BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘melawan’ atau ‘mencegah’ dan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan
kehamilan.
Maksud
dari
kontrasepsi
adalah
menghindari/
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Untuk itu, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan intim/seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan.8 Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya itu bisa bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas. Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan menggunakan alat atau obatobatan.
Keluarga
berencana
adalah
suatu
usaha
menjarangkan
atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.9 Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : dapat dipercaya, tidak ada efek yang mengganggu kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus, tidak memerlukan motivasi terus menerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat
Universitas Sumatera Utara
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dapat diterima penggunannya oeh pasangan yang bersangkutan.1
2.2 Kontrasepsi Hormonal 2.2.1 Defenisi kontrasepsi hormonal Kontrasepsi hormonal merupakan metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya kehamilan. Kontrasepsi oral, merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak disukai oleh para perserta Keluarga Berencana.10 Dua jenis pil kontrasepsi oral yang tersedia di pasar, kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung estrogen dan progesteron dan progestin yang hanya berisi hanya progesteron.11 Estrogen di sebagian besar kontrasepsi oral kombinasi adalah senyawa yang sama, etinil estradiol, bervariasi 20-50 mikrogram (mcg). Pil yang diresepkan oleh penyedia Pelayanan Kesehatan di Brown umumnya memiliki estrogen 35mcg atau kurang. Progestin merupakan komponen kedua kontrasepsi oral kombinasi ini. Perusahaan farmasi telah menciptakan sejumlah progestin yang berbeda dengan kualitas yang sedikit berbeda, yang telah memungkinkan berbagai kontrasepsi oral kombinasi yang tersedia.7 Mayoritas kontrasepsi oral kombinasi berisi 21 pil aktif ; tujuh pil pertama menghambat ovulasi dan sisanya 14 pil mempertahankan anovulasi. Biasanya wanita pengguna pil ini mempunyai tujuh hari bebas pil atau meminum tujuh tablet plasebo sebelum memulai paket pil berikutnya. Dalam rentang waktu ini kebanyakan wanita tersebut akan mengalami perdarahan withdrawal.7
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Sejarah kontrasepsi pil hormonal
Perkembangan penggunaan pil kontrasepsi sebagai pencegah kehamilan diawali ketika pada tahun 1940 Sturgis dan Albright menjelaskan tentang efek hambatan ovulasi pada wanita yang mengkonsumsi preparat estrogen. Selanjutnya, dengan adanya perkembangan penemuan preparat progesteron oral yang kuat, maka kemungkinan untuk menghambat ovulasi secara konsisten dan membuat suatu periode menstruasi yang baru, telah menjadi kenyataan.10 Penggunaan preparat progesterone untuk menghambat ovulasi ini pertama kali dilakukan oleh Rock, Pincus dan Gracia. Preparat yang digunakan adalah derivat dari 19-nortestosterone, yang diberikan selama 20 (dua puluh) hari, dimulai dari hari ke 5 (lima) menstruasi sampai dengan hari ke 25 (dua puluh lima) dalam satu siklus menstruasi.10 Secara intensif, penelitian tentang penggunaan pil kombinasi dilakukan dibawah pimpinan Pincus dan Rock yang melakukan percobaan lapangan di Puerto Rico. Pil tersebut mengandung progestin norethynodrel dan estrogen mestranol, ternyata pil tersebut memiliki daya yang sangat tinggi untuk mencegah kehamilan. Ini permulaan terciptanya pil kombinasi. Pil yang terdiri dari kombinasi antara etinilestradiol atau mestranol dengan salah satu jenis progestagen (progesteron sintetik) kini banyak digunakan untuk kontrasepsi.10 Kemudian, sebagai hasil penelitian lebih lanjut, ditemukan pil sekuensial, mini pill, morning after pill, dan Depo-Provera yang diberikan sebagai suntikan. Dewasa ini masih terus dilakukan kegiatan penelitian lebih lanjut untuk
Universitas Sumatera Utara
menemukan suatu cara kontrasepsi hormonal yang mempunyai daya guna tinggi dan dengan efek samping yang sekecil mungkin.10 2.2.3 Mekanisme kerja pil hormonal Efek pil kontrasepsi untuk dapat mencegah kehamilan adalah merupakan kerja aktif dari komponen-komponen yang ada dalam pil tersebut. Pada pil kombinasi, komponen estrogen dan komponen progesteron bekerja sama untuk menghambat
terjadinya
ovulasi.
