BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku 2.1.1. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari (Robert Kwik, 1974 sebagaimana di kutip oleh Notoadmojo, S, 1997). Selanjutnya menurut Myers (1983) perilaku adalah sikap yang diekspresikan (expressed attitudes). Perilaku dengan sikap saling berinteraksi, saling mempengaruhi satu dengan yang lain. 2.1.2. Ciri-Ciri Perilaku Remaja Ciri-ciri perilaku remaja memiliki karakteristik yang khusus, dimana masa remaja adalah masa peralihan. Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak sudah tidak merasa lagi dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Menurut Harlock (1980) ciri-ciri masa remaja seperti dibawah ini : 1. Masa remaja sebagai periode yang penting Perkembangan fisik dan psikis yang sama cepat memerlukan remaja untuk menyesuaikan diri di dalam sikap dan mental remaja tersebut. Hal ini dikarenakan adanya perubahan dari anak-anak ke remaja. 2. Masa remaja sebagai periode peralihan Masa remaja adalah sebagai periode peralihan. Adanya peralihan dari masa kanak-kanak ke remaja akan menimbulkan suatu perubahan sikap
7 Universitas Sumatera Utara
8
dan perilaku dari anak-anak ke menuju dewasa. Hal ini berarti bahwa bekas-bekas pada masa kanak-kanak akan sangat mempengaruhi remaja nantinya. 3. Masa remaja sebagai periode perubahan Ada beberapa perubahan dan bersifat universal yaitu meningginya emosi, yang intensitasnya tergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis, perubahan tubuh, perubahan minat dan peran, perubahan nilai-nilai yang diakibatkan perubahan minat dan peran dan perubahan pada adanya keinginan kebebasan dan mereka takut bertanggungjawab terhadap sikapsikapnya. 4. Masa remaja sebagai usia bermasalah Karena pada masa kanak-kanak masalah-masalahnya sebagian besar diselesaikan oleh guru dan orang tua sehingga kebanyakan remaja kurang berpengalaman dalam mengatasi masalah. Hal ini yang menyebabkan remaja sulit mengatasi masalah-masalahnya. 5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas, Karena remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya. mereka lambat laun akan mendambakan identitas diri mereka sendiri yang merasa berbeda dengan teman- temannya, dengan menggunakan simbolsimbol yang menurut mereka pantas dibanggakan kepada semua temanteman sebanyanya.
Universitas Sumatera Utara
9
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Adanya anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi. Hal ini menimbulkan ketakutan pada remaja jika bersama orang dewasa. Karena hal ini sudah melekat pada sebagian besar orang dewasa pada umumnya. 7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Remaja mempunyai pandangan bahwa dunia sebagai sesuai keinginannya dan tidak sebagaimana kenyataannya, oleh karena hal tersebut remaja meninggi emosinya apabila gagal dan disakiti hatinya. Remaja lambat laun akan
mengerti
secara
rasional
dan
realistik
sesuai
bertambah
pengalamannya. 2.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang adalah faktor genetik, meliputi: jenis ras, jenis kelamin, sifat fisik, sifat kepribadian, bakat pembawaan dan inteligensi. Selanjutnya adalah faktor dari luar individu: faktor lingkungan, pendidikan, agama, sosial ekonomi, kebudayaan dan faktor-faktor lain. 2.1.4. Karakteristik Perilaku Ada beberapa karakteristik perilaku yaitu : perilaku adalah perkataan dan perbuatan individu, jadi apa yang dikatakan dan dilakukan oleh seseorang itu merupakan karakteristik perilakunya, perilaku mempunyai satu atau lebih individu yang dapat diukur yaitu frekuensi, durasi, dan intensitasnya, perilaku dapat
Universitas Sumatera Utara
10
diobservasi, dijelaskan dan direkam oleh orang lain atau orang yang terlibat dalam perilaku tersebut, perilaku mempengaruhi lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, perilaku dipengaruhi lingkungan (lawful), perilaku bisa tampak, perilaku yang tidak tampak bisa di observasi oleh orang lain, sedangkan perilaku yang tidak tampak merupakan kejadian atau hal. (http://www.docstoc.com/docs/18468555/ Pengantar‐Modifikasi‐Perilaku). 2.1.5.
