BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Sistem Informasi Akuntansi Suatu perusahaan tidak dapat terlepas dari peranan sistem informasi akuntansi. Adapun dengan kompleksitas masalah yang terjadi dalam suatu perusahaan, kehadiran sebuah sistem sangat diperlukan. Sistem informasi merupakan bagian yang sangat penting untuk mengatur dan mempermudah berjalannya operasi perusahaan. Selain itu, sistem bermanfaat untuk pengambilan keputusan setelah pemrosesan data dan informasi yang dibutuhkan. 1. Pengertian Sistem Sistem merupakan kumpulan dari dua atau lebih komponenkomponen yang terhubung yang saling berinteraksi dalam pencapaian sebuah tujuan (Romney and Steinbert, 2012 : 24). Selain itu, untuk menjelaskan pengertian tentang sistem secara lebih lanjut, Hall (2011) menjelaskan definisi secara umum dengan memahami makna sistem melalui beberapa hal-hal penting untuk mendapatkan pemahaman sistem lebih lanjut. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut: a. Memiliki komponen beragam (multiple components) Sebuah sistem harus berisi lebih dari satu bagian.
7
b. Saling terkait (relatedness) Sebuah tujuan umum yang menghubungkan beberapa bagian dari sistem tersebut. Walaupun setiap bagian memiliki fungsinya masingmasing, tetapi semua bagian tersebut menjalankan sebuah tujuan umumnya. Jika sebuah komponen bagiannya tidak berkontribusi pada sebuah tujuannya, maka hal itu tidak dapat disebut sebagai sistem. . c. Sistem melawan sub sistem (system versus subsystem) Perbedaan antara syarat sebuah sistem dan sub-sistem adalah dilihat dari pandangan perspektifnya. Sebuah sistem dapat disebut sub-sistem ketika dilihat dari relasinya kepada sistem yang lebih besar yang merupakan satu bagian. Sedangkan sebuah sub-sistem disebut sebuah sistem apabila fokus pada sebuah tujuan. d. Tujuan (purpose) Sebuah sistem harus menyeduakan setidaknya satu tujuan atau lebih. Ketika sebuah sistem berhenti untuk menjalankan sebuah tujuan, maka harus diganti. 2. Pengertian Informasi Melihat makna informasi dalam konteks bisnis maka semua bentuk organisasi didalamnya memerlukan informasi dalam menentukan atau membuat sebuah keputusan. Adapun dalam membuat keputusan tersebut, sebuah organisasi memerlukan penentuan terkait dengan keputusan apa yang organisasi tersebut butuhkan, informasi apa yang organisasi tersebut perlukan dan bagaiaman cara mendapat data-data untuk dapat mampu
8
menghasilkan informasi-informasi yang dikehendaki (Romney and Steinbert, 2012 : 25). Informasi adalah data yang telah diorganisir dan diproses untuk menghasilkan pengartian dan peningkatan proses pengambilan keputusan. (Romney and Steinbert, 2012 : 24). Informasi merupakan output dari pemrosesan dari data-data yang diolah sehingga menghasilkan suatu hal yang dianggap perlu. Kehadiran informasi tidak dapat terlepas dari datadata terkait yang menghasilkan informasi tersebut. Oleh sebab itu, data merupakan
elemen
penting
dalam
menghasilkan
informasi
yang
dibutuhkan. Data adalah fakta-fakta yang dikumpulkan, dicatat, disimpan, dan diproses melalui sebuah sistem informasi (Romney and Steinbert, 2012 : 24). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa informasi merupakan sebuah sumberdaya dalam bisnis yang sangat penting dalam kelangsungan hidup organisasi yang ada dalam bisnis (Hall, 2011 : 4). Informasi pada dasarnya memiliki karakterstik yang ada di dalamnya. Karakteristik informasi menurut Krismiaji (2010), adalah sebagai berikut. a. Relevan. Menambah pengetahuan atau nilai bagi para pembuat keputusan dengan cara mengurangi ketidakpastian, menaikan kemampuan memprediksi, atau menegaskan/membenarkan ekspektasi semula. b. Dapat dipercaya. Bebas dari kesalahan atau bias dan secara akurat menggambarkan kejadian atau aktivitas organisasi.