Aktifitas
tersebut
terjadi
pada
tingkat
hipotalamus, yaitu dengan menghambat GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), sehingga pelepasan FSH dan LH yang berasal dari kelenjar hipofisa anterior akan terhambat, dan hal tersebut akan menimbulkan hambatan pada ovarium secara sekunder.10 Dikatakan bahwa estrogen memiliki dominansi untuk menekan FSH, sehingga maturasi folikel dalam ovarium menjadi tehambat. Karena pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada, maka tidak terdapat pengeluaran LH. Ditengah-tengah daur haid kurang terdapat FSH dan tidak ada peningkatan kadar LH akan menyebabkan ovulasi menjadi terganggu. Estrogen dalam dosis tinggi dapat mempercepat perjalanan ovum, dan hal ini akan mempersulit terjadinya implantasi dalam endometrium dari ovum yang sudah dibuahi.10 Komponen progesterone lebih banyak menghambat LH dan hanya sedikit menghambat FSH. Fungsi dari progesterone dalam pil kombinasi adalah untuk lebih memperkuat khasiat estrogen, sehingga dalam 95 – 98% tidak terjadi ovulasi. Progesteron sendiri dalam dosis tinggi dapat menghambat terjadinya ovulasi, tetapi tidak pada dosis rendah. Progesteron memiliki khasiat :
Universitas Sumatera Utara
- Membuat lendir serviks uteri menjadi lebih kental, sehingga menghalangi penetrasi spermatozoa untuk masuk kedalam uterus. - Kapasitasi spermatozoa yang perlu untuk memasuki ovum terganggu -
Beberapa
jenis
progesterone
memiliki
efek
antiestrogenik
terhadap
endometrium, sehingga menyulitkan implantasi ovum yang telah dibuahi.10 Efek
progesteron
dan
estrogen
bersama-sama
dapat
dilihat
pada
endometrium, dimana endometrium menjadi sukar untuk mengalami implantasi dan menjadi lebih tipis, yang mengakibatkan para pemakai pil kontrasepsi jarang mengalami menstruasi. Dengan banyaknya modifikasi dalam rumus kimia dan dosis dari progesterone dan estrogen, maka aktifitas biologik dari berbagai jenis pil juga berbeda-beda. Untuk membandingkan khasiat farmakologi dari pil-pil kombinasi, selain dilihat dosisnya, juga harus dilihat dari jenis hormon yang terkandung dalam pil tersebut. Sebagai contoh, noretindron dan noretinodrel memiliki kekuatan yang sama, sedangkan noretindron asetat dua kali lebih kuat daripada noretindron, atau noretinodrel. Etinodiol diasetat 15 kali lebih kuat daripada norgestrel dan kira-kira 30 kali lebih kuat daripada noretindron atau noretinodrel. Etinil estradiol memiliki kekuatan 1,7 sampai 2 kali lebih kuat daripada mestranol. Hal ini penting untuk diketahui, apabila akan memberikan pil kontrasepsi, perlu dilakukan evaluasi terlebih dahulu tentang dosis dan jenis kedua hormon yang dipakai dalam pil kombinasi tersebut.10
Universitas Sumatera Utara
2.3
Kontrasepsi Oral Kombinasi
2.3.1. Jenis Kontrasepsi Oral Kombinasi Pada dasarnya sampai saat ini telah diketahui adanya beberapa jenis pil kontrasepsi sebagai berikut : 10 1. Pil Kombinasi Pil ini mengandung estrogen dan progesteron, diminum 1 tablet setiap hari, dan harus dimulai pada hari ke 5 (lima) saat menstruasi, dan diminum selama 20 (dua puluh) atau 21 (dua puluh satu) hari. Dengan memakai pil kombinasi maka pengeluaran LH (Luteinizing Hormone) akan dihambat, sehingga ovulasi tidak terjadi. Disamping itu, motilitas tuba Fallopii dan uterus juga ditinggkatkan, sehingga fertilisasi akan sulit terjadi. Efek yang lain terhadap traktus urogenitalis adalah modifikasi pematangan endometrium sehingga implantasi menjadi sukar, dan terjadi pula pengentalan dari lendir serviks uteri sehingga pergerakan sel sperma menjadi terhalang.10
