BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Investment Opportunity Set Istilah Investment Opportunity Set (IOS) muncul setelah dikemukakan oleh
Myers (1977) memandang nilai perusahaan sebagai sebuah kombinasi assets in place (asset yang dimiliki) dengan investment options (pillihan investasi) di masa yang akan datang. Pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa yang akan datang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi akan mengalami pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang. Kole dalam Norpratiwi (2004) menyatakan nilai investment opportunity set ini bergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang (future discretionary expenditure) yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal dan dapat menghasilkan keuntungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa Investment Opportunity Set menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Maka dengan demikian Investment Opportunity Set bersifat tidak dapat diobservasi sehingga perlu dipilih suatu
Universitas Sumatera Utara
proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam profitabilitas (Norpratiwi, 2004).
2.2.
Jenis Proksi Investment Opportunity Set Kallapur dan Trombley dalam Anugrah (2007) menyatakan proksi
Investment Opportunity Set yang digunakan dalam bidang akuntansi dan keuangan digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: 2.2.1. Proksi IOS berbasis pada harga Proksi IOS berbasis pada harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyakan dalam harga pasar. Proksi berdasarkan anggapan yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relative untuk aktiva-aktiva yang dimiliki dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis harga adalah : Market value of equity plus book value of debt, Ratio of book to market value of asset, Ratio of book to market value of equity, Ratio of book value of property, plant and equipment to firm value, Ratio of replacement value of assets to market value, Ratio of depreciation expense to value dan Price Earning Ratio.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Proksi IOS berbasis pada investasi Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Proksi IOS yang merupakan proksi IOS berbasis investasi adalah : Ratio R&D expense to firm value, Ratio of R&D expense to total assets, Ratio of R&D expense to sales, Ratio of capital addition to firm value, dan Ratio of capital addition to asset book value.
2.2.3. Proksi IOS berbasis pada varian Proksi IOS berbasis pada varian merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva. Proksi IOS berbasis varian adalah : VARRET (variance of total return) dan Market model Beta.
2.3.
Proksi Investment Opportunity Set Dalam Penelitian Proksi IOS yang dipilih dalam penelitian ini adalah proksi IOS yang
digunakan oleh Smith dan Watts (1992), Gaver & Gaver (1993) dan Norpratiwi (2004) dalam Anugrah (2009) yang merupakan proksi IOS yang paling valid sebagai proksi pertumbuhan. Proksi tersebut antara lain : 2.3.1. Rasio Market to Book Value of Asset (MV/BVA) Rasio Market to Book Value of Asset merupakan proksi IOS berdasarkan harga. Proksi ini digunakan untuk mengukur prospek pertumbuhan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan banyaknya asset yang digunakan dalam menjalankan usahanya. Bagi para investor, proksi ini menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian kondisi perusahaan. Semakin tinggi MV/BVA semakin besar asset yang digunakan perusahaan dalam usahanya, semakin besar kemungkinan harga sahamnya akan meningkat, return saham pun meningkat.
2.3.2. Rasio Market to Book Value of Equity (MV/BVE) Rasio Market to Book Value of Equity merupakan proksi IOS berdasarkan harga. Proksi ini menggambarkan permodalan suatu perusahaan. Rasio ini dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham beredar dengan harga penutupan saham terhadap total ekuitas. Bagi para investor yang akan melakukan pembelian saham perusahaan, penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan dan mengelola modal merupakan suatu hal yang penting. Apabila suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan usaha, semakin besar kemungkinan harga saham perusahaan tersebut diperkirakan meningkat, return saham pun akan meningkat.
2.3.3. Earning per Share / Price Ratio (E/P) Rasio Earning per Share / Price Ratio atau rasio per lembar saham terhadap harga pasar saham merupakan IOS yang menggambarkan seberapa besar earning power yang dimiliki perusahaan. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka semakin menarik investasi perusahaan tersebut. Hal ini berdampak positif pada return saham.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4. Ratio Capital Expenditure to Book Value of Asset (CA/BVA) Rasio ini digunakan untuk melihat besarnya aliran tambahan modal saham perusahaan.