9
c. Lengkap. Tidak menghilangkan dara penting yang dibutuhkan para pemakai. d. Tepat waktu. Disajikan pada saat yang tepat untuk mempengaruhi proses pembuatan keputusan. e. Mudah dipahami. Disajikan dalam format yang mudah dimengerti. f. Dapat diuji kebenarannya. Memungkinkan dua orang yang kompeten untuk menghasilkan informasi yang sama secara independen. 3. Pengertian Akuntansi Wild, et al. (2013) menjelaskan pengertian akuntansi adalah sebuah sistem informasi dan pengukuran yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan aktivitas bisnis yang relevant, dapat dipercaya dan dapat dibandingkan. Menurut Romney (2012), akuntansi adalah sebuah proses identifikasi, pengumpulan,
dan
penyimpanan
data
sejalan
dengan
proses
pengembangan, pengukuran dan mengkomunikasikan proses tersebut. Ia menganggap bahwa akuntansi merupakan bahasa dalam sebuah bisnis. 4. Komponen pada Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney (2012), sistem informasi akuntansi memiliki enam komponen penting didalamnya, yaitu sebagai berikut: a.
Seseorang atau lebih yang menggunakan sistem.
10
b. Prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang digunakan dalam mengumpulkan, memroses, dan menyimpan data c. Data yang terkait dengan aktivitas-aktivitas bisnis dalam organisasi. d. Software yang digunakan untuk memproses data. e. Infrastruktur teknologi terkait komputer, perlengkapan digital, dan jaringan komunikasi yang dibutuhkan dalam sistem informasi akuntansi. f. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menjaga data dalam sistem informasi akuntansi. Enam komponen diatas memungkinkan sistem informasi akuntansi dalam memenuhi tiga fungsi penting dalam sebuah bisnis yaitu: a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas, sumber daya dan personil dalam sebuah organisasi. b. Mentransformasi data kedalam sebuah informasi sehingga manajemen dapat
merencanakan,
mengeksekusi,
mengontrol,
mengevaluasi
aktivitas, sumber daya dan personil. c. Menyediakan pengendalian internal yang memadahi untuk menjaga keamanan aset dan data dalam sebuah organisasi. Dengan demikian, berdasarkan penjelasan terkait dengan SIA diatas, maka dapat diperoleh penjelasan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alatalat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk
11
laporan yang diperlukan oleh manajemen, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai hasil operasi (Prianthara, 2009 : 18).
B. Unsur-unsur dalam Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi tidak dapat terlepas dari adanya prosedur, dokumen dan hal-hal lain yang terkait dalam proses pembentukannya. Pengawasan dan pengendalian serta akurasi yang lebih baik merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai oleh suatu perusahaan dalam merakam sebuah informasi. Pada tahap tersebut dibutuhkan pendalaman yang lebih terkait dengan pemrosesan data transaksi perusahaan. Menurut Krismiaji (2010), pemrosesan tersebut dibagi menjadi tiga tahap yang dilakukan secara berurutan sebagai berikut: 1. Merekam data transaksi pada sebuah dokumen. 2. Mencatat transaksi kedalam jurnal, yang merupakan catatan yang bersifat kronologis tentang apa yang telah terjadi. 3. Membukukan (memposting) data dari jurnal ke dalam rekening-rekening buku besar yang meringkas data berdasarkan jenis rekening. Data-data tentang aktivitas bisnis tidak dapat dicatat hanya dengan secarik kertas kosong, tetapi data tersebut memerlukan pengendalian yang lebih. Oleh sebab itu peranan formulir kusus dalam rangka pengendalian, pengawasan dan akurasi yang lebih baik sangat dibutuhkan. Formulir kusus tersebut dapat juga disebut dokumen sumber (Krismiaji, 2010 : 26). Dokumenatasi meliputi kalimat naratif, flowcharts, diagram, dan material secara tertulis lainnya yang menjelaskan bagaimana sistem bekerja (Romney,