2. Pil Kontrasepsi 2 Fase Pil ini terdiri dari 21 tablet, yang kesemuanya mengandung ethinyl-estradiol 35 Ug, tetapi 10 tablet pertama mengandung progesteron 0.5 mg, dan 11 tablet berikutnya mengandung progesteron sebesar 1 mg. Model pil ini lebih mendekati siklus menstruasi yang normal, sehingga dapat lebih menurunkan terjadinya efek samping yang tidak diinginkan. Khasiat pil ini untuk mencegah kehamilan tetap sama dengan pil lain yang mengandung jumlah estrogen yang sama.10
Universitas Sumatera Utara
3. Pil Kontrasepsi Oral 3 Fase Dalam pil kontrasepsi 3 fase, kadar estrogen dan progesteron bervariasi sedemikian rupa, sehingga mirip sekali dengan keadaan alamiah dalam tubuh penggunanya. Kadar hormon-hormon tersebut dalam pil adalah sebagai berikut: - 6 tablet berisi ethynilestradiol 30 Ug dan levonorgestrel 50 Ug - 5 tablet berisi ethynilestradiol 40 Ug dan levonorgestrel 75 Ug - 10 tablet berisi ethynilestradiol 30 Ug dan levonorgestrel 125 Ug Pil kontrasepsi jenis ini memiliki efek samping yang paling minimal apabila dibanding dengan jenis yang lain, tetapi efek untuk mencegah kehamilan tetap sebanding.10
4. Pil Pasca Sanggama (post coital pill/morning after pill) Pil ini hanya mengandung estrogen saja, namun dalam dosis yang besar. Cara mengkonsumsi pil ini adalah diberikan selama 5 (lima) hari berturutturut, dan harus mulai deiberikan paling lama 72 (tujuh puluh dua) jam setelah sanggama. Cara kerja pil ini adalah dengan menghambat terjadinya implantasi/penempelan blastokist kedalam endometrium.10
5. Pil Berurutan (sequential pill) Dosis
pil
ini
merupakan
campuran
antara
pil
estrogen
dan
pil
kombinasi.Estrogen diberikan selama 15 hari pertama, selanjutnya diikuti dengan pemberian pil kombinasi estrogen dan progesteron selama 5 hari berikutnya. Khasiat pil ini sebagian besar tergantung pada komponen estrogennya yang bekerja menghambat LHRH (Lutein Hormone Releasing
Universitas Sumatera Utara
Hormone), sehingga FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) tidak dikeluarkan. Akibatnya, proses ovulasi akan menjadi terhambat.10
6. Mini Pil Pil jenis ini merupakan pil tunggal yang hanya mengandung progesteron saja, dan diberikan setiap hari. Cara kerja pil ini ialah dengan meningkatkan kekentalan lerdir serviks uteri sehingga sperma menjadi sulit untuk bergerak. Pil ini juga menyebabkan adanya perubahan pada endometrium, sehingga implantasi dapat dihambat.10
7. Pil Kontrasepsi Untuk Pria Saat ini telah ditemukan suatu bahan yang disebut Gosypol, yang ternyata memiliki efek spermatisida (membunuh sel sperma), baik pada pemakaian lokal maupun sistemik. Lebih lanjut, penggunaan obat ini masih dalam penelitian
para
ahli,
baik
tentang
farmakologinya
maupun
tentang
toksikologinya.10
2.3.2.Keuntungan Kontrasepsi Oral Kombinasi 10 Apabila diminum secara teratur, pil kontrasepsi memiliki efektifitas untuk mencegah terjadinya kehamilan hampir mendekati 100%. Tidak ditemukan adanya abortus spontan atau abnormalitas pada bayi yang dikandung, apabila terjadi
kehamilan
selama
pemakain
pil
tersebut.
