BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Tanpa disadari bahwa setiap hari kita berkomunikasi dengan orang lain dengan berbagai latar belakang alasan, kepentingan, dan tujuan. Karena tidak ada manusia yang sanggup untuk tidak berkomunikasi. Namun demikian, kegiatan komunikasi yang kita lakukan tersebut tidak selalu dapat berjalan sebagaimana yang kita harapkan. Seringkali apa yang kita komunikasikan tidak dapat diterima oleh pihak yang kita ajak berkomunikasi, sebagaimana yang dimaksudkan. Berikut beberapa hal yang melatar belakangi pentingnya mengenal ilmu komunikasi, antara lain sebagai berikut:4 1. Manusia tidak bisa hidup sendiri, terutama demi kelangsungan hidupnya, untuk itu manusia selalu melakukan kegiatan komunikasi, baik dikehendaki maupun tanpa dikehendaki, baik secara sukarela maupun karena paksaan. 2. Adanya berbagai latar belakang perbedaan di antara anggota-anggota masyarakat, baik perbedaan dalam pikiran, perasaan, kebutuhan, keinginan, kepentingan, sifat, pandangan hidup, kepercayaan, dan sebagainya, sehingga diperlukan ilmu komunikasi untuk menjembatani berbagai perbedaan tersebut.
4
Rosmawaty, Mengenal Ilmu Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran. 2010 hal 1-2
8
9
3. Adanya banyak persoalan yang timbul, sebagai akibat karena adanya kegagalan komunikasi dan berbagai persoalan yang diakibatkan dari kegiatan komunikasi itu sendiri. Oleh karena itu penting bagi kita semua untuk mengenal ilmu komunikasi. Komunikasi itu serba ada, berada dimanapun dan kapanpun juga. Hal ini menjelaskan bahwa fenomena komunikasi ada dimanapun.
2.1.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara etimologis, menurut Wilbur Schramm berasal dari bahasa latin “communicatio” (pemberitahuan, pemberian bagian, pertukaran, ikut ambil bagian, pergaulan, persatuan, peran serta atau kerjasama). Asal katanya sendiri dari kata “communis” yang berarti “common”(bersifat umum, sama atau bersama-sama). Sedangkan kata kerjanya “communicare” yang berarti dialog, berunding atau bermusyawarah. 5 Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kerjasama makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Secara terminologis, communication is a process of transmitting message from one to the other (Proses penyampaian pesan dari satu orang kepada orang lain). Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidispliner, definisi-definisi yang diberikan para ahli menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing punya penekanan arti,
5
ibid hal. 14
10
cakupan, dan konteksnya yang berbeda satu sama lain. Dari sekian banyak definisi komunikasi tersebut, berikut ada tiga diantaranya6: 1. Hovland, Janis & Kelley, komunikasi adalah suatu proses melalui seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus untuk mempengaruhi tindakan orang lain. 2. Ruesch, komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. 3. Weaver, komunikasi adalah semua prosedur dimana pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang lain. Menurut pengertian yang dikemukakan oleh Hovland, Janis & Kelly, komunikasi yang dilakukan tidak sekedar menyampaikan maksud tetapi bertujuan untuk mengubah perilaku atau mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar bersikap atau berperilaku tertentu. Perubahan sikap tersebut sesuai dengan salah satu efek komunikasi yaitu efek perilaku, yang menyatakan bahwa pesan yang diterima tidak sekedar untuk memberitahukan sesuatu atau melibatkan emosi tetapi sudah menentukan sikap perilaku atau memutuskan untuk melakukan sesuatu.
6
Edi Santoso, Mite Setiansah. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010 hal 5
11
Secara linier proses komunikasi terdiri dari lima komponen yaitu7 : 1. Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan. 2. Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun non verbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio dan sebagainya. 3. Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima. 4. Penerima pesan adalah yang menganalisis dan mengiterpretasikan isi pesan yang diterimanya. 5. Balikan adalah respon terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan.
