BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Komputerisasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut James O‟brien (2006:9) sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input (masukan) serta menghasilkan output (keluaran) dalam proses tranformasi yang teratur. Menurut S. Prajudi Atmosudirdjo (2005:15) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur atau komponen-komponen yang berkaitan dan terhubung satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemprosesan atau pengolahan yang tertentu. Menurut Davis (Gordon, 2002:6) sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Pengertian lain yang dikemukakan oleh Kumorotomo (1998:8) secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Sistem dapat didefenisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan (Sutanta, 2003:4). Suatu sistem adalah suatu
6 Universitas Sumatera Utara
7
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Paulus, 2005:23). 2.1.2 Pengertian Komputerisasi Pemanfaatan komputer dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah teknologi pembelajaran. Sejarah teknologi pembelajaran ini sendiri merupakan kreasi berbagai ahli dalam bidang terkait, yang pada dasarnya ingin berupaya dalam mewujudkan ide-ide praktis dalam menerapkan prinsip didaktik, yaitu pembelajaran yang menekankan perbedaan individual baik dalam kemampuan maupun dalam kecepatan. Sejarah pembelajaran berbasis komputer dimulai dari munculnya ide-ide untuk menciptakan perangkat teknologi terapan yang memungkinkan seseorang melakukan
proses
belajar
secara
individual.
Dalam
sejarah
teknologi
pembelajaran kita menemukan bahwa karya Sydney L. Pressey (1960) untuk menciptakan mesin mengajar atau teaching machine bisa dicatat sebagai pelopor dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Rusman (2011:288) Pembelajaran berdasarkan komputer sangat dipengaruhi oleh teori belajar kognitif model pemrosesan informasi (information processing model), yang mulai berkembang pada tahun 60 dan 70-an. Model ini menampilkan konseptualisasi dari sistem memori pada manusia yang mirip dengan sistem memori pada komputer. Rusman (2011:289).
Universitas Sumatera Utara
8
2.1.3 Pengertian Sistem Komputerisasi Menurut Tata Sutabri dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen (2003:106) sistem komputerisasi adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya dan menghasilkan output di bawah pengawasan suatu langkah instruksi program yang tersimpan di memori (stored program). 2.1.4 Komponen Sistem Komputerisasi Penggunaan komputer dapat meningkatkan efektivitas kerja dalam rangka menunjang kegiatan organisasi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai bagian atau komponen dari sistem komputerisasi menurut Zulkifli Amsyah (2003:163) dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen, yaitu : 1. Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras atau Hardware adalah peralatan dalam bentuk fisik yang menjalankan sistem komputer. Hardware digunakan sebagai media untuk menjalankan software dan peralatan ini berfungsi untuk menjalankan instruksiinstruksi yang diberikan dan mengeluarkannya dalam bentuk informasi yang digunakan oleh manusia untuk laporan. Perangkat keras terdiri dari : a. Input device Merupakan alat yang digunakan untuk memasukkan data atau isntruksi ke dalam komputer. Input device sesuai dengan namanya hanya digunakan untuk memasukkan data atau instruksi ke dalam CPU (process device). Contoh : keyboard, mouse, lightpen, dan joystick.
Universitas Sumatera Utara
9
b. Process device Merupakan alat yang digunakan untuk melaksanakan kumpulan instruksi yang akan ditujukan untuk menghasilkan suatu hasil tertentu yang dikehendaki. Process device dapat melakukan tugasnya jika ada masukan dari input device baik berupa data atau instruksi. Alat ini disebut Central Processing Unit (CPU). c. Output device Merupakan alat yang digunakan untk menampilkan laporan atau informasi hasil pengolahan dari input, baik ditampilkan pada layar monitor maupun dicetak pada media lain. Contoh : monitor, printer, dan plotte.