Pada
wanita
yang
menghentikan pemakaian pil kontrasepsi karena ingin hamil, ternyata tidak menunjukkan adanya infertilitas yang permanen, serta tidak didapatkan
Universitas Sumatera Utara
hubungan antara besarnya angka kehamilan dengan lamanya pemakaian kontrasepsi oral. Penggunaan pil kontrasepsi pada masa lalu ternyata juga tidak mengganggu kehamilan yang terjadi kemudian setelah penghentian pemakaian, dan tidak meningkatkan risiko kematian janin dalam rahim, tidak meyebabkan prematuritas, kelainan kongenital dan kematian perinatal. Pada beberapa penelitian menyebutkan bahwa penghentian penggunaan pil kontrasepsi tidak akan menyebabkan bayi yang lahir memiliki berat badan lahir rendah, namun ada yang menyebutkan akan terjadi kelahiran dengan berat badan yang rendah apabila pil kontrasepsi masih digunakan pada kehamilan usia dini sekali, yaitu saat-saat mendekati waktu konsepsi. Selain itu, pil kontrasepsi juga memiliki kelebihan yang menguntungkan pada pemakainya, yaitu: a. Pencegahan terhadap infeksi/radang panggul (pelvic inflamatory disease) dan penyakit menular seksual. Hal ini bisa terjadi disebabkan mengentalnya lendir serviks uteri, sehingga mencegah masuknya kuman kedalam rahim. b. Pencegahan terhadap terjadinya kehamilan ektopik c. Pencegahan terhadap penyakit kanker ovarium, kanker endometrium, serta pencegahan terhadap timbulnya tumor jinak payudara. d. Mengurangi risiko terjadinya penyakit rheumatoid arthritis. e.Memperbaiki
kelainan-kelainan
menstruasi,
seperti
haid
tidak
teratur,dismenorhea, premenstrual tension, keluarnya darah haid yang banyak, serta mencegah endometriosis.
2.3.3. Kontraindikasi Kontrasepsi Oral kombinasi 10,12
Universitas Sumatera Utara
Kontraindikasi penggunaan pil kontrasepsi dapat dibagi menjadi dua, yaitu kontraindikasi mutlak/absolut dan kontraindikasi relatif. Kontraindikasi mutlak meliputi penyakit trombofeblitis atau tromboemboli, penyakit serebrovaskuler, dan juga penyakit jantung koroner. Penyakit tersebut diderita saat ini atau pernah diderita pada saat lampau. Penyakti lain adalah kanker payudara serta penyakit kanker lain yang dipengaruhi oleh estrogen, perdarahan pervaginam abnormal yang tidak terdiagnosis, kehamilan dan gangguan faal hati. Sedangkan kontra inidikasi relatif meliputi penyakit hipertensi, diabetes melitus, perokok, umur lebih dari 35 tahun, penyakit kandung empedu, gangguan faal hati ringan, gangguan faal ginjal dimasa lalu, epilepsi dan mioma uteri.
2.3.4. Efek Samping kontrasepsi oral kombinasi 10,12 Efek samping yang paling ditakuti pada pemakaian pil kontrasepsi adalah timbulnya penyakit pada sistem kardiovaskuler, terutama pada pemakai pil yang berumur lebih dari 35 tahun dan perokok. Pemakaian pil kontrasepsi juga akan meningkatkan risiko terkena penyakit-penyakit tromboemboli, penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler, serta hipertensi. Risiko yang lain adalah timbulnya tumor-tumor ginekologik, yaitu tumor mammae dan serviks uteri, serta timbulnya tumor-tumor ditempat lain, seperti tumor pada hati, melanoma dan tumor pada kelenjar hipofisa. Selain memungkinkan timbul efek samping yang berat, pada pemakai kontrasepsi oral juga bisa timbul efek samping yang lebih ringan, yang disebabkan oleh komponenkomponen dalam pil tersebut. Dari komponen estrogen, akan memberikan efek samping ringan berupa rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri
Universitas Sumatera Utara
pada payudara, dan keputihan. Sedangkan komponen progesteron akan menyebabkan efek samping ringan berupa perdarahan yang tidak teratur, bertambahnya berat badan, payudara mengecil, keputihan, jerawat dan kebotakan. Disamping itu, masih banyak efek samping yang lain, yang timbul pada
pemakai
penglihatan,
pil
kontrasepsi,
gangguan
seperti
metabolisme
misalnya
lemak
adanya
(kegemukan),
gangguan ganguan
metabolisme karbohidrat, gangguan pada sistem pembekuan darah, serta gangguan metabolisme protein.
