BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Modal Kerja 2. 1.1 Pengertian Modal kerja Modal kerja adalah sejumlah dana yang berasal dari keseluruhan aktiva jangka pendek yang dipergunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari, misalnya untuk membeli barang dagangan, membayar utang dan lain-lain. Sudjana dan Barlian (2002 : 155) memberikan pandangan tentang pengertian modal kerja sebagai berikut, modal kerja adalah aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari suatu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha, atau modal kerja adalah kas/bank, surat surat berharga yang mudah diuangkan(misalnya giro, cek, deposito), piutang dagang , dan pesediaan yang tingkat perputarannya tidal lebih dari satu tahun atau jangka operasional normal perusahaan. Weston dan Coopeland ( 1999 : 327 ) memberi pengertian tentang modal kerja bersih sebagai berikut. Modal kerja didefenisikan sebagai aktiva lancar yang dikurangi dengan kewajiban lancar. Jadi modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang, dan persediaan dikurangi dengan kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
Universitas Sumatera Utara
Van Horne (2005:308) mengemukakan bahwa modal kerja mengandung dua pengertian yaitu gross working capital dan net working capital. Berkaitan dengan modal kerja ini dapat dikemukan beberapa konsep, yaitu: 1. Konsep Kuantitatif Modal kerja menurut konsep kuantitatif didasarkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, sekali berputar akan kembali ke bentuk semula dalam waktu yang tidak terlalu lama. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital). Umumnya elemen-elemen dari modal kerja kuantitatif meliputi kas, surat-surat berharga (sekuritas), piutang dan persediaan. 2. Konsep Kualitatif Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menggunakan likuiditasnya, yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancarnya. Modal kerja dalam pegertian ini sering disebut modal kerja bersih (net working capital). 3. Konsep Fungsional Modal kerja menurut konsep fungsional berdasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan pada periode tersebut dan ada sebagian dana lainnya digunakan selama periode tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Jenis-Jenis Modal kerja Modal kerja dapat diklasifikasikan sebagai berikut, (Van Horne, 2005:315) : 1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini dapat dibedakan atas modal kerja primer yaitu jumlah modal kerja minimum yang haris ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya dan modal kerja normal yaitu modal kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai kapasitas produksi normal secara dinamis. 2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) Modal kerja variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan atas: 1. Modal Kerja Musiman (SeasonalWorking Capital) Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim. 2. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi konjungtur. 3. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) Modal kerja darurat yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Kebijakan Modal Kerja Penentuan kebijakan modal kerja dalam perusahaan sangat penting terutama dalam penentuan proporsi aktiva lancar yang dibiayai oleh sumber dana jangka pendek dan dana jangka panjang. Menurut Van Horne ada 3 (tiga) kebijakan yang dapat dipilih oleh perusahaan, yaitu: 1. Kebijakan Modal Kerja Moderat Kebijakan modak kerja moderat yaitu kebijakan untuk membiayai kebutuhan aktiva tetap dan aktiva lancar permanen menggunakan sumber dana jangka panjang, baik dari hutang jangka panjang maupun modal sendiri. 2. Kebijakan Modal Kerja Konservatif Kebijakan modal kerja konservatif yaitu kebijakan untuk membiayai kebutuhan aktva tetap dan aktiva lancar permanen serta aktiva lancar yang berfluktuasi dengan menggunakan sumber dana hutang jangka panjang atau modal sendiri. 3. Kebijakan Modal Kerja Agresif Kebijakan modal kerja agresif yaitu kebijakan untuk membiayai aktiva tetap dan sebagian aktiva lancar permanen dengan sumber dana dari hutang jangka panjang dan sebagian aktiva lancar permanen lainnya dan aktiva lancar variabel dengan hutang jangka pendek.