12
2012 : 69). Informasi didalam dokumentasi ini menjelaskan siapa (who), apa (what), kapan (when), dimana (where), mengapa (why) dan bagaimana (how) sebuah data dimasukan, diproses, disimpan, menghasilkan data keluaran, dan sistem diawasi. Menurut Hall (2011), dalam pencatatan akuntansi yang digunaakan dalam suatu siklus transaksi menggunakan tiga bagian penting yaitu: 1. Dokumen (Documents) Dokumen menyediakan bukti pada sebuah peristiwa ekonomi dan digunakan untuk menginisiasi proses transaksi. Beberapa dokumen merupakan sebuah hasil dari proses transaksi tersebut. ada tiga macam tipe dokumen. Berikut adalah tipe-tipe dari dokumen tersebut: a. Dokumen sumber (source documents). Hasil dari peristiwa ekonomi dalam beberapa dokumen dibuat pada awal atau permulaan dari sebuah transaksi. Dokumen sumber digunakan untuk menangkap dan memformalisasi data transaksi yang dibutuhkan siklus transaksi untuk diproses. b. Dokumen produk (product documents). Dokumen ini merupakan hasil dari proses sebuah transaksi. c. Dokumen perubahan (turnaround documents). Dokumen ini merupakan produksi dokumen dari sebuah sistem yang akan menjadi sumber dokumen dari sistem lainnya. Misalnya adalah dokumen yang berisi informasi yang lengkap tentang akun costumers membantu sistem penerimaan kas dalam proses pembayaran
13
2. Jurnal (Journals) Jurnal merupakan sebuah pencatatan pada tahap memasukan data secara kronologis. Dokumen merupakan sumber data utama untuk jurnal. Setiap
transaksi
membutuhkan
jurnal
masukan
yang
berbeda,
merefleksikan akun-akun yang terpengaruh, dan jumlah untuk didebitkan atau dikreditkan. Ada dua macam tipe jurnal yaitu: a. Jurnal khusus (Special Journals). Jurnal ini digunakan untuk mencatat gol ongan-golongan transaksi yang terjadi dengan volume yang tinggi. Beberapa transaksi dapat digolongkan bersala dalam sebuah jurnal khusus dan diproses secara lebih efisien daripada jurnal umum. Contoh dari jurnal khusus ini yaitu jurnal penjualan yang mencatat seluruh elemen penjualan. b. Jurnal umum (General Journals). Sebuah entitas bisnis menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi yang tidak berulang dan jarang. 3. Buku Besar (ledgers) Sebuah buku besar merupakan sebuah buku dari akun-akun yang merefleksikan pengaruh finansial pada transaksi-transaksi yang terjadi pada entitas bisnis tertentu setelah mereka memposting dari jurnal-jurnal yang berbeda. Ketika jurnal-jurnal menunjukan pengaruh secara kronologis pengaruh pada aktivitas bisnis, sedangkan buku besar menunjukan aktivitas oleh tipe-tipe akunnya. Dengan demikian, ada dua tipe dari buku besar, yaitu:
14
a. Buku besar utama. Buku besar utama berfungsi untuk meringkas aktivitas pada masingmasing akun dalam suatu entitas binsis. Disamping itu, buku besar utama juga berisi informasi-informasi akun pada suatu entitas bisnis dalam bentuk pengendalian akun yang diringkas sesuai jenisnya. b. Buku besar pembantu. Buku besar pembantu berisi detail pada akun-akun secara individu yang terdapat pada pengendalian akun dalam buku besar utama. Adapun dalam rangka menyajikan laporan keuangan, buku besar merupakan sebuah mekanisme untuk memverifikasi akuransi sebuah data akuntnasi secara
keseluruhan
dan
dipisah
dari
departemen
yang
telah
memprosesenya.