Domain Perilaku Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2012), membagi perilaku
itu didalam 3 domain (ranah/kawasan) yaitu ranah kognitif (kognitive), ranah affektif (affective), dan ranah psikomotor (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yaitu : 2.1.5.1. Pengetahuan (knowlegde) Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu : 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
11
2. Memahami (Comprehension) Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. 4. Analisis Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain. 5. Sintesa Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru. 6. Evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi / objek. Menurut Lukman (2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal antara lain meliputi kesehatan, intelegensi, perhatian, minat, bakat. Sedangkan faktor eksternal yaitu keluarga, metode pembelajaran, masyarakat atau lingkungan. 2.1.5.2. Sikap (attitude) Menurut Notoadmojo (2012), sikap adalah reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan
Universitas Sumatera Utara
12
suatu tindakan ataupun aktivitas, namun merupakan predisposisi tindakan atau prilaku. Menurut Allport, seperti dikutip Notoadmojo (2012), sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu: kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu: 1. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). 2. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain, pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, dan media massa. 2.1.5.3. Praktik atau tindakan (practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata
Universitas Sumatera Utara
13
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan yaitu : 1. Respon terpimpin (guide response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat pertama. 2. Mekanisme (mecanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik tingkat kedua. 3. Adopsi (adoption) Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. 2.2.
Definisi Remaja Masa remaja (adolescence) merupakan masa dimana terjadi transisi masa
kanak-kanak menuju dewasa, biasanya antara usia 13 dan 20 tahun. Istilah adolescence merujuk kepada kematangan psikologis individu, sedangkan pubertas merujuk pada saat dimana telah ada kemampuan reproduksi. Masa remaja dapat dibagi menjadi tiga subtipe yaitu masa remaja awal ( usia 11 sampai 14 tahun), masa remaja akhir (usia 15 sampai 17 tahun), masa remaja akhir (usia 18 sampai 20 tahun) (Potter & Perry 2009). Sedangkan Menurut Santrock (2003:26) bahwa remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak
Universitas Sumatera Utara
14
dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosialemosional. 2.2.1. Proses Biologis ( biological processes) Proses ini mencakup perubahan-perubahan dalam hakikat fisik individu. Perkembangan fisik, yang dimaksud adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan keterampilan motorik ( Papalia dan Olds, 2011). Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada masa remaja. Kematangan seksual terjadi seiring perkembangan karakteristik seksual primer dan sekunder. Terdapat banyak variasi pada masa perubahan fisik yang dihubungkan dengan pubertas antara lawan jenis dan sesama jenis.
Pada remaja sangat sensitif
terhadap perubahan fisik yang akan membuat mereka berbeda dari kelompok (Perry & Potter, 2009). Anak perempuan umumnya lebih dulu mengalami perubahan fisik dibandingkan anak laki-laki, yaitu sekitar dua tahun lebih awal (santrock,2003). Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat‐alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki‐laki) dan tanda‐tanda seksual sekunder yang tumbuh (Santrock,2003). 2.2.2. Proses Kognitif Berdasarkan teori perkembangan piaget, kemampuan kognitif remaja berada pada tahap formal operational. Remaja harus mampu mempertimbangakan
Universitas Sumatera Utara
15
semua
kemungkinan
untuk
menyelesaikan
masalah
dan
mempertanggungjawabkannya. Remaja memperoleh kemampuan memperkirakan suatu kemungkinan, mengurutkannya, memecahkan masalah dan mengambil kepurusan secara logis. Mereka bisa berpikir secara abstrak dan dapat mengatasi hipotesis. Di saat seperti ini, remaja akan mengalami kemajuan proses berpikir yang sebelumnya masih bersifat fisik/konkret menjadi bersifat abstrak (Perry & Potter,2009). Mereka bukan hanya mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan membuat pemahaman lebih mendalam (Kusmiran,2011).
Berkaitan dengan perkembangan kognitif,
umumnya remaja menampilkan tingkah laku sebagai berikut : a. Kritis segala sesuatu harus rasional dan jelas, sehingga remaja cenderung mempertanyakan kembali aturan-aturan yang diterimanya b. Rasa ingin tahu Perkembangan intelektual pada remaja merangsang adanya kebutuhan/ kegelisahan akan sesuatu yang harus diketahui/ dipecahkan c. Jalan pikiran egosentris Berkaitan dengan menentang pendapat yang berbeda. Cara berpikir kritis dan egosentris, menyebabkan remaja cenderung sulit menerima pola pikir yang berbeda dengan pola pikirnya
Universitas Sumatera Utara
16
d. Imagery audience Remaja merasa selalu diperhatikan atau menjadi pusat perhatian orang lain menyebabkan remaja sangat terpengaruh oleh penampilan fisiknya dan dapat mempengaruhi konsep dirinya e. Personal fables Remaja merasa dirinya sangat unik dan berbeda dengan orang lain. Tercapainya tahap perkembangan ini ditandai dengan individu mampu : a. Berpikir secara kontra faktual (contra-factual), artinya ia menyadari bahwa realitas dan pikiran tentang realitas bisa berbeda, juga bisa memaknai suatu realitas sesuai kehendaknya. b. Realitas adalah kondisi nyatanya (objektif) sedangkan pikiran tentang realitasnya adalah kondisi subjektif (persepsi). 2.2.3. Proses Sosial-Emosi Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “Badai dan Tekanan”, sesuatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu (Hurlock, 2006). Pada proses sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari
Universitas Sumatera Utara
17
konteks
sosial
dalam perkembangan
(Santrock,2003).
