BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Haji Secara bahasa, haji berasal dari kata Al-Hajju yang berarti menyengaja atau menuju atau mengunjungi. Dan secara istilah Al-Hajju berarti mengunjungi Ka’bah untuk beribadah kepada Allah SWT, dengan syarat-syarat dan rukunrukunnya, serta beberapa kewajiban tertentu dan dilaksanakan dalam waktu tertentu. Ibadah Haji merupakan salah satu ibadah yang hukumnya wajib. Diwajibkan bagi setiap muslim jika mampu melaksanakannya. 2.2
Tujuan Ibadah Haji Tujuan beribadah, pada dasarnya adalah sama yaitu untuk mendapatkan
ridho dari Allah SWT, dimana dalam melaksanakan ibadah haji ini kita harus benar-benar ikhlas untuk melaksanakannya, jangan hanya karena gengsi atau karena terpaksa, atau pun hanya untuk memperoleh gelar haji saja, tetapi disini. seseorang memang harus benar-benar menyerahkan diri kepada Allah SWT. Jika seseorang melaksanakan ibadah haji dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan kepuasan batin, dan kepuasan batin tersebut bukanlah menjadi tujuan utama untuk beribadah. Karena kepuasan batin hanyalah buah dari hasil yang diperoleh selama menjalankan ibadah haji di tanah suci tersebut, dengan pelaksanaan yang ikhlas.
Universitas Sumatera Utara
2.3
Hikmah dan manfaat Ibadah Haji
1.
Mengikhlaskan Seluruh Ibadah Beribadah semata-mata untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menghadapkan hati kepada-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada yang diibadahi dengan hak, kecuali Dia dan bahwa Dia adalah satu-satunya pemilik nama-nama yang indah dan sifatsifat yang mulia. Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menyerupaiNya dan tidak ada tandingan-Nya. Dan hal ini telah diisyaratkan dalam firman-Nya. “Artinya : Dan ingatlah ketika Kami menempatkan tempat Baitullah
untuk
Ibrahim
dengan
menyatakan
“Janganlah
engkau
menyekutukan Aku dengan apapun dan sucikan rumah-Ku ini bagi orangorang yang thawaf, beribadah, ruku dan sujud” ( Al-Hajj ). Mensucikan rumah-Nya di dalam hal ini adalah dengan cara beribadah semata-mata kepada Allah di dekat rumah-Nya (Ka’bah) yang mulia, membersihkan sekitar Ka’bah dari berhala-berhala, patung-patung, najis-najis yang Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan serta dari segala hal yang mengganggu orang-orang yang sedang menjalankan haji atau umrah atau hal-hal lain yang menyibukkan (melalaikan) dari tujuan mereka. 2.
Mendapat Ampunan Dosa-Dosa dan Balasan Jannah “Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Satu umrah sampai umrah yang lain adalah sebagai penghapus dosa antara keduanya dan tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali jannah” [HR Bukhari dan Muslim, Bahjatun Nanzhirin no.1275] “Abu Hurairah
Universitas Sumatera Utara
Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa barang siapa berhaji ke Baitullah ini karena Allah, tidak melakukan rafats dan fusuuq, niscaya ia kembali seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya” (HR Bukhari) Rafats : jima’ ; pendahuluannya dan ucapan kotor, Fusuuq : kemaksiatan Sesungguhnya barangsiapa mendatangi Ka’bah, kemudian menunaikan haji atau umrah dengan baik, tanpa rafats dan fusuuq serta dengan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni dosa-dosanya dan menuliskan jannah baginya. Dan hal inilah yang didambakan oleh setiap mu’min dan mu’minah yaitu meraih keberuntungan berupa jannah dan selamat dari neraka. 3.
Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam “Dan serulah manusia untuk berhaji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh” (Al-Hajj : 27). Nabi Ibrahim Alaihissalam telah menyerukan (agar berhaji) kepada manusia. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki (untuk bisa) mendengar seruan Nabi Ibrahim Alaihissalam tersebut dan menyambutnya. Hal itu berlangsung semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga sekarang.
4.
Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Agar supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka” [Al-Hajj : 28]. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan manfaat-manfaat dengan muthlaq (secara umum tanpa ikatan) dan mubham
Universitas Sumatera Utara
(tanpa penjelasan) karena banyaknya dan besarnya menafaat-manfaat yang segera terjadi dan nanti akan terjadi baik duniawi maupun ukhrawi. Dan di antara yang terbesar adalah menyaksikan tauhid-Nya, yakni mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata-mata. Mereka datang dengan niat mencari wajah-Nya yang mulia bukan karena riya’ (dilihat orang lain) dan juga bukan karena sum’ah (dibicarakan orang lain). Bahkan, mereka betauhid dan ikhlas kepada-Nya, serta mengikrarkan (tauhid) di antara hamba-hamba-Nya, dan saling menasehati di antara orang-orang yang datang (berhaji dan sebagainya,-pent) tentangnya (tauhid). Mereka thawaf mengelilingi Ka’bah, mengagungkan-Nya, menjalankan shalat di rumahNya, memohon karunia-Nya, berdo’a supaya ibadah haji mereka diterima, dosa-dosa mereka diampuni, dikembalikan dengan selamat ke nergara masing-masing dan diberi anugerah kembali lagi untuk berdo’a dan merendah diri kepada-Nya. Mereka mengucapkan talbiyah dengan keras, sehingga didengar oleh orang yang dekat ataupun yang jauh, dan yang lain bisa
mempelajarinya
agar
mengetahui
maknanya,
merasakannya,
mewujudkan di dalam hati, lisan dan amalan mereka. Dan bahwa maknanya adalah : Mengikhlaskan ibadah semata-mata untuk Allah dan beriman bahwa Dia adalah ‘ialah mereka yang haq, Pencipta mereka, Pemberi rizki mereka, yang diibadahi sewaktu haji dan lainnya. 5.
Saling mengenal dan saling menasehati dan di antara hikmah haji adalah bahwa kaum muslimin bisa saling mengenal dan saling berwasiat dan menasehati dengan al-haq. Mereka datang dari segala penjuru, dari barat,
Universitas Sumatera Utara
timur, selatan dan utara Makkah, berkumpul di rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tua, di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di Makkah. Mereka saling mengenal, saling menasehati, sebagian mengajari yang lain, membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-maslahat dunia akhirat, maslahat taklim tata cara haji, shalat, zakat, maslahat bimbingan, pengarahan dan dakwah ke jalan Allah. Mereka bisa mendengar dari para ulama, apa yang bermanfaat bagi mereka yang di sana terdapat petunjuk dan bimbingan menuju jalan yang lurus, jalan kebahagiaan menuju tauhidullah dan ikhlas kepada-Nya, menuju ketaatan yang diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengetahui kemaksiatan untuk dijauhi, dan supaya mereka mengetahui batas-batas Allah dan mereka bisa saling menolong di dalam kebaikan dan takwa. 6.
Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan di antara manfaat haji yang besar adalah bahwa mereka bisa mempelajari agama Allah dilingkungan rumah Allah yang tua, dan di lingkungann masjid Nabawi dari para ulama dan pembimbing serta memberi peringatan tentang apa yang mereka tidak ketahui mengenai hukum-hukum agama, haji, umrah dan lainnya. Sehingga mereka bisa menunaikan kewajiban mereka dengan ilmu. Dari Makkah inilah tertib ilmu itu, yaitu ilmu tauhid dan agama. Kemudian (berkembang) dari Madinah, dari seluruh jazirah ini dan dari seluruh negerinegeri Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ada ilmu dan ahli ilmu. Namun, semua asalnya adalah dari sini, dari lingkungan rumah Allah yang tua. Maka wajib bagi para ulama dan da’i, di mana saja mereka berada, terlebih
Universitas Sumatera Utara
lagi di lingkungan rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala ini, untuk mengajari manusia, orang-orang yang menunaikan haji dan umrah, orang-orang asli dan pendatang serta para penziarah, tentang agama dan manasik haji mereka. Seorang Muslim diperintahkan untuk belajar, bagaimanapun (keadaannya) ia, dimana saja dan kapan saja ; tetapi di lingkungan rumah Allah yang tua, urusan ini (belajar agama) lebih penting dan mendesak. Dan di antara tandatanda kebaikan dan kebahagian seseorang adalah belajar tentang agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Artinya : Nabi Shallallahu ‘alaihi bersabda : “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala memperoleh kebaikan, niscaya Dia menjadikan faqih terhadap agama” (HR Bukhari, Kitab Al-Ilmi 3 bab : 14). Di sini, di negeri Allah, di negerimu dan di negeri mana saja, jika engkau dapati seorang alim ahli syari’at Allah, maka pergunakanlah kesempatan. Janganlah engkau takabur dan malas. Karena ilmu itu tidak bisa diraih oleh orang-orang yang takabur, pemalas, lemah serta pemalu. Ilmu itu membutuhkan kesigapan dan kemauan yang tinggi. Mundur dari menuntut ilmu, itu bukanlah sifat malu, tetapi suatu kelemahan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. “Artinya : Dan Allah tidak malu dari kebenaran” (Al-Ahzab : 53). Karenanya seorang mukmin dan mukminah yang berpandangan luas, tidak akan malu dalam bab ini bahkan ia maju, bertanya, menyelidiki dan menampakkan kemusykilan yang ia miliki, sehingga hilanglah kemusykilan tersebut. 7.