Dengan
modal
tambahan
saham
ini
perusahaan
dapat
memanfaatkannya untuk tambahan investasi aktiva produktifnya. Semakin besar aliran tambahan modal saham, semakin besar kemampuan perusahaan untuk memanfaatkannya
sebagai
tambahan
investasi.
Dengan
demikian
akan
mengakibatkan kenaikan harga saham pada perusahaan.
2.4.
Leverage Penggunaan besarnya proporsi hutang dalam struktur modal dapat diamati
lewat rasio leverage. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya, dengan kata lain rasio leverage mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua hutang jangka pendek dan jangka panjangnya yang dapat diukur melalui debt ratio (DR) dan debt to equity ratio (DER). Debt ratio (DR) adalah proporsi antara kewajiban yang dimiliki dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. Debt to equity ratio (DER) adalah perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Debt to equity ratio (DER) dapat menunjukkan tingkat risiko suatu perusahaan, dimana semakin tinggi rasio DER maka semakin tinggi risiko suatu perusahaan karena pendanaan perusahaan dari unsur hutang lebih besar daripada modal sendiri. Tingginya pendanaan dari unsur hutang membuat perusahaan harus
Universitas Sumatera Utara
menanggung biaya atau beban modal yang besar, risiko yang ditanggung perusahaan juga meningkat apabila investasi yang dijalankan perusahaan tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal, oleh karena itub investor cenderung lebih tertarik pada tingkat DER tertentu yang besarnya kurang dari satu karena jika lebih besar dari satu menunjukkan risiko perusahaan yang semakin meningkat. Rumus debt to equity ratio adalah sebagai berikut : 𝐷𝐸𝑅 = 2.5.
Total Hutang x 100% Total Equity
Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107) dalam Dadri (2011), return merupakan
hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 2.5.1. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa datang. 2.5.2. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
Beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah return total (total return), return relatif (return relative), kumulatif return (return
Universitas Sumatera Utara
cumulative), dan return disesuaikan (adjusted return). Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return total yang sering disebut dengan return saja terdiri dari capital gain dan yield. Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan periode lalu. Untu saham, capital gain terjadi jika harga saham pada periode tertentu lebih tinggi dari periode sebelumnya. Sebaliknya jika harga saham pada periode tertentu lebih rendah dari periode sebelumnya maka akan terjadi capital loss sedangkan yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Rumus return saham adalah sebagai berikut : 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 = 2.6.
Pt − Pt−1 Pt−1
Hubungan antara Investment Opportunity Set Terhadap Leverage Menurut Myers (1977) dalam Dadri (2011), perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan cenderung untuk memperkecil tingkat hutangnya., karena berkaitan dengan semakin tinggi hutang perusahaan , maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan dinyatakan bangkrut oleh debtholders jika tidak mampu membayar hutang. Perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi akan mengalami kesulitan dana sehingga proyek-proyek yang telah
dimulai serta program-
program penelitian dan pengembangan mungkin akan dihentikan dan peluang investasi yang menguntungkan terpaksa dilepas.
Universitas Sumatera Utara
2.7.
Hubungan antara Investment Opportunity Set Terhadap Return Saham Perusahaan berkembang akan direfleksikan dari peningkatan harga saham
perusahaan, sehingga perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi akan memiliki prospek ke depan yang lebih baik dan akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan Dadri (2011). Menurut Myers (1977) dalam Dadri (2011) mendeskripsikan bahwa nilai pasar perusahaan saat ini merupakan kombinasi dari asset yang ada saat ini ditambah dengan kesempatan tumbuh di masa yang akan datang.
2.8.