C. Prosedur. Prosedur merupakan suatu elemen pada SIA yang membentuk bagian dari sistem sehingga sistem tersebut dapat menjadi suatu kesatuan yang sempurna dalam mewujudkan sebuah tujuan. Menurut Mulyadi (2008), menjelaskan bahwa prosedur merupakan suatu urutan kegiatan yang klerikal, melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan seragam transaksi perusahaan yang berulang. Selain itu, prosedur juga mengandung arti sebagai langkah atau tahapan yang berhubungan dengan proses dalam aktivitas kerja yangmana harus dideskripsikan secara jelas dan terperinci baik berupa gambar atau
15
rincian tulisan yang dibuat untuk memudahkan akses informasi serta ketentuan yang dimaksud (Purnamasari, 2015 : 12). Menurut Purnamasari (2015), prosedur digunakan dalam rangka pemetaan konsepsi kerja yang dituangkan baik gambar ataupun tertulis dalam rangka kemudahan bekerja dan penjelasan lebih lanjut. Oleh sebab itu, tanpa prosedur yang baik dan jelas maka SIA tidak akan dapat terbentuk dengan semestinya. Manfaat dari prosedur menurut Mulyadi (2008), adalah sebagai berikut: 1. Memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan di masa yang akan datang. 2. Mengubah pekerjaan yang berulang menjadi rutin dan terbatas. 3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus diaptuhi oleh seluruh pelaksana. 4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan efisien. 5. Mencegah
terjadinya
penyimpangan
dan
memudahkan
dalam
pengawasan.
D. Penerimaan Kas 1. Pengertian Kas. Menurut Weygant (2012), kas merupakan aset yang paling liquid yangmana merupakan standar normal pada basis pertukaran untuk mengukur kegiatan akuntans di seluruh item. Kas terdiri dari segala
16
macam bentuk uang yang tersedia baik baik mata uang tertentu, dana yang tersedia di bank dan koin. Istrumen yang dapat dinegosiasikan seperti money orders, cek yang tersertifikasi, cek pada kasir, cek personal, maupun bank drafts juga dapat dianggap sebagai kas. 2. Unsur Penerimaan Kas. Tahap terakhir dalam siklus pendapatan adalah penerimaan kas dan memproses pembayaran dari costumers (Romney, 2012 : 373). Transaksi penerimaan kas menyebabkan aset perusahaan berupa kas atau yang setara dengan kas bertambah. Sedangkan sistem informasi penerimaan kas merupakan kumpulan dari formulir atau dokumen, catatan akuntansi, laporan, prosedur dan fungsi terkait yang dikordinasikan menjadi suatu kesatuan yang saling berkaitan. Setiap
perusahaan
memiliki
karakteristik
tersendiri
terkait
bagaimana perusahaan tersebut beroperasi dalam aktivitas penerimaan kas yang timbul dari pendapatan seperti yang terjadi dari penjualan, jasa, bunga, royalti, dll. Siklus pendapatan merupakan pengulangan dari kumpulan aktivitas-aktivitas bisnis dan informasi terkait yang memproses operasi dengan menyediakan barang atau jasa kepada costumers dan mengumpulan kas dari pembayaran karena penjualan tersebut (Romney, 2012 : 352). Tujuan utama pada siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat pada tempat yang tepat dengan waktu yang tepat untuk
17
harga yang tepat juga. Secara umum, siklus pendapatan memiliki empat dasar pada siklus pendapatan: a. Pesanan masuk penjualan (sales order entry) b. Pengiriman (shipping) c. Penagihan (billing) d. Pengumpulan kas (cash collections)
E. Pengertian Perusahaan Jasa Konstruksi Menurut Prianthara (2010), perusahaan konstruksi merupakan sebuah perusahaan jasa yang dijual kepada pengguna berupa pengerjaan bangunan, jalan raya, saluran irigasi, telekomunikasi, dan sebagainya. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1983, perusahaan jasa konstruksi
adalah
perusahaan
yang
pekerjaannya
melaksanakan
pembangunan, pembuatan, perbaikan, atau pemugaran bangunan atau barang yang tidak bergerak lainnya, baik untuk kepentingan sendiri maupun atas suruhan pihak lain, dengan atau tanpa perjanjian tertulis. Selain itu, menurut Undang-Undang Presiden No. 18 tahun 1999, bahwa jasa konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan. Adapun pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagaian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanika, elektrik, dan tata lingkingan masing-
18
masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan tanpa hadirnya pemberi atau pengguna jasa. Pengguna jasa dalam jasa konstruksi adalah orang perseorangan
atau
badan
sebagai
pemberi
tugas
atau
pemilik
pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi (Prianthara, 2010 : 6). Pada aplikasinya, menurut Prianthara (2010), perusahaan jasa konstruksi memiliki tiga jenis yaitu: 1. Perusahaan perencanaan konstruksi. Memberikan layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan hingga penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi. 2. Perusahaan pelaksanaan konstruksi. Memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan hasil pkerjaan konstruksi. 3. Perusahaan pengawasan konstruksi. Memberian layanan jasa pengawasan baol keseluruhan maupun sebgaian [elerkaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil konstruksI.