2. Perangkat Lunak (Software) Perangkat lunak atau Software adalah rangkaian prosedur dan dokumentasi program yang berfungsi untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dikehendaki. Perangkat lunak ini dijalankan pada processing device jika mendapatkan respon masukan dari input device dan hasil proses yang dilakukan oleh perangkat lunak dikeluarkan dengan output device. Contoh: DOS, Microsoft Windows, Unix, dan Linux. 1) Database Data yang berisi program dan data yang dibutuhkan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti disket, harddisk, magnetic tape, dan sebagainya. Data juga meliputi pengeluaran dan catatan lain di atas kertas, micro film dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
10
2) Prosedur Merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada tiga jenis prosedur yang dibutuhkan yaitu : a) Instruksi untuk pemakai. b) Instruksi untuk penyiapan masukan. c) Instruksi pengoperasian karyawan pusat komputer. 3. Perangkat Pikir (Brainware) Perangkat pikir atau Brainware adalah orang yang menggunakan komputer. Orang tersebut harus mempunyai kemampuan minimal dapat memasukkan data dan mengeluarkan
informasi. Perangkat
pikir sangat
menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses yang dilakukan pada process device, karena komputer hanya akan bekerja jika mendapatkan instruksi yang diberikan oleh perangkat pikir. Perangkat pikir terdiri dari : a. Operator Komputer Petugas mengoperasikan secara langsung sistem komputer, seperti menyiapkan perangkat keras dan perangkat lunak serta menyiapkan media untuk perekaman data dan pencetakan dokumen. b. Analisis Sistem Bertugas mempelajari dan menganalisis permasalahan yang tumbuh pada suatu organisasi/organisasi, baik organisasi bisnis maupun ilmiah serta arah yang baik bagi pembangunan atau pengembangan suatu informasi.
Universitas Sumatera Utara
11
c. Programmer Merupakan staf EDP (Electronic Data Processing) yang menangani pembuatan program dengan menggunakan bahasa program atau package program yang dikuasainya. d. Personil Data Entry Bertugas memasukkan data atau merekam data ke dalam komputer (Secondary storage) sesuai instruksi yang ada. e. Manajer Sistem Informasi/EDP Merupakan jabatan tertinggi di dalam bidang komputer. Dalam rangka menjalankan tugasnya, ia harus menyiapkan rencana jangka panjang maupun janga pendek dan menyiapakan anggaran setiap tahunnya untuk keperluan pemeliharaan hardware, software, training, maintenance dan lain-lain.
2.1.5 Tujuan dan Keuntungan Penerapan Sistem Komputerisasi Adapun
tujuan
dari
penerapan
sistem
komputerisasi
menurut
Sedarmayanti (2001:69) sebagai berikut : 1. Dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi kerja dalam rangka menunjang kegiatan organisasi. 2. Menunjang pengelolaan informasi secara terpadu. 3. Dapat menyimpan data dan informasi lebih baik, aman, rapi dan dapat menghemat ruangan.