2.1.2 Hakekat Komunikasi Hakekat
Komunikasi
menurut
Gary
Cronkhite
dalam
bukunya
Communications and Awareness, Co.Inc. California, mempunyai empat pendekatan atau asumsi kelompok untuk memahami tentang komunikasi, yaitu sebagai berikut :8 1. Komunikasi merupakan suatu proses (communications is a process). 2. Komunikasi adalah suatu pertukaran pesan (communication is transperence of
7
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2007 hal 17 Rosady, Ruslan. Manajemen Public Relations dan Komunikasi : Konsepsi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007 hal 112 8
12
message). 3. Komunikasi
merupakan
interaksi
yang
bersifat
multidimensional
(communication is multi dimensional). Yaitu berkaitan dengan dimensi karakter
komunikator,
pesan
yang
akan
disampaikan,
media
yang
dipergunakan, komunikan menjadi sasaranya dan dampak yang ditimbulkan. 4. Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu atau maksud ganda (communication is multi-purposefull).
2.1.3 Proses Komunikasi Proses Komunikasi adalah tahapan yang dilalui komunikator dalam menyampaikan pesan kepada komunikan. Ada lima tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut9: 1. Intra Personal Communication adalah proses dalam diri komunikator. 2. Inter Personal Communication adalah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan ditandatai dengan penyampaian pesan antara komunikator dengan komunikan. 3. Intra personal Communication adalah proses komunikasi dalam diri komunikan. 4. Inter Personal Communication adalah Proses Komunikasi antara komunikan dengan komunikator, ditandai komunikan menyampaikan feedback kepada komunikator. 5. Intra personal communication adalah transaksional balik lagi ke komunikator. 9
Dani Vardiansyah. Pengantar Ilmu Komunikasi. Pendekatan Taksonomi Koseptual. Bogor: Ghalia Indonesia. 2004 hal 11
13
Tahapan proses komunikasi menurut Cutlip dan Center, yaitu 10: 1. Fact finding, adalah mencari dan mengumpulkan fakta yang dapat digunakan sebagai data atau informasi untuk melakukan kegiatan komunikasi. 2. Planning, suatu upaya merencanakan atau membuat rencana tentang beberapa hal,
baik
tentang
isi
pesan
yang
akan
disampaikan,
cara
megkomunikasikannya, dan sebagainya. 3. Communicating, adalah kegitan berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal, baik bermedia maupun secara tatap muka (langsung). 4. Evaluation, suatu upaya mengevaluasi, menilai dan menganalisa kembali kegiatan komunikasi yang telah dilakukan, sedang dilakukan maupun sebagai evaluasi untuk kegiatan komunikasi berikutnya. Proses evaluasi ini juga dapat berlangsung meski kegiatan komunikasi itu sendiri sedang berlangsung.
2.1.4 Tujuan Komunikasi Seperti yang telah dijelaskan bahwa komunikasi merupakan suatu bentuk kegiatan interaksi di antara sesama manusia, maka di dalam melakukan setiap kegiatan tentunya kita memiliki tujuan yang ingin dicapai. Begitu pula dengan kegiatan komunikasi. Tujuan komunikasi sebagai berikut:11 a. Perubahan sikap (attitude change) b. Perubahan pendapat ( opinion change)
10
Rosmawaty,op.cit., 23 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung, 2005 hal 8 11
14
c. Perubahan perilaku (behavior change) d. Perubahan Sosial (social change) Dari tujuan komununikasi tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan komunikasi seseorang melakukan komunikasi untuk dapat mempengaruhi orang lain dengan tujuan agar orang tersebut dapat melakukan perubahan, seperti perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, perubahan pendapat dari setuju menjadi tidak setuju, perubahan perilaku dari suka menjadi tidak suka, serta perubahan sosial di mana dengan komunikasi kita dapat beradaptasi atau menyesuaiakan diri dengan siapa saja tanpa membedakan status sosial.