19
F. Prosedur Penerimaan Kas Jasa Konstruksi Salah satu sumber penerimaan kas dari suatu perusahan merupakan hasil dari proses penjualan atau pendapatan yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan tersebut. Penjualan pada perusahaan konstruksi merupakan penjualan jasa dari sebuah kontrak yang telah disetujui (Prianthara, 2010 : 53). Prianthara (2010), menjelaskan bahwa kontrak konstruksi merupakan suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aktiva atau suatu kombinasi aktiva yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan atau penggunaan pokok. Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau yang akan diterima. 1. Tahapan dalam Proyek Konstruksi Adapun dalam proses pengakuan pendapatan hingga kas dapat diterima, pada proyek konstruksi memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui. Oleh sebab itu menurut Prianthara (2010), tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: a. Tahapan studi kelayakan. Pada perusahaan Jasa Konstruksi, tahap ni bertujuan meyakinkan pengguna jasa bahwa proyek konstruksi yang diusulkannya layakutuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek biaya, maupun aspek lingkungan. Hal-hal yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah:
20
1) Menyusun rancangan proyek dan estimasi biaya. 2) Meramalkan manfaat yang diperoleh. 3) Menyusun analisis rancangan proyek. 4) Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut dilaksanakan. b. Tahap penjelasan. Tahap ini bertujuan untuk mendapat penjelasan dari pengguna jasa mengenai fungsi proyek dan biaya yang diizinkan, sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan taksiran biaya yang diperlukan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah: 1) Menyusun rencana kerja dan menunjuk perencana dan tenaga ahli. 2) Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi, dan lapangan. 3) Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, taksiran biaya dan implikasinya serta rencana pelaksanaan. 4) Mempersiapkan sketsa. c. Tahap perancangan. Tahapan ini bertujuan untuk melengkapi penjelasan proyek. Kegiatan yang dilaksanakan adalah: 1) Mengembangkan ikhtisar proyek. 2) Memeriksa msalah teknis. 3) Meminta persetujuan akhir.
21
4) Mempersiapkan rancangan skema, rancangan terinci, dan taksiran biaya. d. Tahap pelaksanaan. Pada tahapan ini bertujuan untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pengguna jasa. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan operasional di lapangan. e. Tahap pemeliharaan dan persiapan penggunaan. Tahapan ini bertujuan untuk menjamin kesesuaian bangunan yang telah selesai dengan dokumen kontrak dan kinerja sebagai mana mestinya 2. Jaringan Prosedur yang Membentuk Penerimaan Kas dari Penjualan Jasa Konstruksi. a. Prosedur Tender. Pada prosedur ini, bagian tender pada perusahaan jasa konstruksi menerima atau mencari informasi tender yang ada di media masa atau internet. Setelah itu, menyiapkan syarat-syarat yang dibutuhkan untuk mengikuti tender seperti: SIUJK (Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi), SBU (Sertifikat Badan Usaha) dan Akte Perusahaan. Setelah perusahaan mendaftar serta mengirimkan syarat-syarat keikutsertaan tender, maka barulah perusahaan secara resmi terdaftar dalam tender tersebut.
