BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Informasi Akuntansi Keuangan Dalam melakukan analisis laporan keuangan, sebenarnya pintu yang paling mudah dimasuki adalah melalui penguasaan akuntansi. Laporan keuangan disusun dari proses dan prosedur akuntansi, sedangkan analisis laporan keuangan adalah memecahkan ke unit-unit yang lebih kecil dari proses penyusunan laporan keuangan. Soemarso (2004:3) mendefenisikan akuntansi sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih diantara beberapa alternatif pilihan. Sebagaimana diketahui bahwa informasi yang ada di dalam laporan keuangan tidak hanya digunakan oleh pihak internal perusahaan saja akan tetapi pihak eksternal perusahaan, seperti para investor dan kreditor. Berkaitan dengan hal tersebut data keuangan yang terdapat di dalam laporan keuangan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut di
Universitas Sumatera Utara
perbandingkan untuk dua periode atau lebih, sehingga diperoleh informasi yang dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan. Para pemakai laporan keuangan atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder) ingin mengetahui informasi dan gambaran perkembangan keuangan perusahaan, tetapi dilakukan suatu evaluasi atau analisis terhadap laporan keuangan sehingga hasil dari analisis tersebut dapat digunakan sebagai informasi sesuai dengan tujuan yang dicapai. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan (Soemarso 2004:4) antara lain: a. Pemilik, dalam hal ini adalah yang memiliki usaha tersebut. Hal ini tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya. b. Manajemen, kepentingan pihak manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan yang mereka buat juga memiliki arti tertentu bagi pihak manajemen perusahaan. Laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. c. Kreditor, pihak penyandang dana bagi perusahaan. Artinya pihak pemberi dana seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal memberi pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan sebelumnya. Bagi pihak kreditor, prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan dana kepada berbagai perusahaan sangat diperlukan. d. Pemerintah, juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang dibuat perusahaan, bahkan pemerintah melalui departemen keuangan mewajibkan kepada setiap perusahaan untuk menyusun dan melaporkan keuangan perusahaan secara periodik. e. Masyarakat, laporan keuangan perusahaan memengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai hal. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan pada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengertian rasio Rasio merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Djarwanto (2001:123) rasio dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Analisis laporan keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis laporan keuangan didasarkan untuk menilai risiko dan peluang dimasa yang akan datang. Pengukuran hubungan satu pos dan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya melihat alat rasio saja, tidaklah cukup sehingga harus dilakukan analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas dan dikontribusikan dengan analisis kualitatif, dan penelitian-penelitian industri. Analisis ini merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimal dan juga dalam mengelola perusahaan semaksimal mungkin. Hasil analisis nantinya akan
Universitas Sumatera Utara
diketahui tingkat kemampuan perusahaan yang ditujukan dalam bentuk angka atau persentase. Menurut kasmir (2008:105) analisis rasio keuangan suatu perusahaan dalam prakteknya dapat digolongkan menjadi sebagai berikut: a. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca, b. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi, c. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.