2.1.5 Teknik Komunikasi Komunikasi agar mencapai tujuanya mempunyai dua teknik, yaitu : 1. Komunikasi Informatif Merupakan komunikasi yang bertujuan untuk memberi tahu agar orang lain mengerti dan menjadi tahu. 2. Komunikasi Persuasif Merupakan komunikasi yang bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, keyakinan dan sikap yang lebih mantap seolah-olah perubahan tersebut bukan atas kehendak komunikator akan tetapi justru atas kehendak komunikan sendiri.12
12
Setiadi Nugroho. Perilaku Konsumen, Jakarta: Prenada media, 2003, hal 244
15
2.2
Komunikasi Organisasi Organisasi menurut Schein adalah suatu koordinasi kegiatan sejumlah orang
untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.13 Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip.14 Fungsi komunikasi cukup penting di dalam organisasi, karena bertujuan:15 1. Menetapkan dan menyampaikan tujuan perusahaan 2. Mengembangkan perencanaan agar mereka berprestasi 3. Mengorganisir manusia dan sumber daya secara efisien dan efektif 4. Menyeleksi, mengembangkan, serta menilai anggota organisasi 5. Memimpin,
mengarahkan,
memotivasi,
dan
menciptakan
iklim
yang
mendukung 6. Mengawasi pelaksanaan
13
Arni Muhammad, op.cit.,23 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2002 hal 75. 15 Danandjaja.Peranan Humas dalam Perusahaan, Yogyakarta: Graha Ilmu,2011 hal 85. 14
16
2.2.1 Aliran Informasi Internal Dalam pola komunikasi suatu organisasi pada prinsipnya adalah setiap bagian harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuannya. Setiap organisasi menciptakan pola komunikasi yang efisien dan efektif dalam suatu organisasi yang berupaya untuk mengatur aktivitas komunikasi manajemen melalui saluran komunikasi formal maupun informal. Arus komunikasi di dalam perusahaan / organisasi terdiri dari tiga bentuk, yaitu16 : 1. Komunikasi ke bawah (Downward Communication) Informasi yang mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. 2. Komunikasi ke Atas (Upward Communication) Informasi yang mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (atasan). 3. Komunikasi sejajar (Sideways Communication) Penyampaian informasi yang dilakukan di antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama.
2.3 Public Relations Public Relations merupakan penunjang bagi perusahaan karena peran Public Relations yang nantinya akan menentukan apakah sebuah perusahaan berjalan dengan baik dan mendapatkan dukungan dari masyarakat atau tidak.
16
Rosmawaty. Op.cit.,104
17
Untuk itulah perusahaan memerlukan adanya praktisi Public Relations dalam menajalankan usahanya. Suatu perusahaan mempunyai kebijakanya sendiri dalam menentukan besar kecilnya departemen Public Relations. Hal ini tergantung pada tiga hal utama, yaitu:17 1. Ukuran organisasi atau perusahaan yang bersangkutan 2. Kebutuhan perusahaan akan Public Relations bagi pihak manajemen 3. Karakteristik khas Public Relations bagi masing-masing organisasi atau perusahaan, dimana setiap organisasi pasti memiliki kebutuhan-kebutuhannya sendiri yang tidak bisa diseragamkan dengan kebutuhan dari organisasiorganisasi lainnya.
2.3.1 Pengertian Public Relations Kata Public dari istilah Public Relations bukanlah masyarakat dalam pengertian society, yakni dalam keseluruhan manusia yang menghuni suatu wilayah. Pengertian Public dalam Public Relations adalah sekelompok orang yang mempunyai kaitan kepentingan dengan suatu organisasi. Public Relations menurut H. Frazier Moore adalah suatu filsafat sosial dari manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan pelaksanaanya. Melalui interpretasi yang peka mengenai persetujuan berdasarkan pada komunikasi dua
17
Frank Jeffkins. Public Relations, terjemahan Haris Munandar. Jakarta: Erlangga, Edisi ke-lima, 2004 hal 28
18