Menyebarkan ilmu di antara manfaat haji adalah menyebarkan ilmu kepada saudara-saudaranya yang melaksanakan ibadah haji dan teman-temannya
Universitas Sumatera Utara
seperjalanan, yang di mobil, di pesawat terbang, di tenda, di Mekkah dan di segala tempat. Ini adalah kesempatan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala anugerahkan. Engkau bisa menyebarkan ilmu-mu dan menjelaskan apa yang engkau miliki, akan tetapi haruslah dengan apa yang engkau ketahui berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah dan istimbath ahli ilmu dari keduanya. Bukan dari kebodohan dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari AlKitab dan As-Sunnah. 8.
Memperbanyak ketaatan di antara manfaat haji adalah memperbanyak shalat dan thawaf, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. Artinya : Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka ; hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan hendaklah mereka berthawaf sekeliling rumah yang tua itu (Ka’bah)” (AlHajj : 29). Maka disyariatkan bagi orang yang menjalankan haji dan umrah untuk memperbanyak thawaf semampunya dan memperbanyak shalat di tanah haram. Oleh karena itu perbanyaklah shalat, qira’atul qur’an, tasbih, tahlil, dzikir. Juga perbanyaklah amar ma’ruf nahi mungkar dan da’wah kepada jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala di mana banyak orang berkumpul dari Afrika, Eropa, Amerika, Asia dan lainnya. Maka wajib bagi mereka untuk mempergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.
9.
Menunaikan nazar walaupun nazar itu sebaiknya tidak dilakukan, akan tetapi seandainya seseorang telah bernadzar untuk melakukan ketaatan, maka wajib baginya untuk memenuhinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Barang siapa bernadzar untuk mentaati Allah,
Universitas Sumatera Utara
maka hendaklah dia mentaati-Nya” (HR Bukhari). Maka apabila seseorang bernadzar di tanah haram ini berupa shalat, thawaf ataupun ibadah lainnya, maka wajib baginya untuk menunaikannya di tanah haram ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. “Artinya : Dan hendaklah mereka menunaikan nadzar” (Al-Hajj : 29) 10.
Menolong dan berbuat baik kepada orang miskin. Di antara manfaat haji adalah bisa menolong dan berbuat baik kepada orang miskin baik yang sedang menjalankan
haji
atau
tidak
di
negeri
yang aman
ini.
Seseorang dapat mengobati orang sakit, menjenguknya, menunjukkan ke rumah sakit dan menolongnya dengan harta serta obat. Ini semua termasuk manfaat-manfaat haji. “Artinya : ….agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka” [Al-Hajj : 28] 11.
Memperbanyak dzikir kepada Allah di negeri yang aman ini hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah, baik dalam keadaan berdiri, duduk dan bebaring,
dengan
tasbih
(ucapan
Subhanallah),
hamdalah
(ucapan
Alhamdulillah), tahlil (ucapan Laa ilaaha ilallah), takbir (ucapan Allahu Akbar) dan hauqallah (ucapan Laa haula wa laa quwata illa billah). “Artinya : Dari Abu Musa Al-As’ari Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Perumpamaan orang yang mengingat Rabb-nya dan yang tidak mengingat-Nya adalah sebagai orang hidup dan yang mati”. (HR Bukhari, Bahjatun Nadzirin no. 1434)
Universitas Sumatera Utara
12.
Berdoa kepada-Nya di antara manfaat haji, hendaknya bersungguh-sungguh merendahkan diri dan terus menerus berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar Dia menerima amal, membereskan hati dan perbuatan ; agar Dia menolong untuk mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memperbagus ibadah kepada-Nya; agar Dia menolong untuk menunaikan kewajiban dengan sifat yang Dia ridhai serta agar Dia menolong untuk berbuat baik kepada hamba-hamba-Nya.