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Manajemen Modal Kerja Modal kerja sangat menentukan posisi likuiditas perusahaan yang merupakan persyaratan menuju keberhasilan perusahaan. Oleh sebab itu, pengelolaan modal kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan suatu perusahaan yang merupakan persyaratan menuju keberhasilan perusahaan. Menurut Sudjana dan Barlian (2003 : 155 ) manajemen modal kerja pada dasarnya sangat penting karena penelitian diketahui bahwa sebagian besar waktu manager keuangan digunakan untuk mengatur modal kerja. Bagi banyak perusahaan, aktiva lancar dan hutang lancar merupakan bagian investasi yang terbesar. Aktiva lancar dan hutang lancar merupakan pos yang cepat berubah. Investasi dalam aktiva lancar tetap bisa dikurangi misalnya dengan menyewa, tetapi Investasi dalam kas dan persediaan seringkali tidak mungkin dihindarkan . Ketiga alasan tersebut memberi kita pemahaman bahwa tugas utama seorang manager keuangan adalah menentukan modal kerja yang optimal, yaitu menjaga supaya besarnya modal kerja tersedia dalam jumlah yang tepat setiap saat, tidak berlebihan dari semestinya. Modal yang terlalu besar atau terlalu kecil dapat membawa perusahaan ke berbagai masalah yang apabila tidak diatasi dengan baik akan menyebabkan kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Pendanaan Modal Kerja Keputusan pendanaan perusahaan menyangkut tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan. Secara umum, dana yang dibutuhkan tersebut dapat diperoleh dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Keadaan perusahaan akan sangat ideal apabila perusahaan menggunakan dana intern untuk melakukan pendanaan pada modal kerja. Namun dalam kenyataannya perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk memenuhi kebutuhana modal kerja sehingga dana intern yang dimiliki perusahaan tidak cukup untuk membiayai pendanaan tersebut. Oleh karena itu, dalam setiap rencana pendanaan manajer keuangan harus mencari sumber dana dari luar perusahaan untuk dapat menambah aktiva yang diperlukan dalam rangka mewujudkan pencapaian target perusahaan. Menurut Syahyunan (2004:124) ada beberapa pengklasifikasikan dana yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, yaitu: 1. Menurut Jangka Waktu Dana menurut jangka waktunya terdiri dari dana jangka pendek dan dana jangka panjang. Dana jangka pendek dapat berupa pendanaan spontan yang merupakan sumber dana yang ikut berubah apabila aktivitas perusahaan berubah dan pendanaan tidak spontan yang merupakan sumber dana yang memerlukan
negosiasi
dan
melakukan
perjanjian
formal
untuk
memperolehnya. Sedangkan dana jangka panjang dapat bersal dari saham biasa, saham preferen, obligasi, kredit investasi dan hipotek yang dimiliki oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.
Menurut Sumber Sumber dana bagi perusahaan terdiri dari sumber dana dari dalam perusahaan dan sumber dana dari luar perusahaan. Sumber dana dari dalam perusahaan berasal dari hasil operasi berupa laba yang ditahan sedangkan sumber dana dari luar perusahaan dapat berupa modal sendiri atau dalam bentuk saham.
3. Menurut kepemilikan Sumber dana menurut kepemilikannya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu modal sendiri dan utang. Modal sendiri merupakan dana jangka panjang dari pemilik perusahaaan dan diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan utang merupakan modal pinjaman yang diperoleh perusahaan. Dalam penelitian ini pendanaan modal kerja yang digunakan difokuskan pada sumber dana berupa hutang lancar dan dana jangka panjang. Menurut Stice (2004:142) hutang lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kebijakan jangka pendek lain. Secara umum kewajiban lancar diharapkan dapat dibayar dalam waktu 12 bulan atau kurang dari 12 bulan.
Dana jangka panjang merupakan sumber
pendanaan yang memiliki jatuh tempo dalam waktu satu siklus operasi atau lebih dari satu siklus operasi. Dana jangka panjang terdiri atas hutang jangka panjang dan modal sendiri perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja keuangan Perusahaan adalah hasil dari keputusan individual yang dibuat oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk menilai kinerja keuangan perusahaan perlu melibatkan para analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efesiensi suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Efektifitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau salah satu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efisiensi diartikan sebagai ratio (perbandingan) antara masukan dan keluaran, yaitu dengan jumlah masukan tetentu memperoleh
jumlah
keluaran yang
optimal. Kinerja keuangan sebagai salah satu aspek penting dalam perusahaan memiliki sejumlah elemen yang harus mendapat penilaian dan perhatian khusus. Menurut Munawir (2002:31) tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah: 1. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan
perusahaan
yang
harus
segera
diselesaikan
pada
saat
ditagih.Perusahaan yang mampu memenuhi kewajibannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut berada dalam likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut dikatakan dalam keadaan unlikuid.