Universitas Sumatera Utara
12
Sedangkan keuntungan diterapkan sistem komputerisasi menurut Zulkifli Amsyah (2003:130), antara lain adalah sebagai berikut : 1. Efektivitas dan efesiensi lebih tinggi. 2. Pengawasan kegiatan dapat dilakukan lebih tertib. 3. Biaya lebih rendah. 4. Kesalahan lebih sedikit. 5. Meningkatkan pelayanan pelanggan. 6. Memudahkan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan operasional dan distribusi. 7. Keputusan yang berdasarkan informasi akan lebih mudah dibuat. 8. Mengurangi pemakaian ketatausahaan
2.2 Produktivitas Kerja 2.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja Setiap organisasi mutlak perlu memegang prinsip efisiensi. Secara sederhana prinsip efisiensi pada dasarnya berarti menghindari segala bentuk pemborosan. Mengingat kenyataan bahwa kemampuan suatu organisasi mengadakan dan memiliki sarana dan prasarana kerja yang juga disebut sebagai sumber dana dan daya yang diperlukannya guna menjalankan roda organisasi selalu terbatas, padahal tujuan yang ingin dicapai tidak terbatas, maka tidak pernah ada pembenaran untuk membiarkan pemborosan terjadi. Pengalaman dari berbagai organisasi menunjukkan dengan jelas bahwa banyak faktor penyebab terjadinya inefisiensi, misalnya pemborosan dapat timbul karena ketidaksesuaian pengetahuan dan keterampilan para pelaku dalam
Universitas Sumatera Utara
13
menggunakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah dimiliki itu. Oleh karena itulah, peningkatan produktivitas kerja aparatur merupakan peran yang harus dilakuakan oleh seorang pemimpin. Secara umum produktivitas menurut Hasibuan (2006:126) adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Sedangkan menurut Kapustin dalan Hasibuan menyatakan bahwa produktivitas kadangkadang dipandang sebagai penggunaan intensif terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja dan masih yang diukur secara tepat dan benar-benar menunjukkan suatu penampilan yang efisiensi. Adapun menurut Timpe dalam Ridwan (2009:393) mengatakan bahwa walaupun tidak ada dua individu yang sama, mungkin dapat dikembangkan suatu wadah yang mencakup ciri-ciri umum pegawai yang produktif. Adapun cirri-ciri umum pegawai produktif tersebut sebagai berikut: 1. Lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan 2. Bermotivasi tinggi 3. Mempunyai orientasi pekerjaan positif 4. Kedewasaan, dan 5. Dapat bergaul dengan efektif.
Siagaian (2007:1) mengatakan bahwa keseluruhan upaya meningkatkan produktifitas kerja mutlak perlu didasarkan pada berbagai postulat sebagai landasan dan titik tolak berpikir dan bertindak. Diantara postulat yang teramat penting untuk diperhatikan diuraikan secara singkat dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
14
a. Pentingnya Efisiensi Setiap organisasi mutlask perlu memegang prinsip efisiensi. Secara sederhana prinsip efisiensi pada dasarnya berarti menghindari segala bentuk pemborosan
mengingat
kenyataan
bahwa
kemampuan
suatu
organisasi
mengadakan dan memiliki sarana kerja yang juga di sebut sebagai sumber dana dan daya yang diperlukan guna menjalankan roda organisasi menunjukkan dengan jelas bahwa banyak faktor penyebab terjadinya inefisiens, misalnya : pemborosan dapat timbul karena perilaku yang sifatnya disfungsional dari para anggota organisasi dan karena ketidak sesuaian pengetahuan dan keterampilan para pelaku dalam menggunakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah dimiliki itu. b. Sumber Daya dan Dana Hanya Benda Mati Karena pada dirinya berbagai sumber daya dan dana merupakan „benda mati‟ maka sarana dan prasarana tersebut harus harus digunakan sedemikian rupa sehingga memberi manfaat sebesar-besarnya selama mungkin. Berbagai cara dapat ditempuh oleh suatu organisasi untuk mengadakan sarana dan prasarana dimaksud. Ada diantaranya yang dibuat sendiri, ada yang di sewa, ada yang dapat disewa beli, ada yang mungkin di pinjam, dan ada pula yang harus di beli dari organisaisi lain yang berperan sebagai pemasok. Yang dimaksud dengan sarana dan prasarana kerja adalah bangunan fisik perabot dan peralatan kantor, wahasa mobilitas, uang bahan mentah dan bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi produk tertentu, informasi dan waktu.
Universitas Sumatera Utara
15
c. Sumber Daya Manusia Sebagai Elemen yang Sangat Strategis. Sumber daya manusia merupakan elemen yang penting dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja mungkin hanya dilakukan oleh manusia. Sebaliknya sumber daya manusia pula yang dapat menjadi penyebab terjadinya pemborosan dan inefisiensi dalam berbagai bentuk. Karena itu, memberikan perhatian kepada unsure manusia merupakan salah satu tuntutan dalam keseluruhan unpaya meningkatkan produktivitas kerja. d. Komponen Dasar Penentu Produktivitas Kerja. Upaya meningkatkan produktivitas kerja seyogyanya tidak di pandang sebagai hal yang tidak bersifat teknis. Segi-segi yang alin yang tidak dapat berperan sebagai factor penentu keberhasilan upaya tersebut antara lain, tujuan organisasi, perumusan visi dan misi, penentuan strategi organisasi, dan pemanfaatan teknologi dan produktivitas kerja.