arah dengan publiknya serta berusaha untuk memperoleh saling pengertian dan itikad baik.18 Public Relations menurut Cutlip, Center dan Broom adalah merupakan fungsi manajemen yang melaksanakan langkah evaluasi terhadap sikap publik, mengindentifikasi antara tujuan perusahaan dengan keinginan publik kemudian merancang suatu program yang tujuannya untuk mencapai pengertian dan pemahaman antara organisasi dengan publiknya.19 Untuk memperoleh pemahaman akan Public Relations, secara singkat dapat diuraikan antara lain:20 1. Public Relations
itu adalah pembedaan fungsi manajemen yang secara
fungsional memiliki peran membantu organisasi dan publiknya untuk saling mempercayai dan saling menyesuaikan 2. Dalam prakteknya Public Relations itu membantu terciptanya kerjasama, saling pengertian, dan saling menerima antara publik dan organisasi, dan pada lanjut akan tercipta keuntungan bersama (mutual favourable) 3. Dilihat dari prosesnya, maka Public Relations mempunyai dua bentuk kegiatan yaitu Internal Public Relations atau internal relations. Pada dasarnya Public Relations adalah perantara atau penghubung antara pimpinan organisasi dengan publiknya, baik publik internal maupun eksternal untuk memperoleh good will dan atau pengertian publiknya, sehingga publik
18
H. Frazier Moore, Hubungan Masyarakat : Prinsip, Kasus dan Masalah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2000 hal 6 19 Scott M.Cutlip, op.cit. hal 45 20 Danandjaja, Op.cit.,17
19
merasa tertarik dengan senang hati dan puas membangun relasi maupun menggunakan produk dan jasa yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa bagian (point) penting mengenai Public Relations, yaitu:21 1. Kesuksesan Public Relations terletak pada apakah organisasi dan produk atau jasanya diakui dan diterima oleh masyarakat 2. Public Relations secara terus menerus mengadakan komunikasi atau dialog dengan publik eksternal maupun publik internal 3. Public Relations merupakan instrumen dalam manajemen yang secara kontiniu memberikan informasi kepada publik terkait. 4. Informasi mengenai peraturan organisasi dan tanggung jawab terhadap apa yang dilakukan organisasi 5. Public Relations merupakan fungsi manajemen, yang didasarkan pada analisis terhadap pengaruh yang kuat dari lingkungannya, apa efek dan dampaknya terhadap publik
2.3.2 Tujuan Public Relations Tujuan Public Relations
berdasarkan kegiatan internal relations adalah
sebagai berikut:22 1. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan opini publik terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijaksanaan perusahaan yang sedang dijalankan
21
Maria, Assumpta, Rumianti, Dasar-dasar Public Relations: Teori dan Praktek, Jakarta: Gramedia Widiasarana, 2002 hal 31 22 Danandjadja, Op.cit.,23
20
2. Memberikan
penerangan
kepada
publik
karyawan
mengenai
suatu
kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada berbagai aktivitas rutin perusahaan, juga menjelaskan mengenai perkembangan perusahaan tersebut.
2.3.3 Kegiatan Public Relations 23 Bentuk kegiatan dari Public Relations terbagi atas dua hal: 1. Internal Public Relatins 2. Eksternal Public Relations Bentuk-bentuk dari kegiatan internal Public Relations adalah sebagai berikut: 1. Hubungan dengan publik karyawan (employee relations) Hubungan antara pimpinan perusahaan dengan karyawan. Dalam hal ini mencakup kepada bentuk kegiatan: penempatan dan pemindahan karyawan, penerimaan pegawai baru, pemutusan hubungan kerja, pensiun dan jaminan sosial. 2. Hubungan manusiawi (Human Relations) Usaha untuk menciptakan hubungan yang bersifat manusiawi antara manajemen dengan publik karyawan. 3. Hubungan dengan publik buruh Usaha untuk memelihara hubungan antara manajemen dengan publik buruh 4. Hubungan dengan publik pemegang saham (Stockholder Relations) 23
ibid. hal 28
21
Usaha untuk menciptakan saling pengertian kerjasama antara publik pemegang saham dengan manajemn yang dijalankan oleh perusahaan.