3. Rasio Profitabilitas Menurut Kasmir (2008:196) rasio profitabilitas adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio profitabilitas akan mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan dan memberi gambaran tentang efektivitas pengelolaan perusahaan. Menurut Kasmir (2008:199) rasio profitabilitas yang digunakan adalah : a. Margin Laba atas Penjualan (Net Profit Margin) Profit Margin On Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin. Terdapat dua rumus untuk mencari profit margin, yaitu: 1. Untuk margin laba kotor dengan rumus:
Margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk margin laba bersih dengan rumus:
Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. b. Hasil Pengembalian Investasi (Return On Investment / ROI) Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return On Investment (ROI) atau Return On Total Assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaiknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Rumus:
c. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity / ROE) Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus :
d. Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share) Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Rumus :
Universitas Sumatera Utara
4. Rasio solvabilitas Menurut Kasmir (2008:150) rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Menurut Kasmir (2008:156) rasio-rasio yang digunakan adalah: a. Debt to Asset Ratio (DAR) Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang. Rumus :
b. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratiomerupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rumus :
Universitas Sumatera Utara
c. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus:
5. Saham a. Pengertian Saham Pengertian saham Menurut Suad Husnan (2005 : 29) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Menurut PSAK No. 42, saham/efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, obligasi, tanda bukti utang, dan unit penyertaan kontrak investasi kolektif. Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi. Dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti kita telah menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali saham tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan. Sifat dasar investasi saham adalah memberikan peran bagi investor dalam memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham merupakan sebagian
Universitas Sumatera Utara
pemilik perusahaan, sehingga mereka berhak atas sebagian dari laba perusahaan. Namun hak tersebut terbatas karena pemegang saham berhak atas bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh kewajiban perusahaan dipenuhi. Pada dasarnya saham dapat digunakan untuk mencapai tiga tujuan investasi utama yaitu : 1) Sebagai
gudang
nilai,
berarti
investor
mengutamakan
keamanan
prinsipal,sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham nonspekulatif lainnya. 2) Untuk pemupukan modal, berarti investor mengutamakan investasi jangka panjang, sehingga mereka akan mencari saham pertumbuhan untuk memperoleh capital gain atau saham sumber penghasilan untuk mendapat dividen. 3) Sebagai sumber penghasilan, berarti investor mengandalkan pada penerimaan dividen sehingga mereka akan mencari saham penghasilan yang bermutu baik dan hasil tinggi.
b. Jenis-Jenis saham Dalam transaksi jual-beli di Bursa Efek, saham atau sering pula disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Surat berharga saham memiliki bermacam-macam jenis. Macam-macam saham terbagi berdasarkan peralihan hak, berdasar hak tagih dan berdasar kinerja saham itu sendiri meliputi :
Universitas Sumatera Utara
1) Berdasarkan Peralihan Hak a) Saham Atas Unjuk (Bearer Stock) Yaitu jenis saham yang tidak menyertakan nama pemilik dengan tujuanagar saham tersebut dapat dengan mudah dipindahtangankan atau mudah berganti pemilik dan siapapun yang memegang saham tersebut secara sah menjadi pemilik saham tersebut dan berhak ikut dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). b) Saham Atas Nama (Registered Stock) Saham ini mencantumkan nama dari pemilik saham pada lembar sahamnya. Saham ini dapat dipindahtangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu. 2) Berdasarkan Hak Tagih atau Klaim a) Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasar laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham biasalah yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian dividen dan penjualan aset perusahaan. Ciri - ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut: 1. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba, 2. Memiliki hak suara (one share one vote), 3. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
Universitas Sumatera Utara
b) Saham Preferen (Preferred Stock) Saham preferen adalah saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabilaperusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen akan mendapatprioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan aset. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Adapun ciri - ciri dari saham preferen adalah: 1. Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden, 2. Tidak memiliki hak suara, 3. Dapat memengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus, 4. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi. 3) Berdasarkan Kinerja Saham a) Blue Chip Stock Yaitu saham unggulan karena diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki kinerja baik, dapat membagikan dividen secara stabil dan konsisten. Perusahaan yang menerbitkan saham ini biasanya adalah perusahaan besar yang telah memiliki pangsa pasar tetap. b) Growth Stock Merupakan jenis saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan tinggi.
Universitas Sumatera Utara
c) Income Stock Merupakan saham yang memiliki dividen progresif atau besarnya dividen yang dibagikan lebih tinggi dari rata-rata dividen tahun sebelumnya. d) Speculative Stock Saham ini menghasilkan dividen yang tidak tetap karena perusahaan yang menerbitkan memiliki pendapatan yang berubah-ubah, dan memungkinkan memiliki prospek yang bagus di masa yang akan datang. e) Counter Cyclical Stock Perusahaan yang menerbitkan saham ini operasionalnya tidak banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro. Perusahaan ini biasanya bergerak dalam bidang produksi atau layanan jasa vital.
