Pada dasarnya kriteria diatas mengindikasikan informasi mana yang lebih berguna bagi proses pengambilan keputusan yang disajikan.
9
Dalam perspektif reliabilitas, informasi akuntansi dapat diandalkan jika cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan serta memiliki penyajian yang jujur. Untuk itu, informasi akuntansi harus dihasilkan pengaruh variabel utama yaitu: verifikasi, kejujuran penyajian dan netralitas. Reliabilitas dapat diartikan sebagai kualitas informasi yang memungkinkan pengguna bergantung padanya sebagai apa yang seharusnya disajikan. Jadi reliabilitas dari informasi tergantung pada tingkat kejujuran dalam penyajian suatu kejadian.
2.1.1.1 Verifikasi Menurut Jay Smith, Skouson (2002:40), verifikasi berarti para akuntan harus berusaha untuk mendasarkan hasil temuan mereka berdasarkan fakta yang ditetapkan secara obyektif dan yang dapat diverifikasi oleh akuntan lainnya dengan menggunakan metode yang sama. Menurut Ardiyo. S dalam Kamus Besar Akuntansi, yang dimaksud dengan verifikasi adalah proses pembuktian keabsahan suatu laporan, item, akun perkiraan. Akuntan mencoba mencari dan menguji bukti pendukung suatu item. Pemeriksa juga berusaha menentukan akurasi jumlah suatu item dengan melakukan pengujian pemerikasaan dan menentukan prosedur pemeriksaan. Menurut Kiesso dan Weygandt (2002:45) daya uji atau verifikasi ditujukan ketika pengukur-pengukur independent dengan menggunakan metode pengukuran yang sama mendapatkan hasil yang serupa. Ahmed Riahi-Belkaoui (2006:239) dapat diverifikasi adalah atribut yang memungkinkan individu-individu yang memenuhi syarat untuk bekerja secara independent satu sama lain dalam mengembangkan ukuran-ukuran atau
10
kesimpulan yang serupa dari pemeriksaan atas bukti, data, atau catatan-catatan yang sama. Dapat dikatakan juga bahwa verifikasi mengandung arti akan adanya konsensus dan tidak adanya bias dari si pengukur.
2.1.1.2 Netral SAK (2004:paragraf 36) informasi netral adalah informasi yang diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan berlawanan. Ahmed-Riahi Belkaoui (2006:240) netralitas berkenaan dengan tidak adanya bias dalam penyajian dari laporan informasi akuntansi. Jadi informasi yang netral adalah yang bebas dari bias yang mengarahkannya kepada hasil yang diinginkan atau mempengaruhi mode perilaku tertentu. Kiesso dan Weygandt (2002:46) netralitas berarti bahwa. informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu infomasi yang disajikan harus faktual, benar dan bebas dari bias. Menurut Jay Smith, Skouson (2002:41), netralitas adalah penyampaian informasi dengan cara yang tidak bias. Jika laporan keuangan dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai, maka penyajiannya haruslah bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan kepada kelompok tertentu dan merugikan kelompok lainnya. Dalam hal ini, konsep netralitas sepadan dengan semua konsep yang terdapat dalam konsep “kewajaran”.
11
2.1.1.3 Kejujuran Penyajian Kiesso dan Weygandt (2002:46) kejujuran penyajian berarti bahwa angkaangka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul-betul ada dan terjadi. Sedangkan SAK (2004:kerangka dasar paragraf 33) agar dapat diandalkan informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Ahmed Riahi-Belkaoui kejujuran penyajian dan kelengkapan mengacu pada kesesuaian antara data akuntansi dan peristiwa-peristiwa yang dimaksudkan untuk diwakili oleh data tersebut. Menurut Jay M. Smith, Skouson (2002:41), kejujuran penyajian (kejujuran) berarti terdapatnya kesesuaian antara informasi yang dilaporkan dengan hasil-hasil aktual dari aktifitas ekonomi yang diukurnya. Jadi, jumlah serta uraian yang terdapat dalam laporan keuangan harus mencerminkan realitas ekonomi dari apa yang disajikan.