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Produktivitas Kerja Produktivitas kerja adalah hasil kerja kariawan/pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Produktivitas individu ini akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi. Dengan kata lain, produktivitas kerja individu adalah hasil : 1. Atribut individu, yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan sesuatu. Atribut individu meliputi faktor individu (kemampuan dan keahlian, latar
Universitas Sumatera Utara
16
belakang serta demografi) dan faktor psikologi meliputi persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran dan motivasi. 2. Upaya kerja (work effort), yang membentuk keinginan untuk mencapai sesuatu. 3. Dukungan organisasi, yang memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu. Menurut A. Dale Timple dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2009:15), faktor-faktor produktivitas kerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya, produktivitas kerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai produktivitas kerja yang jelek disebabkan orang tersebut mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaikinya. Faktor eksternal Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Produktivitas kerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang mempengauhinya. Menurut Mahmudi dalam A.A. Prabu Mangkunegara (2009:17) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah :
Universitas Sumatera Utara
17
1. Faktor personal/individu, meliputi : pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki setiap individu. 2. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan menejer dan teman leader. 3. Faktor tim, meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan teman dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim. 4. Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang dibrikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kerja dalam organisasi; d 5. Faktor kontekstual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal. Sedangkan menurut J.Ravianto (1986:87) terdapat pula berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, diantaranya adalah : 1. Sikap mental, berupa a. Motivasi kerja b. Disiplin kerja c. Etika kerja 2. Pendidikan Pada umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan arti pentingya produktivitas dapat mendorong pegawai yang bersangkutan melakukan tindakan yang produktif
Universitas Sumatera Utara
18
3. Keterampilan Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Pegawai akan lebih menjadi terampil apabila mempunyai kecakapan (Ability) dan pengalaman (Experience) yang cukup. 4. Manajemen Pengertian manajemen ini berkaitan dengan sistem yang dikaitkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta mengendalikan staf/bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan yang produktif. 5. Hubungan industrial pancasila Dengan penerapan hubungan industrial pancasila, maka akan : a. Menciptakan ketenangan kerja dan memberikan motivasi kerja secara produktif sehingga produktifitas meningkat. b. Menciptakan
hubungan
kerja
yang
serasi
dinamis
sehingga
menumbuhkan partisipasi dalam usaha meningkatkan produktivitas. c. Menciptakan harkat dan martabat pegawai sehingga mendorong diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya peningkatan produktivitas. 6. Tingkat penghasilan Apabila tingkat penghasilan memadai maka dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.
Universitas Sumatera Utara
19
7. Jaminan sosial Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada pegawainya dimaksudkan untuk menigkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apabila jaminan sosial pegawai mencukupi maka akan dapat menimbulkan kesenangan bekerja. Sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja. 8. Lingkungan dan iklim kerja Lingkungan dan iklim yang kerja yang baik akan mendorong pegawai akan senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas. 9. Sarana produksi Mutu sarana produksi
sangat berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas. Apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik kadangkadang dapat menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai. 10. Teknologi Apabila teknologi yang dipakai tepat dan tingkatannya maka akan memungkinkan a. Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi b. Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu c. Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa Dengan memperhatikan hal termaksud, maka penerapan teknologi dapat mendukung peningkatan produktivitas.