c. Harga Saham Harga saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia. Nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : 1) Par Value (Nilai Nominal) Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan dan berfungsi untuk tujuan akuntansi. Dalam modal suatu perseroan, dikenal adanya modal disetor. Perubahan modal disetor ini sama dengan suatu nilai yang berguna bagi pencatatan akuntansi, di mana nilai nominal dicatat sebagai model ekuitas perseroan di dalam neraca. Setiap saham yang diterbitkan di Indonesia harus mempunyai nilai nominal yang tercantum pada surat
Universitas Sumatera Utara
sahamnya. Namun untuk satu jenis saham yang lama harus mempunyai satu jenis nilai nominal. 2) Base Price (Harga Dasar) Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga ini merupakan harga perdana pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Harga dasar ini berubah sesuai aksi emiten yang dilakukan seperti right issue, stock split, warrant dan lain-lain, sehingga harga saham dasar yang baru harus dihitung sesuai dengan perubahan harga teoritis hasil perhitungan antara harga dasar dengan jumlah saham yang diterbitkan. 3) Market Price (Harga Pasar) Harga pasar merupakan harga saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price). Jadi harga pasar ini yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar dikalikan jumlah saham yang diterbitkan, maka didapat market value.
d. Analisis Saham Dalam konteks teori untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua pendekatan dasar yakni :
Universitas Sumatera Utara
1) Analisis Teknikal Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu (Husnan, 2001:349). Model analisis teknikal lebih menekankan pada tingkah laku pemodal di masa yang akan datang berdasarkan kebiasaan di masa lalu (nilai psikologis). Di dalam analisis teknikal informasi tentang harga dan volume perdagangan merupakan alat utama untuk analisis. misalnya, peningkatan atau penurunan harga biasanya berkaitan dengan peningkatan atau penurunan volume perdagangan. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli atau menjual saham, dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafis. 2) Analisis Fundamental Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang memengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan vaiabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham, Husnan (2001:315). Analisis fundamental lebih menekankan pada penentuan nilai intrinsik dari suatu saham. Untuk melakukan analisis yang bersifat fundamental, diperlukan pemahaman variabel-variabel yang memengaruhi nilai intrinsik saham. Nilai inilah yang akan diestimasi oleh investor, dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price) sehingga dapat diketahui saham-saham yang overprice maupun yang
Universitas Sumatera Utara
underprice. Beberapa tahapan analisis untuk melakukan analisis fundamental yaitu : a) Analisis Ekonomi Analisis ini menyangkut penilaian umum perekonomian dan pengaruh potensialnya terhadap hasil sekuritas. Husnan (2001:320) menunjukkan bahwa faktor ekonomi mampu menjelaskan sekitar 17 persen perubahan laba perusahaan. b) Analisis Industri Analisis industri akan memberikan pemahaman tentang sifat dan operasi dari suatu industri yang dapat digunakan untuk memperkirakan prospek pertumbuhan industri perusahaan-perusahaan di dalamnya serta prestasi saham-sahamnya. c) Analisis Kondisi Spesifik Perusahaan Analisis ini menyangkut penilaian keadaan keuangan perusahaan. Alat yang digunakan dalam analisis ini yaitu analisis laporan keuangan.