2.4. Berat Badan 2.4.1. Defenisi berat badan Berat Badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, di mana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan anatara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang tidak dikehendaki. Berat badan harus selalu dievaluasi dalam konteks riwayat berat badan yang meliputi gaya hidup maupun status berat badan yang terakhir. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang.7
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Pengukuran Berat Badan 1. Timbangan Injak Timbangan injak biasa digunakan untuk mengetahui berat badan pada orang normal remaja dan dewasa. Contoh timbangan injak :7
Gambar 2.1. Timbangan Injak 2. Timbangan Dengan Pengukur Tinggi Badan Contoh timbangan yang lengkap dengan pengukur tinggi badan :7
Gambar 2.2. Timbangan dengan Pengukur Tinggi Badan
2.4.3 Indeks Massa Tubuh (IMT) Indeks Massa tubuh merupakan pengukuran yang membandingkan berat dan tinggi badan seseorang. Formula IMT digunakan diseluruh dunia sebagai alat
Universitas Sumatera Utara
diagnosa untuk mengetahui berat badan yang underweight, normal, overweight dan obesitas.7 Mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai pengganti dipakai Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Untuk usia lebih dari 20 tahun, menurut kriteria World Health Organization (WHO) / International Association for the Study of Obesity (IASO) / International Obesity Task Force (IOTF) dalam The Asia-Pasific Perspective : Redefining Obesity and Its Treatment (2000) seperti dikutip oleh Sugondo (2007) untuk kawasan Asia Pasifik.7 Berikut dapat dilihat pada table di bawah ini : Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT menurut kriteria Asia Pasifik No
IMT
Klasifikasi
1
< 18,5
Kurus (Kurang)
2
18,5 – 22,9
Normal (Ideal)
3
23 – 29,9
Kelebihan (Overweight)
4
30 – 34,9
Kegemukan (Obesitas) Tingkat I
5
35 – 39,9
Kegemukan (Obesitas) Tingkat II
6
> 40
Kegemukan (Obesitas) Tingkat III
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Overweight Metabolisme energi di dalam tubuh manusia diatur oleh berbagai faktor, baik yang menyebabkan meningkatnya penyimpanan energi, atau yang mendorong pemakaian energi. Pemakaian energi tubuh diatur dalam keadaan seimbang. Bila energi yang masuk lebih besar dari energi yang keluar, kelebihan energi tersebut akan disimpan dalam jaringan lemak.7 Overweight didefinisikan sebagai peningkatan berlebihan jaringan lemak pada otot dan jaringan skeletal. Overweight dikatakan jika IMT ≥ 23. Secara ilmiah kelebihan berat badan (overweight) terjadi akibat mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidak keseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini belum dapat dijelaskan secara pasti.7 Faktor yang menyebabkan terjadinya overweight 1. Faktor Genetik Kegemukan cenderung diturunkan sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Anggota keluarga tidak hanya berbagi gen tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bias mendorong terjadinya kegemukan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang. Menurut penelitian Haines et al (2007) dalam Sartika (2011) Jika ayah dan/atau ibu menderita overweight maka kemungkinan anaknya memiliki kelebihan berat badan sebesar 40-50 %.7 2. Faktor Lingkungan Lingkungan termasuk perilaku atau pola gaya hidup. Seseorang tidak dapat mengubah pola genetiknya tetapi dia dapat mengubah pola makan dan
Universitas Sumatera Utara
aktivitasnya. Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa anak-anak yang disekitar sekolahnya terdapat restoran cepat saji atau fast food akan memiliki kecenderungan untuk jarang mengomsumsi buah dan sayuran. Mereka lebih sering makan jenis fast food dan minum-minuman bersoda bila terdapat satu restoran cepat saji didekat sekolah mereka. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa restoran saji di sekitar sekolah akan memengaruhi pola dan kebiasaan makan dari siswa di sekolah tersebut. Pada akhirnya perubahan pola dan kebiasaan tersebut akan memengaruhi jumlah siswa yang kelebihan berat badan atau overweight dan kegemukan atau obesitas.7
3. Faktor Pola Makan Mengomsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, seperti gula, fruktosa, soft drink, bir dan wine akan menyebabkan berat badan karena karbohidrat. Jenis ini lebih muda diserap oleh tubuh. Para ahli menyebutkan bahwa orang yang makan dalam jumlah sedikit dengan frekuensi 4-5 kali sehari memiliki kadar kolesterol dan gula darah yang lebih rendah jika dibandingkan dengan frekuensi makannya kurang dari itu.7 4. Faktor Psikis Apa yang ada di dalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Orang gemuk sering kali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih banyak bila mereka tegang atau cemas. Dari hasil penelitian juga membuktikan kebenarannya. Orang gemuk makan lebih banyak dalam situasi yang sangat mencekam.7