Universitas Sumatera Utara
20
11. Kesempatan berprestasi Pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karir atau pengembangan potensi yang pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi organisasi. Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja. 2.2.3 Strategi Meningkatkan Produktivitas Kerja Strategi adalah sebah rencana komprehensif yang mengintegrasikan resources dan capabilities dalam tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi Yuniarsih Tjutju dan Suwatno (2009:171). Agar
peningkatan
produktivitas
kerja
terwujud,
pemimpin
perlu
memahami secara tepat tentang faktor-faktor penentu keberhasilan peningkatan produktivitas kerja. Menurut Siagian dalam TjutjuYuniarsih dan Suwatno (2009: 171) faktor-faktor tersebut sebagian diantaranya adalah “etos kerja yang harus dipegang teguh oleh semua pegawai dalam organisasi”. Menurutnya etos kerja adalah norma-norma yang bersifat mengikat dan ditetapkan secara eksplisit serta praktek-praktek yang diterima dam diakui sebagai kebiasaan yang wajar untuk dipertahankan dan diterapkan dalam kehidupan kekaryaan anggota dalam suatu organisasi. Etos kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Perbaikan Terus Menerus Salah satu upaya dalam mengikatkan produktivitas kerja adalah dengan melakukan perbaikan terus-menerus oleh seluruh komponen organisasi. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat dalam mengelola organisasi
Universitas Sumatera Utara
21
dengan baik, tetapi merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian dari manajemen mutakhir. Hal ini menjadi penting karena tuntutan agar terusmenerus berubah baik secara internal maupun eksternal 2. Pengingkatan Mutu Hasil Pekerjaan Peningkatan produktivitas kerja dapat dicapai melalui peningkatan hasil kerja oleh semua orang dan segala komponen organisasi. Mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua pegawai dalam organisasi. Peningkatan mutu sumber daya manusia merupakan aspek lain yang sangat penting sebagai peningkatan mutu hasil kerja. 3. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan unsur paling penting dalam organisasi. Oleh karena itu pemberdayaan sumber daya manusia merupakan etos kerja yang sangat mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua pemimpin dalam hierarki organisasi, manakala pimpinan berupaya untuk meningkatkan kerja pegawainya. Adapun menurut TjutjuYuniarsih dan Suwatno (2009: 172) ada beberapa strategi
responsitioning
perilaku
sumber
daya
manusia
yang
dapat
dipertimbangkan untuk mencapai keunggulan kompetitif, yaitu sebagai berikut : 1. Strategi Inovasi Strategi ini lebih menekankan pada pengembangan perilaku kreatif, mandiri namun kooperatif, dan siap menanggung resiko. Dalam implementasinya, setiap individu harus berorientasi pada target jangka panjang, memadukan aspek kualitas dengan kuantitas, serta mensinergikan proses dengan hasil berdasarkan kondisi input yang ada.
Universitas Sumatera Utara
22
2. Strategi Kualitas Strategi ini menekankan pada pengembangan perilaku repetitive, prediktif, mau bekerja sama, namun kurang berani menanggung resiko. Dalam implementasi, setiap individu cenderung berorientasi pada pencapaian target jangka menengah dan memprioritaskan pencapaian kualitas, melalui proses yang terkontrol. 3. Strategi Pengurangan Biaya Strategi ini lebih menekankan pada pengembangan perilaku repetitive, prediktif, fokus jangka pendek, leih mengutamakan pada kegiatan individu dan otomatisasi lebih memperhatikan kuantitas dari pada kualitas, kurang berani mengambil resiko, lebih menyukai kegiatan (pekerjaan) yang bersifat stabil.