e. Penilaian Saham Nilai saham yang akan dibayar oleh investor tergantung dari hasil yang diharapkan untuk diterima dan risiko yang terkandung dalam transaksi pembelian itu. Penilaian (valuation) dimaksudkan untuk dapat menentukan nilai suatu saham sehingga perlu diperoleh standar prestasi (standar and performance) yang dapat digunakan untuk menilai manfaat investasi saham yang bersangkutan. Standar prestasi ini berupa nilai intrinsik yang menunjukkan prestasi (hasil dan resiko)
Universitas Sumatera Utara
mendatang dari suatu sekuritas. Model penilaian harga saham yang sering digunakan dalam analisis saham yaitu : 1) Pendekatan Present Value. Dalam pendekatan nilai saat ini dari suatu saham adalah sama dengan present value arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemilik saham tersebut. Deviden merupakan arus kas bagi para pemegang saham menurut pendekatan the dividend discount model. Model ini dikembangkan menjadi dua model pendekatan yaitu : a) Model Tanpa Pertumbuhan Dividen (The Zero Growth Model) Model ini didasarkan pada asumsi : 1. Keuntungan tidak berubah setiap tahunnya 2. Semua keuntungan dibagikan sebagai dividen Sehingga harga saham dirumuskan :
Dimana : Po = Harga saham (nilai intrinsik) D = Dividen r = Required rate of return (tingkat keuntungan yang dianggap relevan atau diharapkan) b) Model Pertumbuhan Konstan (Constant Growth Model) Model ini didasarkan pada asumsi : 1. Tidak semua laba dibagikan 2. Laba ditahan diinvestasikan kembali
Universitas Sumatera Utara
Rumus :
Dimana : Po = Harga saham (nilai instrinsik) D = Dividen pada periode i r = Required rate of return (tingkat keuntungan yang dianggap relevan atau diharapkan) g = Growth of rate (pertumbuhan laba atau dividen di masa yang akan datang) 2) Pendekatan Price Earning Ratio (PER) Dalam pendekatan ini harga saham (nilai intrinsik) dirumuskan sebagai berikut: Po = EPS x PER Dimana : Po = harga saham (nilai instrinsik) EPS = earning per share (laba per saham yang diharapkan) PER = price earning ratio
f. Faktor-Faktor yang memengaruhi harga saham Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga dari suatu saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah
Universitas Sumatera Utara
permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek maka harga saham cenderung akan naik. Faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasiharga saham dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Hal-hal penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah tingkat inflasi dan suku bunga, kebijakan keuangan dan fiskal, situasi perekonomian dan situasi bisnis internasional. Sedangkan faktor mikro perusahaan yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah pendapatan perusahaan, dividen yang dibagikan, arus kas perusahaan, perubahan mendasar dalam industri atau perusahaan dan perubahan dalam perilaku investasi misalnya merubah investasinya dari saham menjadi obligasi. Selain itu juga, faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan harga saham adalah: 1) Faktor Internal, antara lain: a) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan. b) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang. c) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi. d) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
e) Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset, dan penutupan usaha lainnya. f) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya. g) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS), dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit margin, return on assets (ROA), dan lain-lain. 2) Faktor Eksternal, antara lain: a) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. b) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya. c) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaaan trading. d) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara. e) Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti
Judul
Variabel Penelitian
Sitanggang,
Pengaruh
variabel Variabel
Katerin
Keuangan dan Rasio independen:
Oktaria
Camel
(2007)
Harga
Hasil Penelitian Aspek
variabel
keuangan
dan
rasio
terhadap variabel keuangan camel masing-masing Saham dan rasio Camel
Perusahaan Perbankan
secara
bersama-sama
Variabel dependen: di uji terhadap Book yang harga saham
value dan market value
Tercatat pada Bursa
dimana
variabel
Efek Jakarta
tersebut
berpengaruh
sangat besar terhadap peningkatan
maupun
penurunan dari nilai buku dan nilai pasar
Leman,
Pengaruh Economic Variabel
Secara
Elvira
Value Added dan independen:
penelitian
(2008)
Rasio Profitabilitas Economic terhadap Saham
Value menunjukkan
Harga Added dan rasio pengaruh Perusahaan profitabilitas
Infrastruktur Bursa Efek Jakarta
parsial, ini adanya variabel
economic value added
di Variabel dependen: dan earning per share harga saham
terhadap harga saham perusahaan
Universitas Sumatera Utara
infrastruktur sedangkan
untuk
variabel return on asset tidak
ada
pengaruh
yang
segnifikan
terhadap
perusahaan
infrastruktur Secara simultan, hasil penelitian menunjukkana
ini danya
pengaruh antara EVA, ROA, EPS terhadap harga saham Suchita
Pengaruh
Rasio Variabel
Wathi
Profitabilitas
(2006)
Rasio
dan
ROA
dan independen : rasio Berpengaruh
Positif
Leverage profitabilitas
terhadap
ROE
dan terhadap Harga Saham
Harga rasio leverage
sedangkan
pada Variabel dependen: Berpengaruh
Saham Perusahaan
harga saham
DER Negatif
terhadap Harga Saham
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Sumber: Diolah Peneliti (2011)
Universitas Sumatera Utara