2.1.3 Kredit Kata kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu Credere yang mengandung pengertian kepercayaan, yang dalam bahasa latin disebut Creditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Dengan kata lain bahwa kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari seseorang atau badan lainnya, bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan datang dapat memenuhi segala kewajiban yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. Dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan yang dikutip oleh Kasmir (2000:73) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan
12
dengan itu. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu pemberian bunga. Menurut M. Firdaus (1994:12) adalah dalam pengertian umum kredit didasarkan pada kepercayaan atas kemampuan si peminjam untukmembayar sejumlah uang pada masa yang akan datang. Menurut Kasmir (2005:104) terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam pemberian kredit, salah satunya adalah formula 5 C yaitu: 1) Character yaitu: hampir sama dengan penilaian personality jadi yang diperhatikan dan diteliti adalah kebiasaan-kebiasaan, sifat pribadi, cara hidup, keadaan keluarganya, hobby dan social standing. Ini merupakan ukuran tentang kemauan untuk membayar. 2) Capacity yaitu ukuran kemampuan untuk membayar. Dalam hal ini capacity diteliti tentang: a. Pengalamannya dalam bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya (umum dan kejuruan). b. Pengalaman-pengalaman bisnisnya menyesuaikan diri dengan kondisi perekonomian atau ketentuan-ketentuan pemerintah serta mengikuti perkembangan kemajuan teknologi dan sistem-sistem perusahaan modern. c. Bagaimana kekuatan perusahaan sekarang dalam sektor usaha yang dijalankannya.
13
3) Capital yaitu penyelidikan terhadap pemodalan pemohon kredit yang tidak hanya terlihat dari besar kecilnya modal tersebut, tapi bagaimana distribusi modal itu ditempatkan oleh pengusaha. 4) Collateral yaitu jaminan baik berupa jaminan fisik dan jaminan non fisik. 5) Condition yaitu penelitian terhadap kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sektor usaha si pemohon kredit dengan tujuan agar bantuan yang akan diberikan benar-benar bermanfaat bagi perkembangan usahanya.
2.1.4 Bank Kasmir (2004:23) menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang dimasud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari fungsinya menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1998, jenis perbankan terdiri dari: 1) Bank Umum Adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2) Bank Perkreditan Rakyat Adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya kegiatan Bank Perkreditan Rakyat jauh lebih sempit jika dibanding dengan kegiatan Bank Umum.
14
2.1.5 Struktur Organisasi Bank Umum Struktur organisasi pada bank umum, kecil kemungkinannya untuk persis sama antara bank yang satu dengan bank lain khususnya struktur organisasi bidang operasionalnya. Hal ini disebabkan antara lain karena yang menjadi obyek pengelolaannya yang harus ditangani berkecenderungan tidak sama antara bank yang satu dengan bank lain. Akan sulit ditemui dua bank yang komposisi/susunan, jumlah maupun nilai kegiatan yang dilakukannya persis sama, maka sangat sukar untuk menemukan dua bank dengan struktur organisasi internal yang sama. Dibandingkan dengan bidang usaha–bidang usaha lain, dapat dikatakan bahwa tingkat heterogenitas objek pengelolaan di bidang perbankan jauh lebih rendah dibandingkan dengan bidang usaha manufaktur. Semakin rendahnya derajat heterogenitas maka semakin memungkinkan digunakan cara-cara penanganan yang lebih seragam. Lebih seragam inilah yang memungkinkan untuk lebih seragamnya struktur organisasi antara bank yang satu dengan bank yang lain. Di bidang
perbankan
lebih
seragamnya
kegiatan
antar
bank
tersebut
kecenderungannya antara lain juga sebagai akibat lebih banyaknya pembinaan dan pengawasan serta keharusan menyampaikan laporan-laporan yang seragam kepada Bank Indonesia selaku Bank Sentral. Berikut ini disajikan gambar mengenai bentuk struktur organisasi bank umum.