Remaja
berusaha
memisahkan unsur emosional dari pihak orang tua sambil tetap mempertahankan hubungan keluarga. Selain itu mereka harus membangun sistem etis yang berdasarkan nilai-nilai pribadi (Perry & Potter,2009). Mereka akan membuat keputusan mengenai karir, pendidikan di masa depan, dan gaya hidup. Kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka (Perry & Potter, 2009). 2.3. Tugas- Tugas Perkembangan Remaja Menurut Havighurts 1988 (dalam Kusmiran,2011), ada tugas- tugas yang harus diselesaikan dengan baik pada setiap periode perkembangan. Tugas perkembangan adalah hal- hal yang harus dipenuhi atau dilakukan oleh remaja dan dipengaruhi oleh harapan sosial. Deskripsi tugas perkembangan berisi harapan lingkungan yang merupakan tuntutan bagi remaja dalam bertingkah laku. Adapun tugas perkembangan pada remaja menurut Havighurts (dalam Kusmiran,2011) adalah : 1. Menerima keadaan dan penampilan diri, serta menggunakan tubuhnya secara efektif 2. Belajar berperan sesuai dengan jenis kelamin ( sebagai laki-laki dan perempuan ) 3. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis 4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab
Universitas Sumatera Utara
18
5. Mencapai kemandirian secara emosional terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya 6.
Mempersiapkan karier dan kemandirian secara ekonomi
7. Menyiapkan diri ( fisik dan psikis ) dalam menghadapi perkawinan dan kehidupan keluarga 8. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual untuk hidup bermasyarakat dan untuk masa depan ( dalam bidang pendidikan atau pekerjaan ) 9. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa 2.4. Situs Jejaring Sosial Jejaring sosial adalah sebutan lain web community. Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Jejaring sosial sebagai struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954. Ada berbagai macam situs jejaring sosial yang digunakan seseorang diantaranya adalah MySpace, FB, Windows Live Spaces, Friendster, Twitter, dan lain sebagainya ( Kindarto,2010). Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat,
Universitas Sumatera Utara
19
messaging, email, video, audio chat, share file, blog, diskusi grup, dan lain-lain. Umumnya jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna dapat meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan pengguna lainnya. Situs- situs dari jejaring sosial seperti FB, Twitter, Youtube atau Yahoo Messenger. Beberapa jejaring sosial memiliki fitur tambahan seperti pembuatan grup untuk dapat saling berbagi informasi didalamnya. Situs jejaring sosial yang paling terkenal dan sering digunakan oleh masyarakat Indonesia yaitu FB. Keberadaan situs jejaring sosial ini memudahkan kita untuk berinteraksi dengan mudah dengan orang-orang dari seluruh belahan dunia dengan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan telepon. Selain itu, dengan adanya situs jejaring sosial, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat. Namun, tidak menutup kemungkinan, kemunculan situs jejaring sosial ini menyebabkan interaksi interpersonal secara tatap muka (face-to-face) cenderung menurun. Orang lebih memilih untuk menggunakan situs jejaring sosial karena lebih praktis. Di lain pihak, kemunculan situs jejaring sosial ini membuat anak muda tidak mengakses internet. Dalam kadar yang berlebihan, situs jejaring sosial ini secara tidak langsung membawa dampak negatif, seperti kecanduan (addiksi) yang berlebihan dan terganggunya privasi seseorang. 2.5. Facebook Facebook (FB) merupakan situs web jaringan sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg yang berusia 21 tahun, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. FB adalah
Universitas Sumatera Utara
20