13.
Menunaikan manasik dengan sebaik - baiknya di antara manfaat haji, hendaknya melaksanakannya dengan sesempurna mungkin, dengan sebaikbaiknya dan seikhlas mungkin baik sewaktu melakukan thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, berada di Muzdalifah, melempar jumrah, maupun sewaktu shalat, qira’atul qur’an, berdzikir, berdo’a dan lainnya. Juga hendaknya mengupayakannya dengan kosentrasi dan ikhlas.
14.
Menyembelih kurban di antara manfaat haji adalah menyembelih (binatang) kurban, baik yang wajib tatkala berihram tammatu dan qiran, maupun tidak wajib yaitu untuk taqarrub kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2.4
Dasar Hukum Ibadah Haji Ibadah haji diwajibkan bagi kaum muslimin, tetapi bagi yang mampu secara
lahir, batin dan mampu secara ekonomi. Hadis Nabi Muhammad. Rasulullah SAW, dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khatab RA berkata : “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Islam dibangun diatas lima (pondasi), 1).Persaksian bahwa tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad
Universitas Sumatera Utara
Rasulullah, 2).Melaksanakan Shalat, 3).Mengeluarkan zakat, 4).Haji ke Baitullah, dan 5).Puasa Ramadhan” (H.R.Bukhari, dan Muslim). Yang diatur dalam surat al-quran Firman Allah QS. Al-Imran: 97
Artinya : “..Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Firman Allah QS. Al-Baqoroh, Ayat 196
Artinya: “ Dan sempurnakanlah Ibadah Haji dan umroh karena Allah”. Firman Allah QS. Al-Hajj ayat 27-28
Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak”. Sabda Rasulullah SAW :
Universitas Sumatera Utara
Artinya “Hendaklah kalian bersegera mengerjakan haji karena sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari halangan yang akan merintanginya”. (HR. Ahmad).
“Islam itu didirikan di atas 5 (lima) pilar : syahadat tiada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad Rosulullah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah dan puasa di bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari & Muslim)
“Barang Siapa yang telah memiliki bekal dan kendaraan lalu dia tidak berhaji, hendaklah ia mati dalam keadaan menjadi orang Yahudi, atau Nasrani”. (HR. At-tirmidzi dari Ali). 2.5
Syarat Wajib Haji Sesungguhnya syariat islam datang dari sisi Dzat Yang Maha Bijaksana
lagi Maha Mengetahui. Tidak satu pun perkara darinya disyariatkan kecuali bijaksana dan sesuai dengan prinsip keadilan. Oleh karena itu tidak ada kewajiban-kewajiban atas manusia melainkan bersyarat sehingga kewajibannya sesuai pada tempatnya. Diantaranya kewajiban menunaikan ibadah haji yang tidak menjadi wajib atas seseorang kecuali dengan syarat-syarat berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Muslim. Artinya seorang yang masih kafir tidak wajib atasnya haji. Melainkan wajib atas kita memerintahkannya untuk berislam terlebih dahulu. Kemudian setelah itu kita perintahkan padanya untuk mengerjakan kewajiban-kewajiban di dalam Islam. Karena syariat-syariat tidak diterima kecuali dengan syarat berislam. Allah berfirman;
“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah nafkahnya melainkan karena kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan”. (Qs. AtTaubah: 54) 2. Berakal. Maka orang gila tidak wajib atasnya berhaji dan tidak sah (apabila ia kerjakan). Karena haji harus dibangun di atas niat sedangkan orang gila tidak mungkin mengerjakannya dengan niat. 3. Baligh. Seorang anak laki-laki dianggap telah baligh dengan salah satu dari tiga tanda-tanda berikut: - Inzal (keluar mani) - tumbuhnya rambut kemaluan - mencapai usia 15 tahun
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan pada anak wanita dengan salah satu dari 3 tanda-tanda baligh di atas ditambah dengan tanda keempat yaitu: haidh. Maka kapan seorang anak wanita haidh ia telah baligh meskipun ia belum mencapai 10 tahun. Maka haji tidak wajib atas anak-anak yang belum baligh karena mereka masih kecil dan kebanyakannya sulit bagi mereka menanggung beratnya pelaksanaan manasik haji. Akan tetapi apabila anak kecil yang belum baligh berhaji, sah. Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Rhadiyallahu 'Anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertemu dengan rombongan di Rauha’. Beliau berkata: Siapa kalian? Mereka menjawab: Kami muslimin. Kemudian mereka berkata: Siapa anda? Beliau menjawab: Rasulullah. Kemudian ada seorang wanita mengangkat anak kecil seraya berkata: Apakah sah atasnya haji? Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab: Ya dan atasmu pahala. HR. Muslim. Maka apabila Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menetapkan keabsahan haji bagi anak-anak, berlaku atas mereka semua aturan-aturan haji. Maka wajib atas mereka menjauhi apa-apa yang harus dijauhi orang dewasa yang berihram. 4
Merdeka Maka haji tidak wajib atas budak, karena tidak adanya kemampuan budak untuk melaksanakannya.
5.
Mampu secara fisik dan financial. Dan untuk wanita dianggap mampu apabila ia ditemani seorang mahramnya. Maka tidak wajib atas wanita yang tidak ditemani mahram untuk menunaikan ibadah haji karena terlarangnya mereka safar tanpa mahram di dalam syariat.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Rukun Haji Jemaah haji dinasihatkan supaya belajar tentang rukun-rukunnya secara terperinci agar dapat dilaksanakan ibadat haji dengan keyakinan bahawa perkara yang dibuat itu sempurna. Rukun haji ialah : 1.
Niat Ihram Haji Niat ihram haji ini dilafaz dan berniat dalam hati ingin mengerjakan haji dengan lafaz "Sahaja aku mengerjakan haji dan aku berihram dengannya kerana Allah SWT" (untuk Haji Tamattuk dan Haji Ifrad).
2.
Wukuf di Padang Arafah Wukuf bermaksud berhenti atau berada di Padang Arafah pada masa yang ditetapkan. Wukuf di Arafah bermaksud mesti berada di Arafah walaupun seketika dalam sebarang keadaan dari masa gelincir matahari (masuk waktu Zuhur) pada 9 Zulhijjah sehingga masuk waktu Subuh pada 10 Zulhijjah.
3.
Tawaf Rukun Haji Tawaf rukun haji merupakan rukun haji yang ketiga selepas daripada niat ihram haji dan wukuf di Padang Arafah. Tawaf bermaksud mengelilingi Kaabah di Baitul Haram sebanyak tujuh pusingan, bermula di penjuru Hajarul Aswad dan berakhir pada sudut yang sama menurut syarat-syarat tertentu.
4.
Sa'ie Apa yang dimaksudkan dengan sa'ie ialah berjalan ulang-alik di antara Bukit Safa dan Bukit Marwah menurut syarat-syaratnya. Hendaklah
Universitas Sumatera Utara
dilakukan selepas melaksanakan Tawaf Qudum (bagi mereka yang masuk Mekah untuk melakukan Haji Qiran dan Ifrad) atau selepas tawaf haji. Bagi mereka yang masuk Mekah dengan niat ihram umrah, Tawaf Qudum terjadi dengan serentak bersama tawaf rukun umrah. 5.
Bercukur atau Bergunting Apa yang dikehendaki di sini ialah menanggalkan rambut di kepala sekurang-kurangnya tiga helai rambut. Jika tiada rambut di kepala, boleh hanya melalukan pisau cukur di kepala sebagai menandakan kita telah bercukur/ bergunting. Waktu bagi jemaah haji boleh bercukur atau bergunting ialah selepas waktu separuh malam 10 Zulhijjah.
6.
Tertib pada kebanyakan rukun Rukun yang keenam ini dimaksudkan rukun-rukun haji hendaklah dilakukan mengikut tertib pada kebanyakan rukun iaitu didahulukan niat ihram haji dari rukun-rukun yang lain. Didahulukan wukuf dari tawaf rukun dan didahulukan tawaf dari sa'ie. Tetapi sa'ie haji boleh dipilih untuk dikerjakan sebelum wukuf atau selepas wuquf dengan syarat mereka melakukan haji ifrad atau haji qiran dan dilakukan selepas tawaf qudum.
2.7
Macam – macam Haji Ada tiga macam ibadah haji yang dapat dilakukan bagi jamaah haji. Yaitu: 1. Haji Ifrad. Kata ifrad berarti menyendiri, dimana seseorang bermaksud menyendiri, baik menyendirikan haji dengan umroh. Dalam hal ini yang didahulukan adalah ibadah haji, kemudian ibadah umroh. Dengan
Universitas Sumatera Utara
demikian seseorang tersebut telah berniat dari miqat akan melaksanakan ibadah haji dahulu baru kemudian melaksanakan ibadah umroh. Atau sebaliknya seseorang tersebut melaksanakan umroh terlebih dahulu, kemudian melaksanakan hajinya, hal ini dilakukan dalam waktu yang berbeda, tetapi tetap dalam satu musim haji. Hal ini diterangkan di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 97, yaitu yang dimaksud dengan bulanbulan haji atau waktu haji ada beberapa hari dan beberapa bulan. Bulan yang dimaksud yaitu bulan Syawal, Dzulkaidah, dan Dzulhijah. Dimana dimulai dari tanggal 1 di bulan Syawal (29 hari), tanggal 1 dibulan Dzulhijjah (30 hari), dan berakhir tanggal 10 bulan zulhijjah (tanggal 1sampai tanggal 10). sehingga yang dimaksud dengan bulan haji adalah sebanyak 69 hari. Dimana niatnya untuk melaksanakan haji terlebih dahulu yaitu: “ Labaikk Allahuma bi hajji” Yang artinya: “ Ya Allah, saya berniat haji”. 2. Haji Tamatu’. Yang berarti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umroh terlebih dahulu, kemudian melakukan ibadah haji. Tamatu’ juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal. Dimana dalam perjalanan menuju Makkah para jamaah dianjurkan untuk banyakbanyakmembaca Talbiyah. Cara melaksanakan ibadah haji tamatu’ yaitu para anggota jamaah mengenakan pakaian ihram, dan berniat melaksanakan umrah serta mengucapkan niat dengan bacaan “Labaiika bi’umrah”. Yang artinya : “Ya Allah, saya berniaat’umrah”. Setelah tiba di Makkah amalan
Universitas Sumatera Utara
umrah berikutnya adalah melakukan tawaf keliling ka’bah sebanyak tujuh kali, sa’i antara bukit Sofa dan bukit Marwa, kemudian tahallul. Pada saat itu kemudian para jamaah bisa manggantikan pakaian ihram dengan pakaian biasa, karena pada saat itu semua jamaah bebas melakukan aktifitas yang di bolehkan (selama tidak perbuatan tercela atau yang dilarang selama menjalankan ibadah haji). Kebebasan tersebut berlaku di asrama saja, sampai tiba waktu untuk melakukan ibadah haji, dimana jamaah haji tersebut harus mengenakan pakaian ihram lagi sebelum menuju ke Mina dan langsung ke Arafah. 3.
Haji
Qiran
yang
berarti
menggabungkan,
menyatukan,
atau
menyekaliguskan antara ibadah haji dengan ibadah umroh, dalam hal ini berarti ibadah umrohnya sudah tercakup di dalamnya. Dimana haji qiran ini dipilih karena waktunya terbatas. Umumnya mereka yang tiba tanggal 9 Dzulhijah di Makkah, maka pelaksanaan ibadah haji dan umroh langsung dikerjakan secara bersamaan sekaligus. Dengan demikian proses tawaf, sa’i. dan tahalul untuk haji dan umroh hanya dilakukan satukali saja. Dalam melaksanakan haji qiran ini lafaz yang di baca yaitu “ Labaik bi hajji wa umrah “ Yang artinya : “ ya Allah, saya berniat hajji dan umrah “. Dimana dalam melaksanakan haji qiran ini para jamaah harus tetap memakai pakaian ihran dari sejak Miqat makani (batas letak tanah), serta melaksanakan semua rukunnya serta melaksanakan wajib hajinya.
Universitas Sumatera Utara
2.8
Pengertian Kepuasan Kepuasan terhadap pelayanan haji menurut Berry, Zithami, dkk (1990)
adalah “ persepsi jemaah tentang (performance) yang diberikan yang merupakan perbandingan antara harapan (ekspektasi) sebelum dan sesudah mereka menerima kepuasan yang sebenar nya” atau “kepuasan jemaah haji merupakan suatu respon atau hasil evaluasi terhadap kesesuaian pengalaman mengkonsumsi suatu produk atau jasa dengan harapan dan ekspektasi”. Sehingga kepuasan pelayanan haji juga merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari jeaah haji dapat dipenuhi melalui produk atau jasa yang digunakannya. Definisi tersebut akan menerangkan kondisi dimana apabila harapan terpenuhi maka pelayanan haji akan dirasakan memuaskan sedangkan apabila harapan tidak terpenuhi maka pelayanan jemaah haji dinilai tidak memuaskan, dan apabila pelayanan haji yang diberikan melebihi harapan maka pelayanan haji yang dirasakan sangat memuaskan. Kepuasan konsumen terhadap suatu jasa ditentukan oleh kebutuhan konsomen sebelum menggunakan jasa dibandingan dengan hasil persepsi konsumen ( Arif, 2007 ). Persepsi dari konsumen akan mempengaruhi kepuasan yang dapat diperolehnya. Apabila harapan konsumen dapat terpenuhi dan konsumen tersebut mempersepsikan layanan jasa dengan baik, aka kepuasan konsumen tersebut bias didapatkan. Salah satu factor yang menentukan kepuasan konsumen mengenai kualitas layanan yang didapatkan.
Universitas Sumatera Utara
Penulis bermaksud untuk mempelajari pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan. Secara khusus, penelitian ini akan dilakukan terhadap Asrama Haji. Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan diri dari orang-orang dan perilaku yang diamati. (Moleong, 1993: 3) Dalam penelitian deskriptif kualitatif yaitu penulis melakukan penelitian dengan melakukan analisa hanya pada taraf deskripsi yaitu menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan, dan kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktanya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh dan data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis membuat prediksi, maupun mempelajari implikasinya. (Azwar,1999: 5) Menurut Fandy Tjiptono (2002), kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Lebih lanjut
Fandi Tjiptono menyatakan
bahwa kualitas mengandung banyak pengertian, antara lain : Kesesuaian dengan persyaratan, kecocokan untuk pemakaian, perbaikan berkelanjutan, bebas dari kerusakan/cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat,
Universitas Sumatera Utara
melakukan sesuatu secara benar, atau sesuatu yang bisa membehagiakan pelanggan. Achmad Nidjam (2004), “Manajemen Haji (Study kasus dan telaah Implementasi Knowledge Workers)” menyatakan tentang gambaran umum perhajian dengan menitik beratkan pada penerapan kualitas pelayanan prima yang seharusnya diberikan kepada masyarakat, lebih khusus lagi kepada masyarakat perhajian dengan mewujudkan sumber daya manusia yang memiliki ilmu pengetahuan (knowledge workers). Disini pelayanan dijadikan prioritas utama dalam penyelenggaraan ibadah haji, sehingga memerlukan kualitas pelayanan yang memuaskan bagi jama’ah haji. Berdasarkan Kep.MENPAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum publik
adalah
penyelenggaraan
Penyelenggaraan Pelayanan Publik, pengertian pelayanan segala
kegiatan
pelayanan
pelayanan
publik
yang
diselenggarakan
oleh
sebagai upaya memenuhi kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan. Dengan demikian pelayanan publik merupakan segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang,
jasa dan atau pelayanan administrasi yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik. Oleh sebab itu negara dalam sistem pemerintahan menjadi tumpuan pelayanan masyarakat dalam memperoleh jaminan atas hak-haknya, sehingga
Universitas Sumatera Utara
dengan demikian peningkatan kualitas pelayanan (quality of service) akan semakin penting bagi masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan pemerintah. Menurut Kasmir (2005) pelayanan adalah tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Pelayanan merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Menurut Rangkuti (2006), defenisi kualitas pelayanan adalah penyampaian jasa yang akan melebihi tingkat kepentingan pelanggan. Sedangkan menurut Tjiptono (2007), kualitas pelayanan adalah upaya penyampaian jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Secara umum pelayanan yang baik merupakan pelayanan yang cepat, jujur dan terbuka. Pelayanan yang secara umum didambakan oleh masyarakat adalah : Kemudahan dalam pengurusan kepentingan Mendapatkan pelayanan wajar Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang. (Moenir. 2006:47) Kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan. Untuk menentukan kepuasan jamaah, kualitas pelayanan diperlukan karena jamaah akan merasa puas apabila mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan. Kepuasan jamaah akan terpenuhi apabila proses penyampaian jasa kepada jamaah sesuai dengan apa yang dipersepsikan jamaah (Umar,2002:53).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Wyckof dalam Tjiptono (2004:59) kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen. Dengan demikian penyedia jasa dapat meningkatkan kepuasan konsumen dengan meminimkan atau meniadakan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Kepuasan konsumen dapat menciptakan kesetiaan dan loyalitas konsumen kepada penyedia jasa yang memberikan kualitas memuaskan. (Tjiptono, 2002:54). Kotler (2000) mendefenisikan jasa/layanan adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Kualitas jasa yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan kepuasan pelanggan. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat khususnya calon jemaah haji akan mencerminkan baik tidaknya kualitas karyawan tersebut tersebut. Karena pelayanan merupakan kunci sukses pada masa era seperti saat sekarang ini. a.
Kepuasan Pelanggan Salah satu faktor menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan
mengenai kualitas jasa yang berfokus pada dimensi jasa.Selain itu juga dipengaruhi oleh kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta bersifat sesaat.Pengukuran terhadap kepuasan pelanggan telah menjadi sesuatu yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Hal ini disebabkan karena
Universitas Sumatera Utara
kepuasan pelanggan dapat menjadi umpan balik dan masukan lagi bagi pengembangan dan implementasi strategi peningkatan kepuasan pelanggan. Beberapa metode yang digunakan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggan. Menurut Kotler (2002) ada beberapa metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggan, yaitu: 1. Sistem keluhan dan saran Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya guna menyampaikan kritik dan saran, pendapat serta keluhan mereka. Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis, menyediakan kartu komentar, menyediakan saluran telepon khusus bebas pulsa dan lain-lain.Informasi-informasi yang masuk melalui metode ini dapat memberikan ide-ide dan warna baru yang sangat berharga bagi perusahaan.Metode ini bersifat pasif, sehingga sulit untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai kepuasan pelanggan.
2. Ghost Shopping (Mystery Shopping) Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian ghost shopper
menyampaikan
temuan-temuan
mengenai
kekuatan
dan
Universitas Sumatera Utara
kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. 3. Lost customer analysis Sedapat mungkin perusahaan menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok dan diharapkan diperoleh informasi penyebab terjadinya hal tersebut. 4. Survei kepuasan pelanggan Kepuasan pelanggan dilakukan dengan metode survei, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Dengan melalui survei, perusahaan akanmemperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. Dari beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan yang dirasakan oleh pelanggan setelah pelanggan menerima pelayanan atau produk yang diberikan oleh suatu instansi dalam bidang pelayanan jasa. Di Asrama haji, kepuasaan Jamaah Haji dapat berarti perasaan yang dirasakan oleh Jamaah Haji setelah menerima pelayanan dari layanan pegawai yang memberikan pelayanan yang berkualitas atau penyediaan tempat yang berkualitas sehingga pelanggan merasa puas. 2.9
Penelitian Terdahulu Penelitian dilakukan oleh syarifullah ( 2006 ) berjudul “ Aplikasi Metode
Quality Function Deployment (QFD) dalam meningkatkan mutu pelayanan kartu (ATM) pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk cabang kota bogor “. Tujuan utama
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini adalah mengkaji penerapan metode QFD dalam peningkatan pelayanan kartu AT BRI pada BRI cabang BOGOR. Hasil penelitian dengan metode Quality Function Deployment (QFD) secara bertahap menghasilkan kesimpulan bahwa untuk meningkat mutu pelayanan ATM, maka pihak menejemen BRI harus dapat meningkatkan mutu keamanan dalam bertransaksi, keamanan dalam uang palsu. Selain itu factor akses kartu ATM yang dapat digunakann dalam beberapa bank, lokasi ATM BRI pada lokasi strategis, dan fitur-fitur yang sama dengan bank lain perlu diperbaiki dan ditingkatkan keberadaannya. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh puspita sari (2006) di Kentucky Fried Chicken. Penelitian berjudul “ Perceptual Mapping Fast Food Kentucky Fried Chicken dimata pelanggan”. Penelitian ini menggunakan metode analisis Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis, dan Key Driver Analysis yang mengacu pada dimensi Serqual ( Service and Quality ). Hasil analisis menunjukan bahwa analisis konsumen pergi kerestoran fast food adalah karena kebutuhann makanan, hemat waktu, dan gaya hidup yang modern. Informasi diketahui responden sebelum pergi ke KFC adalah lokasi restoran KFC, harga produk, variasi menu/pelayanan yang ditawarkan, system pake dan jam tutup KFC. Sedangkan alasan responden pergi ke KFC adalah karena menu yang sesuai, menu yang ditawarkan, diajak keluarga dan lokasi dekat.
Universitas Sumatera Utara