Universitas Sumatera Utara
5. Faktor Aktivitas Fisik Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kegemukan di tengah masyarakat. Kurang gerak atau olahraga menyebabkan seseorang kurang mengeluarkan energi. Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor, yaitu tingkat aktivitas dan olahraga secara umum dan angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Kurangnya olahraga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi, olahraga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur fungsi metabolisme tubuh secara normal.7 2.5. Hubungan kontrasepsi hormonal dengan berat badan Banyak wanita meyakini bahwa kegunaan kontrasepsi kombinasi (estrogen + progesteron) berhubungan dengan kenaikan berat badan.13,14 Sebagaimana yang diuraikan oleh Hartanto, bahwa salah satu efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan KB Hormonal adalah perbedaan berat badan yaitu secara umum pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1-5 kg dalam tahun pertama meskipun penyebab pertambahan tidak terlalu jelas. Hipotesa para ahli menyebutkan bahwa kontrasepsi hormonal dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Perubahan kenaikan berat badan merupakan kelainan metabolisme yang paling sering dialami oleh manusia. Perubahan kenaikan berat badan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor hormonal yang terkandung dalam KB Hormonal yaitu hormon estrogen dan progesteron.15
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa KB hormonal dapat meningkatkan kenaikan berat badan pada akseptor yang relatif cepat, tahun pertahun.15 Penelitian-penelitian
yang
pernah
dilakukan
menunjukkan
bahwa
pil
kontrasepsi kombinasi memiliki efek pada metabolisme lipid & karbohidrat, protein hati dan koagulasi. Pengaruh pil kontrasepsi kombinasi pada tingkat lipid serum tergantung pada konsentrasi estrogen dan konsentrasi + jenis progestogens.11 Penelitian yang dilakukan Coney dkk dengan menggunakan etinil estradiol dosis rendah tidak menunjukkan adanya peningkatan berat badan.16 Mekanisme kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan peningkatan berat badan masih belum jelas. Beberapa mekanisme yang mungkin menyebabkan peningkatan
berat
badan
:
stimulasi
mekanisme
renin
angiotensinogen,
meningkatkan retensi urine, perubahan metabolisme karbohidrat, dan perubahan metabolisme otak yang menyebabkan peningkatan asupan cairan. Penekanan kolesistokinen serum dengan penggunaan kontrasepsi oral kombinasi mungkin berhubungan dengan peningkatan nafsu makan dan berat badan. Diduga juga bahwa ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi oral kombinasi dengan asupan energi total, pengguna kontrasepsi oral kombinasi yang mengkonsumsi makanan yang lebih banyak mengandung lemak dan sedikit karbohidrat. Mungkin di kemudian hari akan ada pil kontrasepsi yang mengandung progesteron anti mineralokortikoid, drosperinone, yang menyebabkan sedikit penurunan berat badan dan cocok untuk wanita yang rentan terhadap kenaikan berat badan.4 Secara teoritis, mekanisme biologis kenaikan berat badan sehubungan dengan kontrasepsi bisa disebabkan oleh retensi cairan secara sekunder karena aktivasi mineralokortikoid dan / atau renin-angiotensin-aldosteron dan / atau
Universitas Sumatera Utara
peningkatan
lemak
subkutan
secara
sekunder
karena
secara
hormonal
menyebabkan peningkatan nafsu makan dan asupan makanan.17,18,19,20 Progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan peningkatan berat badan.9 Selain efek merugikan, estrogen yang terkandung dalam pil kontrasepsi kombinasi mempunyai efek menguntungkan yaitu dapat mengubah profil lipoprotein serum, peningkatan HDL dan penurunan LDL tetapi efek estrogen ini ditiadakan oleh progestogen.11 Oleh karena itu, preparat yang dominan dengan estrogen lebih baik diberi untuk individu dengan peningkatan kolesterol serum. Kontrasepsi oral kombinasi generasi ketiga berdampak kecil terhadap profil lipid.11 Peningkatan berat badan dengan kontrasepsi oral kombinasi juga dilaporkan pada penelitian sebelumnya dengan kenaikan Body Mass Index (BMI) pada pengguna kontrasepsi oral kombinasi.10 Kenaikan berat badan biasanya bersifat sementara, dan akan menghilang dalam dua atau tiga bulan setelah penghentian pil kontrasepsi hormonal oral kombinasi.18,19
Universitas Sumatera Utara
2.6. Kerangka Teori
Pil kontrasepsi hormonal oral kombinasi Levonorgestrel 150 mcg dan ethinyl estradiol 30 mcg
Stimulasi mekanisme renin angiotensinogen, peningkatan retensi urine, perubahan metabolisme karbohidrat
Peningkatan Berat Badan
Faktor lain : -Genetik -Aktivitas fisik -Obat-obatan
2.7 Kerangka Konsep
Kontrasepsi Oral Kombinasi
Berat Badan
Universitas Sumatera Utara