15
Gambar 1 STRUKTUR ORGANISASI BANK UMUM Rapat Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Direktur Utama/ Ketua Dewan Komisaris
Direktur Eksekutif Investasi
Direktur Eksekutif Kredit
Direktur Eksekutif Operasional
Bagian Audit
Direktur Eksekutif Pemasaran
Direktur Eksekutif Trust
Sumber: data diolah, 2009
2.2 Penelitian Sebelumnya 1) Penelitian yang dilakukan oleh Arifin S (2003) dengan judul “Analisis relevansi
informasi
akuntansi
berdasarkan FASB Concept
dalam
laporan
keuangan
No.2”. Penelitian ini
perusahaan
dilakukan untuk
mengevaluasi apakah informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan melalui prinsip “full disclosure” yang diwajibkan oleh BAPEPAM kepada perusahaan publik, sudah mengandung kualitas informasi yang relevan. Kriteria relevan disini mengacu pada FASB Statement of Financial Accounting Concept No.2 yang meliputi unsur feedback value, predictive value
dan
timeliness
dengan
bertujuan
16
untuk
mengetahui
metode
pengungkapan yang mana yang disukai dan mudah dimengerti oleh para pemakai yang selama ini digunakan oleh perusahaan publik. Empat kelompok pemakai laporan keuangan sebagai responden dengan mengirimkan kuesioner dan wawancara langsung. Jawaban responden dianalisis menggunakan uji statistik non-parametrik Wilcoxon Match Pairs Signed Test. Hasil analisis menunjukkan bahwa prinsip “full disclosure” cenderung menghasilkan informasi yang tidak relevan bagi para pemakai sedangkan metode pengungkapan yang paling disukai dan mudah dimengerti oleh para pemakai yang telah diterapkan oleh perusahaan publik dalam laporan keuangannya dalah lampiran penjelas, laporan tambahan dan footnote yang disertakan dalam laporan keuangan utama. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu adalah meneliti kualitas laporan keuangan berdasarkan FASB Concept No 2. Perbedaannya adalah penelitian terdahulu menggunakan relevansi
informsai
akuntansi
sebagai
variabel
penelitiannya
dan
menggunakan teknik analisis Wilcoxon Match Pairs Signed Test sedangkan penelitian ini menggunakan reliabilitas/kehandalan sebagai variabelnya dan menggunakan teknik analisis regresi. 2) Penelitian yang dilakukan oleh Idjang Sutikno dan Arifin Sabeni dengan judul “Evaluasi terhadap relevansi, reliabilitas dan komparabilitas laporan keuangan: Studi empiris pada perusahaan Go Publik di bursa efek jakarta” yang menguji apakah laporan keuangan suatu perusahaan telah menyajikan informasi yang relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Penelitian dilakukan dengan mengirimkan kuesioner kepada empat kelompok pemakai
17
laporan keuangan (investor, kreditor, penjamin emisi efek dan agen penjualan efek). Responden diminta memberi tanggapan mengenai relevansi, reliabilitas dan komparabilitas laporan keuangan perusahaan yang digunakan sebagai dsar pembuatan keputusan mereka. Sampel penelitian dipilih secara acak terstratifikasi berdasarkan kelompok pemakai laporan keuangan yang secara periodik menggunakan laporan keuangan perusahaan-perusahaan ‘go publik’ di bursa efek jakarta (BEJ) untuk pembuatan keputusan. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang dikirim melalui pos kepada 150 responden. Ada 39 jawaban responden dianalisis dengan metode statistik “the match pairs sign test”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama meneliti tentang kualitas informasi akuntansi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah variabel penelitian dan teknik analisis serta responden penelitian. 3) Relevance and Reliability of Fair Value: Discussion of Issue Raised in Fair Value Accounting for Financial Instruments: Some Implication for Bank Regulation oleh James O’Brien, 2005. Dalam studi ini reliabilitas diartikan sebagai bentuk penyajian yang jujur dari laporan keuangan. Dalam studi ini juga dikaji mengenai model Relaibility for Bank Loan. 4) Relevance and Reliability : A Trade Off, oleh Antoinette cocker, 2005. Dissertation. Membahas konsep relevansi dan reliabilitas dalam laporan keuangan.