website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Seseorang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya. Pengguna jejaring sosial FB sudah mencapai 300 juta orang, kurang lebih setara dengan jumlah penduduk Amerika Serikat. Pengguna FB salah satunya adalah remaja. Remaja menggunakan FB untuk berinteraksi dengan temantemannya atau mencari teman baru, dan menikmati berbagai layanan yang disediakan FB. Keistimewaan FB terletak pada fasilitasnya yang variatif dan cenderung mudah dipelajari. Bahkan kini, FB menjadi hosting foto terbesar, mengalahkan situs foto seperti Flickr atau Picasso (Enda Nasution, 2008 dalam judhita,2010). Lebih dari sekadar mencari teman dan memasukkannya dalam friendlist, situs ini bisa menawarkan lebih dari itu. Sharing untuk media seperti audio, video, foto, dan notes, merupakan salah satu wujud kebebasan yang memungkinkan siapa saja dapat mengunggah apa saja dengan segala resiko yang juga ada. Sedang untuk jaminan keamanannya bisa diatur untuk foto dan profil dalam privacy setting. Remaja biasanya mengakses FB melalui handphone yang mendukung adanya aplikasi FB. Selain itu, biasanya mereka mengakses melalui internet langsung. Seringnya remaja mengakses FB, membuat perilaku remaja biasanya berubah, mereka terkadang suka lupa waktu dan lebih sering meluangkan waktu
Universitas Sumatera Utara
21
untuk membuka FB disaat mereka sedang melakukan aktivitas sekolah atau kegiatan lainnya. Meski begitu, menurut survei consumer report bulan mei 2011, ada 7,5 juta anak di bawah usia 13 tahun yang memiliki akun FB dan 5 juta lainnya di bawah 10 tahun, sehingga melanggar persyaratan layanan situs ini. Pada september 2012 FB memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam. Situs ini secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa di universitas lain sebelum di buka untuk siswa sekolah menengah atas dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia 13 tahun. FB dapat mempengaruhi perilaku penggunanya. Pengguna FB terdiri dari berbagai kalangan dari kalangan remaja sampai dengan orang dewasa. 2.6. Pengaruh Penggunaan FB 2.6.1. Pengaruh Positif Penggunaan FB Dalam perilaku sosialnya, remaja adalah periode dimana teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting. Mereka ikut dalam kelompok-kelompok, klik-klik, atau gang-gang sebaya atau peer group yang perilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat mempengaruhi perilaku serta nilai-nilai individu-individu yang menjadi anggotanya. Inilah proses dimana individu membentuk pola perilaku dan nilai-nilai baru yang pada gilirannya bisa menggantikan nilai-nilai serta pola perilaku yang dipelajarinya di rumah. Oleh karena itu, pada umumnya remaja menggunakan situs FB untuk menjalin persahabatan lebih luas dengan temanteman yang telah dikenal maupun teman-teman baru di seluruh dunia.
Universitas Sumatera Utara
22
Adanya FB memberikan pengaruh positif terhadap perilaku remaja. Menurut Julianita (2012) berikut adalah manfaat yang dapat diambil dari penggunaan FB : 1. Mempermudah komunikasi Sebagai makhluk sosial, seseorang membutuhkan interaksi dengan orang lain dan interaksi tersebut dapat terjalin dengan baik melalui adanya komunikasi. Manusia modern tidak perlu sibuk membuat coretan atau lukisan untuk komunikasi. Tak perlu juga selalu bertemu dan bertatap muka langsung untuk berkomunikasi karena berbagai media canggih telah tersedia. Kini seseorang bisa berkomunikasi dengan orang dari berbagai benua hanya dengan Handphone ataupun internet. FB menyediakan beragam fasilitas yang dapat mempermudah komunikasi seperti status, wall, grup, message halaman, acara, catatan, dan chat FB. 2. Menambah teman Dalam hidup ini, seseorang butuh teman dan pergaulan. Semakin banyak teman hidup akan semakin berwarna. Dengan adanya FB, seseorang bisa menambah teman sebanyak yang dia mau dengan mudah. Tentu tidak semua orang bisa kita jadikan teman, kita pun harus selektif dan berhatihati dalam mencari teman di dunia maya. Jika kita menemukan teman yang baik, kita bisa menindaklanjuti pertemanan tersebut di dunia nyata. 3. Sebagai sarana curhat (curahan hati) Sebagian besar facebookers mengaku senang curhat di FB. Curhat di FB tentu lebih menyenangkan dibanding curhat di diary karena kita bisa
Universitas Sumatera Utara
23
mendapatkan respon dari banyak orang berbeda dengan buku diary hanya bisa diam membisu. 4. Mempermudah menyampaikan informasi Sebagian besar facebookers mengaku FB memudahkan menyampaikan mendapatkan