2.2.4 Manfaat Pengukuran Produktivitas Kerja Setiap
organisais
maupun
bentuknya,
perlu
mengetahui
tingkat
produktivitas pegawainya. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengukur tingkat perbaikan produktivitas kerja pegawainya dari waktu ke waktu dengan cara membandingkan dengan produktivitas standar yang telah ditetapkan oleh pemimpin. Kegiatan ini menjadi penting agar organisasi ini dapat meningkatkan daya saing dari hasil kerja pegawai terutama di era globalisasi yang semakin kompetitif. Gaspersz dalam Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2009:164) menyatakan bahwa terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
23
1. Organisasi dapat menilai efisiensi konversi penggunaan sumber daya, agar dapat meningkatkan produktivitas. 2. Perencanaan sumber daya akan menjadi efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka panjang maupun jangka pendek. 3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis organisasi dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas yang tepat, dipandang dari sudut produktivitas. 4. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktifitas sekarang. 5. Strategi untuk mengikatkan organisasi dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas yang ada diantara tingkat produktivitas yang diukur. Dalam hal ini tingkat produktivitas akan memberikan informasi dalam mengidentifikasi masalah atau perubahan yang terjadi sebelum tindakan koretif diambil. 6. Pengukuran produktivitas menjadi informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas antar organisasi pada skala nasional maupun global. 7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilakn dari satuan pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan organisasi. 8. Pengukuran produkktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya peningkatan produktivitas terus-menerus. Untuk menentukan perubahan pelayanan masyarakat dari wktu ke waktu dan membandingkan efektifitas yang relative dari pemerintah daerah telah digunakan pengukuran
produktivitas
sector
masyarakat.
Disamping
itu,
Universitas Sumatera Utara
24
produktivitas digunakan oleh pemerintah untuk menyelidiki lingkup persoalan dan mengevaluasi pengaruh yang telah dirancang, selain itu juga untuk melengkapi informasi untuk pengarahan sumber-ssumber masyarakat. Menurut Sinungan (2008:22) pada tingkat organisasi, pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Pertama, dengan pemberitahuan awal, instalasi dan pelaksanaan suatu sistem pengukuran, akan meninggikan kesadaran pegawai dan inatnya pada tingkat dan rangkaian produktivitas. Kedua, diskusi tentang gambaran-gambaran yang berasal dari metode-motode yang relative kasar ataupun data-data yang kurang memenuhi syarat sekalipun ternyata memberi dasar bagi penganalisaan proses yang konstruktif atas produktif. Manfaat lain menurut Sinungan (2008:22) yang diperoleh dari pengukuran produktivitas mungkin terlihat pada penempatan organisasi yang tetap seperti dalam menentukan target/sasaran tujuan yang nyata dan pertukaran informasi antara anggota dan manajemen secara periodie terhadap masalah-masalah yang saling berkaitan. Pengamatan atas perubahan-perubahan dari gambaran data yang diperoleh sering nilai diagnosa yang menunjuk pada kemacetan dan rintangan dalam meningkatkan penampilan organisasi. Satu keuntungan praktis dari pengukuran produktivitas adalah pembayaran staf. Gambaran-gambaran data melengkapi suatu dasar bagi andil manfaat atas penampilan yang ditingkatkan.
2.3 Hubungan Sistem Komputerisasi dan Produktivitas Kerja Hampir semua unit organisasi memerlukan penggunaan alat pengolah informasi yaitu komputer, seperti : akuntansi, teknik, personalia, distribusi, dan
Universitas Sumatera Utara
25
keuangan. Pada unit-unit kerja tersebut pengolahan data digunakan untuk mendukung kegiatan transaksi rutin dan proses pekerjaan manajemen dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Penerapan sistem komputerisasi sangat berperan besar dan akan memberi pengruh besar terhadap efektivitas kerja pegawai. Komputerisasi sebagai peralatan elektronik yang dapat menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen yang diperlukan untuk mempermudah proses perencanaan, pengendalian dan operasi secara efektif. Peranan komputer dapat membantu secara maksimal, karena output komputer memang menghasilkan informasi yang terotomatis dan dapat diinformasikan. Penggunaan komputer yang menjamin bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilakukan secara efektif dan efesien. Komputer menyediakan informasi dalam jumlah banyak yang tepat waktu dan rinci yang diambil dari operasi sehari-hari. Komputerisasi dapat membuat rencana strategis dan pengendalian manajemen sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan efektif. 2.4 Kerangka Pikir Alur pikir penelitian beserta hubungan dari perubah-perubahnya untuk pemecahan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini. Variabel Bebas (X)
Sistem Komputerisasi 1. Perangkat Keras (Hardware) 2. Perangkat Lunak (Software) 3. Perangkat Pikir (Brainware)
Variabel Terikat (Y)
Produktivitas Kerja 1. 2. 3. 4.