Hubungan antara Leverage Terhadap Return Saham Tingkat debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan komposisi total
utang semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur). Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung pada pihak eksternal, sehingga mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. Penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini berdampak pada penurunan harga saham perusahaan menyebabkan return perusahaan juga akan menurun.
Universitas Sumatera Utara
2.9.
Penelitian Terdahulu
No
Peneliti/ Judul
1
Norpratiwi (2001) “Analisis Korelasi Investment Opportunity Set terhadap Return Saham”
2
Dadri (2011) “Pengaruh Investment Opportunity Set dan Struktur Modal terhadap Return Saham pada Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia”
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Metode Variabel Independen Dependen dan Antara Analisis MKTBKAS, Cummulative Korelasi MKTBKEQ, abnormal CAPBVA return dan E/P Ratio
Analisis faktor, analisis regresi
Investment opportunity set sedangkan variabel antara adalah struktur modal
Return saham
Hasil Penelitian
a. MKTBKASS,MK TBKEQ dan CAPBVA berkorelasi positif signifikan terhadap Cummulative abnormal return. b. EP ratio tidak signifikan terhadap Cummulative abnormal return. a. Investment opportunity set berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal b. Investment opportunity set memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham c. Investment opportunity set dan struktur modal berpengaruh signifikan terhadap return saham. d. Struktur modal memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap return saham
Universitas Sumatera Utara
No
Peneliti/ Judul
Metode
Variabel Independen Dependen dan Antara MKTBKASS Return saham , MKTBKEQ, CAPBVA dan E/P
3
Anugrah (2007) “Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Manufaktur”
Uji Regresi Berganda
4
Ningrum (2011) “Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Return Saham Perusahaan”
Analisis Regresi Berganda
MKTBA, MKTBE, E/P, CAPBVA
5
Ulupui “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ)”
Analisis Regresi Berganda
Current Ratio, Debt to Equity, Total Asset Turn Over, Return on asset
Return Saham
Hasil Penelitian
a. MKTBKASS dan MKTBKEQ memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham b. E/P dan CAPBVA tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham. MKTBA, MKTBE, E/P dan CAPBVA memiliki pengaruh positif baik secara simultan maupun parsial terhadap return saham.
Return Saham a. Variabel current ratio dan return on asset memiliki pengaruh positif dan signifikan. b. Variabel debt to equity memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan. c. Variabel total asset turn over memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan.
Universitas Sumatera Utara
2.10. Kerangka Konseptual Investment opportunity set dan leverage merupakan informasi dan bahan pertimbangan yang penting bagi investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan. Hal ini dapat mempengaruhi pergerakan harga saham dan return saham dari saham perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi akan mempengaruhi
penentuan
sumber
dana
yang
akan
digunakan
untuk
merealisasikan atau mendanai peluang investasi perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi akan cenderung tidak menambah hutang karena masalah underinvestment dimana para kreditur akan memperoleh klaim pertama terhadap aliran kas dari proyek investasi tersebut, apabila perusahaan memiliki tingkat bunga yang tinggi maka dana yang dimiliki perusahaan akan digunakan untuk membayar kewajiban kepada kreditur sehingga peluang investasi yang menguntungkan terpaksa di lepas.
Universitas Sumatera Utara
MVBVA
MVBVE DER
RETURN SAHAM
EP
CABVA
Keterangan: MVBVA
: Market to Book Value of Asset
MVBVE
: Market to Book Value of Equity
EP
: Earning per Share/Price
CABVA
: Capital Expenditure to Book Value of Asset
Sumber : Sarwono Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual
2.11. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Market to Book Value of Asset, Market to Book Value of Equity, Earning per Share/Price dan Capital Expenditure to Book Value of Asset berpengaruh signifikan terhadap Debt to Equity.
Universitas Sumatera Utara
2. Market to Book Value of Asset, Market to Book Value of Equity, Earning per Share/Price dan Capital Expenditure to Book Value of Asset dan Debt to Equity berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
Universitas Sumatera Utara