informasi
sesuai
kebutuhan
misalnya
informasi
mendapatkan beasiswa, lowongan kerja dan sebagainya. Apalagi jika facebookers sudah tergabung dalam sebuah grup. 5. Sebagai sarana mencari hiburan FB bisa menjadi tempat hiburan yang menyenangkan dan murah, mampu menghilangkan kejenuhan di tengah rutinitas. FB menyediakan beragam permainan yang bisa di nikmati seperti Farm Ville, mafia wars, cafe world, treasure isle dan lain-lain. 6. Memudahkan mengetahui riwayat seseorang Saat ini FB memunculkan tampilan baru berupa kronologi yang memudahkan untuk mengetahui riwayat seseorang karena dengan kronologi, seseorang dapat mengetahui bagaimana kisah seseorang dimasa lalu semenjak dia bergabung di FB. 2.6.2. Pengaruh Negatif Penggunaan FB Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan FB antara lain : 1. Tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya Orang yang sudah kecanduan FB terlalu asyik dengan dunianya sendiri (dunia yang diciptakannya) sehingga tidak peduli dengan orang lain dan
Universitas Sumatera Utara
24
lingkungan di sekitarnya. Seseorang yang telah kecanduan FB sering mengalami hal ini, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, dunianya berubah menjadi dunia FB. 2. Berkurangnya sosialisasi di dunia nyata Berkurangnya sosialisasi di dunia nyata ini dampak dari terlalu sering dan terlalu lama bermain FB. Hal ini cukup mengkhawatirkan bagi perkembangan kehidupan sosial remaja. Mereka yang seharusnya belajar sosialisasi dengan lingkungan justru lebih banyak menghabiskan waktu lebih banyak di dunia maya bersama teman teman FBnya yang rata rata membahas sesuatu yang tidak penting yang mengakibatkan kemampuan verbal remaja menurun. 3. Menghamburkan uang Akses internet untuk membuka FB jelas berpengaruh terhadap kondisi keuangan terlebih jika mengakses dari warnet. Dan biaya internet di Indonesia yang cenderung masih mahal bila dibanding negara negara lain. Hal ini sudah bisa dikategorikan sebagai pemborosan, karena tidak produktif. 4. Mengganggu kesehatan Terlalu lama di depan monitor tanpa melakukan kegiatan apa pun, tidak pernah olah raga sangat beresiko bagi kesehatan. Penyakit akan mudah datang, telat makan dan tidur tidak teratur. Obesitas (kegemukan), penyakit lambung (pencernaan), dan penyakit mata adalah gangguan kesehatan yang paling mungkin terjadi.
Universitas Sumatera Utara
25
5. Berkurangnya waktu belajar Hal ini akan terjadi jika seseorang tidak bisa membagi waktunya dengan baik. Terlalu lama bermain FB akan mengurangi jatah waktu belajar si anak sebagai pelajar. Bahkan banyak diantara pelajar yang belajar sambil bermain FB saat di sekolah. 6. Berkurangnya perhatian untuk keluarga Keluarga di rumah adalah nomor satu. Slogan tersebut tidak lagi berlaku bagi para facebookers. Bagi mereka teman teman di FB adalah nomor satu. Tidak jarang perhatian mereka terhadap keluarga menjadi berkurang. 7. Tersebarnya data pribadi Beberapa facebookers memberikan data data mengenai dirinya dengan sangat detail. Biasanya ini untuk orang yang baru kenal internet hanya sebatas FB saja. Mereka tidak tahu resikonya menyebarkan data pribadi di internet. 8. Mudah menemukan sesuatu yang berbau pornografi dan sex Mudah sekali bagi para facebookers menemukan sesuatu yang berbau porno dan sex. Karena kedua hal itu yang paling banyak dicari di internet dan juga paling mudah ditemukan. Inilah fakta tidak dewasanya pengguna intenet Indonesia, hanya menggunakan internet untuk mencari hal-hal yang berbau negatif. Di FB akan sangat mudah menemukan grup sex, grup tante kesepian dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
26
9. Rawan terjadinya perselisihan Tidak adanya kontrol dari pengelola FB terhadap para anggotanya dan ketidakdewasaan pengguna FB itu sendiri membuat perselisihan antar facebookers sering sekali terjadi. 10. Penipuan Seperti media media lainnya, FB
juga rawan terhadap penipuan.
Apalagi bagi anak anak yang kurang mengerti tentang seluk beluk dunia internet.
Universitas Sumatera Utara