2.3.4 Hubungan dengan Karyawan (Employee Relations)24 Public Relations Officer harus senantiasa mengadakan kontak pribadi dengan seluruh karyawan. Dengan senantiasa berkomunikasi dengan mereka yakni mendatangi mereka dan bercakap-cakap dengan mereka akan dapat diketahui sikap, pendapat, kesulitan, keinginan, harapan dan perasaanya. Perbedaan pendapat antara karyawan yang satu dengan yang lainnya disebabkan beberapa faktor seperti, lingkungan hidupnya, pengalaman pribadi, pendidikan. Tetapi di antara mereka semua terdapat hal-hal yang sama. Mereka sama-sama menghendaki: 1. Upah yang cukup Upah yang cukup untuk keperluan hidup adalah cita-cita karyawan. Untuk mencapai itu, ada di antara para karyawan yang menggiatkan diri dalam pekerjaannya dengan rajin atau menambah pengetahuannya yang dilakukan secara individual. 2. Perlakuan yang adil Adalah asrat semua karyawan untuk selalu diperlakukan secara adil di kalangan karyawan, tidak saja dalam hubungannya dengan upah, tetapi juga masalah lainnya. Namun perasaan tersebut hanyalah perasaan pribadi saja yang sering kali disebabkan informasi yang kurang jelas mengenai masalah 24
Onong Uchjana Effendy. Op.cit.,144
22
kepegawaian. Hanya berkomunikasi dengan mereka, kesalah-fahaman akan dapat dihilangkan dan kepercayaan kepada pimpinan kembali dibina. 3. Ketenangan bekerja Semua karyawan menginginkan bekerja dengan tenang, bukan saja dalam hubungannya dengan pekerjaan, tetapi juga dalam hubungannya dengan keluarga yang ditinggalkannya di rumah. Para karyawan akan tetap giat bekerja,
jikalau
mengetahui
bahwa
bagi
mereka
terdapat:
jaminan
kesejahteraan saat bekerja maupun disaat pensiun. 4. Perasaan diakui Pada setiap karyawan terdapat perasaan ingin diakui sebagai karyawan yang berharga dan anggota kelompok kerjanya yang terhormat. Sehubungan dengan itu, Public Relations Officer perlu mengadakan komunikasi dengan mereka yang merasa dianak-tirikan disebabkan tidak terpilih dalam suatu kegiatan. Public Relations Officer harus mengusahakan agar mereka tidak merasa tidak diakui sebagai karyawan yang berharga. 5. Penghargaan atas hasil kerja Para karyawan menginginkan agar hasil karyanya dihargai, meskipun sebenarnya adalah kewajiban mereka untuk bekerja segiat-giatnya. Untuk itulah mereka diberi upah. Meskipun demikian, akan selalu terpelihara adanya harmoni, bila diadakan cara-cara tertentu sebagai tanda bahwa hasil karya mereka dihargai. Hal ini bisa dalam bentuk uang, barang atau piagam.
23
Kegiatan Eksternal Public Relations antara lain: 1. Hubungan dengan press (Press Relations) 2. Hubungan dengan pemerintah (Government relations) 3. Hubungan dengan Publik Pelanggan (Customer Relations) 4. Hubungan dengan masyarakat (Community Relations) 2.3.5 Peran dan fungsi Public Relations Peran Public Relations dibedakan menjadi dua, yakni peran manajerial dan peran teknis. Dalam peranan manajerial, terdapat empat peranan Public Relations yaitu:25
Gambar: 2.1 Empat Peran Public Relations
25
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom. Op.Cit.
24
1. Expert Prescriber Communication Peran praktisi Public Relations dianggap sebagai ahli dalam masalah Public Relations dan sering sekali mereka terlihat memiliki kualitas untuk menangani masalah-masalah Public Relations dan mengidentifikasi solusinya. Praktisi Public Relations disini mengidentifikasi masalah, mengembangkan program, dan kemudian mengambil tanggung jawab penuh terhadap implementasi program. Peran sebagai Expert Prescriber ini sangat menarik bagi praktisi Public Relations, karena secara pribadi peran sebagai expert prescriber sangatlah menyanjung apabila seorang praktisi dianggap memiliki otoritas terhadap apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Hal ini juga menarik bagi karyawan dan klien karena mereka ingin merasa yakin bahwa bidang Public Relations ditangani oleh ahlinya. Mereka juga berasumsi bahwa mereka tidak perlu lagi terlibat apabila sang ahli telah menangani masalah tersebut. Tetapi peran yang minim dari top manajemen berarti bahwa top manajemen tidak menyertakan pengetahuan mereka yang relevan terhadap proses pemecahan suatu masalah. Dengan tidak adanya partisipasi, pihak manajemen juga menjadi tergantung pada praktisi ahli setiap kali timbul permasalahan Public Relations. Para manajer juga harus memiliki komitmen kecil, bahkan tidak sama sekali terhadap usaha Public Relations dan mereka tidak bertanggung jawab pada sukses atau gagalnya suatu program.