22
b. Prosedur Aanwijizing/Survei Lapangan. Adapun dalam prosedur ini perusahaan melaksanakan survei dan penelitian lebih lanjut mengenai dokumen lelang. Dokumen lelang berisi permintaan pelanggan akan proyek yag dilaksanakan, misalnya gambar fisik bangunan yang diminta, bahan pembuatan fisik bangunan, luas bangunan, dan sebagainya. Setelah dipelajarinya dokumen lelang, maka perusahaan dapat memperkirakan biaya yang akan dibutuhkan bagi pelaksanaan proyek tersebut. Pelelangn terbagi menjadi dua macam yaitu pelelangan umum dan terbatas. c. Prosedur penatapan RAB (Rencana Anggaran Biaya) Setelah mempelajari sebuah dokumen lelang, maka pada bagian akuntansi dapat membuat anggaran biaya yang dibutuhkan untuk penyelasaian proyek tersebut. Rancangan anggaran biaya ini akan digunakan untuk ditawarkan kepada pengguna jasa konstruksi perusahaan. d. Prosedur pencatatan angsuran pembayaran. Pada prosedur ini, bagian akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penjualan jasa seperti: surat perjanjian pembayaran dan faktur dari pengguna jasa. Setelah itu, perusahaan menyelenggarakan pencatatan kas dan piutang untuk mencatat nominal terhutang yang belum dibayar oleh pengguna jasa. Selanjutnya, bagian akuntansi membuat bukti kas masuk untuk mencatat pembayaran oleh pengguna jasa di tahapan pembayaran sesuai
23
dengan perjanjian yang tertera pada surat perjanjian kontrak. Fungsi akuntansi bertanggungjawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang dalam kartu piutang. 3. Dokumen yang Digunakan. Dokumen yang digunakan dalam penjualan jasa perusahaan konstruksi adalah: a. Bukti Kas Masuk Pada perusahaan jasa konstruksi, bukti kas masuk merupakan bukti pembayaran dari pengguna jasa atas pekerjaan lapangan yang telah dikerjakan oleh pihak kontraktor. Apabila pembayaran dilakukan secara angsuran atau kredit maka tiap tahapan pembayaran harus dibuatkan bukti kas masuk. b. Rekapitulasi Bill of Quantity Bill of Quantity merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk mengetahui total anggaran biaya yang dilekuarkan dalam sebuah proyek kemudian dibuatkan dokumen sumber berupa bukti memorial untuk mencatat RAB dalam proyek tersebut. c. Jurnal Umum Jurnal umum merupakan dokumen sumber untuk pencatatan pada jurnal umum, untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran biaya dalam suatu proyek.
24
4. Catatan Akuntansi a. Jurnal Penjualan. Digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran baik secara tunai maupun kredit/angsuran. Jika secara angsuran maka pencatatannya dicatat setiap tahap. b. Jurnal Kas Masuk. Mencatat setiap transaksi pembayaran secara tunai setelah uang berhasil dicairkan. c. Kartu Piutang. Merupakan buku pembantu yang berisi rincian tahapan-tahapan pembayaran dan waktu pembayaran. Dibuat untuk mencatat sisa nominal terhutang yang belum dibayar d. Jurnal Umum. Mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan dalam persiapan pelaksaaan proyek, misalnya pembuatan proposal tender, biaya pembuatan perjanian, dsb 5. Fungsi yang terkait pada penerimaan kas dari proses penjualan jasa konstruksi. Berikut adalah beberapa fungsi yang terkait pada peerimaan kas dari terjadinya proses penjualan jasa konstruksi: a. Fungsi Tender. Bagian tender merupakan bagian pertama dalam melakukan aktivitas penawaran berupa pendaftaran yang dilakukan melalui media baik cetak, maupun digital (internet). 25
b. Fungsi Administrasi Termin. Pada bagian ini berfungsi untuk membuat perjanjian kontrak dan membuat serta menyiapkan seluruh syarat-syarat yang dibutuhkan. c. Fungsi Bagian Proyek. Pada bagian ini berguna untuk melaksanakan pekerjaan dan penyelesaian terhadap tahapan pekerjaan. d. Fungsi Bagian Akuntansi. Pada bagian ini berfungsi untuk melalukan survey lapangan dengan rencana membuat anggaran biaya, membuat bukti memorial, arsip dan seterusnya hingga terjadi pencatatan kas masuk. 6. Cara Pembayaran dalam Praktik Kontrak konstruksi Menurut Prianthara (2010) ada beberapa cara –cara pembayaran oleh pengguna jasa yang akan menjadi sebuah penerimaan kas pada perusahaan konstruksi. Cara-cara pembayaran tersebut adalah: a. Pembayaran berdasarkan presentase kontrak selesai. Pada jenis pembayaran dalam tahap ini yaitu setiap pengerjaan proyek mencapai presentase tertentu maka akan dilaksanakan pembayaran. Biasanya pengguna jasa membayar uang muka sebesar 20% dari nilai kontrak, dan dicatat dalam bukti kas masuk. Pembayaran nilai kontrak dilakukan bertahap sesuai dengan perjajian yang tertera pada surat perjanjian kontrak, dalam hal ini yaitu presentase penyelesaian pekerjaan. Pembayaran disetiap tahap akan dicatat pada bukti kas masuk dan mengurangi nominal pada kartu piutang.