Efektifitas Kerja Efesiensi Kerja Semangat Kerja Disiplin Kerja
Universitas Sumatera Utara
26
2.5 Hipotesis Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antar variabel-variabel dalam penelitian, serta pernyataan yang spesifik (Kuncoro, 2003:59). Hipotesis tersebut harus terbukti kebenarannya dan ketidakbenarannya lewat pengumpulan dan penganalisaan data penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Hipotesis Nihil (Ho) “Tidak terdapat pengaruh positif antara sistem komputerisasi terhadap produktivitas kerja pegawai di Kantor Pengadilan Agama
Simalungun”.
2. Hipotesis Alternatif (Ha) “Terdapat pengaruh positif antara antara sistem komputerisasi terhadap produktivitas kerja pegawai di Kantor Pengadilan Agama
Simalungun”.
2.6 Definisi Konsep Konsep adalah suatu hasil pemaknaan dalam intelektual manusia yang memang merajuk ke gejala nyata kea lam empiric. Konsep adalah sarana merujuk kedua empiris dan bukan merupakan refleksi sempurna (Mutlak) dunia empiris bahkan konsep bukanlah dunia empiris itu sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan definisi dari beberapa konsep yang digunakan : 1. Sistem komputerisasi merupakan sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan secara otomatis
Universitas Sumatera Utara
27
menerima dan menyimpan data input, memprosesnya dan menghasilkan output di bawah pengawasan suatu langkah instruksi program yang tersimpan di memori (stored program). 2. Produktivitas Kerja adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikkan produktivitas dapat diakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu. 2.7 Defenisi Operasional Menurut Singarimbun (1995:46) defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Defenisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan operasional dari suatu penelitian adalah : Adapun yang menjadi Variable bebas (X) pada penelitian ini adalah Sistem Komputerisasi dan menurut Zulkifli Amsyah (2003:163) yang menjadi indikator untuk mengukurnya sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) Adapun dimensi-dimensi hardware yaitu : Hardware yang dapat berfungsi, Hardware yang sering digunakan. 2. Perangkat Lunak (Software) Adapun dimensi-dimensi software yaitu : Jenis software yang dimiliki organisasi, Software yang sering digunakan, Software yang sesuai dan benar-benar mendukung pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
28
3. Perangkat Pikir (Brainware) Brainware
adalah
orang
yang
menggunakan
komputer
dimensi
kemampuan dalam penggunaan komputer. Dan yang menjadi Variable terikat (Y) pada penelitian ini adalah Produktivitas kerja. menurut (Agus, 1995:476), indikator sebagai berikut : 1. Efektifitas kerja a. Kualitas kerja yaitu mutu dari pekerjaan yang dihasilkan/ baik atau tidaknya mutu yang dihasilkan. b. Kuantitas kerja yaitu menyangkut pencapaian target, hasil kerja yang sesuai dengan rencana organisasi. c. Ketepatan waktu yaitu penyelesaian kerja yang harus sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan. 2. Efisiensi kerja. a. Banyak atau sedikitnya kesalahan yang dilakukan dalam bekerja. b. Penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia dengan baik. c. Penghematan dalam melaksanakan tugas/pekerjaan. 3. Semangat kerja. a. Kecenderungan pegawai untuk bekerja lebih keras. b. Adanya pemberian penghargaan untuk memotivasi pegawai. 4. Disiplin kerja. a. Kepatuhan terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Adanya pemberian sanksi kepada pegawai yang melanggar peraturan.
Universitas Sumatera Utara