25
2. Problem Solving Process Facilitator Peran praktisi Public Relations adalah berkolaborasi dengan manajermanajer yang lain untuk mendefinisikan dan memecahkan, masalah-masalah komunikasi organisasi. Tidak seperti pada peran Expert Prescriber dimana manajer-manajer lain mengambil peran pasif dalam proses memecahkan masalah, disini peran praktisi Public Relations adalah bekerjasama dengan manajer-manajer lain untuk mendapatkan solusi bagi masalah-masalah yang dihadapi organisasi. Hasilnya, pemikiran Public Relations menjadi salah satu faktor dalam pembuatan keputusan oleh manajemen. 3. Communication Facilitator Peran praktisi Public Relations adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan baik kepada manajemen dan publiknya agar mereka dapat membuat keputusan yang dibutuhkan berdasarkan kepentingan bersama. Public Relations juga berperan sebagai sumber informasi dan kontak resmi antara organisasi dan publiknya. Public Relations bekerja atas dasar komunikasi dua arah yang efektif yang akan meningkatkan kualitas keputusan organisasi atau perusahaan dan publik mengenai kebijakan, prosedur, dan aksi kepentingan bersama. Peran sebagai fasilitator komunikasi mengharuskan praktisi Public Relations untuk menjadi pendengar yang peka dan sebagai pembawa informasi. Peran ini bertugas untuk mempertahankan komunikasi dua arah dan memfasilitasi pertukaran informasi dengan cara memindahkan halanganhalangan dan memastikan bahwa saluran komunikasi tetap terbuka.
26
4. Communication Technician Peran Public Relations sebagai pelaksana teknis komunikasi adalah menyediakan layanan di bidang teknik, sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi merupakan keputusan manajemen dan petugas Public Relations yang melaksanakannya. Peran praktisi PR hanya pada tataran teknis pelayanan komunikasi seperti menulis release dan feature untuk media, mempersiapkan dan mengedit newsletter dan menangani hubungan-hubungan dengan media. Semua keputusan mengenai strategi dan langkah yang akan diambil ditentukan oleh pihak manajemen, dimana praktisi Public Relations sama sekali tidak memiliki peran dan hanya diberi tugas untuk mengkomunikasikan keputusan yang
telah
diambil
tersebut.
Mereka
dilibatkan
setelah
itu
pada
mengimplementasi program. Walaupun mereka tidak hadir selama diskusi mengenai kebijakan baru atau keputusan manajemen, mereka merupakan pihak yang bertugas untuk menjelaskan kebijakan baru dan keputusan manajemen tersebut kepada karyawan dan pers. Menurut Cutlip and Center fungsi Public Relations meliputi hal-hal berikut :26 1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi. 2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan.
26
Rosady Ruslan. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2008 hal 9-10
27
3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum. 4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal maupun eksternal.
2.4 Perjanjian Kerja Bersama 2.4.1 Pengertian Perjanjian Kerja Bersama Perjanjian Perburuhan / Kesepakatan Kerja Bersama atau istilah yang dipergunakan dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2003 adalah Perjanjian Kerja Bersama dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Collective Labour Agreement (CLA), atau dalam bahasa Belanda disebut dengan Collective Arbeids Overemkomst (CAO), perjanjian ini dikenal dalam khasanah hukum Indonesia berdasarkan ketentuan dalam hukum KUHPerdata27 . Perjanjian Kerja Bersama adalah perjanjian antar Pengusaha dengan Serikat Pekerja yang mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak dalam jangka waktu tertentu.28 Maksud dibuatnya Perjanjian Kerja Bersama ini adalah untuk menciptakan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan kerja antara Pengusaha dengan Pekerja dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Sedangkan tujuan dibuatnya perjanjian kerja bersama adalah untuk menjamin kepastia hukum bagi Pengusaha dan Pekerja di dalam hubungan industrial secara proporsional 27
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2003 edisi revisi hal 65 28 Perjanjian Kerja Bersama PT. Pelabuhan Indonesia II Tanjung Priok, op.cit.,5
28
serta menciptakan hubungan yang sinergis.
2.4.2 Kewenangan Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama Kewenangan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama adalah berkaitan dengan pihak yang dapat dan mempunyai wewenang untuk membuat Perjanjian Kerja Bersama. Dari pengertian Perjanjian Kerja Bersama tersebut di atas sudah dapat diketahui siapa saja para pihak yang dapat melakukan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama. Para pihak tersebut adalah Serikat Pekerja / Serikat Buruh dan Pengusaha / gabungan pengusaha. Masing-masing pihak tersebut akan mengirimkan perwakilan yang akan diikutsertakan dalam sebuah tim dimana tim inilah yang bertugas untuk melakukan perundingan perjanjian kerja bersama.