26
b. Pembayaran yang dilakukan setiap bulan. Pada jenis pembayaran dalam tahap ini dilaksanakan setiap bulan selama waktu yang telah disepakati dalam surat perjanjian kontrak. Pihak penyedia jasa akan mengirim invoice pada pengguna jasa dan uang yang diterima dicatat pada bukti kas masuk dan akan mengurangi nominal pada kartu piutang. Setiap transaksi akan dicatat pada jurnal penerimaan kas dan jurnal penjualan.
G.
Flowcharts Menurut Romney (2012),
flowcharts merupakan sebuah teknik
analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan secara logika. Flowcharts menggunakan kumpulan simbol-simbol yang mendeskripsikan prosedur proses transaksi secara bergambar pada sebuah perusahaan. Flowcharts memiliki keuntungan yang signifikan yangmana penggambaran secara bergambar lebih mudah untuk dipahami daripada menggunakan deskripsi naratif. Simbol flowcharts dibagi menjadi beberapa kategori: 1. Simbol data masukan dan keluaran. 2. Simbol pemrosesan data. 3. Simbol penyimpanan. 4. Simbol aliran dan lain-lainnya.
27
Simbol
Nama
Penjelasan
1. Simbol Input/Output Dokumen
Menjelaskan
sebuah
dokumen atau laporan.
Multiple
copy Mengilustrasikan
dokumen.
tumpang
tindih dokumen hasil dari proses copy
Data
Lambang setiap fungsi input
Input/Output.
atau output. Hal ini juga
(Jurnal dan Buku melambangkan jurnal atau Besar)
buku besar.
Display
Informasi
yang
diperlihatkan melalui output online termnial,
seperti
sebuah
monitor,
atau
screen. Data masukan
Merupakan data masukan melalui
online
terminal
atau
computer.
28
seperti personal
Terminal
dan Digunakan bersamaan untuk
Personal
merepresentatifkan terminal,
Computer
personal computers dan alat elektronik lainya yang dapat digunakan untuk input dan output.
2. Simbol pemrosesan Memproses
dari Fungsi
komputer
pemrosesan
yang
dilakukan oleh komputer dalam merubah data atau informasi.
Operasi manual
Sebuah proses operasi yang dilakukan secara manual.
Operasi pembantu Fungsi
pemrosesan
yang
dilakukan melalui sebuah alat yang bukan komputer. Off-line keying
Operasi
yang
dilakukan
dengan alat offline. 3. Simbol penyimpanan Magnetic
data yang disimpan melalui
disk/drive
magentic disk/drive
29
File
File atau dokumen yang
N
disimpan secara manual dan didapat kembali. N: secara numeric. D: secara tanggal. A: secara alphabetik.
4. Simbol aliran Proses
aliran Petunjuk
dokumen.
proses
aliran
dokumen. Aliran normalnya adalah dari bawah ke kanan.
Aliran
data Petunjuk dari aliran data
informasi
atau
informasi.
Biasanya
digunakan
untuk
menunjukan data copy. Link komunikasi
Transmisi data dari suatu lokasi geografis ke garis komunikasi lainnya.
Konektor satu halaman
pada Menghubungkan pemrosesan
data
pada
halaman yang sama. Konektor
pada Sebuah data masukan atau
halaman
yang keluaran ke halaman yang
berbeda
berbeda.
Terminal
Titik
30
awal,
akhir
atau
interupsi dalam proses. Juga diartikan
untuk
mengindikasikan
sebagai
pihak eksternal. Merupakan Keputusan.
langkah
pengambil keputusan dala sebuah program.
Keterangan
Tambahan
dalam
komen
yang deskriptif atau catatan penjelasan sebagai bentuk klarifikasi. \
31