18
Dalam Tabel 2.1 disajikan ringkasan dari penelitian terdahulu : Tabel 2.1 No
1
2
3
4
Peneliti dan Obyek penelitian Teknik Hasil penelitian Tahun analisis penelitian Arifin S Relevansi informasi Wilcoxon Prinsip full (2003) akuntansi Match Pairs disclosure Signed cenderung menghasilkan informasi yang tidak relevan Idjang Relevansi, reliabilitas The Match Perusahaan yang Sutikno & dan komparabilitas Pairs Sign go public kurang Arifin Sabeni laporan keuangan Test menyajikan (2000) informasi yang relevan namun sudah reliabel James Relevansi dan Reliabilitas O’Brien reliabilitas laporan diartikan sebagai (2005) keuangan penyajian yang jujur Antoinette Trade off relevansi Crocker dan reliabilitas (2005)
2.3 Kerangka Pikir Penelitian Dari landasan teori tersebit diatas, maka dapat disusun pola kerangka pemikiran yang merupakan model konseptual yang dibentuk dan berisi hubungan teori yang telah dideskripsikan dengan berbagai variabel yang telah diidentifikasi sebagai masalah penelitian. Kerangka pemikiran ini disusun untuk memperjelas dasar konseptual alur pemikiran. Adapun kerangka pemikiran tersebut adalah sebagai berikut:
19
Gambar 2 KERANGKA KONSEPTUAL
e1
Xn1
e2
Xn2
e3
Xn3
e4
Xn4
en
Xnm
Xn
Keterangan gambar : Xn = variabel en = faktor Pada gambar 2 dapat
dijelaskan
bahwa
penelitian ini
akan
dapat
mengkonfirmasikan apakah variabel-variabel indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasikan sebuah faktor.
2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka proses berpikir pada Gambar 2, maka selanjutnya disusun hipotesis penelitian yang disusun sebagai berikut : H1: Diduga pengguna data yang dapat bergantung pada informasi keuangan debitur, informasi keuangan debitur menyajikan apa yang seharusnya disajikan, informasi keuangan debitur bebas dari pengertian yang
20
menyesatkan, informasi keuangan debitur bebas dari kesalahan material, dan informasi keuangan debitur merupakan suatu penyajian yang jujur, merupakan faktor penentu dari reliabilitas laporan keuangan. H2: Diduga laporan keuangan debitur yang didasarkan pada fakta yang objektif, laporan keuangan debitur yang dapat diverifikasi, laporan keuangan debitur yang dibuktikan keabsahannya terlebih dahulu, laporan keuangan debitur yang telah di uji oleh akuntan independent dan tidak adanya bias pada laporan keuangan/ informasi keuangan jelas merupakan factor penentu dari verifikasi. H3: Diduga informasi keuangan debitur yang diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, informasi keuangan debitur yang tidak bergantung pada keiinginan atau kebutuhan pihak tertentu, informasi keuangan debitur
yang tidak
merugikan pihak lain, informasi keuangan debitur yang bebas dari bias yang mengarahkannya kepada hasil yang diinginkan, informasi keuangan debitur faktual, benar dan bebas dari bias merupakan faktor penentu netralitas. H4: Diduga angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan debitur yang mewakili apa yang sebenarnya ada dan terjadi, informasi keuangan debitur yang menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan, terdapat kesesuaian antara data akuntansi dan peristiwa-peristiwa yang dimaksudkan untuk diwakili oleh data tersebut, laporan keuangan debitur yang sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, merupakan faktor penentu dari kejujuran penyajian.
21