29
2.4.3 Isi Perjanjian Kerja Bersama
Manajemen
Serikat Pekerja
Perjanjian Kerja Bersama menentukan: 1. Hak dan Kewajiban para pihak 2. Kesimpulan, isi dan pemutusan kontrak 3. UU konstitusi kerja
Perjanjian Kerangka: Berisi ketentuan tentang kondisi kerja seperti waktu kerja, liburan, surat peringatan, waktu pemberitahuan, jadwal kerja dan sebagainya.
Perjanjian Kerja Umum: Menentukan perbedaan upah dan kelompok gaji sesuai dengan uraian jabatan dan sebagainya.
Waktu Validasi : dua tahun Penanda tanganan kontrak pihak-pihak terkait
Gambar: 2.2 Kerangka Isi Perjanjian Kerja Bersama29
29
Buku Panduan Perjanjian Kerja Bersama Periode 2011-2013
Perjanjian upah dan gaji: Berisikan tingkat upah/ gaji, tunjangan, pembayaran bonus dan pembayaran tambahan.
30
Adapun isi dari perjanjian kerja bersama adalah mengatur sebagai berikut:30 1. Hubungan kerja. Pengusaha mengakui bahwa serikat pekerja adalah organisasi pekerja yang didirikan secara sah yang mewakili anggotanya untuk melakukan koordinasi, konsultasi dan perundingan dengan pengusaha mengenai hubungan kerja. Serikat pekerja mengakui bahwa pengusaha mempunyai hak dan kewajiban untuk memimpin dan menjalankan perusahaan sesuai kebijakan
manajemen
dengan
memperhatikan
ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam perjanjian kerja bersama. Pengusaha dan serikat pekerja mengakui bahwa pengaturan yang berdampak kepada kewajiban keuangan jangka panjang harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pemegang saham perusahaan. 2. Pengadaan, pengembangan, pendidikan dan latihan kerja. Mengatur tentang pengadaan pekerja, masa percobaan, pengembangan karir, kelas jabatan dan kepangkatan, penilaian prestasi, penempatan dan mutasi pekerja, pendidikan dan latihan. 3. Waktu kerja, lembur, cuti, izin meninggalkan pekerjaan dan perjalanan dinas. Mengatur tentang hari dan jam kerja, kerja lembur, hari libur, cuti, izin meniggalkan pekerjaan, perjalanan dinas. 4. Penghasilan. Mengatur tentang komponen penghasilan, pajak penghasilan. 5. Kesejahteraan pekerja, penghargaan, kesehatan pekerja, pembinaan mental, koperasi pekerja. Mengatur tentang kesejahteraan pekerja, penghargaan, kesehatan pekerja, pembinaan mental, koperasi pekerja. 30
Ibid
31
6. Mengatur tentang keselamatan pekerja dan jaminan sosial tenaga kerja 7. Peraturan disipin, jenis pelanggaran dan sanksi. Mengatur tentang peraturan disiplin kerja dan sanksi, pelanggaran disiplin kerja dan sanksi, laporan adanya pelanggaran disiplin kerja, acara pemeriksaan pelanggan disiplin kerja, keputusan hukuman disiplin, berlakunya keputusan hukuman disiplin. 8. Pemutusan hubungan kerja, restrukturisasi dan likuidasi. Mengatur tentang pemutusan hukuman kerja, skorsing, penahanan pekerja oleh pihak yang berwajib, restrukturisasi perusahaan, likuidasi perusahaan. 9. Penyampaian keluh kesah, lembaga biparti, lembaga triparti. Mengatur tentang penyampaian keluh kesah, lembaga bipartite, lembaga tripartit. 10. Ketentuan mogok, perkawinan antar pekerja, ketentuan peralihan, perubahan perjanjian kerja bersama, sosialisasi. 11. Perjanjian kerja bersama ini berlaku terhadap seluruh pekerja, serikat pekerja dan pengusaha di dalam lingkungan PT. Pelindo II.
2.4.4 Masa Berlakunya Perjanjian Kerja Bersama Masa berlakunya Perjanjian Kerja Bersama paling lama 2 (dua) tahun dan hanya dapat diperpanjang satu kali untuk paling lama 1 (satu) tahun berdasarkan kesepakatan tertulis antara serikat pekerja / serikat buruh dan pengusaha.