Universitas Sumatera Utara
2. Mengetahui tingkat solvabilitas Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan itu dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek atau jangka panjang. 3. Mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas Rentabilitas atau sering juga disebut profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selam periode tertentu. Rentabilitas suatau perusahaan dapat diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemempuan perusahaan dalm menggunkan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahan dapat diketahi dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam satu periode dengan jumlah modal perusahaan. 4. Mengetahui tingkat stabilitas Menunjukkan kemampuan perusaan melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur degnan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutangnnya tetap pada waktunya. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja keuangan perusahaan memberikan penilaiaan atas pengelolaan aset dan dana yang diinvestasikan dala aset tersebut. Oleh sebab itu, manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi atas kinerja keuangannya.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Pengaruh Modal Kerja terhadap kinerja keuangan Pengaruh Modal kerja terhadap kinerja keuangan perusahaan tercermin dalam hubungan antar modal kerja dengan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dikemukakan oleh Sutoro (2000 : 214) menurutnya modal kerja sangat berpengaruh penting dalam kinerja keuangan perusahaan. Salah satu hal penting aktiva lancar dari perusahaa jumlahnya lebih dari setengah jumlah aktiva. Untuk perusahaan distribusi jumlahnya lebih besar lagi. Untuk menjalankan perusahaan secara efesien, piutang dan persediaan harus dimonitor dan dikendalikan secara seksama. Hal ini sangatlah penting bagi perusahaan yang sedang berkembang, karena investasi pada kedua aktiva ini cepat sekali berubah dan sulit dikendalikan. Kelebihan jumlah aktiva lancar dapat berakibat pada realisasi pengembalian investasi. Namun perusahaan dengan aktiva lancar yang lebih sedikit dapat menimbulkan kekurangan dan kesulitan dalam pelaksanaan operasionalnya. Modal kerja mendasari dua keputusan penting perusahaan, yaitu Tingkat optimal dari investasi pada aktiva lancar dan perpaduan yang sesuai antara pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang. Keputusan – keputusan tersebut mempengaruhi hasi- hasil yang diharapkan yaitu laba. Menurut Sartono (2007 : 76) menyatakan hubungan modal kerja dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, dan konsep yang mendasari manajemen modal kerja yang sehat adalah dua keputusan yang menyangkut persoalan dasar perusahaan, yaitu sebagai berikut : a. Tingkat optimal dari investasi pada aktiva lancar.
Universitas Sumatera Utara
b. Perpaduan yang sesuai antara pembiayaan jangka pendek dan jangka
panjang
yang digunakan untuk mendukung investasi pada kativa lancar. Dengan demikian perusahaan dalam hal ini manajemen harus dapat memperkirakan kebutuhan modal kerja. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi keadaan dimana modal kerjanya banyak yang menganggur, atau sebaliknya dimana keadaan modal kerja yang tersedia lebih kecil daripada modal kerja yang dibutuhkan sehingga akan mengakibatkan terganggunya operasional perusahaan. Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan sangat menentukan kontuinitas usahanya. Kelebihan atau kekurangan modal kerja akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kelebihan modal kerja menunjukkan adanya dana yang tidak produktif sehingga kesempatan memperoleh memperoleh laba yang lebih besar jadi terhambat. Sedangkan kekurangan modal kerja akan menghambat kelancaran operasional perusahaan karena tidak tersdianya dana yang dibutuhkan dengan segera. Adanya modal kerja yang cukup serta digunakan secara efektif untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari maka perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian masalah modal kerja
dengan kinerja keuangan
perusahaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, Karena modal kerja dipergunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan operasi sedangkan laporan kinerja keuangan digunakan untuk menilai keberhasilan operasi perusahaan dan kinerja keuangan juga digunakan untuk menunjukkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi .
Universitas Sumatera Utara
2.5 Penelitian Terdahulu Penelitian Theresia (2007), mengenai pengaruh hutang lancar dan hutang jangka panjang terhadap laba usaha pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh hutang lancar dan hutang jangka panjang terhadap laba usaha di perusahaan Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. penelitian ini menggunakan perhitungan melalui aplikasi komputer SPSS 16.00 dengan tingkat signifikan (α) = 5%. Kesimpulan yang dihasilkan melalui uji F adalah hutang lancar dan hutang jangka panjang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba usaha. Pengujian secara parsial (uji t), hutang lancar dan hutang jangka panjang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba usaha. Penelitian Darminto (2006), mengenai Pengaruh investasi aktiva, Pendanaan dan pengelolaan Aktiva terhadap kinerja keuangan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). 1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel investasi aktiva dengan tingkat signifikan (α) = 1% berpengaruh terhadap kinerja keuangan. 2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendanaan dengan tingkat signifikan (α) = 1% berpengaruh terhadap kinerja keuangan. 3) Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengelolaan aktiva dengan tingkat signifikan (α) = 1% berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Ini beberarti bahwa variabel invetasi akriva, variabel pendanaan dan variabel pengelolaan aktiva secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual atau kerangka berfikir adalah “sintesa tentang hubungan
variabel
yang
dideskripsikan.Berdasarkan
disusun
dari
berbagai
teori-teori
yang
teah
teori
yang
dideskripsikan
telah trsebut,
selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sitesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti” (Sugiyono, 2006 : 49). Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disusun suatu kerangka konseptual tentang bagaimana hubungan antara variabel bebas yaitu hutang lancar dan dana jangka panjang dengan variabel terikat yaitu kinerja keuangan. Sumber dana yang digunakan untuk membiayai modal kerja perusahaan berasal dari dalam dan luar perusahaan. Sumber dana dari dalam perusahaan berasal dari hasil operasi berupa laba yang ditahan sedangkan sumber dana dari luar perusahaan dapat dana jangka pendek dan dana jangka panjang Hutang lancar adalah sumber pendanaan dari luar perusahaan berupa kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kebijakan jangka pendek lain. Semakin besar proporsi hutang jangka pendek mendanai aktiva lancar dibandingkan dengan total hutangnya maka profitabilitas perusahaan semakin tinggi (Van Horne, 2005:309). Peningkatan laba tersebut diakibatkan semakin pendeknya jadwal jatuh tempo sehingga tingkat bunga semakin kecil tetapi di sisi lain semakin besar risiko perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Dana jangka panjang merupakan sumber pendanaan yang memiliki jangka waktu yang panjang dibandingkan dengan hutang yang lainnya. Menurut Van Horne (2005:318) semakin tinggi garis pendanaan jangka panjang, semakin konservatif kebijakan pendanaan perusahaan sehingga akan semakin tnggi biayanya. Semakin lama jadwal jatuh tempo hutang perusahaan akan semakin mahal pendanaanya dimana beban bunga yang lebih tinggi dibandingkan denga hutang jangka pendek tetapi di sisi lain resiko perusahaan untuk pembayaran semakin kecil. Penentuan kebijakan sumber pendanaan yang digunakan perusahaan tersebut tentunya akan mempengaruhi laba yang akan diperoleh perusahaan. laba usaha merupakan laba operasi berkelanjutan yang dikombinasikan dengan jumlah biaya dalam suatu periode tertentu Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba menjadi tolak ukur perusahaan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian, maka kerangka konseptual sebagai berikut : Hutang Lancar (𝑿𝟏 )
Kinerja keuangan (Y)
Dana Jangka Panjang (𝑿𝟐 ) Kerangka Konseptual Gambar 2.1
Universitas Sumatera Utara
2.7 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konseptual, maka di hipotesiskan bahwa : “Pendanaan modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara