6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Timur Danau Limboto Kawasan danau mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau. Mengingat ekosistem danau memiliki multi fungsi dan manfaat, maka pengelolaan danau harus dilaksanakan secara terencana dan penuh kehati-hatian agar potensi danau dapat termanfaatkan secara optimal dan kegiatannya diprioritaskan pada kawasan danau yang memiliki potensi pemanfaatan tinggi serta kawasan yang telah mengalami degradasi, selain itu kegiatan penggelolaan danau juga harus diprioritaskan bagi kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan pada prinsip ini maka danau dapat terjaga dengan sendirinya oleh komunitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air yang terus meningkat diberbagai keperluan, maka diperlukan suatu perencanaan pengelolaan secara terpadu guna menentukan langkah dan tindakan yang harus dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Kawasan danau bagian Timur Propinsi Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kecamatan Telaga Jaya, Desa Hutadaa adalah Desa yang berada di kawasan Danau Limboto dengan luas wilayah 100 Ha dan kawasan Danau Desa Hutadaa sudah mulai mengalami pendangkalan. Hal ini disebabkan karena di kawasan danau tersebut sudah semakin banyak vegetasi tumbuhan yang tumbuh serta dibuka lahan perkebunan dan pemukiman. Dan di kawasan Danau Limboto bagian Timur tidak memiliki aliran sungai. Pada musim kemarau masyarat Desa Hutadaa menanam tanaman berupa jagung di lahan kawasan danau yang mereka buat lahan 6
7 perkebunan tetepi pada musim hujan masyarat tidak menanam tanaman di kawasan danau karena air danau akan naik dan mengakibatkan banjir. Dimana batas Desa Hutadaa bagian Utara adalah Desa Buhu Kecamatan Telaga Jaya, bagian Timur Desa Tenggela Kecamatan Tilango, Selatan Tenggela dan Launo Kecamatan Tenggela, dan di bagian Barat Danau Limboto Kecamatan Telaga jaya 2.2 Tumbuhan Bawah Tumbuhan bawah adalah komunitas tumbuhan yang menyusun stratifikasi bawah dekat permukaan tanah. Tumbuhan ini umumnya berupa rumput, herba, semak belukar, atau perdu rendah. Jenis-jenis vegetasi ini ada yang bersifat annual, biannual, atau perennial dengan bentuk hidup soliter, berumpun, tegak, menjalar atau memanjat. Vegetasi ini banyak terdapat di tempat-tempat terbuka, tepi jalan, tebing sungai, lantai hutan, lahan pertanian dan perkebunan ( Hamidun, 2001 dalam Dahlan 2011). Salah satu komponen dalam masyarakat tumbuh-tumbuhan adalah adanya tumbuhan bawah. Tumbuhan bawah pada berbagai komunitas hutan baik heterogen maupun homogen, hutan alam maupun hutan tanaman merupakan jenisjenis yang termasuk tumbuhan liar. Masyarakat tumbuhan bawah ini hidup dan berkembang biak secara alami dan selalu menjadi bagian dari komponen komunitas ekosistem hutan tersebut (Rahardjo, 2003 dalam Dahlan 2011). Keanekaragaman
tumbuhan
bawah
memperlihatkan
tingkatan
keanekaragaman yang tinggi berdasarkan komposisinya. Perbedaan bentang lahan, tanah, faktor iklim serta perbandingan keanekaragaman spesies vegetasi
8 bawah, memperlihatkan banyak perbedaan, baik dalam kekayaan jenisnya maupun pertumbuhannya (Nirwani, 2010). Komposisi
dari
keanekaragaman
jenis
tumbuhan
bawah
sangat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya, kelembaban, pH tanah, tutupan tajuk dari pohon di sekitarnya, dan tingkat kompetisi dari masing-masing jenis. Pada komunitas hutan hujan, penetrasi cahaya matahari yang sampai pada lantai hutan umumnya sedikit sekali. Hal ini disebabkan terhalang oleh lapisan-lapisan tajuk pohon yang ada pada hutan tersebut, sehingga tumbuhan bawah yang tumbuh dekat permukaan tanah kurang mendapat cahaya, sedangkan cahaya matahari bagi tumbuhan merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses perkembangan, pertumbuhan dan reproduksi (Gusmaylina dalam Nirwani, 2011). Keberadaan tumbuhan bawah
di lantai hutan
dapat berfungsi sebagai
penahan pukulan air hujan dan aliran permukaan sehingga meminimalkan bahaya erosi. Selain itu, tumbuhan bawah juga sering dijadikan sebagai indikator kesuburan tanah dan penghasil serasah dalam meningkatkan kesuburan tanah. Selain fungsi ekologi, beberapa jenis tumbuhan bawah telah diidentifikasi sebagai tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, tumbuhan obat, dan sebagai sumber energi alternatif (Hamidun, 2011). Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar, dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilaya tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan
9 hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat menggalami perubahan drastis karena pengaruh anthropogenetik (Setiadi, 1984 dalam Arrijani, dkk 2006). 2.2.1 Jenis-Jenis Tumbuhan Bawah Beberapa penyebab terjadinya pendangkalan Danau Limboto, selain lumpur yang berasal dari pegunungan dan sawa di sekitar danau yang terbawa erosi setiap kali hujan turun, juga banyak tumbuhan yang hidup di kawasan Danau Limboto yang menyebabkan pendangkalan. Beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh di Danau Limboto yaitu: 1. Suku Bayam-Bayaman (Amaratuhaceae) Jenis ini seperti Alternathera sessilis umumnya selalu dijumpai di tempat yang lembab dan berair. Suku ini termasuk tumbuhan ternah, tumbuhan ini tumbuh berkelompok dan berbatang merayap dengan banyak cabang. Pada bukubuku batang tedapat akar yang melekat pada lumpur, tumbuhan ini berfungsi mengikat lumpur. 2. Suku Talas-Talasan (Araceae) Suku jenis ini merupakan tumbuhan yang dapat di andalkan menahan lumpur yang masuk kedanau. Secara alami tumbuhan seperti Alocasia spinosa (talas air), Colocasia esculenta (talas) Lasia Spinosa (talas duri) dan Xanhorrhiza macrophylla merupakan tumbuhan yang dapat hidup pada tempat berair maupun kering, mempunyai umbi dan banyak perakaran, dan mempunyai daun berlapis lilin.
10 3. Suku Rumput-Rumputan (Poacea) Tanaman ini merupakan kelompok sangat banyak jumlahnya dan salah satu yaitu insaechmun muticum (rumput kawat), tumbuhnya di tepi danau secara berkelompok dan sangat rapat dapat menutupi daerah yang luas. Fungsinya dapat menahan lumpur dalam volume besar. Dan ada juga yang berupa pohon seperti bamboo betung, selalu tumbuhan berumpun kadang membentuk semak, dapat mencegah erosi. 5. Suku jahe-jahean (Zingiberaceae) Jenis ini merupakan tumbuhan berperawakan serta tahunan yang tumbuh berumpun, berimpang dalam tanah tinggi batang dapat mencapai 7 m, dengan anak daun setengah duduk berbentuk lanset. Bunganya berwarnah merah mencolok dan buahnya berbentuk bulat, berdiameter 12 cm dan terletak dipermukaan tanah. 6. Suku jarak-jarakan (Euphorbiaceae) Tanaman ini merupakan tumbuhan yang cepat tumbuh, dan perbnayakan dilakukan melalui biji. Tumbuhan ini juga sebagai tanaman pelindung. Seperti Aleurites mollukana (kemiri) dan Bischofia javanica. 7. Suku kacang-kacangan (Fabaceae) Tanaman ini bungannya berupa kupu-kupu maupun bongkol seperti pada bunga petai cina. Salah satunya Pterocapus indicus (Angsana) merupakan tumbuhan yang cepat tumbuh.
11 8. Suku Semak pendek Tanaman jenis semak pendek merupakan tanaman dengan ketinggian mulai dari nol sampai setinggi mata kaki, tanaman ini teruama dipergunakan sebagai penutup tanah atau groundcovers. 2.3 Inventarisasi Inventarisasi adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya alam untuk perencanan pengelolaan sumber daya tersebut. Kegiatan inventarisasi merupakan kegiatan turun ke lapangan mengumpulkan data tentang jenis-jenis tumbuhan yang ada di daerah tersebut. Kegiatan inventarisasi ini meliputi kegiatan eksplorasi dan identifikasi. Kegiatan inventarisasi dan karakterisasi terhadap morfologi tumbuhan diharapkan dapat mengungkapkan potensi unggulan tumbuhan dan informasi yang didapatkan digunakan sebagai acuan untuk mengenalkan jenis-jenis tumbuhan yang ada di daerah kawasan penelitian. (Yuniarti, 2011). Inventarisasi tumbuhan yang tumbuh di kawasan Timur Danau Limboto merupakan pendataan mengenai spesies tumbuhan yang tumbuh di Danau Limboto. Tumbuhan tersebut di identifikasi satu persatu sehingga dapat diketahui spesies tumbuhan tersebut. 2.3.1 Identifikasi Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beranekaragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Pengertian identifikasi berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi. Identifikasi berkaitan erat dengan ciri-ciri taksonomik dan akan menuntun sebuah sampel ke
12 dalam suatu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (Anonim, 2013). Identifikasi tumbuhan merupakan menggungkapkan atau menetapkan identitas jati diri suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas spesimen (bahan) yang riil, baik spesimen yang masih hidup maupun yang telah diawetkan, biasanya dengan cara dikeringkan atau dalam benjana yang berisi cairan pengawet, misalnya alkohol atau formalin. Identifikasi spesies adalah sebuah gambar suatu spesies tumbuhan yang disertai dengan nama dan klasifikasi spesies yang bersangkutan. Di samping itu gambar tadi juga dilengkapi dengan candra serta keterangan-keterangan lain yang menambah lengkapnya informasi mengenai spesies tumbuhan tadi. Identifikasi dengan sistem lembar identifikasi spesies pada dasarnya adalah mencocokkan spesimen tumbuhan yang akan diidentifikasikan dengan lembar identifikasi yang telah dipersiapkan sebelumnya (Tjitrosoepomo, 2005).